SPESIFIKASI TEKNIS Landscape
SPESIFIKASI TEKNIS Landscape
SPESIFIKASI TEKNIS Landscape
A. PENJELASAN UMUM
a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
g. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana
Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
h. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
j. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
k. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
l. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
m. SKSNI T-15-1991-03
n. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
o. Algemenee Voorwarden (AV)
DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontrakto r terdiri atas :
Surat Perjanjian Pekerjaan
Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama masa pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-
gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Pengawas .
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam,
asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air
untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan
rekomendasi laboratorium.
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir
urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut
pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI 1971.
SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah pada area Ruang Serba Guna di Kawasan Objek Wisata Pantai
Bandengan. Halaman proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana
keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian
dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim/tuntutan.
a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat
seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi
kekuatan konstruksi.
Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut
harus cukup terjamin.
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm
dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah
setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk
apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar
dari halaman proyek.
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm
yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran
5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus
pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Konsultan Pengawas .
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama
pekerjaan berlangsung.
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan rangka atap ini meliputi :
- Pasang besi hollow 50x50x3
- Pasang gording kanal C. 150.50.20.2,3
- Pasang besi trekstang Ø10 mm
- Pasang base pltat tb.9 mm
- Pasang baut chemical Ø 19 mm
- Pasang baut baut chemical Hilti M 8
- Pasang pipa besi 2” tb.3,6 mm
2) Pabrikasi
a. U m u m
Tenaga kerja yang digunakan (termasuk tukang-tukang) harus betul-betul ahli pada
bidangnya dan melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk
direksi proyek. Ketelitian pekerjaan sangat diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh bagian
dapat cocok satu dengan lainnya pada waktu pemasangan.Sebelum pelaksanaan pabrikasi,
gambar shop drawing harus sudah disetujui oleh direksi. Direksi proyek mempunyai
kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan. Tidak satu
pekerjapun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa dan disetujui. Setiap
pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi ini akan
ditolak dan harus segera diperbaiki.Kontraktor pabrikasi harus menyediakan atas biaya
sendiri semua pekerjaan, alat-alat perancah dan sebagainya yang diperlukan dalam
hubungan pemeriksaan pekerjaan.Kontraktor pabrikasi harus memperkenankan kontraktor
Montase untuk sewaktu-waktu memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan
mengenai cara-cara dan lain-lain yang berhubungan dengan waktu pemasangan ditempat
pekerjaan. Kontraktor Montase tidak mempunyai wewenang untuk memberikan instruksi-
instruksi mengenai cara penyelenggaraan pabrikasi.
b. Pekerjaan Besi dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji atau dengan Las
pemotong
Pemotongan dengan oksigen lebih baik dibandingkan dengan mesin. Permukaan yang
diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap bidang yang dipotong,
tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
c. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda yang diperkenankan
Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak – 3 mm, pada pelat setebal 12
mm atau lebih kecil dan sebanyak-banyaknya 6 mm pada pelat yang tebalnya lebih besar
dari 12 mm.
d. Memotong dengan Las Pemotong
Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta
bergerak dengan kecepatan tetap.Pinggit yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih
serta lurus dan untuk menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan gerinda.Gerinda
bergerak searah dengan arah las pemotong, tapi harus diselesaikan sedemikian rupa
sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran besi.
e. Pekerjaan Las & Pengawasan Pekerjaan Las
Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las yang berpengalaman dibawah pengawasan
langsung seorang yang menurut anggapan direksi mempunyai keahlian dan pengalaman
yang sesuai untuk penyelenggaraan pekerjaan semacam itu.
Kontraktor harus menyerahkan rencana kerja kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan, maka cara itu tidak akan diubah tanpa persetujuan lebih lanjut.
Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan / jenis dan
ukuran electrode, tebal bagian-bagian, ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk las
tersebut harus diajukan kontraktor untuk mendapatkan persetujuan direksi terlebih dahulu
sebelum pekerjaan las listrik dapat dilakukan.
Ukuran electrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik, yang digunakan
pada listrik, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las listrik tersebut dan tidak akan
dibuat penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari direksi.
Pelat-pelat yang akan dilas harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau
lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu las. Las dengan retak susut, retak pada bahan
dasar, berlubang dan kurang tepat letaknya harus disingkirkan.
f. Mengebor Pelat Baut Angkur
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila keadaan memungkinkan,
maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama dan
dibor menembus seluruh tebal sekaligus agar diperoleh posisi lubang yang tepat. Bila
menggunakan baut pas pada salah satu lubang maka lubang ini dibor lebih kecil dan
kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran dan sebenarnya. Cara lain ialah bahwa
batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah mengebor
seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas bila
perlu.Diameter lubang untuk angkur baut, kecuali baut pas adalah 1.50 mm lebih besar dari
pada diameter yang tertera pada gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk baut pas
harus dalam toleransi yang diberikan. Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak
dibor menembus sekaligus untuk seluruh tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat dibor
dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan diperbesar kemudian pada saat montase
percobaan.
g. Penyerahan Untuk Pemasangan Akhir (montase lapangan)
Kontraktor pabrikasi bertanggung jawab untuk menjaga keamanan pekerjaan besi, dan
memperbaiki semua kerusakan sampai kerusakan sampai diserahkan dan diterima baik oleh
kontraktor montase.
Kontraktor montase akan menerima seluruh pekerjaan besi ditempat pekerjaan, atau
ditempat penyerahan lain seperti diisyaratkan dan akan membongkar, mentransport
ketempat pekerjaan bila perlu dan menyimpan dengan aman bebas dari kerusakan-
kerusakan hingga akhirnya terpasang.Segera setelah menerima penyerahan pekerjaan besi
kontraktor Montase akan segera menyampaikan kepada direksi atau wakilnya, setiap
kehilangan atau ketidakcocokan dari barang-barang besi itu dan akan melaporkan juga
secara tertulis kepada direksi setiap kerusakan serta cacat tanda ditunda-tunda, atau kalau
tidak melakukan demikian maka dia harus memperbaiki setiap kerusakan serta cacat yang
terjadi sebelum dan sesudah penyerahan, diatas biayanya sendiri.
3) Pemasangan
a. U m u m
Kontraktor Montase harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan dan
mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengeling dan atau baut dan atau las
seluruh pekerjaan besi. Pekerjaan besi tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan
sebagainya yang akan digunakan telah mendapat persetujuan direksi.
Semua pekerjaan harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti.
Penggunaan material martil yang berlebihan yang dapat merusak atau mengganggu
material tidak diperkenankan.
Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta
menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan pekerjaan dengan
menggunakan draft secara wajar (moderate) harus dilaporkan kepada direksi.
Permukaan yang dikerjakan dengan mesin perkakas harus dibersihkan sebelum dipasang
hoppel dan sambungan lapangan pada umumnya dilas sementara sebanyak 50% panjang
rencana sebelum dilas permanen.
b. Pengontrolan
Pengecekan hubungan tegangan / torque dilakukan oleh kontraktor Montase dan direksi
akan melakukan test pengecekan torque dilapangan.
Setiap panjang las yang kurang harus disesuaikan menurut kebutuhan sehingga mencapai
tegangan yang diperlukan.
c. Pekerjaan rangka atap ini dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
- Untuk listplank memakai listplank kalsiplank L=30 cm T=12mm dengan kualitas baik dan
disesuaikan dengan gambar perencanaan.
- Pekerjaan atap/kap harus dikerjakan dengan baik dan rapi sehingga mendapat bidang atap
yang rata dan rapat.
- Ukuran balok-balok kap dalam gambar terlampir dilaksanakan dengan ukuran
perdagangan dengan mengikuti rencana gambar yang ada.
- listplank pemasangannya disesuaikan dengan yang telah tertera dalam gambar
perencanaan.
C. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
Pekerjaan penutup atap menggunakan jenis atap alderon 860 yang dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Penutup atap dipasang pada seluruh bagian atap kanopi dengan menggunakan
alderon 860 produksi pabrikasi dengan kualitas baik dan memiliki strandart ISO
- Pemasangan meggunakan paku anti karat
- Pemasangan atap alderon harus rapat, lurus dalam segala arah kaitan, saling menutup
dan tidak terdapat kebocoran. Untuk menghindari hal itu maka dalam rencana
pemasangannya harus disesuaikan antara pemasangan rangka dan ukuran lembar
alderon yang akan dipakai.
D. LANDSCAPE
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
b. MATERIAL :
a) CTSB dari campuran tanah, semen dan bahan additive untuk peningkatan
elastisitas tanah. Tebal lapisan CTSB adalah 20 cm
c) Pasir Beton dilaksanakan pada lapisan dibawah paving yang di dalam gambar
rencana dinyatakan sebagai lapisan pasir sesuai spesifikasi dan gambar.
c. ALAT KERJA :
1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
3) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1) Persiapan area :
2. TAMAN
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
b. PEKERJAAN PERSIAPAN :
1) Pembersihan lokasi
Lokasi yang akan ditanami, harus bersih dari kotoran, puing bangunan, sisa akar
tanaman dan tanaman liar. Kemudian tanah digemburkan
- Tanaman harus berasal dari stock nursery yang sudah tumbuh, dalam keadaan
terbungkus (keranjang/poly bag)
- Perlu diperhatikan cara pengangkutan yang baik untuk mengurangi resiko kerusakan
tanaman.
Pengujian dilakukan berupa memeriksa jumlah dan jenis tanaman, melihat bentuk /
form dari tanaman, tanaman harus bebas dari penyakit. Jika tanamanterssebut sudah
dalam keadaan baik dan memenuhi syarat, maka bibit tanaman tersebut disimpan
teratur ditempat yang teduh.
c. PEKERJAAN TANAH :
1) Pembersihan tanah
Tanah yang telah siap untuk dilaksanakan penanaman harus benar benar bersih dari
puing, kerikil, dll Tanah yang dipakai untuk urugan adalah lapisan tanah top soil
2) Pengolahan tanah
Pembuatan lubang lubang sesuai dengan kebutuhan dan didiamkan selama 5 hari.
Tanah yang dibuang diganti dengan top soil baru yang dicampur dengan pupuk dengan
perbandingan seperti disebutkan di uraian berikut.Pembentukan tanah, leveling tanah
mengikuti gambar rencana.
d. PEKERJAAN PENANAMAN :
Semua pekerjaan harus sesuai dengan rencana. Jika terjadi perbedaan antaragambar dan
keadaan di lapangan, maka harus dilaporkan kepada konsultan Konsultan Supervisi untuk
diambil keputusan dari perbedaan tersebut.
e. PEKERJAAN PEMELIHARAAN :
1) LINGKUP PEKERJAAN
- Meliputi penyediaan tenaga, bahan bahan serta peralatan dan alat bantu untuk
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
- Pekerjaan ini adalah semua pekerjaan yang dilaksanakan untuk memelihara dan
merawat segala tanaman yang telah selesai ditanam maupun yang belum ditanam
dari segala kerusakan.
- Pekerjaan ini meliputi:
• penyiraman
• Penyiangan
• Penggantian pohon/tanaman mati atau rusak
• Pemangkasan
• Pemupukan
• Pemberantasan hama/penyakit
2) PERSYARATAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN TANAMAN
- Semua pekerjaan dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar dan syarat pekerjaan
- Pemeliharaan tanaman adalah selama 6 bulan setelah penanaman
- Selama jangka waktu tersebuut kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara
tanaman yang rusak atau mati. Semua penggantian menjadi tanggung jawab
kontraktor
- Pemeliharaan tanaman ini disesuaikan dengan sifat dan jenis tanaman
3) BAHAN DAN MATERIAL
- Bahan dan peralatan harus memenuhi syarat kerja
- Pupuk dan obat anti hama yang digunakan sesuai dengan syarat yang berlaku
- Penggantian tanaman harus sesuai dengan rencana.
4) PENYIRAMAN
- Penyiraman dilakukan dengan air bersih, bebas dari segala bahan organis/zat kimia
lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
- Penyiraman dilakukan dengan selang dan dilakukan secara teratur ( 2 x sehari sampai
tanaman tersebut tumbuh dan sehat)
- Banyaknya air harus sampai membasahi permukaan tanah.
- Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang air, air harus dapat
terserap baik oleh tanah disekitar tanaman.
5) PENYIANGAN
- Penyiangan harus dilakukan teratur setiap dua minggu sekali bagi semua tanaman
- Penggemburan tanah dilakukan disekeliling tanaman . hindari jangan sampai
merusak akar
- Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang air, air harus dapat
terserap baik oleh tanah disekitar tanaman.
6) PEMANGKASAN
- Pemangkasan dilakukan setiap bulan
- Untuk rumput, pemangkasan dilakukan dengan gunting tanaman
7) PEMUPUKAN
- Pemupukan menggunakan pupuk organik dan pupuk anorganik
- Kebaikan dari pupuk organik yaitu dapat merubah keadaan tanah padat menjadi
tanah berongga dan subur. Pupuk organik baik digunakan untuk pemupukan
tanaman baru.
- Pupuk Anorganik dapat memberikan kekurangan unsur makanan yang kurang pada
tanaman
a. Pupuk yang mengandung unsur N, misal Urea- 14 gram Urea untuk setiap 1 m2
luas tanah
- kegunaannya untuk mempercepat pertumbuhan, menyuburkan daun
- Digunakan pada rumput, dengan cara ditabur sesuai dosis ,kemudian
disiram dengan air secukupnya.
b. Pupuk yang mengandung unsur P,K, misalnya NPK & TSP
- Unsur P untuk merangsang pembungaan
- Unsur K untuk memperkuat akar
- Untuk pohon : 0,3 kg/pohon tiap 2 bulan sekali
- Untuk semak/perdu : 0,1 kg/m2 tiap 2 bulan sekali.
c. Pupuk Kandang
- Terdiri dari kotoran ayam, kambing, sapi dengan catatan pupuk kandang
tersebut sudah membusuk dan menjadi tanah (sudah matang).
- Pemakaian 2 – 5 kg / m2
E. LAIN-LAIN
1) Semua bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada
bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksakan dan diluluskan oleh direksi
2) Pemasangan dan penggunaan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat tersebut akan ditolak
atau dikeluarkan atas perintah direksi dengan segala resiko pemborong
3) Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan maka biaya pemeriksaan
ditanggung pemborong
4) Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan urutan bahan tidak dinyatakan tetapi
tidak disebutkan dalam penjelasan pekerjaan mengenai suatu bagian pekerjaan yang harus
dikerjakan oleh penyedia barang/jasa, maka bagian pekerjaan tersebut dianggap ada dan
dimuat dalam bestek ini
5) Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan bangunan ini, tetapi tidak diuraikan dan
tidak dimuat dalam bestek ini tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh penyedia
barang/jasa