0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
102 tayangan19 halaman

Amalia Fadila Rosa - ACARA 8 PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 19

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI DAN GEOMORFOLOGI

ACARA VIII
MENGIDENTIFIKASI BENTUKLAHAN ASAL PROSES MARINE
Amalia Fadila Rosa (19405241044/ C)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bentuklahan asal proses marine.
2. Mahasiswa mampu menggambarkan kenampakan bentuklahan asal proses marine.

B. Dasar Teori

Bentuklahan marin merupakan bentuklahan yang terjadi di pantai dan sekitarnya


sebagai hasil kegiatan gelombang laut/samudra dan organisme laut. Sebagai contoh
yaitu platform hasil kikisan gelombang laut/samudra, tebing pantai, pantai, beach ridge,
spits, dan tombolo bars, swales, bukit pasir pantai tidak aktif, dataran pantai, marine-
terrace, atol, terumbu koral (coral-reef) dan lagunan (Soetoto, 2013 : 142-143).
Gelombang dan arus tidak pernah berhenti membentuk dan merubah pantai.
Gerakan gelombang di laut makin dekat pantai sebenarnya kekuatannya semakin
berkurang, tetapi bila sampai pada air dangkal, maka bentuk dan gerakan gelombang

tersebut berubah menjadi gerakan/desakan ke arah depan yang kuat (arus yang kuat)
mengikis pantai dan mengangkut bahan-bahan hancuran untuk selanjutnya diendapkan
pada suatu tempat tertentu (Suharini dan Palangan, 2014 : 199).
Menurut Bird (2008) dalam Pramono dan Ashari (2014 : 137-138) menyebutkan
bahwa geomorfologi kepesisiran mengkaji pembentukan kenampakan-kenampakan
kepesisiran (bentuklahan), proses yang berkerja terhadap pembentukannya dan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam keruangan wilayahnya. Menurut kesepakatan
internasional, wilayah kepesisiran merupakan peralihan antara laut dan daratan, ke arah
daratan mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang
surut air laut, sedangkan ke arah laut meliputi daera paparan benua. Umumnya, batas
wilayah kepesisiran adalah rata-rata pasang tertinggi dan batas ke arah laut umumnya
sesuai dengan batas juridiksi provinsi. Sementara itu dalam suatu pertemuan para pakar
disusun definisi wilayah kepesisiran, yaitu suatu jalur saling pengaruh antara daratan dan

laut (Pramono dan Ashari, 2014 : 138).


Dalam Pramono dan Ashari (2014 : 151-152), Shepard mengajukan klasifikasi pesisir
pada tahun 1937. Pesisir menurut kategori ini dibagi menjadi dua kategori yaitu pesisir
primer (primary coast) dan pesisir sekunder (secondary coast). Pesisir primer lebih
dikendalikan oleh proses terestrial seperti erosi, deposisi, volkanik, dan diastropisma,
daripada aktivitas organisme maupun proses marin. Sedangkan pesisir sekunder
terutama terbentuk dari aktivitas organisme dan akibat proses marin atau aktivitas
gelombang. Pesisir primer dikelompokan menjadi 4 tipe yaitu :

a. Land erosion coast


Merupakan bentuklahan pesisir yang berkembang dibawah erosi lahan-
lahan bawah di daratan yang di ikuti inudasi oleh laut.
b. Sub-aerial deposition coast
Pesisir yang terbentuk akibat akumulasi secara langsung bahan-bahan
sedimen sungai, glasial, angin atau akibat longsor lahan ke arah laut.
c. Volcanic coast
Pesisir yang terbentuk sebagai akibat proses vulkanik di tengah laut.
Termasuk pesisir aliran lava (lava flow coast) yang tersusun oleh material
hancuran vulkanik (abu vulkan, cinders, dan blok lava, dan pesisir akibat
letusan vulkan)
d. Structurally shaped coast
Pesisir yang terbentuk akibat proses patahan, perlipatan atau intrusi
batuan sedimen, seperti : kubah garam atau kubah lumpur laut dangkal.

Pesisir sekunder dikelompokan ke dalam tiga tipe pesisir, yaitu pesisir akibat erosi
gelombang (wave erosion coast), pesisir akibat endapan marin ( marine deposition coast),
dan pesisir akibat organisme (coast built by organisms).
a. Wave erosion coast
Merupakan pesisir dengan garis pesisir yang terbentuk akibat
proses aktivitas gelombang.
b. Marine deposition coast
Pesisir yang terbentuk oleh deposisi material sedimen marin. Termasuk

dalam kategori ini adalah (1) beaches, barrier island, barrier spits and bays,
(2) cuspate foreland, (3) beach plains.
c. Coast built by organisms
Pesisir dengan garis pesisir yang terbentuk akibat aktivitas hewan atau
tumbuhan, termasuk temburu karang yang terbentuk oleh alga dan oister,
atau tumbuhan-tumbuhan seperti mangrove atau rumput-rumput rawa
(marsh grasses).
Bentuklahan di wilayah kepesisiran yang terpengaruh erosional diantaranya :

1. Cliff
Cliff merupakan lereng curam (biasanya >40º, kadangkala berbentuk
vertikal dan sesekali menggantung), menunjukkan formasi batuannya.
Kebanyakan pesisir dengan cliff ini terbentuk oleh abrasi gelombang pada
dasar cliff, tetapi beberapa diantaranya terbentuk oleh patahan atau erosi
fluvial ayau glacial pada tahap awal. Cliff dapat menjulang hingga ketinggian
100-500 mdpl. Kategori ini sering disebut cliff tinggi. Di Peru dan bagian
barat Irlandia dijumpai cliff setinggi lebih dari 500 mdpal termasuk dalam
kategori megacliff. Selain itu terdapat pula microcliff dengan ketinggian
kurang dari satu meter (Goudie, 2004) dalam (Pramono dan Ashari, 2014 :
155).
2. Plengkung dan pilar laut
Pada bagian cliff terdapat perlapisan batuan yang lebih lemah. Apabila
kekuatan gelombang lebih kuat, maka sepanjang retakan atau perlapisan
pada cliff akan semakin dalam. Proses ini berlanjut hingga menyebabkan
perlapisan batuan terterobos membentuk plengkung alami. Plengkung laut
(sea arc) yang telah terbentuk secara terus-menerus dipengaruhi oleh tenaga
marin. Pada bagian atas plengkung mungkin terdapat bagian yang lebih
lemah dan kemudian dapat runtuh. Bentuk sisa yang dihasilkan setelah
runtuhnya bagian atas pelngkung laut disebut sebagai pilar laut ( sea stacks)
(Bird, 2008) dalam (Pramono dan Ashari, 2014 : 158).
Menurut Bird (2008) dalam (Pramono dan Ashari, 2014 : 159-165) bentuklahan

konstruksional terdapat di wilayah kepesisiran. Beberapa diantaranya adalah gisik


dengan beting gisik, spit, tombolo, cuspate foreland, dan delta. Bentuklahan tersebut
sebagai berikut :
1. Dataran pantai
Dataran pantai adalah bagian dari continental shelf yang muncul diatas
permukaan air laut baik karena pengangkatan dasar laut maupun karena
susut laut. Dataran pantai yang belum banyak terkikis oleh aliran air
(berstadium muda) terlihat sebagai jalur memanjang dengan permukaan rata

ke atas,
2. Gisik (beach)
Gisik (beach) merupakan akumulasi pada pantai ( shore) yang berupa
material lepas, sedimen tidak padu (unconsolidated) dengan ukuran pasir
kasar, kerikil, kerakal, hingga boulder. Beberapa diantaranya berbentuk
memanjang dan lurus ataupun agak melengkung. Sistem gisik berkaitan
dengan interaksi antara gisik dan proses yang bekerja terhadapnya yaitu
gelombang, arus, pasang surut, dan angin.
3. Spit dan barrier
Spit merupakan gisik yang terbentuk di atas garis pasang tertinggi dan
terpisah dari pantai, biasanya berakhir pada satu atau lebih sangkutan ke
arah darat atau pelengkungan kembali. Spit terbentuk pada arah ingsutan
sepanjang sungai. Coastal barrier merupakan pematang kepesisiran yang
memanjang berupa deposisi sedimen yang terbentuk oleh aktivitas
gelombang di atas garis pasang tertinggi dengan arah memotong mulut
suatu teluk atau celah.
4. Tombolo
Tombolo merupakan pematang dengan material gisik yang terbentuk
oleh gelombang, dan menghubungkan pulau-pulau atau mengikat sebuah
pilar atau pulau kepada daratan utama.
5. Cuspate foreland
Cuspate foreland merupakan akumulasi pasir dan kerikil dengan
morfologi segitiga yang kedua sisinya cekung ke arah darat dan terjadi dari
penggabungan dua beting gisik yang bertemu di satu titik.
C. Alat dan Bahan
Untuk melakukan identifikasi bentuklahan asal proses marine maka diperlukan alat
dan bahan sebagai berikut.
1. Alat
a. Walking board digunakan untuk alas menyalin garis kontur peta topografi
bentuklahan asal proses marin.

b. Satu buah Drawing Pen 0,2 warna hitam digunakan untuk menggambar kontur
bentuklahan marine dikertas kalkir.
c. Satu buah Drawing Pen 0,2 warna biru digunakan untuk mengambar
kenampakkan air permukaan.
d. Satu buah Drawing Pen 0,2 warna merah digunakan untuk menentukan simbol
setiap kenampakan yang teridentifikasi.
2. Bahan
a. Peta RBI Lembar 1308-232 Pananjung untuk identifikasi bentuklahan dan
kenampakan lainnya.

b. Potongan Peta RBI Lembar 1308-323 Pananjung digunakan untuk menyalinkan


bentuklahan dan kenampakan lainnya pada kertas kalkir.
c. Satu buah kertas kalkir menggambar dan menyalin bentuklahan dan
kenampakan lainnya.

D. Langkah Kerja
Untuk mencapai tujuan dari praktikum “Mengidentifikasi Bentuklahan Asal Proses
Marine”, maka diperlukan langkah-langkah yang sesuai guna mencapai tujuan tersebut.

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.


1. Menyiapkan alat dan bahan untuk melaksanakan kegiatan praktikum Acara VIII.
2. Menjepit potongan peta RBI Lembar 1308-323 Pananjung dengan kertas kalkir
untuk memudahkan proses penyalinan garis kontur.
3. Menyalin garis kontur, garis aliran sungai dan garis pantai kedalam peta kalkir.
4. Mengidentifikasi peta Bentuklahan marine dan kenampakan lainnya dengan
menggunakan Peta RBI Lembar 1308-323 Pananjung.
5. Memberikan simbol angka pada peta yang sudah disalin pada kalkir untuk

menunjukkan bentuklahan dan kenampakan yang ditemukan.


6. Memasukan hasil identifikasi kedalam tabel yang sudah disediakan
7. Menganalisis hasil identifikasi kenampakan yang ditemukan di peta bentuklahan
marine.
8. Menyusun Laporan Praktikum.

E. Hasil dan Pembahasan


Hasil

Berdasarakan identifikasi peta RBI Lembar 1308-323 Pananjung diperoleh hasil


kenampakan yang ditemukan pada bentuklahan marine, dengan mengacu pada tipe
kepesisiran menurut Shepard (1972) yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 8.1. Data Kenampakan Bentuklahan Marine Pada Potongan Peta RBI Lembar
1308-323 Pananjung Berdasarkan tipe Kepesisiran Menurut Shepard (1972)

Kenampakan yang Simbol Keterangan


Tipe Kepesisiran
Teridentifikasi

Land Erosion - - -
Coast
Primer Subaerial - - -
Deposition
Coast
Volcanic Coast - - -

Structurally - - -
Shaped Coast
Marine -Barrier Beaches Barrier - Barrier
Deposition -Barrier Island, Beaches Beaches : spit
Sekunder Coast -Lagoon : (5) dan yang
-Spit (6) terbentuk
Barrier melewati teluk
Island : dan meyerupai
(3), (4), tanggul di
dan (5) pantai. Pada
Lagoon : peta topografi,
(3),(4), kenampakan
dan (5) ini terletak di
Spit : (3) bagian selatan
Bojongkarekes
- Barrier Island
: bentang
alam
pantai dan
sejenis sistem
bukit pasir
yang
merupakan

daerah pasir
yang sangat
datar atau
bergelombang
yang
terbentuk oleh
gelombang
dan aksi

pasang surut
yang sejajar
dengan pantai
daratan. Pada
peta topografi,
kenampakan
ini terletak di
sebelah
selatan Dusun
Kamurang
(pulau kecil
berwarna
kuning).
- Lagoon :
sekumpulan
air asin yang

terpisah dari
laut oleh
penghalang
yang berupa
pasir, batu
karang atau
semacamnya.

Jadi, air yang


tertutup di
belakang
gugusan
karang (barrier
reef). Pada
peta topografi,
kenampakan

ini terletak di
sebelah utara
barrier island..
Wave Erosion -Cliff Cliff : (8) - Cliff adalah
Coast -Tombolo dan (9) lereng curam
-Gisik Tombolo (biasanya
: (1) dan >40º,
(2) kadangkala
Gisik : (5) berbentuk
sampai vertikal dan
(9) sesekali
menggantung)
, menunjukkan
formasi
batuannya.
Pada peta

topografi,
kenampakan
ini terletak di
Ps. Kalapa dan
Ps. Karang.
- Tombolo
adalah

pematang
dengan
material gisik
yang
terbentuk oleh
gelombang,
dan
menghubungk

an pulau-pulau
atau mengikat
sebuah pilar
atau pulau
kepada
daratan utama.
Pada peta
topografi,
kenampakan
ini terletak di
sebelah
selatan Dusun
Pangandaran.
- Gisik :
akumulasi
pada pantai

(shore) yang
berupa
material lepas,
sedimen tidak
padu
(unconsolidate
d) dengan

ukuran pasir
kasar, kerikil,
kerakal, hingga
boulder. Pada
peta topografi,
kenampakan
ini terletak di
sebelah

selatan,
sepanjang
Dusun
Bojongkarekes
sampai Ps.
Karang (
ditandai
dengan area
titik-titik).

Coast Built by Hutan Mangrove (4) Hutan Mangrove


Organism maerupakan suatu
wilayah yang
ditumbuhi tumbuhan
bakau guna menahan
abrasi. Pada peta
topografi, kenampakan
ini terletak di sebelah
selatan Dusun
Kamurang ditandai
dengan symbol hutan
rawa (hijau tua)

Pembahasan
Bentuklahan marin merupakan bentuklahan yang berada di wilayah kepesisiran
yaitu letaknya di peralihan antara darat dengan laut. Daerah kepesisiran tidak semuanya
berbentuklahan marin, maka dari itu perlu adanya analisis daerah mana yang merupakan
marin dengan melihat ciri-ciri yang ada pada daerah tersebut. Bentuklahan marin ini
teridentifikasi bukan dari konturnya melainkan dari kenampakannya. Bentuklahan marin
terbentuk karena tenaga proses laut yang dipengaruhi oleh tenaga kelautan, tenaga

kelautan ini secara teori terbagi menjadi tiga yaitu gelombang, arus, dan pasang surut.
Hasil dari tenaga kelautan tersebut akan menghasilkan bentuklahan destruktif dan
konsruktif. Proses marin juga termasuk proses eksogen sama seperti solusional dan
fluvial. Proses eksogen ciri-cirinya adalah erosi, transportasi, dan deposisi. Erosi marin
dapat membentuk bentuklahan destruktif sedangkan bentuklahan konstruktif terbentuk
akibat adanya deposisi marin.
Bentuklahan destruktif terdiri atas cliff yang tererosi (platform dan nortch),

plengkung laut (sea arch), dan sea stack (pilar laut). Bentuklahan destruktif yang pertama
adalah erosi yang terjadi pada cliff. Cliff berbentuk seperti tebing yang ada di laut yang

terbentuk karena proses marin. Cliff yang semula tebing kemudian terkena pecah
gelombang dan tererosi oleh marin pada bagian kaki cliff tersebut, jika tidak tererosi cliff
tersebut bukan marin namun struktural. Tapi jika cliff tersebut terosi dan membentuk
notch, maka north itulah yang merupakan marin. Jika proses tersebut terus berlangsung
maka menyebakan bagian dari cliff tersebut akan mengalami retakan yang semakin
dalam sehingga membentuk plengkung laut, lama-kelamaan plengkung tersebut runtuh
atau jatuh dan terpisah seperti pulau membentuk seperti pilar yang dinamakan pilar laut.
Ketiga hal itulah yang merupakan hasil dari erosi marin.

Bentuklahan konstruktif terjadi akibat deposisi marin. Deposisi marin biasanya


terjadi karena adanya sedimen yang diendapkan oleh gelombang laut, hasil dari
endapan tersebut ada berbagai macam diantaranya spit, barrier, tombolo, cuspate
foreland, gisik (beach), dan beach ridge. Kenampakan spit dan barrier hampir sama yaitu
endapan pasir membatasi suatu laguna. Jika di tempat tersebut terdapat pulau maka
arus laut menjadi tidak normal, dan bersamaan dengan hal itu akan ada endapan
sedimen yang menjadi lengkung bentuknya maka disebut cuspate foreland. Jika
lengkung tersebut terus maju dan kemudian menyambung dengan pulau utama maka
menjadi tombolo. Selanjutnya ada beach atau gisik yang merupakan pasir, kerikil yang
ada di pantai. Jika terdapat endapan pasir sepanjang garis pantai di pertemuan antara
darat dan laut dinamakan beach atau gisik. Jika terdapat gundukan di belakang yang
membentuk seperti pematang tinggi karena merupakan endapan yang lebih tua maka
dinamakan beach ridge atau beting gisik.
Dalam praktikum kali ini membahas mengenai bentuk lahan marin yang berada di
daerah Pananjung tepatnya di wilayah sekitar Teluk Pangandaran. Untuk
mengidentifikasi kenampakan yang terdapat di bentuklahan asal proses marin dapat
dilakukan dengan cara menentukan zona-zona di wilayah kepesisiran. Seperti yang
diketahui bahwa tidak semua wilayah kepesisiran merupakan bentuklahan marin, maka
dari itu diperlukan adanya analisis dan identifikasi mengenai zona yang termasuk di
dalam bentuklahan marin. Dilihat dari peta topografi di daerah Teluk Pangandaran,
terdapat wilayah yang termasuk dalam bentuk lahan asal proses marin yang terbagi
menjadi 9 zona, dan tiap-tiap zona mencakup beberapa kenampakan yang ada di sekitar

wilayah tersebut.
Pada potongan Peta RBI Lembar 1308-323 Pananjung tidak ditemukan tipe
kepesisiran primer, karena wilayah tersebut tidak lebih dikendalikan oleh proses terestrial
seperti erosi, deposisi, volkanik, dan diastropisma, daripada aktivitas organisme maupun
proses marin. Namun, dapat ditemukan tipe kepesisiran sekunder. Tipe kepesisiran
sekunder merupakan daerah pesisir yang terbentuk dari aktivitas organisme dan akibat
proses marin atau aktivitas gelombang.
Penjelasan dari masing-masing zona tersebut yaitu sebagai berikut :

➢ Marine Deposition Coast


Marine Deposition Coast merupakan tipe pesisir yang terbentuk oleh
deposisi material sedimen marin. Sedimen marine merupakan proses
pengendapan yang dilakukan oleh gelombang laut yang terdapat di
sepanjang pantai. Yang termasuk dalam kategori ini adalah (1) beaches,
barrier island, barrier spits and bays , (2) cuspate foreland, (3) beach plains.
Pada potongan peta RBI Lembar 1308-323 Pananjung, ditemukan daerah
dengan bentuklahan antara lain yaitu barrier beaches, barrier island, dan
lagoon.
Kenampakan yang pertama yaitu barrier beaches. Barrier beaches atau
yang disebut sebagai pantai penghalang merupakan spit yang terbentuk
melewati teluk dan meyerupai tanggul di pantai. Pada potongan peta RBI
Lembar 1308-323 Pananjung, kenampakan ini terletak di bagian selatan
Bojongkarekes

Gambar 8.3. Barrier Beaches


Kenampakan kedua yaitu barrier island. Barrier island atau yang

disebut sebagai pulau penghalang merupakan bentang alam pantai dan


sejenis sistem bukit pasir yang merupakan daerah pasir yang sangat datar
atau bergelombang yang terbentuk oleh gelombang dan aksi pasang surut
yang sejajar dengan pantai daratan. Pada potongan peta RBI Lembar 1308-
323 Pananjung, kenampakan ini terletak di sebelah selatan Dusun Kamurang,
ditandai dengan areal berwarna kuning yang merupakan tegalan atau
ladang, namun tidak terdapat permukiman pada area tersebut.

Gambar 8.4. Barrier Island


Kenampakan keempat yang ditemukan adalah Lagoon. Lagoon
merupakan sekumpulan air asin yang terpisah dari laut oleh penghalang
yang berupa pasir, batu karang atau semacamnya atau dapat diartikan
bahwa lagoon merupakan air yang tertutup di belakang gugusan karang

(barrier reef). Pada peta topografi, kenampakan ini terletak di sebelah utara
barrier island, tepatnya disebelah utara Dusun Kamurang dan Keboncarik.
Pada biasanya, lagoon ini dimanfaatkan sebagai tempat wisata karena
gelombang ombak yang tidak terlalu besar dan tidak langsung pecah pada
daerah tersebut.
➢ Wave Erosion Coast
Wave erosion coast merupakan daerah pesisir yang terbentuk karena
aktivitas dari gelombang laut. Tipe pesisir ini dapat dijumpai pada pesisir
sekunder yang terbentuk akibat dari aktivitas gelombang berpola lurus
maupun tidak teratur tergantung pada kompisisi maupun struktur batuan
penyusun sehingga dapat digolongkan kedalam wave erosion coast. Zona (1)

sampai dengan zona (10) merupakan zona yang termasuk dalam wave
erosion coast. Zona ini terletak di sepanjang garis pantai. Dilihat dari
identifikasi peta di tiap-tiap zona tersebut dapat diketahui bahwa pada zona
tersebut terdapat kenampakan bentuklahan asal proses marin yaitu gisik
(beach) yang ditandai dengan titik-titik berwarna merah. Adanya gisik
tersebut karena adanya endapan pasir yang ada di pertemuan antara darat
dan laut akibat dari pengaruh gelombang maupun arus laut. Pada zona (1)
sampai dengan (10) ini sebagian besar terbagi menjadi beberapa bagian

yaitu Cliff dan Tombolo.


Cliff merupakan lereng curam (biasanya >40º, kadangkala berbentuk
vertikal dan sesekali menggantung), menunjukkan formasi batuannya. Pada
peta topografi, kenampakan ini terletak di Ps. Kalapa dan Ps. Karang. Cliff
ditandai dengan garis kontur yang rapat, menandakan bahwa daerah
tersebut memiliki bentanglahan curam. Cliff yang ada di Penanjung ini
merupakan plunging cliff. Ciri-ciri yang dimiliki plunging cliff antara lain yaitu
memiliki lereng yang berlanjut ke bawah laut, gelombang langsung
menghantam pada tebing sehingga melemahkan batuan tersebut dan tidak
memiliki gisik.
Kenampakan yang diidentifkasi selanjutnya adalah tombolo. Tombolo
merupakan pematang dengan material gisik yang terbentuk oleh
gelombang, dan menghubungkan pulau-pulau atau mengikat sebuah pilar
atau pulau kepada daratan utama. Tombolo terbentuk ketika gelombang laut
menyapu sedimen dari kedua sisi pulau. Akhirnya, ketika sedimen telah
cukup menumpuk, garis pantai akan terhubung dengan pulau dan
membentuk tombolo. Namun, terdapat juga tombolo yang terbentuk pada
laut dangkal yang tidak terganggu atau dipengaruhi oleh arus laut. Pada
potongan peta RBI Lembar 1308-323 Pananjung, kenampakan ini terletak di
sebelah selatan Desa Pangandaran. Dapat diketahui, tombolo tersebut
dimanfaatkan penduduk sebagai permukiman yang padat dengan area
pertanian (hijau) yang sangat sedikit. Permukiman yang padat juga dapat

dikarenakan berkembangnya penginapan-penginapan.

Gambar 8.6. Tombolo


➢ Coast Build by Organism
Coast Build by Organism merupakan tepi pesisir dengan garis pesisir
yang terbentuk akibat aktivitas hewan atau tumbuhan, termasuk temburu
karang yang terbentuk oleh alga dan oister, atau tumbuhan-tumbuhan
seperti mangrove atau rumput-rumput rawa (marsh grasses). Pada potongan

peta RBI Lembar 1308-323 Pananjung, mangrove ini terletak di sebelah


selatan Dusun Kamurang, tepatnya di garis pantai dekat dengan barrier
island. Adanya hutan mangrove di pantai, membawa beberapa manfaat yaitu
(1) mencegah intrusi air laut, (2) mencegah erosi dan abrasi pantai, (3)
sebagai penyaring limbah yang alami, (4) sebagai tempat hidup dan sumber
makanan bagi beberapa jenis satwa, misal ikan dan udang, serta (5) memiliki
peran dapam pembetukan pulau dan menstabilkan daerah pesisir.
F. Kesimpulan
1. Bentuklahan marin merupakan bentuklahan yang berada di wilayah kepesisiran
yaitu letaknya di peralihan antara darat dengan laut.
2. Pada potongan Peta RBI Lembar 1308-323 Pananjung ditemukan tipe
kepesisiran sekunder karena adanya aktivitas gelombang dan organisme.
3. Daerah Teluk Pangandaran ini dominan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
lahan pertanian dan permukiman.
G. Daftar Pustaka

Pramono, Heru dan Arif Ashari. 2014. Geomorfologi Dasar. Yogyakata: UNY Press.

Soetoto. 2013. Geologi Dasar. Yogyakarta: Ombak.

Suharini, Erni dan Abraham Palangan. 2014. Geomorfologi, Gaya, Proses, dan Bentuk

Lahan. Yogyakarta: Ombak.


H. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai