Jurnal Praktikum Perbekalan Steril
Jurnal Praktikum Perbekalan Steril
Jurnal Praktikum Perbekalan Steril
KELOMPOK : 5 A2 SHIFT :
b. Osmolaritas
Perhitungan :
Osmolaritas ideal injeksi Gentamisin Sulfat 0,4%
0,4% Gentamisin Sulfat = 0,4 gr/100 ml = 4 gr/L
BM Gentamisin Sulfat = 575,67 ; n = 2
4
mos M/L = x 2 x 1000
573,59
= 13,94
Osmolaritas ideal injeksi Gentamisin Sufat 0,4% adalah 6,948 miliosmol/L.
Kesimpulan :
Sediaan bersifat hipo-iso-Hipertonis : Hipertonis
Perhatian yang harus dicantumkan dalam informasi obat : Kerena sediaan Hipertonis
maka akan menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri dapat diatasi dengan :
- Pemberian injeksi secara perlahan
- Pemberian injeksi disertai dengan anastesi lokal
c. Dapar
β= 2,303 x C x Ka ¿¿
1,734 x 10−5[1 x 10−4]
0,01 = 2,303 x C x
(1,734 x 10−5[1 x 10−4 ]) 2
C = 0,034 M
Perbandingan [Garam]
M Garam = xC
Perbandingan Total
0,173
= x 0,034
1,173
= 5,014 x 10-3 M
Perbandingan [ Asam]
M = xC
Perbandingan Total
1
= x 0,034
1,173
= 0,028 M
Gr Garam 1000
M garam = x
Mr Garam V
Gr Garam 1000
5,014 x 10-3 = x
236 10
5,014 x 10−3 x 326
Gr Garam = =11 mg
100
Gr Asam 1000
M Asam = x
Mr Asam V
Gr Garam 1000
0,028 = x
214 10
0,028 x 214
Gr Asam = =59 mg
100
V. Persiapan Alat/Wadah/Bahan
a. Alat
b. Wadah
Ruang Prosedur
Grey Area Alat – alat yang hendak digunakan harus disterilisasi terlebih
(Ruang dahulu.
Penimbangan) Bahan bahan ditimbang diatas gelas arloji dalam timbangan
analitik.
Kesimpulan :
Sediaan memenuhi persyaratan
IX. Pembahasan
Injeksi merupakan cara pemberian suatu obat dengan sediaan larutan, emulsi atau
suspense dalam volume besar dan volume kecil yang diberikan melalui intra vena, intra
muscular, dll. Injeksi dalam volume kecil seperti ampul, vial dan cairan infus dalam kantung.
Ampul merupakan sediaan steril dalam dosis tunggal dalam wadah kaca yang dipatahkan
ketika akan digunakan. Vial selain dalam bentuk larutan juga dalam bentuk suspensi, dan
larutan terkonstitusi. Cairan infus model kantung yaitu larutan steril yang digunakan untuk
injeksi siap pakai dengan volume maksimal 100 ml.
Gentamicin sulfat adalah obat umumnya digunakan untuk mencegah atau mengobati
berbagai infeksi bakteri. Gentamicin sulfat termasuk golongan antibiotik aminoglikosida.
Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Obat antibiotik ini juga dikenal
sebagai obat antimikroba. Gentamicin sulfat adalah obat yang bekerja untuk melawan infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, baik pada manusia maupun pada hewan. Antibiotik bekerja
dengan membunuh bakteri atau membuat bakteri sulit untuk tumbuh dan berkembang biak.
Meskipun ampuh mengatasi infeksi akibat bakteri, tapi antibiotik tidak bisa dipakai untuk
mengobati infeksi virus.
Langkah kerja dalam proses pembuatan sediaan injeksi volume kecil gentamicin
sulfat yang pertama kali dilakukan yaitu dengan sterilisasi alat dan penimbangan bahan. Alat
yang disterilisasi dengan autoklaf yaitu erlenmeyer, gelas beaker, gelas ukur, dan vial yang
telah ditara sebelumnya. Alat yang disterilisasi dengan oven yaitu batang pengaduk, pipet
tetes, corong dan gelas arloji. Alat yang disterilisasi dengan alkohol yaitu tutup vial dan karet
pipet tetes. Proses sterilisasi alat dan penimbangan bahan dilakukan di grey area. Langkah
selanjutnya dilakukan penimbangan bahan, bahan yang ditimbang dilebihkan 5% untuk
mencegah kehilangan bobot. Bahan yang digunakan yaitu Gentamicin sulfate sebagai zat
aktif, menggunakan dapar sitrat yaitu NaH2sitrat sebagai asam dan Na2Hsitrat sebagai garam
dan penggunaan Aquadest sebagai pelarut. Langkah kerja selanjutnya yaitu pembuatan
larutan dapar dengan cara melarutkan NaH2sitrat dan Na2Hsitrat sesuai penimbangan.
Masukan gentamisin sulfat dalam gelas beaker dan larutkan dengan aquadest hingga larut
sempurna. Cek pH sediaan menggunakan pH universal, pH sediaan 5 sesuai dengan target pH
sediaan yaitu 5. Maka selanjutnya tambahkan larutan dapar yang telah dibuat untuk
mempertahankan pH sediaan. Tambahkan larutan pendapar sebanyak ± 5 tetes. Langkah
selanjunya saring sediaan menggunakan kertas saring. Tujuan penyaringan ini adalah untuk
menghilangkan partikulat. Selanjutnya masukan larutan dalam vial yang telah ditara dan
disterilisasi. Tambahkan aquadest hingga tepat tanda batas pada vial yang telah ditara
(10mL). Langkah selanjutnya yaitu sterilisasi akhir dengan autoklaf pada suhu 121˚C selama
15 menit. Alasan dari dilakukannya sterilisasi akhir dengan autoklaf yaitu karena untuk
menghilangkan, mencegah dan membunuh mikroba yang mungkin ada pada sediaan, dan
karena sediaan injeksi volume kecil gentamisin sulfat ini tanpa pengawet sehingga untuk
mempertahankan kestabilan sediaan serta karena gentamisin tahan terhadap pemanasan
sehingga memungkinkan untuk disterilisasi dengan autoklaf.
Sediaan injeksi volume kecil gentamisin sulfat ini bersifat hipertonis, sehingga dalam
proses pembuatannya tidak ditambahkan NaCl. Maka dalam proses penginjeksiannya akan
menyebabkan rasa nyeri, namun rasa nyeri ini dapat diatasi dengan cara penginjeksian secara
perlahan dan dapat ditambahkan anastesi lokal untuk menghilangkan rasa nyeri. Setelah
proses pembuatan sediaan maka dilakukan evaluasi terhadap sediaan. Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui apakah sediaan yang dibuat memenuhi persyaratan atau tidak. Syarat dari
sediaan injeksi volume kecil yaitu sediaan steril, bebas pirogen dan endotoksin, bebas dari
bahan partikulat, jernih, isotonis dan isohidris. Evaluasi yang dilakukan pada sediaan yaitu
Uji pH, uji partikulat, uji kejernihan, dan uji volume terpindahkan. Uji pH yang dilakukan
menggunakan pH universal. Alasan dilakukannya uji pH yaitu untuk mengetahui pH sediaan
yang akan memperngaruhi kestabilan dari sediaan. Jika sediaan tidak stabil (pH sediaan
diluar rentang pH zat aktif) maka akan menyebabkan perubahan zat aktif ataupun dapat
menyebabkan pertumbuhan mikroba. Misalnya pH sediaan awal 5 namun karena suatu hal
tertentu menyebabkan pH berubah menjadi 8, dan kebanyakan mikroba dapat tumbuh pada
pH basa, maka hal tersebut akan mempengaruhi kestabilan sediaan. Hasil dari uji pH
didapatkan sediaan mempunyai pH 5 yang telah sesuai dengan target pH yaitu 5. Cara untuk
mempertahankan pH sediaan selama penyipanan dapat dilakukan dengan penambahan dapar.
Dapar yang digunakan yaitu dpaat sitrat kerena pH dapar sitrat (pH 2,6 - 6) berada pada
rentang pH stabilitas gentamicin sulfat (pH 3 – 5,5).
Evaluasi selanjutnya yaitu uji pertikulat. Uji partikulat dilakukan untuk mencegah
adanya partikulat pada sediaan injeksi. Alasannya karena syarat sediaan injeksi harus bebas
dari bahan partikulat karena jika terdapat bahan partikulat akan berbahaya bagi tubuh pasien
karena merupakan sediaan injeksi yang langsung diinjeksikan secara intravena. Uji partikulat
yang dilakukan hanya dengan mengamati secara kasat mata apakah ada tidaknya partikulat.
Uji ini tidak menggunakan sistem elektronik penghitung partikel sehingga hasil nya kurang
akurat. Namun dari hasil pengamatan menunjukan tidak adanya partikulat. Evaluasi
selanjutna yang dilakukan yaitu uji kejernihan. Uji kejernihan dilakukan dengan wadah
sediaan akhir disinari dari samping dengan latar belakang warna hitam untuk melihat partikel
berwarna putih dan latar belakang putih untuk melihat partikel berwarna. Hasil menunjukan
bahwa sediaan jernih karena tidak terdapat pertikel saat dilakukan uji. Maka dari evaluasi
yang telah dilakukan sediaan injeksi volume kecil gentamisin sulfat ini memenuhi
persyaratan dari sediaan injeksi.
X. Daftar Pustaka
Depkes RI., 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Hlm: 266-267,
Depkes RI., 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Hlm:855-863, 982-985,998,1039,1089.
Depkes RI., 2014. Farmakope Indonesia. Edisi Kelima. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Hlm: 491-493,
Depkes RI., 1978. Formularium Nasional. Edisi Kedua. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Hlm 136, 203.
Krzek, J., Woltyn’ska, H., Hubicka, U., 2009. Determination of Gentamicin Sulphate in
injection Solutions by Derivative Spectrophotometry. Taylor and Francis, 1(42), 473-482.
Sweetman, Sean C., 2009. Martindale : The Complate Drug Reference. 3-6nd Edition.
London: Pharmaceutical Press. Hlm: 282.