1.praktikum BMR
1.praktikum BMR
1.praktikum BMR
A. PENDAHULUAN
1. Yang paling baik adalah bila pemeriksaan dilakukan pagi hari waktu subyek
(orang yang akan diperiksa) baru bangun tidur, belum melakukan aktivitas
apa-apa. Tetapi keadaan ini tidak selalu dapat dilaksanakan, oleh karena itu
untuk mendekati keadaan basal ini maka sebelum pemeriksaan aktivitas
subyek sangat dibatasi dan diperlukan istirahat terlebih dahulu selama
minimal ½ jam.
2. Pemeriksaan dilakukan subyek dalam keadaan tiduran.
3. Istirahat pada suasana tenang.
1
4. Ruangan dalam batas suhu nyaman.
5. 10-12 jam terakhir subyek tidak makan, boleh minum air tawar.
6. Malam hari sebelum pemeriksaan subyek dapat tidur nyenyak dan cukup
waktu.
7. 2 hari terakhir (48 jam) tidak makan banyak protein.
8. Pada waktu pemeriksaan subyek harus bebas dari pengaruh obat-obatan.
Besarnya metabolisme basal dapat dinyatakan dalam satuan KJ/m2/jam atau
kcal/m2 luas permukaan badan/jam.
B. TUJUAN
C. SARANA
1. Alat spirometer 7. Cermin kecil
2. Alat pencatat suhu ruangan 8. Beban
3. Alat pencatat tekanan udara (barometer) 9. Metronom
4. Pipa mulut (mouth piece) dan penjepit hidung 10.Tempat tidur
5. Timbangan dan pengukur tinggi badan 11. Tensimeter
6. Tabel Nomogram Aub Du Bois
D. TATA KERJA
3
4. Jalannya pemeriksaan.
a. Setelah istirahat, menjelang pemeriksaan ukurlah suhu tubuh, frekuensi
nadi, tekanan darah serta frekuensi pernapasan.
Pastikan keadaan jiwa betul-betul tenang.
b. Pasanglah pipa mulut pada orang coba, kemudian jepitlah hidungnya
dengan penjepit hidung. Biarkan orang coba membiasakan diri dengan
alatnya (masih bernapas dengan udara luar dengan menggunakan mulut).
c. Setelah pernapasan teratur jalankan tromol pencatat, kemudian pada
akhir ekspirasi bukalah kran pengatur aliran udara sehingga orang coba
bernapas ke spirometer.
d. Periksalah, jangan sampai ada kebocoran gas melalui mulut, maupun
hidung (lakukan dengan menggunakan cermin kecil).
e. Jangan lupa menghitung frekuensi nadi, frekuensi pernapasan pada
pertengahan dan akhir percobaan.
f. Catat suhu spirometer. Ini adalah suhu udara di dalam spirometer (dapat
dilihat setelah percobaan selesai)
g. Lanjutkan percobaan sampai didapat grafik yang teratur, paling sedikit
dalam 6 menit.
h. Suhu oksigen dalam spirometer dapat dibaca pada termometer yang
terpasang
i. Lihat tekanan barometer bsarnya sama dengan tekanan dalam sungkup
spirometer.
j. Periksa tabel tekanan uap air jenuh pada suhu spirometer (PH2O) dengan
melihat tabel
k. Setelah percobaan selesai didalam sungkup berisi oksigen dan uap air
jenuh tekanan oksigen. Tekanan O2 yang ada dalam sungkup dinyatakan
sebagai P1 yang besarnya adalah: P1= tekanan barometer – PH2O jenuh
pada suhu spirometer setelah percobaan.
l. Setelah selesai bersihkan alat-alatnya.
m. Untuk menghitung pemakaian oksigen buatlah garis lurus yang
mendekati titik ujung akhir ekspirasi dari grafik yang didapat.
4
5. Contoh Penghitungan.
a. Laki-laki 21 tahun, T.B. = 165 cm. B.B. = 65 kg.
Luas badan = 1,73 m2 (lihat Lampiran : Tabel Nomogram Aub Du Bois).
b. Pemakaian oksigen 6 menit = 1,6 liter. Suhu spirometer = 27 oC dan
Barometer ruangan = 757 mmHg(untuk kota Malang) (P1)
c. Ubahlah volume ATPS ke STPD.
(tekanan uap air jenuh pada 27oC = 26,5 mmHg pada Tabel Tekanan Uap
Air Jenuh).
V1P1 = V2P2 V2 = P1 x T2 x V1
T1 T2 P2 T1
5
menit. Metabolisme kerja orang coba dihitung dengan cara seperti pada
pemeriksaan metabolisme basal (BMR).
6
TABEL METABOLISME BASAL STANDAR
Metabolisme Baku (kcal/M2/Jam)
7
8
9