100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
328 tayangan5 halaman

Penetapan Biaya Target

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 5

Penetapan Biaya Target

(Target Costing)
A. Pendahuluan

Tiga metode biaya yang umum digunakan oleh perusahaan manufaktur


menitikberatkan pada pengembangan produk baru, kecepatan manufaktur dan
efisiensi. Ketiga metode tersebut adalah penetapan biaya target, teori kendala dan
perhitungan biaya siklus hidup. Elemen umum dari ketiga metode tersebut terlibat
dengan siklus hidup produk. Dalam target costing yang perlu dicatat adanya peran
desain produk dalam mengurangi biaya dalam tahap pembuatan dan tahap hilir dari
siklus hidup. Teori kendala digunakan dalam tahap manufaktur untuk mengurangi
biaya manufaktur dan untuk mempercepat pengiriman hilir. Disisi lain, kosting siklus
hidup menyediakan evaluasi menyeluruh tentang profitabilitas dari produk yang
berbeda, termasuk biaya sepanjang siklus hidup produk.

B. Konsep Dasar Penetapan Biaya Target

Menurut Henry Ford, tidak seorangpun tahu berapa biaya yang seharusnya
dikeluarkan. Salah satu cara adalah menentukan harga serendah-rendahnya, sehingga
memaksa setiap orang berupaya keras untuk menghasilkan laba. Ford menjelaskan
teknik yang disebut sebagai penetapan biaya berdasarkan target, dimana perusahan
menetukan biaya yang harus dikeluarkan untuk barang atau jasa, berdasarkan harga
pasar persaingan, dengan demikian perusahaan dapat memperoleh laba yang
diharapkan. Biaya target dihitung dengan cara atau formula sebagai berikut:

Penetapan biaya target = harga persaingan-laba yang diharapkan

Perusahaan mempunyai dua pilihan untuk menurunkan biaya sampai pada level biaya
target. Pilihan yang dapat ditempuh perusahaan adalah:

1. Dengan mengintegrasikan teknologi baru, menggunakan teknik manajemen biaya


yang canggih seperti perhitungan berdasarkan aktivitas based costing dan mencari
produk yang lebih tinggi.
2. Dengan melakukan desain ulang terhadap barang atau jasa.
Banyak perusahaan menggunakan kedua pilihan tersebut, yaitu usaha untuk mencapai
keuntungan, peningkatan produktivitas dan penetapan biaya berdasarkan target untuk
merancang produk dengan biaya rendah. Jadi kita dapat nyatakan bahwa target costing
adalah sistem perencanaan laba dan manajemen biaya. Target costing pertama kali
dirancang negara jepang dan digunakan secara luas khususnya di industri mobil, listrik
dan produksi peralatan pabrik. Jika perusahaan telah menggunakan target costing
penyusunan anggaran siklus hidup dan tingkat keuntungan yang direncanakan mungkin
bisa menjadi lebih besar.

Lima tahapan penerapan penetapan biaya berdasarkan target costing:

1. Menentukan harga pasar target.


2. Menentukan laba yang diharapkan.
3. Menghitung biaya target pada harga pasar dikurangi laba yang diharapkan.
4. Menggunakan rekayasa nilai untuk menentukan cara menurunkan biaya produk, agar
biaya produk yang direalisasi dapat sesuai dengan target biaya.
5. Menggunakan perhitungan biaya kaizen dan pengendalian operasi, untuk terus
menurunkan biaya.
Proses Target Costing
(sumber Cooper and Slagmunder 1999)
1. Market-driven costing
Tahap awal dalam perencanaan produk, perusahaan akan mengembangkan
gambaran yang jelas tentang fitur produk yang diperlukan untuk memenuhi
harapan pelanggan dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk setiap fitur.
2. Product-level target costing
Kita telah mengetauhi bahwa biaya yang diijinkan terutama didorong oleh
pertimbangan pasar. Tetapi pertimbangan pasar tersebut tanpa memperhitungkan
apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk mencapai biaya tersebut atau
tidak.
3. Componen-level target costing
Tim target costing memecahkan biaya target tingkat produk menjadi target untuk
subperakitan utama dan komponen produk baru. Misalnya biaya target akan
ditetapkan untuk proses perakitan, proses pengemasan dan proses distribusi.
Dengab cara ini tiap area utama bisnis itu akan memiliki biaya target sendiri dan
pengurangan biaya untuk mencapai tujuan.
 Rekayasa Nilai
Rekayasa nilai digunakan dalam target costing dengan tujuan mengurangi biaya
produk dengan menganalisis trade-off antara berbagai jenis fungsi produk dan
biaya produk total.
 Manfaat Target Costing
Target costing memberikan manfaat bagi perusahaan antara lain:
 Meningkatkan kepuasan pelanggan, yakni desain difokuskan pada nilai-
nilai pelanggan.
 Mengurangi biaya, melalui desain yang lebih efisien dan efektif.
 Membantu perusahaan mencapai profitabilitas yang diinginkan pada
produk baru atau produk yang didesain ulang.
 Dapat mengurangi total waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan
produk, melalui peningkatan koodinasi.
 Dapat meningkatkan kualitas produk secara menyeluruh, melalui desain
yang dikembangkan secara hati-hati dan isu manufaktur yang dianggap
penting.
 Memfasilitasi koordinasi desain, manufaktur, pemasaran dan manajemen
dalam menentukan biaya produk dan siklus hidup penjualan.
C. Perhitungan Biaya Kaizen
Perhitungan biaya berdasarkan target dapat menghasilkan perbaikan secara terus
menerus berkelanjutan dan pengendalian operasi untuk menurunkan biaya lebih
lanjut. Kaizen berarti perbaikan berkelanjutan yaitu usaha secara terus menerus
mencari cara baru untuk menurunkan biaya dalam proses produksi dengan desain dan
fungsionalitas yang ada. Dengan demikian perhitungan biaya berdasarkan target dan
kaizen adalah metode yang saling melengkapi yang dapat digunakan untuk
menurunkan biaya dan meningkatkan nilai secara berkelanjutan.
 Teori Kendala
Teori kendala (theory of constraint) yang disingkat dengan TOC merupakan
teknik yang digunakan untuk meningkatkan kecepatan proses produksi. Teori
kendala adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengatur
kendala dalam proses produksi sehingga dapat mempercepat arus produk dalam
pabrik. Karena perhatian pihak manajemen, perusahaan memutuskan untuk
melakukan analisis TOC. Lima langkah atau tahapan dalam analisis TOC adalah:
1. Mengidentifikasi kendala (sumberdaya atau kebijakan yang menghalangi
organisasi mencapai tujuan).
2. Menentukan bauran produk yang paling menguntungkan untuk setiap kendala.
3. Memaksimalkan aliran atau arus produksi melalui kendala.
4. Menambah kapasitas pada kendala.
5. Mendesain ulang proses produksi untuk mempercepat fleksibilitas dan waktu
siklus hidup produk.
D. Perhitungan Biaya Berdasarkan Siklus Hidup (Life Cycle Costing)
Perhitungan biaya berdasarkan siklus hidup adalah pendekatan alternatif untuk
manajemen biaya yang mengakumulasi dan mengelola biaya selama siklus hidup
produk. Ada dua aspek penting untuk kosting siklus hidup yaitu fokus pada biaya
produk dan masuknya semua biaya hulu dan hilir. Siklus hidup produk adalah waktu
diri konsepsi produk sampai dihentikannya produksi produk. Dalam prespektif
produksi, siklus hidup produk biasanya mencakup empat tahap:
1. Desain perencanaan produk dan konsep awal
2. Desain produk dan pengembangan
3. Produksi dan
4. Distribusi dan dukungan pelanggan atau logistik
E. Penetapan Harga Strategis pada Tahap-Tahap Siklus Hidup Penjualan
Penentuan harga jual stratejik dan pengembangan sistem manajemen biaya yang tepat
tergantung pada posisi produk atau jasa dalam tahap-tahap siklus penjualan (sales life
cycle). Berikut ini dijelaskan tahap-tahap dalam siklus penjualan:
1. Tahap pertama: Pengenalan Produk. Tahap pertama ini terdapat sedikit persaingan
dan penjualan secara perlahan mengalami peningkatan karena pelanggan mulai
menyadari adanya produk atau jasa baru dari perusahaan.
2. Tahap Kedua: Pertumbuhan. Pada tahap ini, penjualan mulai tumbuh secara tepat
dan variasi produk mulai meningkat.
3. Tahap Ketiga: Kematangan. Pada tahap ini penjualan yang diterima perusahaan
terus mengalami peningkatan, tetapi dengan tingkat kenaikan yang menurun.
4. Tahap Keempat: Penurunan. Pada tahap ini terjadi penurunan jumlah penjualan
dan jumlah pesaing.

Anda mungkin juga menyukai