Laporan Praktik Kerja Lapangan Ii
Laporan Praktik Kerja Lapangan Ii
Laporan Praktik Kerja Lapangan Ii
LAPORAN
FARHAN M. IKHSAN
NIRM.04.1.15.0724
Disetujui,
Pembimbing II Pembimbing I
Diketahui,
Ketua Prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga Laporan ini dapat diselesaikan. Judul dari Laporan ini adalah
Praktik Kerja Lapangan II Di Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi
Kalimantan Barat dan Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor yang telah
dilaksanakan pada bulan Juli 2018 sampai Agustus 2018.
Laporan Praktek Kerja Lapangan II ini dapat tersusun tidak lepas dari
bimbingan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Nazaruddin, MM., selaku Direktur POLBANGTAN Bogor
2. Dr. Dayat, SP., M.Si., selaku Ketua Prodi Penyuluhan Pertanian
Berkelanjutan, Jurusan Pertanian, Polbangtan Bogor
3. Dr. Ir. Soesilo Wibowo, MS, selaku Dosen Pembimbing I
4. Achmad Musyadar, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing II
5. Fransiska Lenti, SP selaku Pembimbing eksternal di Desa Seriang,
Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat
6. Fransiskus selaku Kepala Desa Seriang Kecamatan Badau, Kabupaten
Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat
7. Tokoh Masyarakat dan Perangkat Desa Seriang Kecamatan Badau,
Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat
8. Kedua orang tua yang elah memberikan dukungan moril dan materi
9. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan dalam
penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan II
Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Farhan M Ikhsan
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
Latar Belakang ...................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................... 2
Manfaat ................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 4
Identifikasi Potensi Desa Melalui PRA .................................................. 4
Program dan Programa Penyuluhan Pertanian ..................................... 8
Materi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan ......................................... 10
Media Penyuluhan Pertanian ................................................................ 13
Metode Penyuluhan Pertanian .............................................................. 16
Akses Informasi Penyuluhan Pertanian ................................................. 18
Memetakan Potensi Wilayah Desa ....................................................... 19
Pelaksanaan Penyuluhan Berdasarkan POD ........................................ 22
Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Petani ....................... 25
Evaluasi Penyuluhan Pertanian ............................................................ 29
PELAKSANAAN KEGIATAN ...................................................................... 32
Waktu dan Tempat ................................................................................ 32
Mekanisme Pelaksanaan ...................................................................... 32
Materi Kegiatan ..................................................................................... 32
Tahapan Pelaksanaan .......................................................................... 35
HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 45
LAMPIRAN .................................................................................................. 47
iv
v
DAFTAR TABEL
No Nama Halaman
1. Jenis Media Penyuluhan Berdasarkan Karakteristik Media .................. 13
2. Alternatif Pemilihan Media Sesuai Aspek Perilaku Sasaran ................. 14
3. Materi PKL, Rincian Kegiatan dan Output Kegiatan ............................. 29
4. Matriks Penentuan Prioritas Masalah ...... Error! Bookmark not defined.
5. Kisi-kisi Instrumen Evaluasi ................................................................. 40
6. Kriteria Penilaian .................................................................................. 41
vi
DAFTAR GAMBAR
No Nama Halaman
1. Skema Penyusunan Programa .............................................................. 8
2. Alur Proses Penyusunan Programa Kecamatan .................................... 8
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No Nama Halaman
1. Jadwal Palang Kegiatan PKL II ............................................................. 48
2. Lembar Konsultasi ................................................................................ 49
3. Form Realisasi OPSIN .......................................................................... 50
4. Contoh Transek Desa ........................................................................... 51
5. Contoh Peta Jenis Usaha ..................................................................... 52
6. Contoh Analisis Kemajuan (Trend Analysis) ......................................... 53
7. Contoh Diagram Venn .......................................................................... 54
8. Contoh Format LPM dan Sinopsis ........................................................ 55
9. Instrumen Evaluasi ............................................................................... 57
viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan pertanian pada era reformasi mengalami perubahan
paradigma dari paradigma lama yang lebih berorientasi kepada upaya-upaya
peningkatan produksi pertanian, kepada paradigma baru yang lebih berorientasi
pertanian berkelanjutan melalui peningkatan pendapatan dengan menerapkan
sistem agribisnis dan konservasi lingkungan.
Pada era revolusi hijau Tahun 1970, kondisi petanian di Indonesia
mengalami peningkatan produktivitas yang diiringi dengan tingginya penggunaan
pupuk kimia dan pestisida, terjadi peningkatan produktivitas Padi Nasional
sebelum adanya revolusi hijau yaitu 2,5 t/ha gkg menjadi 5,1 t/ha gkg pada tahun
2010 (Suyamto dan Zaini 2010). Orientasi pembangunan pertanian pada saat
revolusi hijau adalah peningkatan produktivitas nasional namun tidak diimbangi
dengan konservasi lingkungan, maka perlu adanya upaya pembangunan
pertanian yang berorientasi pertanian berkelanjutan.
Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya alam untuk
usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus
mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan
sumberdaya alam (Reijntjes,et.al 2003 dalam Djari, 2012). Dengan demikian
peningkatan produksi pertanian dengan menggunakan input luar yang melebihi
daya dukung lingkungan, akan sangat mempengaruhi kondisi ekosistem
sehingga akan mengalami degradasi, sekaligus berdampak pada berkurangnya
ketersediaan lahan pertanian potensial yang dapat diolah oleh generasi
mendatang.
Pengelolaan pertanian berkelanjutan perlu bersinergi dengan kegiatan
penyuluhan pertanian sebagai ujung tombak dalam pembanguna pertanian.
Seperti juga yang dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) .bahwa
“Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup”
Tujuan
Tujuan Praktik Kerja Lapangan II adalah :
1. Melaksanakan identifikasi potensi, permasalahan dan merumuskan
rekomendasi potensi dan pemecahan masalah wilayah melalui
permagangan pada lembaga BPP/UPTD Dinas Pertanian;
2. Melaksanakan kegiatan magang tentang prosedur penyusunan program
dan Programa Penyuluhan Pertanian;
3. Menyusun materi penyuluhan pertanian berkelanjutan;
4. Memilih, menetapkan dan mendesain media penyuluhan pertanian;
5. Memilih, menetapkan dan menyusun desain dan strategi metode
penyuluhan pertanian
6. Melaksanakan kegiatan magang mengenai akses dan informasi, teknologi,
permodalan, dan pasar pada penyuluhan pertanian berkelanjutan;
7. Memetakan potensi wilayah Desa;
3
Manfaat
Manfaat Praktik Kerja Lapangan II bagi mahasiswa adalah :
1. Mahasiswa dapat berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan penyuluhan bagi pelaku
utama dan pelaku usaha serta mampu membantu permasalahan pelaku
utama dalam pengembangan agribisnis di perdesaan;
2. Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dengan instansi
pemerintah/swasta, pengusaha tani/ petani dan stakeholder dalam
memfasilitasi kegiatan penyuluhan pertanian;
3. Mahasiswa dapat berlatih bermasyarakat dengan kondisi sosiokultur yang
beragam.
Metode PRA
Metode-metode PRA hanyalah bagian dari PRA karena PRA sebagai
metodologi pengembangan program, mencakup hal yang lebih luas: yaitu
kerangka konseptual, prinsip-prinsip, nilai ideologis, visi yang ingin dicapai, serta
metode/teknik yang dapat digunakan untuk mengaplikasikan pemikiran tentang
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
PRA terdiri dari sekumpulan teknik atau alat yang dapat dipakai untuk
mengkaji keadaan perdesaan. Teknik ini berupa visual (gambar, tabel, bentuk)
yang dibuat oleh masyarakat sendiri dan dipergunakan sebagai media diskusi
masyarakat tentang keadaan mereka sendiri serta lingkungannya. Beberapa
teknik yang terkenal berdasarkan Panduan yang dikeluarkan oleh Departemen
Perikanan dan Kelautan, antara lain:
a. Peta (potensi) desa
Suatu metode untuk memplot informasi yang ada pada suatu daerah
dalam suatu peta. Pemetaan ini dilakukan berdasarkan partisipasi
masyarakat. Di mana masyarakat yang mengetahui keberadaan informasi
tersebut memplot sendiri informasi yang ada pada peta dasar atau langsung
membuat peta sendiri.
Pemetaan partisipatif berupa metode untuk mengumpulkan dan
memetakan informasi yang ada serta yang terjadi dalam masyarakat serta
kondisi sekitar. Informasi tersebut dikumpulkan, dipetakan dan dianalisis
untuk membantu pengelola memahami kondisi yang lalu, kondisi saat ini
serta memperkirakan potensi atau kondisi akan datang bagi pengelolaan
pertanian.
b. Kalender musiman
Teknik ini merupakan suatu cara untuk mendokumentasikan periode
siklus reguler (suatu musim) dan kegiatan-kegiatan utama yang ada selama
setahun dan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Kalender musim
ini berisi gambar-gambar lingkungan, budaya dan sosial ekonomi dalam
periode satu tahun.
Kalender musiman berguna dalam memberi informasi tentang
periode penting selama setahun yang mempengaruhi kondisi sosial ekonomi
masyarakat pesisir, serta untuk mengidentifikasi periode yang sesuai untuk
melaksanakan suatu kegiatan.
6
Perumusan Keadaan
Penetapan Tujuan
Penetapan Masalah
Penetapan Rencana
Kegiatan
Pengesahan
Programa
Sinopsis materi penyuluhan berisi (1) Judul; (2) Bagian awal; (3)
Bagian utama; dan (4) Bagian akhir.
1. Media Penyuluhan Gambar, Skets, Foto, Poster, Leaflet, Folder, Peta Singkap, Kartu
Tercetak Kilat, Diagram, Grafik, Bagan, Peta, Brosur, Majalah, Buku
Kelebihannya : Relatif tahan lama, dapat dibaca berulang-ulang,
dapat digunakan sesuai kecepatan belajar masing-masing,
mudah dibawa dsb.
Kelemahannya : Proses penyampaian sampai pencetakan butuh
14
3. Kursus Tani
Kursus tani adalah kegiatan belajar dan mengajar bagi para petani dalam
waktu tertentu dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
petani.
Jenis Peta
Ada beberapa macam peta yang dikenal selama ini ditinjau dari segi
teknis, skala, isi dan tujuannya. Menurut Wardiyatmoko (2004) dalam Muhi
(2011) ada beberapa macam peta ditinjau dari jenis, skala, isi dan tujuannya,
yaitu:
a. Peta umum, yaitu peka yang menggambarkan segala sesuatu yang ada
dalam suatu wilayah atau daerah. Dalam peta ini digambarkan sungai,
sawah hutan, tempat pemukiman, jalan raya, jalur rel kereta api dan
sebagainya.
b. Peta tematik (khusus), yaitu peta yang menggambarkan kenampakan-
kenampakan tertentu di permukaan bumi. Pada peta tematik biasanya
dilengkapi dengan data yang terkait dengan unsur-unsur geografi, antara
lain:
Luas wilayah keseluruhan dan bagian-bagiannya.
Lokasi suatu wilayah termasuk batas-batas administrasinya.
Letak, jarak dan arah suatu tempat dengan tempat lain.
Penyebaran sosial, ekonomi dan budaya.
Kenampakan alam/fisik permukaan bumi atau data spesifik
lainnya.
Setelah semua potensi dan permasalahan wilayah (desa) dianalisis atau
diidentifikasi untuk mempermudah dalam mengkomunikasikannya kepada
masyarakat, penggunaan atau pihak-pihak yang berkepentingan lainya maka
segala potensi dan permasalahan tersebut dapat digambarkan atau dipetakan
penyebarannya. Pemetaan potensi dan permsalahan wilayah desa dimaksudkan
untuk menggambarkan dan memudahkan dalam mengenali dan memahami
potensi-potensi dan permasalahan yang ada dalam wilayah desa agar dapat
ditentukan penanganan yang tepat. kegiatan atau aktivias untuk mengetahui dan
menggambarkan posisi serta penyebaran potensi dan permasalahan dalam
suatu wilayah desa inilah yang disebut dengan memetakan potensi dan
permasalahan wilayah desa (Muhi, 2011).
2. Tentukan simbol-simbol untuk tiap potensi yang ada dalam wilayah desa.
3. Tentukan simbol-simbol untuk tiap permasalahan yang ada dalam wilayah
desa.
4. Pasangkan simbol-simbol potensi yang ada wilayah desa pada peta desa
sesuai dengan posisi yang diyakini keberadaannya berdasarkan hasil
pengamatan di lapangan.
5. Pasangkan simbol-simbol permasalahan yang ada dalam wilayah desa
pada peta desa sesuai dengan posisi yang diyakini keberadaannya
berdasarkan hasil pengamatan di lapangan.
6. Beri keterangan untuk setiap item simbol yang terdapat di dalam peta.
Pengertian
Knowles (1970) dalam Padmowihardjo (2014) mendefiniskan Pendidikan
Orang Dewasa (POD) sebagai ilmu bagaimana memimpin atau membimbing
orang dewasa; atau ilmu mengajar orang dewasa. Andragogi menstimulasi orang
dewasa agar mampu melakukan proses pencarian dan penemuan ilmu
pengetahuan yang mereka butuhkan dalam kehidupan. Andragogi pada
hakikatnya berlangsung terus-menerus, tiada henti-hentinya selama manusia
masih hidup. Andragogi adalah identik dengan konsep life long education atau
pendidikan sepanjang hayat.
Definisi
Kelembagaan Petani adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari,
oleh, dan untuk petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan
petani, mencakup Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani, Asosiasi
Komoditas Pertanian, dan Dewan Komoditas Pertanian Nasional.
Penumbuhan Kelompoktani
Dalam penumbuhan kelompok tani, yang perlu diperhatikan yaitu
kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial-ekonomi, keakraban, saling
mempercayai, dan keserasian hubungan antar anggota untuk kelestarian
kehidupan berkelompok, sehingga setiap anggota merasa memiliki dan
menikmati manfaat dari setiap kegiatan.
Pelaksanaan penumbuhan kelompoktani melalui tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan Penumbuhan Poktan
1) Penyuluh Pertanian mengidentifikasi melalui pengumpulan data dan
informasi Petani yang belum menjadi anggota Poktan
2) Penyuluh Pertanian menjelaskan kepada tokoh-tokoh Petani dan
aparat desa
3) Penyuluh Pertanian kemudian melakukan pertemuan kelompok-
kelompok atau kelembagaan sosial dan pertemuan di tingkat
RW/dusun dalam satu desa/kelurahan
b. Proses Penumbuhan Kelompoktani
1) Penyuluh Pertanian melakukan sosialisasi tentang penumbuhan
Poktan kepada tokoh-tokoh Petani setempat dan aparat
desa/kelurahan;
2) Pertemuan atau musyawarah Petani yang dihadiri oleh tokoh
masyarakat, pamong desa/kelurahan, instansi terkait, dengan
didampingi Penyuluh Pertanian;
24
Pengembangan Kelompoktani
Pengembangan Poktan diarahkan pada (a) penguatan Poktan menjadi
Kelembagaan Petani yang kuat dan mandiri; (b) peningkatan kemampuan
anggota dalam pengembangan agribisnis; dan (c) peningkatan kemampuan
Poktan dalam menjalankan fungsinya.
a. Penguatan Poktan menjadi Kelembagaan Petani yang Kuat dan Mandiri,
melalui :
1) Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama;
2) Melaksanakan pertemuan secara berkala dan berkesinambungan
(rapat anggota, rapat pengurus, dan rapat lainnya);
3) Menyusun rencana kerja dalam bentuk rencana definitif kelompok
(RDK) dan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK)
berdasarkan kesepakatan dan dilakukan evaluasi secara partisipatif;
memiliki pengadministrasian kelembagaan petani;
4) Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu sampai
dengan hilir;
5) Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar;
6) Sebagai sumber pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha
petani umumnya dan anggota khususnya;
7) Menumbuhkan jejaring kerjasama kemitraan antara Poktan dengan
pihak lain;
8) Mengembangkan pemupukan modal usaha, baik iuran anggota
maupun penyisihan hasil kegiatan usaha bersama; dan
9) Meningkatkan kelas kemampuan Poktan yang terdiri atas Kelas
Pemula, Kelas Lanjut, Kelas Madya, dan Kelas Utama, sesuai
25
Tujuan Evaluasi
Menurut Stufflebeam (1971) dalam Effendy (2017) ada dua tujuan evaluasi
yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
telah sesuai atau menyimpang dari pedoman yang ditetapkan,
Prinsip Evaluasi
Menurut Mardikanto (1996) dalam Effendy (2017), kegiatan evaluasi
harus memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi yang terdiri atas :
a. Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tak
terpisahkan dari kegiatan perencanaan program, artinya bahwa tujuan
evaluasi harus selaras dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah
dinyatakan dalam perencanaan programnya.
28
PELAKSANAAN KEGIATAN
Mekanisme Pelaksanaan
Kegiatan PKL II terintegrasi dengan kegiatan pengabidan masyarakat di
Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat dan kegiatan OPSIN
(Optimalisasi Penggunaan Alsintan) di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan PKL terbagi kedalam 10 materi kegiatan dimana terdapat 7 materi
kegiatan yang akan dilaksanakan di Kalimantan Barat dan 3 materi kegiatan
yang akan dilaksanakan di Jawa Barat.
Materi Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan II
Kegiatan PKL II yang akan dilaksanakan meliputi 10 jenis kegiatan dalam
tabel 3.
Tabel 3. Materi PKL, Rincian Kegiatan dan Output Kegiatan
No Materi Kegiatan Rincian Kegiatan Output Kegiatan
1 Melaksanakan identifkasi Melakukan identifikasi Hasil kerja berupa
potensi, permasalahan dan potensi dan permasalahan notulen hasil
merumuskan rekomendasi wilayah melalui SWOT/FGD/ PRA
potensi dan pemecahan SWOT/FGD/PRA atau Daftar Hair
masalah wilayah melalui metode partisipasi lainnya Dokumentasi
pemaganganpada lembaga (wilayah Desa) kegiatan
Penyuluhan/ Balai Merumuskan rekomendasi
Penyuluhan Pertanian potensi dan pemecahan
(BPP) masalah.
2 Melaksanakan kegiatan Mengidentifikasi program Hasil kerja
magang tentang prosedur dan Programa Penyuluhan prosedur
penyusunan program dan Pertanian yang tesedia di penyusunan
Programa Penyuluhan BPP setempat program dan
Pertanian Mempelajari proses Programa
penyusunan program dan Penyuluhan
Programa Penyuluhan Pertanian
30
Kegiatan OPSIN
Kegiatan pengawalan pendampingan OPSIN merupakan salah satu
program kemeterian pertanian dalam upaya peningkatan produksi pertanian
yang melibatkan penyuluh dan mahasiswa untuk membantu dalam
mensukseskan kegiatan OPSIN. Kegiatannya meliputi :
a. Identifikasi dan verifikasi Alsintan bantuan pemerintah 2014 – 2017
ditingkat Poktan/Gapoktan/UPJA.
b. Mencari Lahan Bera/Lahan Baru Panen/Lahan yang akan diolah (Potensi
luas tanam) berkoordinasi dengan penyuluh dan babinsa : potensi luas
tanam periode 03 Agustus – 03 September 2018.
c. Mencari Lahan yang akan dipanen (Potensi luas panen) berkoordinasi
dengan penyuluh dan babinsa : potensi luas panen 03 Agustus – 03
September 2018
d. Menggerakkan TR2 dan TR4 yang ada di Poktan/Gapoktan/UPJA untuk
mengolah poin (b) serta CHK, CHS dan CHB untuk memanen poin (c).
Berkoordinasi dengan penyuluh, babinsa, Poktan/Gapoktan/UPJA.
e. Mengoptimalkan dan memonitor pemanfaatan Pompa air dalam
mendukung percepatan luas tanam
32
Tahapan Pelaksanaan
Pembekalan
Pembekalan diberikan kepada mahasiswa dan dilaksanakan di kampus
Polbangtan Bogor. Pembekalan dimaksudkan antara lain untuk
menginformasikan lokasi PKL masing-masing mahasiswa yang sudah
ditetapkan, dan menyamakan persepsi tentang pelaksanaan PKL, terutama
berkaitan materi yang perlu dikuasai dan mekanisme pelaksanaan tugasnya.
Penyusunan Proposal
Proposal disusun oleh mahasiswa yang diarahkan dan dibimbing oleh
dosen pembimbing. Proposal dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan
kegiatan PKL sehingga dapat terarah dan kompetensi dapat tercapai.
Pelaksanaan PKL II
a. PKL II di Kec. Badau, Kab. Kapuas Hulu
1. Melaksanakan Identifikasi Potensi Wilayah
Kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan dilakukan di Desa
Seriang, Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi
Kalimantan Barat. Tahapan dalam melakukan identifkasi potensi wilayah
yaitu dengan menggunakan metode PRA (Participatory Rural Appraisal).
33
jika dibuat juga leaflet sebagai salah satu media tercetak yang dapat
disimpan sehingga dapat dibaca dikemudian hari.
6. Melaksanakan Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dilakukan kepada kelompok tani yang
berada di Desa Seriang Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu.
Penyuluhan dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip POD. Metode
penyuluhan yang digunakan sesuai yang telah dirancang pada materi
sebelumnya serta menggunakan media penyuluhan yang telah dibuat
agar materi penyuluhan lebih mudah dimengerti oleh petani.
Kegiatan penyuluhan dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan pada
kelompok tani yang sama dan materi yang berbeda. Sinopsis materi
penyuluhan dan daftar hadir dibuat sebagai bukti telah melaksanakanya
kegiatan penyuluhan. penyuluhan dilakukan setiap satu minggu sekali
dengan metode anjangsana ke kelompok tani bersama dengan
penyuluh.
Informasi Pasar
Kegiatan mengidentifikasi informasi pasar didapatkan dari hasil
wawancara petani, penyuluh dan pihak terkait sehingga didapatkan
informasi harga pasar dan permintaan pasar. Pendekatan dari akses
informasi pasar adalah komoditas pertanian. Hasil dari identifikasi
tersebut kemudian disampaikan kepada petani dan penyuluh sehingga
dapat diaplikasikan dalam bertataniaga hasil pertanian para petani.
Sasaran Kegiatan
Penentuan kelompoktani
Kelompoktani yang aktif, direkomendasikan oleh penyuluh,
kelompoktani yang terjangkau oleh jarak dan tenaga serta yang dapat
program kaji terap tentang jajar legowo, yaitu Kelompoktani Sauyunan yang
berada di Desa Sipayung, Kecamatan Sukajaya.
Penentuan sampel
Penentuan sampel mengunakan metode sensus, dimana semua
populasi menjadi sampel sehingga jumlah sampel adalah 30 orang petani di
Kelompoktani Sauyunan.
Instrumen Evaluasi
Perumusan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam kegiatan evaluasi penyuluhan
pertanian ini berupa kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang telah ada
jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah
disediakan. Instrumen yang digunakan berisi daftar pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan dengan indikator kajian yang akan dievaluasi.
40
Analisis Data
Data hasil kuesioner pada kegiatan evaluasi ini dikumpulkan dan
disajikan dalam bentuk tabulasi kemudian diolah dan dianalisis secara
statistik deskriptif. Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009).
Analisis ini digunakan untuk mendiskripsikan pengetahuan petani yang
meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan terhadap teknologi jajar
legowo. Kriterian penilaian yang digunakan dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Kriteria Penilaian
Penyusunan Laporan
Mahasiswa menyusun laporan PKL II dengan bimbingan dosen.
Konsultasi mahasiswa kepada pembimbing internal, dilakukan di kampus
Polbangtan Bogor maupun saat supervise di lokasi PKL II.
42
Pelaksanaan Ujian
Penulis mengikuti ujian PKL II pada waktu sesuai jadwal yang tertera
pada kalender kegiatan PKL II. Bahan ujian yang perlu dipersiapkan penulis yaitu
laporan PKL II yang telah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing
internal.
43
2. Transek
Desa Seriang memiliki kontur wilayah yang berbukit dan memiliki
anak-anak sungai, wilayahnya sebagian besar adalah ladang dan hutan
lindung. Oleh karena itu, Wilayah Desa Seriang memiliki jenis tanah dan
potensi pertanian yang beragam.
3. Pola Produksi
Petani di Desa Seriang hampir seluruhnya memiliki ladang yang
luas, digunakan untuk bertanam lada, padi ladang dan umbi-umbian. Pola
tanam yang digunakan adalah ladang berpindah. Selama sepanjang
tahun, masyarakat Desa Seriang berladang lada dengan masa panen
setiap satu tahun sekali. Masa panen yang banyak yaitu pada bulan Juni
– Juli. Pola tanam padi ladang/gogo yaitu hanya satu kali tanam selama
periode setahun, dimana pada bulan Juli mulai membuka lahan dengan
cara dibakar keudian teba benih pada bulan Agustus. Periode panen
44
padi ladang adalah 6-7 bulan, sehingga pada bulan Maret-April mulai
dilakukan panen.
4. Diagram Venn
Desa seriang memiliki keterbatasan dalam penyediaan fasilitas
Desa sehingga perlu memenuhi dengan mengakses ke Desa lain hingga
ke pusat Kecamatan. Fasilitas yang terdapat di dalam Desa antara lain
posyandu, SD, SMP. Fasilitas yang berada di luar desa atau di pusat
kecamatan antara lain pasar, puskesmas, bengkel, bank, rumah makan,
dll. Masyarakat Desa Seriang tidak bisa memenuhi kebutuhan yang lain
sendiri, akan tetapi bergantung juga dengan mengakses Desa lain meski
dengan jarak yang cukup jauh.
7. Peta Mobilitas
Akses mobilitas Desa Seriang terhadap fasilitas penunjang baik
pasar, kesehatan, maupun lembaga pemerintahan harus berhubungan
dengan Desa lain dan pusat kecamatan. Akses menuju pasar dan Bank
cukup tinggi meski berada di luar Desa.
45
9. Kalender Harian
Kegiatan harian petani Desa Seriang setiap harinya pergi ke
ladang dari pagi hingga sore, dan pada malam harinya melakukan
kegiatan di rumah, mengangkat lada yang dijemur dan mengurusi ternak.
b) Potensi Desa
Desa Seriang merupakan salah satu dari 9 Desa di Kecamatan Badau
yang terdiri dari 2 dusun dan mempunyai luas wilayah ± 585,63 ha. Batas-
batasnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan Serawak, Malaysia
- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pulau Majang
- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sebindang
46
meski hanya dalam jumlah yang sedikit di dekat rumah mereka. Diluar areal
pemukiman juga terdapat perkebunan sawit milik perusahaan swasta.
Mayoritas lahan yang tersedia di Desa Seriang dimanfaatkan untuk
kegiatan berladang dengan komoditas lada dan padi ladang yang berpindah-
pindah.
Pola tanam yang diterapkan selama ini pada padi ladang yaitu ladang
berpindah, karena banyaknya lahan yang tersedia namun jumlah SDM yang
terbatas. Setiap 2 – 3 tahun para petani membuka lahan baru untuk ditanami
kembali dengan cara membakar lahan tersebut lalu ditanam secara sebar atau
tanam benih langsung. Keadaan seperti ini terjadi karena masyarakat
beranggapan bahwa dengan cara membakar akan lebih cepat dalam membuka
lahan baru dan hasil pembakaran berguna sebagai pupuk. Sehingga
penggunaan pupuk dasar di Desa Seriang hampir tidak pernah diberikan karena
proses berladang yang berpindah-pindah. Ternak yang mereka pelihara terutama
ternak ayam buras masih belum memiliki kandang, sedangkan ternak babi sudah
diberi kandang namun belum memenuhi standar untuk kandang babi.
Sarana dan Prasarana di Desa Seriang masih dalam tahap
perkembangan antara lain saat ini telah dibangun infrastruktur jalan raya yang
menghubungkan dari ibukota kabupaten Kapuas Hulu, Putusibau hingga PLBN
(Pos Lintas Batas Negara) Nanga Badau dengan kondisi yang telah diaspal,
akan tetapi untuk akses jalan dalam wilayah Dusun masih belum dilakukan
pengaspalan. Terdapat balai Desa yang dibangun pada tahun 2017 untuk
menunjang kegiatan pertemuan di Desa. Selain itu terdapat Posbindu sebagai
sarana kesehatan bagi masyarakat Desa dan terdapat sarana beribadah seperti
gereja untuk menunjang kegiatan peribadatan di Desa Seriang. Sarana
Pendidikan di Desa Seriang antara lain terdapat 1 SD dan 1 SMP : SDN 05
Seriang dan SMPN 3 Badau.
Pemerintah Desa Seriang dan masyarakatnya telah mencanangkan
program Desa Siaga yaitu untuk mewujudkan masyarakat Desa yang peduli,
tanggap, dan mampu mengatasai permasalah kesehatan secara mendiri.
Terdapat juga Pos Penjagaan Perbatasan Negara Yonif 032 yang dijaga oleh
TNI untuk menjaga patok perbatasan di wilayah Desa Seriang karena memang
wilayahnya berbatasan langsung dengan Negara Malaysia.
Penduduk Desa Seriang sampai bulan Juli Tercatat sejumlah 545 jiwa,
dengan jumlah kepala keluarga 175 KK. Mayoritas penduduk di Desa Seriang
48
adalah suku Dayak Iban yang beragama Kristen Katolik. Dari jumlah penduduk
tersebut dapat dilihat menurut komposisinya pada Tabel 6.
Tabel 6. Komposisi Jumlah Penduduk Desa Seriang
Masalah Sosial
Masyarakat di Desa Seriang masih memiliki tradisi untuk
melakukankegiatan ladang berpindah karena luasnya kepemilikan tanah
mereka. Kegiatan ladang berpindah tidak terlepas dengankebiasaan
pembukaan lahan dengan cara dibakar, sehingga tidak jarang terjadi
kabut asap yang cukup mengganggu kesehatan. Sulit sekali dalam untuk
50
Masalah Ekonomi
Masalah fluktuasi harga lada tidak begitu meresahkan petani lada.
Petani beranggapan bahwa biarlah harga yang berfluktuasi asal tanaman
sehat dan bisa memberikan hasil yang tinggi karena harga lada masih
cukup tinggi, karena pasar mereka adalah pengepul untuk dijual di
Malaysia.
.
53
4) Pembuatan MOL
Metode yang digunakan dalam penyuluhan pembuatan MOL
adalah demonstrasi cara, karena prosedur pembuatan haruslah sesuai
dan dengan melibatkan petani maka mereka akan lebih mengingat apa
yang mereka kerjakan dibandingkan hanya melihat tayangan video
atau ceramah saja.
Melaksanakan Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dibatasi dan hanya dilaksanakan sebanyak 4 kali di
di Desa Seriang, Kecamatan Badau karena keterbatasan waktu dan biaya.
Kegiatan Penyuluhan menggunakan prinsip POD (Pendidikan orang Dewasa)
dimana dalam melaksanakan penyuluhan haruslah bersifat interaktif dan
partisipatif, penyampaian materi yang singkat dan jelas dengan durasi
penyuluhan yang tidak terlalu lama, kemudian diakhiri dengan adanya diskusi
dan evaluasi. Penyusunan LPM (Lembar Pesiapan Menyuluh) dan sinopsis
dilakukan agar kegiatan penyuluhan dapat terukur dan terarah, adapun LPM
dadapat dilihat dalam Lampiran 4 . Berikut ini merupakan hasil pelaksanaan
penyuluhan yang dilakukan di Desa Seriang :
Tabel 9. Hasil Pelaksanaan Penyuluhan
No Materi Penyuluhan Media Metode Jumlah Petani
yang Hadir
1. Seleksi Benih Padi Alat Peraga, dan Ceramah dan 30
powepoint Demonstrasi Cara
2. Pengangan Panen dan Powepoint, dan folder Ceramah dan 23
Pascapanen Lada Diskusi
3. Pembuatan Kompos Ala peraga, dan Demonstasi Cara 18
brosur
4. Pembuatan MOL Ala peraga, dan Demonstasi Cara 18
brosur
tani sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi tidak berjalan
bahkan struktur kelompok dan administrasi kelompok pun tidak ada.
Mahasiswa Polbangtan Bogor mencoba untuk menumbuhkan kembali
kelompok tani di Desa Seriang, karena melihat tingginya antusias para petani
saat mengikuti penyuluhan dan beberapa masukan dari aparat desa dan tokoh
masyarakat. Kegiatan penumbuhkembangan yang dilakukan yaitu dengan
memberi penyuluhan dan motivasi tentang pentingnya kelembagaan dalam
petani, kemudian memfasilitasi untuk membentuk struktur kelompok tani yang
terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Kegiatan penumbuhan kelompok ini
dilakukan dengan metode FGD (Focus Grup Discussion). Hasil dari kegiatan ini
adalah berupa struktur dan data anggota kelompok yang kemudian diberikan
kepada penyuluh pertanian setempat agar dapat diberikan pembinaan kelompok
lebih lanjut. Hasil kerja unit kompetensi ini dapat dilihat dalam Lampiran 5.
sebab itu, Penulis melakukan magang untuk mencari tahu bagaimana cara
mengakses informasi teknis, pemasaran dan permodalan yang lebih luaas lagi
sehinggga dapat direkomendasikan kepada petani di Desa Sipayung dan Desa
Pasirmadang, Kecamatan Sukajaya. Berikut ini merupakan hasil dari magang
akses informasi :
1) Akses Informasi Teknologi
Kegiatan magang akses informasi teknologi dilakukan di Balai
Penyuluhan Pertanian Cigudeg sebagai pusat diseminasi teknologi pertanian
yang berasal dari berbagai sumber seperti Balitbangtan (Balai Penelitian dan
Pengembangan Pertanian), BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian),
dan Dinas Pertanian. Petani dapat mendapatkan berbagai informasi
teknologi pertanian di BPP Cigudeg melalui Peyuluh dan POPT, juga
terdapat fasilitas perpustakaan untuk menunjang ketesediaan sumber
informasi teknologi pertanian. Selain dari BPP, kini telah ada sistem akses
teknoogi yang berbasis online dan melalui aplikasi android. Berikut ini
merupakan aplikasi android bagi petani untuk mengakses informasi
teknologi pertanian disajikan dalam tabel 11.
Tabel 11. Sumber Akses Informasi Teknologi Berbasis Android
No Aplikasi Keterangan
1. Mata Daun Aplikasi untuk menghitung kadar klorofil dan
nitrogen pada daun padi dan kedelai.
2. PETANI Aplikasi berbasis Android yang akan memudahkan
pakar menjawab secara langsung masalah-
masalah pertanian, melalui ponsel kepada
penanya.
3. Rice Doctor Aplikasi ini dikembangkan oleh International Rice
Research Institute (IRRI). Aplikasi ni berisi lebih
dari 100 permasalahan pada tanaman padi yang
umumnya terjadi di lapangan, seperti kekurangan
unsur hara, serangan OPT, faktor lingkungan, dan
permasalahan lainnya.
4. Katam Kalender Tanam Terpadu adalah pedoman atau alat
Terpadu bantu yang memberikan informasi spasial dan tabular
tentang prediksi musim, awal tanam, pola tanam, luas
tanam potensial, wilayah rawan banjir dan kekeringan,
potensi serangan OPT, serta rekomendasi dosis dan
kebutuhan pupuk, varietas yang sesuai (pada lahan
sawah), dan data alsin berdasarkan prediksi
variabilitas dan perubahan iklim.
Sumber : Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kab.Bogor,
2017
60
Menerima hasil
pembayaran sesuai
yang disepakati
No Aplikasi Keterangan
1. Tani Hub Aplikasi yang memudahkan petani dalam menjual
hasil panennya. Tujuan : Memberikan keadilan bagi
petani agar bebas dari perantara atau
tengkulaknyang bermain harga dan menekan
mereka.
2. Limakilo Aplikasi ini menghubungkan petani secara
langsung dengan konsumen baik pebelian partai
besar maupun kecil dengan sistem transaksi yang
terbuka sehingga megnuntungkan kedua belah
pihak.
3. Pantau Harga Aplikasi yang berisi fitu utama cek harga, kirim
harga dan jual komoditas. Penggun aplikasi ini
dapat mengetahui informasi harga pangan resmi di
pasar, sehingga dapat melakukan transaksi dengan
petani secara langsung dan transparan.
4. Nurbaya Aplikasi ini menghubungkan petani secara
Initiative langsung dengan konsumen baik pembelian partai
besar maupun kecil dengan sistem transaksi yang
terbuka sehingga menguntungkan kedua belah
pihak.
Sumber : Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kab.Bogor,
2017
b) Desa Pasirmadang
Desa Pasirmadang adalah salah satu Desa di Kecamatan Sukajaya
berada pada kordinat 6°35’ 30’’ S, 106°28’ 37’’ E memiliki luas wilayah 1.749
Ha. Berikut ini adakah batas-batas wilayah administratif pemerintahan Desa
Sipayung.
Sebelah Utara : Desa Jugalajaya, Kec.Jasinga
Sebelah Timur : Desa Kiarasari, Kec. Sukajaya
Sebelah Selatan : Desa Cisarua, Kec.Sukajaya
Sebelah Barat : Desa Cileuksa, Kec. Sukajaya
Topografi Desa Sipayung berupa wilayah yang bervariasi mulai dari
daaran rendah sampai pegunungan/ perbukitan yang berada pada
ketinggian 350 – 400 mpdl dengan suhu rata-rata berkisar 25 - 36°C. Desa
Pasirmadang terdiri dari 3 Dusun, 6 RW dan 27 RT, Orbitrasi dan waktu
tempuh dari ibukota Kecamatan 1 km dan ke BPP 14 km.
Luas areal pesawahannya adalah 118 Ha dengan setengah
luasannya merupakan lahan sawah tadah hujan. Luas lahan darat mencapai
2.519 Ha, dimana area yang paling besar adalah Hutan Rakyat yang
mencapai 865 Ha dan Perkebunan Negara 800 Ha. Luas lahan tegalan
adalah 654 Ha yang ditanami dengan komoditas hortikultura dan palawija.
(Programa BPP X Cigudeg, 2017)
Komoditas utama bagi masyarakat Desa Sipayung adalah padi, dan
palawija, seperti ubi, singkong, jagung, cabai, terong, kacang panjang,
tomat, dll. Lahan hutan rakyat ditanami oleh tanaman keras seperti pohon
64
sengon dan jati, serta sebagian ditanami cengkeh dan pala oleh masyarakat
Desa Pasirmadang. Cengkeh menjadi komoditas unggulan Desa
Pasirmadang, dan saat ini sedang mengembangkan komoditas pala di Desa
Pasirmadang.
Fasilitas penunjang yang ada di Desa Sipayung cukup memadai
seperti Kantor Kecamatan, Mesjid, Sekolah, dan Posyandu. Setiap rumah
penduduk, rata-rata memiliki kandang ternak ayam dan ternak domba
sebagai tambahan penghasilan mereka.
65 57
60 50
55
50
45
40 33 30
35 27
30 20
25 17 17
20
15
10 0
5
0
Umur Tingkat Pendidikan Lama Bertani Luas Garapan
28-41 th; SD; <15 th; <0,25 ha 42-56 th; SMP; 15-25 th; >0,25 ha
57-70 th;Tidak Sekolah; >25 th;
1) Umur
Umur petani responden yang menjadi responden yang paling
muda adalah petani yang berumur 28 tahun sedangkan yang paling tua
adalah petani dengan berumur 41 tahun, sehingga pembagian golongan
umur responden dibagi menjadi tiga interval umur, berikut ini merupakan
tabel distribusi petani responden menurut umur :
2) Tingkat Pendidikan
Berikut ini merupakan karakteristik petani menurut tingkat
pendidikan yang dibagi dalam beberapa tingkatan pendidikan, namun
hanya tingkat pendidikan SD, SMP, dan tidak tamat SD saja yang
disajikan pada tabel 12.
4) Luas Garapan
Berikut ini merupakan distribusi petani responden berdasarkan
luasan garapan usaha taninya, dimana dibagi kedalam dua ketegori
yaitu luas kurng dari 0,25 ha dan lebih dari 0,25 ha dapat dilihat pada
tabel 14.
2) Sikap Petani
Kuesioner digunakan untuk mengukur sikap petani mengenai
teknologi jajar legowo yang telah diberikan oleh penyuluh dan
diharapkan menunjukkan sikap positif. Sikap petani terhadap teknologi
sistem pola tanam jajar legowo dibagi menjadi empat kategori yaitu
kategori tidak setuju, kurang setuju, setuju, dan sangat setuju. Adapun
hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 18.
3) Keterampilan Petani
Keterampilan petani diukur menggunakan instrumen kuesioner
mengenai teknologi pola tanam sistem jajar legowo. Kuesioner tersebut
digunakan untuk mengukur seberapa jauh keterampilan petani dalam
melakukan teknologi pola tanam sistem jajar legowo. Materi mengenai
teknologi pola tanam sistem jajar legowo, dibuat menjadi 4 pertanyaan
yang mengukur tingkat keterampilan petani. Adapun ukuran
keterampilan petani dibagi menjadi empat kategori yaitu kategori tidak
terampil, kurang terampil, terampil, dan sangat terampil. Berikut ini
merupakan tabel distribusi keterampilan petani yang disajikan pada
tabel 17.
Tabel 17. Distribusi Keterampilan Petani
Persentase
Kategori Skor Jumlah
(%)
Tidak Terampil 1,00 - 1,74 4 13.3%
Kurang Terampil 1,75 - 2,49 10 33.3%
Terampil 2,50 - 3,24 13 43.4%
Sangat Terampil 3,25 - 4,00 3 10.0%
Total 30 100%
Sumber: Data diolah oleh penulis, 2018
Simpulan
1. Kegiatan IPW dilakukan di Desa Seriang, Kec.Badau dimana potensi utama
di Desa Seriang adalah komoditas lada dan padi ladang dan juga masih
banyaknya areal yang tidak dapat ditanami. Adapun permasalahannya
adalah produktivitas padi ang masih rendah dan kualitas lada yang semakin
menurun.
2. Program yang terdapat di Desa Seriang lebih banyak dalam sektor
pembangunan Desa dan infrastruktur Desa. Sedangkan prosedur
penyusunan programa masih belum sesuai dengan aturan, sehingga
dilakukan penyusunan programa Desa yang melibatkan petani.
3. Materi penyuluhan ditentukan dari hasil diagram peringkat, antara lain
seleksi benih padi, panen dan pascapanen lada, pebuatan kompos dan
MOL.
4. Media penyuluhan yang digunakan antara lain alat peraga langsung,
powerpoint, dan media tercetak seperti folder dan brosur.
5. Metode penyuluhan yang dipilih menyesuaikan dengan materi penyuluhan
yang dibawakan antara lain demonstrasi cara dan ceramah.
6. Potensi Desa Sipayung, Kecamatan Sukajaya antara lain padi dan pala,
sedangkan potensi Desa Pasirmadang adalah padi dan cengkeh karena
kedua wilayah ini masih banyak wilayah perkebunan wakyat dan hutan
Negara.
7. Kegiatan magang akses informasi dilakukan di Kecamatan Sukajaya antara
lain megang akses informasi teknologi dilaksanakan di BP3K X Cigudeg,
akses informasi permodalan dilakukan di Bank BRI Unit Cigudeg, dan akses
informasi pemasaran dilakukan di PD.Pasar Cigudeg karena keterbatasan
akses informasi di Kecamatan Sukajaya.
8. Pelaksanaan penyuluhan dilakukan di Desa Serang, Kecamatarn Badau
sebanyak empat kali dengan materi penyuluhan tentang seleksi benih padi,
panen dan pascapanen lada, pembuatan kompos, dan pembuatan MOL.
9. Kegiatan penumbuhkembangan kelembagaan petani dilakukan di Desa
Seriang dengan memberikan materi penyuluhan tentang dinamika kelompok
agar kelompok tani di Desa Seriang yang sudah tebentuk dapat aktif
kembali.
78
10. Evaluasi yang dilakukan adalah perilaku petani terhadap teknologi jajar
legowo di Desa Sipayung, Kecamatan Sukajaya dengan hasil tingkat
pengetahuan petani termasuk dalam kategori Sangat tahu (63,4%), Sikap
dengan hasil Setuju (83,3%) dan Keterampilan dalam ketegori terampil
(43,4%).
Saran
Saran untuk di wilayah Desa Seriang, Kecamatan Badau diperlukan
kegiatan pembinaan lebih lanjut dan diseminasi teknologi melalui kegiatan
penyuluhan berdasarkan hasil IPW yang lebih terinci agi karena keterbatasan
waktu yang hanya satu bulan sehingga sangat kurang hingga petani mencapai
kemandirian. Sedangkan untuk di Kecamatan Sukajaya, potensi desa masih
perlu digali lagi dan perlu pengembangan dalam hal akses pemasaran karena
lokasi Kecamatan Sukajaya cukup sulit diakses dari pusat keramaian. Hasil
evaluasi terhadap perilaku menunjukkan hasil yang baik sehingga perlu
dikembangkan menjadi teknologi jarwo super untuk medongkrak produktifitas
padi di Desa Sipayung, Kecamatan Sukajaya.
79
DAFTAR PUSTAKA