Kian PDF
Kian PDF
Kian PDF
DISUSUN OLEH :
1611308250356
SAMARINDA
2017
37
Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Hipertensi dengan Pemberian Jus
Alpukat dan Madu Terhadap Penurunan Tekanan Darah di Ruang Instalasi
Gawat Darurat RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
INTISARI
ABSTRACT
1
Student Program Profession Ners STIKES Muhammadiyah Samarinda
2
Lecturer Stikes Muhammadiyah Samarinda
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu gejala peningkatan
tekanan darah yang berpengaruh pada sistem organ yang lain, seperti stroke untuk
otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot
jantung serta gagal ginjal (Ardiansyah, 2012). Penyakit tekanan darah tinggi atau
hipertensi juga merupakan salah satu jenis penyakit pembunuh paling dahsyat
didunia saat ini. Usia merupakan salah satu faktor risiko hipertensi yang lebih
banyak dijumpai bahwa penderita penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi
penderita hipertensi yang diperlukan yaitu nutrisi yang mengandung kalium dan
alpukat mengandung nutrisi yang sangat tinggi yaitu asam folat, asam pantotenat,
niasin, vitamin B1, B6, C, dan E. Buah alpukat juga mengandung mineral yaitu
fosfor, zat besi, kalium, magnesium, dan glutation, juga kaya akan serat dan asam
lemak tak jenuh tunggal (Wijoyo, 2009). Selain itu, buah alpukat juga
semakin berkurang untuk reabsorpsi natrium dan air. Akhirnya tekanan darah
akan menurun (Robinson, 1995). Dengan adanya senyawa kalium dan flavonoid
darah.
memiliki efek koligemik yang berfungsi untuk melancarkan peredaran darah dan
arteri. Madu dapat mengurangi tingkat darah dari kolesterol jahat, Low Density
Lipoprotein (LDL) dan pada saat yang sama meningkatkan kadar kolesterol HDL
yang baik dan dapat menghilangkan kolesterol dari dinding pembuluh darah dan
Pada orang yang berusia diatas 50 tahun, tekanan darah sistolik lebih besar
dibandingkan dengan tekanan darah diastolik, namun pada tahun 2008 terdapat
sekitar 40% orang dewasa di seluruh dunia berusia 25 tahun ke atas didiagnosa
mengalami hipertensi. Angka kejadian hipertensi begitu meningkat, dari sekitar
600 juta jiwa pada tahun 1980 menjadi 1 milyar jiwa pada tahun 2008 (WHO,
2013).
Wahab Sjahranie Samarinda dari bulan Januari 2017 hingga Mei 2017 di Ruang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) didapatkan data pasien sebanyak 228 orang (Buku
Laporan Pasien Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah
Sesuai data yang ada di mana jumlah penderita yang mengalami penyakit
hipertensi masih tinggi, maka penulis tertarik untuk mengaplikasikan hasil riset
tentang pemberian jus alpukat dan madu dalam pengelolaan kasus yang
dituangkan dalam Karya Tulis Ilmiah (KIAN) dengan judul “Analisis Praktik
Pemberian Jus Alpukat dan Madu terhadap Penurunan Tekanan Darah di Ruang
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda”.
B. Perumusan Masalah
masalah dalam Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini sebagai berikut :
dengan Pemberian Jus Alpukat dan Madu dengan Penurunan Tekanan Darah di
ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum.
tekanan darah di ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Abdul
2. Tujuan khusus.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat aplikatif.
a. Karya Ilmiah Ners ini diharapkan dapat digunakan bagi perawat untuk
pasien maupun keluarga pasien sebagai salah satu alternatif awal respon
2. Manfaat teoritis.
keperawatan.
ANALISA SITUASI
gawat darurat dan untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan bagian atau unit lain
yang sesuai dengan kasus penyakitnya. Pelayanan IGD RSUD AWS Samarinda
yang optimal, terarah, terpadu dengan fokus utama adalah mencegah kemarian
Visi RSUD AWS Samarinda adalah sebagai pusat rujukan pelayanan gawat
darurat yang terbaik di Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan misi dari RSUD
dengan standard dan etika dengan tidak membedakan suku, agama, ras dan
golongan.
71
72
keperawatan.
5. Berperan aktif membina hubungan dengan masyarakat dan instansi yang ada
IGD RSUD AWS Samarinda memiliki 84 pegawai yang terdiri dari 14 dokter
umum yang dibagi dalam 3 shift, 8 bidan yang dibagi dalam 3 shift dan 62
perawat yang juga dibagi dalam 3 shift, selain itu terdapat 10 pegawai non medis
yang juga dibagi dalam 3 shift. Kepala IGD RSUD AWS Samarinda adalah dr.
Dadik Agus Sp. A, Kepala Ruangan Bapak Agus Salim S.Kep, Clinic Case
Manager (CCM) dalam gedung adalah Ida Bagus W SKM dam Clinic Case
IGD RSUD AWS Samarinda terdiri dari pelayanan triage, ruang pelayanan
dekontaminasi dan luka bakar, ruang isolasi, ruang bedah minor, ruang anak,
ruang kebidanan dan palse emergency tidak gawat tidak darurat. IGD RSUD
B. Analisa Masalah Keperawatan Dengan Konsep Terkait dan Konsep Kasus Terkait
sebelumnya, didapatkan data subyektif dan data obyektif yang mengarah kepada
masalah keperawatan. Tidak semua masalah keperawatan yang ada pada teori
73
dialami oleh 3 pasien tersebut. Masalah keperawatan yang muncul pada Bapak N,
mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan resiko jatuh
muncul pada Ibu B, meliputi nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.
berhubungan dengan nyeri dan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis.
peningkatan tekanan darah di mana tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dari pada
dewasa. Tekanan darah biasanya tidak sama sepanjang hari. Saat pemeriksaan
yang paling baik adalah ketika bangun tidur pagi, karena setelah beraktivitas
tekanan darah akan naik. Namun, jika keadaan tidak memungkinkan, tekanan
darah dapat diukur setelah beristirahat dulu selama 5-10 menit (Suprapto, 2014).
menganggap sakit kepala, pusing, atau hidung berdarah sebagai gejala peringatan
perdarahan di hidung atau pusing jika tekanan darahnya meningkat (Junaedi dkk,
2013).
Pada sebagian kasus hipertensi tidak menimbulkan gejala apapun dan bisa
saja baru muncul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ lain, seperti ginjal,
mata, otak, dan jantung. Gejala seperti sakit kepala, migrain, sering ditemukan
sebagai gejala klinis hipertensi primer, walaupun tidak jarang yang berlangsung
tanpa adanya gejala. Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat berbagai keluhan
yang dikaitkan dengan hipertensi, seperti sakit kepala, mudah marah, telinga
berdengung, suka tidur, dan rasa berat ditengkuk (Junaedi dkk, 2013).
yaitu :
1. Masalah gawat darurat adalah masalah yang tidak dapat ditunda. Masalah ini
memerlukan tindakan darurat secara cepat dan tepat. Jika tidak, maka kondisi
2. Masalah gawat tidak darurat adalah masalah yang dapat mengancam jiwa
3. Masalah tidak gawat dan tidak darurat adalah masalah yang tidak mengancam
Selain itu, menentukan prioritas masalah dapat ditentukan dalam tiga kategori,
yaitu :
1. Masalah urgent adalah masalah yang tidak dapat ditunda, masalah ini
memerlukan tindakan secara cepat dan tepat. Jika tidak, maka kondisi pasien
vital.
Sebenarnya, ada hal lain yang dapat menjadi patokan dalam prioritas masalah,
seperti :
Intervensi inovasi yang dilakukan pada ketiga kasus diatas adalah melakukan
tinggi. Selain itu factor efek samping yang ditimbulkan pada obat yang harganya
murah cukup tinggi, sedangkan obat yang harganya mahal banyak penderita yang
hipertensi mencari cara pengobatan lain yang lebih ekonomis namun minim efek
alami seperti buah, sayur dan herbal. Salah satunya adalah alpukat dan madu.
Intervensi inovasi ini juga sesuai dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Jus Alpukat Dan Madu Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
menunjukkan ada pengaruh pemberian jus alpukat dan madu terhadap penurunan
Intervensi lain yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah tinggi
77
bahwa pasien terlihat merasa lebih nyaman karena tekanan darahnya kembali
menunjukkan bahwa pasien terlihat merasa lebih nyaman karena dengan menarik
nafas dalam membuat klien lebih rilek. Menurut Damayanti, (2013) salah satu
obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan hipertensi adalah melalui proses
berjalan lambat sehingga siklus pernafasan menjadi lebih rendah sekitar tiga
sampai empat kali per menit serta dapat menurunkan tekanan darah dan kontraksi
yang terjadi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
1. Gambaran umum klien dengan hipertensi pada ketiga kasus ini adalah
memperlihatkan hasil pengukuran tekanan darah diatas batas normal dan nyeri
dengan rata-rata skala 4 (sedang), nyeri dirasakan pada kepala, dada dan luka
dengan kualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk dan seperti tertimpa benda berat,
berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan resiko jatuh dengan factor
muncul pada Ibu B, meliputi nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
berhubungan dengan nyeri dan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis.
3. Intervensi inovasi adalah pemberian jus alpukat dan madu yang dilakukan
pada saat awal masuk Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Abdul Wahab
Sjahranie dengan nilai tekanan darah diatas batas normal. Setelah dilakukan
78
79
B. Saran
1. Bagi klien.
Pemberian jus alpukat dan madu dapat diaplikasikan sebagai salah satu
dirumah.
2. Bagi perawat.
3. Bagi masyarakat.
pemberian jus alpukat dan madu terhadap penurunan tekanan darah pada
secara rutin.
4. Bagi peneliti.
menggunakan buah, sayuran atau herbal lain untuk menurutkan tekanan darah
DAFTAR PUSTAKA
Andy Chandra, Hie Maria Inggrid, Verawati, (2013) “Pengaruh pH dan Jenis
Pelarut pada Perolehan dan Karakterisasi Pati dari Biji Alpukat,”
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas
Katolik Parahyangan.
Dinkes Kaltim. Buku Saku Kesehatan Tahun 2015. Samarinda; Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan timur. 2015.
Grace, Pierce A, & Borley, Neil R 2006.At a Glance Ilmu Bedah, Edisi Ketiga
Penerbit Buku Erlangga. Jakarta.
Lanny Lingga. 2012. Health Secret Of Pepper (Cabai). Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Suprapto. 2014. “Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada
Usia 6 Sampai 13 Tahun di Kotamadya Medan”. Tesis . Sumatra Utara :
Universitas Sumatra Utara.
Takano K., Uchida K., Nomura Y., Kodowaki T.H., Takeuchi N. 2008. Age-
Related Changes in Cholesterol and Bile Acid Metabolism in Rats.
Journal of Lipid Research. 1:34-6.
Waspidji, Soeparman Sarwoto. 1990. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta :
FKUI.