Aksioma 2 Geometri Lobachevsky
Aksioma 2 Geometri Lobachevsky
Aksioma 2 Geometri Lobachevsky
KAJIAN PUSTAKA
Pada Bab II ini akan diuraikan berbagai konsep dasar yang digunakan
pada bagian pembahasan. Pada bab II ini akan dibahas pengenalan Geometri Non-
Hiperbolik.
dibahas lebih dahulu mengenai karya besar Euclid yaitu “The Elements” atau bisa
telah sukses dalam menjelaskan dasar-dasar geometri yang terdiri atas beberapa
aksioma (common notions) dan lima kebenaran “nyata” yang dinamakan postulat
geometri pertama yang dipandang sebagai sistem deduksi dan bertahan selama
juga sebagai Geometri Parabolik. Geometri Euclid didasarkan pada lima asumsi
aksioma menurut Euclid adalah dua hal yang berbeda, postulat berlaku khusus
untuk sains tertentu dan aksioma berlaku umum (Moeharti Hadiwidjojo, 1986:
1.9). Berikut adalah lima asumsi dasar yang biasa disebut aksioma-aksioma atau
postulat-postulat Euclid.
6
Aksioma 2.1 Postulat Pertama Euclid (Greenberg, 1994: 14).
Untuk setiap titik P dan setiap titik Q yang berlainan dengan P ada sebuah garis
tunggal yang melalui P dan Q.
Postulat pertama berarti dua buah titik menentukan sebuah garis. Postulat
Kedua Euclid berarti memperpanjang suatu ruas garis secara kontinu menjadi
garis lurus. Gambar 1, memperlihatkan arti Aksioma 2.2 bahwa sebarang ruas
garis ̅̅̅̅ dapat diperpanjang oleh ruas garis ̅̅̅̅ dengan ruas garis ̅̅̅̅ kongruen
7
Gambar 2 adalah gambar lingkaran dengan titik pusat dan jari-jari ̅̅̅̅.
Ketiga Euclid.
Kongruen pada Aksioma 2.4 berarti besar sudut suatu sudut siku-siku
adalah sama besar. Besar sudut, kekongruenan, dan sudut siku dijelaskan pada
2.5 adalah postulat kesejajaran versi mudah yang dikenal sebagai Postulat Playfair
garis-garis sejajar tersebut ada dan selalau tunggal. Para ilmuwan berselisih
kebenaran.
2.5 atau Postulat Kesejajaran Euclid. Beberapa ilmuwan lain yang mencoba
8
Nasiruddin at Tusi (1201-1274), John Wallis (1616-1703), dan Girolamo Saccheri
(1667-1733). Meski usaha pembuktian ini tidak berhasil, kegagalan dalam usaha
bahwa postulat tersebut tidaklah pasti dan memungkinkan adanya teori yang lain
dari geometri yang dibangun dari Postulat Kesejajaran Euclid (Greenberg, 1994:
149-155).
Farkas Bolyai dan Carl Friedrich Gauss mengatakan bahwa garis-garis sejajar itu
ada, tetapi membantah bahwa garis-garis tersebut tunggal (Moise, 1990: 139).
Lobachevsky mengatakan bahwa “untuk setiap garis dan untuk setiap titik P
yang tidak terletak pada , ada paling sedikit dua garis m dan n sehingga
terletak pada dan dengan dan sejajar garis (Venema, 2012: 21).
9
B. Geometri Insidensi
hubungan ketiga istilah tak terdefinisi yaitu titik, garis, dan terletak. Kata insiden
dan “ insiden dengan P (garis melalui P)”, sehingga keduanya menyatakan hal
Terdapat tiga aksioma insidensi yang dijelaskan pada Aksioma 2.6 berikut.
Penyebutan titik dan menyatakan bahwa kedua titik tersebut berbeda atau
Sistem aksiomatik dengan tiga istilah tak terdefinisi (titik, garis, dan
terletak pada) dan tiga aksioma di atas dinamakan Geometri Insidensi. Model dari
sistem aksiomatik dinamakan Geometri Insidensi dan gambaran dari istilah tak
10
C. Geometri Euclid
Postulat Kelima Euclid) atau postulat yang sepadan dan teorema yang diturunkan
dari postulat tersebut. Sistem aksioma dalam karya ilmiah ini sebagian besar
Geometri Euclid berisikan materi mengenai istilah-istilah tak terdefinisi dan dua
aksioma dasar, jarak dan Postulat Penggaris (Ruler Postulate), keantaraan, jarak
Ada beberapa istilah tak terdefinisi yaitu titik, garis, jarak, setengah bidang
dan besar sudut, dan area. Pada karya tulis ini hanya dibahas mengenai lima
istilah tak terdefinisi yang pertama. Area tidak dibahas dalam karya tulis ini.
yaitu titik-titik itu ada. Cukup dengan membuktikan eksistensi dari dua titik,
Aksioma 2.8 sama dengan Aksioma 2.6 bagian satu pada Geometri Insidensi dan
11
2. Keantaraan
mengenai keantaraan.
* + * +.
Ruas garis adalah himpunan gabungan dari himpunan yang memuat
titik dan titik dan himpunan semua titik yang berada di antara titik dan B.
12
Himpunan * + adalah himpunan yang beranggotakan titik dan . Himpunan
dan .
* + * +.
Sinar garis merupakan himpunan semua titik pada garis ⃡ sehingga
tidak berada di antara titik dan . Sinar garis memuat ruas garis
bersama dengan semua titik yang “melebihi” dalam artian bahwa berada
juga menjelaskan tentang Aksioma 2.1 bahwa sebarang dua garis membentuk
Selanjutnya akan dibahas definisi panjang suatu garis, ujung suatu garis,
13
Definisi 2.6 Panjang Ruas Garis (Venema, 2012: 38).
Panjang ruas garis , dinotasikan AB, adalah jarak dari titik A ke B.
Aksioma 2.9 berikut menyatakan istilah tak terdefinisi ketiga yaitu jarak.
Menurut Moise (1990: 56), setiap pasang titik berkorespondensi dengan bilangan
14
Penggambaran mengenai kekonveksan suatu bidang dapat diamati pada
Gambar 2.5.
(a) (b)
pada Gambar 5(a) berada pada bidang S (daerah arsiran), maka adalah bidang
konveks. Ruas pada Gambar 5(b) tidak seluruhnya berada pada bidang ,
15
Moritz Pasch (1843-1930), memperkenalkan Teorema Pasch sebagai
B B
C
A C
A
(a) (b)
16
Gambar 6(a) menunjukkan irisan dua setengah bidang membentuk
ada interior .
Gambar 7. Segitiga
dinamakan titik sudut segitiga dan ruas garis , , dan dinamakan sisi
Jika sebuah garis memotong suatu sisi pada segitiga maka garis tersebut
akan berpotongan dengan salah satu dari dua sisi lainnya. Hal itulah yang
dijelaskan Moritz Pasch dalam teorema yang ia sebut sebagai Aksioma Pasch,
meskipun dalam karya tulis ini Aksioma Pasch (1843-1940) dianggap sebagai
17
teorema yang merupakan konsekuensi dari Postulat Pemisahan Bidang. Pada
hingga berpotongan dengan ̅̅̅̅ dan tak satupun dari titik , , dan
terletak pada .
Gambar 8. Jika memotong ̅̅̅̅̅, maka berpotongan dengan salah satu dari
(atau )
dengan ̅̅̅̅ maka ia harus berpotongan dengan ̅̅̅̅ atau ̅̅̅̅. Teorema Pasch
18
5. Postulat Busur (Protractor) dan Besar Sudut
dan pengertian pangkal besar sudut. Geometri yang memenuhi Teorema Pasch
dan besar sudut memenuhi Aksioma 2.11 mengenai Postulat Busur berikut.
besar sudut yang merupakan bilangan real yang kurang dari . Bagian tiga
Postulat Busur menerangkan bahwa sinar garis merupakan sinar garis yang
tunggal, sedangkan titik bukan merupakan titik tunggal. Beberapa titik dapat
sudut tidak didefinisikan, besar sudut dapat digambarkan dengan ilustrasi yang
sesuai. Satuan besar sudut yang digunakan adalah derajat. Derajat tidak
dengan simbol .
19
Pada Gambar 9 didapat ( ) , ( ) , ( )
Definisi 2.16 Sudut Siku-siku, Sudut Lancip, dan Tumpul (Venema, 2012: 53)
Sebuah sudut adalah sudut siku-siku jika ( ) , sudut
dikatakan lancip jika ( ) dan sudut dikatakan tumpul
jika ( ) .
Sudut berdasarkan besar sudutnya dibagi menjadi tiga jenis yaitu: siku-
siku, lancip, dan tumpul. Nama sudut menggambarkan besar sudut berdasar
Gambar 10.
20
Gambar 10. (a) Sudut Siku-siku; (b) Sudut Lancip; dan
(c) Sudut Tumpul
Gambar 10 menggambarkan sudut berdasar hubungannya dengan sudut
sudut kurang dari 90° yang menunjukkan sudut tersebut merupakan sudut lancip,
Gambar 10(c), sudut memiliki besar sudut lebih dari 90° menunjukkan
6. Teorema Crossbar
Pada subbab ini akan dibahas mengenai Teorama Crossbar, teorema ini
memenuhi Teorema Pasch. Akan dibahas terlebih dahulu Teorema Z yang juga
teorema Crossbar.
21
Bukti:
tempat dimana sinar-sinar itu dapat berpotongan adalah pada titik ujung (
menjamin bahwa jika sebuah sinar garis terletak pada interior sebuah sudut dari
sebuah segitiga, maka sinar garis tersebut akan memotong sisi yang berlawanan
pada segitiga (lihat Gambar 2.12). Sisi yang berlawanan membentuk sebuah
“crossbar” atau “palang.” Berikut adalah Teorema 2.3 yang dikenal sebagai
Teorema Crossbar.
22
Teorema 2.3 Crossbar (Venema, 2012: 56).
Jika adalah sebuah segitiga dan titik D adalah titik yang terletak di
interior , maka ada titik G sedemikian hingga G terletak pada dan ̅̅̅̅ .
Bukti:
pada . Menurut Teorema Pasch, garis memotong salah satu dari ruas
Gambar 13.
23
Dengan demikian, (Teorema Z). Karena adalah himpunan
dan berada pada setengah bidang yang sama yang dibentuk ⃡ ( terletak
pada interior sudut ), jadi titik dan berada pada setengah bidang
didapat .
Bukti:
24
Karena titik potong terletak pada sinar garis yang berada pada interior
titik potong.
pasangan linier yang merupakan generalisasi dari bagian keempat postulat Busur
membuat pasangan linier dimana sinar garis dan merupakan sinar garis
25
Teorema 2.5 Pasangan Linier (Venema, 2012: 58).
Jika sudut dan membentuk sebuah pasangan linier, maka
( ) ( )
Teorema pasangan linier dapat artikan sebagai “jika dua sudut membentuk
sebuah pasangan linier, maka keduanya saling bersuplemen.” Sudut yang saling
linier. Kedua sudut itu membentuk garis-garis yang saling tegaklurus. Garis
Pada bagian akan dijelaskan lebih jauh mengenai keterkaitan antara jarak
kombinasi paling sederhana dari ruas garis dan sudut. Berikut definisi penting
mengenai segitiga.
26
Salah satu teorema paling mendasar pada geometri adalah kongruensi
dilengkapi dengan besar sudut memenuhi Postulat Busur dan Postulat Busur yang
Euclid, salah satunya adalah John Playfair dan John Wallis. John Playfair
Wallis menurut Greenberg (1994: 152) Jika adalah segitiga dan ̅̅̅̅̅ adalah
D. Geometri Netral
27
Dalam subbab ini disajikan sifat pada Geometri Netral yang berkaitan
Teorema Sudut Luar adalah teori dasar yang penting bagi Geometri
Netral. Definisi 2.21 berikut mengenai sudut interior jauh yang menjadi dasar
Gambar 15. Sudut Luar dan Sudut Interior Jauh pada Segitiga
sudut .
( ) dan ( ) ( ).
28
Bukti:
( ) dan ( ) ( ).
Misal adalah titik tengah dari dan pilih sebuah titik pada
pemisahan Bidang). Titik dan berada pada setengah bidang yang sama
yang dibentuk oleh ⃡ , titik A dan berada pada setengah bidang yang
Sehingga ( ) ( ).
29
Selanjutnya pembuktian ( ) ( ) merupakan analog. Sinar
dalam, empat sudut lainya disebut sudut luar. Dua sudut yang berpasangan yaitu
2.8 berlaku pada Geometri Netral, artinya teorema berlaku untuk Geometri Euclid
30
Teorema 2.8 Sudut Dalam Berseberangan (Venema, 2012: 82).
Jika dan adalah dua garis yang dipotong oleh sebuah tranversal
sedemikian hingga sepasang sudut dalam berseberangan yang bersesuaian
kongruen, maka sejajar dengan .
Bukti:
Andaikan dan adalah dua garis yang dipotong oleh sebuah tranversal
pada Gambar 2.18, jika titik D terletak pada setengah bidang , maka
yang dibentuk (Postulat Pemisahan Bidang), dengan bukti yang ada maka
pengandaian ditolak.
31
Pada Geometri Euclid berlaku Teorema 2.8 tanpa syarat tertentu. Pada
bagian pembahasan akan dibuktikan bahwa Teorema 2.8 berlaku dengan syarat
tertentu pada Geometri Hiperbolik. Hal ini terjadi karena perbedaan postulat
3. Segiempat Saccheri
kesejajaran. Dalam Geometri Netral terdapat segiempat yang memiliki dua sudut
aksioma yang lebih mudah difahami daripada Postulat Kelima Euclid (Venema,
siku-siku dengan sepasang sisi tegaknya sama panjang dan tegaklurus terhadap
32
D C
A B
4. Segiempat Lambert
Segiempat Lambert memiliki tiga sudut siku-siku dengan sepasang sisi tegaknya
33
tidak sama panjang dan tegaklurus terhadap alasnya. Definisi 2.24 berikut
A B
memiliki tiga sudut siku-siku dan sudut keempatnya merupakan siku atau lancip.
ultraparalel.
E. Geometri Hiperbolik
34
memiliki nama lain yaitu geometri Lobachevsky diambil nama profesor
Model pada Geometri Hiperbolik tidak disampaikan pada karya tulis ini,
berikut.
Hiperbolik benar.
35
Kesejajaran Hiperbolik maupun Euclid. Perbedaan pada kedua sistem geometri ini
muncul akibat dua postulat yang mendasari kedua geometri ini. Konsep garis-
memiliki kesamaan dan perbedaan dengan Geometri Euclid yang telah lebih
dahulu dipelajari dan mudah diterima. Konsep-konsep tersebut akan dibahas pada
bab pembahasan.
yang menjadi dasar sifat mengenai ketegak lurusan dan kesejajaran pada Geometri
Hiperbolik.
Hiperbolik.
Segiempat Saccheri dan Lambert (Teorema 2.9 dan 2.10 berlaku pada
36
adalah sudut siku-siku. Akan di tunjukkan bahwa BC < AD. Garis
Teorema 2.10, BAD CDA. Ini berarti bahwa keempat sudut yang tegak
D C
M
A B
N
37