Tugas 1 PLP

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN (PLP)

Mengenal Kegiatan-kegiatan Rutin Berupa Kurikulum, Kokurikulum, dan


Ektrakurikuler, dan Mendeskripsikan Karakter Peserta Didik
SMA Negeri 10 Palembang

Oleh:

Nama: Sheny Gracia

NIM: 06101381722056

Prodi: Pendidikan Kimia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Kegiatan Kurikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler

Berdasarkan Peraturan Menter Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


62 Tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan menengah, kegiatan
intarkurikuler diselenggarakan melalui kegiatan terstruktur dan terjadwal sesuai dengan cakupan
dan tingkat kompetensi muatan atau mata pelajaran. Kegiatan kokurikuler dilaksanakan melalui
penugasan terstruktur terkait satu atau lebih dari muatan atau mata pelajaran.

Kegiatan intrakurikuler bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan akademik siswa.


Kegiatan kokurikuler dimaksudkan untuk lebih memahami materi pengajaran yang telah
dipelajari pada kegiatan intrakurikuler di kelas. Kegiatan ekstrakurikuler membantu dalam
pengembangan aspek-aspek seperti minat bakat dan kepribadian. Tiga kegiatan tersebut
merupakan kegiatan yang diikuti anak sehari-harinya (Rusdi, 2010).

a. Kegiatan Intrakurikuler

Intrakurikuler adalah kegiatan proses belajar-mengajar di kelas yang merupakan kegiatan


utama sekolah. Sekolah diberi kebebasan memilih strategi, metode, dan teknik-teknik
pembelajaran dan pengajaran yang efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, siswa,
guru, dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah (Sanjaya, 2005:124).

b. Kegiatan Ekstakurikuler

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


62 Tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik
di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan pembinaan kesiswaan memiliki tujuan sebagai
berikut:

1. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan
kreativitas.

2. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan


pendidikan sehingga terhindar dari usaha pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan
pendidikan.

3. Mengaktualisasi potensi siswa dalam pencapaian potensi unggulan sesuai bakat dan minat.

4. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis,
menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri (civil
society).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


62 Tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah, bentuk kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa: 1. Krida, misalnya: Kepramukaan,
Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) 2. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah
Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian 3. Latihan
olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta
alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa 4. Keagamaan, misalnya:
pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran 5. Bentuk kegiatan lainnya Kegiatan
ekstrakurikuler ini dilaksanakan di luar jam pelajaran yang diwajibkan, baik di sekolah ataupun
di luar sekolah. Ekstrakurikuler biasa diadakan sore hari setelah jam pelajaran wajib atau di akhir
pekan.

c. Kegiatan Kokurikuler

Kokurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran biasa yang bertujuan agar siswa
lebih mendalami dan menghayatai apa yang dipelajarinya pada kegiatan intrakurikuler baik
program inti maupun program khusus. Menurut Winarno Hamiseno, kegiatan kokurikuler adalah
kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk waktu libur), yang dilakukan di sekolah ataupun
di luar sekolah dengan tujuan menunjang pelaksanaan program intrakurikuler agar siswa dapat
lebih menghayati bahan yang telah dipelajarinya serta melatih siswa untuk melaksanakan tugas
secara bertanggung jawab

1.2 Karakteristik Fisik, kognitif (kreativitas, berpikir kritis), emosi, sosial, bahasa, moral
anak SMA. Kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan anak SMA
A.    Fisik
Perubahan fisik selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap:
1.  Perubahan Eksternal
Perubahan yang terjadi selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap:
a. Tinggi Badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tingkat matang pada usia antara 17 dan 18 tahun, rata-rata
anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya.
b. Berat Badan
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan
berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung
sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak.
c. Proposi Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan yang tumbuh baik. Misalnya, badan
melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu pandang.
d. Organ Seks
Baik laki-laki maupun perempuan, organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa
remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
e. Ciri-ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja.
Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbuhnya kumis dan jakun pada laki-laki,
sedangkan pada perempuan ditandai dengan membesarnya payudara.

2.    Perubahan Internal


Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan
ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah:
a.    Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang
dan bertambah besar, otot-otot diperut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat,
hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
b.    Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17 atau 18, beratnya 12 kali berat pada
waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat
kematangan bilamana jantung sudah matang.
c.    Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia 17 tahu; anak laki-laki mencapai
tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.
d.   Sistem Endokrin
Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara
dari seluruh sistem endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat
dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau
awal masa dewasa.
e.    Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun. Jaringan selain tulang, khususnya
bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.

Pertumbuhan Fisik Remaja dengan Implikasinya terhadap Pendidikan


Dalam batas-batas tertentu, proses pembelajaran dapat diselenggarakan sedemikian rupa
sehingga dapat membantu percepatan pertumbuhan fisik subjek didik. Dalam proses
pembelajaran itu dapat diupayakan berbagai stimulus secara sistematis, antara lain:
a.   Menjaga kesehatan badan.
Kebiasaan hidup sehat, bersih, dan olahraga secara teratur akan dapat membantu menjaga
kesehatan pertumbuhan tubuh. Namun, bila ternyata masih juga terkena penyakit, haruslah
segara diupayakan agar lekas sembuh. Sebab kesehatan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan fisik.
b.   Memberi makanan yang baik.
Makanan yang baik ialah makanan yang banyak mengandung gizi, segar, sehat, dan tidak
tercemar oleh kotoran atau penyakit. Baik buruknya makanan akan menentukan pula
pertumbuhan anak.
Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya memperhatikan faktor berikut:
a)   Menyediakan sarana dan prasarana
Faktor sarana dan prasarana ini jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan pada anak.
Misalnya ruangan kelas, tempat duduk dan meja, dan sebagainya.
b)  Waktu istirahat
Istirahat sangat dibutuhkan untuk menghilangkan rasa lelah dan mengumpulkan tenaga baru,
Istirahat yang cukup sangat diperlukan.
c)   Diadakannya jam olahraga bagi siswa
Pelajaran olahraga sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak karena dengan olahraga yang
dijadwalkan secara teratur oleh sekolah berarti pertumbuhan fisik anak akan memperoleh
stimulasi secara teratur pula.
Permasalahan dalam pertumbuhan fisik sering disebabkan karena perasaan dan pikiran mengenai
fisiknya. Remaja yang banyak perhatiannya terhadap kehidupan kolektif, perilakunya akan
banyak dipengaruhi oleh perilaku kelompoknya. Kelompok remaja dapat terbentuk di sekolah
seperti kelompok tim olahraga, tim kesenian, pramuka, dan sebagainya. Kegiatan tersebut dapat
memupuk pertumbuhan fisik remaja. Namun kadang kala remaja juga dapat terjerumus dalam
suatu kelompok yang membuat mereka menjadi remaja yang tidak baik menurut pandangan
keluarga maupun masyarakat, biasanya kegiatan yang bernilai negatif tersebut seperti ngebut,
begadang, miras, dan semacamnya yang mengganggu kesehatannya. Oleh karena itu,
pengembangan program kelompok remaja ke arah kegiatan yang bernilai positif oleh para guru
di sekolah merupakan upaya positif untuk membantu para remaja dalam pertumbuhan fisik
mereka.

Pengaruh Pertumbuhan Fisik terhadap Tingkah Laku


 Perubahan fisik hampir selalu dibarengi dengan perubahan perilaku dan sikap.Keadaan ini
seringkali menjadi sedikit parah karena sikap orang-orang yang berbeda disekelilingnya dan
sikapnya sendiri dalam menanggapi perubahan fisik itu. Seberapa jauh perubahan pada masa
remaja akan mempengaruhi perilakusebagaian besar tergantung pada kemampuan dan kemauan
anak remaja untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya kepada orang lain sehingga
dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan baru dan yang lebih bai
B.  Karakter Kognitif
Intelektual adalah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar,
membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan.
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 tahun secara fungsional,
perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut:
1.   Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.
2.  Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat
keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah.
3.   Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang
abstrak.
4.   Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis.
5.   Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya
psikologi remaja.
6.   Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi.
7.   Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan identitas
(jati diri).

Implikasi Perkembangan Moral dalam Pendidikan


Para remaja sering bersikap kritis, menentang nilai-nilai dan dasar hidup orang tua dan orang
dewasa lainnya. Akan tetapi mereka tetap menginginkan suatu sistem nilai yang akan
menjadi pegangan dan petunjuk bagi perilaku mereka. Untuk remaja, moral merupakan suatu
kebutuhan untuk menumbuhkan identitas dirinya menuju kepribadian yang matang dan
menghindarkan diri dari konflik yang sering terjadi. Nilai agama juga perlu mendapat
perhatian, karena agama juga mengajarkan tingkah laku yang baik dan buruk.

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi


Sejumlah penelitian tentang emosi menunjukkan bahwa perkembangan emosi remaja sangat
dipengaruhi oleh faktor kematangan dan faktor belajar (Hurlock, 1960:266). Kegiatan belajar
turut menunjang perkembangan emosi remaja. Metode belajar yang menunjang
perkembangan emosi antara lain sebagai berikut:
a.       Belajar dengan coba-coba
b.      Belajar dengan cara meniru
c.       Belajar dengan cara mempersamakan diri
d.      Belajar melalui pengondisian
e.       Belajar di bawah bimbingan dan pengawasan

Pengaruh Emosi terhadap Tingkah Laku


Perasaan takut atau marah dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan emosi dan
menjadi gemetar. Dalam ketakutan, mulut menjadi kering, jantung berdetak cepat, dan lain-
lain. Gangguan emosi juga dapat menjadi penyebab seseorang kesulitan berbicara.
Ketegangan emosional yang cukup lama mungkin menyebabkan seseorang gagap. Seorang
yang gagap sering dapat berbicara secara normal jika dalam keadaan rileks atau senang.
Namun, jika dia dihadapkan pada situasi-situasi yang menyebabkan kebingungan
Perilaku ketakutan, malu-malu atau agresif dapat disebabkan oleh ketegangan emosi atau
frustasi. Karena reaksi kita berbeda-beda terhadap setiap orang yang kita jumpai maka akan
timbul emosi tertentu. Seorang siswa bisa saja tidak senang kepada gurunya bukan karena
pribadi guru, tetapi karena sesuatu yang terjadi pada situasi belajar di kelas. Jika ia merasa
malu karena gagal dalam menjawab soal tes lisan, pada kesempatan lain, ia mungkin menjadi
takut ketika menghadapi tes tertulis. Akibatnya, ia memutuskan untuk membolos, atau
mungkin melakukan kegiatan yang lebih buruk lagi, yaitu melarikan diri dari orangtua, guru,
atau otoritas lain.

Implikasi Pengembangan Emosi Remaja terhadap Penyelenggaraan Pendidikan


Sehubungan dengan emosi remaja yang cenderung banyak melamun dan sulit diterka, maka
satu-satunya hal yang dapat guru lakukan adalah memperlakukan siswa seperti orang dewasa
yang penuh dengan rasa tanggung jawab moral. Salah satu cara yang mendasar adalah dengan
mendorong mereka untuk bersaing dengan diri sendiri.
F.  Sosial
Pada masa remaja berkembang “social cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang
lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat
pribadi, minat, nilai-nilai, maupun perasaannya.
Pada masa ini juga berkembang sikap “conformity”, yaitu kecenderungan untuk menyerah
atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman
sebaya). Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan perilaku yang
secara moral dan agama dapat dipertanggung jawabkan maka kemungkinan besar remaja
tersebut akan menampilkan pribadinya yang baik. Sedangkan, apabila kelompoknya itu
menampilkan dan perilaku yang melecehkan nilai-nilai moral maka sangat dimungkinkan
remaja akan melakukan perilaku seperti kelompoknya tersebut.

Karakteristik Peserta Didik

Istilah karakter membuat banyak orang menyamakannya dengan kata sifat, watak,
akhlak, atau tabiat. Kenyataannya tak selalu bisa dimaknai seperti itu. Kita perlu mempelajari
pengertian karakter menurut para ahli agar memahami perbedaannya. Menurut Doni Kusuma,
karakter adalah ciri, karakteristik, gaya, atau sifat diri dari seseorang yang bersumber dari
bentukan yang diterima dari lingkungannya.  Berdasarkan pendapat tersebut karakter peserta
didik turut dibentuk dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.  Tadkiroatun Musfiroh
(2008: 25),  mengatakan karakter  mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku
(behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).   Dari pendapat para ahli
tersebut dapat kita simpulkan bahwa karakter adalah ciri, sifat diri, akhlak atau budi pekerti,
kepribadian dari seseorang yang dalam hal ini adalah peserta didik.

Sebagai seorang pendidik  tentunya tidak hanya bertugas mengajar di kelas saja, akan
tetapi mendidik dan juga melatih. Hal ini sangatlah tepat apabila dikaitkan dengan
pembentukan karakter yang baik bagi para peserta didik. Seperti apa seorang pendidik
mendidik, bagaimana mengajar, dan bagaimana melatih para peserta didik. Semua tantangan
di atas berawal dari pendidik itu sendiri, bagaimana menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan,  misalnya dengan  memunculkan kesan pertama pendidik yang positif saat
kegiatan belajar di kelas.  Pendidik sangat perlu memahami perkembangan peserta didik.
Perkembangan peserta  didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan sosio-
emosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan
perkembangan sosio-sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan
intelektual atau perkembangan mental  atau perkembangan kognitifnya. Pemahaman terhadap
perkembangan peserta didik di  atas, sangat diperlukan untuk merancang pembelajaran yang
kondusif yang  akan dilaksanakan. Rancangan pembelajaran yang kondusif akan mampu
meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran yang diinginkan. Seorang pendidik mempunyai peran multifungsi, sebagai
konselor, dia mendidik dan membimbing peserta didiknya dengan benar, memotivasi dan
memberi sugesti yang positif, serta memberikan solusi yang tepat dan tuntas  dalam
menyelesaikan masalah peserta didik. Selain itu juga memperhatikan karakter dan kondisi
kejiwaan peserta didiknya. Pendidik  juga bisa berperan sebagai seorang dokter yang
memberikan terapi dan obat pada pasiennya sesuai dengan diagnosanya.
BAB II
Hasil Observasi dan Pengalaman PLP

2.1 Hasil Observasi terhadap kegiatan intrakurikuler di SMA Negeri 10 Palembang


Kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 10 Palembang sebelum terjadinya pandemi
berlangsung dari hari senin sampai sabtu. Berikut jadwal pembelajaran secara luring:

 Senin-Selasa = 07.00-14.05
 Rabu-Kamis = 07.00-13.20
 Jumat = 07.00-11.50
 Sabtu = 07.00-11.50

Durasi untuk setiap mata pelajaran 4 jam dengan 2 kali pertemuan dimana 1 kali
pertemuan masing-masing berdurasi 2 jam. Namun kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 10
Palembang saat terjadinya pandemi mengalami perubahan. Kegiatan pembelajaran
berlangsung dari hari senin sampai hari jumat. Berikut jadwal pembelajaran secara daring:

 Senin-Selasa = 07.00-14.30
 Jumat hanya ada 1 pelajaran, yaitu mapel prakarya/kewirausahaan yang dimulai dari
pukul 07.00-08.30

Jadwal pelajaran secara daring berlaku untuk semua kelas dengan mapel yang sama
 Senin : B. Indo, mtk,
 Kamis : B. Ing
Durasi untuk setiap mata pelajaran yaitu satu setengah jam. Perpindahan dari jam
pertama ke jam kedua itu setengah jam.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Sri Sukendari (Wakil Sekolah Bidang
Kurikulum) didapatkan bahwa penggunaan seragam sekolah masih diberlakukan ketika
pembelajaran daring. Semua siswa saat daring (tatap muka) tetap mengunakan seragam, foto
profil harus menggunakan seragam. Sekolah menggunakan program Qualitiva untuk
melakukan absensi. Sekolah juga menggunakan beberapa aplikasi untuk mendukung proses
pembelajaran yaitu Zoom Meeting, Google Meet, Whatsapp, Google Classroom, Telegram
dan masih banyak lagi. Sekolah tidak membatasi siswa dalam hal pengumpulan tugas, siswa
bisa mengumpulkan melalui aplikasi-aplikasi yang memungkinkan. Untuk pengiriman tugas,
guru memiliki berbagai cara misalnya dengan menggunakan email, siswa berfoto sembari
memegang tugas dan lain sebagainya tergantung guru masing-masing dengan menggunakan
seragam. Sekolah tidak mewajibkan guru untuk datang setiap saat, namun apabila ingin
datang dipersilahkan.

2.2 Hasil Observasi terhadap kegiatan kokurikuler di SMA Negeri 10 Palembang


Terdapat kegiatan korikuler di SMA Negeri 10 Palembang yaitu berdasarkan hasil
wawancara terhadap salah satu murid kelas 12 MIA 5 yang bernama Tegar bahwa pernah
melakukan kunjungan ke Pabrik Teh Botol Sosro yang dilakukan 2 tahun lalu. Sedangkan
untuk saat ini belum ada kegiatan kokurikuler dikarenakan masih ada pandemic.

2.3 Hasil Observasi Terhadap Kegiatan Ekstrakulikuler di SMAN 10 Palembang


SMA Negeri 10 memiliki 17 kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan dimaksudkan bertujuan
untuk meningkatkan lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Adapun kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler tersebut meliputi :
1. Olahraga prestasi yang terbagi menjadi lima bidang yaitu :
1.1 Pentaque dengan Pembina Ibu Erti Suryani, Spd.i
1.2 Futsal dengan Pembina Ibu Drs. Hanafizal
1.3 BaskeT Ball dengan Pembina Baoa Sepri Herzani, S.pd, M.M dan Pelatih Emir
Kalimbari
1.4 Volley Ball dengan Pembina Bapak Pu’adi, S.pd dan Pelatih Dedi D
1.5 Badminton dengan Pembina dan Pelatih Bapak Ade Hasbulah, M.pd
2. Palang merah remaja (PMR) dengan Pembina Ibu Rafika Damayanti, S.Sos
3. Pramuka dengan Pembina Bapak Sepri Herzani, S.pd, M.M dan Ibu Winda Indrawati,
S.pd dengan Pelatihnya M. Akbar Tanjung, Rifka, Kholifa dan Vivi Febriayati
4. Patroli Keamanan Sekolah (PKS) dengan Pembina M. Dian Purnawan, S.pd dan
Pelatihnya Dedi
5. Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA) dengan Pembinanya Yunita, S.pd, M.Si dan
Pelatihnya M. Akbar Muliansyah serta Erza, A.Md
6. Sanggar tari yang terbagi menjadi seni suara, seni tari, teater dan band.
6.1 Seni suara dengan Pembinanya Metty Ambyar, S.Pd, M.Si dengan Pelatihnya
Maruli Saragi
6.2 Seni tari dengan Pembinanya Alfariza, S.Pd dengan Pelatihnya Novrinanda
6.3 Teater dengan Pembinanya Nazliyanti, S.Pd dengan Pelatihnya Meti
6.4 Band dengan Pembinanya Galih Sanjaya, S.Pd dengan Pelatihnya Lir Stoned
7. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan Pembinanya Dra. Lily Marlina, M.Si dan
Uswanah, S.Pd
8. Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) dengan Pembinanya Hj. Suprihatrtini, M.Pd
9. Karate dengan Pelatihnya Ibu Sri Puji.
10. Pembina Kerohanian Siswa (Rohis) dengan Pembinanya Dra. Hj. Rohima, M.M , Dra.
Hj. Dahliah dan Romi Fanduwinata,S.Pd
11. Karate dengan pelatihnya Sri Puji
12. Tinju dengan Pembina dan Pelatihnya Herman Sudianto, S.Pd, M.M
13. TEC dengan Pembinanya Elly, S.Pd, M.Si
14. Taekwondo dengan Pembina dan Pelatihnya Ade Hasbulah, M.Pd
15. Menembak dengan Pembinanya Johanes, S.Pd dan Pelatihnya Perbakin
16. Broadcasting dengan Pembinanya dan Pelatihnya Yus Berlin
17. Marching Band dengan Pembinanya Yus Berlin dan Pelatihnya Kodim

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Sukendari selaku Wakil Sekolah Bidang
Kurikulum di sekolah ada pembelajaran pramuka yang merupakan ekskul untuk penanaman
karakter dihari jumat dan juga siswa wajib mengikuti pendidikan agama (daring). Ekskul seni
di twitter. Untuk tinju masih tetap latihan saat sore hari, paskib juga latihan untuk upacara 17
agustus namun dibatalkan. Sekolah memiliki ruang broadcast, jadi bisa melakukan siaran
namun dilakukan secara streaming sehingga diharuskan untuk download aplikasinya.

2.4 Hasil Observasi Terhadap Kegiatan Karakteristik Siswa di SMAN 10 Palembang


Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Sukendari selaku Wakil Sekolah Bidang
Kurikulum di sekolah untuk mengetahui karakteristik siswa, sekolah seperti biasa melakukan
selektsi tes. Tes yang dilakukan adalah tes penjurusan ipa dan ips dengan menggunakan tes
iq. Bagian yang menghandle ini adalah guru BP dan guru BK Ibu Susan Ariani.
Penggunaan seragam sekolah masih diberlakukan ketika pembelajaran daring. Semua
siswa saat daring (tatap muka) tetap mengunakan seragam dan foto profil harus menggunakan
seragam. Hal ini diberlakukan sebagai bentuk kedisiplinan yang diterapkan sekolah
walapupun pada saat daring (tatap muka).
Berdasarkan hasil observasi kami kelompok 5 pada saat mengajar siswa di kelas XI
MIA 1, XII MIA 1 dan XII MIA 5 pada tanggal 06 Oktober 2020 mulai pukul 07.00 – 08.30
dilanjut pukul 13.00 – 14.30 hasil pengamatan kami, masih banyak siswa yang tidak disiplin.
Contohnya pada saat akan dimulai pembelajaran masih banyak siswa yang belum siap, belum
memakai seragam sekolah, izin mau makan dan telat memasuki kelas. Ada beberapa siswa
yang masih menggunakan nama samaran pada saat google meet dan foto profil yang tidak
memenuhi standar sekolah.
Hasil pengamatan lain, yakni terdapat siswa yang kurang aktif. Contohnya pada saat
kami berikan umpan balik ada beberapa siswa tidak bisa menjelaskan dan tidak bisa
menyimpulkan dari hasil pembelajaran sebelumnya. Pada saat diberikan tugas, ada beberapa
siswa yang tidak mengumpulkan tugas. Akan tetapi, ada beberapa siswa juga yang aktif dan
siap menerima pembelajaran. Contohnya, 15 menit sebelum pembelajaran mulai, siswa sudah
memasuki google meet, ketika diberikan umpan balik dan disuruh menyimpulkan siswa bisa
menjawab. Pada saat diberikan tugas, dikerjakan dengan baik.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Hasil Observasi terhadap kegiatan intrakurikuler di SMA Negeri 10 Palembang
Kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 10 Palembang sebelum terjadinya
pandemi berlangsung dari hari senin sampai sabtu, dengan durasi untuk setiap mata
pelajaran 4 jam dengan 2 kali pertemuan dimana 1 kali pertemuan masing-masing
berdurasi 2 jam. Namun saat terjadinya pandemi mengalami perubahan. Kegiatan
pembelajaran berlangsung dari hari senin sampai hari jumat, Durasi untuk setiap
mata pelajaran yaitu satu setengah jam
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Sri Sukendari (Wakil Sekolah
Bidang Kurikulum) didapatkan bahwa penggunaan seragam sekolah masih
diberlakukan ketika pembelajaran daring. Sekolah menggunakan program
Qualitiva untuk melakukan absensi. Sekolah juga menggunakan beberapa aplikasi
untuk mendukung proses pembelajaran yaitu Zoom Meeting, Google Meet,
Whatsapp, Google Classroom, Telegram. Sekolah tidak mewajibkan guru untuk
datang setiap saat, namun apabila ingin datang dipersilahkan.
3.1.2 Hasil Observasi terhadap kegiatan kokurikuler di SMA Negeri 10 Palembang
Terdapat kegiatan korikuler di SMA Negeri 10 Palembang yaitu melakukan
kunjungan ke Pabrik Teh Botol Sosro yang dilakukan 2 tahun lalu. Sedangkan
untuk saat ini belum ada kegiatan kokurikuler dikarenakan masih ada pandemic.
3.1.3 Hasil Observasi Terhadap Kegiatan Ekstrakulikuler di SMAN 10 Palembang
SMA Negeri 10 memiliki 17 kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan dimaksudkan
bertujuan untuk meningkatkan lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya.
3.1.4 Hasil Observasi Terhadap Kegiatan Karakteristik Siswa di SMAN 10 Palembang
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Sukendari selaku Wakil Sekolah
Bidang Kurikulum di sekolah untuk mengetahui karakteristik siswa, sekolah
seperti biasa melakukan selektsi tes, meliputi tes penjurusan ipa dan ips dengan
menggunakan tes iq. Bagian yang menghandle ini adalah guru BP dan guru BK Ibu
Susan Ariani. Berdasarkan hasil observasi kami, masih banyak siswa yang tidak
disiplin. terdapat siswa yang kurang aktif, akan tetapi, ada beberapa siswa juga
yang aktif dan siap menerima pembelajaran.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan SMAN 10 Palembang sudah
menjalankan tata tertib dengan baik, baik dalam luring maupun daring untuk kegiatan
intrakulikuler, kokulikuler maupun ekstrakulikuler. Untuk siswa masih banyak siswa yang
tidak disiplin dan juga yang kurang aktif, sebaiknya lebih diperhatikan lagi dan lebih
mempersiapkan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selama daring.
LAMPIRAN

Jadwal Kegiatan Pembelajaran SMA Negeri


10 Palembang sebelum terjadi pandemi

Jadwal Kegiatan
Pembelajaran SMA Negeri
10 Palembang secara daring
Kegiatan Ekstrakurikuler SMA Negeri 10
Palembang

Karakteristik Peserta Didik Kelas XII MIA 5


SMA Negeri 10 Palembang
Karakteristik Peserta Didik Kelas XII MIA 1
SMA Negeri 10 Palembang

Karakteristik Peserta Didik Kelas XI MIA 1


SMA Negeri 10 Palembang

Anda mungkin juga menyukai