SOP Integumen PDF
SOP Integumen PDF
SOP Integumen PDF
PENGKAJIAN FISIK
SISTEM INTEGUMEN
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
PENGERTIAN Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya masalah pada
sistem integumen yang meliputi: kulit, rambut, dan kuku.
TUJUAN 1. Mendapatkan data objektif dari riwayat kesehatan pasien.
2. Mengetahui kemampuan fungsional klien.
3. Menentukan status kesehatan klien.
4. Mengidentifikasi masalah klien.
5. Mengambil data dasar untuk melakukan proses keperawatan berikutnya.
INDIKASI Pasien dengan gangguan sistem integumen yang meliputi: kulit, rambut dan
kuku.
KONTRAINDIKASI Tidak ada
PERSIAPAN 1. Pastikan identitas klien yang akan dilakukan tindakan.
PASIEN 2. Jelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai tindakan yang
akan dilakukan.
PERSIAPAN ALAT 1. Bolpoin
2. Jam tangan
3. Meteran
4. Penlight
5. Sarung tangan
6. Selimut
CARA BEKERJA 1. Berikan salam, perkenalkan diri, identifikasi pasien dengan memeriksa
identitas pasien secara cermat dan panggil pasien dengan nama yang
disukainya.
2. Jelaskan mengenai prosedur, tujuan, dan lama tindakan yang akan
dilakukan.
3. Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya hal-hal yang ingin
pasien ketahui dan jawab seluruh pertanyaan pasien.
4. Pasang tirai di sekitar tempat tidur pasien dan mintalah pengunjung
meninggalkan ruangan untuk menjaga privasi pasien.
5. Atur posisi pasien sehingga mendapatkan tempat yang aman dan
nyaman.
6. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan ketika akan memulai tindakan
pada pasien.
A. INSPEKSI
1. Kaji warna kulit, adanya perubahan pigmentasi
Warna kulit di setiap bagian seharusnya sama, kecuali jika ada
peningkatan vaskularisasi. Deskripsikan perubahan pigmentasi seperti
warna, ukuran, lokasi. Variasi normal warna kulit antara lain:
a. Tahi lalat: Kecoklatan – coklat tua, bisa datar atau sedikit menonjol
b. Stretch mark (striae): keputihan atau pink, dapat disebabkan
karena berat badan berlebih atau kehamilan.
c. Freckles (bintik-bintik di tubuh): datar, bisa dimanapun bagian
tubuh, terjadi deposit pigmen dalam kulit
d. Vitiligo: area kulit tak terpigmentasi, prevalensi lebih tinggi pada
orang kulit gelap.
e. Tanda lahir: umumnya datar, warnanya bisa kecoklatan, merah,
atau coklat.
Warna kulit yang abnormal:
a. Kekuningan atau jaundis, bisa disebabkan oleh kelainan fungsi
hati atau hemolisis sel darah merah. Pada orang berkulit gelap,
jaundis terlihat sebagai warna kuning-hijau pada sklera, telapak
tangan, dan kaki. Pada orang berkulit cerah, jaundis terlihat
berwarna kuning pada kulit, sklera, bibir, palatum, dan di bawah
lidah.
b. Eritema: kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran
pembuluh kapiler yang reversibel/semetara. Kulit menjadi merah
karena dilatasi pembuluh darah. Eritema dimanifestasikan sebagai
kemerahan pada orang berkulit cerah dan coklat atau ungu pada
orang berkulit gelap. Bisa terjadi pada proses inflamasi (peningkatan
vaskularisasi jaringan)
c. Telangiektasis: pelebaran pembuluh darah kecil superficial (kapiler,
arteriol, dan venul) yang menetap pada kulit. Kulit merah karena
dilatasi persisten dari pembuluh darah.
d. Ptechie: extravasasi (keluarnya) darah dari pembuluh darah, bentuk
pinpoint (titik titik). Contoh: demam berdarah, terjadi perdarahan di
pembuluh-pembuluh darah kecil.
e. Purpura: kondisi kulit yang merah karena ada perdarahan dibawah
kulit, disebabkan extravasasi pembuluh darah. Lesi vaskular
mencakup petekie, purpura dan ekimosis (berdasarkan ukurannya).