Revisi Kelompok 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PRAKTEK KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN

KEPERAWATAN DI IRINA E BAWAH RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU


MANADO

Disusun Oleh:

Deivy Tenggor, S.Kep 19014104009

Moh Akbar Priyatno Djufri 19014104020

Zakiah Bakri, S.Kep 19014104025

Natasya G. E. Labaiga, S.Kep 19014104032

Rahel Abigael Kululu, S.Kep 19014104034

Darwansyah Sono, S.Kep 19014104036

Sriyani Masita, S.Kep 19014104039

Thisna Sari Umaternate , S.Kep 19014104044

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Manajemen dan Kepemimpinan
MPKP di Ruang Irina E Bawah RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado. Kami
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam
penyusunan laporan ini sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan laporan ini.
Oleh karena itu, kamimengucapkan banyak terima kasih kepada Ns Sefti S.J Rompas,
M. Kes dan Ns. Grace Tumakaka, M. Kep., Sp. Kep. An . selaku pembimbing dalam
penyusunan laporan ini dan juga kepada teman-teman yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini.

Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha berkenaan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.

Manado, 16 Februari 2020

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 4
DAFTAR TABEL ............................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 5
A. Latar Belakang .......................................................................................... 5
B. Tujuan ....................................................................................................... 5
C. Manfaat praktek ........................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................... 7
A. Konsep manajemen keperawatan .............................................................. 7
B. Jenis MPKP ............................................................................................... 10
C. Model MPKP ............................................................................................ 10
BAB III GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENGKAJIAN ....................... 15
BAB IV PERENCANAAN ................................................................................. 34
BAB V PELAKSANAAN ................................................................................... 36
A. Rencana Kegiatan...................................................................................... 36
B. Pelaksaan kegiatan .................................................................................... 36
BAB VI PEMBAHASAN.................................................................................... 38
A. Persiapan kegiatan ..................................................................................... 38
B. Pelaksanaan Kegiatan................................................................................ 38
C. Evaluasi Kegiatan...................................................................................... 41
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 42
A. Kesimpulan ............................................................................................... 42
B. Saran .......................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 43

3
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alur penerimaan pasien baru ................................................. 44


Lampiran 2 Lembar penerimaan pasien baru ............................................ 45
Lampiran 3 Alur Discharge planning ....................................................... 46
Lampiran 4 Format Discharge planning ................................................... 47

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1Manajemen hasil pengkajian manajemen di ruangan Irina E Bawah .... 20


Tabel 1.2 Jumlah ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan ............................. 30
Tabel 1.3 Jumlah fasilitas ruang Irina E Bawah ................................................... 31
Tabel 1.4 Jumlah pasien rawat inap Irina E Bawah bulan Januari 2020............... 32
Tabel 1.5 Prioritas masalah berdasarkan kriteria matriks ..................................... 35
Tabel 1.6 Tujuan alternatif pemecahan masalah ................................................... 36
Tabel 1.7 Alternatif pemecahan masalah berdasarkan CARL .............................. 36

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai pelayanan/asuhan profesional bersifat humanistis,
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berorientasi pada kebutuhan objektif pasien, mengacu pada standar
profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan
utama. Pelayanan keperawatan yang terorganisir, memerlukan perawat manajer atau
administrator yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kompetensi pada
semua aspek manajemen. Perawat manajer siap terhadap perubahan dan mampu
menghadapi tantangan dari lingkungan yang selalu berubah dan menggalang sistem
pendukung yang lain.
Profesionalisme dalam pelayanan manajemen keperawatan dapat dicapai
dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat secara mandiri. Hal ini
diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat maupun
dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus
ditingkatkan efektivitasnya adalah timbang terima. Timbang terima merupakan teknik
atau cara untuk menyampaikan dan menerima laporan yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif dan perkembangan pasien saat itu. Keakuratan data yang
diberikan saat timbang terima sangatlah penting bagi pasien yang lama dan pasien
yang baru akan dirawat di rumah sakit. Adapun, salah satu strategi yang dapat
dilakukan untuk mengoptimalkan pelayanan keperawatan yaitu dengan memberikan
asuhan keperawatan yang berkesinambungan dimulai dari pasien masuk yaitu dengan
melakukan penerimaan pasien baru sesuai alur sampai dengan melakukan
perencanaan pasien pulang (discharge planningkeperawatan).

6
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan kegiatan praktik, mahasiswa mampu melakukan
pengelolaan unit pelayanan keperawatan tertentu sesuai dengan konsep -
konsep dan langkah - langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaiakan kegiatan praktik mahasiswa dapat :
a. Memahami dan melaksanakan Model Praktek Keperawatan Profesional
b. Memahami dan melaksanakan kegiatan timbang terima
c. Memahami dan melaksanakan alur penerimaan pasien baru
d. Memahami dan melaksanakan perencanaan discharge planning
keperawatan

C. MANFAAT PRAKTEK
1. Bagi Rumah Sakit
Melalui praktek ini,mahasiswadapat membantu Rumah Sakit untuk
memecahkan masalah yang bersifat teknis operasional dari satu aspek
manajemen pelayanan keperawatan tertentu, yang dapat meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan secara umum yang akhirnya dapat meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan.
2. Bagi Institusi S1 Ners Fakultas Kedokteran Unsrat
Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang melibatkan mahasiswa
secara aktif dalam kegiatan manajemen Rumah Sakit.
3. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Memperoleh pengalaman dan pengetahuan nyata dalam mengintegrasikan
ilmu manajemen keperawatan langsung pada tatanan nyata Rumah Sakit,
sehingga memiliki perilaku sebagai perawat profesional.

7
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN


1. Pengertian manajemen
Menurut P. Siagian (2008) manajemen berfungsi untuk melakukan semua
kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas
yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie (2006)
mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan,
pengorganisasian dan pengontrolan dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan
yang ditentukan sebelumnya.Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat
(Supriyatno, 2006).

2. Tujuan Dan Sasaran Manajemen


a. Tujuan Manajemen (Supriyatno, 2006) :
1) Memiliki dan mengembangkan nilai serta sikap pengetahuan,
kecerdasan, keterampilan serta kemampuan sebagai tenaga
pembangunan di bidang manajemen.
2) Memiliki keuletan, kesabaran, dan kemandirian dalam bekerja baik
secara individu maupun berkelompok.
3) Mengamati dan menganalisa suatu masalah serta menerapkan ilmu
pengetahuannya untuk melaksanakan praktek dibidang manajemen, baik
untuk kepentingan usahanya ataupun peran sertanya menjadi seorang
profesional.
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan (Nursalam, 2014)
a. Manajemen adalah kegiatan pengelolaan dan pengambilan keputusan.
b. Pengelolaan dan pengambilan keputusan selalu dihadapkan pada
ketidakpastian (uncertainly).

8
c. Untuk memperoleh tujuan pengembalian keputusan dan mengurangi
ketidakpastian diperlukan data, informasi, dan proses pengendalian.
4. Fungsi – Fungsi Manajemen(Nursalam, 2011) :
a. Perencanaan (planning), merupakan suatu kegiatan membuat tujuan
organisasi dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan tersebut, terdiri dari: gambaran apa yang akan
dicapai, persiapan pencapaian tujuan,rumusan suatu persoalan untuk dicapai,
persiapan tindakan–tindakan, rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya
dalam benak saja, tiap – tiap organisasi perlu perencanaan.
b. Pengorganisasian (organizing), merupakan suatu kegiatan pengaturan pada
sumber daya dimiliki oleh suatu organisasi untuk menjalankan rencana yang
ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan. Kegiatan pengorganisasian
terdiri dari pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan tugas
pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat–alat, keuangan dan fasilitas.
c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau bekerja.
Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi dengan
kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.
d. Pengendalian/ pengawasan (controlling), merupakan fungsi pengawasan
agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang-orangnya,
cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat
segera diperbaiki.
e. Penilaian (evaluation), merupakan proses pengukuran dan perbandingan
hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian
merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif
dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.
Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money,
material, method, machine,market, enveronment.
5. Proses Manajemen Keperawatan
Proses manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan rencana dan evaluasi hasil (Gillies, 2004). Proses

9
manajemen keperawatan dilakukan dengan pendekatan sistem terbuka, dimana
masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh
lingkungan. Proses manajemen terdiri dari 5 elemen yaitu: input, proses, output,
kontrol, umpan balik (Suyanto, 2008).

6. Lingkup Manajemen Keperawatan


Menurut Nursalam (2011), mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah
industri besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan
kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan
pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh
sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh
gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.Keperawatan merupakan
disiplin praktek klinis.Manajer keperawatan yang efektif semestinya memahami hal
ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana
meliputi: menetapkan penggunaan proses keperawatan, melaksanakan intervensi
keperawatan berdasarkan diagnosa, menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan
yang dilaksanakan oleh perawat, menerima akuntabilitas untuk hasil keperawatan,
mengendalikan lingkungan praktek keperawatan. Berdasarkan gambaran itu lingkup
manajemen keperawatan terdiri dari:

a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari tiga
tingkatan manajerial, yaitu: manajemen puncak, manajemen menengah dan
manajemen bawah.Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen
berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh
orang-orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil.Faktor tersebut adalah
kemampuan menerapkan pengetahuan, keterampilan kepemimpinan,
kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin, kemampuan melaksanakan
fungsi manajemen.

10
b. Manajemen asuhan keperawatan
Merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep–konsep
manajemen didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengendalian atau evaluasi.

B. JENIS MPKP
Jenis-Jenis MPKP antara lain : (Nursalam, 2011)
a. MPKP Transisi
MPKP, tenaga perawatnyamasih ada berlatar belakang pendidikan SPK,
namun kepala ruangan dan ketua timnya dari D3 keperawatan.
b. MPKP Pemula
MPKP dasar, semua tenaga perawatnya minimal D3 Keperawatan.
c. MPKP Profesional
MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu:
1) MPKP I
MPKP yang tenaga perawat pelaksananya minimal D3 Keperawatan,
tetapi kepala ruangan (karu) dan ketua tim (katim) mempunyai
pendidikan minimal S1 Keperawatan.
2) MPKP II
MPKP intermediate dengan tenaga minimal D3 Keperawatan dan
mayoritas Sarjana Ners Keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis
Keperawatan jiwa.
3) MPKP III
MPKP Advance yang semua tenaga minimal Sarjana Ners Keperawatan,
sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa dan dokter
keperawatan yang bekerja di area keperawatan jiwa.

C. MODEL MPKP
Macam-macam Metode MPKP (Nursalam, 2011)
a. Metode Fungsional

11
Sistem tugas disini mengacu pada ilmu manajemen yang diterapkan pada
bidang administrasi bisnis, yang berfokus pada tugas/pekerjaan yang harus
diselesaikan. Dalam pendekatan berorientasi pada tugas ini, tenaga dengan
latar belakang pendidikan kurang melakukan tugas yang lebih ringan atau tidak
kompleks dibandingkan dengan perawat profesional. Model ini dibutuhkan
pembagian tugas (job descriptions), prosedur, kebijakan dan alur komunikasi
yang jelas. Metode ini cukup ekonomis dan efisien serta mengarahkan
pemusatan pengendalian. Kelemahan metode ini, munculnya fragmentasi
keperawatan dimana pasien menerima perawatan berbagai kategori tenaga
keperawatan.
b. Metode Tim
Metode ini dirancang oleh Eleanor Lambertson pada tahun 1950-an yang
digunakan untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada tugas dan
memenuhi peningkatan tuntutan kebutuhan perawat profesional yang muncul
karena kemajuan teknologi kesehatan dan perawat. Tim
keperawatanmerupakan pemberian asuhan keperawatan pada setiap klien oleh
tim keperawatan yang dipimpin oleh perawat profesional.Tim keperawatan
terdiri dari perawat profesional, perawat praktis yang mendapat izin, dan sering
pembantu perawat. Indonesia suatu tim keperawatan dapat disusun dan terdiri
dari perawat sarjana atau perawat diploma sebagai ketua tim, perawat lulusan
SPK sebagai anggota dan dibantu pekerja kesehatan atau pembantu perawat.
Tim bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
sejumlah pasien selama 8 atau 12 jam. Metode ini lebih menekankan segi
manusiawi pasien dan para perawat anggota dimotivasi untuk belajar. Hal yang
harus ada pada metode tim keperawatan adalah konferensi tim yang dipimpin
ketua tim, rencana keperawatan dan keterampilan kepemimpinan.Kelemahan
metode Tim adalahpasienmungkinmasihmenerima fragmentasi pemberian
asuhan keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang baik
dengan pasien. Keterbatasan tenaga dan keahlian dapat menyebabkan
kebutuhan pasien tidak terpenuhi. Bila di unit tidak cukup dan tidak ada

12
perawat profesional, maka perawat teknisi yang secara pendidikan tidak
dipersiapkan untuk berperan sebagai pemimpin, sering diberi tugas untuk
memegang peran, sebagai ketua tim.
c. Metode Kasus
Juga disebut sebagai perawatan total yang merupakan modal paling awal.
Ini merupakan metode client centered, di mana seorang perawat bertanggung
jawab untuk memberikan perawatan pada sejumlah pasien dalam waktu 8 atau
12 jam setiap shift. Pegawai tersebut mengkaji, menyusun diagnosa, membuat
rencana, melakukan tindakan dan evaluasi pada setiap pasien. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda pada setiap pergantian shift. Metode ini
banyak dipakai pada keadaan kurang tenaga perawat. Untuk memenuhi
kekurangan perawat, para manager sering merekrut lebih banyak perawat
dengan latar belakang persiapan pendidikan kurang daripada perawat
profesional.
d. Metode Perawat Primer
Metode ini pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh Lydia Hall (1963).
Ini merupakan sistem di mana seorang perawat bertanggung jawab selama 24
jam sehari, 7 hari per minggu. Ini merupakan metode yang memberikan
perawatan secara komprehensif, individual dan konsisten. Metode keperawatan
primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan ketrampilan manajemen.
Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap
kebutuhan pasien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan
rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektivitasan perawatan.
Sementara perawat yang lain menjalankan tindakan keperawatan, perawat
primer mengkoordinasi perawatan dan menginformasikan tentang kesehatan
pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya.Keperawatan primer
melibatkan semua aspek peran profesional, termasuk pendidikan kesehatan,
advokasi, pembuatan keputusan, dan kesinambungan perawatan. Perawat
primer merupakan manager garis terdepan bagi perawatan pasien dengan
segala akuntabilitas dan tanggung jawab yang menyertainya.

13
Keuntungannya model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan
atau diterapkan, memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif,
memungkinkan penerapan proses keperawatan, memberikan kepuasan kerja
bagi perawat, dan memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima
asuhan keperawatan.Kerugiannya hanya dapat dilakukan oleh perawat
profesional, biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.
e. Model Modular
Model modular adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional
(terampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai
pulang disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Metode ini diperlukan
perawat yang berpengetahuan, terampil dan memiliki kemampuan
kepemimpinan. Idealnya 2-3 perawat untuk 8-12 klien. Keunggulan dan
kekurangan metode ini sampai dengan gabungan antara metode tim dan
metode perawatan primer (Arwani, 2006). Menurut Arwani (2006) metode
keperawatan modular adalah suatu variasi dari metode keperawatan primer.
Metode ini merupakan gabungan antara metode tim dengan metode primer.
Metode ini sama dengan metode tim karena baik perawat profesional maupun
non-profesional bekerja bersama dalam memberikan asuhan keperawatan
dibawah kepemimpinan seorang perawat profesional. Dalam memberikan
asuhan keperawatan dengan menggunakan metode keperawatan modular, satu
tim yang terdiri dari 2 hingga 3 perawat memiliki tanggung jawab penuh pada
sekelompok pasien berkisar 8-12 orang. Hal ini tentu saja dengan suatu
persyaratan peralatan yang dibutuhkan dalam perawatan cukup memadai.
Sekalipun di dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan
metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab yang
paling besar tetap ada pada perawat profesional. Perawat profesional juga
memiliki kewajiban untuk membimbing dan melatih non-profesional. Apabila
perawat profesional sebagai ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak
masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat profesional

14
lainnya yang berperan sebagai ketua tim. Peran kepala ruang diarahkan dalam
membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan untuk bekerja
sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing serta memotivator.
Keuntungan : memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan
holistic dengan pertanggungjawaban yang jelas, memungkinkan pencapaian
proses keperawatan, konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan
melalui rapat tim, cara ini efektif untuk belajar, memberi kepuasaan anggota
tim dalam hubungan interpersonal, memungkinkan menyatukan kemampuan
anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif, produktif karena
kerjasama, komunikasi dan moral, model praktek keperawatan profesional
dapat dilakukan atau diterapkan, memberikan kepuasan kerja bagi perawat,
memberikan kepuasan bagi pasien dan keluarga yang menerima asuhan
keperawatan, lebih mencerminkan otonomi, menurunkan dana perawat.
Kekurangan: Kekurangannya antara lain beban kerja tinggi terutama jika
jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan,
pendelegasian perawatan pasien hanya sebagian selama perawat penanggung
jawab pasien bertugas, biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain,
perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi kesehatan/
kedokteran, perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan, masalah
komunikasi.

15
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENGKAJIAN

A. PROFIL RSUP Prof. Dr. R.D. KANDOU MANADO


1. SEJARAH DAN PERKEMBANGANRSUP PROF. DR. R.D. KANDOU
MANADO
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah
sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai
kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan
anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta
mempunyai fungsi sosial (Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit).
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Dr. R.D. Kandou Manado
didirikan sejak tahun 1936, yaitu pada zaman Hindia Belanda. Pada awal
berdirinya diberi nama Koningen Wilhelmina Ziekenheuis (KWZ). Rumah
Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dulu dikenal
dengan Nama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Gunung Wenang, namun
kemudian atas peraturan perundang-undangan yang menginstruksikan setiap
Rumah Sakit Umum haruslah mempunyai nama yang jelas, maka oleh
Pimpinan Rumah Sakit mencoba untuk mencari nama yang dapat diambil dari
seorang Tokoh Kesehatan yang telah memberikan kontribusi yang besar pada
Rumah Sakit. Setelah melalui beberapa proses yang cukup lama, akhirnya
dipilih seorang Tokoh Kesehatan yang sangatdikagumi baik oleh para Dokter
maupun oleh Masyarakat, yaitu: Prof. Dr. R.D. Kandou. Gambaran profit dari
Prof. Dr. R.D. Kandou adalah sebagai berikut:
1) Tokoh Pendidikan dalam llmu Kesehatan
Prof. Dr. R.D. Kandou, adalah seorang dokter yang dikenal disiplin dalam
menerapkan Ilmu Kesehatan karena beliau adalah Dekan Pertama pada

16
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Hal inilah
menyebabkan tokoh ini sangat dikenal oleh dokter-dokter yang ada karena
mereka adalah mahasiswa dari Prof. Dr. R.D. Kandou. Ungkapan dari
mahasiswanya yang sekarang juga sudah menjadi Dokter Ahli, bahwa Prof.
Dr. R.D. Kandou terkenal sebagai seorang dokter yang tegas, disiplin dan
sangat santun dalamIlmu Kesehatan.
2) Tokoh Kesehatan
Prof. Dr. R.D. Kandou disebut sebagai Tokoh Kesehatan karena beliau
sangat konsen di dalam melakukan pelayanan kesehatan. Bahkan
pelayanan kesehatan Prof. Dr. R.D. Kandou tidak hanya saja di Manado,
akan tetapi pelayanan kesehatannya sampai di pulau Jawa. Bahkan
Masyarakat Jawa Tengah khususnya di kota Semarang juga sangat
mengenal beliau karena Prof. Dr. R.D. Kandou pernah selama beberapa
tahun tergabung dalam Tim Dokter di Rumah Sakit Kariadi yang
merupakan Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. Kariadi
Semarang.Perjalanan pelayanan kesehatan Prof. Dr. R.D. Kandou
dilanjutkan ke Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara yang akhirnya diangkat
menjadi Kepala Rumah Sakit dibeberapa Rumah Sakit, antara lain:
1) Kepala Rumah Sakit Umum Pusat Gunung Wenang
2) Kepala Rumah Sakit Pancaran Kasih
3) Kepala Rumah Sakit Ratumbuysang
4) Kepala Rumah Sakit Lembean dan
5) Dokter Ahli di beberapa Rumah Sakit, antara lain: Rumah Sakit Teling
yang merupakan Rumah Sakit yang dikelola oleh Angkatan Darat,
Rumah Sakit Siti Maryam, Rumah Sakit Bethesda Tomohon dll.
Prof. Dr. R.D. Kandou sangat dikenal oleh masyarakat sebagai Dokter
yang dermawan, karena beliau tidak pernah menetapkan tarif khusus bagi
pasien sebagai imbalan dari pelayanan kesehatan yang diberikan, namun
beliau hanyalah mengutamakan pelayanan demi kesembuhan pasiennya.
Sehingga tidak jarang banyak pasien-pasien yang datang dari desa-desa

17
yang memberikan hasil kebunnya berupa: Ubi, Pepaya, Pisang, Buah-
buahan. Sayur-sayuran dan lain-lain sebagai imbalan karena mereka tidak
mempunyai uang untuk membayar biaya pemeriksaan dokter.
Melalui pengalaman Pelayanan Kesehatan dibeberapa tempat dan
memegang jabatan Direktur Rumah Sakit terlama di Rumah Sakit Umum
Pusat Gunung Wenang, yaitu: pada tahun 1947 - 1967 membuat Para Tim
Dokter menetapkan bahwa: Nama Prof. Dr. R.D. Kandou sangat cocok
untuk digunakan pada Rumah Sakit Umum Pusat Gunung Wenang dengan
pertimbangan, selainpengalaman Prof. Dr. R.D. Kandou dalam Pelayanan
Kesehatan diberbagai tempat, namun intinya Prof Dr. R.D. Kandou
menjabat Kepala Rumah Sakit terlama pada Rumah Sakit ini, yaitu
dulunya Rumah Sakit Umum Pusat Gunung Wenang.
2. LANDASAN HUKUM
Berjalannya waktu Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado merupakan Badan Layanan Umum sebagai Rumah Sakit Pemerintah
Pusat di bawah binaan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan
merupakan Rumah Sakit Kelas A Pendidikan dan pusat rujukan pelayanan
kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dan Indonesia Timur Bagian Utara. Badan
Layanan Umum Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
Sulawesi Utara memperhatikan posisi hukum dari RSUP. Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado, adalah rumah sakit pemerintah maka dalam hal ini sesuai
Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 BAB IV Pasal 6 ayat 1 dan 2,
menyatakan:
1) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk :
1. Menyediakan rumah sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat.
2. Menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di rumah sakit bagi fakir
miskin, atau orang tidak mampu sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Membina dan mengawasi penyelenggaraan rumah sakit.

18
4. Memberikan perlindungan kepada rumah sakit agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan secara profesional dan bertanggung jawab.
5. Memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna jasa
pelayanan rumah sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
6. Menggerakkan peran serta masyarakat dalam pendirian rumah sakit
sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat
7. Menyediakan informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
8. Menjamin pembiayaan pelayanan kegawatdaruratan di rumah sakit
akibat bencana dan kejadian luar biasa.
9. Menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan.
10. Mengatur pendistribusian dan penyebaran alat kesehatan berteknologi
tinggi dan bemilai tinggi.
2) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
berdasarkan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Memperhatikan hal ini jelas posisi hukum RSUP. Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado adalah rumah sakit milik pemerintah yang harus tunduk
dengan aturan--aturan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, undang-undang
nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah menetapkan
bidang kesehatan merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh
kabupaten/kota.
3. PENGKAJIAN MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN
Manajemen keperawatan adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan
dan pelayanan dalam ruang lingkup keperawatan yang meliputi fungsi-fungsi
manajemen seperti perencanaan, organisasi, staffing, pengarahan dan
pengontrolan. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 03
Februari 2020, penerapan MPKP di ruang Irina E Bawah masih terdapat
beberapa masalah yang ditemukan, baik dari segi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, maupun pengontrolan. Tujuan dari pengkajian
yang dilakukan pada tanggal 03 Februari 2020 yaitu untuk mengetahui

19
pelaksanaan MPKP yang diterapkan di ruang Irina E bawah yang meliputi
penggunaan keterampilan manajemen dan kepemimpinan dalam usaha
memberikan asuhan dalam tatanan pelayanan kesehatan yang nyata. Data yang
didapat di ruang Irina E Bawah merupakan hasil wawancara, observasi, dan
kuesioner dengan melibatkan 15 responden yang berasal dari ruang Irina E
Bawah. Observasi dilakukan dengan melihat seluruh kegiatan MPKP yang
dilaksanakan di ruang Irina E Bawah antara lain metode yang digunakan,
ketenagaa, fasilitas, Standard Operationa Procedure(SOP), Standar Asuhan
Keperawatan (SAK), struktur organisasi, timbang terima, kegiatan supervisi,
ronde keperawatan, proses penerimaan pasien baru, pelaksanaan discharge
planning, serta pendokumentasian berkas rekam medis.

a. Analisis Hasil Pengkajian Manajemen di Ruangan Irina E Bawah


Tabel 1.1 Analisis Hasil Pengkajian Manajemen di Ruangan Irina E
Bawah
1. Fungsi Perencanaan

No. Perencanaan Wawancara Observasi Kuesioner Masalah

1. Visi dan Misi Menurut kepala Terdapat visi dan 80% perawat Filosofi,
Organisasi ruangan, dulu di misi RS yang selalu Visi dan
ruang irina E Bawah terpampang di melaksanakan Misi
memiliki visi dan koridor ruangan tugas sesuai visi Ruangan
misi, namun saat ini irina E Bawah misi RS Belum
visi dan misi di Tersedia
ruang Irina E Bawah
mengikuti visi misi
RS

20
2. Pelaksanaan Kepala ruangan Dalam berkas 100% perawat Tidak ada
Askep mengatakan Standart rekam medis selalu masalah
berdasarkan Asuhan terdapat SAK yang melaksanakan
SAK Keperawatan (SAK) terbagi menjadi dua asuhan
menggunakan format, yaitu keperawatan
Standar Diagnosa format (√) dan tulis berdasarkan
Keperawatan manual. SDKI.
Indonesia (SDKI)

3. Pelaksanaan Kepala ruangan Sudah tersedia SOP 66,6% perawat Penerimaa


Askep mengatakan masih tertulis di selalu n pasien
berdasarkan ada beberapa ruangan.Dalam menggunakan baru,
SOP perawat yang pelaksanaan asuhan standar timbang
memberikan asuhan keperawatan, masih operasional terima,
keperawatan belum banyak tindakan prosedur dan dan
sesuai SOP yang belum sesuai 33,3% perawat discharge
SOP misalnya sering planningti
timbang menggunakan dak sesuai
terimayang sering standar dengan
dilakukan tiap operasional alur dan
pergantian shift, prosedur SOP
penerimaan pasien
baru, dan discharge
planning.

4. Pembuatan Kepala ruangan Setiap timbang - Tidak ada


Rencana mengatakan perawat terimaperawat masalah
Harian memiliki catatan mencatat dibuku
harian catatan harian
masing-masing

21
5. Standar Kepala ruangan Terdapat jadwal 86% perawat Perawat
Kinerja mengatakan irina E dinas, perawat selalu konsisten yang
Perawat bawah melakukan terkadang masih dalam bekerja terlambat
berdasarkan pelayanan kesehatan belum dan
Acuan berdasarkan aturan menggunakan atribut
Aturan RS RS atribut yang sesuai yang tidak
aturan dan masih sesuai
ada perawat yang
datang tidak tepat
waktu

Tabel 1.1 Analisis Hasil Pengkajian Manajemen di Ruangan Irina E


Bawah
2. Fungsi Pengorganisasian

No. Perencanaan Wawancara Observasi Kuesioner Masalah

1. Struktur Menurut Kepala Terpasang bagan 93% perawat Belum


Organisasi ruangan struktur struktur di ruangan selalu ada
ketenagaan dibagi 2 yang belum memahami struktur
tim berdasarkan diperbaharui/ada struktur organisasi
konsep MPKP yang perawat-perawat organisasi yang baru
ada di RS, yang sudah tidak ada diruangan.
bekerja lagi di Irina
E Bawah

2. Standar Menurut Kepala Terdapat 2 tim 80% perawat Tidak ada


Pemberian Instalasi didapatkan yang di pimpin selalu masalah
Askep data bahwa irina E oleh ketua tim A menggunakan
menggunaka bawah menggunakan dan B dan ada metode modular
n Metode metode moduler penanggung jawab dalam
MPKP yang dibagi dalam 2 shift. Pembagian pemberian
tim. tugas berdasarkan asuhan
kamar keperawatan

22
3. Uraian Tugas Menurut Ketua Tim Diruangan sudah 46% perawat Tidak ada
diruangan irina E ada buku uraian selalu masalah
bawah sudah ada tugas melakukan
uraian tugas untuk sesuai dengan
masing-masing uraian tugas dan
perawat di ruangan 53% kadang-
kadang
melakukan
sesuai dengan
uraian tugas

4. Pendokument Menurut kepala Perawat sering - Tidak ada


asian Asuhan ruangan melakukan masalah
Keperawatan pendokumentasian pendokumentasian
asuhan keperawatan askep setelah
berdasarkan format melakukan
yang diberikan RS tindakan
keperawatan

5. Perhitungan Menurut Kepala Perawat masih Tenaga Tidak ada


Kebutuhan Instalasi mampu melakukan keperawatan masalah
Ketenagaan penghitungan jumlah tugas dengan baik yang ada sudah
tenaga perawat sesuai dengan
menggunakan beban kerja :
perhitungan menurut kadang-kadang
Depkes 2005. Dan 46,6%, sering
hasil yang didapat 33,3%, dan
masih kurang tenaga selalu 20%.
perawat di irina E
bawah. Bisa diatasi
karena adanya
perhitungan
berdasarkan keadaan
di lapangan

23
6. Pengaturan Menurut kepala Format shift Pengaturan shift Pembagia
Jadwal Dinas ruangan, pengaturan diruangan tertulis diruangan n shift
shift tidak jelas selama berdasarkan kurang
berdasarkan pada periode 1 bulan. tingkat efektif
tingkat Pada tanggal 03 ketergantungan
ketergantungan Februari 2020 klien selalu
klien, karena jumlah perawat 35%, sering
disesuaikan dengan shift pagi 7, sore 2, 20%, kadang-
jumlah perawat dan malam 2 dan 1 kadang 45%.
kondisi ruang perawat cuti
perawatan. kedukaan

Tabel 1.1 Analisis Hasil Pengkajian Manajemen di Ruangan Irina E


Bawah
3. Fungsi Pengarahan
No. Perencanaan Wawancara Observasi Kuesioner Masalah

1. Supervisi Menurut kepala Kepala ruangan Setiap 3 bulan Tidak ada


Perawat ruangan, supervisi di memberikan sekali dilakukan masalah
ruang Irina E Bawah pengarahan saat pre evaluasi
sangat jarang conference dan terhadap kinerja
dilakukan, bahkan rutin mengikuti perawat yang
pada 1 bulan timbang ada diruangan
pertama 2020 belum terimaserta irina E bawah :
dilakukan supervisi. mengobservasi 70% selalu, 15%
Akan tetapi, setiap tindakan dan sering dan 15%
shiftpagi dimulai, keadaan disekitar tidak pernah.
kepala ruangan ruangan perawatan.
selalu memberikan
pengarahan di waktu
pre conference.

2. Motivasi dan Menurut kepala Kepala Ruangan - Tidak ada


Komunikasi ruangan komunikasi selalu memberikan masalah
yang terjadi diantara arahan dan
perawat berjalan motivasi kepada
baik dan efektif para perawat yang
ada diruangan

24
3. Pendelegasian Menurut kepala Terdapat surat - Tidak ada
Tugas ruangan, ketika pendelegasian yang masalah
berhalangan sudah disetujui
pendelegasian tugas
diberikan kepada
kepala ruangan irina
E Bawah dengan
alasan yang tepat
serta memasukan
surat permohonan
yang sudah
ditandatangani oleh
kepala ruangan

4. Pembagian Menurut kepala Ketua tim membagi 93% perawat Belum


Tugas ruangan pembagian tugas saat pre mengetahui dan pernah
tugas disampaikan conference mengerti tugas dilakukan
secara lisan pada yang diberikan post
saat pre conference conferenc
dan tertulis jelas e di
dalam buku ruangan
pembagian tugas

5. Kegiatan Menurut Kepala Kegiatan ronde Menurut Ronde


Ronde Ruangan hanya keperawatan tidak perawat 13,4% keperawat
Keperawatan melakukan ronde melibatkan mengatakan an tidak
keperawatan di keluarga/pasien, kadang-kadang, dilakukan
ruang perawat hanya membahas 86,6% tidak
secara singkat pernah.
bersama perawat-
perawat lain di ners
station.

25
Tabel 1.1 Analisis Hasil Pengkajian Manajemen di Ruangan Irina E
Bawah
4. Fungsi Pengontrolan
No. Perencanaan Wawancara Observasi Kuesioner Masalah

1. Monitoring Menurut kepala Hasil perhitungan 100% Perhitungan


BOR ruangan, dilakukan BOR di diruangan BOR tidak
pendataan jumlah dokumentasikan dilakukan ditampilkan
pasien harian dan setiap bulan dalam perhitungan dipapan
dipresentasikan format pelaporan BOR informasi
setiap bulan namun tidak pasien
menggunakan format dicantumkan dalam
yang disediakan papan informasi
Rumah Sakit pasien

2. Monitoring Menurut kepala Hasil perhitungan 100% Perhitungan


LOS ruangan, dilakuan LOSdi diruangan LOS tidak
pendataan pasien dokumentasikan dilakukan ditampilkan
LOS dan setiap bulan dalam perhitungan dipapan
dipresentasiakan format pelaporan LOS informasi
setiap bulan namun tidak pasien
menggunakan format dicantumkan dalam
yang disediakan papan informasi
Rumah Sakit pasien

3. Monitoring Menurut kepala Hasil perhitungan 100% Perhitungan


TOI ruangan, dilakuan TOI di diruangan TOI tidak
pendataan pasien dokumentasikan dilakukan ditampilkan
TOI dan setiap bulan dalam perhitungan dipapan
dipresentasikan format pelaporan TOI informasi
setiap bulan namun tidak pasien
menggunakan format dicantumkan dalam
yang disediakan papan informasi
Rumah Sakit pasien

26
4. Monitoring Menurut kepala Laporankejadian 100% Perhitungan
Kejadian ruangan, monitoring angka nosokomial diruangan INOS tidak
Infeksi kejadian infeksi pada januari 2020 dilakukan ditampilkan
Nosokomial nosocomial telah masuk ke perhitungan dipapan
dilakukan dengan bagian PPI informasi
cara mendata seluruh pasien
pasien yang dirawat
terhadap tindakan
invasif kemudian
data tersebut diolah
dipresentasikan
setiap bulannya.

5. Monitoring Menurut kepala Setiap pasien Perawat telah Tidak ada


Kejadian Jatuh ruangan, monitoring memiliki penilaian melakukan masalah
dilakukan dengan resiko jatuh penilaian
menggunakan format (Humpthy- resiko jatuh
pengkajian risiko Dumpthy) pada (Humpthy-
jatuh anak rekam medis Dumpthy)deng
(Humpthy- masing-masing. an hasil: selalu
Dumpthy), tetapi 86,6% ketika
untuk pelaporan pasien masuk
kejadian jatuh pada dan kadang-
bulan januari- kadang 33,3%
februari 2020 belum dilakukan pada
ada, sehingga belum saat
ada laporan kejadian kelengkapan
jatuh. berkas

4. VISI RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado


Menjadi rumah sakit pendidikan dan pelayanan rujukan nasional yang
unggul di indonesia timur tahun 2019
5. MISI RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
1) Memberikan pelayanan medik, keperawatan, dan penunjang yang
berkualitas
2) Meningkatkan pendidikan, pelatihan, dan penelitian

27
3) Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan
4) Meningkatkan kesejahteraan karyawan
5) Mengembangankan sarana dan prasarana rumah sakit
6. TUJUAN
1) Melaksanakan sistem pelayanan prima dan terlayaninya seluruh pasien
yang datang ke Rumah Sakit;
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia melalui
program pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan mutu pelayanan;
3) Menyelenggarakan fleksibilitas pengelolaan keuangan, administrasi umum
serta pemenuhan saran dan prasarana rumah sakit.
7. NILAI –NILAI
1) Team work
Dalam pelaksanaan suatu hal disadari bahwa semua kegiatan tidak dapat
dilaksanakan dan diselesaikan oleh sekelompok orang maka perlu suatu
kerjasama tim (Team Work);
Melalui kebersamaan dalam kegiatan pelayanan mengutamakan kepuasaan
pelanggan sesuai motto Rumah Sakit ”Kepuasan Pelanggan di atas segala-
galanya”;
Mengutamakan kepentingan organisasi/institusi/lembaga daripada
kepentingan pribadi atau kelompok.
2) Inovasi
Bekerja dengan terus melakukan perubahan kea rah yang lebih
baik.Dimana terus mengembangkan kualitas pelayanan dan petugas
kesehatan.
3) Transparansi
Terbuka dalam mengemukakan dan menerima pendapat;Saling menghargai
dan menghormati pendapat orang lain.

28
4) Integritas
Senantiasa dalam melaksanakan tugas berusaha menjunjung tinggi
kejujuran; dimana ada kesuaian antara apa yang seharusnya dikerjakan
dengan apa yang dikerjakan.
Berusaha meminimalisasi kesalahan berdasarkan data dan fakta yang
bertanggung jawab sesuai etika profesi dan etika Rumah Sakit.
5) Budaya bekerja cepat dan tepat
Selain dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan cepat tapi juga
tidak mengabaikan ketepatan pelaksanaannya.
8. MOTTO
Kepuasan pelanggan adalah segala-galanya
9. STATUS RUMAH SAKIT
Rumah sakit tipe A Akreditasi Paripurna dan Joint Commission Internasional
(JCI)
10. DENAH RUANGAN IRINA E BAWAH
Nurse Station

Kamar 3 kelas
Kamar 1 kelas

administrasi

Raung obat

Evakuasi

Ruang Dokter
Ruang Dokter

Kamar 8
Kamar 7
Gudang
Pintu

Pantry
Ruang

II
II
Pintu Masuk

Laboratorium

Ruang Karu
Kamar 6
Tindakan

Kamar 4

Kamar 5
Kelas I
Ruang
Toilet
PICU

KAJIAN DI RUANGAN IRINA E BAWAH

29
11. KETENAGAAN
1. Deskripsi Tenaga Perawat
a. Jumlah : Tenaga perawat berjumlah 15 orang, terdiri atas 1 orang kepala
ruangan, 2 orang Ketua Tim, dan 12 orang perawat pelaksana. 1 orang
perawat pembantu.
b. Tingkat Pendidikan
 PNS
Tabel 1.2 Jumlah ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan
Status Pendidikan Jumlah
Ners 5 orang
DIII 3 orang
TOTAL 8 orang

 Non PNS
Tabel 1.2 Jumlah ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan
Status Pendidikan Jumlah
Ners 5orang
DIII 1orang
SMK (Perawat Pembantu) 1 orang
TOTAL 7 orang

2. Penjadwalan Dinas
Dinas pagi : 7 orang
Dinas Sore : 2 orang
Dinas Malam : 2 orang
Hasil observasi dinas pagi 4 orang perawat pelaksana, 2 katim, dan 1 orang
Karu, dinas siang 2 orang perawat, dan dinas malam 2 orang perawat.

12. SISTEM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN


Pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah metode Moduler.
13. KELENGKAPAN ORGANISASI RUANGAN

30
Struktur organisasi ruangan sudah lengkap, daftar hak dan kewajiban klien sudah
ada, hak dan kewajiban perawat sudah ada, serta denah ruangan sudah ada.
14. FASILITAS RUANG IRINA E BAWAH
Tabel 1.3 Jumlah fasilitas ruang Irina E Bawah

Kondisi
No. Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1. Stetoskop 1 1 -

2. Lemari obat 1 1 -

3. Tabung O2 besar 3 3 -

4. Tabung O2 kecil 1 1 -

5 Trolley Emergency 2 2 -

6. Tensimeter 1 1 -

7. Suction 1 1 -

8. Termometer 1 1 -

9. Alat EKG - - -

10 Nebulizer - - -

11. Tiang infuse 16 16 -

12. Kursi roda 2 2 -

13. Timbangan badan 1 - 1

14. Hand rub 8 8 -

15. Telepon 1 1 -

16. Komputer 2 2 -

19. Papan tulis 1 1 -

31
20. APAR 2 2 -

21. Reflek hammer 1 1 -

22. Kulkas obat-obat 1 1 -

23. Tempat kasa steril 1 1 -

24. Tempat sampah medis 1 1 -

25. Tempat sampah non medis 3 3 -

26. Laken 32 32 -

27. Troli tindakan 2 2 -

15. D 28. Wastafel 2 2 -


A
TA PASIEN RAWAT INAP IRINA E BAWAH
Tabel 1.4 Jumlah pasien rawat inap Irina E Bawah bulan Januari 2020
TIM TERISI LOSS MENINGGAL
TIM A 101 1 -
TIM B 85 2 -

16. STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


Di Irina E Bawah menggunakan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) berdasarkan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)

32
ALUR PASIEN MASUK KELUAR IRINA E BAWAH
RSUP PROF. DR. R.D KANDOU MANADO

Poliklinik

Ruangan lain

Masuk Rekam Medis Keluar :


 Sembuh
Irina E  Permintaansend
iri
bawah
IGD
 Datangsendiri Meninggal
 Rujukandokters
pesialis/dokteru
mum
 Rujukan RS
Pemulasaran
 Rujukan PKM
Jenazah

33
STRUKTUR ORGANISASI RUANG IRINA E BAWAH

DIREKTUR UTAMA

Dr.dr. JIMMY PANELEWEN, Sp.B-KD

NIP: 196408171991031004

PLH DIREKTUR MEDIK & KEPERAWATAN DIREKTUR SDM DAN PANDIDIKAN DIREKTUR KEUANGAN & ADMINISTRASI UMUM

Dr.dr. IVONNE ELISABETH ROTTY, M. Kes Dr.dr. IVONNE ELISABETH ROTTY, M. Kes DEWI ANGGRAINI, SE, MM
NIP: 196412161993032001
NIP: 1964112141991032001 NIP: 1964112141991032001

KEPALA INSTALASI

Ns. ABRAM BABAKAL, S.Kep

NIP: 197604042005011016

KEPALA RUANGAN

Ns. CERLI IMBANG, S.Kep

NIP: 196406261988022001

KETUA TIM A KETUA TIM B

Ns. Buang Tumbelaka, S.Kep Ns. ISWANTY YAHYA, S.Kep


NIP: 196609021990031004 NIP: 197909212006042001

Ns. Meilany Carel, S. Kep Ahusta Ramenusa, Amd.Kep

Ns. Siska Sintia Supit, S. Kep Ns. Nova W. Saragih, S. Kep

Roslidyawati Kalaha, Amd. Kep Ns. Margirini Sudarjo, S.Kep

Risnawaty Rasyid, Amd, Kep Ns. Rosana Monareh, S.Kep

Ns. Fitriyani Abusono, S. Kep Maria Welerubun, Amd. Kep

Ns. Nieke Greti Dien, S. Kep Ns. Febrinita L. Kaunang, S.Kep 34


BAB IV
PERENCANAAN
A. PRIORITAS MASALAH
Setelah dilakukan analisa situasi dengan menggunakan analisa SWOT maka
ditemukan permasalahan – permasalahan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan timbang terimabelum maksimal
2. Pelaksanaan dan dokumentasidischarge planning keperawatan belum maksimal
3. Penerimaan pasien baru belum maksimal
Setelah diidentifikasi ada 3 masalah yang ditemui, selanjutnya masalah tersebut
diprioritaskan dengan menggunakan kriteria matriks, yaitu :

1. Magnitude (Mg) yaitu kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah.


2. Severity (Sv) yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan.
3. Managearbility (Mn) yaitu kemungkinan masalah bisa dipecahkan.
4. Nursing conseny (Nc) yaitu melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat.
5. Affordability (Af) yaitu ketersediaan sumber daya.
Setiap masalah diberi rentang 1 sampai 5 dengan ketentuan :
1 = tidak penting 4 = penting
2 = kurang penting 5 = sangat penting
3 = cukup penting
Tabel 1.5 Prioritas masalah berdasarkan kriteria matriks

NO MASALAH Mg Sv Mm Nc Af Total
1 Pelaksanaan timbang terima belum 5 4 5 5 4 23
maksimal
2 Pelaksanaan dan dokumentasi 5 3 3 3 3 17
discharge planning keperawatan belum
optimal
3 Penerimaan pasien baru belum 3 3 4 4 2 16
maksimal

35
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prioritas masalah berdasarkan urutan
dari nilai tertinggi sampai yang paling rendah adalah :
1. Pelaksanaan timbang terimabelum maksimal
2. Pelaksanaan dan dokumentasi discharge planningkeperawatan belum optimal
3. Penerimaan pasien baru belum maksimal

Tabel 1.6 Tujuan alternatif pemecahan masalah


TUJUAN ALTERNATIF
NO MASALAH
PEMECAHAN MASALAH
1 Pelaksanaan timbang terimabelum Melakukan roleplay tentang timbang
maksimal terimasesuai SOP
2 Pelaksanaan dan dokumentasi
Membuat format dan alurdischarge
discharge planningkeperawatan belum
planningkeperawatan
optimal
3 Penerimaan pasien baru belum Membuat alur dan format
maksimal penerimaan pasien baru

Dari 3 (Tiga) alternatif pemecahan masalah yang ada, akan digunakan


pembobotan metode CARL yaitu Capibility (C) yaitu kemampuan dalam
menyelesaikan masalah, Accesability (A) yaitu kemudahan dalam menyelesaikan
masalah, Readiness (R) yaitu kesiapan dalam penyelesaian masalah dan Leverage (L)
yaitu daya ungkit penyelesaian masalah. Rentang bobot yang digunakan adalah 1
sampai 4 dengan kriteria 4 = sangat mampu, 3 = mampu, 2 = cukup, dan 1 = kurang
mampu.

Tabel 1.7 Alternatif pemecahan masalah berdasarkan CARL

NO MASALAH C A R L TOTAL

Pelaksanaan timbang terimabelum


1 4 2 2 1 9
maksimal

36
Pelaksanaan dan dokumentasi
2 discharge planningkeperawatan 4 3 2 1 10
belum optimal

Penerimaan pasien baru belum


3 4 4 4 4 16
maksimal

Berdasakan hasil seleksi menurut metode CARL di atas, masalah yang akan
diselesaikan menurut urutannya sebagai berikut :

1. Pelaksanaan timbang terimabelum maksimal


2. Pelaksanaan dan dokumentasi discharge planningkeperawatan belum optimal
3. Penerimaan pasien baru belum maksimal

37
BAB V
PELAKSANAAN

A. RENCANA KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan persiapan kegiatan pertemuan
dengan Karu, Katim, dan PP.

1. Menyiapkan materi yang berhubungan dengan pelaksanaan simulasi penerapan


metode tim (Role Play)
2. Menyiapkan materi yang berhubungan dengan cara operan
3. Membuat alur discharge planning keperawatan
4. Membuat format discharge planning keperawatan
5. Membuat alur penerimaan pasien baru
6. Membuat format penerimaan pasien baru

B. PELAKSANAAN KEGIATAN
Berdasarkan kerangka acuan rencana kegiatan di E Bawah, maka dilakukan
kegiatan sebagai berikut :
1. Pada tanggal 3 Februari 2020 dilakukan pembagian tugas sebagai Kepala
ruangan, Katim, dan Perawat Pelaksana
2. Pada tanggal 3 Februari 2020 dilaksanakan pengkajian, observasi, dan
wawancara dengan Kepala Ruangan
3. Pada tanggal 4 Februari 2020 dilaksanakan pembagian kuesioner
4. Pada tanggal5Februari 2020 dilaksanakan pertemuan awal dengan kepala
ruangan untuk mempresentasikan hasil pengkajian dan pengumpulan data
tentang masalah manajemen yang ada di Irina EBawah
5. Pada tanggal 5 Februari 2020 dilaksanakan pembuatan video roleplay tentang
handover
6. Pada tanggal 6 Februari 2020 dilaksanakan pemaparan laporan manajemen
kepada kepala ruangan dan CT
7. Pada tanggal 6 Februari 2020 membuat format discharge planning keperawatan

38
8. Pada tanggal 6 Februari 2020 membuat alur discharge planning keperawatan
9. Pada tanggal 6 Februari 2020membuat format penerimaan pasien baru
10. Pada tanggal 6 Februari 2020 membuat alur penerimaan pasien baru
11. Pada tanggal 6 Februari 2020 membuat kuesioner kepuasan pasien
12. Pada tanggal 10 Februari 2020 akan melaksanakan seminar awal untuk
membahas perencanaan inovasi yang akan dilaksanakan nanti
13. Pada tanggal 11 Februari 2020 akan melaksanakan role play handover
14. Pada tanggal 11 Februari 2020 memberikan format discharge planning
sekaligus penggunaan format tersebut kepada Kepala ruangan, Katim, dan
perawat pelaksana di Irina E Bawah
15. Pada tanggal 12 Februari 2020 membagikan kuesioner kepuasan kepada
pasien/keluarga pasien
16. Pada tanggal 14 Februari 2020 memberikan format dan alur penerimaan pasien
baru.

39
BAB VI
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengkajian dan pengumpulan data baik melalui observasi langsung,
kuesioner dan wawancara di Irina E Bawah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado,
ditemukan 3 masalah yaitu : Pelaksanaan timbang terimabelum maksimal,
pelaksanaan dan dokumentasi discharge planning keperawatan belum maksimal,
penerimaan pasien baru belum maksimal.

Dari 3 masalah yang ada dilakukam pembobotan dan diurutkan sesuai prioritas, yaitu:

1. Pelaksanaan timbang terimabelum maksimal


2. Pelaksanaan dan dokumentasi discharge planningkeperawatan belum
maksimal.
3. Penerimaan pasien baru belum maksimal.

Rencana penyelesaian masalah diatas adalah melakukan kegiatan penyegaran dengan


tema penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional dengan metode modifikasi
keperawatan tim-primer. Fokus penyegaran adalah :
1. Melakukan roleplay tentang timbang terimasesuai SOP
2. Membuat format dan alur discharge planningkeperawatan
3. Membuat alur dan format penerimaan pasien baru

A. PERSIAPAN KEGIATAN
1. Penyiapan perangkat MPKP
Penyiapan perangkat kegiatan MPKP dilakukan dengan menyusun
pelaksanaantimbang terimasesuai dengan SOP. Perangkat yang disusun dalam
bentuk format dan alur serta video timbang terima, discharge planning, dan
penerimaan pasien baru.
Masalah pertama yang didapat berdasarkan observasi yaitu pelaksanaan
timbang terimayang belum maksimal, dimana masih ada perawat yang belum
siap atau terlambat untuk melakukan timbang terima.

40
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan MPKP mulai dilakukan tanggal 11 Februari 2020 sesuai
jadwal yang telah disusun. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok antara lain adalah membuat struktur organisasi yang baru,
pembuatan papan informasi pasien yang dirawat, pelaksanaan timbang
terimayang di roleplay-kan setiap hari, pembuatan format dan alur discharge
planning keperawatan, serta pembuatan format dan alur penerimaan pasien
baru. Persiapan hasil kegiatan dalam bentuk pengkajian dan penyiapan
perangkat MPKP, pelaksanaan kegiatan berdasarkan analisa data yang
dikumpulkan dan evaluasi dengan program kontrol kegiatan
2. Penerapan Kegiatan
Penerapan dan Roleplay Manajemen Keperawatan di Ruangan Irina E bawah
a. Timbang terima
Timbang terimayaitu satu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Laporan yang
disampaikan dalam bentuk SBAR.
Kegiatantimbang terimaharus dilakukanoleh kepala ruangan, ketua tim
dan perawat pelaksana dan sudah harus lengkap dan siap menerima
laporan pasien. Kemudian pada saat pelaksanaan timbang terima, perawat
harus melakukan sesuai SOP diantaranya adalah diawali dengan
memperkenalkan diri, agar keluarga pasien tidak bingung untuk
menghubungi perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien. Selain
itu, perawat melakukan pengkajian kembali dan validasi terhadap pasien.
Inovasi yang dilakukan, kelompok melakukan role play atau bermain
peran setiap hari sebagai kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana
secara bergantian. Pada tanggal 10 Februari 2020, kelompok menjelaskan
timbang terimasesuai SOP kepada kepala ruangan. Pada tanggal 11
Februari 2020, kelompok bersama-sama dengan kepala instalasi dan

41
Clinical Instructure mensosialisasikan SOP timbang terimakepada ketua
tim dan perawat pelaksana.
Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah meningkatkan motivasi
perawat agar terus melakukan timbang terimasesuai dengan SOP. Kepala
ruangan dan Ketua TIM harus selalu mengingatkan kepada perawat
pelaksana agar terbiasa dan menjadi budaya kerja.
b. Discharge planning Keperawatan
Discharge planning keperawatan adalah proses mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan sampai pasien merasa siap kembali ke
lingkungan rumahnya. Tujuannya memberikan pelayanan terbaik untuk
menjamin keberlanjutan asuhan yang berkualitas.
Kenyataan dilapangan yang didapat bahwa pelaksanaan dan
pendokumentasian discharge planningkeperawatan belum maksimal atau
belum sesuai dengan SOP. Sesuai dengan SOP yang ada, perawat harus
memberikan edukasi mengenai tindakan perawatan diri, kepatuhan diet,
minum obat serta aktivitas dan istirahat yang perlu dilakukan di rumah.
Inovasi yang dilakukan, kelompok membuat alur serta format discharge
planningkeperawatan. Pada tanggal 10 Februari 2020, kelompok
melaksanakan seminar manajemen keperawatan yang didalamnya
membahas mengenai format dan alur discharge planningkeperawatan.
Pada 13 Februari 2020, kelompok menjelaskan alur dan format yang
sudah dibuat untuk digunakan di ruangan irina E bawah kepada kepala
ruangan. Dengan harapan, kepala ruangan dapat meneruskan kepada ketua
tim dan perawat pelaksana yang ada di irina E bawah.
Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah meningkatkan motivasi
perawat agar terus melakukan discharge planning yang sesuai dengan
Format dan alur yang sesuai. Diharapkan kepala ruangan dapat
meneruskan kepada ketua tim dan perawat pelaksana mengenai format dan
alur yang dibuat mengenai discharge planning keperawatan dan
diharapkan juga dapat digunakan di Irina E Bawah.

42
c. Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima kedatangan
pasien baru (pasien dan keluarga) di ruang pelayanan keperawatan,
khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensif.Kegiatan pada saat
penerimaan pasien baru, maka disampaikan beberapa hal mengenai
orientasi ruangan, pengenalan ketenagaan ners-medis, tata tertib ruangan,
serta penyakit.
Kenyataan di lapangan yang di dapat adalah Penerimaan pasien baru
belum maksimal. Sesuai dengan alurnya, kepala ruangan memberitahukan
kepada perawat pelaksana bahwa akan ada pasien baru, kemudian perawat
pelaksana menyiapkan tempat tidur yang akan digunakan pasien baru.
Kepala ruangan dan perawat pelaksana menyambut pasien baru. Setelah
itu, perawat pelaksana menjelaskan segala hal yang tercantum dalam
lembar penerimaan pasien baru, melakukan pengkajian, terminasi dan
evaluasi.
Inovasi yang dilakukan, kelompok membuat alur serta format penerimaan
pasien baru. Pada saat dilakukan seminar 10 Februari 2020, kelompok
menjelaskan mengenai alur dan format penerimaan pasien baru. Dan pada
tanggal 13 Februari 2020, kelompok menjelaskan bagaimana alur dan
format penerimaan pasien baru yang bisa digunakan di Irina E
Bawah.Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah meningkatkan
motivasi perawat agar terus melakukan penerimaan pasien baru sesuai alur
dan format yang ada.Dan diharapkan format dan alur yang dibuat
mengenai penerimaan pasien baru bisa digunakan di Irina E Bawah.

C. EVALUASI KEGIATAN MPKP


Evaluasi kegiatan MPKP adalah proses untuk mengamati secara terus-menerus
pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan perubahan
terhadap penyimpangan yang terjadi.
Setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil :

43
1. Pada tanggal 12 Februari 2020, kepala ruangan, ketua tim dan perawat
pelaksana melakukan timbang terimasesuai SOP didampingi oleh Clinical
Instructure dan mahasiswa Profesi Ners Universitas Sam Ratulangi. Setelah
itu, perawat di Irina E Bawah melakukan timbang terimasudah sesuai dengan
SOP yang ada.
2. Pada tanggal 13 Februari 2020, kelompok memberikan format dan alur
discharge planning keperawatan yang sudah dibuat kepada kepala ruangan.
Dan nantinya akan diteruskan kepada ketua TIM dan perawat pelaksana yang
ada di Irina E Bawah.
3. Pada tanggal 13 Februari 2020, kelompok memberikan format dan alur
penerimaan pasien baru yang sudah dibuat kepada kepala ruangan. Dan
nantinya akan diteruskan kepada ketua TIM dan perawat pelaksana yang ada
di Irina E Bawah.
4. Kelompok juga membuat evaluasi pada keluarga pasien tentang kepuasan
keluarga terhadap asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat diruangan
irina E bawah dalam bentuk pengisian kuesioner. Dari 21 pasien yang dirawat,
didapatkan bahwa keluarga puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh perawat namun masih ada beberapa hal yang menurut keluarga masih
kurang dilakukan oleh perawat seperti: membantu pasien dalam hal personal
hygiene serta memberikan informasi tentang kondisi pasien, peraturan
diruangan dan perawatan dirumah yang masih kurang jelas.

44
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melaksanakan kegiatan praktek manajemen keperawatan di Rumah


Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, khususnya di Ruang Irina E
Bawah selama 2 (dua) minggu dari tanggal 3-15 Februari 2020, maka kelompok
mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :
a. Kesimpulan
Di ruang Irina E Bawah telah menerapkan model praktik keperawatan
profesional (MPKP) dengan menggunakan metode modular yang dalam pelaksaannya
mencakup 4 fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan kuesioner yang diberikan kepada


kepala ruangan dan staf pelaksana perawatan, di dapatkan 3 permasalahan yaitu :
1. Pelaksanaan timbang terimabelum maksimal
2. Pelaksanaan dan dokumentasi discharge planning keperawatan belum
maksimal
3. Penerimaan pasien baru belum maksimal.
Dalam upaya memecahkan masalah tersebut di atas, maka dilakukan :
1. Roleplay tentang timbang terimasesuai SOP
2. Membuat format dan alur discharge planningkeperawatan
3. Membuat alur dan format penerimaan pasien baru
b. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Bagi pihak keperawatan ruang Irina E Bawah agar dapat memperhatikan
kembali manajemen keperawatan berkaitan dengan MPKP terutama dalam
pelaksanaan timbang terima,, discharge planning, dan penerimaan pasien
baru.

45
2. Bagi Institusi S1 Ners Fakultas Kedokteran Unsrat
Perlu meningkatkan proses pembelajaran terkait MPKP serta membantu
mahasiswa agar mengenal dan mengaplikasikan MPKP sehingga dapat
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan praktek MPKP yang
dijalankan di ruangan dimana mahasiswa tersebut melaksanakan praktek
klinik.
3. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Dapat mengaplikasikan praktek MPKP berdasarkan ilmu pengetahuan.

46
DAFTAR PUSTAKA

Arwani dan Supriyanto. (2006). Manajemen Bangsal Keperawatan (Cetakan


Pertama). Jakarta : EGC.

Lie, Liang. (2006). Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia

Nursalam (2011). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika

Nursalam (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktik keperawatan


profesional. Jakarta : Salemba Medika

Siagian, Sondang., P. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Pertama).


Jakarta : Binapura Aksara

47
Lampiran 1

ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU

Pra
Karu memberitahu PP akan ada pasien baru

PP Menyiapkan :

1. Lembar pasien masuk rumah sakit


2. Buku status dan lembar format pengajian pasien
3. Nursing kit:
4. Informed consent sentralisasi obat:
5. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
6. Lembar tingkat kepuasan pasien
7. Tempat tidur pasien baru

Karu, pp dan pa menyambut pasien baru

PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar


penerimaan pasien baru

Anamnesia pasien baru oleh PP dan PA

Terminasi

Evaluasi

48
Lampiran 2

LEMBAR PENERIMAAN PASIEN BARU

Nama/Umur : Alamat/No. Tlp :


No. RM : Tgl. MRS/am :
Dx. Medis :

Penjelasan tentang 3P
P1: PERKENALAN (ORIENTASI RUANG, SARANA LAIN, DAN ORANG)
1. Perkenalan diri.
2. Perkenalkan Ners yang bertanggung jawab, yaitu Kepala Ruangan: Ners
Primer, Ners Associate.
3. Perkenalkan dokter yang bertanggung jawab dan tenaga nonkeperawatan
(administrasi, ahli gizi, dan lain-lain).
4. Perkenalkan ruang/lingkungan
a. Dapur d. Ruang Ners
b. Kamar Mandi e. Depo Farmasi
c. Ruang Dokter
5. Perkenalkan pasien baru dengan pasien lain yang sekamar ( bila ada)
P2: PERATURAN RUMAH SAKIT
6. Penjelasan tentang aturan rumah sakit/peraturan
a. Fasilitas
b. Jam berkunjung
c. Penunggu pasien
1) Penunggu adalah keluarga terdekat pasien
2) Masing-masing pasien hanya boleh ditunggu satu penunggu
3) Setiap penunggu akan mendapatkan kartu penunggu
d. Waktu makan
e. Tata cara pembayaran jasa rumah sakit
f. Penjelasan akan sistem senralisasi obat
g. Anjuran untuk tidak membawa barang berharga
P3: PENYAKIT/DIAGNOSIS
7. Pengertian
8.Etiologi
9.Tanda dan Gejala
10.Pemeriksaan
11.Pengobatan-rencana sentralisasi obat
12. Prognosis

49
Menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan
* Keterangan : Isi dengan “√” jika sudah dilakukan

Manado,................
Ners Primer,Pasien/Keluarga,

( ) ( )

50
Lampiran 3

ALUR DISCHARGE PLANNING

Dokter dan Tim Ners


kesehatan lain PP dibantu PA

Penentuan keadaan pasien

1. Klinis dan pemeriksaan


penunjanng lain
2. Tingkat ketergantuangan
pasien

Perencanaan pulang

Penyelesaian Program HE
Lain-lain
administrasi
1. Kontrol dan obat/
nersan
2. Nutrisi
3. Aktivitas dan
istrihat
4. Perawatan diri

Monitor (sebagai
program service safety)
oleh keluarga dan
petugas

51
52
Lampiran 4

FORMAT DISCHARGE PLANNING

Pasien Pulang

DISCHARGE PLANNING No. Reg :

Nama :

Jenis Kelamin :

Tanggal MRS : Tanggal KRS :

Bagian : Bagian :

Penerima Edukasi :

Pasien Saudara Kandung

Pasangan (suami/istri) Lain-lain ……………..

Orang tua

HambatanBelajar :

Tidak ada Pendengaran terbatas

Pandangan terbatas Keterbatasan fisik

Hambatan bahasa Tidak bias membaca

Kognisi terbatas

DIPULANGKAN dari RS dengan keadaan :

Sembuh Atas permintaan sendiri

Meneruskan dengan obat jalan Lari

Pindah ke RS lainMeninggal

53
A. Kontrol
a. Waktu :
b. Tempat :
B. Lanjutkan keperawatan di rumah :
k Luka operasi Kompres air hangat

Batuk efektif Mobilisasi

Pengobatan Teknik Non Farmakologis

Lain-lain …………………

C. Aturan diet/nutrisi :

D. Obat-obat yang masih diminum dan jumlahnya:

E. Aktivitas dan istirahat


Hal yang dibawa pulang :

Laboraturium EKG

Foto Rontgen Obat-obat

CT – Scan Lain-lain ………………….

Manado,.....................

Pasien/Keluarga Ners

( ) ( )

54

Anda mungkin juga menyukai