LP Inc Persalinan Normal
LP Inc Persalinan Normal
LP Inc Persalinan Normal
OLEH :
NIA SARTIKA, S. Kep
19. 04. 019
CI LAHAN CI INSTITUSI
B. Etiologi
Sebab terjadinya persalinan, pada akhir kehamilan, uterus secara
progresif lebih peka sampai akhirnya mulai berkontraksi kuat secara ritmik
dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga bayi dilahirkan. Penyebab
peningkatan aktivitas uterus yang sebenarnya tidak diketahui, tetapi sedikitnya
ada 2 kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya puncak
kontraksi yang berperan dalam persalinan :
1. Faktor Hormonal Yang Menyebabkan
Peningkatan Kontraksi Uterus
a. Rasio Estrogen Terhadap Progesteron
Progesteron mengjambat kontraksi uterus selama kehamilan,
sedangkan estrogen cenderung meningkatkan derajat kontraktilitas
uterus, sedikitnya terjadi karena estrogen meningkatkan jumlah gap
jungtion antara sel-sel otot polos uterus yang berdekatan.
Baik estrogen maupun progesteron disekresikan dalam jumlah
yang secara progresif makin bertambah selama kehamilan, tetapi
mulai kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen terus
meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap konstan atau mungkin
sedikit menurun. Oleh karena itu diduga bahwa rasio estrogen terhadap
progesteron cukup meningkat menjelang akhir kehamilan, sehingga
paling tidak berperan sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.
b. Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh
neurohipofise yang secara khusus menyebabkan kontraksi uterus. 3
alasan peranan oksitosin :
1) Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh
karena itu meningkatkan responnya terhadap dosis oksitosin yang
diberikan selama beberapa bulan terakhir kehamilan.
2) Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat
pada saat persalinan.
3) Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan
kelenjar hipofise posterior meningkatkan sekresi oksitosinnya.
c. Pengaruh Hormon Fetus Pada Uterus
Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang
jumlahnya semakin meningkat, dan kelenjar adrenalnya mensekresikan
sejumlah besar kortisol yang merupakan suatu stimulan uterus. Selain
itu, membran fetus melepaskan prostagladin dalam kosentrasi tinggi
pada saat persalinan. Prostagladin meningkatkan intensitas kontraksi
uterus.
2. Faktor Mekanis Yang Meningkatkan Kontraktilitas Uterus
a. Regangan otot-otot uterus
Regangan sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas
otot-otot tersebut. Selanjutnya regangan intermitten seperti yang terjadi
berulang-ulang pada uterus karena pergerakan fetus juga meningkatkan
kontraksi otot polos.
b. Regangan atau iritasi serviks
Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya
refleks pada korpus uteri, tetapi efek ini juga secara sederhana dapat
terjadi akibat transmisi iogenik sinyal-sinyal dari serviks ke korpus
uterus.
C. Jenis-Jenis Persalinan
1. Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir
2. Persalinan buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan
forceps atau dilakukan operasi cesarean.
3. Persalinan anjuran
Bila persalinan tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban, pemberian phytomenadione
D. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persalinan
Power (kekuatan mendorong janin keluar)
His
Gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari
daerah fundus uteri dimana tuba fologi, memasuki dinding uterus, awal
gelombang tersebut didapat dari “pacemaker” yang terdapat dinding
uterus daerah tersebut.
Kontraksi otot-otot dinding perut\
Kontraksi difragma pelvis
Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
a) Pasenger (janin dan placenta)
b) Passage (Jalan lahir)
c) Posisi ibu
d) Psikologi ibu
Penolong
Untuk Menerangkan Persalinan akan akibat berturut-turut :
Tenaga yang mendorong anak keluar
a. His
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan pada waktu
kontraksi otot-otot rahim menguncuk sehingga menjadi tebal dan lebih
pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan
kantong amnion ke arah segmen bawah rahim dan serviks
Sifat-sifat His :
a) Kontraksi simetris dan terkoordinasi
b) Fundus dominant kemudian diikuti relaksasi
c) Involunter, intermitten
d) Terasa sakit dan kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik,
kimia dan psikis.
Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar tentang
His :
a) Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu biasanya per 10 menit
b) Amplitude atau intensitas : batasan kekuatan his dikukur dalam
mmHg
c) Aktivitas His : adalah frekuensi dan amplitude dengan unit
motexido.
d) Durasi His : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan
detik
e) Datangnya his : apakah datangnya sering, teratur atau tidak
Perubahan-perubahan akibat His :
a) Pada uterus dan serviks
Uterus teraba keras, padat karena kontraksi hidrostatik air ketuban
dan tekanan intrauterine naik serta menyebabkan serviks menjadi
mendatar dan terbuka.
b) Pada ibu
Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim, juga ada
kenaikan nadi dan tekanan darah
c) Pada janin
Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero placenta kurang, maka
timbul hipoksia janin, djj lambat dan kurang jelas didengar adanya
iskemia fisiologis.
Pembagian dan sifat-sifat His :
1) His pendahuluan
a) His tidak kuat, tidak teratur
b) Menyebabkan show
2) His pembukaan
a) His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 mm
b) Mulai kuat teratur dan sakit
3) His pengeluaran/his mengedan (kala II)
a) Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama
b) His untuk pengeluaran janin
c) Koordinasi bersama antara his kontraksi, otot perut, kontraksi
diafragma dan ligament
4) His pelepasan uri (Kala III)
Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta
5) His pengiring (Kala IV)
Kontraksi lemah, masih relative nyeri, pengecilan dalam beberapa
jam/hari
b. Tenaga mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah, tenaga
yang mendorong anak keluar setelah his, terutama disebabkan oleh otot
dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdomen,
pada saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu refleks yang
mengakibatkan pasien menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-otot
perutnya dan menekan diafragmanya ke bawah. Tenaga mengejan ini
hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah lengkap.
c. Perubahan-perubahan pada Uterus dan Jalan Lahir Dalam Persalinan
Sejak kehamilan yang lanjut uterus dengan jelas terdiri atas 2 bagian
a) Segmen atas rahim dibentuk oleh korpus uterus, berperan aktif
dalam kontraksi dan dindingnya tebal dengan mulainya persalinan
untuk mendorong anak keluar
b) Segmen bawah rahim terjadi dari isthmus uteri, berperan pasif dan
makin tipis dengan mulainya persalinan karena diregang
mengadakan relaksasi dan dilatasi serta menjadi saluran tipis
1) Perubahan bentuk rahim
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang
sedangkan ukuran melintang maupun ukuran muka belakang
berkurang
o Karena ukuran melintang berkurang maka lingkaran tulang
punggung anak berkurang, artinya tulang punggung menjadi
lebih lurus dan dengan demikian katub atas anak tertekan pada
fundus sedangkan katub bawah ditekan ke dalam pintu atas
panggul
o Karena rahim bertambah panjang, maka otot-otot memanjang
dan menarik pada SBR dan serviks
2) Faal ligament rotundum dalam persalinan
Ligament rotundum mengandung otot polos dan kalau uterus
berkontraksi otot ligament rotundum ikut berkontraksi hingga
ligament menjadi pendek
a) Pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada tulang
punggung berpindah ke depan mendesak dinding perut ke
depan.
b) Fundus uteri terlambat, sehingga waktu kontraksi fundus tidak
dapat naik ke atas
3) Perubahan pada serviks
a) Pendataran serviks
Ialah pemendekan dari canalis servikalis, yang semula berupa
saluran yang panjangnya 1 - 2 cm menjadi suatu lubang saja
dengan pinggir yang tipis
b) Pembukaan serviks
Ialah pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa
suatu tulang dengan diameter beberapa mm menjadi lubang
yang dilalui anak kira-kira 10 cm
Factor-faktor yang menyebabkan pembukaan serviks :
Waktu kontraksi SBR dan serviks diregang oleh isi rahim
terutama oleh air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada
serviks
Waktu kontraksi, bagian dari selaput yang terdapat diatas
canalis servikalis menonjol ke dalam canalis servikalis dan
membukanya.
Mungkin otot-otot serviks menarik pada pingir ostium dan
membesarkannya
4) Perubahan pada vaginan dan dasar panggul
Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina, dasar
panggul diregang menjadi saluran dengan dinding yang tipis oleh
bagian depan anak.
Saat kepala sampai di vulva, lubang vagina menghadap ke depan
atas, dari luar peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum
yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus membuka
E. Tanda-Tanda Persalinan
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
disebabkan :
- Kontraksi Braxton hicks
- Ketegangan dinding perut
- Ketegangan ligamentum rotundum
- Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
- Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
- Dibagian bawah terasa sesak
- Terjadi kesulitan saat berjalan
- Sering miksi ( beser kencing )
b. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks
dikemukakan sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu
terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesterone, dan
memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin
berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih
sering sebagai his palsu.
Sifat his permulaan ( palsu )
- Rasa nyeri ringan di bagian bawah
- Datangnya tidak teratur
- Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
- Durasinya pendek
- Tidak bertambah bila beraktifitas
2. Tanda Persalinan
a. Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
o Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
o Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
o Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
o Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his persalinan
terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
o Pendataran dan pembukaan
o Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas
o Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan . Sebagian ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam.
F. Mekanisme Persalinan
Proses penurunan, putaran dan penyesuaian lain yang terjadi pada proses
kelahiran manusia disebut mekanisme persalinan.
Tujuh gerakan cardinal presentasi puncak kepala pada
mekanisme persalinan :
a. Engangement (masuknya kepala janin kedalam pintu atas
panggul). Hal ini terjadi sebelum persalinan aktif dimulai,
karena otot-otot Abdomen masih tegang, sehingga bagian
presentasi melewati panggul).
b. Penurunan (gerakan bagian presentasi melewati panggul).
Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan yaitu:
Tekanan dari cairan amnion
Tekanan langsung kontraksi fundus pada janin
Konraksi diafragma dan otot-otot abdomen
c. Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks,
dinding panggul atau dasar panggul, dapat masuk kedalam
pintu bawah panggul.
d. Putaran paksi dalam
Di mulai pada bidang setinggi spira iskiadika, tetapi putaran
ini belum selesai sampai bagian presentasi mencapai
panggul bagian bawah ketika oksiput berputar kearah
anterior, wajah berputar kearah posterior setiap kali terjadi
kontraksi, kepala janin diarahkan oleh tulang panggul dan
otot-otot dasar panggul.
e. Ekstensi
Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi
kearah anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati
permukaan bawah simfisis pubis, kemudian kepala muncul
keluar akibat ekstensi. Pertama-tama oksiput, kemudian
wajah, dan akhirnya dagu.
f. Resistensi dan Putaran Paksi Luar
Setelah kepala lahir, bayi berputar hingga mencapai posisi
yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas, ketika ia
mencapai pintu bawah bahu berputar kearah garis tengah
dan dilahirkan dibawah lengkung pubis (Bahu anterior turun
lebih dahulu), bahu posterior diarahkan kearah perineum
sampai ia bebas keluar dari introitus vagina.
g. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat keatas tulang
pubis ibu dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi
lateral kearah simfisis pubis, ketika seluruh tubuh bayi
keluar, persalinan bayi selesai, ini merupakan akhir tahap
kedua persalinan dan waktu saat tubuh bayi keluar seluruhnya, dicatat
dalam catatan medis.
L. Posisi Persalian
1. Posisi Jongkok atau Berdiri
Keuntungan :
Membantu menurunkan kepala bayi
Memperbesar ukuran panggul
Menambah 28% ruang autletnya
Memperbesar dorongan untuk meneran ( Dapat memberi kontrubusi
pada laserasi )
2. Berbaring Miring Kiri
Keuntungan :
Memberi rasa santai bagi Ibu yang letih
Memberi oksigen yang baik bagi bayi
Membantu mencegah terjadi laserasi
3. Posisi merangkak
Keuntungan :
Baik untuk persalianan dengan punggung yang sakit.
Membantu bayi melakukan rotasi
Peregangan minimal pada perineum.
4. Duduk atau setengah duduk
Keuntungan :
Lebih mudah bagi penolong untuk membimbing kelahiran kepala bayi
dan mengamati/ mensipport perineum.
M. Konsep Episiotomy
1. Alasan utama dilakukan episiotomy adalah :
Mencegah kerusakan spinter ani dan mukosa rectum
Cegah kerusakan otot panggul
Cegah trauma kepala janin
Mudah memperbaiki penyembuhan
2. Indikasi episiotomy
Mempercapat kelahiran untuk mencegah terjadinya gawat janin
Mepercapat proses persalinan mencegah gawat ibu
Mempermudah proses persalianan
3. Episiotomy dapat menyebabkan :
Meningkatnya jumlah darah yang keluar
Bertambah luka perinium bagian posterior
Meningkatkan kerusakan pada spinter ani
Menyebabkan rasa nyeri pada hari pertama postpartum
N. Konsep Partograf.
Hubungan pembukaan serviks, penurunan kepala janin (bagian terendah)
berkaitan dengan waktu persalinan untuk pertama kali dikemukakan oleh
Friedman : bahwa gambaran hubungan pembukaan serviks dan waktu
persalinan berbentuk huruf ”S” yang kemudian dikenal dengan kurva
friedmen.
Hedricks dkk, dalam penelitiannya melihat bahwa terdapat perbedaan kurva
friedmen diantara primigravida dan MultiGravida, pada fase aktif maupun
fase laten. Oleh karena itu badan pekerja WHO (informed working group
WHO) mencetuskan gagasan modifikasi kurva Friedmen menjadi
PARTOGRAF WHO
Partograf WHO menetapkan dasar sebagai berikut :
1. Fase aktif mulai pembukaan 3 cm
3. Pada fase aktif pembukaan untuk primi dan multigravida sama tidak boleh
kurang dari 1 cm/jam
a. Pembukaan serviks
Dasar ketetapan partograf WHO fase aktif mulai pembukaan 3 cm
dan perhitungan setiap jam pembukaan minimal 1 cm maka
pembukaan lengkap tercapai dalam waktu 7 jam
Perhitungan fase laten selama 8 jam dan ditetapkan pembukaan
sebesar 3 cm, maka dari kedua titik tersebut akan dapat dibuat garis
yang mencerminkan kurva partograf WHO yang normal. Garis ini
dikenal sebagai garis waspada. Keterlambatan persalinan masih di
adaptasi selama 4 jam dan selebihnya harus diambil tindakan
definitif. Garis sejajar dengan garis waspada yang dibuat dengan
memperhitungkan kelambatan persalinan selama 4 jam disebut
garis tindakan.
b. Penurunan kepala
Sebelum inpartu kepala dianggap berada satu telapak tangan (lima
jari ) diatas simpisis. Pada primigravida dimana kepala janin telah
masuk PAP minggu 36 berarti kemungkinan tidak berhadapan
dengan kesempitan panggul. Dengan memperhitungkan kepala
lima jari diatas simpisis, dam selanjutnya his akan menyababkan
panurunan kepala dengan perhitungan sebagai berikut:
c. Kekuatan His
Kekuatan His diperhitungkan dalam 10 menit :
2 sampai 3 kali, durasi kurang dari 20 detik
4 kali, durasi 20 sampai 40 detik
5 kali, durasi labih dari 40 detik.
2. Rekaman keadaan janin
a. Denyut jantung janin
Denyut jantunh jannin normal 120 sampai 160 per menit
> 160/menit-takikardi permulaan afiksia
<120/menit-bradikardi,asfiksia lebih lanjut
< 100/menit- asfiksia intrauterin berat.
b. Air ketuban
air ketuban dapat memberikan petunjuk keadaan janin dalam rahim
berkaitan dengan asfiksia intrauterin. Air ketuban yang perlu
mendapakan perhatian adalah :
jumlahnya
Warnanya : jernih(C-clear) campur mekonium (M-meconeum)
kurang (A-absent)
c. Moulage tulang kepala
Moulage tulang kepala memberikan petunjuk tentang penggul,
yang ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut :
0 = sutura masih teraba
+ = tulang kepala menempel
++ = tulang kepala saling menindih
+++ = tulang kepala tumpang tindih berat
3. Keadaan ibu
Keadaan ibu yang patut direkam dan diperhitungkan dalam pertolongan
persalinan adalah :
a. Keadaan umum : TD, N, R, S
b. Keseimbangan cairan : bila mendapat infuse dan ciaran induksi
c. Priduksi urin : jumlahnya diperhitungkan dengan jumlah yang
masuk, protenuria, keton bodi.
Keuntungan dan kerugian pelaksanaan partograf
1. Keuntungan partograf
Tersedia cukup waktu untuk melakukan rujukan ( sekitar 4 jam )
setelah perjalanan persalinan melewati garis waspada.
Dipusat peleyanan kesehatan cukup waktu untuk mengambil
tindakan sehingga tercapai well born baby dan well health mather
Terbatasnya melakukan pemeriksaan dalam dapat mengurangi
infeksi intrauterine.
2. Kerugian partograf
Kemungkinan terlalu cepat melakukan rujukan, yang sebenarnya dapat
diselesaikan di puskesmas setempat.
Partograf diharapkan dapat menyelesaikan masalah pertolongan persalinan
pada garis waspada dengan jalan :
Rujukan semakain baik sehingga tidak merugikan penderita
Pertolongan medis dapat dilakukan dengan lebih sempurna sehingga
angka kesakitan dan kematian dapat diturunkan.
Mendapat tindakan medis sesuai dengan keadaan dan ditangan yang
tepat
Secara nasional partograf diharapkan dapat membantu menurunkan angka
kematian maternal dan perinatal sebagai cermin kemampuan memberikan
pelayanan dan pengayoman medis yang menyeluruh dan lebih bermutu.
PENYIMPANGAN KDM
INTRANATAL CARE
=============================
Kala I
Teori Hormon (estrogen dan progesterone)
Progesteron Teori plasenta menjadi tua, Teori distensi rahim,
Terori iritasi meknik
Penarikan/
Dilatasi
Serviks Penekanan struktur peka
nyeri (Arteri, vena, dan Hilangnya
jaringan saraf) fungsi Barier
Penurunan KPD
Presentasi
Janin
Migrasi M.O
Asenden
Hilangnya Fungsi
Proteksi dan Pelicin
Peningkatan Stimulasi Nosiseptor
Prod. Sekresi VT berulang
Serviks dan
laserasi Jar.
Serviks
Transduksi Transmisi
Modulasi Persepsi
Keluarnya
darah Dari jar.
Intravaskuler Ketidak adekuatan
system pendukung
Penurunan
masukan Oral
RISIKO TERHADAP
KOPING INDIVIDU/
PASANGAN TIDAK
EFEKTIF
Krisis situasi
RISIKO
KEKURANGAN
VOLUME CAIRAN
TUBUH
Perubahan status
ANSETAS kesehatan
Ketidak seimbangan
RISIKO TERHADAP RISIKO TERHADAP O2 & CO2
CEDERA (MATERNAL) KERUSAKAN
PERTUKARAN GAS
Kala II
Kontraksi Uterus
Perubahan tahanan pd
Pecah pembuluh darah kaviler vaskuler sistemik
sekitar k. servikalis
Fluktuasi Curah
Jantung
Sekresi lender bercampur darah g
Kompresi
mekanis
Turunnya bagian terendah janin
kepala/Tali pusat samapai kedasar panggul PERUBAHAN
CURAH JANTUNG
Penurunan pefusi
plasenta Tekanan pada bagian persentasi janin
Hyperventilasi
yang lama
Kompresi saraf periver
Peningkatan Janin Besar
Krisis Situasi metabolism
Pola kontraksi semakin intensif tubuh
NYERI Terputusnya
kontinuitas jaringan
RISIKO TERHADAP
KOPING INDIVIDU
TIDAK EFEKTIF
Inteke nutrisi Dorongan untk
anadekuat mengedan
Malpresentasi
Janin
RISIKO TERHADAP
KERUSAKAN INTEGRITAS
Kesulitan peneluaran Penurunan produksi energy KULIT/JARINGAN
Janin metabolik
Persalinan Lama
Pencetus persalinan
RISIKO TERHADAP
KELETIHAN Prosedur invasif
berulang
Trauma jaringan
Persalianan
His Pelepasan
RISIKO TERHADAP
PERUBAHAN
PROSES KELUARGA
Plasenta Terlepas dari meometrium dan
terdorong ke luar
Semburan Darah;
Profil Darah Normal Terjadi Diafresis Stimulasi Nosiseptor
NYERI
RISIKO KURANG
VOLUME CAIRAN
Persalianan
Peningkatan Perkembangan
anggota Keluarga (Transisi) Kelelahan Fisik dan Penggunaan ATP
Psikologis meningkat
Terputusnya
Kontinuitas Jaringan Intake nutrisi
inadekuat
PERUBAHAN IKATAN
PROSES KELUARGA
Cortex Cerebri
Kelelahan
NYERI
RISIKO KURANG
VOLUME CAIRAN
Konsep Dasar Keperawatan
A. KALA I
1. Pengkajian Kala I
Integritas Ego.
Dapat senang atau cemas
Nyeri/Ketidanyamanan
Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi dan keparahan.
Keamanan
Irama jantung janin paling baik terdengar pada umbilicus (tergantung
posisi janin )
Seksualitas
Adanya dilatasi serviks, rabas vagina, mungkin lender merah muda,
kecoklatan, atau terdiri dari plak lendir
Prioritas keperawatan
1. Meningkatkan emosi dan fisik klien / pasangan terhadap persalinan.
2. Meningkatkan kemajuan persalinan
3. Mendukung kemampuan koping klien / pasangan
4. Mencegah komplikasi maternal / bayi.
Secara Khusus :
1. Memeriksa tanda t-tanda vital.
2. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan
karakteristijk yang mengambarkan kontraksi uterus :
a. Frekwensi
b. Internal
c. Intensitas
d. Durasi
e. Tonus istirat
3. Penipisan cerviks,evasemen mendahului dilatasi cerviks pada
kehamilan pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan
berikutnya
4. Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang
menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan
kemajuan persalinan
5. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah
fetus, letrak janin,penurunan janin.
6. Pemeriksaan Vagina: membran,cerviks,foetus,station.
Tes diagnostik dan laboratorium
a. Spesimen urin dan tes darah.
b. Ruptur membran.
c. Cairan amnion : Warna ,karakter dan jumlah
2. Diagnosa Keperawatan
A. FASE LATEN
1) Nyeri b/d intensitas kontraksi.
Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.
Intervensi Rasional
1. Menggunakan tehnik 1. Tehn
pernapasan. ik pernapasan dapat meningkatkan
relaksasi otot – otot abdomen dengan
demikian menambah ukuran kapasitas
abdomen sehingga mengurangi
gesekan ( priksi ) antara uterus dan
dinding abdomen.
2. Melakukan masage 2. Mer
atau gosokan pada pinggang (teori upakan suatu tehnik untuk mengkanter
gatekontrol terhadap nyeri) dan digunakan untuk mengalihkan
3. Menganjurkan untuk perhatian ibu dari nyeri
memberikan air hangat untuk 3. Me
mengomprtes pinggang bawah. mbantu relaksasi, meningkatkan
4. Memberikan HE pada kenyamanan .
klien bahwa respon nyeri ini sudah
indikasi positif dan memmang 4. Infor
harus ada un tuk mengakhiri kala I masi yang cukup dapat mengurangi
dan mendekati kala transisi kecemasan dan merupakan salah satu
aspek sayang ibu
B. FASE AKTIF
1) Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
Tujuan : Klien akan menunjukkan defisit voleme cairan adekuat.
Intervensi Rasional
1. Pertahankan kalori dan 1. Kalori dibutuhkan sebagai sumber
elekrolit. energi selama proses persalinanuntuk
mencegah dehidrasi
2. Cairan lebih cepat diabsorbsi
2. Anjurkan minum air putih melalui lambung dibandingkan
selama proses persalinan jika tidak dengan makanan padat dan untuk
ada mual dan muntah. mencegah dehidrasi
3. Memenuhi kebutuhan tubuh akan
3. Berikan cairan IV secara rutin cairan dan elekrolit
(dextrosa 5 dan RL)
B. KALA II
1. Pengkajian Kala II
a. Tanda yang menyertai kala II
Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, adanya mual,
bertambahnya perdarahan, gerakan ekstremitas, pembukaan serviks,
his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan pada rektum, merasa
ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva
membuka, gelisah mengatakan saya ingin BAB< usaha keras tanpa
disadari, pada waktu his kepala janin tampak di vulva
b. Melakukan monitoring terhadap :
His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan janin
(penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi
dan tekanan darah.
c. Durasi kala II → kemajuan pada kala II :
Primigravida berlangsung 45– 60 menit , multipara berlangsung 15 –
30 menit
2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguann rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan meregangnya
perineum
Tujuan : Ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan
meningkatkan rasa nyaman
Intervensi Rasional
1. Anjurkan sebaiknya 1. Menghidari penekanan pada
posisi miring kliri vena cava, sehingga meningkatkan
sirkulasi ke ibu maupun janin
2. Pertahankan kiandung 2. Kandung kemih yang kosong
kemih tetap dalam keadaan akan memperlancar penurunan
kosong. bagian terendah janin dan
mengurangio tekanan sehingga
sirkulasi lancar
3. Pertahankan alat tenun 3. Meningkatkan rasa nyaman
kering.
4. Anjurkan ibu untuk
kumur-kumur atau basahi bibir 4. Ibu merasa segar dan nyaman.
sangat penting
6. Anjurekanteknik nafas 6. Nafas dalam untuk mengisi
C. KALA III
1. Pengkajian Kala III
a) Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
1) Adanya kontraksi yang kuat
2) Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat
pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
3) Keluarnya darah hitam dari introuterus
4) Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta akan
keluar.
5) Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina
atau rektal , atau membran fetus terlihat pada introitus vagina)
b) Status Fisik mental
Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai, curah
jantung meningkat dengan cepat pada saat sirkulasi maternal ke
plasenta berhenti, didapatkan melalui pemeriksaan:
1) Suhu, nadi, dan pernafasan
2) Pemeriksaan terhadap perdarahan : warna darah dan jumlah
darah
c) Tanda-tanda masalah potensial
Saat praktisi keperawatan primer mengeluarkan plasenta perawat
mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau
perubahan pernafasan
2. Diagnosa Perawatan
a) Koping individu tidak efektif b/d selesainya proses persalinan yang
berbahaya bagi neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap
ketiga persalinan
Tujuan : Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta
Intervensi Rasional
1. Jelaskan pada ibu dan 1. Untuk mendapatkan kerja
suaminya apa yang dioharapkan sama.
dalam tahap ke 3 dari persalinan
2. Pertahankan posisi ibu.
2. Untuk memudahkan lahirnya
3. Tanyakan pada ibu jika ia plasenta
ingin mengeluarkan plasenta 3. Mengikuti kebiasan budaya
dengan cara khusus tertentu
c) Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang
salam proses persalinan
Tujuan : Keseimbangan cairan diperetahankan dan tidak ada tanda-
tanda dehidrasi
Intervensi Rasional
1. Monitor kehilangan 1. Untuk menilai status
cairan(darah urtine, pernafasan ) dan hidrasi.
tanda-tanda vital, inspeksi turgor
kulit dan membran mukosa terhadap
kekeringan
2. Berikan cairan secara
oral/parenteral sesuai anjuran dokter 2. Untuk
3. Monitor keras lembutnya mempertahankan hidrasi.
uterus setelah lepasnya plasenta.
3. Untuk memastikan
4. Berikan obat-obatan kontraksi uetrus yang adekuat dan
sesuai anjuran dokter mencegah kehilangan darah lebih
lanjut
4. Untuk membantu
kontraksi uterus
D. KALA IV
1. Pengkajian pada kala IV
a. Tanda tanada vital
Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia.
Pada kala IV observasi vital sing sangat penting untuk mengetahui
perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum
bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah
terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
b. Pemeriksaan fundus dan tingginya,selama waktu itu pengosongan
kandung kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
c. Kandung kemih
Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih
menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada
perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan
kandung kemih dan retensi kandung kencing jika klien tidak bisa
kencing.
d. Lochia
Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain
dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat
dicatat hasil dan bekuannya
e. Perineum
Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring
dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-
lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum.
f. Temperatur
Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan
keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal
selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini
mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan.
g. Kenyamanan
Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama
persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya.
Tanda-tanda potensial masalah karena pendarahan dapat menyebabkan
potensial masalah komplikasi,perawat harus waspada adanya potensial
komplikasi
2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko kekurangan volume cairan (perdarahan) b/d Atonia uterus setelah
melahirkan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang
Intervensi Rasional
1. Monitor VS, warna 1. Penting untuk
kulit, dan tonus uterus. mengidentifikasi perubahan dalam
vital sign dan tonus uteru s
segara untuk menghentikan
perdarahan post partum
2. Kaji posisi uterus 2. Jika fundus tidak dirasakan
dan lokhia yang keluar, masagge pada pertengahan setinggi
vundus uterus. umblikus, ini menunjukan
distansia blas
3. Kaji distansia 3. Dsitansia blas dapat
kandung kemih mendorong uterus ke luar dari
tempatnya dan menambah atonia
uterus
Masase fundus uterus merangsang
otot-otot uterus untuk berkontraksi
Abdul bari saifuddin,, 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo,
Jakarta.
Bobak, et al. 2005: Buku Ajar Keperawatan Maternitas Jilid 4. Jakarta: EGC.