DhaniiAchmad - P07134018095 - 2 B
DhaniiAchmad - P07134018095 - 2 B
DhaniiAchmad - P07134018095 - 2 B
Nim : P07134018095
Kelas : 2B
A. Jurnal 1
1. Judul Jurnal
Analisis Kualitatif Vitamin B1 Pada Kacang Hijau (Phaseolus radiates
L.)Menggunakan Metode Konvensional dan KLTKT Silika Gel 60 F254.
2. Latar Belakang
Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan oleh
tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Tiamin
hidroklorida adalah bentuk murni dari vitamin B. pada biji - bijian banyak
mengandung vitamin B salah satunya adalah kacang hijau. Berdasarkan
pentingnya vitamin bagi tubuh, peneliti tertarik untuk menganalisis vitamin B
pada kacang hijau. Pada penelitian ini, analisis vitamin B1 dilakukan dengan
menggunakan dua metode yang berbeda yaitu, metode konvensional
menggunakan pereaksi warna dan menggunakan KLTKT. Pada metoda
kromatografilapis tipis kinerja tinggi menggunakan plat silika gel 60 F 254
karena memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi.
3. Metode
Pada penelitian ini analisis kualitatif vitamin B1 pada kacang hijau
dengan menggunakan metode konvensional dan kromatografi lapis tipis
kinerja tinggi (KLTKT). Analisis kualitatif dilakukan dengan metode
konvensional menggunakan pereaksi warna dan menggunakan plat KLTKT
silika gel 60 F254 dengan fase gerak metanol: air: asam asetat: ammonia (5:
4,5: 0,5: 0,75).
4. Hasil
Identifikasi vitamin B1 pada larutan sampel dapat dilakukan dengan
menggunakan reaksi warna diantaranya reaksi tiokrom, reaksi timbal asetat
dan reaksi diazotasi. Dari hasil yang didapatkan pada reaksi tiokrom larutan
sampel berflouresensi biru ungu, identifikasi dengan reaksi timbal asetat
terbentuk endapan bewarna kuning, identifikasi dengan reaksi diazotasi
terbentuk endapan dan larutan bewarna merah jingga. Berdasarkan hasil
identifikasi dengan reaksi warna yang telah dilakukan sesuai dengan yang
tertera pada literatur (Auterhooff & Kovar, 1987), membuktikan bahwa larutan
sampel kacang hijau mengandung vitamin B1.
5. Rekomendasi KTI
Penelitian pada jurnal tersebut secara kualitatif masih bisa dilakukan
namun, tidak bisa menggunakan semua pereaksi yang disebutkan pada
jurnal. Hal ini dikarenakan bahan yang akan digunakan, belum tersedia di
laboratorium. Pada uji warna hanya bisa digunakan uji reaksi dengan Timbal
Asetat dan uji reaksi dengan Diazo.
Sedangkan untuk uji secara kuantitatif dengan KLTKT, pada
laboratorium Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, masih bisa dijadikan
acuan dalam pembuatan KTI, hal ini dikarenakan bahan yang digunakan
masih terdapat pada laboratorium dan untuk alat seperti KLTKT masih
tersedia. Sehingga jurnal penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan dalam
pembuatan KTI.
4. Hasil
a. Vitamin B6pada kacang merahdariÖland.Kandunganrata-
ratavitaminB6adalah00:32•0,02mg/100g(Pada
Tabel).Kisaranadalah00:28mg/100g untuk00:35mg/100g.Secararata-
rata,49persenvitaminB6 ituglikosilasidan00:16•00:01mg/100g
adalahPNgratis.Kandunganairrata-rataadalah13persen(Pada
Tabel).Tidakadaperbedaanyang signifikandalamKandunganvitaminB6
ditemukanantarakultivar(p=0:49).Tidakadaperbedaan
signifikanyangditemukanuntukjenispupukdanwilayahgeografisdenganvaria
belapapun.
d. TesQualityControl.
Sampelkontrolkualitasdalambatchdanduplikatdiadakandalamketidakpastia
npengukuran,
menjaminreproduktifitasdanpengulangan.Pemulihananalitdalamsampelber
duridisajikanpada
Tabel12.HasiltesFAPAinimemuaskandenganskoraz0,5,diperbolehkanvaria
siskorz•2(Fapas, 2017b).
e. Pilihanpenyaring. Selama analisis laboratorium, filter yang berbeda diuji
sebelum dimasukkan ke dalam botol HPLC. Filter yang Whatman Rotrand
0,2 • m dengan Film selulosa asetat dan perumahan polikarbonat,
Whatman dengan polyvinylidene difluorida (PVDF) filter membran dan
polypropylene perumahan, ketiga penyaring adalah Whatman Mini -
Uniprep 00:45 • filter membran m dengan polypropylene dan
polypropylene perumahan. Filter dengan polypropene mengakibatkan
puncak setelah 76 menit Yang membuat mustahil untuk menafsirkan
puncak piridoksal dalam sampel keempat (masing-masing sampel
dijalankan selama 20 menit) (Gambar 9). Tidak ada puncak seperti itu
ditemukan dengan Whatman Rotrand 0,2 • m dengan selulosa asetat.
5. Rekomendasi KTI
Penelitian ini tidak dapat dijadikan Acuan dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah (KTI) dikarenakan alat pada jurnal tersebut ada yang tidak tersedia
pada laboratorium di Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Politeknik
Kesehatan Denpasar yakni seperti HPLC. Sehingga jurnal tersebut tidak
dapat dijadikan acuan apabila ingin membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI).
6. Alamat Online Jurnal
https://stud.epsilon.slu.se/12786/1/nordin_e_171023.pdf
C. Jurnal 3
1. Judul Jurnal
PENETAPAN KADAR VITAMIN B1 PADA KACANG KEDELAI DAN TEMPE
YANG BEREDAR DI PASAR RAYA PADANG SECARA
SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
2. Latar Belakang
Vitamin merupakan senyawa organik yang penting bagi kehidupan
manusia. Fungsi utama dari vitamin adalah untuk pengaturan proses
metabolisme tubuh agar berjalan lancar, dan mengatur fungsi otak (Bourre,
2006). Vitamin kebanyakan tidak dapat disintesa oleh tubuh, walaupun ada
beberapa vitamin yang dapat disintesa di dalam tubuh, namun kecepatan
pembentukannya sangat kecil, sehingga jumlah vitamin yang terbentuk tidak
dapat memenuhi jumlah vitamin yang dibutuhkan tubuh (Huang, 2013). Oleh
karena itu tubuh harus tetap memperoleh asupan vitamin dari luar yaitu dari
makanan yang dikonsumsi dalam kehidupan sehari – hari (Mutschler, 1991).
Tiamin hidroklorida adalah bentuk murni vitamin B1. Merupakan
vitamin larut air yang terlibat dalam metabolisme glukosa dan lipid serta
produksi neurotransmitter (Cook, et al., 1998). Dalam makanan, tiamin dapat
ditemukan dalam bentuk kompleks protein-fosfat. Tiamin merupakan vitamin
yang dibutuhkan untuk menimbulkan nafsu makan, membantu penggunaan
karbohidrat dalam tubuh dan sangat berperan dalam sistem saraf (Almatsier,
2005).
Fungsi tiamin adalah mengatasi gangguan saraf otot seperti nyeri,
rematik, mengobati defisiensi beri - beri, lesu, jantung berdebar - debar dan
mengatasi ganguan metabolisme (Widodo, 2004; Pavlovic, 2013).
Kekurangan Vitamin B1 dapat menyebabkan berbagai gejala neurologis dan
gejala kardiovaskular. Gejala awal mungkin termasuk kelelahan, kelemahan
dan gangguan emosional, sedangkan kekurangan berkepanjangan dapat
menyebabkan polyneuritis (dikenal sebagai beri-beri kering) dan gagal
jantung atau edema perifer (beri-beri basah) (Thomson, 2000). Salah satu
tumbuhan yang mengandung vitamin B1 adalah kacang kedelai. Kacang
kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang
paling baik (Chen et al., 2013). Kacang kedelai biasa dikonsumsi dalam
produk olahan. Salah satu dari produk olahan kacang kedelai adalah tempe.
Tempe adalah produk fermentasi (Astuti& Meliala., 2000) yang sangat dikenal
oleh masyarakat Indonesia (Kasmidjo, 1990). Tempe merupakan salah satu
makanan utama tradisional Indonesia yang terbuat dari kedelai rebus yang
difermentasi oleh jamur Rhizopus oligosporus. Selama fermentasi, kacang
kedelai terperangkap dalam rajutan misella jamur membentuk padatan yang
kompak berwarna putih (Steinkraus, 1983).
Berdasarkan hal di atas peneliti tertarik untuk mengetahui perbedaan
kadar vitamin B1 pada kacang kedelai dan tempe. Karena pada pembuatan
tempe, kacang kedelai harus direbus terlebih dahulu. Perebusan atau proses
memasak kacang kedelai dapat merusak kandungan vitamin yang terdapat
dalam kacang kedelai.
3. Metode
Pada penelitian ini, penetapan kadar vitamin B1 dilakukan dengan
metode spektrofotometri. Pengomplek yang digunakan adalah biru bromtimol
(BBT) yang dapat membentuk kompleks asosiasi ion dengan vitamin B1,
menggunakan polivinyl alkohol (PVA) sebagai zat pensolubilisasi yang
menghasilkan senyawa yang larut dalam air dan diukur dengan
spektrofotometeri visibel pada panjang gelombang serapan maksimum 400-
800 nm.
4. Hasil
Setelah dilakukan penelitian tentang penetapan kadar vitamin B1 pada
kacang kedelai dan tempe secara spektrofotometri visibel didapatkan hasil
sebagai berikut :
a. Hasil determinasi Famili : Leguminosae Spesies : Glycine max (L.) Merr.
b. Identifikasi vitamin B1 sebagai larutan pembanding untuk pemerian
bentuk hablur, warna putih, bau tidak berbau, untuk identifikasi dengan
reaksi tiokrom dikocok kuat terpisah dan kemudian berfloresensi biru
ungu, pada reaksi Timbal asetat terbentuk warna kuning, dan reaksi diazo
terbentuk warna merah jingga dan mempunyai endapan.
c. Identifikasi vitamin B1 pada kacang kedelai dan tempe dengan reaksi
tiokrom dikocok kuat terpisah dan kemudian berfloresensi biru ungu, pada
reaksi Timbal asetat terbentuk warna kuning dan reaksi diazo terbentuk
warna merah jingga dan mempunyai endapan putih.
d. Pengukuran panjang gelombang absorbsi maksimum larutan standar
vitamin B1 diperoleh panjang gelombang 423 nm.
e. Pada penentuan kurva kalibrasi vitamin B1, diperoleh persamaan regresi
y = - 0,0020 + 0,0228x dengan koefisien korelasi (r) = 0,9997.
f. Hasil simpangan baku 0,0066, batas deteksi 0,8684 µg/mL dan batas
kuantisasi 28,947 µg/mL. 7. Analisis % rata-rata kadar vitamin B1 pada
kacang kedelai 1,0213 % ±0,0188 % dan pada tempe 0,2960 % ±0,0095.
g. Analisis statistik dengan metode anova satu arah ada perbedaan nyata
antara kadar vitamin B1 kacang kedelai dan tempe.
5. Rekomendasi KTI
Penelitian ini tidak dapat dijadikan Acuan dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah (KTI) dikarenakan bahan pada jurnal tersebut ada yang tidak tersedia
pada laboratorium di Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Politeknik
Kesehatan Denpasar yakni seperti vitamin B1, kalium heksasianoferat dan n-
butanol, namun alat seperti Spektrofotometer tersedia di Laboratorium Kimia
Klinik. Sehingga jurnal tersebut tidak dapat dijadikan acuan apabila ingin
membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI).
6. Alamat Online Jurnal
https://www.jurnalfarmasihigea.org/index.php/higea/article/download/132/128
D. Jurnal 4
1. Judul Jurnal
Penelitian ini tidak dapat dijadikan Acuan dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah (KTI) dikarenakan bahan pada jurnal tersebut ada yang tidak tersedia
pada laboratorium di Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Politeknik
Kesehatan Denpasar karena sulitnya mencari sampel tempe gude di daerah
bali karena proses pembuatan tempe ini sendiri banyak diakukan oleh
masyarakat yang berada di daerah NTT. Sehingga jurnal tersebut tidak dapat
dijadikan acuan apabila ingin membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI).
6. Alamat Online Jurnal
https://media.neliti.com/media/publications/256759-the-change-contents-of-
vitamin-and-miner-75be517d.pdf
E. Jurnal 5
1. Judul Jurnal
Penurunan kadar vitamin yang sangat tinggi dari kedelai menjadi tahu
dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. Hasil analisis terhadap kadar vitamin
B komplek (vitamin B1, B2, B3 dan B6) yang dihasilkan dari 10 kg bahan
baku kedelai dalam satu kali produksi terlihat pada gambar.
Penelitian ini tidak dapat dijadikan Acuan dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah (KTI) dikarenakan alat pada jurnal tersebut ada yang tidak tersedia
pada laboratorium di Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Politeknik
Kesehatan Denpasar yakni sepertiromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)
dengan alat HPLC, kolom C18, membrane SUPOR, dan sonikator. Sehingga
jurnal tersebut tidak dapat dijadikan acuan apabila ingin membuat Karya Tulis
Ilmiah (KTI).
6. Alamat Online Jurnal
https://media.neliti.com/media/publications/20739-ID-kinetika-vitamin-b-
komplek-pada-proses-pembuatan-tahu-dan-oncom-merah.pdf