Seminar Pio

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

SEMINAR PSIKOLOGI INDUSTRI dan ORGANISASI


”Peran Budaya Organisasi Terhadap Efektifitas Organisasi”
Dosen Pembimbing : Fitra Hasri Rosandi., S.Ant., M.PSDM

OLEH : KELOMPOK
MENTORING

AINUN SYAHADAH 17.01.061.004


EKA SAISARIA 17.01.061.025
HUSNUL YANTI 17.01.061.042

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDY PSIKOLOGI
2020
A. LATAR BELAKANG
Organisasi seringkali menghadapi berbagai persoalan ketika terjadi interaksi
dengan lingkungan terutama lingkungannya tidak stabil dan terus berkembang. Oleh
sebab itu, organisasi perlu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang berubah-
ubah, agar dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi. Di samping itu, pada saat
yang sama organisasi juga menghadapi masalah internal, yang mengharuskan
organisasi mengatasinya sehingga tetap terjadi suatu keterpaduan dalam fungsi
organisasi. Upaya mengatasi masalah-masalah eksternal dan internal organisasi, perlu
membentuk suatu budaya organisasi yang kuat dan sehat, bila ingin mempertahankan diri,
bahkan jika ingin terus tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang efekt if. Para
pendiri organisasi meletakkan dasar bagi budaya organisasi yang didirikannya sejak
awal, baik secara sadar atau tidak. Seiring dengan adanya pertumbuhan organisasi sebagai
hasil interaksi organisasi dengan lingkungannya dalam usaha pengembangan
organisasinya, maka secara sadar nilai- nilai pokok tertentu yang ada dalam budaya
organisasi juga akan mengalami perubahan. Oleh sebab itu, budaya organisasi perlu
dikelola agar sesuai dengan pertumbuhan organisasi tersebut, karena budaya organisasi
memiliki peranan yang sangat penting tehadap efektifitas organisasi. (Ratnawati, 2012)
Menurut Robbins (2003) budaya organisasi merupakan sistem makna bersama
yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi
lain. Sistem makna bersama ini, bila diamati dengan lebih seksama, merupakan
seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh suatu organisasi. Budaya organisai
berkaitan dengan bagaimana karyawan mempersepsikan karakteristik dari suatu budaya
organisasi, bukan dengan apakah para karyawan menyukai budaya atau tidak Robbins
(2003 : 311) menyatakan juga bahwa budaya menjalankan sejumlah fungsi di dalam
sebuah organisasi, yaitu: a. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapak batas,
yang artinya budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan
organisasi yang lain. b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota- anggota
organisasi. c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas
daripada kepent ingan pribadi seseorang. d. Budaya memantapkan sistem sosial, yang
artinya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan suatu organisasi
dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk apa yang akan dikatakan dan
dilakukan oleh para karyawan. e. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat
makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.
Konsep efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang luas,
mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar organisasi. Konsep efekt ivitas
ini oleh para ahli belum ada keseragaman pandangan, dan hal tersebut dikarenakan
sudut pandang yang dilakukan dengan pendekatan disiplin ilmu yang berbeda,
sehingga melahirkan konsep yang berbeda pula di dalam pengukurannya. Namun
demikian, banyak juga ahli dan penelit i yang telah mengungkapkan apa dan
bagaimana mengukur efektivitas itu.(ratnawati, 2012) Emitai Etzioni (1982)
mengemukakan bahwa efekt ivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat
keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran.
Komaruddin (1994) juga mengungkapkan efektivitas adalah suatu keadaan yang
menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Evektifitas organisasi adalah mengembangkan seluruh siklus input, proses dan
output yang mengacu pada hasil guna dari pada suatu organisasi, program atau kegiatan
yang menyatakan tujuan (Kualitas, kuantitas, dan waktu)telah di capai, serta ukuran
berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target
targennya.hal ini berarti bahwa penelitian efektivitas yang di pentingkan adalah semata
mata hasil atau tujuan yang di khendaki.
Budaya organisasi memiliki peran yang sangat strategis terhadap kesuksesan
suatu organisasi, misalnya untuk membangun kinerja ekonomi dan kinerja
organisasionalnya dalam jangka panjang sebagai sarana bagi anggota Organisasi
untuk memenuhi kebutuhan serta mencapai tujuannya. Sejauh mana budaya
mempengaruhi efekt ifita organisasi dapat diketahui dengan melihat kuat atau
lemahnya budaya organisasi tersebut. (Ratnawati, 2012) Kanungo dan Jaeger (Smit h,
dkk: 2001) juga mengemukakan bahwa kecocokan budaya (culture fit) menentukan
efekt ivitas organisasi. Budaya yang dimaksud di sini mencakup: lingkungan fisik dan
sosio-polit ik, yang meliputi konteks ekologi, sosialisasi, hukum, dan sistem politik
yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan perusahaan yang mencakup
karakteristik pasar, kepemilikan (ownership), sifat industri, dan sebagainya. Hal ini
mempengaruhi budaya kerja dalam organisasi, yang diterapkan pada sejumlah
kegiatan HRM (human resource management), yang antara lain meliputi: desain
pekerjaan, pengawasan, dan prosedur pemberian reward. Budaya yang kuat juga akan
meningkatkan perilaku yang konsisten dari anggota organisasi. Oleh karena itu,
budaya dapat dijadikan sebagai sarana yang kuat untuk mengontrol dan dapat
bertindak sebagai sebuah substitusi bagi formalisasi. Semakin kuat budaya suatu
organisasi maka semakin lemah atau rendah formalisasi yang berlaku di oraganisasi
tersebut. Kebutuhan manajemen untuk mengembangkan peraturan dan kebijakan
formal sebagai pedoman perilaku kerja anggota organisasi makin kurang. Pedoman
tersebut akan dipahami dan diterima oleh anggota organisasi apabila mereka
menerima budaya organisasi tersebut.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Cheterina, Ita (2012)
dengan judul Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap
Komitmen Organisasional Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan ( Studi pada PT.
Sido Muncul Kaligawe Semarang) menyatakan bahwa berdasarkan analisis yang di
lakukan penelitian ini membuktikan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif
dan siknifikan terhadap kepuasan kerja, kemudian budaya organisasi berpengaruh
positif dan siknifikan terhadap komitmen organisasional.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh H. Teman
Koesmono(2015) yang Berjudul Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi
dan Kepuasan Kerja Karyawan Pada SubSektor Industri Pengolahan Kayu Skala
Menengah Di Jawa Timur.menyatakan bahwa kepuasan kerja dan kinerja kariawan
khususnya di bagian produksi produksi pada subsector industry pengelolahan kayu di
jawa timur secara positif perilaku seseorang akan berpengaruh terhadap kerja. Hasilnya
bahwa secara langsung motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja sebesar 1.462
dan motivasi pengaruh terhadap motivasi kerja sebesar 0,387. Penelitian Terdahulu
yang di lakukan oleh Dipta Kharisma dan Tri yuningsari (2017) yang Berjudul
Evektivitas Organisasi Dalam Penyelenggaran Pelayanan Tanda Daftar Usagha
Pariwisata (TDUP) Dinas Kebudayaan Dan Pariwissata Kota Semarang.menyatakan
bahwa evektivitas organisasi dalam penyelenggaraan pelayanan tanda daftar usaha
pariwisata (TDUP)dikatakan belum efektif di karenakan masih adanya kendala
kendala yang di hadapi yaitu belum di terapkannya sangsi tegas kepada para pelaku
dan dimana struktur organisasinya sudah memiliki tupoksi yang jelas.
Berdasarkan penelitian sebelumnya maka kami tertarik untuk mengangkat
sebuah judul seminar psikologi industry dan organsasi yang bertemakan “ peran
budaya organisasi terhadap efektivitas organisasi”. Seminar yang akan kami gelar
memiliki kelebihan pada karakteristik peran budaya organisasi yang akandiciptakan,
kemudian pada sasarannya karna pada seminar ini kami mengkhususkan pada
mahasiswa semester 4-8 yang aktif dalam berorganisasi, serta lokasi yang kami ambil
berada dipulau sumbawa tepatnya di Universitas Teknologi Sumbawa.

B. LANDASAN TEORI
1. Budaya Organisasi
a. Pengertian
Budaya organisasi menurut McShane dan Von Glinow (Widodo, 2011)
adalah organizational culture is the basic pattern of shared values and assumptions
governing the way employees within an organization think about and act on problems
and opportinities. McShane dan Von Glinow juga mengatakan, bahwa budaya
organisasi yang kuat memiliki potensi meningkatkan kinerja dan sebaliknya bila
budaya organisasinya lemah mengakibatkan kinerja menurun. Budaya organisasi
memiliki tiga fungsi pent ing yaitu sebagai sistem pengawasan, perekat hubungan
sosial, dan saling memahami.
Menurut Robbins P Stephen (Agustin, 2012) mendefinisikan budaya organisasi
sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang
membedakan organisasi tersebut dengan organisasi yang lain. Lebih lanjut, Robbins
menyatakan bahwa sebuah sistem pemaknaan bersama dibentuk oleh warganya yang
sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi lain. Sistem pemaknaan bersama
merupakan seperangkat karakter kunci dari nilai-nilai organisasi.
b. Karakteristik Budaya Organisasi
Robbins P Stephen (Agustin, 2012) berusaha memberikan karakterist ik budaya
organisasi sebagai berikut :

1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko (Inovation and Risk Taking) yaitu
sejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif dan
berani mengambil resiko. Selain itu, bagaimana organisasi menghargai
tindakan pengambilan resiko oleh karyawan dan membangkitkan ide.
2. Perhatian pada hal- hal rinci atau perhatian terhadap detail (Attention to detail)
yaitu sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, dan
perhatian pada hal-hal detail.
3. Orientasi Hasil (Outcome Orientation) yaitu sejauh mana manajemen berfokus
lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai
hasil tersebut.
4. Orientasi Orang (People Orientation) yaitu sejauh mana keputusan- keputusan
manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di
organisasi.
5. Orientasi Tim (Team Orientation) yaitu sejauh mana kegiatan- kegiatan kerja
diorganisasi pada tim ketimbang pada individu-individu.
6. Keagresifan (Aggressiveness) yaitu sejauh mana orang bersikap agresif dan
kompetitif ketimbang santai.
7. Stabilitas (Stability) yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasimenekankan
dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.

Masing-masing karakteristik ini berada pada di suatu kontinum mulai dari


rendah sampai tinggi. Karenanya, menilai organisasi berdasarkan ketujuh
karakteristik ini akan menghasilkan suatu gambaran utuh mengenai kultur
(budaya) sebuah organisasi. Gambaran ini menjadi basis bagi sikap pemahaman
bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi, bagaimana segala sesuatu
dilakukan di dalamnya, dan cara para anggota diharapkan berperilaku.Sejalan dengan
pendapat Robbins di atas, Robert dan Angelo (Abdullah dan Arisanti Herlin, 2010)
menyebutkan tiga definisi karakteristik budaya organisasi yang pent ing yaitu :

1. Budaya organisasi diberikan kepada para karyawan baru melalui proses


sosialisasi.
2. budaya organisasi mempengaruhi perilaku kita di tempat kerja.
3. budaya organisasi berlaku pada dua tingkat yang berbeda. Misalkan, bila sebuah
perusahaan benar-benar menyediakan layanan berkualitas tinggi, para karyawan
akan lebih cenderung menyesuaikan perilaku merespons protes konsumen
dengan cepat. Para karyawan dapat memberikan layanan berkualitas tinggi
karena pengalamannya saat mereka berinteraksi dengan para pelanggan.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi adalah


sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi yang kemudian
mempengaruhi cara bekerja dan perilaku para anggota organisasi. Dalam masyarakat,
budaya organisasi mempengaruhi nilai-nilai atau etika individu, sikap-sikap,
asumsiasumsi dan harapan-harapan individu. Perpaduan budaya masyarakat dan
budaya organisasional dapat menghasilkan dinamika di dalam suatu organisasi.
c. Fungsi Budaya Organisasi

Budaya memiliki sejumlah fungsi dalam organisasi, yaitu:


1. Batas
Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya menciptakan
perbedaan atau yang membuat suatu organisasi dan membedakannya dengan
organisasi lainnya.
2. Identitas
Budaya memuat rasa identitas suatu organisasi.

3. Komitmen
Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar
daripada kepentingan individu
4. Stabilitas
Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat
sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar
mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan.
5. Pembentuk sikap dan perilaku
Budaya bertindak sebagai mekanisme alasan yang masuk akal (sense-making)
serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan. Fungsi
terakhir inilah yang paling menarik. Sebagaimana dijelaskan oleh kutipan berikut,
budaya mendefinisikan aturan main
d. Jenis-Jenis Budaya Organisasi
Para peneliti telah berusaha mengindentifikasi dan mengukur beberapa tipe
budaya organisasi dalam rangka mempelajari hubungan antara tipe efektivitas dan
organisasi. Pencarian ini didorong oleh kemungkinan bahwa budaya tertentu lebih
efektif dibandingkan dengan yang lain. Menurut Kreitner dan Kinicki (2003) bahwa
secara umum terdapat tiga (3) jenis budaya organisasi yaitu:
1. Budaya konstruktif Budaya kontruktif adalah budaya dimana para karyawan
didorong untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengajarkan tugas dan
proyeknya dengan cara yang membantu mereka dalam memuaskan
kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Tipe budaya ini mendukung
keyakinan normatif yang berhubungan dengan pencapaian tujuan aktualisasi
diri, penghargaan yang manusiawi dan persatuan.
2. Budaya pasif - defensif bercirikan keyakinan yang memungkinkan bahwa
karyawan berinteraksi dengan karyawan lain dengan cara yang tidak
mengancam keamanan kerja sendiri. Budaya ini mendorong keyakinan normatif
yang berhubungan dengan persetujuan, konvensional, ketergantungan, dan
penghidupan.
3. Budaya agresif defensif Budaya agresif – defensif mendorong karyawannya
untuk mengerjakan tugasnya dengan kerja keras untuk melindungi keamanan
kerja dan status mereka. Tipe budaya ini lebih bercirikan keyakinan normatif
yang mencerminkan oposisi, kekuasaan, kompetitif dan perfeksionis.
Meskipun sebuah organisasi dapat menampilkan satu tipe budaya organisasi
secara menonjol, ia tetap dapat menunjukkan keyakinan normatif dan karakteristik yang
lain. Riset menunjukan bahwa organisasi dapat memiliki sub budaya fungsional, sub
budaya hierarkis berdasarkan posisi seseorang dalam organisasi, sub budaya geografis,
sub budaya pekerjaan berdasarkan pada gelar atau posisi seseorang, sub budaya sosial
yang diambil dari aktivitas sosial seperti budaya liga bowling atau golf dan budaya
berlawanan (Kreitner dan Kinicki, 2003).

e. Indikator Budaya Organisasi


Robbins (2001) menyatakan riset paling baru mengemukakan tujuh karakteristik
primer yang sama-sama menangkap hakikat dari suatu budaya suatu organisasi yaitu:
1. Inovasi dan pengambilan resiko, sejauh mana karyawan didorong untuk
inovatif dan mengambil resiko
2. Perhatian, sejauh mana karyawan diharapkan memperlihatkan prestasi,
analisis dan perhatian kepada rincian.
3. Orientasi hasil, sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil
bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.
4. Orientasi orang, sejauh mana manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil
pada orang-orang di dalam organisasi itu.
5. Orientasi tim, sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim,
bukannya individu-individu.
6. Keagresifan, sejauh mana orang-orang itu agresif dan bukannya santai-santai.
7. Kemantapan, sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya
status quo dari pada pertumbuhan.
2. Efektivitas organisasi
a. Pengertian Efektivitas organisasi
Efektivitas adalah salah satu pembahasan teori organisasi yang paling populer,
karena sejak munculnya menjadi area of inquiry (Zammuto, 1984). Di semua bidang
ilmu, khususnya ilmu manaje-men efektivitas dibahas disemua bagian. Mulai dari
bagian keuangan, pe-masaran, operasional, hingga sumber daya manusia, topik
efekt ivitas menjadi isu sentral dalam organisasi. Meskipun sangat sering dibahas,
orang kerap mengalami kesulitan dalam mengukur efekt ivitas dan
menginterpretasikan hasil analisisnya berbagai istilah, konsep dan definisi operasional
mengenai efekt ivitas organisasional berbeda-beda sehingga terdapat kesulitan untuk
melakukan generalisasi hasil analisa (Yuchtman and Seashore,
1967). Efekt ivitas organisasional serta mengupayakan terciptanya efekt ivitas
organisasi sehingga dapat dicapai tujuan organisasi.

b. Kriteria Efektivitas Organisasi

Menurut Campbel kriteria ukuran efektivitas organisasi seharusnya


dikembangkan untuk:

1. Membandingkan organisasi satu dengan organisasi lainnya. Suatu organisasi


yang menggunakan sumberdaya yang sama tetapi menghasilkan keuntungan
yang berbeda, bisa dikatakan bahwa organisasi yang satu lebih efektif
dibandingkan organisasi yang lain.
2. Mengevaluasi akibat usaha pengembangan organisasi. Pengembangan
organisasi yang tidak menghasilkan nilai tambah menunjukkan kegiatan yang
telah dilakukan tersebut tidak efektif.
3. Menentukan karakterist ik apa yang secara signifikan dapat dihubungkan
dengan efekt ivitas orga-nisasi (Campbell, 1977).

Riset evaluasi tentang efektivitas organisasional umumnya menyangkut dua


tema pokok. Tema pertama tentang evaluasi untuk menentukan apakah
program efekt ivitas organisasi dapat dijalankan atau tidak (Rossi and William,
1972). Tema kedua tentang bagaimana teori-teori tersebut dapat membantu di
dalam aplikasi efekt ivitas organisasi secara umum (Campbell, 1977).
c. Faktor- Faktor Efektivitas Organisasi
1. Pencapaian Tujuan

Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang


sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin,
diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya
maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari
beberapa faktor, yaitu: Kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongktit.

2. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk


mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai
macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.

3. Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan


lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian
tenaga kerja. Richard M. Steers (1985: 9-11) menyebutkan terdapat empat faktor
yang mempengaruhi efektivitas suatu organisasi,yaitu:

f. Karakteristik Organisasi
g. Karakteristik Lingkungan
h. Karakteristik Pekerja
i. Kebijakan dan Praktik Manajemen

C. NAMA DAN TEMA KEGIATAN


Nama Kegiatan : Peran Budaya Organisasi Terhadap Efektifitas Organisasi
Tema Kegiatan : Menciptakan Budaya Organisasi Agar Efektif Dalam
Berorganisasi

D. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


Waktu kegiatan : Menyesuaikan
Tempat kegiatan : Gedung karim
E. GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN SEMINAR
Pada hari Jumat 27 Maret 2020 akan di laksanakan Seminar psikologi industry
dan organisasi dengan tema “Peran Budaya Organisasi Terhadap Efektifitas Organisasi”
bertempat di Gedung Karim dengan metode Mentoring. Sasaran dalam kegiatan ini
adalah mahasiswa yang aktif berorganisasi seperti pemimpin atau ketua dari
ORMAWA kampus serta jajarannya. Kegiatan seminar ini akan dimulai pada pukul
14.00 dengan acara pembukaan kemudian dilanjutkan dengan pembacaan kalam ilahi
yang akan dibawakan oleh panitia, selanjutnya akan ada sambutan dari Dekan
psikologi dan ketua pelaksana kegiatan seminar ini. Pada pukul 14.20 hingga
14.50 akan disampaikan materi oleh seorang pemateri yang sudah berpengalaman dan
ekspert dibidangnya, kemudian dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab yang akan dipandu
oleh seorang moderator sehingga peserta dapat dengan leluasa untuk bertanya mengenai
permasalahan atau sharing mengenai pengalaman yang dihadapi oleh pemateri, acara
selanjutnya adalah penutup, sebelum ditutup akan ada penyerahan cinderamata dari
panitia kepada pemateri dan foto bersama.

F. TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN


Tujuan kegiatan
1. Menciptakan budaya organisasi
2. Mengetahui peran budaya organisasi terhadap efektifitas dalam berorganisasi
Manfaat kegiatan
1. untuk memperkuat internal dalam berorganisasi melaui budaya organisasi
2. mengetahui upaya penciptaan budaya organisasi.

G. SIGNIFIKANSI KEGIATAN
Berdasarkan study kasus di balitang Departemen pertahanan RI oleh sopiah
2008 mengatakan bahwa karyawan seringkali melakukan hal yang melanggar
peraturan perusahaan seperti datang dan pulang sesuai kehendaknya sendiri serta
tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap sesama karyawan lainnya dan kerapkali
menyalahi system sosial diperusahaan, akibatnya banyak dari karyawan yang
mengalami ketidakpuasan kerja, tidak memiliki komitmen serta tanggung jawab pada
pekerjaanya serta mendapatkan tekanan akibat budaya yang tidak terkontrol dalam
perusahaannya. Setelah dievaluasi saat ini departemen pertahanan telah membentuk
budaya organisasi dan memastikan karyawan yang bekerja ssesuai dengan organisasi,
memberi imbalan sesuai dukungan yang diberikan. Sosialisasi yang efektif akan
menghasilkan kepuasan kerja ,komitmen organisasi, rasa percaya diri pada pekerjaan,
mengurai tekanan serta kemungkinan keluar dari pekerjaan.
Dilansir dari LSP-ESQ bahwasahnya budaya organisasi merupakan cerminan
dari perilaku penting diorganisasi tersebut. Banyak anggota dari organisasi tersebut
yang belum paham betul tentang arti budaya organisasi secara benar. Yang banyak
terlintas di pikiran para anggota organisasi, budaya organisasi adalah sebuah sikap atau
perilaku yang di tunjukan oleh para pimpinan di organisasi tersebut. Tak hanya itu
saja budaya organisasi juga merupakan identitas sebuah organisasi . Dengan
identitas organisasi yang kuat sebuat organisasi tidak akan terpengaruh budaya di
luar organisasi. Bahwa budaya organisasi saat berpengaruh terhadap kinerja anggota
organisasi bekerja secara maksismal tanpa merasa tertekan dan di paksa.
Budaya organisasi mencerminkan ciri khas dari organisasi ,akan tetapi
organisasi yang tidak memiliki budaya akan terlihat biasa saja dan budaya yang
diterapkan di organisasi memiliki pengaruh pada efektivitas kerja pada organisasi
tersebut.

H. SASARAN KEGIATAN
Sasaran seminar ini adalah mahasiswa semester 4-8 yang aktif dalam berorganisasi
seperti ketua BEM, HIMA, UKM dan seluruh jajarannya. Hal ini disebabkan karna minimnya
budaya organisasi yang diciptakan sehingga seringkali setiap organisasi tersebut mengalami
kekacauan ditengah jalan karna tidak adanya ikatan yang kuat diantara mereka.

I. MATERI DAN NARASUMBER


Materi : Peran Budaya organisasi dan efektifitas dalam organisasi
Narasumber : Ainun Syahadah (Budaya organisasi)
: Eka Saisaria ( efektivitas organisasi)
: Husnul Yanti ( efektifitas organisasi )
J. SUSUNAN AGENDA DAN TAHAP PELAKSANAAN
WAKTU KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
13.00-14.00 Registrasi Panitia
14.00-14.05 Pembukaan MC
14.05-14.15 Pembacaan Ayat Suci Alquran Panitia
14.15-14.20 Sambutan Sambutan MC
14.20-14.50 Materi Pemateri
14.50-15.20 Tanya Jawab Pemateri dan Moderator
15.20-15.30 Penutup MC

K. PENUTUP
Demikianlah proposal kegiatan seminar “peran budaya organisasi terhadap efektifitas
organisasi” ini kmai buat agar seluruh mahasiswayang aktif dalam berorganisasi dapat
mengetahui bagaimana mereka selaku pemimpin dapat menciptakan budaya organisasi dalam
internal maupun eksternalnya.
L. LAMPIRAN
BIODATA PEMATERI
Nama : Ainun Syahadah
Nim : 17.01.061.004
Ttl : Lampung, 10 Mei 1999
Alamat : Perum Baiti Jannati Blok F2 No 05
Email : Syahadah.Ainun@Gmail.Com
Hobby : Berpetualang
Riwayat Pendidikan
SD : Sdn 1 Sindang Marga
SMP : Mts Daarul Huffazh
SMA : Ma Daarul Ulum
Perguruan Tinggi : Universitas Teknologi Sumbawa

Nama : Husnul Yanti


Nim : 17.01.061.042
Ttl : Sumbawa, 1 Maret 1999
Alamat : Desa Jorok Rt 02 Rw 01
Email :Husnulyanti771@gmail.com
Hobby : Renang
Riwayat Pendidikan
SD : Sdn Jorok
SMP : SMPN 2 sumbawa besar
SMA : SMAN 1 Sumbawa Besar
Perguruan Tinggi : Universitas Teknologi Sumbawa

Nama : Eka Saisaria


Nim : 17.01.061.025
Ttl : Lito Tarewan, 15 Mei 1999
Alamat : Kompleks Bala Datu Ranga kelurahan Pekat
Email : ekasaisaria15@gmail.com
Hobby : Makan
Riwayat Pendidikan
SD : Sdn 1 Lito Tarewan
SMP : SMPN 3 Sumbawa Besar
SMA : SMAN 1 Sumbawa Besar
Perguruan Tinggi : Universitas Teknologi Sumbawa

Anda mungkin juga menyukai