Swamedikasi 1 Kel 3

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI SIMULASI I

SWAMEDIKASI

Disusun Oleh :
Kelompok 3 Ganjil

Sabilla Gustiharda PO.71.39.1.18.031


Siska Oktari PO.71.39.1.18.033
Tasya Septiyani PO.71.39.1.18.035
Yuliani Safitri PO.71.39.1.18.037
Zafira Fathya PO.71.39.1.18.039

Kelas : Reguler 2A

Dosen Pembimbing :
1. Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt, M.Kes
2. Dra. Sarmalina Simamora, Apt, M.Kes
3. Dr. Drs. Sonlimar Mangunsong, Apt, M.Kes
4. Mona Rahmi Rulianti, Apt, M.Farm

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

1
Portofolio yang berjudul
SWAMEDIKASI

Disusun oleh :

Sabilla Gustiharda PO.71.39.1.18.031


Siska Oktari PO.71.39.1.18.033
Tasya Septiyani PO.71.39.1.18.035
Yuliani Safitri PO.71.39.1.18.037
Zafira Fathya PO.71.39.1.18.039

Telah diperiksa dan telah disetujui keseluruhan isinya sebagai tugas mata
kuliah Farmasi Simulasi I tahun akademik 2020/2021 di Poltekkes Kemenkes
Jurusan Farmasi dan dinyatakan telah mendapat persetujuan sebagai tugas mata
kuliah Farmasi Simulasi I.

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Dra. Sarmalina Simamora, Apt, M.Kes


NIP. 196312131994032003

2
LEMBAR PENGESAHAN PENGAWAS

Portofolio yang berjudul


SWAMEDIKASI

Disusun oleh :

Sabilla Gustiharda PO.71.39.1.18.031


Siska Oktari PO.71.39.1.18.033
Tasya Septiyani PO.71.39.1.18.035
Yuliani Safitri PO.71.39.1.18.037
Zafira Fathya PO.71.39.1.18.039

Telah diperiksa dan telah disetujui keseluruhan isinya sebagai tugas mata
kuliah Farmasi Simulasi tahun akademik 2020/2021 di Poltekkes Kemenkes
Jurusan Farmasi dan dinyatakan telah mendapat persetujuan sebagai tugas mata
kuliah Farmasi Simulasi I.

Mengetahui,
Dosen Pengawas

Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti,. M.kes Mona Rahmi Rulianti, Apt., M.Farm
NIP. 196610161992032001 NIP : 198803162014022003

3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya lah kami dapat menyusun portofolio yang berjudul
“Swamedikasi” yang bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Farmasi
Simulasi I yang mana fortofolio ini ditujukan sebagai pedoman praktikum
Farmasi Simulasi I khususnya memonitoring efek samping obat dan juga untuk
memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Simulasi I.

Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan praktikum farmasi


Simulasi I ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak
terutama para dosen, maka dari itu pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan fortofolio ini masih banyak
kekurangan dan juga kesalahan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca agar kami dapat menyusun fortofolio selanjutnya dengan
lebih baik dan kiranya fortofolioini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan meminta maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan portofolio ini.

Palembang, Maret 2020

Penyusun

4
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Persetujuan Pembimbing
Kata Pengantar…………………………………………………………………….4
Daftar Isi..................................................................................................................5
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................………6
B. Tujuan Praktikum........................................................................………7
C. Manfaat Praktikum......................................................................………8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Swamedikasi……………………………………………………………9
B. Obat-obat swamedikasi..……………………………………………...14
BAB III. TELAAH KELUHAN
A. Kasus 1.........................................................................................……..18
B. Kasus 2..........................................................................................…….20
C. Kasus 3.........................................................................................……..21
D. Kasus 4.........................................................................................……..23
E. Kasus 5...................................................................................................26

BAB IV. SKENARIO


A. Kasus 1..................................................................................................31
B. Kasus 2..................................................................................................32
C. Kasus 3..................................................................................................33
D. Kasus 4..................................................................................................34
E. Kasus 5...................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...38

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial


yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (Undang – Undang No. 23 tahun 1992). Pembangunan
kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Dari data World Health Organization (WHO), di banyak negara
sampai 80% episode sakit dicoba diobati sendiri oleh penderita
(Suryawati, 1997). Sedangkan berdasarkan hasil Susenas tahun 2009, BPS
mencatat bahwa terdapat 66% orang sakit di Indonesia yang melakukan
swamedikasi. Angka ini relatif lebih tinggi dibandingkan persentase
penduduk yang berobat jalan ke dokter (44%).
Sesuai dengan Visi Departemen Kesehatan yaitu masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat, dan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat maka diselenggarakan upaya kesehatan dengan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan dan diselenggarakan bersama antara pemerintah dan
masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, upaya kesehatan harus
dilakukan secara integral oleh seluruh komponen, baik pemerintah, tenaga
kesehatan maupun masyarakat. Oleh karena itu masyarakat harus berperan
aktif dalam mengupayakan kesehatannya sendiri.
Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan
istilah swamedikasi. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi
keluhankeluha dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat,
seperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag, kecacingan,

6
diare, penyakit kulit dan lain-lain. Swamedikasi menjadi alternatif yang
diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pada
pelaksanaannya swamedikasi dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan
pengobatan (medication error) karena keterbatasan pengetahuan
masyarakat akan obat dan penggunaannya. Dalam hal ini Apoteker
dituntut untuk dapat memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat
sehingga masyarakat dapat terhindar dari penyalahgunaan obat (drug
abuse) dan penggunasalahan obat (drug misuse). Masyarakat cenderung
hanya tahu merk dagang obat tanpa tahu zat berkhasiatnya.

B. Tujuan Pratikum

1. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang jenis


obat yang sesuai ataupun tidak sesuai serta aman ataupun tidak aman obat
untuk penyakit yang sedang dialami oleh pasien, efek samping, interaksi
obat serta aturan pakai kepada pasien Swamedikasi.
2. Menerapkan Teknik Pemberian Informasi (KIE) kepada pasien
Swamedikasi
3. Agar mahasiswa mampu melaksanakan pelayanan secara langsung kepada
masyarakat di dunia kerja nantinya

C. Manfaat Pratikum
1. Mengetahui jenis obat yang aman ataupun tidak, efek samping, interaksi
obat dan aturan pakai bagi pasien swamedikasi
2. Meningkatkan kemampuan dalam melaksanan interaksi kepada pasien
swamedikasi melalui pemberian informasi (KIE).

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. SWAMEDIKASI
1. Pengertian Swamedikasi
Pengobatan sendiri atau swamedikasi yaitu mengobati segala
keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotik atau
toko obat atas inisiatip sendiri tanpa nasehat dokter (Tan, H, T, Kirana, R.,
1993). Menurut Sukasediati (1992), pengobatan sendiri merupakan upaya
yang dilakukan oleh orang awam untuk mengatasi penyakit atau gejalanya
yang dialami sendiri atau oleh orang sekitarnya, dengan pengetahuan dan
persepsinya sendiri, tanpa bantuan atau suruhan seseorang yang ahli dalam
bidang medik atau obat. Upaya pengobatan sendiri ini dapat berupa
pengobatan dengan obat modern atau obat tradisional.
Tujuan pengobatan sendiri adalah untuk peningkatan kesehatan,
pengobatan sakit ringan, dan pengobatan rutin penyakit kronis setelah
perawatan dokter. Sementara itu, peran pengobatan sendiri adalah untuk
menanggulangi secara cepat dan efektif keluhan yang tidak memerlukan
konsultasi medis, mengurangi beban pelayanan kesehatan pada keterbatasan
sumber daya dan tenaga, serta meningkatkan keterjangkauan masyarakat yang
jauh dari pelayanan kesehatan (WHO, 1998 dalam Supardi, 2005).

2. Keuntungan Swamedikasi
Keuntungan pengobatan sendiri menurut Tan, H, T, dan Kirana, R
(1993), adalah obat untuk gangguan sehari-hari seringkali memang sudah
tersedia dirumah. Selain itu bagi orang yang tinggal di desa terpencil, dimana
belum ada praktek dokter, pengobatan sendiri akan menghemat banyak waktu
dan biaya yang diperlukan untuk pergi ke kota mengunjungi seorang dokter.
Menurut Holt (1986) dalam Supardi (2005), keuntungan pengobatan
sendiri antara lain aman bila digunakan sesuai dengan petunjuk (efek samping
dapat diperkirakan), efektif untuk menghilangkan keluhan karena 80% sakit

8
bersifat self-limiting, yaitu sembuh sendiri tanpa intervensi tenaga kesehatan,
hemat waktu karena tidak perlu mengunjungi fasilitas / profesi kesehatan,
biaya pembelian obat relatif lebih murah daripada biaya pelayanan kesehatan,
menghindari rasa malu dan stress apabila harus menampakkan bagian tubuh
tertentu dihadapan tenaga kesehatan, dan membantu pemerintah untuk
mengatasi keterbatasan jumlah tenaga kesehatan pada masyarakat.
Kekurangan pengobatan sendiri yaitu obat dapat membahayakan
kesehatan apabila tidak digunakan sesuai dengan aturan, penggunaan obat
bisa salah karena informasi dari iklan obat kurang lengkap, pemborosan
waktu dan biaya apabila salah menggunakan obat, dapat timbul reaksi obat
yang tidak diinginkan, seperti sensitivitas, alergi, efek samping atau
resistensi. Selain itu juga bisa tidak efektif karena salah diagnosis dan
pemilihan obat, serta sulit bertindak objektif karena biasanya pemilihan obat
dipengaruhi oleh pengalaman di masa lalu dan lingkungan

3. Peran Farmasis dalam Swamedikasi


Pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari drug
oriented menjadi klien oriented yang berdasarkan pada konsep
“ Pharmaceutical Care” . Yang dimaksud dengan Pharmaceutical care adalah
tanggung jawab farmakoterapi dari seorang farmasis untuk mencapai dampak
tertentu dalam meningkatkan kualitas hidup klien (ISFI,2004). Peran farmasis
diharapkan tidak hanya menjual obat tetapi lebih kepada menjamin
tersedianya obat yang berkualitas, mempunyai efikasi, jumlah yang cukup,
aman, nyaman bagi pemakaiannya dan harga yang wajar serta pada saat
pemberiannya disertai informasi yang cukup memadai, diikuti pemantauan
pada saat penggunaan obat dan akhirnya di evaluasi. Pekerjaan kefarmasian
dilakukan berdasarkan pada nilai ilmiah, keadilan, kemanusiaan,
keseimbangan, dan perlindungan serta keselamatan klien atau masyarakat
yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang memenuhi standart dan
persyaratan keamanan, mutu, dan kemanfaatan. Menurut World Health
organization (WHO), peran farmasis dalam swamedikasi yaitu (WHO,1998) :

9
a. Komunikator (Communicator)
Farmasis harus mempunyai inisiatif untuk berdialog dengan klien
(dan dokter, jika dibutuhkan) untuk menggali tentang riwayat kesehatan
klien. Untuk mendapatkan informasi yang benartentang kondisi klien,
farmasis mengajukan beberapa pertanyaan kepada klien misalnya
mengenai keluhan atau pengobatan yang pernah dilakukan klien. Dalam
hal ini farmasis harus mampu mengenali gejala penyakit tanpa melangkahi
wewenang dokter.
Farmasis harus memberikan informasi yang objektifyang
diperlukan klien misalnya mengenai cara penggunaan obat atau cara
penyimpanan obat. Untuk itu farmasis harus dapat memenuhi kebutuhan
klien sebagai sumber informasi tentang obat, mendampingi dan membantu
klien untuk melakukan swamedikasi yang bertanggung jawab atau bila
perlu memberikan referensi kepada klien untuk melakukan rujukan kepada
dokter.

b. Penyedia obat yang berkualitas (quality drug supplier)


Seseorang Farmasis harus menjamin bahwa obat yang disediakan
dalam swamedikasi berasal dari sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan dan berkualitas bagus. Selain itu farmasis juga harus menjamin
bahwa obat – obat tersebut disimpan dengan baik.
c. Pengawas dan pelatih (trainer and supervisor)
Untuk menjamin bahwa pelayanan yang diberikan berkualitas,
maka farmasis harus selalu membekali diri dengan ilmu – ilmu terbaru
untuk meningkatkan kemampuan profesional seperti mengikuti pendidikan
berkelanjutan.
Farmasis harus menjamin bahwa pelayanan yang dilakukan oleh
staf – staf yang bukan farmasis memiliki kualitas yang sama. Karena itu
farmasis harus membuat protokol sebagai referensi bagi farmasis dan juga

10
protokol bagi pekerja kesehatan masyarakat yang terlibat dengan
penyimpanan dan distribusi obat.
Farmasis juga harus menyediakan pelatihan dan menjadi pengawas
bagi staf-staf yang bukan farmasis.

d. Kolaborator (collaborator)
Farmasis harus membangun hubungan profesional yang baik
dengan profesional kesehatan yang lain, asosiasi profesi nasional, industri
farmasi, pemerintah ( Lokal/Nasional ), klien dan masyarakat umum.
Pada akhirnya hubungan yang baik ini dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas dalam swamedikasi.

e. Promotor Kesehatan (Health promotor)


Sebagai bagian dari kesehatan, farmasis harus berpartisipasi dalam
mengidentifikasi masalah kesehatan dan resikonya bagi masyarakat,
berpartisipasi dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit dan
memberikan saran secara individual untuk membantu dalam menentukan
pilihan informasi tentang kesehatan.
FIP juga merumuskan empat tanggung jawab farmasis dalam
swamedikasi yang dituangkan dalam kesempatan bersama asosiasi industri
obat (WSMI). Empat tanggungjawab tersebut yaitu (FIP,1999) :
1) Tanggung jawab profesional farmasis untuk memberi informasi dan
saran yang objektif tentang swmedikasi dan obat – obatan yang
tersedia untuk swmedikasi.
2) Tanggung jawab profesional farmasis untuk melapor kepada
pemerintah dan industri farmasi apabila ditemukan adanya efek
samping yang muncul pada individu yang melakukan swamedikasi
dengan menggunakan obat produk dari industri farmasi tersebut.
3) Tanggung jawab profesional farmasis untuk merekomendasikan
rujukan kepada dokter apabila swamedikasi yang dilakukan tidak
tepat.

11
4) Tanggung jawab profesional farmasis untuk memberi penjelasan
kepada masyarakat bahwa obat adalah produk khusus dan harus
disimpan serta diberi perhatian khusus. Farmasis juga tidak
diperbolehkan melakukan hal yang dapat memicu masyarakat
membeli obat dalam jumlah banyak sekaligus.

Terdapat beberapa hal yang harus di kuasai oleh seorang farmasis


pada pelayanan swamedikasi, yaitu (Blenkinsopp & paxton,2002):
1) Membedakan antara gejala minor dan gejala yang lebih serius.
“Triaging” adalah istilah yang diberikan untuk membedakan
tingkat keseriusan gejala penyakit yang timbul dan tindakan yang
harus di ambil. Farmasis telah memiliki prosedur untuk
mengumpulkan informasi dari klien, sehingga dapat memberikan
saran untuk melakukan pengobatan atau menyarankan rujukan ke
dokter.
2) Kemampuan mendengarkan (Listening skills)
Farmasis membutuhkan informasi dari klien untuk membatu
membuat keputusan dan merekomendasikan suatu terapi. Proses ini
dimulai dengan suatu pertanyaan pembuka dan penjelasan kepada
klien kemungkinan diajukannya pertanyaan yang bersifat lebih
pribadi. Hal ini diperlukan agar farmasis dapat mengenali gejala lebih
jauh, sehingga dapat merekomendasikan terapi yg benar.
3) Kemampuan bertanya (Questioning skills)
Farmasis harus memiliki kemampuan untuk mengajukan
pertanyaan dalam usaha untuk mengumpulkan informasi tentang
gejala klien. Farmasi harus mengembangkan suatu metode untuk
mengumpulkan informasi yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
dasar yang harus diajukan. Ada dua metode umum yang digunakan.
a) Yang pertama disingkat sebagai WHAM
W : Who is the patient and what are the symptoms (siapakah klien
dan apa gejalanya)
H : How long have the symptoms (berapa lama timbulnya gejala)
A : Action taken (Tindakan yang sudah dilakukan)
M : Medication being taken (obat yang sudah digunakan)

12
b) Yang kedua dikembangkan oleh Derek Balon, seorang farmasis di
london yaitu ASMETHOD
A : Age / appearance (Usia klien)
S : Self or someone else (dirinya sendiri atau orang lain yang
sakit)
M : Medication (regularly taken on preskription or
OTC) (Pengobatan yang sudah digunakan baik dengan resep
maupun dengan non resep)
E : Extra medicine (Usaha lain untuk mengatasi gejala sakit)
T : Time persisting (lama gejala)
H : History (iwayat klien)
O : Other symptoms (gejala lain)
D : Danger symptom (Gejala yang berbahaya).

4. Pemilihan terapi berdasarkan bukti keefektifan.


a. Farmasis memiliki dasar pengetahuan farmakologi, terapeutik dan
farmasetika yang dapat digunakan untuk memberikan terapi yang
rasional, didasarkan pada kebutuhan klien. Selain melihat kefektifan
bahan aktif suatu obat, farmasis juga harus memperhatikan interaksi
potensial, kontraindikasi, peringatan, dan profil efek samping dari bahan
– bahan tambahan yang terkandung.
b. Farmasis dapat menyarankan rujukan kepada dokter jika gejala timbul
dalam waktu yang lama, masalah berulang dan semakin parah, timbul
nyeri yang hebat, penggobatan gagal, timbul efek samping, dan gejala
yang berbahaya.

B. OBAT-OBAT SWAMEDIKASI
Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992).

1. Obat Over The Counter (OTC)


Obat bebas dikenal juga dengan sebutan obat OTC (Over The
Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.

13
a. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter.
Obat ini biasa menjadi pilihan saat ada kebutuhan untuk melakukan
pengobatan sendiri. Pada wadah obat terdapat tanda khusus obat bebas,
berupa lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Obat bebas dapat
dijual secara bebas diwarung kelontong, toko obat berizin serta apotek.
Obat bebas juga dapat dibeli oleh penderita dalam jumlah yang sangat
sedikit. Pemakaian obat bebas tidak memerlukan pengawasan dari tenaga
medis selama diminum sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan obat
karena jenis zat aktif pada obat golongan ini relatif aman. Jadi pada saat
pembelian obat golongan ini lebih baik dibeli bersama kemasannya
(Puspitasari, 2010).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan obat
bebas adalah:
1) Apakah obatnya masih baik atau tidak?
2) Lihat tanggal kadaluarsa obatnya
3) Bacalah dengan baik keterangan tentang obat tadi pada brosurnya
4) Lihat indikasi penggunaan, yang merupakan petunjuk kegunaan obat
untuk penyakit.
5) Perhatikan dengan baik dosis yang digunakan, untuk dewasa atau
anak-anak.
6) Lihat pula dengan baik komposisi zat berkhasiat dalam kemasan obat.
7) Perhatikan peringatan-peringatan khusus dalam pemakaian obat.
8) Perhatikan pula tentang kontra indikasi dan efek samping obat.
(Depkes RI, 2006)

b. Obat Bebas Terbatas


Disebut daftar W, obat golongan ini masih termasuk obat keras tapi
dapat dibeli tanpa resep dokter, sehingga penyerahannya pada pasien
hanya boleh dilakukan oleh Asisten Apoteker penanggung jawab. Obat
bebas terbatas ditandai dengan lingkaran berwarna biru dengan garis tepi
lingkaran berwarna hitam (DitJen POM, 2008). Pada wadah obat terdapat

14
tanda khusus obat bebas terbatas. Terdapat pula tanda peringatan ”P”
dalam labelnya. Kenapa disebut ”terbatas” karena ada batasan jumlah dan
kadar isinya. Label ”P” ada beberapa macam yaitu:
1) P.No. 1: Awas! Obat Keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
2) P.No. 2: Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan
3) P.No. 3: Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan.
4) P.No. 4: Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar
5) P.No. 5: Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan
6) P.No. 6: Awas! Obat keras. O
7) bat wasir, jangan ditelan
Seharusnya obat golongan ini hanya dapat dijual bebas ditoko
obat berizin karena dipegang seorang Asisten Apoteker (AA) serta apotek
yang hanya boleh beroperasi bila ada Apoteker Pengelola Apotek (APA)
karena diharapkan pasien memperoleh informasi obat yang memadai saat
membeli obat bebas terbatas (OBT) (Depkes RI, 2008).

2. Obat Wajib Apotek (OWA)


Merupakan obat keras tanpa resep dokter, tanda: lingkaran hitam,
dasar merahObat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
apoteker di apotek tanpa resep dokter. Menurut keputusan mentri kesehatan
RI Nomor 347/Menkes/SK/VIII/1990 yang telah diperbaharui Mentri
Kesehatan Nomor 924/Menkes/Per/X/1993 dikeluarkan dengan pertimbangan
sebagai berikut :
a. Pertimbangan utama untuk obat wajib apotek ini sama dengan
pertimbangan obat yang diserahkan tanpa resep dokter, yaitu
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri
guna mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan pengobatan
sendiri secara tepat, aman dan rasional.
b. Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkatkan peran apoteker di
apotek dalam pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi serta
pelayanan obat kepada masyarakat.
c. Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan
untuk pengobatan sendiri. Obat yang termasuk kedalam obat wajib apotek

15
misalnya : obat saluran cerna (antasida), ranitidine, clindamicin cream dan
lain-lain.

3. Kriteria obat yang digunakan


Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang
dapat diserahkan tanpa resep:
a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak
di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko
pada kelanjutan penyakit.
c. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang
harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
d. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang
harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
e. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia
f. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang
dapat dipertanggung jawabkan untuk pengobatan sendiri.

16
BAB III

TELAAH KASUS
A. Kasus 1

Seorang ibu mempunyai anak berusia 2 tahun yang sedang mengalami batuk
pilek ingin membeli obat OBH Tropica Plus dan Hufagrip Kuning Flu dan
Batuk.
B. Monografi Obat

1. Obat OBH Tropica Plus Anak-anak

a. Komposisi

17
Ammonium Chloride, Chlorpheniramine Maleate, Licorice, Paracetamol,
Pseudoephedrine Hydrochloride
b. Indikasi
untuk mengobati batuk yang disertai gejala influenza seperti demam, sakit
kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin.
c. Dosis
Anak usia 2-5 tahun : 3x sehari 1 sendok teh anak usia 6-12 tahun : 3x sehari
2 sendok teh
d. KontraIndikasi
hipersensitif, hipertensi parah, penyakit jantung, diabetes mellitus, gangguan
fungsi hati yang parah
e. Perhatian
alergi, asma, allkohol, menyusui, disfungsi ginjal, hati, glaukoma, hipertrofi
prostat, hipertiroid, mual, muntah.
f. Penyimpanan
Simpan dalam suhu ruangan.

2. Obat Hufagrip Kuning Flu dan Batuk

a. Komposisi
paracetamol 120 mg, pseudoephedrine hcl 7,5 mg, klorfeniramin maleat 0,5
mg, gliseril guaiakolat 50 mg
b. Indikasi
meringankan gejala flu seperti demam, hidung tersumbat, bersin-bersin yang
disertai batuk berdahak
c. Dosis
6-12 th : 3 x sehari 5ml, 2-6 th: 3 x sehari 2.5ml
d. Perhatian
Wanita hamil dan menyusui, anak< 2 tahun

18
e. Efek samping
mengantuk, retensi urin, mulut kering, gangguan pencernaan, reaksi alergi
pada kulit, sedasi
f. Penyimpanan
simpan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari paparan sinar matahari
langsung

A. Penyelesaian Kasus
Pada kasus ini ibu yang anaknya berusia 2 tahun sedang menderita Flu dan
Batuk diberikan obat Hufagrip Kuning Flu dan Batuk untuk meringankan
gejalanya serta dianjurkan untuk meminum air hangat dan istirahat yang
cukup.

B. Perhitungan Bahan
1. Hufagrip Kuning Flu dan Batuk : 1 botol
C. Perhitungan Harga
Hufagrip Kuning Flu dan Batuk = Rp. 20.000

TELAAH KASUS 2
A. Kasus 2
Seorang remaja putri berusia 20 tahun, penderita maag kronis, mencari obat
pusing

B. Monografi Obat
1. Panadol
a. Komposisi
Parasetamol 500 mg/kaplet
b. Indikasi
Sakit kepala, sakit sendi, sakit otot, sakit telinga, reumatik, artritis, sakit gigi,
setelah vaksinasi, menurunkan panas

19
b. Dosis
Tablet; anak 7-12 th:1/2-1 tablet. Dewasa: 1-2 tablet 3-4 kali sehari
d. Kontraindikasi
Hipersensitif
e. Perhatian
Gagal ginjal, gangguan fungsi hati.
f. Penyimpanan
Sebaiknya disimpan pada suhu dibawah 30oC

A. Penyelesaian Kasus
Pada kasus ini seorang remaja putri berusia 20 tahun penderita maag kronis,
memcari obat pusing ingin membeli obat di apotik untuk mengobati
keluhannya. Di apotik TTK memberikan obat Panadol untuk mengobati
nyeri/ sakit kepala yang dialaminya.

B. Perhitungan Bahan
Panadol : 1 strip

C. Perhitungan Harga
1 Panadol = Rp2.000/strip

TELAAH KASUS 3

A. Kasus 3
Seorang Ibu Hamil 7 bulan mengalami susah buang air besar dan mencari
obat pencahar yang cocok untuk dirinya yang sedang hamil

B. Monografi Obat

1. Microlax Gel

20
a. Komposisi
Na-Lauril sulfoasetat 45 mg, Na-sitrat 450 mg, asam sorbat 5 mg, PEG-
400 625 mg, sorbitol 4,465 mg
b. Indikasi
Konstipasi rektal, dan sigmoidal, konstipasi pada kehamilan, konstipasi
bakal atau peralihan pada anak.
c. Kontra indikasi
Hipersensitivitas
d. Dosis
Dewasa dan anak lebih dari 3 bulan : 1 tube rektal.
Bayi kurang dari 3 bulan : 0,5 tube rektal
e. Efek samping
Reaksi alergi kibat hipersensitivitas terhadap kandungan yang ada dalam
microlax, diare dan dehidrasi yang disebabkan penggunaan obat ini
secara berlebihan dalam jangka waktu yang panjang, rasa perih ketika
buang air besar.
f. Penyimpanan
Sebaiknya disimpan pada suhu dibawah 30oC

A. Penyelesaian Kasus
Pada kasus ini seorang ibu hamil 7 bulan mengalami sulit buang air besar
ingin membeli obat di apotik untuk mengobati keluhannya. Di apotik TTK

21
memberikan obat Microlax untuk mengobaati sulit buang air besar atau
simbelit dan obat ini cocok digunakan untuk Ibu yang sedang hamil

B. Perhitungan Bahan
1. Microlax gel tube 5 ml = 1 tube

C. Perhitungan Harga
1 Microlax gel tube 5 ml = Rp. 26.000,00

TELAAH KASUS 4
A. Kasus 4
seorang Ibu berusia 50 tahun dengan keluhan sesak nafas dan batuk berdahak
datang ke Apotik Simulasi Farma untuk mencari obat yang dapat mengatasi
sakit yang dialaminya.

B. Monografi Obat
1. Neo Napacin

g. Komposisi
Theofillin 130 mg, Efedrin HCl 12,5 mg
h. Indikasi
Untuk meringankan dan mengatasi penyakit asma bronkial.
i. Dosis
Dewasa: 3x 1 tab setelah makan
Anak 6-12 tahun: 3x ½ tablet setelah makan
j. Kontra Indikasi
Hipersensitif
k. Perhatian

22
Tidak dianjurkan untuk anak-anak dibawah 2 tahun. Jangan melampaui
dosis yang dianjurkan bila bertambah buruk konsultasikan kepada dokter.
Hati-hati pemberian pada wanita hamil, menyusui dan anak anak.
l. Penyimpanan
Simpan dalam suhu ruangan.

2. Decadryl Expectorant 60 ml

g. Komposisi
Tiap 5 ml : Diprenhidramin HCL 13,5 mg, amonium klorida131,5 mg
h. Indikasi
Untuk meringankan batuk berdahak karena alergi
i. Dosis
Dewasa : 1-2 Sendok takar tiap 3 jam, tidak boleh lebih dari 14 sendok
takar per hari. Anak 6-12 tahun : 1/2 - 1 sendok takar tiap 3 jam, tidak
boleh lebih dari 6 sendok takar per hari
j. Perhatian
Wanita hamil dan menyusui, anak < 2 tahun
k. Efek samping
mengantuk, retensi urin, ulut kering, gangguan pencernaan, reaksi
alergi pada kulit, sedasi
l. Penyimpanan
simpan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari paparan sinar
matahari langsung

A. Penyelesaian Kasus
Pada kasus ini seorang ibu berumur 50 tahun mengalami sesak nafas dan
batuk berdahak ingin membeli obat di apotik untuk mengobati keluhannya.
Di apotik TTK memberikan obat Neo Napacin untuk mengobati sesak nafas
dan Decadryl Expectorant untuk mengobati batuk berdahak yang dialaminya.
B. Perhitungan Bahan

23
2. Neo Napacin : 2 blister
3. Decadryl Expectorant 60 ml : 1 botol

C. Perhitungan Harga
2 Neonapacin = Rp3.000/blister × 2 = Rp9.000
1 Decadryl Expectorant 60 ml = Rp15.000

TELAAH KASUS 5
A. Kasus 5

Pasien Seorang ibu dengan sangat tergesa- gesa dan cemas datang ingin
mencari obat , karena anaknya (3 tahun) diare hebat, sudah lebih dari 8
kali BAB, fesesnya cair dan lendir . Anaknya tidak mau makan, sudah
lemas.

B. Monografi Obat

1. Oralit

24
a. Komposisi : Na. Chloride, Ca chloride, Trisodium citrate
dihydrate, Glucose anhydrate dalam bentuk serbuk.

b. Kemasan : Sachet

c. Harga : Rp 500-/sachet

d. Produsen : Kimia Farma

e. Kategori obat : Obat Bebas

f. Indikasi : Pengganti elektrolit pada pasien muntah & diare,


kolera.

g. Kontra indikasi : Penderita gangguan fungsi ginjal, malabsorpsi


glukosa, serta dehidrasi parah

h. Dosis : Dibawah 1 tahun : 3 jam pertama 1.5 gelas,


selanjutnya 1/2 gelas tiap kali mencret. Anak 1 - 5 tahun: 3 jam
pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas tiap kali mencret. Anak 5 - 12
tahun : 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1.5 gelas tiap kali mencret.
Anak lebih dari 12 tahun : 3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2 gelas
tiap kali mencret.

i. Efek samping : perut kembung, mata bengkak


j. Penyimpanan : Sebaiknya disimpan pada suhu dibawah 30oC

2. ZIDIAR SYR 60ML

25
a. Komposisi : Zinc 20 mg /
5 mL

b. Kemasan : botol

c. Harga : Rp 30.600-/botol

d. Produsen : Tempo Scan Pasific

e. Kategori obat : Obat Bebas Terbatas

f. Indikasi : sebagai terapi


pelengkap dalam pengobatan diare pada anak dan juga mencegah
kekurangan zinc

g. Kontra indikasi : Tidak boleh di berikan pada pasien yang memiliki


riwayat hipersensitif terhadap Zidiar.

h. Dosis : Anak usia 2 hingga 6 bulan: di minum 1 x sehari 1


sendok takar (2,5ml) Anak usia 6 bulan hingga 5 tahun: di minum 1
x sehari 1 sendok takar (5 ml) selama 10 hari walau diare sudah
berhenti.

26
i. Efek samping : gatal-gatal disertai ruam, mual, muntah.
j. Penyimpanan : Sebaiknya disimpan pada suhu dibawah 30oC.

A. Penyelesaian Kasus
Pada kasus ini seorang ibu datang tergesa-gesa dan cemas ingin
membeli obat diare di apotik untuk anaknya (3 tahun). Di apotik TTK
memberikan obat Oralit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dan
Zidiar zinc syrup untuk memadatkan tinja anaknya agak tidar cair lagi.

B. Perhitungan Bahan
Oralit : 6 bungkus
Zidiar zinc syrup 60 ml : 1 botol

C. Perhitungan Harga
6 bungkus oralit = Rp. 500/bungkus × 6 = Rp6.000
1 Zidiar zinc syrupt 60 ml = Rp. 30.600/botol

BAB IV
SKENARIO

Sabilla Gustiharda TTK 1


Siska Oktari TTK 2
Tasya Septiyani TTK 3
Zafira Fathya TTK 4
Yuliana Safitri TTK 5

Kasus 1

Disiang hari, ada seorang ibu yang ingin membeli obat Batuk Pilek
untuk anaknya yang berumur 2 tahun datang ke Apotek Simulasi.

TTK : Siang bu, selamat datang di Apotek Simulasi. Ada yang bisa saya bantu ?

27
Pasien : Siang, ya mbk saya mau beli obat batuk pilek untuk anak saya.
TTK : ohh iya bu, anak ibu umurnya berapa ya ?
Pasien : Umur anak saya 2 tahun mbk
TTK : Sudah berapa lama ya bu anaknya batuk pilek ?
Pasien : Kalau batuknya dari kemarin tapi pileknya baru semalam disertai dengan
bersin-bersin dan badan anak saya panas.
TTK : Anak ibu batuk berdahak atau kering ?
Pasien : Batuk berdahak mbk ?
TTK : Sebelumnya ibu sudah memberikan obat atau belum ?
Psien : Belum mbk, saya hanya memberikan air hangat saja
TTK : Baik bu, sebentar ya saya ambilkan obatnya dulu
Pasien : Iya mbk
TTK : Ini bu obatnya, saya ada dua pilihan yang pertama Hufagrip Kuning Flu
dan Batuk Harganya Rp. 20.000 dan ini OBH Tropica Plus harganya Rp.
17.000. Ibu mau beli Yang mana ?
Pasien : Bedanya apa ya mbk ?
TTK : Sebenarnya harga nya saja yang membedakannya dan PT yang
memproduksi nya mbk, tapi untuk khasiatnya sama.
Pasien : Ya udah mbk saya ambil yang Hufagrip Kuning saja, ini uangnya
TTK : Baik bu, saya bungkus dulu ya obatnya
Pasien : Iya mbk
TTK : Ini bu obatnya, simpan ditempat yang sejuk dan kering serta terhindar
dari paparan sinar Matahari langsung
Pasien : Ini dimimun nya sesudah makan atau sebelum makan ?
TTK : Sesudah makan bu
Pasien : Baik mbk, terima kasih ya mbk
TTK : Sama-sama bu, semoga anaknya lekas sembuh ya bu untuk minum air
hangat tadi tetap diteruskan ya bu serta perbanyak istirahat. Jika dalam 3
hari belum sembuh juga segera konsultasikan kepada Dokter.
Pasien : Iya mbk.

28
Kasus 2

Di siang hari yang cerah, di apotek simulasi farma tenaga teknis


kefarmasian sedang beraktifitas seperti biasa. Kemudian datang seorang
remaja 20 tahun yng mempunyai riwayat penyakit maag kronis, ingin
membeli obat pusing
TTK : Selamat siang, perkenalkan nama saya Siska. Saya sebagai TTK disini,
apa ada yang bisa saya bantu?
Pasien : Siang mba. Saya mau beli obat sakit kepala mba, ada tidak mba?
TTK : Ada kok mba, kalau boleh tau untuk siapa obatnya?
Pasien : Untuk saya mba, ada ya mba obatnya?
TTK : Ada mba, maaf mba nama mba siapa dan umur mba?
Pasien : Nama saya Nisak, umur saya 20 tahun mba
TTK : Baik mba Nisak, apa ada gejala lain selain sakit kepalanya dan apa mba
ada riwayat penyakit mba?
Pasien : Untuk gejala lainnya tidak ada, kalau riwayat penyakit saya ada mba,
saya penderita maag kronis
TTK : Saat kepala mba sakit, apakah mba sudah meminum obat sebelumnya?
Pasien : Tidak mba
TTK : Oh baiklah, tunggu sebentar ya mba saya ambilkan obatnya dulu
Pasien : Baik mba.
TTK : Maaf mba, apa mba ada alergi terhadap obat
Pasien : Saya tidak ada alergi dengan obat mba
TTK : Mba ini obatnya Panadol yang dapat membantu meringankan sakit
kepala mba. Obat ini diminum 1-2 tablet 3-4 kali sehari bisa sebelum atau
sesudah makan mba. Untuk efek sampingnya itu tidak berpengaruh ke
sistem pencernaannya mba, jadi aman untuk diminum, lalu penyimpanan
obat ini disimpan pada suhu ruangan dan terlindung dari sinar matahari
Pasien : Oh baik mba, harga obat ini berapa ya mba?
TTK : Obat ini untuk satu kepingnya harganya Rp 2.000,-
Pasien : Saya beli satu keping dulu, ini uangnya mba

29
TTK : Uangnya pas ya, ini obatnya mba
Pasien : Iya mba, terima kasih
TTK : Sama-sama mba, semoga bisa cepat sembuh

Kasus 3

Pada siang hari ada seorang Ibu yang datang ke Apotek Simulasi
yang letaknya di daerah Sekip Jaya, seorang Ibu ini hamil 7 bulan dan
mengeluhkan sulit buang air besar dan ingin membeli obat untuk mengatasi
keluhannya
TTK : Selamat siang Bu, selamat datang di Apotek Simulasi, perkenalkan nama
saya Tasya Septiyani sebagai tenaga teknis kefarmasian, apa ada yang bisa
saya bantu ?
Pasien : Selamat siang, saya ingin membeli obat Mbak
TTK : Mohon maaf sebelumnya nama Ibu siapa ya dan berapa umurnya?
Pasien : Nama saya Husna Mbak, umur saya 35 tahun
TTK : Baiklah Bu , kalau boleh tahu mau beli obat apa?
Pasien : Saya mau beli obat untuk mengatasi kesulitan buang air besar yang saya
alami
TTK : Kalau boleh tau apa penyebab sulit buang air besar yang Ibu alami?
Pasien : Jadi begini Mbak, pada kondisi kehamilan saya saat ini, saya banyak
pikiran dan kurang memakan makanan yang berserat.
TTK : Kalau boleh tau sudah berapa lama sulit buang air besarnya Bu?
Pasien : Sekitar 2 hari yang lalu Mbak
TTK : Apa Ibu sudah pernah minum obat untuk mengobati sulit buang air besar
yang Ibu alami?
Pasien : Belum pernah Mbak
TTK : Baiklah Bu, silahkan tunggu sebentar ya, saya ambilkan dulu obatnya
Setelah mengambilkan obat, TTK tersebut memanggil Ibu tersebut serta
menjelaskan obat untuk anak Ibu tersebut
TTK : Baiklah atas nama Ibu Husna

30
Pasien : Iya Mbak
TTK : Baiklah Bu, ini obat pencahar yang aman untuk Ibu hamil, nama obatnya
Microlax. Obat ini mampu mengobati susah buang air besar atau sembelit
dan obat ini tersedia dalam bentuk gel. Untuk pemakaian obat ini 1 tube
untuk 1 x pakai ya Bu dan disimpan pada suhu ruangan.
Pasien : Bagaimana cara pakai dari obat ini Mbak?
TTK : Cara pakainya gini Bu, buka kemasan tubenya lalu tekan perlahan hingga
keluar isi gelnya. Kemudian diratakan di pipa aplikatornya, lalu masukkan
pipanya ke dalam anus secara perlahan dan tekan hingga abis isi dari
tubenya. Usahakan Ibu dalam kondisi rileks ketika mengaplikasikan obat
ini. Jika kesulitan mengaplikasikannya sendiri, Ibu bisa minta tolong
suami atau orang terdekat
Pasien : Baiklah mbak, lalu apakah ada efek samping dari obat ini?
TTK : Obat ini bisa menimbulkan rasa perih ketika buang air besar dan diare
serta dehidrasi bila penggunaan obat ini secara berlebihan dalam jangka
waktu panjang dan sebaiknya konsultasi ke dokter bila sulit BAB tidak
juga membaik
Pasien : Baiklah Mbak
TTK : Disarankan Ibu harus makan makanan berserat, banyak minum air putih,
jangan banyak pikiran dan harus rajin berolahraga supaya Ibu dan Bayi
dalam kandungan Ibu sehat
Pasien : Baiklah Mbak, berapa harga 1 tube Microlax ini?
TTK : Harganya Rp. 26.000,00,- Bu
Pasien : Baik Mbak, ini uangnya
TTK : Terima Kasih Bu, Semoga lekas sembuh ya
Pasien : Terima Kasih Mbak

Kasus 4

31
Di siang hari, seorang Ibu berusia 50 tahun dengan keluhan sesak
nafas dan batuk berdahak datang ke Apotik Simulasi Farma untuk mencari
obat yang dapat mengatasi sakit yang dialaminya.

TTK : “Selamat siang bu, selamat datang di Apotik Simulasi Farma, ada yang
bisa saya bantu?”
Ibu : “Siang mbak, saya mau beli obat mbak untuk batuk sama sesak nafas,
ada nggak mbak?”
TTK : “Ada bu, tapi sebelumnya ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan
dulu bu untuk memastikan obat yang cocok untuk menangani keluhan
yang ibu rasakan.”
Ibu : “Oke mbak”
TTK : “Oke bu, sebelumnya batuk yang ibu alami berdahak atau kering ya?”
Ibu : “Berdahak mbak batuknya, terus tiap saya batuk itu rasanya sesak nafas
gitu”
TTK : “Sudah berapa lama ya ibu mengalami batuk dan sesak nafas?”
Ibu : “Sekitar 2 hari mbak kalau batuk tapi kalau sesak nafas baru semalam
mbak dan saya gak tahan mangkanya saya langsung kesini mau cari
obatnya.”
TTK : “Selama 2 hari itu apa ada pengobatan untuk batuk yang sudah ibu
lakukan?”
Ibu : “Nggak ada mbak, saya cuma banyak minum air hangat di rumah”
TTK : “Sebelumnya apa ibu ada riwayat penyakit asma?”
Ibu : “Kalau asma memang ada mbak”
TTK : “Oke bu, kalau boleh saya tahu umur ibu berapa ya?”
Ibu : “Saya 50 tahun mbak”
TTK : “Silahkan tunggu sebentar ya bu, saya siapkan dulu obatnya”
Ibu : “Oke”
TTK : “Ini bu obatnya. Yang pertama ini Neo Napacin untuk mengatasi sesak
yang ibu alami harganya Rp3.000/blister , dan ini decadryl sirup untuk
megobati batuk berdahak harganya Rp15.000 bu.”

32
Ibu : “oke mbak saya ambil 2 obat itu ya”
TTK : “Baik bu, sebelumnya saya jelaskan dulu ya bu cara pemakaian obatnya.
Untuk Neo Napacin ini diminum 3 x 1 hari 1 tablet setelah makan. Untuk
decadryl ini diminum 1-2 sendok takar tiap 3 jam bu, maksimal nya 14
sendok takar per hari . obat decadryl ini kan sirup ya bu, jangan disimpan
di kulkas karena akan menurunkan kualitas obat. Jadi penyimpanannya
kedua obat ini di suhu ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsung.
Berhubung Neo Napacin tadi digunakannya 3x1hari 1 tablet dan isi 1
blister nya 4 tablet. ibu mau ambil berapa obat Neo Napacinnya? “ “
Ibu : “saya ambil 2 blister aja mbak”
TTK : “oke bu, jadi ini totalnya Rp6.000 + Rp15.000 = Rp21.000 bu”
Ibu : “ini uangnya mbak (menyerahkan uang Rp30.000)
TTK : “(memberikan kembalian uang Rp9.000) terimakasih bu semoga lekas
sembuh.”
Ibu : “iya sama-sama.”

Kasus 5
Pasien Seorang ibu dengan sangat tergesa- gesa dan cemas datang
ingin mencari obat , karena anaknya (3 tahun) diare hebat, sudah lebih dari
8 kali BAB, fesesnya cair dan lendir . Anaknya tidak mau makan, sudah
lemas.
TTK : Selamat siang bu, selamat datang di Apotek Simulasi Farma,
Perkenalkan nama saya Yuliana Safitri selaku Tenaga Teknis Kefarmasian
diapotik ini.
Pasien : Siang mbak.
TTK : apa ada yang bisa saya bantu bu?
Pasien : Begini mbak anak saya terkena diare.
TTK : anak ibu umurnya berapa ya bu?
Pasien : anak saya umurnya 3 tahun mbak.
TTK : Kira-kira sudah berapa kali bu buang air besarnya?
Pasien : sudah lebih dari 8 kali mbak.

33
TTK : Sebelumnya anak ibu makan apa?
Pasien : Kemarin malam anak saya makan sosis mbak dipinggir jalan.
TTK : Apakah anak ibu sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu akhir-akhir
ini?
Pasien : Tidak ada bu.
TTK : Ohh iya, Apakah tinja anak ibu bentuk nya cair dan ada lendirnya?
Pasien : Iya mbak benar.
TTK : apakah wajah anak ibu kelihatan pucat dan badannya lemas?
Pasien : Iya mbak. Badan anak saya lemas dan juga tidak mau makan.
TTK : Baiklah bu saya mengerti. Anak ibu bisa jadi terkena diare akibat makan
sosis tersebut yang kurang higienis, tunggu sebentar ya bu saya akan
ambilkan obatnya terlebih dahulu
Pasien : baik mbak.
TTK : jadi Ini obatnya ada 2 macam ya bu. 1 sachet oralit ini dimasukkan
kedalam 200 ml air matang, lalu aduk sampai larut. 3 jam pertama 3
gelas, selanjutnya 1 gelas tiap kali mencret. Fungsi dari oralit ini untuk
mengganti cairan tubuh yang telah hilang. Kemudian obat yang kedua
ada Zidiar zinc syrup, diminum satu kali sehari 1 sendok takar (5 ml) .
Fungsi dari zidiar zinc syrup ini untuk memadatkan tinja anak ibu. obat
ini simpan pada suhu dibawah 30˚C dan terlindung dari cahaya ya bu.
Pasien : Oh ya mbak, obat ini harus saya minum berapa lama? Apakah setelah
diare saya berhenti saya boleh stop juga minum nya atau gimana ya?
TTK : kalau zidiar zinc syrup maksimal 10 hari walaupun sudah berhenti diare.
Pasien : baiklah kalau begitu mbak, jadi harga semua obat ini berapa ya?
TTK : Zidiar zinc syrup ini harganya Rp. 30.600/botol, Oralit harga nya Rp.
500/bungkus. Oralit nya mau berapa bungkus bu?
Pasien : 6 bungkus dulu aja mbak.
TTK : Baik bu, Jadi total nya Rp. 33.600 bu
Pasien : (Memberikan uang Rp. 35.000)
TTK : Oh iya bu, sebaiknya hindari terlebih dahulu ya bu makan makanan yang
kurang higienis. Makanan yang sebaiknya dikonsumsi itu seperti nasi, roti

34
tawar, dan buah-buahan terlebih dahulu. Minum air putih yang cukup. Jika
anak ibu masih mengalami diare segeralah pergi kedokter untuk
pengobatan lebih lanjut.
Pasien : baik mbak, terimakasih sarannya mbak.
TTK : sama-sama bu. Semoga lekas sembuh ya bu anaknya.

BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini praktikan telah melaksanakan praktikum dengan
cukup baik,komunikasi, pelayanan obat, informasi obat serta edukasi kepada
pasien sudah dijelaskan dengan baik, tetapi masih harus lebih teliti dalam
menganalisa keluhan pasien.

B. SARAN
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan lebih baik dari praktikum kali ini.
Dan untuk praktikan diharapkan untuk lebih teliti lagi dalam pelayanan obat.

35
DAFTAR PUSTAKA
Klikdokter. 2019. Zidiar zinc syrup : Kegunaan, Dosis, Efek Samping di
https://www.google.com/amp/s/m.klikdokter.com/amp/obat/zidiar (diakses 3
maret 2020)
ISO. 2017. ISO Indonesia Informasi Spesialite Obat. Volume 51, PT.ISFI
Penerbitan, Jakarta
ISO. 2019. ISO Indonesia Informasi Spesialite Obat. Volume 52, PT.ISFI
Penerbitan, Jakarta
Depkes RI. 2009.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan,Jakarta, Departemen Kesehatan RI
Klikdokter. 2019. OBH Tropica Plus Anak-anak : Kegunaan, Dosis, Efek Samping
di https://www.honestdocs.id/obh-tropica-plus-anak (diakses 3 maret 2020)

36

Anda mungkin juga menyukai