Divisi 7 - Struktur (Beton)
Divisi 7 - Struktur (Beton)
Divisi 7 - Struktur (Beton)
DIVISI 7
STRUKTUR
SEKSI 7.1
7.1.1 UMUM
1) Uraian
a) Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang
setara,
agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah
membentuk massa padat.
b) Beton kinerja tinggi adalah beton yang memiliki kinerja khusus, dan
persyaratan keseragaman (uniformity) yang tidak selalu dapat dicapai hanya
oleh material, pencampuran (mixing) normal, penempatan placing), dan
perawatan (curing) konvensional. Persyaratan kineija tersebut meliputi
penempatan dan pamadatan tanpa segregasi, kekuatan awal (early age
strength), keteguhan (toughness), stabilitas volume (volume stability), masa
layan (service life) seperti beton memadat sendiri (self compacting concrete,
SCC).
c) Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh
struktur beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton memadat sendiri (self
compacting concrete, SCC), beton bervolume besar (mass concrete), beton
pratekan, beton pracetak dan beton untuk struktur baja komposit, sesuai
dengan
spesifikasi dan Gambar atau sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.
d) Beton Memadat Sendiri (self compacting concrete, SCC) adalah beton yang
tidak memerlukan penggetaran untuk pemadatannya. Beton ini dapat mengalir
karena beratnya sendiri, sehingga dapat mengisi penuh acuan dan memperoleh
hasil beton yang padat dan kedap tanpa pemadatan, bahkan pada penulangan
yang rapat.
e) Beton Bervolume Besar (mass concrete) adalah beton dengan ukuran relatif
besar dengan dimensi terkecil sama atau lebih besar dari 1 m atau komponen
struktur dengan ukuran yang lebih kecil dari 1 m tetapi mempunyai potensi
menghasilkan temperatur maksimum/puncak melebihi batas temperatur yang
diizinkan.
Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan fondasi
seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar fondasi
tetap kering.
g) Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
Kontrak harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Mutu beton yang digunakan dalam
Spesifikasi ini dapat dibagi sebagai berikut
SPESIFIKASI UMUM 2018
Jenis %
Uraian
Beton (MPa)
Umumnya digunakan untuk beton pratekan seperti
Mutu tiang pancang beton pratekan, gelagar beton pratekan,
tinggi fc’ ≥ 45 pelat beton pratekan, diafragma
pratekan, dan sejenisnva.
Umumnya digunakan untuk beton bertulang
seperti pelat lantai jembatan, gelagar beton
Mutu bertulang, diafragma non pratekan, kereb beton
20 ≤ fc’ ¿45
sedang pracetak, gorong-gorong beton bertulang,
bangunan bawah jembatan, perkerasan beton
semen.
Umumya digunakan untuk struktur beton tanpa
Mutu tulangan seperti beton siklop, dan trotoar
rendah 15 ≤ fc’ ¿ 20
Digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan
fc’ ¿ 115 kembali dengan beton.
5
2) Gambar Keria
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar
Kerja detail pelaksanaan beton untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
4) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir
harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam
Pasal 7.1.1.6) di bawah ini.
5) Toleransi
a) Toleransi Dimensi
6) Standar Rujukan
SNI 1974:2011 Metode pengujian kuat tekan beton dengan benda uji
silinder yang dicetak.
SNI 2049:2015 Semen Portland.
SNI 2417:2008 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin Los
Angeles.
SNI 2458:2008 Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar.
SNI 2460:2014 Spesifikasi abu terbang batubara dan pozolan alam mentah
atau yang telah dikalsinasi untuk digunakan dalam beton
(ASTM C618-08a, IDT).
SNI 03-2492- Metode pengambilan dan pengujian beton inti.
2002 Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
SNI 2493:2011 laboratorium.
Spesifikasi bahan tambahan untuk beton.
SNI 03-2495- Metode uji bahan organik dalam agregat halus untuk beton
1991 (ASTM C40/C40M-11, IDT).
SNI 2816:2014 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran.
SNI 03-2834- Metode pengujian sifat kekekalan bentuk agregat terhadap
2000 larutan natrium sulfat dan magnesium sulfat.
SNI 03-3403- Metode pengujian kandungan udara pada beton segar.
1994 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton.
SNI 3407:2008 Metode uji gumpalan lempung dan butiran mudah pecah
dalam agregat (ASTM C142-04, IDT).
SNI 03-3418- Spesifikasi beton siap pakai.
1994 Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam
SNI 03-3976- agregat. Metode uji pengukuran temperatur beton segar
1995 campuran semen hidraulis (ASTM C1064/C1064M-08,
SNI 4141:2015 IDT).
Tata cara pembuatan dan perawatan spesimen uji beton di
SNI 03-4433- lapangan (ASTM C31-10, IDT).
1997 Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan
SNI 03-4804- beton. Spesifikasi semen slag untuk digunakan dalam
1998 beton dan mortar
SNI 4807:2015 Metode pengujian kuat tekan beton silinder dengan
cetakan silinder di dalam tempat cetakan.
SNI 4810:2013 Spesifikasi beton structural.
Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/
SNI 4817:2008 D75M-09, IDT).
SNI 6385:2016 Tata cara pemilihan campuran untuk beton normal, beton
berat dan beton massa.
SNI 03-6429- Spesifikasi air pencampur yang digunakan dalam produksi
2000 beton semen hidraulis (ASTM C1602-06, IDT)
SNI 6880:2016
SNI 6889-2014
SNI 7656:2015
SNI 7974:2016
SNI 8321:2016 Spesifikasi agregat beton (ASTM C33/C33M-13, IDT)
SE No.22/SE/M/2015 . Pedoman Penggunaan Bahan Tambah Kimia (Chemical
Admixture) dalam Beton
16
ASTM C989/C989M-17 Specification for Ground Granulated Blast Furnace Slag
for use in Concrete and Mortars.
ASTM C1064/C1064M-17 Standard TestMethod for Temperature ofFreshly Mixed
Hydraulic-Cement Concrete.
ASTM C1107/C1107M-17 Standard Specification for Packaged Dry, Hydraulic-
Cement Grout onshrink).
ASTM C1202-12 Standard Test Method for Electrical Indication of
Concrete's Ability to Resist Chloride Ion Penetration
ASTM C1611/C1611M-14 Standard Test Method for Slump Flow of Self-
Consolidating Concrete
ASTM D448-12(2017) Standard Classification for Sizes ofA ggregate for
Road and Bridge Construction
ASTM G59-97(2014) Standard Test Method for Conducting Potentiodynamic
Polarization Resistance Measurements
a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang
disyaratkan dalam Pasal 7.1.2 dari Spesifikasi ini.
beton secara umum untuk umur 7 dan 28 hari serta tambahan pengujian umur
SPESIFIKASI UMUM 2018
d) Penyedia Jasa harus mengirim Gambar detail untuk seluruh perancah yang
akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Pengawas Pekerjaan
sebelum setiap pekerjaan peiancah dimulai.
a) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleiansi yang
disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.5), atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang
memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan dalam Pasal 7.1.3.1), harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan dan dapat meliputi
ii) Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal;
b) Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Pengawas Pekerjaan dapat meminta
Penyedia Jasa melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya
pengujian tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
c) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser yang diakibatkan oleh
kelalaian Penyedia Jasa merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus
dilakukan dengan biaya sendiri. Penyedia Jasa tidak bertanggung jawab atas
kerusakan yang timbul berasal dari bencana alam yang tidak dapat dihindarkan,
asalkan pekerjaan yang rusak tersebut telah diterima dan dinyatakan oleh
Pengawas Pekerjaan secara tertulis telah selesai.
d) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang
disyaratkan pada Pasal 7.1.6.3).i) dan Pasal 7.1.6.3).j) dapat mencakup pembong-
karan dan penggantian seluruh beton.
7.1.2 BAHAN
1) Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe
I, II, III, IV, dan V yang memenuhi SNI 2049:2015 tentang Semen Portland
atau PPC (Portland Pozzolan Cement) yang memenuhi ketentuan SNI
0302:2014 dapat digunakan apabila diizinkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe dan satu merek semen,
kecuali jika diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan. Apabila hal tersebut
diizinkan, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan
campuran beton sesuai dengan tipe dan merek semen yang digunakan.
2) Ai r
Air yang digunakan untuk campuran beton, harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air harus diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 7974:2016. Apabila timbul
keragu- raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian air
seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian
kuat tekan
SPESIFIKASI UMUM 2018
mortar semen dan pasir standar dengan memakai air yang diusulkan dan dengan
memakai air mumi hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat
tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan)
hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling
untuk periode umur yang sama. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.
3) Agregat
ii) Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat
terbesar tidak lebih dari 3/4 jarak bersih minimum antara baja tulangan
atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di
mana beton harus dicor.
b) Sifat-sifat Agregat
i) Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai.
SPESIFIKASI UMUM 2018
Batu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak, tidak berongga dan tidak
rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak
dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatan dengan beton. Ukuran batu yang
digunakan untuk beton siklop tidak boleh lebih besar dari 250 mm.
5) Bahan Tambah
Yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kineija beton dapat berupa bahan
tambah kimia dan/atau bahan tambah mineral sebagai bahan pengisi pori dalam
campuran beton.
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton
dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau
selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton.
Ketentuan mengenai bahan tambah kimia ini harus mengacu pada SNI 03-
2495-1991. Bahan tambah kimia (admixture) yang mengandung Klorid tidak
diizinkan untuk beton bertulang.
Untuk tujuan peningkatan kineija beton segar, bahan tambah campuran beton
dapat digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kineija kelecakan
adukan beton tanpa menambah air; mengurangi penggunaan air dalam
campuran beton tanpa mengurangi kelecakan; mempercepat pengikatan
hidrasi semen atau pengerasan beton; memperlambat pengikatan hidrasi
semen atau pengerasan beton; meningkatkan kineija kemudahan pemompaan
beton; mengurangi kecepatan teijadinya kehilangan slump (slump loss),’
mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan volume
beton (ekspansi); mengurangi teijadinya bleeding; mengurangi teijadinya
segregasi.
Mineral yang berupa bahan tambah dapat berbentuk: abu terbang (fly ash)
kelas F sesuai dengan SNI 2460:2014; semen slag atau terak tanur tinggi
berbutir (ground granulated blast furnace slag) sesuai dengan SNI 6385:2016;
mikro silica atau silica fume.
Penggunaan abu terbang (fly ash) tidak dibenarkan untuk beton yang
menggunakan semen tipe Portland Pozzolan Cement (PPC).
4) Bubuk (Powdery
Bubuk powder) adalah partikel lolos ayakan No.120 (0,125 mm) yang diperlukan
untuk mencegah segregasi campuran beton memadat sendiri (SCC), dapat berasal dari
semen, agregat dan bahan tambah mineral, dengan partikel yang lolos ayakan No.230
(0,063 mm) yang disarankan lebih dari 70%.
c
SPESIFIKASI UMUM 2018
b) Untuk jenis pekerjaan beton yang lain, sifat-sifat mekanik beton selain kuat
tekan juga penting untuk diketahui. Penyedia Jasa wajib menyerahkan data
tersebut kepada Pengawas Pekerjaan.
d) Apabila pengujian kuat tekan beton secara umum berumur 28 hari dan
tambahan pengujian umur 56 hari untuk beton bervolume besar tidak
memenuhi ketentuan yang disyaratkan, maka harus diambil tindakan
mengikuti ketentuan menurut Pasal 7.1.6.3).i) dan Pasal 7.1.6.3).j).
2) Penyesuaian Campuran
Apabila sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang
sulit diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan
agregat,
SPESIFIKASI UMUM 2018
dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang tidak
berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian
yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak dinaikkan. Pengadukan
kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara
lain tidak diizinkan.
Bahan tambah (aditif) untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diizinkan bila
secara khusus telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Slump fiow (diameter rata-rata beton segar yang mengalir membentuk lingkaran
dengan konus slump terbalik) sesuai ASTM C1611/C1611M-14 dengan rentang
dalam Tabel 7.1.3.3) di bawah:
Catatan
T5oo adalah waktu (dalam detik) yang diperlukan oleh tepi massa beton untuk
mencapai diameter 500 mm sejak cetakan pertama kali diangkat dalam pengujian
slump fiow.
Ketentuan penerimaan hasil uji SCC dengan berbagai alat atau metoda pengujian
ditunjukkan dalam Tabel 7.1.3.4) di bawah:
Bilamana pengujian beton pada umur yang lebih awal sebelum 28 hari
menghasilkan kuat beton di bawah kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia
Jasa tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil
yang rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil
tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan
yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
SPESIFIKASI UMUM 2018
3) Penakaran Bahan
a) Untuk mutu beton fc ’> 20 Mpa seluruh komponen bahan beton harus ditakar
menurut berat. Untuk mutu beton fc ≤ 20 MPa diizinkan ditakar menurut
volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen kemasan dalam zak,
kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang
digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak
semen. Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Jumlah berat
penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
b) Penakaran agregat dan air harus dilakukan dengan basis kondisi agregat jenuh
kering permukaan atau JKP (SSD, saturated surface dry). Untuk mendapatkan
kondisi agregat yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara
menyemprot tumpukan agregat yang akan digunakan dengan air paling sedikit
12 (dua belas) jam sebelum penakaran. Apabila agregat tidak dalam kondisi
jenuh kering permukaan, maka harus diadakan perhitungan koreksi penakaran
air dan berat agregat dengan menggunakan data penyerapan agregat terhadap
air dan kadar air agregat lapangan. Sedangkan apabila ditakar menurut
volume, maka harus memeperhitungkan faktor pengembangan (bulking
factor) agregat halus seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.1.3.1)
SPESIFIKASI UMUM 2018
O 5 HI <5 . *0
SPESIFIKASI UMUM 2018
a) Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan
beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan
pelaksanaan pekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus
dilaksanakan sesuai dengan syarat yang disyaratkan dalam Seksi 7.15 dari
Spesifikasi ini.
b) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali fondasi atau formasi
untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar
atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai dengan
ketentuan dalam Seksi 3.1 dan 3.2 dari Spesifikasi ini, dan harus
membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup
luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja
yang stabil juga harus disediakan jika diperlukan untuk menjamin bahwa
seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah dan aman.
c) Seluruh telapak fondasi, fondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga
agar senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah vang berlumpur
atau bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan Pengawas Pekerjaan beton
dapat dicor di dalam air dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup
kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam.
d) Sebelum pelaksanaan pengecoran beton bervolume besar, Penvedia Jasa harus
menginspeksi dan menguji sistem sensor pengamatan dan pencatatan
temperatur. Selama pelaksanaan, semua proses pengecoran harus diawasi dan
dilaporkan secara harian kepada Pengawas Pekerjaan. Salinan laporan harus
tersedia di tempat pekerjaan.
e) Sebelum pengecoian beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain
vang akan dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus
sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
2) Acuan
a) Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, harus dibentuk
dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasamya harus dipangkas secara
manualsesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas
harus dibuang sebelum pengecoran beton.
SPESIFIKASI UMUM 2018
b) Acuan yang dibuat dapat dan kayu atau baja dengan sambungan dari adukan
yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama
pengecoian, pemadatan dan perawatan.
d) Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton
dengan memberikan lapisan oil form pada permukaan acuan sehingga beton
tidak menempel.
3) Penoecoran
c) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air
atau diolesi minyak yang khusus (oil form) di sisi dalamnya dengan minyak
yang tidak meninggalkan bekas.
d) Pekerjaan beton harus sudah selesai sebelum waktu ikat awalnya (initial
setting time).
fJ Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel
kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat
mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah
pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal
pengecoian.
g) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang
rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-
lapisan horisontal dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton,
tinggi pengecoian dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.
Apabila digunakan beton SCC, maka beton dapat dicorkan tanpa berlapis.
SPESIFIKASI UMUM 2018
h) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam acuan dengan ketinggian lebih dan 150
cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan
dalam waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan
metode Tremi atau metode drop-bottom-bucket, di mana bentuk dan jenis
yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh
Pengawas Pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memung-
kinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran.
Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi
penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan.
j) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor,
harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan
rapuh dantelah disiram dengan air hinggajenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton
baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen
dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
k) Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton
dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.
Sistem pengamatan dan pencatatan temperatur harus terdiri dari alat sensor
temperatur yang dihubungkan ke sistem pengumpul data yang dapat
mencetak, menyimpan, dan mengunduh (downloading) data ke sebuah
komputer. Sensor temperatur harus diletakkan sedemikian sehingga perbedaan
temperatur maksimum dalam beton dapat teramati. Sedikitnya, temperatur
beton harus diamati pada lokasi terpanas dari hasil perhitungan atau pada
pusat massa, dan pada sedikitnya 2 dinding luar atau pada kedalaman 50 mm
dari permukaan terluar dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan / Pengawas
Pekerjaan.
d) Pembacaan Temperatur
Pembacaan temperatur harus secara otomatis tercatat pada setiap jam atau
lebih cepat. Satu set sensor cadangan harus dipasang dekat sensor utama.
Sensor cadangan harus dapat dicatat, tapi pencatatan tidak perlu dilakukan bila
sensor utama bekerja dengan baik. Pembacaan temperatur dapat dihentikan
bila- perbedaan temperatur di dalam beton dengan temperatur udara harian
rata-rata kurang dari perbedaan temperatur yang diizinkan selama tiga hari
berturut-turut dan tidak terdapat pengecoran beton bervolume besar yang
berdekatan. Data harus dicetak dan diserahkan pada Pengawas Pekerjaan
setiap hari.
e) Perlindungan Sensor
Kegagalan Alat
i) Tenggang Waktu
Penyedia Jasa harus diberi waktu 15 hari untuk meninjau kembali Rencana
Pengendalian Temperatur yang dikoreksi. Pengecoran tidak boleh dilakukan
sebelum Pengawas Pekerjaan mengesahkan Rencana Pengendalian
Temperatur yang dikoreksi. Tidak ada perpanjangan waktu atau penggantian
untuk setiap penolakan elemen struktur atau perbaikan Rencana Pengendalian
Temperatur.
a) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis
struktur yang diusulkan dan Pengawas Pekerjaan harus menyetujui lokasi
sambungan konstruksi pada jadwal tersebut, atau sambungan konstruksi
tersebut harus diletakkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Sambungan
konstruksi tidak boleh ditempatkan pada pertemuan elemen-elemen struktur
terkecuali disyaratkan demikian.
tambahan bilamana
SPESIFIKASI UMUM 2018
6) Pemadatan
a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar
yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual
dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.
Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari
satu titik ke titik lain di dalam acuan.
e) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5.000
vibrasi per menit (vpm) apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump
2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45
cm.
fl Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton
basah secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke
dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh
kedalaman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-
pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm
jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30
detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi
lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
g) Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam diberikan dalam Tabel
7.1.4.1).
h) Ketentuan yang lebih rinci dari diameter kepala vibrator (mm), frekuensi yang
disarankan (Hz), amplitudu rata-rata (mm), radius penggetaran (mm),
kecepatan pengecoran (m3/jam/vibrator) dan penerapannya dapat diambil dari
Table 5.1 ACI Committee Report : Guide for Consolidation of Concrete 309R-
05 ACI Manual of Concrete Practice - 2006 Part.2.
7) Beton Siklop
Pengecoran beton siklop yang terdiri dari campuran beton kelas fc 15 MPa dengan
batu- batu pecah ukuran besar. Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati, tidak boleh
dijatuhkan dari tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang
dikhawatirkan akan merusak bentuk acuan atau pasangan-pasangan lain yang
berdekatan. Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan.
Volume total batu pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume pekerjaan
beton siklop.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau pilar yang lebih tebal dari 60 cm dapat
digunakan batu-batu pecah berukuran maksimum 25 cm, tiap batu harus cukup
dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; batu pecah tidak boleh lebih dekat dari
30 cm dalam jarak terhadap permukaan atau 15 cm dalam jarak terhadap permukaan
yang akan dilindungi dengan beton penutup (caping).
1) Pembongkaran Acuan
a) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis
dan struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Acuan
yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur
busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa minimum
85% dari kuat tekan rancangan beton telah dicapai.
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini, atau
seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan
a) Bagian atas pelat, kerb, permukaan trotoar, dan permukaan horisontal lainnya
sebagaimana yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus dibentuk dengan alat
yang sesuai (mal) untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan
segera setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan secara manual sampai
halus dan rata dengan menggeiakkan perata kayu secara memanjang dan
melintang, atau oleh cara lain yang cocok, sebelum beton mulai mengeras.
c) Permukaan bukan horisontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang
masih belum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar
(medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya.
Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan
proporsi yang digunakan untuk pengeijaan akhir beton. Penggosokan harus
dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan
hilang, dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang rata. Pasta
yang dihasilkan dari penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.
d) Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang
SPESIFIKASI UMUM 2018
tinggi atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan
tambah kimia
SPESIFIKASI UMUM 2018
Beton dirawat dengan uap untuk maksud mendapatkan kekuatan yang tinggi pada
permulaannya. Bahan tambah kimia (admixture) tidak diperkenankan untuk dipakai
dalam hal ini kecuali atas persetujuan Pengawas Pekerjaan.
Perawatan dengan uap harus dikeijakan secara menerus sampai waktu di mana beton
telah mencapai minimum 70% dari kekuatan yang dirancang. Perawatan dengan uap
untuk beton harus mengikuti ketentuan di bawah ini:
a) Tekanan uap pada ruang penguapan selama perawatan beton tidak boleh
melebihi 1 atm .
c) Beda temperatur yang diukur di antara dua tempat di dalam ruang penguapan
tidak boleh melampaui 5,5℃ .
d) Penurunan temperatur selama pendinginan tidak boleh lebih dari 11 ℃ per jam.
f) Setiap saat selama perawatan dengan uap, alat pembuat uap harus selalu berisi
air.
g) Semua bagian struktural yang mendapat perawatan dengan uap harus dalam
kondisi lembab minimum selama 4 hari sesudah perawatan uap selesai
Pipa uap harus ditempatkan sedemikian atau balok harus dilindungi secukupnya agar
beton tidak terkena langsung semburan uap, yang akan menyebabkan perbedaan
temperatur pada bagian-bagian beton.
Perawatan lebih awal dengan menggunakan curing compound dilakukan setelah terjadinya
pengikatan awal (inital setting). Beberapa cara curing lain dapat dilaksanakan setelah
SPESIFIKASI UMUM 2018
1) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti
tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan
persyaratan bahan pada Pasal 7.1.2.
Satu pengujian ”slump” atau slump flow, atau lebih sebagaimana yang diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang
dihasilkan dan dilakukan sesaat sebelum pengecoran, dan pengujian harus dianggap
belum dikeijakan terkecuali disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan atau wakilnya.
Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan seperti yang diusulkan
tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Pengawas Pekerjaan dalam
beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas dan secara teknis mutu beton
tetap bisa dijaga. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa
sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah,
gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat
pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.
a) Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda
uji beton dari pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai
rata- rata dari dua nilai kuat tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3
buah benda uji), yang selisih nilai antara keduanya 5% dari rata-rata 2 nilai
kuat tekan benda uji tersebut untuk satu umur, untuk setiap kuat tekan beton
dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari
pengecoran.
i) ’.
SPESIFIKASI UMUM 2018
iii) Jika benda uji yang terkumpul kurang dari jumlah minimum yang telah
ditentukan (30 benda uji), maka nilai deviasi standar (S) harus dikalikan
dengan faktor koreksi yang diberikan dalam Tabel 7.1.6.1)
Apabila jumlah benda uji 15 buah dan adanya data hasil uji kuat tekan
di lapangan, maka kuat tekan rata-rata perlu (design average strength) fcr
yang digunakan sebagai dasar pemilihan proporsi campuran beton
ditentukan sesuai dengan Tabel 7.1.6.2), dengan menggunakan deviasi
standar benda uji S yang dihitung sesuai dengan rumus perhitungan
deviasi standar S dalam Pasal 7.1.6.3).g).
Tabel 7.1.6.2) Kuat Tekan Rata-rata Perlu (Design Average Strength) untuk
Jumlah Benda uji < 15 jika Catatan Hasil Uji Lapangan Tersedia
Tabel 7.1.6.3) Kuat Tekan Rata-rata Perlu (Design Average Strength) untuk
Jumlah Benda Uji 15 jika Catatan Hasil Uji Lapangan Tidak Tersedia
iv) Untuk jumlah benda uji kurang dari minimum sebagaimana yang
diuraikan dalam Tabel 7.1.6.2) dan tidak memenuhi persyaratan fcr‘
seperti Tabel 7.1.6.3), maka apabila tidak dinilai dengan cara evaluasi
menurut dalil-dalil matematika statistik yang lain, tidak boleh satupun
nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut (dengan
berbagai variasi 4 hasil uji), fcm,4 terjadi tidak kurang dari 1,15 fc‘.
Masing- masing hasil uji tidak boleh kurang dari 0,85 fc‘
j) Apabila dari hasil pengujian yang ditentukan dalam Pasal 7.1.6.3).i) diperoleh
hasil yang tidak memenuhi syarat, maka Penyedia Jasa harus mengadakan
percobaan beban langsung dengan penuh. Apabila dari percobaan ini
diperoleh suatu hasil nilai lendutan dan/atau regangan beton lebih kecil dari
lendutan dan/atau regangan beton yang diizinkan pada beban layan menurut
peraturan (code) yang berlaku maka bagian struktur tersebut dapat dianggap
memenuhi syarat. Tetapi apabila hasilnya tidak mencapai nilai tersebut, maka
bagian struktur yang bersangkutan hanya dapat dipertahankan setelah
dipenuhi salah satu dari kedua tindakan berikut tanpa mengurangi fungsinya:
Apabila tindakan di atas tidak dilaksanakan oleh Penyedia Jasa maka Penyedia
Jasa harus segera membongkar beton dari struktur tersebut.
1) Pengukuran
a) Cara Pengukuran
i) Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik terpasang dan diterima
sesuai dengan yang ditunjukkan pada Gambar oleh Pengawas
Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume
yang ditempati oleh pipa dengan luasan total secara melintang struktur
yang ditinjau dan setara dengan diameter kurang dari 200 mm atau
oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan,
selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).
ii) Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan
dilakukan untuk acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan,
penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan
pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari
pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran
untuk pekerjaan beton.
iii) Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja
tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan
struktur yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan
seperti disyaratkan pada Seksi lain dalam spesifikasi ini.
iv) Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai
beton struktur atau beton tidak bertulang. Beton struktur harus beton
yang disyaratkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebagai fc ’=
20 MPa atau lebih tinggi dan beton tak bertulang harus beton yang
disyaratkan atau disetujui untuk fc=15 MPa atau fc= 10 MPa. Apabila
beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk
digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah,
maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan)
yang lebih rendah.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam daftar
kuantitas.
Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan
dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain,
termasuk "water stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran,
pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan untuk semua biaya lainnya
yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang
diuraikan dalam seksi ini.
7.1.(7d) Beton struktur,fc ’20 MPa yang dilaksanakan di air Meter Kubik
SPESIFIKASI UMUM 2018