Kap Gizi
Kap Gizi
Kap Gizi
A. Pendahuluan
B. Latar Belakang
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
F. Sasaran
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
H. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
KERANGKA ACUAN PROGRAM
GIZI
PUSKESMAS KIAJARAN WETAN
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KIAJARAN WETAN
Jln. By Pass KrimunKiajaran wetan RT 006 RW 002 KrimunKec.Kiajaran wetan
Kode Pos 45253 email: pkmkiajaran wetan@gmail.comtelp (0234) 505026
A. Latar Belakang
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting , yang secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber daya
manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi
dalam pembangunan kesehatan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyebutkan tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi
perorangan dan masyarakat. Mutu gizi akan tercapai antara lain melalui
penyediaan pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional di semua
institusi pelayanan kesehatan.
Program perbaikan gizi merupakan bagian integral dari program
kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, program perbaikan gizi harus dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Hal ini dilakukan melalui suatu rangkaian upaya terus
menerus mulai dari perumusan masalah, penetapan tujuan yang jelas,
penentuan strategi intervensi yang tepat sasaran, identifikasi yang tepat serta
kejelasan tugas pokok dan fungsi institusi yang berperan di berbagai tingkat
administrasi.
B. Latar Belakang
Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2016, persentase bayi baru
lahir yang mendapat IMD pada tahun 2016 sebesar 51,9% yang terdiri dari
42,7% mendapatkan IMD dalam <1 jam setelah lahir, dan 9,2% dalam satu jam
atau lebih. Persentase bayi 0-5 bulan yang masih mendapat ASI eksklusif
sebesar 54,0%, sedangkan bayi yang telah mendapatkan ASI eksklusif sampai
usia enam bulan adalah sebesar 29,5%. Mengacu pada target renstra tahun
2016 yang
sebesar 42%, maka secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi
usia kurang dari enam bulan sebesar 54,0% telah mencapai target.
Hasil pengukuran status gizi PSG tahun 2016 dengan indeks BB/U pada
balita 0-59 bulan, mendapatkan persentase gizi buruk sebesar 3,4%, gizi kurang
sebesar 14,4% dan gizi lebih sebesar 1,5%. Angka tersebut tidak jauh berbeda
dengan hasil PSG 2015, yaitu gizi buruk sebesar 3,9%, gizi kurang sebesar
14,9% dan gizi lebih sebesar 1,6%. Hasil pengukuran status gizi PSG 2016
dengan indeks BB/U pada balita 0-23 bulan mendapatkan persentase gizi buruk
sebesar 3,1%, gizi kurang sebesar 11,8% dan gizi lebih sebesar 1,5%.
Dibandingkah hasil PSG 2015 juga relatif sama yaitu gizi buruk sebesar 3,2%, gizi
kurang sebesar 11,9% dan gizi lebih sebesar 1,6%.
Status gizi balita 0-59 bulan dengan indeks TB/U menunjukkan
persentase balita pendek dan sangat pendek. Hasil PSG 2016 mendapatkan
persentase balita sangat pendek sebesar 8,6% dan pendek sebesar 19,0%.
Target persentase balita pendek dan sangat pendek adalah kurang dari 20%.
Sedangkan pada balita 0-23 bulan persentase sangat pendek sebesar 7,1% dan
pendek sebesar 14,6%.
Status gizi balita 0-59 bulan dengan indeks TB/BB menunjukkan
persentase kurus dan sangat kurus. Hasil PSG 2016 mendapatkan persentase
balita 0-23 bulan yang sangat kurus sebesar 3,1%, kurus sebesar 8,0% dan
gemuk sebesar 4,3%. Sedangkan pada balita 0-23 bulan persentase sangat kurus
sebesar 3,7%, kurus sebesar 8,9% dan gemuk sebesar 4,3%.
Dari data di atas, gizi kurang dan stunting merupakan masalah gizi yang
belum terselesaikan sedangkan gizi lebih merupakan masalah gizi yang
mengancam dimana kegemukan atau obesitas semakin meningkat yang
merupakan salah satu faktor resiko utama penyakit degenartif.
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya
kesehatan tingkat pertama. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya,
Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang disebut sebagai
Puskesmas dan jejaringnya. Puskesmas dan jejaringnya harus membina Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat.
Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam
gedung dan di luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat
individual, dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Kegiatan di dalam gedung juga meliputi perencanaan program pelayanan gizi
yang akan dilakukan di luar gedung. Sedangkan pelayanan gizi di luar gedung
umumnya pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif
dan preventif. Dalam pelaksanaan pelayanan gizi di Puskesmas, diperlukan
pelayanan yang bermutu, sehingga dapat menghasilkan status gizi yang optimal
dan mempercepat proses penyembuhan pasien. Pelayanan gizi yang bermutu
dapat diwujudkan apabila tersedia acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi
yang bermutu sesuai dengan 4 pilar dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yaitu
makan bervariasi sesuai kebutuhan, aktivitas fisik secara teratur dan terukur,
menjaga kebersihan diri dan lingkungan dan pertahankan berat badan ideal.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang komprehensif di Puskesmas yang
menjadi dasar bagi pelaksanaan pelayanan gizi yang bermutu dalam rangka
mengatasi masalah gizi perorangan dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Kiajaran wetan.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya pelayanan gizi di dalam gedung yang berkualitas di
Puskesmas dan jejaringnya.
b. Terlaksananya pelayanan gizi di luar gedung yang berkualitas di Puskesmas
dan jejaringnya.
F. Sasaran
18 Indikator kinerja dan target kegiatan pembinaan gizi masyarakat.
G. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan 2018
Jan Pe Ma Ap Mei Ju Jul Ag Se Okt Nop Des
b r r n s p
1. Konseling Gizi-
Rawat Jalan
(Dalam Gedung)
2 Konseling ASI
Eksklusif
3. Edukasi Gizi/
Pendidikan Gizi
4. Pengelolaan
Pemantauan
Pertumbuhan di
Posyandu
5. Pengelolaan
Pemberian Kapsul
Vitamin A Bayi dan
Balita
6. Pengelolaan
Pemberian Kapsul
Vitamin A Ibu Nifas
7. Pengelolaan
Pemberian Tablet
Tambah Darah
(TTD) untuk Ibu
Hamil dan Ibu
Nifas
8. Edukasi Dalam
Rangka
Pencegahan
Anemia pada
Remaja Putri dan
WUS
9. Pengelolaan
Pemberian MP-ASI
dan PMT-
Pemulihan
10. Surveilence Gizi
(PSG, PWS, SKD
dan Pemantauan
Konsumsi Garam
beriodium di
Masyarakat)
11. Kerjasama lintas
sektor dan lintas
program
H. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
1. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan di dalam dan di luar gedung, dilakukan oleh tenaga
pelaksana gizi dengan terjun langsung pada saat pelaksanaan kegiatan dan atau meminta
laporan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tiap-tiap bidan desa. Evaluasi jadwal
kegiatan dalam gedung dilakukan dengan melibatkan penanggung jawab dari masing-masing
ruang poli rawat jalan dan untuk evaluasi jadwal kegiatan di luar gedung menyesuaikan
dengan jadwal kegiatan Posyandu, evaluasi dilakukan setiap 3 bulan sekali yang dibuat dan
disepakati oleh tiap-tiap bidan desa dan petugas gizi untuk kemudian diketahui dan
ditandatangai oleh Kepala Puskesmas dan Kepala Kecamatan. Perubahan jadwal kegiatan
oleh masing-masing bidan desa, dikonfirmasikan 1 minggu sebelum kegiatan berlangsung,
sesuai dengan kesepakatan.
2. Monitoring Pelaporan
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat setelah semua pelaksanaan kegiatan selesai
pada minggu ke-4 setiap bulan, dibuat oleh petugas pelaksana gizi dalam bentuk buku laporan
evaluasi kegiatan program gizi, mulai jenis kegiatan, hasil kegiatan, menjelaskan masalah,
prioritas masalah dan penyebab masalah yang ada, selanjutnya untuk dibuat rencana tindak
lanjut sebagai bahan rencana pelaksanaan kegiatan dibulan berikutnya. Buku laporan evaluasi
kegiatan program gizi disampaikan kepada Kepala Puskesmas untuk diketahui dan
ditandatangani serta dijadikan sebagai bahan yang akan dibahas pada lokakarya mini bulanan
Puskesmas.