0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
90 tayangan44 halaman

WWD Exm

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 44

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PERAWATAN TRANSFORMATOR SUPPLY KAPAL


DI PT. JANATA MARINA INDAH
Dipergunakan untuk memenuhi Persyaratan Pengambilan
Mata Kuliah Tugas Akhir

Program Diploma III

Fakultas Kemaritiman

Universitas IVET

Disusun Oleh :

Nama : Dwi Pangestu Putra


NIT : 22.017.012

TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL


FAKULTAS KEMARITIMAN
UNIVERSITAS IVET
2019
PERSETUJUAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul :

PERAWATAN TRANSFORMATOR SUPPLY KAPAL


DI PT. JANATA MARINA INDAH
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing, diketahui Ketua Program Studi Teknik
Kelistrikan Kapal dan Dekan Fakultas Kemaritiman Universitas Ivet, pada:
Hari :
Tanggal :

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

( …………………….. )
NIPY……………

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kemaritiman Ketua Program Studi Teknik


Kelistrikan Kapal

( …………………….. ) (…………………….. )
NIPY…………… NIPY……………
PENGESAHAN PERUSAHAAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada :


Hari/Tanggal : Senin 01 Juli s/d jum’at 30 Agustus 2019
Tempat : PT. JANATA MARINA INDAH

Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa


Nama : Dwi Pangestu Putra NIT : 22.017.019
:

Telah melaksanakan dan menyelesaikan Pratek Kerja Lapangan (PKL) dengan baik
dan benar.

Pengampu Pembimbing
Praktek Kerja Lapangan Praktek Kerja Lapangan

PT. JANATA MARINA INDAH PT. JANATA MARINA INDAH

(Ir. Martono Acc. Oe. M.M.) (Misadi Sasmito Amd.)

PENGESAHAN
Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul:

PERAWATAN TRANSFORMATOR SUPPLY KAPAL


DI PT. JANATA MARINA INDAH

Telah dipertahankan di hadapan Dosen Penguji Laporan PKL di Fakultas


Kemaritiman Universitas Ivet, pada :

Hari : ……………………………………
Tanggal : ...

Penguji,

1. Ketua : ................................................. ( )
2. Anggota : ................................................. ( )

Mengetahui:

Dekan Fakultas Kemaritiman Ketua Program Studi Teknik


Kelistrikan Kapal

( …………………….. ) (…………………….. )
NIP/NIPY…………… NIP/NIPY……………

MOTTO
1) Betapa bodohnya manusia, Dia menghancurkan masa kini sambil
mengkhawatirkan masa depan, tapi menangis di masa depan dengan mengingat
masa lalunya. (Ali bin Abi Thalib)
2) Kelemahan terbesar kita adalah saat menyerah. Cara pasti untuk bisa sukses
adalah cobalah sekali lagi. (Alva Edison)
3) Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tetapi berbuah manis. (Aristoteles)
4) Aku tak gagal dalam ujian. Aku hanya telah menemukan 100 cara yang salah.
(Benjamin Franklin)
5) Bermimpilah setinggi langit, biarpun kamu jatuh, kamu akan jatuh di antara
bintang-bintang. (Ir. Soekarno)
6) Pendidikan adalah apa yang tersisa setelah melupakan semua yang dipelajari
disekolah. (Albert Einstein)
7) Hanya sumber daya manusia yang ahli dan produktif saja yang dapat
menghadapi tantangan dan memecahkan masalah. (B.J. Habibie )
8) Kalau manusia mau berupaya keras penuh semangat untuk mencari kebenaran,
maka dia akan mendapat nilai tidak terhingga. (Albert Einstein)

PERSEMBAHAN
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) PT. JANATA MARINA INDAH
dipersembahkan kepada :
1) Kedua orang tua kami yang telah memberikan doa, semangat, dan usaha keras
sehingga dalam pelaksanaan PKL bisa terlaksana dengan lancar.
2) Ibu Dekan Fakultas Kemaritiman Universitas IVET.
3) Bapak Ketua Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal di Fakultas Kemaritiman
Universitas IVET.
4) Dosen pembimbing Praktek Kerja Lapangan (PKL) Tahun 2019.
5) Seluruh Bapak dan Ibu Dosen, Karyawan di Fakultas Kemaritiman
Universitas IVET yang kami hormati.
6) Teman-teman se-Almamater yang telah memberi motivasi dan semangat
pembuatan laporan ini.

KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas Karunia, Rahmat dan
Hidahyahnya kami dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.
JANATA MARINA INDAH dengan baik. Laporan saya susun berdasarkan dengan
memperaktikan langsung dilapangan, hasil interview, Observasi di suatu perusahaan
yang kami tempati serta referensi dari beberapa buku dan media Internet artikel
perusahaan.
Dengan Terlaksanakanya kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), ada
beberapa hal yang saya jadikan sebagai objek pengamatan guna menjadi sarana
perbandingan antara materi yang telah diberikan oleh Dosen di bangku kuliah
dengan penerapan yang sebenarnya di Lapangan Kerja. Tujuan dalam melakukan
penyusunan laporan ini Dipergunakan untuk memenuhi Persyaratan Pengambilan
Mata Kuliah Tugas Akhir (TA). salah satu syarat wajib setiap Taruna/i Kalender
Akademik Progrma Diploma III Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal Fakultas
Kemaritiman Universitas IVET.
Dengan Telah terlaksananya Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan selesainya
laporan ini, saya sangat berterima kasih atas bantuan dari pihak-pihak yang telah
membantu, yaitu kepada :
1) Prof Dr Rustono M.Hum selaku Rektor Universitas IVET.
2) Ibu Rita Hariningrum, ST,M,Kom, selaku Dekan Fakultas Kemaritiman
Universitas IVET.
3) Bapak Suyanto, ST,MT, selaku Wakil Dekan Fakultas Kemaritiman
Universitas IVET.
4) Bapak Sri Pramono, ST,MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Permesinan
Kapal Fakultas Kemaritiman Universitas IVET.
5) Bapak Riyanto Wibowo, ST,MT, selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan (KKL) Fakultas Kemaritiman Universitas IVET.
6) Bapak Sutopo selaku Instruktur Fakultas Kemaritiman Universitas IVET
yang telah mendidik kami Disiplin yang tinggi.
7) Bapak Ibu Dosen, Staff dan Karyawan yang telah membantu dalam
perPraktekan di Fakultas Kemaritiman Universitas IVET.
8) Senior – senior Fakultas Kemaritiman Universitas IVET yang telah membantu
dan menyemangati kami.
9) Rekan – rekan Fakultas Kemaritiman Universitas IVET yang selalu
mendukung dan membantu kami.
Harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
laporan ini.

Semarang,9 Januari 2019

Penulis

DAFTAR ISI

Contents
PERSETUJUAN......................................................................................................................2
PENGESAHAN PERUSAHAAN...........................................................................................3
PENGESAHAN.......................................................................................................................4
MOTTO...................................................................................................................................5
PERSEMBAHAN....................................................................................................................6
KATA PENGANTAR.............................................................................................................7
DAFTAR ISI............................................................................................................................9
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................10
DAFTAR TABEL..................................................................................................................11
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................12
BAB I.....................................................................................................................................13
PENDAHULUAN.................................................................................................................13
1.1. LATAR BELAKANG............................................................................................13
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN.....................................................................................15
1.3. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN.........................................................16
1.4. METODE PENULISAN........................................................................................16
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN..............................................................................17
BAB II...................................................................................................................................19
PT. Janata Marina Indah........................................................................................................19
2.1. Gambaran Umum Perusahaan.....................................................................................19
2.1.1. Struktur Organisasi Perusahaan Dan Fungsi.........................................................22
2. 1.2. Peran dan Fungsi.................................................................................................23
2.1.3. Fasilitas Perusahaan.............................................................................................26
2.2. Visi dan Misi Perusahaan............................................................................................31
2.2.1. Visi.......................................................................................................................31
2.2.2. Misi......................................................................................................................31
2. 3. Sejarah Singkat PT. Janata Marina Indah...................................................................31
2. 4 Pengguna Jasa dan Mitra Kerja...................................................................................32
2.5 Ketenagakerjaan...........................................................................................................34
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Logo PT. Janata Marina Indah...........................................................................19
Gambar 2. 2 Denah Galangan Janata Marina Indah unit I......................................................20
Gambar 2. 3 Denah Galangan Janata Marina Indah unit II.....................................................21
Gambar 2. 4 Struktur Organisasi PT. Janata Marina Indah....................................................22

DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Luas lautan dibandingkan luas daratan di dunia mencapai kurang lebih 70
berbanding 30, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi negara-negara di dunia
yang memiliki kepentingan laut untuk memajukan maritimnya. Seiring
perkembangan lingkungan strategis, peran laut menjadi signifikan serta dominan
dalam mengantar kemajuan suatu negara.
Alfred Thayer Mahan, seorang Perwira Tinggi Angkatan Laut Amerika
Serikat, dalam bukunya “The Influence of Sea Power upon History” mengemukakan
teori bahwa sea power  merupakan unsur terpenting bagi kemajuan dan kejayaan
suatu negara, yang mana jika kekuatan-kekuatan laut tersebut diberdayakan, maka
akan meningkatkan kesejahteraan dan keamanan suatu negara. Sebaliknya, jika
kekuatan-kekuatan laut tersebut diabaikan akan berakibat kerugian bagi suatu negara
atau bahkan meruntuhkan negara tersebut.
Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan dua
pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya
garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km) yang menjadikan
Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki
garis pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar untuk
memajukan perekonomian Indonesia.
Dengan kondisi geografis Indonesia yang seperti ini, maka sangat
memungkinkan bagi berkembangnya industri - industri kelautan yang kuat dan stabil,
salah industri kelautan tersebut adalah industri perkpalan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Industri di definisikan sebagai perusahaan untuk membuat,
memproduksi atau menghasilkan barang-barang, maka dapat didefinisikan bahwa
industri perkapalan adalah sebuah usaha yang dilakukan sejumlah perusahaan dalam
memproduksi kapal- kapal dan berbagai bidang yang berdampingan dengannya.
Industri perkapalan ini juga meliputi pereparasian kapal, penyediaan bahan baku
dalam pembuatan kapal dan berbagai kebutuhan peralatan dari kapal tersebut.
Industri perkalapan saat ini telah berkembang pesat yang didukung dengan
alat–alat yang canggih dan para tenaga kerja yang berkualitas dan profesional.
Dampaknya sangat besar bagi industri perkapalan di Indonesia sebagai negara
berkembang yang dituntut dengan adanya peningkatan industri untuk mengimbangi
produk – produk dari negara maju lainnya. Pemanfaatan sumber daya alam dan para
tenaga kerja sebagai modal dasar yang kuat untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi.
Dengan berkembangnya industri perkapalan Indonesia, diharapkan para
pengusaha yang membutuhkan kapal sebagai transportasi utama bagi usahanya atau
para pengusaha yang membutuhkan transportasi kapal sebagai alat untuk
mendistribusikan hasil produksi mereka dapat memesan kapal – kapal yang
dihasilkan dari industri perkapalan Indonesia.
Selain berusaha menarik para pengusaha agar mengutamakan produk lokal,
hal ini juga bertujuan mengurangi ketergantungan Indonesia dalam mengimpor kapal
– kapal dari luar negeri. Seperti yang dikatan oleh Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto  mengemukakan, pemerintah juga berusaha memperkuat kemampuan design
kapal melalui optimalisasi srandard design kapal series agar mampu menumbuhkan
industri komponen kapal dalam negeri.
Pembagunan kapal di Indonesia didominasi dalam mencukupi kebutuhan
dalam negeri sebesar 83% (120 unit) atau setara 135.440 GT, sedangkan untuk ekspor
sebesar 17% (24 unit) atau setara 82.860 GT. Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto juga mengemukakan hal Ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan produksinya mengingat pasar internasional yang potensial
dapat diserap oleh industri perkapalan di dalam negeri.
Mengingat akan pentingnya hal itu, taruna/taruni Akademi Teknik Perkapalan
(ATP) Veteran Semarang mengadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
ditujukan sebagai syarat untuk mengikuti Tugas Akhir (TA) sekaligus sebagai
kegiatan yang mampu memberikan informasi dan pengetahuan di industri perkapalan.
Nantinya taruna/taruni diharapkan selesai melaksanakan studinya mampu menjadi
tenaga kerja yang terampil dan profesional sesuai dengan bidsangnya masing –
masing dan turut serta membawa industri perkapalan Indonesia ke dunia perkapalan
internasional.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Dengan adanya kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini agar dapat
mengaplikasikan teori maupun praktikum yang diterima diperguruan tinggi dapat
diperoleh gambaran yang ada di lapangan, serta antisipasi yang dihadapi dalam
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perkapalan.
Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
adalah sebagai berikut :
1) Memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Tugas Akhir (TA) Jurusan
Teknik Kelistrikan Kapal di Akademi Tenik Perkapalan (ATP) Veteran
Semarang.
2) Memperkenalkan Akademi Teknik Perkapalan (ATP) Veteran Semarang
pada masyarakat luas.
3) Menjalin hubungan kerja sama antara Akademi Teknik Perkapalan (ATP)
Veteran Semarang dengan PT. JANATA MARINA INDAH
SEMARANG.
4) Mengetahui secara langsung proses produksi dan penerapan teknologi
yang sedang berkembang di industri perkapalan sekarang.
5) Menyesuaikan teori yang disampaikan dikampus dengan kenyataan di
lapangan kerja atau praktek langsung dengan cara pengamatan.
6) Menambah nilai – nilai kebangsaan taruna/taruni untuk mencintai dan
memajukan dunia maritim.
1.3. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) dapat dilihat pada keterangan dibawah ini :
1) Waktu
Praktek Kerja Lapangan (PKL) tahun 2019 dilaksanakan pada :
01 Juni 2019 – 01 Agustus 2019
2) Tempat
Praktek Kerja Lapangan (PKL) tahun 2019 dilaksanakan di :
PT. JANATA MARINA INDAH SEMARANG

1.4. METODE PENULISAN


Dalam menyajikan sebuah laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang baik
dan dapat dipercaya, maka dibutuhkan sebuah metode penulisan yang baik dan dapat
dipercaya pula. Untuk dapat menyajikan suatu laporan dengan baik dan dipercaya
tersebut, maka dibutuhkan pengumpulan data yang beragam agar dapat menghasilkan
sudut pandang yang bebrbeda, selain menambah kelengkapan sebuah informasi,
keberagaman metode dalam pengambilan sebuah indormasi juga dapat menghasilkan
sebuah pendapat yang objektif dalam menyikapi hal – hal yang berkaitan dalam
pembuatan laporan ini. Berikut adalah beberapa metode yang digunakan penulis
untuk menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL), antara lain :
1) Interview, yaitu sebuah metode dimana terjadi proses tanya jawab antara
penanya dan narasumber. Metode ini bertujuan untuk memperoleh sebuah
informasi yang berkaitan dengan masalah yang ingin diketahui secara
lisan.
2) Obsevasi, yaitu sebuah metode dimana terjadi proses pengamatan benda –
benda atau sesuatu yang akan diteliti. Metode ini bertujuan untuk
memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang ingin
diketahui dengan mengamati benda tersebut dan mengatahui
informasinya.
3) Referensi, yaitu sebuah metode dimana terjadi proses pencarian informasi
melalui studi pustaka dan data – data. Metode ini bertujuan unutk
memperoleh informasi dimana informasi tersebut tidak didapatkan lewat
interview dan observasi.

Dengan ketiga metode tersebut diharapkan penulis dapat membuat laporan


yang akurat dan dapat dipercaya, karena ketiga metode tersebut saling melengkapi
dalam pengambilan sebuah informasi. Interview memperoleh informasi secara lisan,
informasi yang didapat pun hanya sebatas lisan saja, maka dibutuhkan metode lain
yaitu observasi dengan mengamati langsung benda kerjanya dan referensi sebagai
penyempurna karena kita dapat melihat data – data yang diambil oleh penulis lain
sebagai bahan perbandingan dan kutipan bagi laporan ini.

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN


Dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dinutuhkan
sebuah sistematika penulisan yang baik, hal ini bertujuan agar pembaca dapat dengan
mudah mengambil informasi dari laporan ini. Sistematika penulisan yang penulis
susun adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulisan diarahkan pada pengulasan latar
belakang, maksud dan tujuan pelaksanaan, waktu dan tempat
pelaksanaan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


Dalam bab ini, penulisan diarahkan pada pengulasan tentang
sejarah dan pelayanan PT. JANATA MARINA INDAH
SEMARANG

BAB III : PERAWATAN TRANSFORMATOR SUPPLY KAPAL DI


PT.JANATA MARINA INDAH
Dalam bab ini, penulisan diarahkan pada pengulasan tentang
materi yang dikerjakan selama masa praktek kerja lapangan
terutama tentang mereparasi transformator yang digunakan
pada saat kapal masuk ke galangan PT. JANATA MARINA
INDAH.

BAB IV : PENUTUP
Dalam bab ini, penulisan diarahkan pada kesimpulan dari
laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dibuat,
kritik dan saran untuk perusahaan tempat diadakannya
Praktek Kerja lapangan (PKL) serta biodata para penulis.
BAB II

PT. Janata Marina Indah

2.1. Gambaran Umum Perusahaan

Indonesia sebagai negara kepulauan menyimpan kekayaan samudera


yang luar biasa besar potensinya. Hadirnya transportasi air dengan perangkat sarana
pelayaran dan perkapalan menjadi kebutuhan vital dalam upaya menggali anugerah
alam ini. Membidik satu sisi yang paling tepat sesuai dengan kesiapan dan keahlian
sumber daya manusia saat itu, maka pada bulan Februari 1977 berdirilah PT. Janata
Marina Indah, atau lebih dikenal dengan nama JMI, seperti yang dapat dilihat pada
gambar 2.1 adalah perusahan yang bergerak dalam teknologi perkapalan, keterpaduan
antara pembangunan kapal baru maupun dok dan perbaikan kapal.Seperti yang
terlihat pada gambar 2.2 berikut merupakan denah dari galangan PT. Janata Marina
Indah unit I.
Menyikapi prospek dunia pelayaran dan perkapalan nasional maupun
internasional yang menjanjikan, maka pihak perusahaan memutuskan untuk
membangun galangan unit II di pelauhan Tanjung Emas Semarang dengan kapasitas
4 kali lebih besar dibadingkan unit I. menempati area seluas 8,2 hektar, dock
galangan unit II ini setelah selesai dibangun direncanakan dapat menampung kapal –
kapal besar berkapasitas hingga 20.000 DWT. Sementara itu building dock yang telah
selesai dibangun akan mampu membangun kapal – kapal baru berukuran 30.000
DWT. Dermaga beton sepanjang 46,5 meter akakn menunjang kebutuhan galangan ta
untuk perawatan terapung sebelum dan sesudah dock serta penyelesaian kapal baru
sesudah diluncurkan. Sedangkan perlengkapan galangan secara bertahap telah
ditingkatkan dengan investasi pembelian mobile crane kapasitas 150 ton, tower crane
dengan kapasitas 32 ton, forklift, mesin press, mesin bubut, dll. Seperti yang terlihat
pada gambar 2.3 berikut merupakan denah dari galangan PT. Janata Marina Indah
unit II.

2.1.1. Struktur Organisasi Perusahaan Dan Fungsi


Struktur organisasi yang dimiliki PT. Janata Marina Indah dapat dilihat pada
gambar 2.4.

Seperti yang terlihat pada gambar 2.4 dewan komisaris memegang peranan
tertinggi dalam organisasi dan memiliki wewenang mengangkat serta
memberhentikan direktur utama. Direktur utama dalam tugas bertugas dibantu oleh
ketua T.I.A. yang memeriksa keuangan dan operasional perusahaan, sekertaris,
diterktur keuangan serta komersil, direktur produksi dan teknik. Kemudian dibawah
direktur keuangan dan komersil terdapat kepala divisi keuangan, kepala divisi
administrasi dan umum, serta kepala divisi komersil. Demikian juga dengan direktur
produksi dan teknik, dibawahnya terdapat kepala divisi teknik, kepala divisi produksi
bangunan baru dan kepala divisi produksi reparasi.

Masing – masing bagian pada PT. Janata Marina Indah memiliko peran dan
fungsinya masing – masing, akan tetapi keseluruhan dari bagian dalam struktur
organisasi tersebut memiliki kaitan satu sama lain. Apabila ada satu bagian yang
kinerjanya kurang memuaskan, maka akan berdampak buruk pada bidang lainnya dan
bila dibiarkan dapat berakibat buruk bagi perusahaan, oleh karena itu diperlukan
koordinasi dan kerja sama yang baik antar bagian, antara atasan dan bawahannya
sehingga terjapai tujuan utama perusahaan.

2. 1.2. Peran dan Fungsi


Seiring perjalanan, PT. Janata Marina Indah terus berupaya meningkatkan
kinerjanya agar mendapat hasil yang maksimal, ini dapat membuktikan bahwa PT.
Janata Marina Indah merupakan salah satu galangan besar yang ada di Indonesia dan
memiliki fasilitas yang memadai. Kinerja yang baik tersebut tentu tidak lepas dari
peran dan fungsi dari setiap bagian pada struktur organisasi yang dimiliki perusahaan.
Berikut adalah peran dan fungsi yang terdapat pada struktur organisasi PT. Janata
Marina Indah :
1. Kepala Devisi
a. Kepala Devisi Komersial
Membantu dan melaksanakan tugas perusahaan dalam bidang pemasaran dan
administrasi yang bersifat komersil.
b. Kepala Devisi Produksi
Membantu dan bertanggung jawab atas perusahaan dalam menangani dan
memimpin bagian devisi produksi bangunan baru.

c. Kepala Devisi Teknik


Melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan devisi teknik
didalam perusahaan tersebut.
2. Kepala Departemen
a. Kepala Departemen Personalia dan Umum
Membantu direktur keuangan dan komersil dalam bidang administrasi dan
memimpin bagian personalia dan umum di kantor pusat.
b. Kepala Departemen Perencanaan
Membantu devisi teknik dalam mempersiapkan dalam perencanaan untuk
pembungan bangunan baru.
c. Kepala Departemen Utilitas
Membantu devisi teknik dan memimpin departmen utilitas diperusahaan.
d. Kepala Departemen Logistik
Memimpin departemen logistik Jakarta dan Semarang, mengatur harga
pemasok, pembelian barang, pengiriman, hingga sampai gudang Semarang.
3. Kepala Bagian
a. Kepala bagian keuangan dan akutansi
Membantu dan bertanggung jawab kepada kepala departemen keuangan
dalam mengurus bagian keuangan.
b. Kepala bagian umum dan personalia
Membantu dan bertanggung jawab kepada kepala departemen umum dan
personalia dalam mengurus bagian umum.
c. Kepala bagian perencaan
Membantu dan bertanggung jawab kepada kepala departemen perencanaan
dalam mengurus proses perencanaan yang dilakukan.
d. Kepala bagian gudang
Membantu dan bertanggung jawab kepada kepala departemen keuangan dan
akutansi dalam mengurus bagian pergudangan.
e. Kepala bagian PCC
Membantu dan bertanggung jawab kepada kepala departemen perencaan
dalam mengurus dan menangani proses perencanaan dan pengendalian.
f. Kepala bagian listrik
Membantu dan bertanggung jawab kepada kepala departemen produksi dalam
mengurus bagian kelistrikan.
g. Kepala bagian mesin
Membantu dan bertanggung jawab kepada kepala departemen produksi
dalam mengurus bagian mesin kapal.
h. Kepala Bagian Lambung
Membantu dan bertanggung jawab kepada kepala depatemen produksi dalam
mengurus bagian lambung kapal.
i. Kepala bagian outfitting
Membantu dan bertanggung jawab kepada kepala departemen produksi dalam
mengurus bagian outfitting mesin kapal.
j. Kepala bagian K3
Membantu dan bertanggung jawab kepada kepala departemen produksi dalam
mengurus bagian keselamatan pekerja.
k. Kepala bagian peralatan
Membantu dan bertanggung jawab kepada kepala departemen utilitas dalam
mengurus bagian peralatan.
l. Kepala bagian QA/QC
Membantu dan bertanggung jawab kepada kepala departemen produksi dalam
mengurus dan memimpin proyek yang sedang dikerjakan.

2.1.3. Fasilitas Perusahaan


Dalam melakukan fungsinya sebagai sebuah galangan, maka diperlukan
sebuah fasilitas yang memadai untuk sebuah galangan agar dapat menjalankan
fungsinya tersebut dengan baik. Kelengkapan fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan
akan sangat berpengaruh pada produksi dari perusahaan itu sendiri, dalam hal ini jika
fasilitas yang dimiliki sebuah perusahaan galangan kurang memadai, maka hasil
produksi kapal dan waktu yang diperlukan akan semakin panjang dibandingkan
dengan perusahaan galangan yang mempunyai fasilitas lebih lengkap.
Sebagai salah satu perusahaan galangan terbesar di Indonesia, PT. Janata
Marina Indah memiliki fasilitas yang cukup lengkap, baik yang terdapat di galangan
unit I terlebih lagi yang terdapat di unit II yang luasnya mencapai 4 kali luas galangan
unit I.

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 adalah berbagai macam fasilitas
yang tersedia pada galangan PT. Janata Marina Indah unit I dengan fasilitas tersebut
PT. Janata Marina Indah siap melayani konsumen dalam hal pembuatan kapal baru
dan juga dalam mereparasi kapal – kapal, tentunya dengan kapasitas yang dapat
ditampung oleh galangan itu sendiri, jika kapal yang hendak diperbaiki dalam
pelaksanaannya tidak bisa dilakukan pada galangan unit I maka konsumen bisa
diarahkan agar kapal diperbaiki di galangan unit II dengan fasilitas yang tertera pada
Tabel 2.4 berikut ini.
2.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi dan misi PT. Janata Marina Indah adalah sebagai berikut :
2.2.1. Visi
Sebagai Perusahaan galangan kapal nasional swasta di Indonesia merupakan
salah satu tulang punggung pembangunan maririm Indonesia yang berperan dalam
industri perkapalan baik di pasar nasional, regional maupun global.
2.2.2. Misi
1. Membantu pemerintah dan perusahaan pelayaran Indonesia untuk
meningkatkan kapasitas angkut nasional untuk mengejar ketinggalan selama
30 tahun terakhir.
2. Mencegah pemerintah agar tidak membangun atau melakukan perbaikan
kapal di luar negeri, terutama untuk ukuran dan jenis kapal yang sudah
mampu dibangun dan diperbaiki di dalam negeri.
3. Meningkatkan kemampuan galangan agar kapasitas bangunan baru maupun
reparasi dapat selalu bertambah sehingga dapat mencegah mengalirnya devisa
keluar negeri melalui upaya / solusi untuk menghindari pembangunan kapal -
kapal baru maupun perbaikan kapal Indonesia ke luar negeri.

2. 3. Sejarah Singkat PT. Janata Marina Indah

Indonesia sebagai Negara kepulauan yang luas menyimpan kekayaan samudra


yang luar biasa besar potensinya. Hadirnya transportasi air dengan perangkat sarana
pelayaran dan perkapalan menjadi kebutuhan yang sangat vital dalam upaya menggali
anugerah alam ini. Membidik satu sisi yang paling tepat sesuai dengan kesiapan dan
keahlian sumber daya manusia saat itu, maka pada bulan februari 1977 berdirilah PT.
Janata Marina Indah, atau yang lebih dikenal dengan nama JMI, yang bergerak dalam
teknologi perkapalan, keterpaduan antara pembangunan kapal baru maupun dock dan
perbaikan kapal.
Peningkatan kapasitas pelayanan terus dikembangkan selaras dengan
meningkatnya tuntutan kebutuhan pelanggan. Untuk memenuhi kebutuhan jasa
perawatan kapal dalam docking, reparing dan floating repair, serta pembuatan kapal
baru, maka pada tanggal 29 Desember 1982 mulai di operasikan graving dock atau
dok kolam di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang.
Dua dasawarsa telah terlewati sudah, JMI berkembang pesat sesuai dengan
gerak laju pertumbuhan perekonomian dan industri negeri ini. Untuk menanggapi
permintaan pasar maka dibangunlah galangan unit II di Pelabuhan Tanjung Emas
pada tahun 1993. Selain memiliki kapasitas dan fasilitas lebih besar bila
dibandingkan dengan unit I, maka unit II ini pun hadir lebih lengkap dan modern bila
semuanya sudah lengkap dibangun sesuai rencana induk. Kedua unit ini beroperasi
secara terpadu untuk melayani pelanggan dari perusahaan – perusahaan swasta serta
pemerintah, bahkan luar negeri termasuk untuk ekspor kapal baru.
Perkembangan perusahaan selalu seiring dengan peningkatan kualitas serta
pelayanan dan perbaikan system manajemen mutu yang sesuai dengan standar
international seperti ISO untuk memastikan bahwa mutu hasil kerjanya terjamin
konsistensinya. Dengan mengimplementasikan suatu standar Internasional ini, sudah
selayaknya bila di penghujung tahun 1998 JMI berhasil meraih sertifikat ISO
9002/1994 dari badan sertifikasi American Bureau of Shipping (ABS).

2. 4 Pengguna Jasa dan Mitra Kerja

Sebagai salah satu perusahaan galangan yang terbesar di Indonesia, PT. Janata
Marina Indah mempunyai beberapa bidang usaha yang ditekuni. Bidang – bidang
usaha ini adalah sebagai bentuk pelayanan PT. Janata Marina Indah kepada para
konsumen yang hendak menggunakan jasa perusahaan untuk keperluan kapal – kapal
mereka. Diantara bidang – bidang usaha yang ditekuni PT. Janata Marina Indah
adalah sebagai berikut:
1) Perawatan Terapung
Perawatan terapung merupakan salah satu bidang usaha yang ditekuni
oleh galangan–galangan PT. Janata Marina Indah untuk kapal–kapal
konsumen, perawatan terapung ini merupakan tempat perawatan kapal–kapal
yang dilakukan diatas permukaan air atau terapung. Perbaikan yang dilakukan
pada perawatan terapung ini meliputi :
a) Perbaikan mesin induk.
b) Perbaikan mesin banru.
c) Perbaikan komponen listrik.
d) Perbaikan perpipaan mesin.
e) Perbaikan lambung kapal / perlengkapan yang ada diatas permukaan
air.
2) Pengedokan Kapal
Perbaikan pengedokan kapal merupakan salah satu bidang usaha yang
ditekuni oleh galangan – galangan PT. Janata Marina Indah untuk kapal –
kapal konsumen, pengedokan kapal merupakan tempat perawatan kapal –
kapal yang dilakukan di dalam graving dock. Perbaikan yang dilakukan pada
perawatan pengedokan kapal ini meliputi :
a) Perbaikan mesin induk instalasi baling – baling dan porosnya, kemudi
serta tongkat kemudi.
b) Perbaikan mesin bantu dan instalasinya.
c) Perbaikan komponen listrik.
d) Perbaikan perpipaan mesin, akomodasi dan pipa yang ada
hubungannya dengan lambung kapal.
e) Perbaikan lambung kapal / perlengkapan kapal yang ada diatas air atau
dibawah air.
3) Pembangunan Kapal Baru
Pembangunan kapal baru merupakan salah satu bidang usaha yang
ditekuni oleh galangan – galangan PT. Janata Marina Indah. Bidang usaha ini
melayani rancang bangun dan rekayasa seluruh macam tipe kapal, antara lain :
a) Kapal barang.
b) Kapal peti kemas.
c) Kapal tunda.
d) Kapal penyebrangan.
e) Kapal tanker.

BAB 3
Perawatan Transformator untuk Supply Kapal
Di PT. Janata Marina Indah

3.1. Pendistribusian Listrik PT. Janata Marina Indah


3.1.1. Sumber Listrik Darat/PLN
Di Indonesia, penyedia listrik dikelola pengusaha ketenaga listrikan (PT.PLN)
dan pelaksana Instalasinya dikerjalakn oleh kelompok Instalatir.
Energi listrik dari mulai pembangkit sampai kepada pemakai atau konsumen
lsitrik disalurkan melalui saluran transmisi dan distribusi yang bisa disebut Instalasi
penyedia listrik.
Di pusat pembangkit tenaga listrik, Listrik dihasilkan oleh sebuah alat yang
dinamakan Generator. Generator digerakan oleh turbin dari bentuk energi lain yang nantinya
dikompersikan sebagai energi untuk memutarkan generator secara stabil. Energi tersebut bisa
berupa Air di Pembangkit listrik tenaga Air (PLTA), Gas di PLTG, uap di PLTU, Diesel di
PLTD, Panas bumi di PLTP, dan Nuklir di PLTN.

3.1.2. Kubikel

Kubikel  ialah  suatu  perlengkapan  atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai
pengendali, penghubung  dan  pelindung  serta  membagi  tenaga listrik dari sumber tenaga
listrik, Kubikel istilah umum yang mencangkup peralatan switching dan kombinasinya
dengan peralatan kontrol, pengukuran, proteksi dan peralatan pengatur.

3.1.3. Power House

Power House adalah tempat sumber energi listrik dari PLN yang sudah
diturunkan tegangannya dengan trafo step down, seperti yang terlihat pada gambar
3.3 adalah salah satu house power yang terdapat di galangan Janata Marina Indah
(JMI). Di dalam house power tersebut terdapat panel yang berfungsi untuk
menyebarkan aliran listrik ke seluruh Panel Hubung Bagi (PHB).

3.1.4. PANEL HUBUNG BAGI (PHB)

3.1.5. TRANSFOMATOR
3.2. Pengertian Transformator
Transformator atau sering disebut dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang
dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari perubahan
taraf tersebut diantaranya seperti untuk menurunkan Tegangan AC dari 440VAC
menjadi 380VAC ,dari 380VAC menjadi 220VAC ,dan dari 220VAC ke 110 VAC
ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC,dari 220VAC menjadi
380VAC,dan dari 380VAC menjadi 440 VAC.
3.3. Prinsip Dasar Transformator
Prinsip dasar suatu transformator adalah induksi bersama(mutual induction)
antara dua rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang
sederhana,transformator terdiri dari dua buah kumparan induksi yang secara listrik
terpisah tetapi secaramagnet dihubungkan oleh suatu path yang mempunyai relaktansi
yang rendah. Kedua kumparan tersebut mempunyai mutual induction yang tinggi.
Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks
bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain
menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai dengan
induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus bolak balik mengalir pada
induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl).

3.4. Jenis-jenis Transformator


Ada beberapa jenis Trafo yang digunakan dalam sistem kelistrikan untuk
keperluan yang berbeda-beda. Keperluan-keperluan tersebut diantaranya seperti trafo
yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk keperluan distribusi dan
transmisi tenaga listrik. Perangkat yang dalam bahasa Inggris disebut dengan
Transformer ini dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa jenis, diantaranya
seperti pengklasifikasian berdasarkan level tegangan, berdasarkan media atau bahan
inti (core) trafo yang digunakan, berdasarkan pengaturan lilitan, berdasarkan
penggunaannya dan juga berdasarkan tempat penggunaannya.
3.4.1. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Level Tegangan
Trafo yang diklasifikasikan berdasarkan level tegangan ini merupakan trafo
yang paling umum dan sering kita gunakan. Pengklasfikasian ini pada dasarnya
tergantung pada rasio jumlah gulungan di kumparan Primer dengan jumlah kumparan
Sekundernya. Jenis Trafo berdasarkan Level tegangan ini diantaranya adalah Trafo
Step Up dan Trafo Step Down.
1) Transformator Step UP
Trafo Step Up ialah Trafo yang berfungsi untuk menaikan level
teganan AC atau taraf dari rendah ke taraf yang lebih tinggi. Komponen
tegangan sekunder dijadikan tegangan Output yang lebih tinggi yakni dapat
ditingkatkan dengan cara memperbanyak lilitan di kumparan sekundernya
sehingga jumlah lilitan kumparan primer lebih sedikit (NS>NP).Ciri-ciri
transformator Step UP :
a. Jumlah lilitan kumparan primer selalu lebih kecil dari jumlah lilitan
kumparan sekunder, (Np < Ns)
b. Tegangan primer selalu lebih kecil dari tegangan sekunder, (Vp <
Vs)
c. Kuat arus primer selalu lebih besar dari kuat arus sekunder, (Ip> Is)

Gambar 3. 1 Skema Transformatot Step Up

2) Transformator Step Down


Trafo Step Down ialah Trafo yang berfungsi menurunkan taraf level
tegangan AC dari taraf yang tinggi ke rendah. Pada Trafo jenis ini, Rasio
untuk jumlah lilitan pada kumparan primer lebih banyak daripada jumlah l
ilitan pada kumparan yang sekunder. Ciri-ciri transformator Step UP :
a. Jumlah lilitan kumparan primer selalu lebih besar dari jumlah lilitan
kumparan sekunder, (Ip> Ns)
b. Tegangan primer selalu lebih besar dari tegangan sekunder (Vp >
Vs)
c. Kuat arus primer selalu lebih kecil dari kuat arus sekunder, (Ip< Is)
Gambar 3. 2 Skema Transformator Step Down

3.4.2. Jenis-jenis Transformator berdasarkan bahan Inti (core) yang Digunakan


Berdasarkan media atau bahan Inti yang digunakan untuk lilitan primer dan
lilitan sekunder, Trafo dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Trafo berinti Udara (Air
Core) dan Trafo berinti Besi (Iron Core)
1) Trafo berinti Udara (Air Core Transformer)
Pada Trafo yang berinti Udara, Gulungan Primer dan Gulungan
Sekunder dililitkan pada inti berbahan non-magnetik yangbiasanya berbentuk
tabung yang berongga. Bahan non-magnetik yang dimaksud tersebut dapat
berupa bahan kertas ataupun karton. Ini artinya, hubungan hubungan fluks
antara gulungan primer dan gulungan sekunder adalah melalui udara. Tingkat
kopling atau induktansi mutual diantara lilitan-lilitan tersebut lebih kecil
dibandingkan dengan Trafo yang berinti besi.Kerugian Histerisis dan kerugian
arus eddy yang biasanya terjadi pada trafo inti besi dapat dikurangi atau
bahkan dapat dihilangkan pada trafo yang yang berinti udara ini. Trafo inti
udara ini biasanya digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.
2) Trafo berinti Besi (Iron Core Transformer)
Pada Trafo berinti Besi, gulungan primer dan gulungan sekunder
dililitkan pada inti lempengan-lempengan besi tipis yang dilaminasi. Trafo inti
besi memiliki efisiensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan trafo yang
berinti udara. Hal ini dikarenakan bahan besi mengandung sifat magnetik dan
juga konduktif sehingga  mempermudah jalannya fluks magnet yang
ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas
yang ditimbulkan. Trafo yang berinti besi biasanya digunakan pada aplikasi
frekuensi rendah.
3.4.3. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Pengaturan Lilitannya
Salah satu contoh trafo berdasarkan pengaturan lilitannya yaitu trafo Trafo
Otomatis (Auto Transformer).
Auto Transformer atau Trafo Otomatis adalah Trafo listrik yang hanya
memiliki satu kumparan dimana kumparan primer dan kumparan sekundernya
digabung dalam 1 rangkaian yang terhubung secara fisik dan magnetis. Pengaturan
lilitan ini sangat berbeda dengan Trafo standar pada umumnya yang terdiri dari dua
kumparan atau gulungan yang ditempatkan pada dua sisi berbeda yaitu  kumparan
Primer dan kumparan sekunder.
Trafo Otomatis ini sering digunakan sebagai trafo step up dan step down yang
berfungsi untuk menaikan tegangan maupun menurun tegangan pada kisaran 100V-
110V-120V dan kisaran 220V-230V-240V bahkan pada kisaran 110V hingga 220V.

Gambar 3. 3 Auto Transformer dan Skemanya

3.4.4. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Penggunaannya


Trafo dapat digunakan untuk melakukan berbagai fungsi sesuai dengan
kebutuhannya. Trafo jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi Trafo daya, trafo
distribusi, trafo pengukuran dan trafo proteksi.
1) Trafo Daya (Power Transformer)

Gambar 3. 4 Trafo Daya


Transformator Daya adalah jenis trafo yang berukuran besar dan
digunakan untuk aplikasi transfer daya tinggi yang mencapai hingga 33 Kilo
Volt. Trafo daya ini sering digunakan di stasiun pembangkit listrik dan gardu
transmisi. Trafo Daya biasanya memiliki tingkat insulasi yang tinggi.

2) Trafo Distribusi (Distribution Transformer)

Gambar 3. 5 Trafo Distribusi


Trafo Distribusi atau Distribution Transformer digunakan untuk
mendistribusikan energi listrik dari pembangkit listrik ke daerah perumahan
ataupun lokasi industri. Pada dasarnya, Trafo Distribusi ini mendistribusikan
energi listrik pada tegangan rendah yang kurang dari 33 kilo Volt untuk
keperluan rumah tangga ataupun industri yang berada dalam kisaran tegangan
220V hingga 440V.

3) Trafo Pengukuran (Measurement Transformer)

Gambar 3. 6 Trafo Pengukuran


Trafo Pengukuran atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
Measurement Transformer atau Instrument Transformer ini digunakan untuk
mengukur kuantitas tegangan,arus listrik dan daya yang biasanya
diklasifikasikan menjadi trafo tegangan dan trafo arus listrik dan lain-lainnya.

4) Trafo Proteksi (Protection Transformer)

Gambar 3. 7 Trafo Proteksi


Trafo Proteksi ini digunakan untuk melindungi komponen listrik.
Perbedaan utama antara trafo proteksi dan trafo pengukuran adalah pada
akurasinya.Dimana trafo proteksi harus lebih akurat jika dibandingkan dengan
trafo pengukuran.
3.4.5. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Tempat Penggunaanya
Penggolongan Trafo berdasarkan tempat penggunaannya ini biasanya terdiri
dari trafo indoor (dalam ruangan) trafo outdoor (luar ruangan). Trafo Indoor adalah
trafo yang harus diletakan di dalam ruangan yang ditutupi dengan atap seperti trafo-
trafo yang digunakan pada industri-industri sedangkan trafo outdoor adalah trafo
yang dapat ditempatkan diluar ruangan seperti trafo distribusi yang ditempatkan di
gardu induk dan lain-lainnya.

3.5. Bagian-bagian Transformator


1) Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-
lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-
rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
2) Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang
membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari
kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik thgerhadap inti
besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton,
pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan
dan arus
3) Minyak Transformator
Berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Minyak trafo
mempunyai sifat media pemindah panas (disirkulasi) dan mempunyai daya
tegangan tembus tinggi.
Pada power transformator, terutama yang berkapasitas besar,
kumparan-kumparan dan inti besi transformator direndam dalam minyak-
trafo. Syarat suatu cairan bisa dijadikan sebagai minyak trafo adalah sebagai
berikut:
a) Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )
b) Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam
minyak dapat mengendap dengan cepat
c) Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan
kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
d) Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat
membahayakan
e) Tidak merusak bahan isolasi padat
f) Sifat kimia yang stabil

4) Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui
sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator.
Bushing sekaligus berfungsi sebagai penyekat/isolator antara konduktor
tersebut dengan tangki transformator.
5) Tangki Konservator
Berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara akibat
pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasangkan
rele bucholz yang akan meyebak gas produksi akibat kerusakan mimyak
karena listrik.
Untuk menjaga agar minyak terkontaminasi dengan air uyang masuk
bersama udara melalui saluran pelepasan dan masukanya udara kedalam
konservator perlu dilengkapi media penyerap uap air pada udara sering
disebut denga silicagel tidak keluar mencemari udara disekitarnya.
6) Peralatan Bantu Pendinginan Transformator
Pada inti besi dan kumparan – kumparan akan timbul panas akibat
rugi-rugi tembaga. Maka panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, ini akan merusak isolasi, maka untuk mengurangi kenaikan suhu
yang berlebihan tersebut transformator perlu dilengkapi dengan alat atau
sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator, media yang
dipakai pada sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas, Minyak dan Air.
Pada cara alamiah, pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan
suhu media dan untuk mempercepat pendinginan dari media-media (minyak-
udara/gas) dengan cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip (radiator).
Bila diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara manual dapat
dilengkapi dengan peralatan untuk mempercepat sirkulasi media pendingin
dengan pompa pompa sirkulasi minyak, udara dan air, cara ini disebut
pendingin paksa (Forced).

7) Tap Changer
Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangan nominalnya sesuai
ketentuan, tapi pada saat operasi dapat saja terjadi penurunan tegangan
sehingga kualitasnya menurun, untuk itu perlu alat pengatur tegangan agar
tegangan selau pada kondisi terbaik, konstan dan berkelanjutan.
Untuk itu trafo dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan
tegangan pada sisi masuk/input tidak mengakibatkan perubahan tegangan
pada sisi keluar/output, dengan kata lain tegangan di sisi keluar/output-nya
tetap. Alat ini disebut sebagai sadapan pengatur tegangan tanpa terjadi
pemutusan beban, biasa disebut On Load Tap Changer (OLTC). Pada
umumnya OLTC tersambung pada sisi primer dan jumlahnya tergantung pada
perancangan dan perubahan sistem tegangan pada jaringan.

8) Alat pernapasan (Dehydrating Breather)


Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas
yang timbul, maka minyak ditampung pada tangki yang sering disebut sebagai
konservator. Pada konservator ini permukaan minyak diusahakan tidak boleh
bersinggungan dengan udara, karena kelembaban udara yang mengandung
uap air akan mengkontaminasi minyak walaupun proses pengkontaminasinya
berlangsung cukup lama. Untuk mengatasi hal tersebut, udara yang masuk
kedalam tangki konservator pada saat minyak menjadi dingin memerlukan
suatu media penghisap kelembaban, yang digunakan biasanya adalah silica
gel. Kebalikan jika trafo panas maka pada saat menyusut maka akan
menghisap udara dari luar masuk kedalam tangki dan untuk menghindari
terkontaminasi oleh kelembaban udara maka diperlukan suatu media
penghisap kelembaban yang digunakan biasanya adalah silica gel, yang secara
khusus dirancang untuk maksud tersebut diatas.
9) Indikator-indikator
a) Thermometer / Temperature Gauge, alat ini berfungsi untuk mengukur
tingkat panas dari trafo, baik panasnya kumparan primer dan sekunder
juga minyak trafonya. Thermometer ini bekerja atas dasar air raksa
(mercuri/Hg) yang tersambung dengan tabung pemuaian dan
tersambung dengan jarum indikator derajat panas.
Beberapa thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor
(khusus yang tersambung dengan transformator arus, yang terpasang
pada salah satu fasa fasa tengah) dengan demikian penunjukan yang
diperoleh adalah relatif terhadap panas sebenarnya yang terjadi
b) Permukaan minyak / Level Gauge, alat ini berfungsi untuk penunjukan
tinggi permukaan minyak yang ada pada konservator.  Ada beberapa
jenis penunjukan, seperti penunjukan lansung yaitu dengan cara
memasang gelas penduga pada salah satu sisi konservator sehingga
akan mudah mengetahui level minyak. Sedangkan jenis lain jika
konservator dirancang sedemikian rupa dengan melengkapi semacam
balon dari bahan elastis dan diisi dengan udara biasa dan dilengkapi
dengan alat pelindung seperti pada sistem pernapasan sehingga
pemuaian dan penyusutan minyak-udara yang masuk kedalam balon
dalam kondisi kering dan aman.
10) Peralatan Proteksi Internal
a) Relai Bucholzt, Penggunaan relai deteksi gas (Bucholtz) pada
Transformator terendam minyak yaitu untuk mengamankan
transformator yang didasarkan pada gangguan Transformator seperti :
arcing, partial discharge dan over heating yang umumnya
menghasilkan gas. Gas-gas tersebut dikumpulkan pada ruangan relai
dan akan mengerjakan kontak-kontak alarm.
Relai deteksi gas juga terdiri dari suatu peralatan yang tanggap
terhadap ketidaknormalan aliran minyak yang tinggi yang timbul pada
waktu transformator terjadi gangguan serius. Peralatan ini akan
menggerakkan kontak trip yang pada umumnya terhubung dengan
rangkaian trip Pemutus Arus dari instalasi transformator tersebut.
Ada beberapa jenis relai bucholtz yang terpasang pada transformator,
Relai sejenis tapi digunakan untuk mengamankan ruang On Load Tap
Changer (OLTC) dengan prinsip kerja yang sama sering disebut
dengan Relai Jansen. Terdapat beberapa jenis antara lain sama seperti
relai buhcoltz tetapi tidak ada kontrol gas, jenis tekanan ada yang
menggunakan membran/selaput timah yang lentur sehingga bila terjadi
perubahan tekanan kerena gangguan akan bekerja, disini tidak ada
alarm akan tetapi langsung trip dan dengan prinsip yang sama hanya
menggunakan pengaman tekanan atau saklar tekanan.
b) Jansen membran, alat ini berfungsi untuk pengaman tekanan lebih
(Explosive Membrane) / Bursting Plate. Relai ini bekerja karena
tekanan lebih akibat gangguan didalam transformator, karena tekanan
melebihi kemampuan membran/selaput yang terpasang, maka
membran akan pecah dan minyak akan keluar dari dalam
transformator yang disebabkan oleh tekanan minyak
c) Relai tekanan lebih (Sudden Pressure Relay), suatu flash over atau
hubung singkat yang timbul pada suatu transformator terendam
minyak, umumnya akan berkaitan dengan suatu tekanan lebih didalam
tangki, karena gas yang dibentuk oleh dekomposisi dan evaporasi
minyak.Dengan melengkapi sebuah relai pelepasan tekanan lebih pada
trafo, maka tekanan lebih yang membahayakan tangki trafo dapat
dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih ini tidak dapat dieliminasi
dalam waktu beberapa millidetik, maka terjadi panas lebih pada cairan
tangki dan trafo akan meledak. Peralatan pengaman harus cepat
bekerja mengevakuasi tekanan tersebut.
d) Relai pengaman tangki, relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi
arus mengalir pada tangki,akibat gangguan fasa ke tangki atau dari
instalasi bantu seperti motor kipas,sirkulasi dan motor-motor bantu
yang lain.Arus ini sebagai pengganti relai diferensial sebab sistim relai
pengaman tangki biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi
trafo arus disisi primer dan biasanya pada trafo dengan kapasitas kecil.
Trafo dipasang diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah
kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang dilewatkan
melali trafo arus dengan tingkat isolasi dan ratio yang kecil kemudian
tersambung pada relai tangki tanah dengan ratio Trafo arus antara 300
s/d 500 dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.
e) Neutral Grounding Resistance / NGR atau Resistance Pentanahan
Trafo, adalah tahanan yang dipasang antara titik netral trafo dengan
pentanahan, dimana berfungsi untuk memperkecil arus gangguan.
Resistance dipasang pada titik neutral trafo yang dihubungkan Y
( bintang/wye ).
3.6. Jenis-jenis pendingin pada Transformator
Terdapat dua jenis pendingin pada transformator, diantaranya adalah:
1) Tipe Kering
a) AA : Pendingin udara natural
b) AFA : Pendinginan udara terpompa
2) Tipe Basah
a) ONAN : Oil Natural Air Natural
Pada tipe ini udara dan oli akan bersikulasi dengan alami.
Perputaran oli akan dipengaruhi oleh suhu dari oli tersebut.
b) ONAF : Oil Natural Air Forced
Pada tipe ini oli akan bersikulasi dengan alami namun saat oli
melalui radiator oli akan didinginkan dibantu dengan kipas/fan.
c) OFAF : Oil Forced Air Forced
Pada tipe ini oli akan didinginkan dengan bantuan pompa agar
sirkulasi semakin cepat dan juga dibantu kipa/fan pada
radiatornya.Khusus jenis trafo tenaga tipe basah, kumparan-kumparan
dan intinya direndamdalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga
yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai
media pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi ( tegangan
tembus tinggi ) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan
isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sbb. :
 Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )
 Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam
minyak dapatmengendap dengan cepat.
 Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan
kemampuan pendinginan menjadi lebih baik.
 Titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap
3.7. Rugi-rugi pada Transformator
3.7.1. Rugi Arus Pusar (eddy current)
Arus pusar adalah arus yang mengalir pada material inti karena tegangan yang
diinduksi oleh fluks. Arah pergerakan arus pusar adalah 90 o terhadap arah fluks
seperti terlihat pada Gambar 3.17.
Gambar 3. 8 eddy current

Dengan adanya resistansi dari material inti maka arus pusar dapat
menimbulkan panas sehingga mempengaruhi sifat fisik material inti tersebut bahkan
hingga membuat transformererbakar. Untuk mengurangi efek arus pusar maka
material inti harus dibuat tipis dan dilaminasi sehingga dapat disusun hingga sesuai
tebal yang diperlukan.

3.7.2. Rugi Hysterisis


Rugi hysterisis terjadi karena respon yang lambat dari material inti. Hal ini terjadi
karena masih adanya medan magnetik residu yang bekerja pada material, jadi saat
arus eksitasi bernilai 0, fluks tidak serta merta berubah menjadi 0 namun perlahan-
lahan menuju 0.Sebelum fluks mencapai nilai 0 arus sudah mulai mengalir kembali
atau dengan kata lain arus sudah bernilai tidak sama dengan 0 sehingga akan
membangkitkan fluks kembali. Rugi hysterisis ini memperbesar arus eksitasi karena
medan magnetik residu mempunyai arah yang berlawanan dengan medan magnet
yang dihasilkan oleh arus eksitasi.Untuk mengurangi rugi ini, material inti dibuat dari
besi lunak yang umum digunakan adalah besi silikon.

3.7.3. Rugi Tembaga


Rugi tembaga adalah rugi yang dihasilkan oleh konduktor/tembaga yang digunakan
sebagai bahan pembuat kumparan. Rugi ini diakibatkan oleh adanya resistansi bahan.
3.7. Perawatan transformator
Pada saat praktikan melakukan praktik kerja dilapangan perawatan yang
dilakukan diantaranya yaitu melakukan penggantian bushing transformator dan
mengganti cabble scun pada terminal transformator.
3.7.2. Peralatan dan bahan yang digunakan
Beberapa peralatan dan bahan yang digunakan untuk perawatan transformator
diantaranya yaitu :
3.7.3. Penggantian Bushing transformator

3.7.4. Penggantian Cabble Scun

3.7.5. Hasil Akhir


Adapun hasil akhir dari proses penggantian Scun transformator yaitu seperti pada
gambar 3.43 dan gambar 3.44

Anda mungkin juga menyukai