Struktur Beton Prategang
Struktur Beton Prategang
Struktur Beton Prategang
Dosen Pembimbing
Disusun Oleh :
Willy Cahydhiputra G 2411161188
Satya Ananda S 2411161200
FAKULTAS TEKNIK
CIMAHI
2018
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
Penulis
i
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
DAFTAR ISI
ii
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
iii
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
BAB I PENDAHULUAN
Jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati suatu rintangan yang
berada lebih rendah. Rintangan-rintangan tersebut dapat berupa jurang, lembah,
jalanan, rel, sungai, badan air, atau hambatan lainnya. Tujuan jembatan adalah
untuk membuat jalan bagi orang atau kendaraan melewati sebuah rintangan. Selain
itu jembatan juga menjadi alternatif untuk menyambung ruas jalan sehingga dapat
memperpendek jarak.
I-1
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Jenis Jenis jembatan berdasarkan lokasi, fungsi, bahan konstruksi dan tipe struktur
sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman
dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir.
I-2
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
sampai 40m. contoh jembatan girder yang paling umum kita jumpai adalah
jembatan sungai.
Menurut bentuknya, jenis girder dibedakan menjadi :
1. Balok I
Girder dengan bentuk balok I sering disebut dengan PCI Girder (yang
dibuat dari material beton). Girder ini dapat terbuat dari bahan
komposit ataupun bahan non komposit, dalam memilih hal ini perlu
dipertimbangkan berbagai hal seperti jenis kekuatan yang diperlukan
dan biaya akan dikeluarkan.
2. Box Girder
Box girder sangat cocok digunakan untuk jembatan bentang panjang.
Biasanya box girder didesain sebagai struktur menerus diatas pilar
karena box girder dengan beton prategang dalam desain biasanya akan
menguntungkan untuk bentang menerus. Box girder sendiri dapat
berbentuk trapesium ataupun kotak. Namun bentuk trapesium lebih
digemari penggunaannya karena karena akan memberikan efisiensi
yang lebih tinggi dibanding bentuk kotak.
3. Balok T
Balok T ekonomis untuk bentang 40-60 ft. Namun pada struktur
jembatan miring, perancangan balok T memerlukan rangka kerja yang
lebih rumit. Perbandingan tebal dan bentang struktur pada balok T yang
dianjurkan adalah sebesar 0,07 untuk struktur bentang sederhana dan
0,065 untuk struktur bentang menerus.
I-3
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
a. Menentukan tendon dan strands dengan dimensi yang efisien dan dan
memenuhi syarat tegangan;
b. Membandingkan dan menentukan konfigurasi tendon yang tepat
sehingga menghasilkan kekuatan besar dengan lendutan yang relatif
kecil.
1.5 Sistematika Penulisan Laporan
Penulisan laporan ini disusun secara sistematis sebagai kerangka masalah yang
disusun dalam beberapa bagian yang ditempatkan bab per bab, dengan maksud agar
dapat memberikan gambaran yang jelas dan mudah dimengerti mengenai
permasalahan yanga akan dibahas. Sistematika penulisan tugas ini adalah sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, maksud dan tujuan
penulisan, ruang lingkup dan batasan masalah, metode perancangan dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang dasar-dasar teori, standar yang digunakan dan tinjauan
umum tentang jembatan, gaya prategang, dan aspek pembebanan jembatan,
I-4
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
I-5
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Program SAP 2000 dapat melakukan perhitungan analisis struktur statik / dinamik,
saat melakukan desain penampang beton bertulang maupun struktur baja, SAP 2000
juga menyediakan metode interface (antarmuka) yang secara grafis mudah
digunakan dalam proses penyelesaian analisis struktur. Urutan proses analisis dan
desain struktur dalam SAP 2000 adalah sebagai berikut :
1. Penentuan model strutur,
2. Penetapan penampang struktur,
3. Penetapan penampang elemen struktur,
4. Penetapan kondisi pembebanan,
5. Penentuan beban pada struktur,
6. Analisis model,
7. Penampilan deformasi struktur,
8. Penampilan gaya-gaya dalam,
9. Pemeriksaan tegangan elemen.
Pada umumnya SAP 2000 digunakan untuk menganalisis struktur bangunan atas,
sehingga jarang orang menggunakan untuk analisis pondasi bangunan. Jembatan
merupakan kesatuan dari struktur atas (super structure) dan struktur bawah (sub
structure), yang termasuk bagian suatu sistem transportasi untuk tiga hal:
1. Merupakan pengontrol kapasitas dari system,
2. Mempunyai biaya tertinggi dari sistem,
3. Jika jembatan runtuh, sistem akan lumpuh.
II-1
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Jika jembatan kurang lebar untuk menampung jumlah jalur yang diperlukan oleh
lalu lintas, maka jembatan akan menghambat lalu lintas. Dalam hal ini, jembatan
akan menjadi pengontrol volume dan berat lalu lintas yang dapat dilayani oleh
system transportasi. Oleh karena itu, jembatan dapat mempunyai fungsi
keseimbangan (balancing) dari sistem transportasi darat.
Jembatan terdiri dari beberapa jenis diantaranya: jembatan plat beton (slab),
jembatan gelagar/ rangka baja, jembatan pratekan/prategang, jembatan cable,
jembatan kayu dan jembatan bambu.
Fungsi jembatan adalah untuk meneruskan jalan (lalu lintas kendaraan) yang
mengalami jalan terputus akibat permukaan yang lebih rendah dan curam tanpa
menutupnya, atau dengan kata lain sebagai alat penyeberangan antara dua tempat
yang terpisah.
Dalam definisi lain, beton prategang merupakan beton bertulang yang telah
diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam
akibat beban kerja (SNI 03-2847-2002).
Beton prategang atau beton pratekan merupakan beton bertulang yang telah
diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial
dalam beton akibat beban kerja (Manual Perencanaan Beton Pratekan Untuk
Jembatan Dirjen Bina Marga, 2011).
Beton prategang juga dapat didefinisikan sebagai beton dimana tegangan tariknya
pada kondisi pembebanan tertentu dihilangkan atau dikurangi sampai batas aman
dengan pemberian gaya tekan permanen, dan baja prategang yang digunakan
untuk keperluan ini ditarik sebelumbeton mengeras (pratarik) atau setelah beton
mengeras (pascatarik).
II-2
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
II-3
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Pt
b) ∑ tendon → nt = 0,85 ×0,8 × Pb = ⋯ ⋯ ⋯ tendon
1
Pt
c) ∑ strand → ns = 0,85 ×0,8 × Pb = ⋯ ⋯ ⋯ strand
s
Peff = Pj − 25% × Pj − KT × Pj = ⋯ ⋯ kN
II-4
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Kehilangan langsung atau kehilangan tegangan sesaat adalah Pj-Pi dan kehilangan
tegangan akibat pengaruh waktu adalah Pi-Pe. Kehilagan tegangan langsung
disebabkan oleh perpendekan elastis dari beton, gesekan sepanjang kelengkungan
tendon pada struktur pascatarik, selip pada angkur, dan lain-lain. Kehilangan
tegangan akibat pengarh waktu disebabkan oleh perpendekan dari beton pada level
baja akibat rangkak dan penyusutan beton serta relaksasi dari baja.
1. Kehilangan Seketika
Kehilangan seketika secara umum disebabkan oleh kondisi beton dari
keadaan basah menjadi kering. Gesekan antara selongsong dengan
tendon pada struktur pascatarik dan slip pada system pengangkuran
tendon di daerah end blocks.
a. Perpendekan Elastis
Mekanisme pengeringan beton yang mempengaruhi kehilangan
tegangan adalah berbeda antara struktur dengan system pratarik
dan pascatarik. Pada struktur pratarik, perubahan regangan pada
tulangan prategang yang diakibatkan oleh perpendekan elastis dari
beton adalah sama dengan regangan beton dilevel baja.
1) Pratarik
Secara umum, kehilangan tegangan akibat perpendekan elastis
(elastic shortening) tergantung pada rasio modular dari
tegangan beton pada level baja atau dinyatakan dengan
persamaan berikut:
ES = n.fc
Dimana fc adalah tegangan beton pada level baja dan n adalah
𝐸𝑠
rasio modular dengan nilai n = n = 𝐸𝑐 jika gaya prategang akan
II-5
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
n . Pi
ES = As+n.As
Dimana :
ES = kehilangan gaya prategang
Pi = Gaya prategang awal
Ac = Luas penampang beton
As = Luas penampang baja prategang
n = Ratio antara modulus elastisitas baja (ES) dan modulus
elastisitas beton pada saat transfer gaya (Eci)
2) Pascatarik
Pada struktur yang menggunakan kabel tunggal, tidak ada
kehilangan gaya prategang akibat perpendekan beton, karena
gaya pada kabel diukur setelah perpendekan terjadi. Pada
penampang yang menggunakan lebih dari satu kabel,
kehilangan gaya prategang ditentukan oleh kabel yang
pertama ditarik dan memakai harga setengahnya untuk
mendapatkan harga rata-rata semua kabel. Kehilangan
tegangan pada struktur pascatarik dapat ditentukan dengan
persamaan berikut:
𝑛 . 𝑃𝑖
ES = Δ fc =
𝐴𝑐
Dimana :
ES = kehilangan gaya prategang
Fc = tegangan pada penampang beton
Pi = gaya prategang awal
Ac = luas penampang beton
𝐸𝑠
n = 𝐸𝑐
Dimana :
ES = modulus elastisitas kabel/baja prategang
EC = modulus Elastisitas beton
II-6
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Dimana :
ES = kehilangan gaya prategang
fc = tegangan pada penampang beton
ES = modulus elastisitas kabel/baja prategang
EC = modulus elastisitas beton
𝑃2 −𝑃1
= - KL – 𝜇𝑎
𝑃1
Dimana :
P1 = gaya prategang dititik 1
P2 = gaya prategang dititik 2
L = panjang kabel prategang dari titik 1 ke titik 2
∝ = sudut pada tendon
μ = koefisien friksi
K = koefisien wobble
e = 2,7183
II-7
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
II-8
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Dimana :
∆ = deformasi pada angkur atau dapat dihitung dari rasio 𝑓𝑠 dan 𝐸𝑠
𝑓𝑐 = tegangan pada penampang
𝐸𝑠 = modulus elastisitas baja tendon
L = panjang kabel
II-9
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
II-10
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
εcr
𝜑=
εce
fc
εcr = 𝜑 × εce = 𝜑
Ec
fc Es
CR = εcr × Es = 𝜑 × × Es = 𝜑 × fc × = 𝜑 × fc × n
Ec Ec
E
Dengan n = Es
c
Dimana :
𝜑 ∶ Koefisien rangkak n ∶ Angka rasio modular
εcr ∶ Regangan akibat rangkak fc ∶ Tegangan tekan beton level baja
εce ∶ Regangan elastis Ec ∶ Modulus elastisitas beton
Es ∶ Modulus elastisitas baja
Rangkak pada beton terjadi karena deformasi akibat adanya
tegangan pada beton sebagai suatu fungsi waktu. Pada struktur
beton prategang rangkak mengakibatkan berkurangnya tegangan
pada penampang. Untuk struktur dengan lekatan yang baik antara
tendon dan beton (bonded members), kehilangan tegangan akibat
rangkak dapat diperhitungkan dengan persamaan berikut :
II-11
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Es
CR = K cr × (f − fcd )
Ec ci
Dimana :
K cr ∶ Koefisien rangkak, harganya 2,0 untuk pratarik dan 1,6 untuk pascatarik
Ec ∶ Modulus elastisitas beton
Es ∶ Modulus elastisitas baja
fci ∶ Tegangan pada beton level baja sesaat setelah transfer
fcd ∶ Tegangan pada beton pusat berat tendon akibat beban mati
Es
CR = K cr × ×f
Ec cp
Dimana fcp adalah tegangan tekan beton rata-rata pada pusat berat
tendon.
II-12
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Dimana :
εsh ∶ Susut efektif
K sh ∶ Koefisien susut, harganya ditentukan terhadap waktu antara akhir
pengecoran dan pemberian gaya prategang. Tabel berikut dapat
digunakan untuk mengestimasi harga K sh .
c. Relaksasi Baja
Relaksasi baja terjadi bila baja prategang dengan perpanjangan
tetap selama suatu periode yang mengalami pengurangan gaya
prategang. Pengurangan gaya prategang tergantung pada lamanya
waktu berjalan dan rasio gaya prategang awal fpi terhadap gaya
prategang akhir fpy. Besarnya kehilangan tegangan akibat relaksasi
baja adalah :
RE = C [K re − J (SH + CR + ES)]
Dimana :
C ∶ Faktor relaksasi, harganya tergantung pada jenis kawat baja prategang
K re ∶ Koefisien relaksasi, harganya bervariasi antara 41 − 138 N/mm2
J ∶ Faktor waktu, harganya berkisar antara 0,05 dan 0,15
SH ∶ Kehilangan tegangan akibat susut
CR ∶ Kehilangan tegangan akibat rangkak
ES ∶ Kehilangan tegangan akibat perpendekan elastis, untuk struktur
pratarik dan pascatarik
Kehilangan tegangan akibat relaksasi terhadap persentase nilai gaya
prategang awal dapat juga ditentukan dengan persamaan berikut :
II-13
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
2 ECS
RE = R (1 − )
fpi
Dimana :
R ∶ Relaksasi yang direncanakan, dalam %
ECS ∶ Kehilangan tegangan pada tendon akibat rangkak CR ditambah susut SH
fpi ∶ Tegangan pada tendon sesaat setelah pemindahan gaya prategang
3. Kehilangan Total dalam Desain
Pada tahap awal perencanaan struktur, umumnya tidak langsung
dihitung kehilangan tegangan yang terjadi, tetapi ditaksir terlebih
dahulu. Karena kehilangan tegangan dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti karakteristik dari beton dan baja, metode pengecoran, metode
prategang, besarnya gaya prategang dan lain lain. Adalah sulit untuk
memprediksi kehilangan tegangan total. Akan tetapi nilai-nilai tipikal
dari setiap kehilangan yang terjadi pada kondisi normal dapat
digunakan untuk estimasi awal kehilangan tegangan total. Lin (1982)
merekomendasikan kehilangan tegangan total sebagai berikut:
II-14
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
3.2 Material
Material yang digunakan pada struktur utama adalah beton precast dengan kriteria
sebagai berikut :
III-1
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
III-2
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
c. Diafragma
1) Dimensi Balok Diafragma = 15 x 60 cm
2) Jumlah Diafragma =3x6
= 18 buah
3) Mutu Beton = 25 MPa
III-3
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
d. Tendon
1) Type Tendon = 7 wire strands
2) Diameter = 12,7 mm
3) Luas = 100 mm2
4) Beban Putus = 184 kN
5) Tegangan Tarik = 1840 MPa
6) Es = 200.000 MPa
7) Diameter Selongosng = 84 mm
3.3 Pembebanan
3.3.1 Beban Mati
Secara umum material yang digunakan pada jembatan ini yaitu baja dan beton.
Beban mati = Berat sendiri = 1,674 ton/m.
a. Pelat Lantai
Tebal Plat Lantai : 0,2 m
Berat Jenis (ɣ) : 24 KN/m³
q = 24 kN/m3 x 0,2 m = 4,8 kN/m2
b. Aspal
Tebal Aspal : 0,05 m
Berat Jenis (ɣ) : 22 KN/m³
q = 22 kN/m3 x 0,05 m = 1,1 kN/m2
c. Trotoar
Tebal Trotoar : 0,20 m
Berat Jenis (ɣ) : 24 KN/m³
q = 24 kN/m3 x 0,5 m = 12 kN/m2
d. Parapet
Tinggi : 1,2 m
Lebar : 0,1 m
III-4
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
III-5
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
III-6
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Diketahui :
a. Type tendon = 7 Wire Strands
b. Jumlah lilitan dalam setiap tendon = 9 buah
c. Diameter lilitan = 12,7 mm
d. Luas lilitan (A) = 100 mm²
e. Luas 9 buah strand = 9 x 100
= 900 mm²
f. Beban putus 1 strand = 184 kN
g. Tegangan tarik = 1840 MPa
h. Beban putus 1 tendon = 9 x 184
= 1656 kN
i. Nilai y = 702 mm
j. Nilai e = 702 – 125
= 577 mm
k. Nilai yb = 702 mm
l. Nilai ya = 992 mm
Penyelesaian :
IV-1
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
𝑃𝑡 4243,176
Jumlah Strand, 𝑛𝑠 = 0,85×0,8×𝑃𝑏 = 0,85×0,8×184 = 33,91 = 34 𝑠𝑡𝑟𝑎𝑛𝑑
𝑠
3. Posisi Tendon
3 tendon @ 9 strand/tendon = 27 strand
1 tendon @ 7 strand/tendon = 7 strand
IV-2
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
b. 𝐴𝑐 = 669500 mm²
c. 𝐴𝑠 = 100 mm²
d. 𝑃𝑖 = Fu x 𝐴𝑠
= 1840 MPa x 100 mm²
= 184000 N
1) 1 Tendon Ditarik
P0 =0
ES =0
2) 2 Tendon Ditarik
P2 = 1 x 𝑃𝑖 = 184000 N
𝑛.𝑃2 7 𝑥184000 𝑁
ES = = 669500 𝑚𝑚² = 1,9238 N/mm²
𝐴𝑐
3) 3 Tendon Ditarik
P3 = 2 x 𝑃𝑖 = 368000 N
𝑛.𝑃3 7 𝑥 368000 𝑁
ES = = = 3,8477 N/mm²
𝐴𝑐 669500 𝑚𝑚²
4) 4 Tendon Ditarik
P4 = 3 x 𝑃𝑖 = 552000 N
𝑛.𝑃3 7 𝑥 552000 𝑁
ES = = = 5,772 N/mm²
𝐴𝑐 669500 𝑚𝑚²
𝑁 𝑁 𝑁
0+1,924 +3,8477 +5,7715
𝑚𝑚2 𝑚𝑚2 𝑚𝑚2
SF Rata-rata =
4
= 2,88574 N/mm²
2,88574
% ES = x 100 % = 0,157 %
1840
IV-3
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
= 279 mm
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑆𝑙𝑖𝑝
ANC = 𝑥 100%
𝛥𝐿
2,5
= 279 𝑥 100%
= 0,9 %
3. Gesekan pada Tendon
Diketahui :
Type Tendon : 7 Wire Strands
Koefisien Wobble : 0,0066
μ : 0,25
a. Segmen AB
Tegangan di A =1
L = 8,77 ,
KL + μα = (0,0066 x 8,77) + (0,25 x 0)
= 0,058
Tegangan di B = 1 – KL
= 1 – 0,058
= 0,942
= 94,2 %
b. Segmen BC
0,7
α1 = = 0,046
15
α = 0,046 x 2
= 0,092
μα = 0,25 x 0,092
= 0,023
KL + μα = (0,0066 x 12,46) + 0,023
= 0,105
Hilang Tegangan = 0,105 x 0,942
IV-4
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
= 0,099
Tegangan di C = 0,942 - 0,099
= 0,843
= 84,3 %
c. Segmen CD
KL = 0,058
Hilang Tegangan = 0,058 x 0,843
= 0,049
Tegangan di D = 0,843 - 0,049
= 0,794
= 79,4 %
؞Kehilangan Tegangan Total A-D = 1- 0,794
= 0,206
ES = 2,06 %
4.2.1 Perhitungan Kehilangan Tergantung Waktu
a. Perhitungan Kehilangan Tergantung Waktu (Post Tension)
a. Rangkak
Diketahui :
Ap = 900 mm²
n = 7
e = 577 mm
Kcr = 1,6 (post tension)
Ac = 669500 mm²
I = 2,364 x 1011 mm⁴
y = 1700/2 = 850 mm
2,364 𝑥 1011
1) W = = 278117647,1 mm³
850
2) P = Ap. F1
= 900 mm² x 1840 Mpa
= 1656000 N
𝑃 𝑃.𝑒
a) Fc = +
𝐴𝑐 𝑊
1656000 1656000 𝑥 577
= +
669500 278117647,1
IV-5
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
= 7,2339 N/mm2
b) CR = Kcr x n x fc
= 1,6 x 7 x 7,2339
= 77,875 N/ mm2
77,875
c) %CR = x 100%
1840
= 5,64 %
b. Susut
𝑉
1) =3
𝑠
= 1,56 %
c. Relaksasi Baja
1) RE = C [ Kre – J (SH + CR + ES)]
= 1,45 [ 138 – 0,15 (1,169 + 3,597 + 0,157)]
= 199,029 N/mm²
199,029
2) %RE = x 100%
1380
= 14,42 %
d. Total Losses = Perpendekan Elastis + Slip pada Angkur + Friksi +
Rangkak + Susut + Relaksasi Baja
= 0,157% + 0,906% + 2,06% + 3,597% + 1,169% +
14,422%
= 22,311%
IV-6
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
I = 0,2364 m4
Yb = 0,702 m
e = 577 mm
P = A x fu
= 100 x 1840 x 10-3
= 184 kN
Momen balok (Mb)
1
𝑀𝑏 = 𝑥 𝑞𝐷𝐿 𝑥 𝐿^2
8
1
= 𝑥 1674 𝑥 30^2
8
= 1883,25 𝑘𝑁. 𝑚
1. Hitung tegangan di kondisi awal
Serat atas (tertarik)
𝑃 𝑃. 𝑒. 𝑦 𝑀. 𝑦
𝜎𝑎 = − + −
𝐴𝑐 𝐼 𝐼
𝜎𝑎 = 0,5 √𝑓𝑐𝑖
P = 4243,176 kN
Kondisi Akhir ( Kondisi layan )
a. Beban putus 1 strand : 184 kN [Pbs]
b. Beban putus 1 tendon : 1656 kN [Pb1]
c. Gaya P saat jacking
𝑃𝑡
𝑃𝑗 = −
0,85
IV-7
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
4243,18
𝑃𝑗 = − = 𝑘𝑁
0,85
Pj = 0,80 x Pbs x n
= 0,80 x 184 x 9
= 132,48 n
𝑃𝑡
𝑛𝑡 =
0,85 𝑥 0,8 𝑥 𝑝𝑏1
4243,18
𝑛𝑡 = = 3,768 = 4 𝑡𝑒𝑛𝑑𝑜𝑛
0,85 𝑥 0,8 𝑥 1656
𝑃𝑡
𝑛𝑠 =
0,85 𝑥 0,8 𝑥 𝑝𝑏5
4243,18
𝑛𝑠 = = 33,9128 = 34 𝑠𝑡𝑟𝑎𝑛𝑑
0,85 𝑥 0,8 𝑥 184
Posisi tendon
a. 3 tendon : 9 strand = 27
b. 1 tendon : strand =6
Total = 34 strand
2. Peff = P x (-25% - 22,311%)
= 4243,18 x (47,311%)
= 2630,694 kN
2630,694
= = 657,6736 kN/tendon
4
𝑃 𝑃.𝑒.𝑦 𝑀𝑢.𝑦
1. 𝜎𝑎 = − 𝐴𝑐 + −
𝐼 𝐼
1034286,29 2772587 𝑥 750 𝑥 0,998
= − +
0,669 0,2364
8894188564 𝑥 0,998
−
0,2364
= -2,877 MPa
2. Tegangan ijin = - 0,45 x 40
IV-8
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
= - 18 Mpa
Jadi 𝜎𝑎 > tegangan ijin OK!!! memenuhi
𝑃 𝑃.𝑒.𝑦 𝑀𝑢.𝑦
3. 𝜎𝑏 = − 𝐴𝑐 − +
𝐼 𝐼
1034286,29 2772587 𝑥 750 𝑥 0,702 8894188564 𝑥 0,702
= − − +
0,669 0,2364 0,2364
= 2,877 MPa
IV-9
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
IV-10
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
IV-11
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
IV-12
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
IV-13
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
BAB V KESIMPULAN
Dari hasil desain kami menggunakan PCI-Girder 170 Wika dengan bentang
jembatan 30 meter dan lebar jembatan 7 meter diperoleh jumlah 4 tendon dan 34
strand. Dengan nilai kehilangan tegangan total sebesar 22,311% dari hasil
perhitungan kehilangan tegangan seketika dan kehilangan tergantung waktu.
Setelah di cek penampang memenuhi syarat tegangan tarik dan tekan dengan
pembebanan. Jadi hasil pemodelan dan analisis yang kami lakukan telah memenuhi
kriteria tegangan Tarik dan tekan.
IV-14
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
IV-15
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON PRATEGANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
IV-16