Hipertensi KTI
Hipertensi KTI
Hipertensi KTI
BAB I
PENDAHULUAN
abnormal tekanan darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan
lebih dari satu periode (Irianto, 2014). Sedangkan menurut Ratna Dewi
systolic (bagian atas) dan diastolic (bagian bawah) pada pemeriksaan tensi
darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air
jantung dan gagal ginjal kronis bahkan pada hipertensi berat dapat
(Noviyanti, 2015).
jantung, 15% terkena kerusakan jaringan otak, dan 10% mengalami gagal
kenaikan tekanan darah dan akan terus meningkat sampai usia 80 tahun
berat badan, pembatasan garam, latihan fisik, yang salah satunya adalah
pergerakan sendi yang terlihat. Latihan ini dapat dilakukan dimana saja,
intensitas dari ringan ke sedang, penggunaan alat relatif lebih murah dan
waktu yang diperlukan relative lebih sedikit membuat latihan ini memiliki
3
otot genggaman tangan yang sangat penting untuk setiap aktivitas sehari-
efektif untuk penurunan tekanan darah dan setuju untuk digunakan secara
B. Rumusan Masalah
1. Masyarakat
hipertensi.
3. Penulis
pasien hipertensi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Definisi Hipertensi
fase sistolik 140 mmHg menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh
jantung dan fase diastolic 90 mmHg menunjukan fase darah yang kembali
darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung
dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat menganggu fungsi
abnormal tekanan darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan
2. Etiologi Hipertensi
berikut ini:
1. Genetik
2. Diet
3. Berat badan
berkembangya hipertensi.
4. Gaya hidup
darah.
b. Hipertensi Sekunder
3. Patofisiologi Hipertensi
timbulnya hipertensi.
pusat yang berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos.
systolic.
tinggi garam.
10
sekuncup.
b. Sistem renin-angiotensin
tekanan darah.
darah.
pembuluh darah.
hipertensi primer.
14
darah tinggi disebut sebagai silent killer, hal ini diibaratkan sebagai
bom waktu yang pada awal tidak menunjukan tanda dan gejala yang
spesifik, seperti pusing, muka merah, sakit kepala, dan keluar darah dari
tidur.
5. Klasifikasi Hipertensi
seperti:
15
a. Keturunan
b. Usia
penuaan.
c. Ras
d. Jenis Kelamin
e. Obesitas
Tinggi Badan
f. Stres
g. Gaya hidup
fisik.
h. Minum kopi
tekanan diastol.
7. Komplikasi Hipertensi
a. Otak
b. Kardiovaskular
kongestif.
20
c. Ginjal
hipertensi kronik.
B. Penatalaksanaan
(Sumaryanti, 2009).
penurunan tekanan darah dilakukan dengan latihan static pada otot yang
Kelemahannya lebih terfokus pada alat yang hanya digunakan satu orang
mmHg.
selama latihan sebanyak 180 detik atau 3 menit. Pada saat melakukan
23
pengukuran tekanan darah dan denyut nadi kembali (Mortimer & Mickue,
2011).
Gambar 2.1
Alat Handgrip
Gambar 2.2
BAB III
24
METODOLOGI PENULISAN
mencapai tujuan penelitian dan juga sebagai pununtun bagi peneliti dalam
puskesmas sukawarna.
a. Kriteria Inklusi
responden.
b. Kriteria Eksklusi
C. Fokus Studi
D. Definisi Operasional
satu hari pada tanggal antara 3 Juni 2019. Adapun penelitian di lokasi
F. Prosedur
1. Data primer
2. Data sekunder
lewat orang lain atau lewat dokumen. Sumber data sekunder digunakan
1. Observasi
wawancara.
2. Pengkajian fisik
1) Kelemahan.
2) Riwayat hipertensi.
3) Stress.
4) Mual muntah.
5) Pusing.
6) Sakit kepala.
7) Gangguan penglihatan
28
G. Penyajian Data
atau data kualiatif, penyajian table digunakan untuk data yang sudah
1. Informed Consent
etik yang benar adalah dengan melihat kebaikan lebih lanjut dari diri
yang diderita.
3. Beneficience
bahaya.
30
BAB IV
mengatakan pusing, susah tidur dan merasa gelisah serta sering merasa
emosional.
Hasil pengkajian fisik Ny.T didapatkan data objektif yaitu tidak ada
exercise.
pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk menghitung indeks massa
tubuh, tinggi badan 154 cm, dan berat badan 48 kg dengan hasil indeks
massa tubuh 20,8. Hasil pengukuran tekanan darah 150/80 mmHg dengan
tangannya.
32
pre dan post isometric dengan nilai pre 84 kali permenit dan nilai post 97
Puskesmas Sukawarna.
B. Pembahasan
tidur dan gelisah serta emosional. Dimana menurut Ira (2014) mengatakan
33
bahwa tekanan darah tinggi disebut sebagai silent killer, hal ini diibaratkan
sebagai bom waktu yang pada awal tidak menunjukan tanda dan gejala
yang spesifik, seperti pusing, muka merah, sakit kepala, dan keluar darah
berlebihan, kulit tampak pucat dan kemerahan, denyut jantung yang kuat,
secara tidak menentu. Gaya hidup seperti gaya hidup yang tidak sehat,
minum kopi.
tubuh pasien Ny.T memiliki indeks masa tubuh yang normal atau disebut
ideal. Dimana menurut WHO tahun 2006 IMT sendiri mempunya kriteria
dengan bacaan dzikir istighfar terbukti pasien menjadi merasa tenang dan
pemusatan fikiran kepada Allah SWT agar dapat lebih dekat dengan sang
pencipta dan menyadari bahwa segala penyakit datangnya dari Allah dan
dilaksanakan dalam waktu 1 hari, bila di analisa hal ini disebabkan oleh
nilai pre 84 kali permenit menjadi 97 kali permenit, menurut Sehat A-Z
fisik ini terjadi karena adanya permintaan oksigen di dalam otot. Otot
atau latihan. Oksigen didapat dari dari sel-sel darah merah yang mengalir
lemak untuk membat ATP atau molekul energy dasar. Sehingga saat anda
meningkatkan aksi otot saat berolahraga atau latihan, maka jantung pun
36
akan berdetak lebih cepat dan lebih keras untuk mengirimkan oksigen ke
C. Keterbatasan
penatalaksanaan, diantaranya:
BAB V
A. Kesimpulan
tenang, tidak cemas dengan penyakitnya dan terdapat perubahan nadi yang
B. Saran
handgrip exercise.
2. Peneliti Selanjutnya
hipertensi.