Revisi Kelompok 5
Revisi Kelompok 5
Revisi Kelompok 5
Disusun Oleh:
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Manajemen dan Kepemimpinan
MPKP di Ruang Irina E Bawah RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado. Kami
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam
penyusunan laporan ini sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan laporan ini.
Oleh karena itu, kamimengucapkan banyak terima kasih kepada Ns Sefti S.J Rompas,
M. Kes dan Ns. Grace Tumakaka, M. Kep., Sp. Kep. An . selaku pembimbing dalam
penyusunan laporan ini dan juga kepada teman-teman yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini.
Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha berkenaan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR LAMPIRAN
4
DAFTAR TABEL
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai pelayanan/asuhan profesional bersifat humanistis,
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berorientasi pada kebutuhan objektif pasien, mengacu pada standar
profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan
utama. Pelayanan keperawatan yang terorganisir, memerlukan perawat manajer atau
administrator yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kompetensi pada
semua aspek manajemen. Perawat manajer siap terhadap perubahan dan mampu
menghadapi tantangan dari lingkungan yang selalu berubah dan menggalang sistem
pendukung yang lain.
Profesionalisme dalam pelayanan manajemen keperawatan dapat dicapai
dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat secara mandiri. Hal ini
diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat maupun
dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus
ditingkatkan efektivitasnya adalah timbang terima. Timbang terima merupakan teknik
atau cara untuk menyampaikan dan menerima laporan yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif dan perkembangan pasien saat itu. Keakuratan data yang
diberikan saat timbang terima sangatlah penting bagi pasien yang lama dan pasien
yang baru akan dirawat di rumah sakit. Adapun, salah satu strategi yang dapat
dilakukan untuk mengoptimalkan pelayanan keperawatan yaitu dengan memberikan
asuhan keperawatan yang berkesinambungan dimulai dari pasien masuk yaitu dengan
melakukan penerimaan pasien baru sesuai alur sampai dengan melakukan
perencanaan pasien pulang (discharge planningkeperawatan).
6
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan kegiatan praktik, mahasiswa mampu melakukan
pengelolaan unit pelayanan keperawatan tertentu sesuai dengan konsep -
konsep dan langkah - langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaiakan kegiatan praktik mahasiswa dapat :
a. Memahami dan melaksanakan Model Praktek Keperawatan Profesional
b. Memahami dan melaksanakan kegiatan timbang terima
c. Memahami dan melaksanakan alur penerimaan pasien baru
d. Memahami dan melaksanakan perencanaan discharge planning
keperawatan
C. MANFAAT PRAKTEK
1. Bagi Rumah Sakit
Melalui praktek ini,mahasiswadapat membantu Rumah Sakit untuk
memecahkan masalah yang bersifat teknis operasional dari satu aspek
manajemen pelayanan keperawatan tertentu, yang dapat meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan secara umum yang akhirnya dapat meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan.
2. Bagi Institusi S1 Ners Fakultas Kedokteran Unsrat
Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang melibatkan mahasiswa
secara aktif dalam kegiatan manajemen Rumah Sakit.
3. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Memperoleh pengalaman dan pengetahuan nyata dalam mengintegrasikan
ilmu manajemen keperawatan langsung pada tatanan nyata Rumah Sakit,
sehingga memiliki perilaku sebagai perawat profesional.
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
8
c. Untuk memperoleh tujuan pengembalian keputusan dan mengurangi
ketidakpastian diperlukan data, informasi, dan proses pengendalian.
4. Fungsi – Fungsi Manajemen(Nursalam, 2011) :
a. Perencanaan (planning), merupakan suatu kegiatan membuat tujuan
organisasi dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan tersebut, terdiri dari: gambaran apa yang akan
dicapai, persiapan pencapaian tujuan,rumusan suatu persoalan untuk dicapai,
persiapan tindakan–tindakan, rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya
dalam benak saja, tiap – tiap organisasi perlu perencanaan.
b. Pengorganisasian (organizing), merupakan suatu kegiatan pengaturan pada
sumber daya dimiliki oleh suatu organisasi untuk menjalankan rencana yang
ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan. Kegiatan pengorganisasian
terdiri dari pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan tugas
pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat–alat, keuangan dan fasilitas.
c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau bekerja.
Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi dengan
kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.
d. Pengendalian/ pengawasan (controlling), merupakan fungsi pengawasan
agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang-orangnya,
cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat
segera diperbaiki.
e. Penilaian (evaluation), merupakan proses pengukuran dan perbandingan
hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian
merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif
dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.
Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money,
material, method, machine,market, enveronment.
5. Proses Manajemen Keperawatan
Proses manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan rencana dan evaluasi hasil (Gillies, 2004). Proses
9
manajemen keperawatan dilakukan dengan pendekatan sistem terbuka, dimana
masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh
lingkungan. Proses manajemen terdiri dari 5 elemen yaitu: input, proses, output,
kontrol, umpan balik (Suyanto, 2008).
a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari tiga
tingkatan manajerial, yaitu: manajemen puncak, manajemen menengah dan
manajemen bawah.Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen
berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh
orang-orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil.Faktor tersebut adalah
kemampuan menerapkan pengetahuan, keterampilan kepemimpinan,
kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin, kemampuan melaksanakan
fungsi manajemen.
10
b. Manajemen asuhan keperawatan
Merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep–konsep
manajemen didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengendalian atau evaluasi.
B. JENIS MPKP
Jenis-Jenis MPKP antara lain : (Nursalam, 2011)
a. MPKP Transisi
MPKP, tenaga perawatnyamasih ada berlatar belakang pendidikan SPK,
namun kepala ruangan dan ketua timnya dari D3 keperawatan.
b. MPKP Pemula
MPKP dasar, semua tenaga perawatnya minimal D3 Keperawatan.
c. MPKP Profesional
MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu:
1) MPKP I
MPKP yang tenaga perawat pelaksananya minimal D3 Keperawatan,
tetapi kepala ruangan (karu) dan ketua tim (katim) mempunyai
pendidikan minimal S1 Keperawatan.
2) MPKP II
MPKP intermediate dengan tenaga minimal D3 Keperawatan dan
mayoritas Sarjana Ners Keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis
Keperawatan jiwa.
3) MPKP III
MPKP Advance yang semua tenaga minimal Sarjana Ners Keperawatan,
sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa dan dokter
keperawatan yang bekerja di area keperawatan jiwa.
C. MODEL MPKP
Macam-macam Metode MPKP (Nursalam, 2011)
a. Metode Fungsional
11
Sistem tugas disini mengacu pada ilmu manajemen yang diterapkan pada
bidang administrasi bisnis, yang berfokus pada tugas/pekerjaan yang harus
diselesaikan. Dalam pendekatan berorientasi pada tugas ini, tenaga dengan
latar belakang pendidikan kurang melakukan tugas yang lebih ringan atau tidak
kompleks dibandingkan dengan perawat profesional. Model ini dibutuhkan
pembagian tugas (job descriptions), prosedur, kebijakan dan alur komunikasi
yang jelas. Metode ini cukup ekonomis dan efisien serta mengarahkan
pemusatan pengendalian. Kelemahan metode ini, munculnya fragmentasi
keperawatan dimana pasien menerima perawatan berbagai kategori tenaga
keperawatan.
b. Metode Tim
Metode ini dirancang oleh Eleanor Lambertson pada tahun 1950-an yang
digunakan untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada tugas dan
memenuhi peningkatan tuntutan kebutuhan perawat profesional yang muncul
karena kemajuan teknologi kesehatan dan perawat. Tim
keperawatanmerupakan pemberian asuhan keperawatan pada setiap klien oleh
tim keperawatan yang dipimpin oleh perawat profesional.Tim keperawatan
terdiri dari perawat profesional, perawat praktis yang mendapat izin, dan sering
pembantu perawat. Indonesia suatu tim keperawatan dapat disusun dan terdiri
dari perawat sarjana atau perawat diploma sebagai ketua tim, perawat lulusan
SPK sebagai anggota dan dibantu pekerja kesehatan atau pembantu perawat.
Tim bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
sejumlah pasien selama 8 atau 12 jam. Metode ini lebih menekankan segi
manusiawi pasien dan para perawat anggota dimotivasi untuk belajar. Hal yang
harus ada pada metode tim keperawatan adalah konferensi tim yang dipimpin
ketua tim, rencana keperawatan dan keterampilan kepemimpinan.Kelemahan
metode Tim adalahpasienmungkinmasihmenerima fragmentasi pemberian
asuhan keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang baik
dengan pasien. Keterbatasan tenaga dan keahlian dapat menyebabkan
kebutuhan pasien tidak terpenuhi. Bila di unit tidak cukup dan tidak ada
12
perawat profesional, maka perawat teknisi yang secara pendidikan tidak
dipersiapkan untuk berperan sebagai pemimpin, sering diberi tugas untuk
memegang peran, sebagai ketua tim.
c. Metode Kasus
Juga disebut sebagai perawatan total yang merupakan modal paling awal.
Ini merupakan metode client centered, di mana seorang perawat bertanggung
jawab untuk memberikan perawatan pada sejumlah pasien dalam waktu 8 atau
12 jam setiap shift. Pegawai tersebut mengkaji, menyusun diagnosa, membuat
rencana, melakukan tindakan dan evaluasi pada setiap pasien. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda pada setiap pergantian shift. Metode ini
banyak dipakai pada keadaan kurang tenaga perawat. Untuk memenuhi
kekurangan perawat, para manager sering merekrut lebih banyak perawat
dengan latar belakang persiapan pendidikan kurang daripada perawat
profesional.
d. Metode Perawat Primer
Metode ini pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh Lydia Hall (1963).
Ini merupakan sistem di mana seorang perawat bertanggung jawab selama 24
jam sehari, 7 hari per minggu. Ini merupakan metode yang memberikan
perawatan secara komprehensif, individual dan konsisten. Metode keperawatan
primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan ketrampilan manajemen.
Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap
kebutuhan pasien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan
rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektivitasan perawatan.
Sementara perawat yang lain menjalankan tindakan keperawatan, perawat
primer mengkoordinasi perawatan dan menginformasikan tentang kesehatan
pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya.Keperawatan primer
melibatkan semua aspek peran profesional, termasuk pendidikan kesehatan,
advokasi, pembuatan keputusan, dan kesinambungan perawatan. Perawat
primer merupakan manager garis terdepan bagi perawatan pasien dengan
segala akuntabilitas dan tanggung jawab yang menyertainya.
13
Keuntungannya model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan
atau diterapkan, memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif,
memungkinkan penerapan proses keperawatan, memberikan kepuasan kerja
bagi perawat, dan memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima
asuhan keperawatan.Kerugiannya hanya dapat dilakukan oleh perawat
profesional, biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.
e. Model Modular
Model modular adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional
(terampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai
pulang disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Metode ini diperlukan
perawat yang berpengetahuan, terampil dan memiliki kemampuan
kepemimpinan. Idealnya 2-3 perawat untuk 8-12 klien. Keunggulan dan
kekurangan metode ini sampai dengan gabungan antara metode tim dan
metode perawatan primer (Arwani, 2006). Menurut Arwani (2006) metode
keperawatan modular adalah suatu variasi dari metode keperawatan primer.
Metode ini merupakan gabungan antara metode tim dengan metode primer.
Metode ini sama dengan metode tim karena baik perawat profesional maupun
non-profesional bekerja bersama dalam memberikan asuhan keperawatan
dibawah kepemimpinan seorang perawat profesional. Dalam memberikan
asuhan keperawatan dengan menggunakan metode keperawatan modular, satu
tim yang terdiri dari 2 hingga 3 perawat memiliki tanggung jawab penuh pada
sekelompok pasien berkisar 8-12 orang. Hal ini tentu saja dengan suatu
persyaratan peralatan yang dibutuhkan dalam perawatan cukup memadai.
Sekalipun di dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan
metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab yang
paling besar tetap ada pada perawat profesional. Perawat profesional juga
memiliki kewajiban untuk membimbing dan melatih non-profesional. Apabila
perawat profesional sebagai ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak
masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat profesional
14
lainnya yang berperan sebagai ketua tim. Peran kepala ruang diarahkan dalam
membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan untuk bekerja
sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing serta memotivator.
Keuntungan : memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan
holistic dengan pertanggungjawaban yang jelas, memungkinkan pencapaian
proses keperawatan, konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan
melalui rapat tim, cara ini efektif untuk belajar, memberi kepuasaan anggota
tim dalam hubungan interpersonal, memungkinkan menyatukan kemampuan
anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif, produktif karena
kerjasama, komunikasi dan moral, model praktek keperawatan profesional
dapat dilakukan atau diterapkan, memberikan kepuasan kerja bagi perawat,
memberikan kepuasan bagi pasien dan keluarga yang menerima asuhan
keperawatan, lebih mencerminkan otonomi, menurunkan dana perawat.
Kekurangan: Kekurangannya antara lain beban kerja tinggi terutama jika
jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan,
pendelegasian perawatan pasien hanya sebagian selama perawat penanggung
jawab pasien bertugas, biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain,
perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi kesehatan/
kedokteran, perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan, masalah
komunikasi.
15
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENGKAJIAN
16
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Hal inilah
menyebabkan tokoh ini sangat dikenal oleh dokter-dokter yang ada karena
mereka adalah mahasiswa dari Prof. Dr. R.D. Kandou. Ungkapan dari
mahasiswanya yang sekarang juga sudah menjadi Dokter Ahli, bahwa Prof.
Dr. R.D. Kandou terkenal sebagai seorang dokter yang tegas, disiplin dan
sangat santun dalamIlmu Kesehatan.
2) Tokoh Kesehatan
Prof. Dr. R.D. Kandou disebut sebagai Tokoh Kesehatan karena beliau
sangat konsen di dalam melakukan pelayanan kesehatan. Bahkan
pelayanan kesehatan Prof. Dr. R.D. Kandou tidak hanya saja di Manado,
akan tetapi pelayanan kesehatannya sampai di pulau Jawa. Bahkan
Masyarakat Jawa Tengah khususnya di kota Semarang juga sangat
mengenal beliau karena Prof. Dr. R.D. Kandou pernah selama beberapa
tahun tergabung dalam Tim Dokter di Rumah Sakit Kariadi yang
merupakan Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. Kariadi
Semarang.Perjalanan pelayanan kesehatan Prof. Dr. R.D. Kandou
dilanjutkan ke Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara yang akhirnya diangkat
menjadi Kepala Rumah Sakit dibeberapa Rumah Sakit, antara lain:
1) Kepala Rumah Sakit Umum Pusat Gunung Wenang
2) Kepala Rumah Sakit Pancaran Kasih
3) Kepala Rumah Sakit Ratumbuysang
4) Kepala Rumah Sakit Lembean dan
5) Dokter Ahli di beberapa Rumah Sakit, antara lain: Rumah Sakit Teling
yang merupakan Rumah Sakit yang dikelola oleh Angkatan Darat,
Rumah Sakit Siti Maryam, Rumah Sakit Bethesda Tomohon dll.
Prof. Dr. R.D. Kandou sangat dikenal oleh masyarakat sebagai Dokter
yang dermawan, karena beliau tidak pernah menetapkan tarif khusus bagi
pasien sebagai imbalan dari pelayanan kesehatan yang diberikan, namun
beliau hanyalah mengutamakan pelayanan demi kesembuhan pasiennya.
Sehingga tidak jarang banyak pasien-pasien yang datang dari desa-desa
17
yang memberikan hasil kebunnya berupa: Ubi, Pepaya, Pisang, Buah-
buahan. Sayur-sayuran dan lain-lain sebagai imbalan karena mereka tidak
mempunyai uang untuk membayar biaya pemeriksaan dokter.
Melalui pengalaman Pelayanan Kesehatan dibeberapa tempat dan
memegang jabatan Direktur Rumah Sakit terlama di Rumah Sakit Umum
Pusat Gunung Wenang, yaitu: pada tahun 1947 - 1967 membuat Para Tim
Dokter menetapkan bahwa: Nama Prof. Dr. R.D. Kandou sangat cocok
untuk digunakan pada Rumah Sakit Umum Pusat Gunung Wenang dengan
pertimbangan, selainpengalaman Prof. Dr. R.D. Kandou dalam Pelayanan
Kesehatan diberbagai tempat, namun intinya Prof Dr. R.D. Kandou
menjabat Kepala Rumah Sakit terlama pada Rumah Sakit ini, yaitu
dulunya Rumah Sakit Umum Pusat Gunung Wenang.
2. LANDASAN HUKUM
Berjalannya waktu Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado merupakan Badan Layanan Umum sebagai Rumah Sakit Pemerintah
Pusat di bawah binaan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan
merupakan Rumah Sakit Kelas A Pendidikan dan pusat rujukan pelayanan
kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dan Indonesia Timur Bagian Utara. Badan
Layanan Umum Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
Sulawesi Utara memperhatikan posisi hukum dari RSUP. Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado, adalah rumah sakit pemerintah maka dalam hal ini sesuai
Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 BAB IV Pasal 6 ayat 1 dan 2,
menyatakan:
1) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk :
1. Menyediakan rumah sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat.
2. Menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di rumah sakit bagi fakir
miskin, atau orang tidak mampu sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Membina dan mengawasi penyelenggaraan rumah sakit.
18
4. Memberikan perlindungan kepada rumah sakit agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan secara profesional dan bertanggung jawab.
5. Memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna jasa
pelayanan rumah sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
6. Menggerakkan peran serta masyarakat dalam pendirian rumah sakit
sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat
7. Menyediakan informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
8. Menjamin pembiayaan pelayanan kegawatdaruratan di rumah sakit
akibat bencana dan kejadian luar biasa.
9. Menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan.
10. Mengatur pendistribusian dan penyebaran alat kesehatan berteknologi
tinggi dan bemilai tinggi.
2) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
berdasarkan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Memperhatikan hal ini jelas posisi hukum RSUP. Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado adalah rumah sakit milik pemerintah yang harus tunduk
dengan aturan--aturan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, undang-undang
nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah menetapkan
bidang kesehatan merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh
kabupaten/kota.
3. PENGKAJIAN MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN
Manajemen keperawatan adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan
dan pelayanan dalam ruang lingkup keperawatan yang meliputi fungsi-fungsi
manajemen seperti perencanaan, organisasi, staffing, pengarahan dan
pengontrolan. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 03
Februari 2020, penerapan MPKP di ruang Irina E Bawah masih terdapat
beberapa masalah yang ditemukan, baik dari segi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, maupun pengontrolan. Tujuan dari pengkajian
yang dilakukan pada tanggal 03 Februari 2020 yaitu untuk mengetahui
19
pelaksanaan MPKP yang diterapkan di ruang Irina E bawah yang meliputi
penggunaan keterampilan manajemen dan kepemimpinan dalam usaha
memberikan asuhan dalam tatanan pelayanan kesehatan yang nyata. Data yang
didapat di ruang Irina E Bawah merupakan hasil wawancara, observasi, dan
kuesioner dengan melibatkan 15 responden yang berasal dari ruang Irina E
Bawah. Observasi dilakukan dengan melihat seluruh kegiatan MPKP yang
dilaksanakan di ruang Irina E Bawah antara lain metode yang digunakan,
ketenagaa, fasilitas, Standard Operationa Procedure(SOP), Standar Asuhan
Keperawatan (SAK), struktur organisasi, timbang terima, kegiatan supervisi,
ronde keperawatan, proses penerimaan pasien baru, pelaksanaan discharge
planning, serta pendokumentasian berkas rekam medis.
1. Visi dan Misi Menurut kepala Terdapat visi dan 80% perawat Filosofi,
Organisasi ruangan, dulu di misi RS yang selalu Visi dan
ruang irina E Bawah terpampang di melaksanakan Misi
memiliki visi dan koridor ruangan tugas sesuai visi Ruangan
misi, namun saat ini irina E Bawah misi RS Belum
visi dan misi di Tersedia
ruang Irina E Bawah
mengikuti visi misi
RS
20
2. Pelaksanaan Kepala ruangan Dalam berkas 100% perawat Tidak ada
Askep mengatakan Standart rekam medis selalu masalah
berdasarkan Asuhan terdapat SAK yang melaksanakan
SAK Keperawatan (SAK) terbagi menjadi dua asuhan
menggunakan format, yaitu keperawatan
Standar Diagnosa format (√) dan tulis berdasarkan
Keperawatan manual. SDKI.
Indonesia (SDKI)
21
5. Standar Kepala ruangan Terdapat jadwal 86% perawat Perawat
Kinerja mengatakan irina E dinas, perawat selalu konsisten yang
Perawat bawah melakukan terkadang masih dalam bekerja terlambat
berdasarkan pelayanan kesehatan belum dan
Acuan berdasarkan aturan menggunakan atribut
Aturan RS RS atribut yang sesuai yang tidak
aturan dan masih sesuai
ada perawat yang
datang tidak tepat
waktu
22
3. Uraian Tugas Menurut Ketua Tim Diruangan sudah 46% perawat Tidak ada
diruangan irina E ada buku uraian selalu masalah
bawah sudah ada tugas melakukan
uraian tugas untuk sesuai dengan
masing-masing uraian tugas dan
perawat di ruangan 53% kadang-
kadang
melakukan
sesuai dengan
uraian tugas
23
6. Pengaturan Menurut kepala Format shift Pengaturan shift Pembagia
Jadwal Dinas ruangan, pengaturan diruangan tertulis diruangan n shift
shift tidak jelas selama berdasarkan kurang
berdasarkan pada periode 1 bulan. tingkat efektif
tingkat Pada tanggal 03 ketergantungan
ketergantungan Februari 2020 klien selalu
klien, karena jumlah perawat 35%, sering
disesuaikan dengan shift pagi 7, sore 2, 20%, kadang-
jumlah perawat dan malam 2 dan 1 kadang 45%.
kondisi ruang perawat cuti
perawatan. kedukaan
24
3. Pendelegasian Menurut kepala Terdapat surat - Tidak ada
Tugas ruangan, ketika pendelegasian yang masalah
berhalangan sudah disetujui
pendelegasian tugas
diberikan kepada
kepala ruangan irina
E Bawah dengan
alasan yang tepat
serta memasukan
surat permohonan
yang sudah
ditandatangani oleh
kepala ruangan
25
Tabel 1.1 Analisis Hasil Pengkajian Manajemen di Ruangan Irina E
Bawah
4. Fungsi Pengontrolan
No. Perencanaan Wawancara Observasi Kuesioner Masalah
26
4. Monitoring Menurut kepala Laporankejadian 100% Perhitungan
Kejadian ruangan, monitoring angka nosokomial diruangan INOS tidak
Infeksi kejadian infeksi pada januari 2020 dilakukan ditampilkan
Nosokomial nosocomial telah masuk ke perhitungan dipapan
dilakukan dengan bagian PPI informasi
cara mendata seluruh pasien
pasien yang dirawat
terhadap tindakan
invasif kemudian
data tersebut diolah
dipresentasikan
setiap bulannya.
27
3) Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan
4) Meningkatkan kesejahteraan karyawan
5) Mengembangankan sarana dan prasarana rumah sakit
6. TUJUAN
1) Melaksanakan sistem pelayanan prima dan terlayaninya seluruh pasien
yang datang ke Rumah Sakit;
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia melalui
program pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan mutu pelayanan;
3) Menyelenggarakan fleksibilitas pengelolaan keuangan, administrasi umum
serta pemenuhan saran dan prasarana rumah sakit.
7. NILAI –NILAI
1) Team work
Dalam pelaksanaan suatu hal disadari bahwa semua kegiatan tidak dapat
dilaksanakan dan diselesaikan oleh sekelompok orang maka perlu suatu
kerjasama tim (Team Work);
Melalui kebersamaan dalam kegiatan pelayanan mengutamakan kepuasaan
pelanggan sesuai motto Rumah Sakit ”Kepuasan Pelanggan di atas segala-
galanya”;
Mengutamakan kepentingan organisasi/institusi/lembaga daripada
kepentingan pribadi atau kelompok.
2) Inovasi
Bekerja dengan terus melakukan perubahan kea rah yang lebih
baik.Dimana terus mengembangkan kualitas pelayanan dan petugas
kesehatan.
3) Transparansi
Terbuka dalam mengemukakan dan menerima pendapat;Saling menghargai
dan menghormati pendapat orang lain.
28
4) Integritas
Senantiasa dalam melaksanakan tugas berusaha menjunjung tinggi
kejujuran; dimana ada kesuaian antara apa yang seharusnya dikerjakan
dengan apa yang dikerjakan.
Berusaha meminimalisasi kesalahan berdasarkan data dan fakta yang
bertanggung jawab sesuai etika profesi dan etika Rumah Sakit.
5) Budaya bekerja cepat dan tepat
Selain dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan cepat tapi juga
tidak mengabaikan ketepatan pelaksanaannya.
8. MOTTO
Kepuasan pelanggan adalah segala-galanya
9. STATUS RUMAH SAKIT
Rumah sakit tipe A Akreditasi Paripurna dan Joint Commission Internasional
(JCI)
10. DENAH RUANGAN IRINA E BAWAH
Nurse Station
Kamar 3 kelas
Kamar 1 kelas
administrasi
Raung obat
Evakuasi
Ruang Dokter
Ruang Dokter
Kamar 8
Kamar 7
Gudang
Pintu
Pantry
Ruang
II
II
Pintu Masuk
Laboratorium
Ruang Karu
Kamar 6
Tindakan
Kamar 4
Kamar 5
Kelas I
Ruang
Toilet
PICU
29
11. KETENAGAAN
1. Deskripsi Tenaga Perawat
a. Jumlah : Tenaga perawat berjumlah 15 orang, terdiri atas 1 orang kepala
ruangan, 2 orang Ketua Tim, dan 12 orang perawat pelaksana. 1 orang
perawat pembantu.
b. Tingkat Pendidikan
PNS
Tabel 1.2 Jumlah ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan
Status Pendidikan Jumlah
Ners 5 orang
DIII 3 orang
TOTAL 8 orang
Non PNS
Tabel 1.2 Jumlah ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan
Status Pendidikan Jumlah
Ners 5orang
DIII 1orang
SMK (Perawat Pembantu) 1 orang
TOTAL 7 orang
2. Penjadwalan Dinas
Dinas pagi : 7 orang
Dinas Sore : 2 orang
Dinas Malam : 2 orang
Hasil observasi dinas pagi 4 orang perawat pelaksana, 2 katim, dan 1 orang
Karu, dinas siang 2 orang perawat, dan dinas malam 2 orang perawat.
30
Struktur organisasi ruangan sudah lengkap, daftar hak dan kewajiban klien sudah
ada, hak dan kewajiban perawat sudah ada, serta denah ruangan sudah ada.
14. FASILITAS RUANG IRINA E BAWAH
Tabel 1.3 Jumlah fasilitas ruang Irina E Bawah
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1. Stetoskop 1 1 -
2. Lemari obat 1 1 -
3. Tabung O2 besar 3 3 -
4. Tabung O2 kecil 1 1 -
5 Trolley Emergency 2 2 -
6. Tensimeter 1 1 -
7. Suction 1 1 -
8. Termometer 1 1 -
9. Alat EKG - - -
10 Nebulizer - - -
15. Telepon 1 1 -
16. Komputer 2 2 -
31
20. APAR 2 2 -
26. Laken 32 32 -
32
ALUR PASIEN MASUK KELUAR IRINA E BAWAH
RSUP PROF. DR. R.D KANDOU MANADO
Poliklinik
Ruangan lain
33
STRUKTUR ORGANISASI RUANG IRINA E BAWAH
DIREKTUR UTAMA
NIP: 196408171991031004
PLH DIREKTUR MEDIK & KEPERAWATAN DIREKTUR SDM DAN PANDIDIKAN DIREKTUR KEUANGAN & ADMINISTRASI UMUM
Dr.dr. IVONNE ELISABETH ROTTY, M. Kes Dr.dr. IVONNE ELISABETH ROTTY, M. Kes DEWI ANGGRAINI, SE, MM
NIP: 196412161993032001
NIP: 1964112141991032001 NIP: 1964112141991032001
KEPALA INSTALASI
NIP: 197604042005011016
KEPALA RUANGAN
NIP: 196406261988022001
NO MASALAH Mg Sv Mm Nc Af Total
1 Pelaksanaan timbang terima belum 5 4 5 5 4 23
maksimal
2 Pelaksanaan dan dokumentasi 5 3 3 3 3 17
discharge planning keperawatan belum
optimal
3 Penerimaan pasien baru belum 3 3 4 4 2 16
maksimal
35
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prioritas masalah berdasarkan urutan
dari nilai tertinggi sampai yang paling rendah adalah :
1. Pelaksanaan timbang terimabelum maksimal
2. Pelaksanaan dan dokumentasi discharge planningkeperawatan belum optimal
3. Penerimaan pasien baru belum maksimal
NO MASALAH C A R L TOTAL
36
Pelaksanaan dan dokumentasi
2 discharge planningkeperawatan 4 3 2 1 10
belum optimal
Berdasakan hasil seleksi menurut metode CARL di atas, masalah yang akan
diselesaikan menurut urutannya sebagai berikut :
37
BAB V
PELAKSANAAN
A. RENCANA KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan persiapan kegiatan pertemuan
dengan Karu, Katim, dan PP.
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
Berdasarkan kerangka acuan rencana kegiatan di E Bawah, maka dilakukan
kegiatan sebagai berikut :
1. Pada tanggal 3 Februari 2020 dilakukan pembagian tugas sebagai Kepala
ruangan, Katim, dan Perawat Pelaksana
2. Pada tanggal 3 Februari 2020 dilaksanakan pengkajian, observasi, dan
wawancara dengan Kepala Ruangan
3. Pada tanggal 4 Februari 2020 dilaksanakan pembagian kuesioner
4. Pada tanggal5Februari 2020 dilaksanakan pertemuan awal dengan kepala
ruangan untuk mempresentasikan hasil pengkajian dan pengumpulan data
tentang masalah manajemen yang ada di Irina EBawah
5. Pada tanggal 5 Februari 2020 dilaksanakan pembuatan video roleplay tentang
handover
6. Pada tanggal 6 Februari 2020 dilaksanakan pemaparan laporan manajemen
kepada kepala ruangan dan CT
7. Pada tanggal 6 Februari 2020 membuat format discharge planning keperawatan
38
8. Pada tanggal 6 Februari 2020 membuat alur discharge planning keperawatan
9. Pada tanggal 6 Februari 2020membuat format penerimaan pasien baru
10. Pada tanggal 6 Februari 2020 membuat alur penerimaan pasien baru
11. Pada tanggal 6 Februari 2020 membuat kuesioner kepuasan pasien
12. Pada tanggal 10 Februari 2020 akan melaksanakan seminar awal untuk
membahas perencanaan inovasi yang akan dilaksanakan nanti
13. Pada tanggal 11 Februari 2020 akan melaksanakan role play handover
14. Pada tanggal 11 Februari 2020 memberikan format discharge planning
sekaligus penggunaan format tersebut kepada Kepala ruangan, Katim, dan
perawat pelaksana di Irina E Bawah
15. Pada tanggal 12 Februari 2020 membagikan kuesioner kepuasan kepada
pasien/keluarga pasien
16. Pada tanggal 14 Februari 2020 memberikan format dan alur penerimaan pasien
baru.
39
BAB VI
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengkajian dan pengumpulan data baik melalui observasi langsung,
kuesioner dan wawancara di Irina E Bawah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado,
ditemukan 3 masalah yaitu : Pelaksanaan timbang terimabelum maksimal,
pelaksanaan dan dokumentasi discharge planning keperawatan belum maksimal,
penerimaan pasien baru belum maksimal.
Dari 3 masalah yang ada dilakukam pembobotan dan diurutkan sesuai prioritas, yaitu:
A. PERSIAPAN KEGIATAN
1. Penyiapan perangkat MPKP
Penyiapan perangkat kegiatan MPKP dilakukan dengan menyusun
pelaksanaantimbang terimasesuai dengan SOP. Perangkat yang disusun dalam
bentuk format dan alur serta video timbang terima, discharge planning, dan
penerimaan pasien baru.
Masalah pertama yang didapat berdasarkan observasi yaitu pelaksanaan
timbang terimayang belum maksimal, dimana masih ada perawat yang belum
siap atau terlambat untuk melakukan timbang terima.
40
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan MPKP mulai dilakukan tanggal 11 Februari 2020 sesuai
jadwal yang telah disusun. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok antara lain adalah membuat struktur organisasi yang baru,
pembuatan papan informasi pasien yang dirawat, pelaksanaan timbang
terimayang di roleplay-kan setiap hari, pembuatan format dan alur discharge
planning keperawatan, serta pembuatan format dan alur penerimaan pasien
baru. Persiapan hasil kegiatan dalam bentuk pengkajian dan penyiapan
perangkat MPKP, pelaksanaan kegiatan berdasarkan analisa data yang
dikumpulkan dan evaluasi dengan program kontrol kegiatan
2. Penerapan Kegiatan
Penerapan dan Roleplay Manajemen Keperawatan di Ruangan Irina E bawah
a. Timbang terima
Timbang terimayaitu satu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Laporan yang
disampaikan dalam bentuk SBAR.
Kegiatantimbang terimaharus dilakukanoleh kepala ruangan, ketua tim
dan perawat pelaksana dan sudah harus lengkap dan siap menerima
laporan pasien. Kemudian pada saat pelaksanaan timbang terima, perawat
harus melakukan sesuai SOP diantaranya adalah diawali dengan
memperkenalkan diri, agar keluarga pasien tidak bingung untuk
menghubungi perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien. Selain
itu, perawat melakukan pengkajian kembali dan validasi terhadap pasien.
Inovasi yang dilakukan, kelompok melakukan role play atau bermain
peran setiap hari sebagai kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana
secara bergantian. Pada tanggal 10 Februari 2020, kelompok menjelaskan
timbang terimasesuai SOP kepada kepala ruangan. Pada tanggal 11
Februari 2020, kelompok bersama-sama dengan kepala instalasi dan
41
Clinical Instructure mensosialisasikan SOP timbang terimakepada ketua
tim dan perawat pelaksana.
Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah meningkatkan motivasi
perawat agar terus melakukan timbang terimasesuai dengan SOP. Kepala
ruangan dan Ketua TIM harus selalu mengingatkan kepada perawat
pelaksana agar terbiasa dan menjadi budaya kerja.
b. Discharge planning Keperawatan
Discharge planning keperawatan adalah proses mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan sampai pasien merasa siap kembali ke
lingkungan rumahnya. Tujuannya memberikan pelayanan terbaik untuk
menjamin keberlanjutan asuhan yang berkualitas.
Kenyataan dilapangan yang didapat bahwa pelaksanaan dan
pendokumentasian discharge planningkeperawatan belum maksimal atau
belum sesuai dengan SOP. Sesuai dengan SOP yang ada, perawat harus
memberikan edukasi mengenai tindakan perawatan diri, kepatuhan diet,
minum obat serta aktivitas dan istirahat yang perlu dilakukan di rumah.
Inovasi yang dilakukan, kelompok membuat alur serta format discharge
planningkeperawatan. Pada tanggal 10 Februari 2020, kelompok
melaksanakan seminar manajemen keperawatan yang didalamnya
membahas mengenai format dan alur discharge planningkeperawatan.
Pada 13 Februari 2020, kelompok menjelaskan alur dan format yang
sudah dibuat untuk digunakan di ruangan irina E bawah kepada kepala
ruangan. Dengan harapan, kepala ruangan dapat meneruskan kepada ketua
tim dan perawat pelaksana yang ada di irina E bawah.
Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah meningkatkan motivasi
perawat agar terus melakukan discharge planning yang sesuai dengan
Format dan alur yang sesuai. Diharapkan kepala ruangan dapat
meneruskan kepada ketua tim dan perawat pelaksana mengenai format dan
alur yang dibuat mengenai discharge planning keperawatan dan
diharapkan juga dapat digunakan di Irina E Bawah.
42
c. Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima kedatangan
pasien baru (pasien dan keluarga) di ruang pelayanan keperawatan,
khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensif.Kegiatan pada saat
penerimaan pasien baru, maka disampaikan beberapa hal mengenai
orientasi ruangan, pengenalan ketenagaan ners-medis, tata tertib ruangan,
serta penyakit.
Kenyataan di lapangan yang di dapat adalah Penerimaan pasien baru
belum maksimal. Sesuai dengan alurnya, kepala ruangan memberitahukan
kepada perawat pelaksana bahwa akan ada pasien baru, kemudian perawat
pelaksana menyiapkan tempat tidur yang akan digunakan pasien baru.
Kepala ruangan dan perawat pelaksana menyambut pasien baru. Setelah
itu, perawat pelaksana menjelaskan segala hal yang tercantum dalam
lembar penerimaan pasien baru, melakukan pengkajian, terminasi dan
evaluasi.
Inovasi yang dilakukan, kelompok membuat alur serta format penerimaan
pasien baru. Pada saat dilakukan seminar 10 Februari 2020, kelompok
menjelaskan mengenai alur dan format penerimaan pasien baru. Dan pada
tanggal 13 Februari 2020, kelompok menjelaskan bagaimana alur dan
format penerimaan pasien baru yang bisa digunakan di Irina E
Bawah.Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah meningkatkan
motivasi perawat agar terus melakukan penerimaan pasien baru sesuai alur
dan format yang ada.Dan diharapkan format dan alur yang dibuat
mengenai penerimaan pasien baru bisa digunakan di Irina E Bawah.
43
1. Pada tanggal 12 Februari 2020, kepala ruangan, ketua tim dan perawat
pelaksana melakukan timbang terimasesuai SOP didampingi oleh Clinical
Instructure dan mahasiswa Profesi Ners Universitas Sam Ratulangi. Setelah
itu, perawat di Irina E Bawah melakukan timbang terimasudah sesuai dengan
SOP yang ada.
2. Pada tanggal 13 Februari 2020, kelompok memberikan format dan alur
discharge planning keperawatan yang sudah dibuat kepada kepala ruangan.
Dan nantinya akan diteruskan kepada ketua TIM dan perawat pelaksana yang
ada di Irina E Bawah.
3. Pada tanggal 13 Februari 2020, kelompok memberikan format dan alur
penerimaan pasien baru yang sudah dibuat kepada kepala ruangan. Dan
nantinya akan diteruskan kepada ketua TIM dan perawat pelaksana yang ada
di Irina E Bawah.
4. Kelompok juga membuat evaluasi pada keluarga pasien tentang kepuasan
keluarga terhadap asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat diruangan
irina E bawah dalam bentuk pengisian kuesioner. Dari 21 pasien yang dirawat,
didapatkan bahwa keluarga puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh perawat namun masih ada beberapa hal yang menurut keluarga masih
kurang dilakukan oleh perawat seperti: membantu pasien dalam hal personal
hygiene serta memberikan informasi tentang kondisi pasien, peraturan
diruangan dan perawatan dirumah yang masih kurang jelas.
44
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
45
2. Bagi Institusi S1 Ners Fakultas Kedokteran Unsrat
Perlu meningkatkan proses pembelajaran terkait MPKP serta membantu
mahasiswa agar mengenal dan mengaplikasikan MPKP sehingga dapat
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan praktek MPKP yang
dijalankan di ruangan dimana mahasiswa tersebut melaksanakan praktek
klinik.
3. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Dapat mengaplikasikan praktek MPKP berdasarkan ilmu pengetahuan.
46
DAFTAR PUSTAKA
47
Lampiran 1
Pra
Karu memberitahu PP akan ada pasien baru
PP Menyiapkan :
Terminasi
Evaluasi
48
Lampiran 2
Penjelasan tentang 3P
P1: PERKENALAN (ORIENTASI RUANG, SARANA LAIN, DAN ORANG)
1. Perkenalan diri.
2. Perkenalkan Ners yang bertanggung jawab, yaitu Kepala Ruangan: Ners
Primer, Ners Associate.
3. Perkenalkan dokter yang bertanggung jawab dan tenaga nonkeperawatan
(administrasi, ahli gizi, dan lain-lain).
4. Perkenalkan ruang/lingkungan
a. Dapur d. Ruang Ners
b. Kamar Mandi e. Depo Farmasi
c. Ruang Dokter
5. Perkenalkan pasien baru dengan pasien lain yang sekamar ( bila ada)
P2: PERATURAN RUMAH SAKIT
6. Penjelasan tentang aturan rumah sakit/peraturan
a. Fasilitas
b. Jam berkunjung
c. Penunggu pasien
1) Penunggu adalah keluarga terdekat pasien
2) Masing-masing pasien hanya boleh ditunggu satu penunggu
3) Setiap penunggu akan mendapatkan kartu penunggu
d. Waktu makan
e. Tata cara pembayaran jasa rumah sakit
f. Penjelasan akan sistem senralisasi obat
g. Anjuran untuk tidak membawa barang berharga
P3: PENYAKIT/DIAGNOSIS
7. Pengertian
8.Etiologi
9.Tanda dan Gejala
10.Pemeriksaan
11.Pengobatan-rencana sentralisasi obat
12. Prognosis
49
Menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan
* Keterangan : Isi dengan “√” jika sudah dilakukan
Manado,................
Ners Primer,Pasien/Keluarga,
( ) ( )
50
Lampiran 3
Perencanaan pulang
Penyelesaian Program HE
Lain-lain
administrasi
1. Kontrol dan obat/
nersan
2. Nutrisi
3. Aktivitas dan
istrihat
4. Perawatan diri
Monitor (sebagai
program service safety)
oleh keluarga dan
petugas
51
52
Lampiran 4
Pasien Pulang
Nama :
Jenis Kelamin :
Bagian : Bagian :
Penerima Edukasi :
Orang tua
HambatanBelajar :
Kognisi terbatas
Pindah ke RS lainMeninggal
53
A. Kontrol
a. Waktu :
b. Tempat :
B. Lanjutkan keperawatan di rumah :
k Luka operasi Kompres air hangat
Lain-lain …………………
C. Aturan diet/nutrisi :
Laboraturium EKG
Manado,.....................
Pasien/Keluarga Ners
( ) ( )
54