0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
253 tayangan14 halaman

Komponen-Komponen Kurikulum

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 14

MAKALAH

KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pengembangan dan Telaah
Kurikulum
Dosen Pengampu: E.M Dhuhani, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5

Nama Anggota: Safitriana Bey (160301005)

Syahrul Ode Aliani (160301016)

Sindi Sinora Mahulauw (160301028)

Kelas/Semester : PAI A/ IV

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I: PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MAKALAH .................................................................


B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................
C. TUJUAN MAKALAH......................................................................................
D. METODE PENULISAN ..................................................................................

BAB II: PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KURIKULUM......................................................................
B. STRUKTUR KOMPONEN KURIKULUM..................................................

BAB III: PENUTUP

A. KESIMPULAN ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pembentukkan suatu organisasi yaitu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Begitu
pula dengan salah satu organisasi yang sangat besar seperti dunia persekolahan dalam
tingkat nasional. Untuk mencapai pendidikan maka harus dibuat rancangan untuk
mencapai tujuan agar dalam pelaksanaannya terorganisir dan terarah. Oleh karena itulah
kita mengenal yang namanya kurikulum.

Kedudukan kurikulum ini sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan


pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam
perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa
dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum. Pada dasarnya kurikulum
merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Kurikulum tersusun dari
seperangkat komponen yang saling berkaitan dan bertimbal balik.

Nah, oleh karena itu kita mengenal namanya Komponen Kurikulum. Sekilas
komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan
tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau
tidak berjalan sebagaimana mestinya.1

Komponen kurikulum pun mempunyai bagian-bagian tertentu yang berkaitan erat


satu sama lain2 . Oleh karena itu, penyusun akan memaparkan tentang konsep dasar dari
komponen-komponen kurikulum.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yakni:
1. Bagaimana pengertian komponen kurikulum ?
2. Apa saja komponen-komponen kurikulum yang ada ?
3. Bagaimana keterkaitan antar komponen satu sama lain ?

1
Mohammad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Ed. 1, Cet. II, Hal.
70.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2015) Cet. VIII, Hal. 102.
C. TUJUAN MAKALAH
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan makalah yang penyusun
dapat simpulkan yakni :
1. Mengetahui pengertian komponen kurikulum
2. Mengetahui bagian komponen-kompenen kurikulum
3. Mengetahui keterkaitan antar komponen satu sama lain

D. METODE PENULISAN

Metode penulisan yang penyusun gunakan adalah metode pustaka yang di ambil
dari berbagai sumber referensi yaitu buku-buku dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOMPONEN KURIKULUM

Salah satu tujuan keluaran (output) pendidikan adalah agar siswa menguasai
pengetahuan dasar dalam bidang Matematika, IPA, IPS dan Bahasa agar dapat berpikir
dan berkelakuan (bertindak) sesuai dengan tuntutan masyarakat. Tujuan ini menyiratkan
bahwa sekolah sebagai suatu lembaga formal mentransmisikan dan mentransfer konsep-
konsep dasar ilmu dan pengetahuan dasar kepada siswa. Penguasaan konsep dasar yang
baik memudahkan siswa mengaplikasikan ilmunya kepada situasi dan kondisi yang
lebih berkembang. Menurut Jeromke S. Bruner, konsep-konsep dasr ilmu pengetahuan
merupakan ide-ide pokok (basic idea) yang ada pada setiap disiplin ilmu. Setiap disiplin
ilmu mempunyai struktur pengetahuan tertentu yang menyajikan ide-ide pokok tersebut.
Bila struktur dikuasai, maka banyak hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu itu akan
dapat dipahami maknanya. Untuk menunjang penguasaan ide-ide pokok itu, maka
dalam struktur kurikulum yang harus diperhatikan setiap komponen pendukungnya,
agar tujuan pendidikan yang telah digariskan bersama dapat mencapai sasaran yang
tepat.3

Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan
yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang
yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan
tersebut. Komponen merupakan satu system dari berbagai komponen yang saling
berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja
tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya. 4

Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relefansi. Kesesuian ini meliputi
dua hal: Pertama kesesuaian anatar kurikulum dengan tuntunan, kebutuhan, kondisi,
dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian anata komponen-komponen

3
Mohammad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Ed. 1, Cet. II, Hal.
69-70.
4
Mohammad Mustari, Manajemen Pendidikan…..,Hal. 70.
kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, dmikian
juga evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum. 5

B. STRUKTUR KOMPONEN KURIKULUM


Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan komponen-komponen kurikulum.
Ada yang mengemukakan lima komponen kurikulum dan ada yang mengemukakan
empat komponen kurikulum. Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai komponen
kurikulum berikut Subandiyah, mengemukakan ada lima komponen kurikulum, yaitu:
(1) komponen tujuan; (2) komponen isi/materi; (3) komponen media (sarana dan
prasarana); (4) komponen strategi; (6) komponen proses belajar mengajar. Sementara
Soemanto mengemukakan ada empat komponen kurikulum, yaitu: (1) tujuan
(objectives); (2) isi atau materi (knowledges); (3) interaksi belajar mengajar di sekolah
(school learning experiences); (4) penilain (evaluation). Pendapat tersebut diikuti oleh
Nasution, Fuaduddin dan Karya, serta Nana Sudjana. Walaupun istilah komponen yang
dikemukakan berbeda-beda, namun pada intinya sama yakni (1) Tujuan; (2) Isi dan
Struktur Kurikulum; (3) Strategi pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar), dan (4)
Evaluasi.
Pada bab ini penyusun akan memaparkan penjelasan dari empat komponen inti
yang membentuk kurikulum.

1. Komponen Tujuan
Telah dikemukakan bahwa, dalam kurikulum atau pengajaran, tjuan
memegang peranan penting, akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan
6
mewarnai komponen-komponen kurikulum lainnya. Komponen tujuan
berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin diharapkan. Dalam skala makro
rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan falsafah atau system nilai yang
dianut masyrakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat
yang dicita-citakan. Mislakan, filsafat atau system nilai yang dianut Indonesia
yaitu Pancasila, maka tujuan yang diharapakan pancasilais. Dalam skala mikro,
tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan

5
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2015) Cet. VIII, Hal. 102.
6
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek…., Hal. 103.
yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses
pembelajaran.7
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum
sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang kemudian
dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
b. Tujuan Institusional (TI)
c. Tujuan Kurikuler (TK)
d. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)8

Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan
merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha
pendidikan. Artinya, setiap lembaga penyelenggara pendidikan harus dapat
membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal ataupun nonformal.
Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal
dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh
pemerintah dalam bentuk undang-undang.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 3, secara jelas mengambarkan
tujuan Pendidikan Nasional, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuna untuk
berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuahan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi

7
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan
(Bandung: Alfabeta, 2015), Cet VIII, Hal. 194.
8
Tim Pengembangan MKPD Kurikulum dan Pengembangan, Kurikulum dan Pengembangan
(Jakarta: Rajawali Pers, 2016) Ed. 3, Cet. V, Hal. 47.
yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat
menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan
instutisional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang
dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya
standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan dan jenjang pendidikan
tinggi.

Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi
atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai
kualifikasi yang harus dimiliki siswa setelah mereka menyelesaikan suatu bidang
studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler juga dasarnya
merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan
demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk
mencapai tujuan instutisional.

Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat


didefinisikan sebagi kemampuan yang harus dimililki oleh anak didik setelah
mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali
pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk
memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajarandi suatu
sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran adalah tugas guru. Sebelum guru
melakukan proses mengajar, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang
harus dikuasai oleh anak didik setelah mereka selesai mengikuti pembelajaran. 9
Menurut Bloom, dalam bukunya Taxonomy of Educational Objective yang terbit
pada tahun 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat
digolongkan dalam tiga klasifikasi atau domain (bidang), yaitu domain kognitif,
afektif, dan psikomotorik.10

9
Tim Pengembangan MKPD Kurikulum dan Pengembangan, Kurikulum dan
Pengembangan….,Hal. 47-48.
10
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan….., Hal. 195. Lihat., Tim Pengembangan MKPD Kurikulum dan Pengembangan, Kurikulum
dan Pengembangan….,Hal. 48-53.
2. Komponen Isi/Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang lebih banyak
menitikberatkan pada pengalaman belajar yang harus dimiliki peserta didik dalam
kegiatan proses pembelajaran. Isi kurikulum hendaknya memuat segala aspek
yang berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang terdapat
pada isi setiap mata pelajaran yang disampaikan dengan kegiatan proses
pembelajaran. Isi kurikulum dan kegiatan pembelajaran diarahkan untuk
mencapai tujuan dari semua aspek tersebut.
Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman
belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan
pendidikan. Dalam menentukan isi kurikulum baik yang berkenaan dengan
pengetahuan ilmiah maupun pengalaman belajar disesuaikan dengan tingkat dan
jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat menyangkut
tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk
menentukan isi kurikulum, kriteria tersebut antara lain:
a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan
siswa.
b. Isi kurikulum harus mencreminkan kenyataan social. Artinya sesuai
dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.
c. Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya
mangandung aspek-aspek intelektual, moral, dan social secara seimbang.
d. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji,
artinya tidak cepatlapuk hanya karena perubahan tuntutan hidup sehari-
hari.
e. Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori, prinsip,
konsep yang terdapat di dalamnya bukan hanya sekadar informasi
factual.
f. Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. 11

11
Mohammad Mustari, Manajemen Pendidikan…..,Hal. 71.
3. Komponen Metode/Strategi
Komponen metode ini berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan
dalam rangka pencapaian tujuan. Upaya untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal, dinamakan metode. Ini berarti metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.12 Metode yang tepat adalah metode
yang sesuai dengan materi dan tujuan kurikulum yang akan dicapai dalam setiap
pokok pembahasan.13 Komponen ini merupakan komponen yang memilki peran
yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum.
Bagaimanapun bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang
tepat untuk mencapainya, maka tujuan itu tidak mungkin dapat dicapai. Strategi
meliputi metode, rencana dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk
mencapai tujuan tertentu.14 Proses pelaksanaan kurikulum harus menunjukan
adanya kegiatan pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan peserta
didik baik di sekolah melalui kegiatan tatap muka, maupun di luar sekolah melalui
kegiatan terstruktur dan mandiri. Dalam konteks inilah, guru dituntut untuk
menggunakan berbagai strategi pembelajaran, metode mengajar, media
pembelajaran, dan sumber-sumber belajar.15
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengajar. Rowntree membagi
strategi mengajar itu atas Exposition – Discovery Learning dan Group – Individual
Learning.16 Dalam Exposition, bahan ajar sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga
siswa tinggal hanya menguasai materi pelajaran yang diceramahkan. Dengan demikian,
strategi ini lebih bersifat strategi yang berorientasi pada pengusaan isi pelajaran (content
oriented). Dalam Discovery Learning, bahan ajar tidak dikemas dalam bentuk yang
sudah jadi, tetapi siswa diharapkan dapat beraktivitas secarapenuh, mencari dan
mengumpulkan informasi, membandingkan, menganalisis, dan sebagainya. Oleh sebab

12
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014). Cet. IV, Hal. 88.
13
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan….., Hal. 196.
14
Tim Pengembangan MKPD Kurikulum dan Pengembangan, Kurikulum dan
Pengembangan….,Hal. 53.
15
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum….., Hal. 92.
16
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek…., Hal. 107.
itu, metode yang lebih banyak digunakan dalam strategi ini adalah metode pemecahan
masalah. Melalui metode ini siswa bukan hanya dituntut untuk menguasai materi
pelajaran, tetapi juga bagaimana menggunakan potensi berpikirnya untuk memecahkan
suatu persolan. Oleh sebab itu, strategi ini lebih berorientasi kepada proses belajar
(process oriented). Strategi pembelajaran individual dan kelompok, lebih menekankan
bagaiman desain pembelajaran itu dilihat dari sisi siswa yang belajar. Apabila siswa
belajar secar kelompok bersama-sama, mempelajari bahan yang sama, oleh guru yang
sama, tanpa memerhatikan perbedaan minat,bakat, dan kemampuan yang dimiliki siswa,
maka strategi ini dinamakan strategi Group Learning. Sedangkan, manakala
pembelajaran desain dengan pola pembelajaran yang memerhatikan kemampuan dasr
siswa, kecepatan belajar, bahkan memerhatikan minat dan bakat siswa secara penuh,
maka strategi ini dinamakan pembelajaran individual (Individual Laerning).17

4. Komponen Evaluasi
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berhenti.
Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Merujuk pada
pendapat tersebut, maka dalam konteks pengembangan kurikulum, evaluasi
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengembangan kurikulum itu
sendiri. Melalui evaluasi, dapat ditentukan arti dan nilai kurikulum,
sehinggabdapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum dapat
dipertahankan atau tidak; bagian-bagian mana yang harus disempurnkan. Evaluasi
merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam
konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang
telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan
balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. 18 Evaluasi kurikulum merupakan
suatu usaha yang sulit dan kompleks, karena banyak aspek yang harus dievaluasi,
banyak orang yang terlibat, dan luasnya kurikulum yang harus diperhatikan.

17
Tim Pengembangan MKPD Kurikulum dan Pengembangan, Kurikulum dan
Pengembangan….,Hal. 54-55.
18
Tim Pengembangan MKPD Kurikulum dan Pengembangan, Kurikulum dan
Pengembangan….,Hal. 56.
Evaluasi kurikulum memerlukan ahli-ahli yang mengembangkan menjadi suatu
disiplin ilmu.19
Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat
dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu tes dan non tes.
a. Tes
Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Hasil tes
biasanya diolah secra kuantitatif. Dilihat dari fungsinya, tes yang
dilaksanakan setelah satu caturwulan atau semester dinamakan tes sumatif.
Sedangkan tes yang dilaksanakan setelah proses belajar mengajar atau
mungkin setelah selesai satu pokok bahasan dinamakan tes formatif. Dilihat
dari pelaksanaannya, tes dapat dibedakan menjadi tes tertulis, tes lisan, dan
tes perbuatan.
b. Nontes
Nontes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai
aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa jenis
nontes sebagai alat evaluasi, di antaranya wawancara, observasi, studi kasus,
dan skala penilaian.

19
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum….., Hal. 93.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem kurikulum terbentuk oleh empat komponen, yaitu: komponen tujuan, isi
kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi. Komponen
merupakan satu system dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa
dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak maka tidak akan
berjalan sebagaimana mestinya. Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai
tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur,
yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi
empat yaitu:
a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
b. Tujuan Institusional (TI)
c. Tujuan Kurikuler (TK)
d. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)
Isi kurikulum hendaknya memuat segala aspek yang berhubungan dengan
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang terdapat pada isi setiap mata pelajaran
yang disampaikan dengan kegiatan proses pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat
dibagi atas strategi Exposition, Discovery Learning dan strategi Group – Individual
Learning. Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat
dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu tes dan non tes.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. 2014. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Mustari, Mohammad. 2015. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers,

Sukmadinata, Syaodih Nana. 2015. Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2015.


Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tim Pengembangan MKPD Kurikulum dan Pengembangan. 2016. Kurikulum dan


Pengembangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai