0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan10 halaman

BAB III Seminar Pasien Jiwa Fixxxxx

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 10

BAB III

TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pasien Ny. I umur 23 th berjenis kelamin perempuan ber alamat di Jln.
Cendana RT 001 RW 004 Mendau Bengkalis dengan No. MR 090574 masuk
ke IGD pada tanggal 03 Desember 2019 datang dengan keluhan dirumah
pasien gelisah,bicara dan tertawa sendiri, marah-marah, keluyuran, serta tidur
kurang. Pasien baru pertama kali dirawat di RSJ.
Berdasarkan dari hasil pengkajian tanggal 06 Desember 2019, pasien
mengatakan
mendengar suara perempuan yang ingin mengajaknya pergi. Suara
tersebut sering didengar pasien saat malam hari ketika ia mau tidur.
Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa pasien sering bicara
sendiri, sering tertawa sendiri, pasien tampak bingung dan juga sering mondar
mandir. Bila di ajak bicara, perhatian pasien mudah berganti dari satu objek
ke objek lainnya dan isi pembicaraan pasien ngawur.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD: 110/80 mmHg, nadi:90xi,
pernafasan: 20x/i, BB: 38 kg, TB : 150 cm. Pasien mengatakan tidak ada
keluhan fisik yang dirasakan saat ini.
Dari hasil wawancara didapatkan klien mengatakan ia hanya tamat
SMA dan saat ini pasien tidak bekerja. Pasien mengatakan ia jarang keluar
rumah. Sebelum sakit hubungannya dengan keluarga baik pasien mengatakan
orang yang paling dekat dengan dirinya ialah ibunya. Namun setelah sakit
hubungannya dengan ibunya menjadi renggang. Pengalaman yang
menyedihkan yang pernah dirasakan oleh klien ialah ia pernah berkelahi
dengan temannya saat masih SD.
B. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
DS : - Pasien mengatakan mendengar
suara perempuan yang ingin
mengajaknya pergi
-Pasien mengatakan mendengar
suara tersebut saat malam hari Gangguan Sensori Persepsi
ketika ia mau tidur. Halusinasi Pendengaran
DO : - Pasien tampak bicara sendiri
1 dan tertawa sendiri
- Pasien tampak mondar mandir
- Pasien tampak binggung
- Perhatian pasien mudah
berganti
dari satu objek ke objek lainnya

C. DAFTAR MASALAH
1. Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran

D. POHON MASALAH

isolasi sosial       Efek

resiko perilaku kekerasan Coreproblem

gangguan sensori persepsi: halusinasi Causa


E. Rencana Keperawatan (NCP)
No. Dx. Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1.        Gangguan TUM: - Setelah dilakukan satu kali  Bina hubungan saling percaya
Sensori Klien tidak mencederai diri, interaksi klien mampu dengan menggunakan prinsip
Persepsi: orang lain, atau lingkungan membina hubungan saling komunikasi terapeutik
Halusinasi TUK: percaya dengan perawat, a. Sapa klien dengan ramah, baik
Pendengaran 1.    Klien dapat membina dengan k riteria hasil: verbal maupun non verbal
hubungan saling percaya  Membalas sapaan perawat b. Perkenalkan diri dengan sopan
 Ekspresi wajah bersahabat c. Tanyakan nama lengkap klien dan
dan senang nama panggilan kesukaan klien
 Ada kontak mata d. Jelaskan maksud dan tujuan
 Mau berjabat tangan berinteraksi
 Mau menyebutkan nama e. Berikan perhatian pada klien,
 Klien mau duduk perhatikan kebutuhan dasarnya
berdampingan dengan  Beri kesempatan klien
perawat mengungkapkan perasaannya
 Klien mau mengutarakan   Dengarkan ungkapan klien dengan
masalah yang dihadapi empati
2.      TUK 2: - Klien mampu mengenal  Adakan kontak sering dan singkat
Klien dapat mengenal halusinasinya dengan criteria secara bertahap
halusinasinya hasil:  Tanyakan apa yang didengar dari
 Klien dapat menyebutkan halusinasinya
waktu timbul halusinasi  Tanyakan kapan halusinasinya
 Klien dapat dating
mengidentifikasi kapan  Tanyakan isi halusinasinya
frekwensi, situasi saat  Bantu klien mengenal halusinasi
terjadi halusinasi  Jika menemukan pasien sedang
 Klien dapat halusinasi tanyakan apakah ada
mengungkapkan perasaan suara yang didengar
saat muncul halusinasi.  Jika pasien menjawab ada,
lanjutkan apa yang dikatakan
 Katakan bahwa perawat
percaya, pasien mendengar
suara itu, namun perawat sendiri
tidak mendengarnya ( dengan
nada bersahabat tanpa menuduh/
menghakimi)
 Katakan bahwa pasien lain juga
ada yang seperti pasien
 Katakan bahwa perawat akan
membantu pasien
 Diskusikan dengan klien:
 Situasi yang menimbulkan/
tidak menimbulkan halusinasi
 Waktu, frekwensi terjadinya
halusinasi (pagi, sore, siang dan
malam/ atau jika sendiri,
jengkel atau sedih)
 Diskusikan dengan klien apa yang
dirasakan jika terjadi halusinasi
(marah, takut, sedih, senang, beri
ksempatan pasien mengungkapkan
perasaannya)
TUK 3: - Klien dapat a. Identifikasi bersama pasien
Klien dapat mengontrol mengidentifikasi tindakan tindakan yang bias dilakukan bila
halusinasinya yang dilakukan untuk terjadi halusinasi
mengendalikan halusinasi b. Diskusikan manfaat dan cara yang
3.1   Klien dapat menunjukkan digunakan klien, jika bermanfaat
cara baru untuk mengontrol beri pujian
halusinasinya c.  Diskusikan cara baik memutus
atau mengontrol halusinasi
 Tutup mata, telinga, katakana “
Saya tidak mau dengar, kamu suara
palsu”
 Temui orang lain atau perawat
untuk bercakap-cakap atau
mengatakan halusinasi yang
didengar
 Membuat jadwal kegiatan sehari-
hari
 Meminta teman, keluarga atau
perawat menyapa klien jika tampak
bicara sendiri atau melamun
d. Bantu klien memilih dan melatih
cara mengontrol halusinasi secara
bertahap
e. Beri kesempatan untuk melakukan
cara yang dilatih, evaluasi hasilnya
jika benar beri pujian
f.  Anjurkan klien mengikuti TAK
jenis orientasi realita atau stimulasi
persepsi:
TUK 4: - Klien dapat memilih cara a. Anjurkan klien memberitahu
Klien dapat dukungan dari mengatasi halusinasi keluarga jika mengalami
keluarga dalam mengontrol 4.1 Klien melaksanakan cara halusinasi
halusinasinya yang telah dipilih memutus b. Diskusikan dengan keluarga (Pada
halusinasinya saat keluarga berkunjung atau
kunjungan rumah)
 Gejala halusinasi yang dialami
pasien
 Cara klien dan keluarga yang
dapat memutus halusinasi
 Cara merawat anggota
keluarga yang mengalami
halusinasi dirumah:
 Beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri
 Beri informasi waktu
follow up atau kapan
perlu mendapat bantuan
halusinasi tidak
terkontrol dan risiko
mencederai orang lain
c. Diskusikan dengan klien dan
keluarga tentang jenis, dosis,
frekwensi dan manfaat obat
d. Pastikan klien minum obat
sesuai dengan program dokter
TUK 5: - Keluarga dapat membina a. Anjurkan klien bicara dengan
Klien dapat menggunakan hubungan saling percaya dokter tentang manfaat dan efek
obat dengan benar untuk dengan perawat samping obat yang dirasakan
mengendalikan halusinasi 5.1 Keluarga dapat menyebut b. Diskusikan akibat berhenti obat
pengertian, tanda dan tanpa konsultasi
tindakan untuk mengalihkan c. Bantu klien menggunakan obat
halusinasi dengan prinsip 5 benar
5.2 Klien dan keluarga dapat
menyebutkan manfaat, dosis
dan efek samping obat
 Klien minum obat teratur
 Klien dapat informasi
tentang manfaat dan efek
samping obat
 Klien dapet memahami
akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi
 Klien dapat menyebutkan
prinsip 5 benar
penggunaan obat
F. TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Pada hari jumat tanggal 6 Desember 2019 dilakukan tindakan


keperawatan pada Ny. I melatih sp 1 halusinasi yaitu mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa pasien mau
dilatih cara menghardik halusinasi. Pasien mampu memperagakan cara
menghardik halusinasi. Intervensi dilanjutkan pasien diminta untuk latihan
menghardik halusinasi secara mandiri 2x sehari yaitu pukul 08.00 dan
20.00. Rencana tindak lanjut yang dilakukan pada pasien ialah latihan sp 2
halusinasi dengan cara bercakap-cakap.

Sabtu, tanggal 7 Desember 2019 dilakukan tindakan keperawatan pada


Ny. I melatih sp 2 halusinasi yaitu mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa pasien mau dilatih
cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap. Pasien mampu
memperagakan cara bercakap-cakap. Intervensi dilanjutkan pasien diminta
untuk latihan bercakap-cakap secara mandiri 2x sehari yaitu pukul 10.00
dan 15.00. Rencana tindak lanjut yang dilakukan pada pasien ialah latihan
sp 3 halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.

Senin, tanggal 9 Desember 2019 dilakukan tindakan keperawatan


pada Ny. I melatih sp 3 halusinasi yaitu mengontrol halusinasi dengan cara
melakukan aktvitas terjadwal. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa pasien
mau dilatih cara melakukan aktivitas terjadwal. Pasien mampu melakukan
latihan aktivitas terjadwal. Intervensi dilanjutkan pasien diminta untuk
melakukan aktivitas terjadwal secara mandiri. Rencana tindak lanjut yang
dilakukan pada pasien ialah latihan sp 4 halusinasi dengan cara minum obat.

Selasa tanggal 10 Desember 2019 dilakukan tindakan keperawatan


pada Ny. I melatih sp 4 halusinasi yaitu mengontrol halusinasi dengan cara
minum obat secara teratur. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa pasien mau
dilatih cara minum obat secara teratur. Pasien mampu meminum obat secara
teratur. Intervensi dilanjutkan pasien diminta untuk meminum obat secara
mandiri tanpa harus dibantu yaitu pukul 06.00 dan 13.00. Rencana tindak
lanjut yang dilakukan pada pasien ialah latihan sp 1-4 halusinasi dengan
cara menghardik,bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas
terjadwal, dan meminum obat secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai