Status Klinis Fraaktur
Status Klinis Fraaktur
Status Klinis Fraaktur
Pasien mengeluh nyeri pada daerah incisi di tungkai bawah bagian lateral,
keluhan muncul setelah beberapa jam operasi “Mal Union fraktur femur sinistra
1/3 medial dan fraktur radiur ulna sinistra dengan pemasangan Plate and Screw +
Intramodulary Nail (IMN) pada tanggal 1 agustus 2009, nyeri bertambah apabila
ditekan di daerah incisi dan bergerak Hip fleksi ekstensi dan abduksi, knee fleksi
dan ektensi serta dorsi fleksi, keluhan berkurang saat diam dan sesudah minum
obat, sifaat keluhan 24 jam
Pasien adalah seorang pelajar kelas 3 SMK. Setiap hari berangkat menggunakan
sepeda motor. Jarak ari rumah ke sekolaah sekitar 5 km, waktu luang di habiskan
untuk bermain voli dengan teman-temannya. Disekolah pasien terdapat tangga
yang harus ditempuhnya untuk dapat ke kelasnya
2. INSPEKSI/OBSERVASI
Pasien masih terpasang drainase di femur sinistra
Tampak terpasang infus di tangan kanan
Tampak terpasang backslap dan elastis bandage di sepanjang tungkai atas kiri
Tungkai kiri tampak lebih besar daripada tungkai kanan
3. PALPASI
Terdapat nyeri tekan di femur sinistra sebelah lateral
Terdapat non pitting oedem pada tungkai kiri
Suhu lokal pada tungkai kiri lebih terasa panas daripada tungkai kanan
Terdapat spasme otot gastrocnemeus sinistra (teraba keras)
4. JOINT TEST
1) Gerak Aktif
Gerak aktif dilakukan pada persendian ekstremitas bawah. Hasil yang
didapat Ekstremitas bawah kiri bisa bergeraak aktif namun masih belum
bissa full ROM karena nyeri.
2) Gerak Pasif
Gerak pasif dilakukan pada persendian ekstremitas bawah. Hasil yang
didapat adalah seluruh ekstremitas terdapat nyeri saat digerakkan, lingkup
gerak sendi terbatas karena nyeri.
Tidak dilakukan
5. MUSCLE TEST
(kekuatan otot, kontrol otot, panjang otot, isometric melawan tahanan/provokasi
nyeri, lingkar otot)
6. NEUROLOGICAL TEST
(Pemeriksaan reflek, myotom tes, dermatom tes, Straight Leg Raising, dll)
Pemeriksaan Reflek
1) Refleks Fisiologi
Hasil
Refleks Fisiologis
Kiri Kanan
Biceps Normal Normal
Triceps Normal Normal
Patella Normal Normal
Achiles Normal Normal
2) Refleks Patologis
Refleks Hasil
Patologi Kanan Kiri
Ankle
Tidak ada Tidak ada
Clonus
Knee
Tidak ada Tidak ada
Clonus
Babinski
Tidak ada Tidak ada
Sign
b) Aktivitas Fungsional
Makan, minum, kebersihan diri, berpakaian termasuk menggunakan celana,
dapat dilakukan secara mandiri.
c) Lingkungan Aktivitas
Lingkungan tempat tinggal cukup mendukung untuk melakukan latihan,
8. PEMERIKSAAN SPESIFIK
a. Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS)
Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS) dilakkukan dengan goneometer
pada hip joint dan knee joint kedua tungkai. Hasil pemeriksaan Lingkup Gerak
Sendi (LGS).
Aktif Aktif
Hip joint S 15º-0º-120º S 5º-0º-60º
R 45°-0°-45° R 45°-0°-45°
Knee joint S 0º-0º-140º S 0º-0º-45º
1 2 3 4 5 6 7
. . . . . . .
Tidak nyeri Nyeri tak tertahankan
Keterangan :
1 = Tidak nyeri 5 = Nyeri cukup berat
2 = Nyeri sangat ringan 6 = Nyeri berat
3 = Nyeri ringan 7 = Nyeri tak tertahankan
4 = Nyeri tidak begitu berat
d. Pemeriksaan Antropometri
Pemeriksaan dilakukan dengan mid line dan dilakukan pada tungkai atas. Hasil
pemeriksaan antropometri adalah sebagai berikut :
e. Pemeriksaan Sensorik
Pemeriksaan sensorik yang dilakukan adalah nyeri superficial dan sentuhan ringan
pada area dermatom extremitas inferior. Hasil pemeriksaan sensorik adalah sebagai
berikut :
C. UNDERLYING PROCCESS
(CLINICAL REASONING)
D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment
a) Adanya oedem pada tungkai kiri
b) Adanya nyeri gerak dan nyeri tekan pada femur, adanya nyeri yang timbul karena
adanya oedem yang menyebabkan peningkatan tekanan intraseluller sehingga
merangsang nociceptor, serta akibat dari luka sayatan yang mengiritasi ujung-ujung
saraf sensoris
c) Adanya keterbatasan gerak karena nyeri pada hip dan knee join
d) Adanya penurunan kekuatan otot hamstring dan quadrisep femoris sinistra
2. Functional Limitation
a) Pasien kesulitan memakai celana
b) Pasien belum bisa ke kamara mandi sendiri
c) Pasien belum bisa melakukan transfer dan ambulasi secara mandiri
3. Disability/Participation restriction
Tidak dapat dinilai karena pasien masih menjalani rawat inap di rumah sakit
E. PROGRAM FISIOTERAPI
F. RENCANA EVALUASI
- Pemeriksaan Nyeri
- Pemeriksaan LGS
G. PROGNOSIS
1. Quo ad Vitam : Baik
H. PELAKSANAAN TERAPI
4. Posisioning
Dengan mengelevasikan tungkai yang sakit maka posisi ini bermanfaat untuk
mengurangi oedem (Rujito, 2007).
Memposisikan tungkai lebih tinggi dari jantung, sehingga cairan oedem akan
mengalir bersama aliran darah dari distal ke prokximal. Dengan demikian oedem
akan berkurang.
Tungkai dielevasikan 30 derajat selama 24 jam, dengan ketentuan 2 jam elevasi,
dan 1 jam rest, agar kebutuhan sirkulasi darah di distal tetap tercukupi.
5. Terapi Latihan
f. Static contraction
g. Hold Relax
Merupakan salah satu bentuk PNF yang didesain untuk memperoleh reaksi
penguluran otot antagonis dari gerakan dengan LGS terbatas. Teknik ini sangat
efektif, simple, dan membebaskan nyeri.
Mekanisme pengurangan nyeri dengan hold relax adalah sebagai berikut :
kontraksi isometric melawan tahanan akan mengaktifkan kerja otot antagonis,
sehingga kerja antagonis menjadi optimal. Dengan pengulangan akan terjadi adaptasi
dari otot antagonis, sehingga otot antagonis menjadi lebih relax, akibatnya nyeri akan
berkurang. Dengan begitu LGS ke antagonis akan bertambah dengan bantuan
gerakan pasif dari terapis.
Latihan ini dilakukan dengan kontraksi isometric melawan tahanan 6 detik,
dengan 10 kali pengulangan tiap kali latihan.
Merupakan gerakan yang murni berasal dari luar terapis tanpa disertai
gerakan dari anggota tubuh pasien. Gerakan ini bertujuan untuk melatih otot secara
pasif, oleh karena gerakan berasal dari luar atau terapis sehingga dengan gerak relax
passive movement ini diharapkan otot yang dilatih menjadi relax maka menyebabkan
efek pengurangan nyeri akibat incise serta mencegah terjadinya keterbatasan gerak
serta menjaga elastisitas otot (Kisner, 1996).
Mekanisme penurunan nyeri oleh gerakanrileks passive movement sebagai
berikut : adanya stimulasi kinestetik berupa gerakan rilex pasif movement yang
murni berasal dari dari luar atau terapis tanpa disertai gerakan dari anggota tubuh
pasien akan merangsang muscle spindle dan organ tendo golgi dalam pengaturan
motorik. Dengan testimulasinya muscle spindle dan otgan tendo golgi lewat gerakan
rilex pasif movement akan mempengaruhi mekanisme kontraksi dan relaksasi otot,
yaitu bahwa ion-ion calcium secara normal berada dalam ruang reticulum
sarcoplasma. Potensial aksi menyebar lewat tubulus transversum dan melepaskan Ca
2+ kemudian dipompakan ke dalam reticulum sercoplasma dan otot kemudian
mengendor (Chusid, 1993). Dengan keadaan otot yang sudah kendor maka
penurunan nyeri dapat terjadi melalui mekanisme-mekanisme sebagai berikut :
(1) Tidak ada lagi perbedaan tekanan intramuscular yang menekan nociceptor
tidak merangsang untuk menimbulkan nyeri.
(2) Dengan gerakan relax pasif movement yang berulang-ulang maka
nociceptor akan beradaptasi terhadap nyeri.
Suatu sifat khusus dari semua reseptor sensoris adalah bahwa mereka
setelah suatu periode waktu. Yaitu, bila suatu rangsang sengsoris
kontinyu bekerja untuk pertama kali, mula-mula reseptor tersebut bereaksi
dengan kecepatan impuls yang sangat tinggi, kemudian secara progresif
makin berkurang sampai akhirnya banyak diantaranya sama sekali tidak
bereaksi lagi. Mekanisme umum dari adaptasi di bagi 2 yaitu :
a) Sebagai adaptasi disebabkan oleh penyesuaian di dalam fibril syaraf
terminal
b) Sebagai adaptasi disebabkan oleh penyesuaian di dalam struktur
reseptor itu sendiri.
Dengan mengendornya otot melalui gerakan rileks pasif movement
akan mempengaruhi spasme otot dan iskemi jaringan sebagai
penyebab nyeri.
Dengan pelaksanaan terapi adalah satu kali per hari dengan 10 kali
pengulangan tiap terapi.
j. Latihan jalan
Evaluasi dilakukan setiap kali setelah dilakukan terapi yaitu mulai H1: tanggal 2
September 2009, H2: 3 September 2009, H3: 4 September 2009, H4: 5 September
2009.
Aktif Aktif
Hip joint S 15º-0º-120º S 5º-0º-60º
R 45°-0°-45° R 45°-0°-45°
Knee joint S 0º-0º-140º S 0º-0º-45º
Skala VDS :
1 2 3 4 5 6 7
. . . . . . .
Tidak nyeri Nyeri tak tertahankan
Keterangan :
1 = Tidak nyeri 5 = Nyeri cukup berat
2 = Nyeri sangat ringan 6 = Nyeri berat
3 = Nyeri ringan 7 = Nyeri tak tertahankan
4 = Nyeri tidak begitu berat
Eksternal
5 5 5 5 5 5 5 5
rotator
shoulder
Internal
rotator 5 5 5 5 5 5 5 5
shoulder
Pronator 5 5 5 5 5 5 5 5
Supinator 5 5 5 5 5 5 5 5
Fleksor
5 5 5 5 5 5 5 5
elbow
Ekstensor
5 5 5 5 5 5 5 5
elbow
Fleksor
5 5 5 5 5 5 5 5
wrist
Ekstensor
5 5 5 5 5 5 5 5
wrist
Ulnar
5 5 5 5 5 5 5 5
deviasi
Radial
5 5 5 5 5 5 5 5
deviasi
Fleksor
5 5 5 5 5 5 5 5
jari-jari
Ekstensor
5 5 5 5 5 5 5 5
jari-jari
Abduktor
5 5 5 5 5 5 5 5
jari-jari
Adduktor
5 5 5 5 5 5 5 5
jari-jari
Fleksor
3- 3- 3- 3 5 5 5 5
hip
Ekstensor
3- 3- 3- 3 5 5 5 5
hip
Abduktor
2 2 2 3 5 5 5 5
hip
Adduktor
2 3+ 3+ 4 5 5 5 5
hip
Eksternal
5 5 5 5 5 5 5 5
rotasi hip
Internal
5 5 5 5 5 5 5 5
rotator hip
Fleksor
3- 3- 4 4 5 5 5 5
knee
3 3 4 4 5 5 5 5
Ekstensor
knee
Dorso
fleksor 5 5 5 5 5 5 5 5
ankle
Plantar
fleksor 5 5 5 5 5 5 5 5
ankle
Inversi 5 5 5 5 5 5 5 5
Eversi 5 5 5 5 5 5 5 5
Fleksor
5 5 5 5 5 5 5 5
jari-jari
Ekstensor
5 5 5 5 5 5 5 5
jari-jari