Aplikasi Teori Dan Model Keperawatan Komunitas: Makalah
Aplikasi Teori Dan Model Keperawatan Komunitas: Makalah
Aplikasi Teori Dan Model Keperawatan Komunitas: Makalah
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
APRILIO LIMPATON
ANJELI LAPIAN
NOVIA PIRI
NURLELA HUATA
SAFITRAH PAPUTUNGAN
SYAHRIL GOBEL
CHRISELI G. NANGLEY
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan
rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“APLIKASI TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS”
dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan juga
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat kami harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua, dan untuk itu kami mengucapkan banyak
terima kasih.
KELOMPOK 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….……..... i
DAFTAR ISI………………………………………………..……………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG…………………………...……………….……..... 1
RUMUSAN MASALAH………………...…………..…………..……….. 1
TUJUAN………………………………..…………………….................... 1
BAB II PEMBAHASAN
MODEL SISTEM IMOGENE M. KING (1971)……………………...… 3
ROGER’S MODEL (THE SCIENCEE OF UNITARY AND IRREDUCIBLE
HUMAN BEINGS)………………………………………………..…...... 4
TRANSKULTURAL NURSING……..………………………………..… 5
HELVIE’S ENERGY THEORY……..……….………………………..… 8
NOLA J. PENDER (HEALTH PROMOTION)……..……….………….. 8
INTEGRATIVE MODEL FOR HOLISTIC COMMUNITY HEALTH
NURSING(LAFFREY & KULBOCK, 1999) ……..……….……...…….. 9
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN…………………………………………………………… 12
SARAN……………………………………………………………….…... 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………...……………………….... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai
dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam
kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
1
Didalam makalah ini akan dibahas tentang grand theory Menurut McEwen &
Wills (2006) yang termasuk dalam grand theory adalah Martha E. Roger: ‘of
the cience Unitary of Human Being”,Nola J.Pender: “Health Promotion
Model”,”Transcultural Nursing Model”,laffrey & kulbock:”The Intergratif
Model For Holistik Komunity Help Nursing”.King’s Model,Helvie Energy
Teory;
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aplikasi teori keperawatan komunitas menurut KINGS
MODEL?
2. Bagaimana aplikasi teori keperawatan komunitas menurut ROGER’S
MODEL?
3. Bagaimana aplikasi teori keperawatan komunitas menurut
TRANSKULTURAL NURSING?
4. Bagaimana aplikasi teori keperawatan komunitas menurut HELVIE’S
ENERGY THEORY?
5. Bagaimana aplikasi teori keperawatan komunitas menurut NOLA J.
PENDER (HEALTH PROMOTION)?
6. Bagaimana aplikasi teori keperawatan komunitas menurut
INTEGRATIVE MODEL FOR HOLISTIC COMMUNITY HEALTH
NURSING(LAFFREY & KULBOCK, 1999)
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui aplikasi teori keperawatan komunitas menurut KINGS
MODEL
2. Untuk mengetahui aplikasi teori keperawatan komunitas menurut
ROGER’S MODEL
3. Untuk mengetahui aplikasi teori keperawatan komunitas menurut
TRANSKULTURAL NURSING
4. Untuk mengetahui aplikasi teori keperawatan komunitas menurut
HELVIE’S ENERGY THEORY
5. Untuk mengetahui aplikasi teori keperawatan komunitas menurut NOLA J.
PENDER (HEALTH PROMOTION)
6. Untuk mengetahui aplikasi teori keperawatan komunitas menurut
INTEGRATIVE MODEL FOR HOLISTIC COMMUNITY HEALTH
NURSING(LAFFREY & KULBOCK, 1999)
2
B AB II
PEMBAHASAN
3
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan
teori yang terdiri dari beberapa komponen:
1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,
dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan
dengan gambaran hubungan perawat dank lien untuk melakukan kontrak
atau tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan
merupakan respons dari individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi
antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dank lien terjadi
suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan.
Kekurangan
1. Beberapa konsep dasar kurang jernih misalnya konsep mengenai stres
yang kurang jelas, karena ini menyatakan bahwa stres memiliki
konsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus menghapus
pembuat stress dari lingkungan rumah sakit.
2. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal sehingga tujuan yang akan
dicapai sangat tergantung pada persepsi perawat dan klien yang terlibat
dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu saja
3. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam penerapan
konsep interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi, misalnya pasien
dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja
dengan pasien koma, bayi baru lahir, dan pasien psikiatrik.
4
yang melakukan pertukaran energi dengan lingkungannya secara terus
menerus (homeodinamik), dengan lima karakteristiknya yang merupakan
landasan dibangunnya prinsip kesatuan dalam keperawatan yaitu kesatuan
utuh, keterbukaan, kesatuan arah, pola dan organisasi, dan kemampuan
mempersepsikan perasaan. Teorinya dikenal sebagai “unitary human beings
theory”.
Teori Roger didasari oleh ilmu tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah
dan juga mitologi (homeostatis). Teori Roger ini berfokus pada proses
kehidupan manusia secara utuh.
Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan
perkembangan manusia secara langsung. Terdapat empat asumsi yang
menjadi dasar teori Roger yaitu sebagai berikut:
a. Manusia adalah kesatuan yang utuh, masing-masing manusia mempunyai
sifat dan karakter yang berbeda serta mempunyai proses hidup yang
dinamis.
b. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan, dimana manusia
merupakan sebuah sistem terbuka, dan manusia akan mempengaruhi dan
dipengaruhi lingkungan sekitarnya. Proses kehidupan manusia berjalan
lambat, tidak dapat diubah dan tidak terarah, karena jalan hidup tiap
individu berbeda-beda. Identitas dari individu merupakan gambaran dari
seluruh proses kehidupannya sehingga perkembangan manusia dapat
dilihat dari tingkah lakunya.
c. Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri, selain itu
manusia merupakan suatu kesatuan utuh, memiliki integritas diri dan
menunjukkan karakteristik yang lebih dari sekedar beberapa bagian.
d. Manusia adalah suatu unit, manusia secara terus menerus saling tukar
menukar energi dengan lingkungannya. Proses kehidupan manusia
berkembang dan tidak kembali seperti semula, berlangsung lama dan terus
menerus, manusia mempunyai kemampuan berimajinatif, berbahasa,
berpikir, sensasi dan emosi.
C. TRANSKULTURAL NURSING
1. Pengertian Transkultural Nursing
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya
pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang
perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan,
sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger,
2002).
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah
esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan
tindakan keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang
dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh.
Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam
perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala manusia
itu meninggal. Human caring secara umum dikatakan sebagai segala
5
sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia
yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana
ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat
dengan tempat lainnya.
2. Paradigma Transkultural Nursing
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural
sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam
terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang
budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat,
lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle, 1995).
a. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki
nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk
menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984)
manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya
pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
b. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam
mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan
merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya
yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan
seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari.
Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif
(Andrew and Boyle, 1995).
c. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang
mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien.
Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien
dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan
yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan
alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa,
pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah
Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari
sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial
yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok
ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial
individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di
lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk
dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu
seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
d. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan
latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan untuk
individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam
asuhan keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya,
6
mengakomodasi/negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya
klien (Leininger, 1991).
- Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi
keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang
telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga
setiap pagi.
- Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan
untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang
lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat
memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai
pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan
sumber protein hewani yang lain.
- Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi
gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok.
Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan
dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
3. Tujuan Transkultural Nursing
Menurut Leininger tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah
dalam pengembangan sains dan ilmu yang humanis sehingga tercipta
praktek keperawatan pada kebudayaan yang spesifik. Kebudayaan yang
spesifik adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang spesifik yang
tidak dimiliki oleh kelompok lain contohnya suku Osing, Tengger dan
Dayak. Sedangkan kebudayaan yang universal adalah kebudayaan dengan
nilai dan norma yang diyakini dan dilakukan oleh hampir semua
kebudayaan seperti budaya olahraga untuk mempertahankan kesehatan.
Dengan adanya keperawatan transkultural dapat membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan
kesehatannya. Perawat juga dapat membantu klien agar dapat memilih dan
menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan status
kesehatan. Misalnya, jika klien yang sedang hamil mempunyai pantangan
untuk makan-makanan yang berbau amis seperti ikan, maka klien tersebut
dapat mengganti ikan dengan sumber protein nabati yang lainnya. Seluruh
perencanaan dan implementasi keperawatan dirancang sesuai latar
belakang budaya sehingga budaya dipandang sebagai rencana hidup yang
lebih baik setiap saat. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih
menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
7
D. HELVIE’S ENERGY THEORY
Menurut Helvie (1998) teori energy berdasarkan pada energy sistem dan
menekankan pada konsep energy sebagai kemampuan untuk melakukan
pekerjaan.Energy digunakan sebagai alat untuk beraktivitas dan merupakan
kemampuan individu dan komunitas.Teori ini terdiri atas subsistem
komunitas seperti kesehatan, energy, dan ekonomi sebagai energy subsistem,
karena pekerjaan tersebut dilakukan oleh pemberi dan penerima pelayanan
(Helvie, 1998).Pada teori ini, populasi dalam komunitas atau individu sebagai
sistem dipandang sebagai perubahan energy yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh energy lain di dalam lingkungan. Perubahan dapat terjadi
secara internal (udara, air, pelayanan, makanan) dan eksternal (sumber-
sumber daerah dan nasional).
Perubahan yang terjadi pada masa lampau dan saat ini mempengaruhi
kesehatan populasi dan memposisikan populasi dalam energy atau tingkatan
kesehatan. Penentuan tingkatan kesehatan berdasarkan hasil pengkajian
statistic kesehatan dan informasi tentang subsistem.Perawat mengkaji dan
membandingkan keseimbangan energy masa lalu dan saat ini dengan sistem
energy yang lain sebagai dasar praktek tahap lanjut.
8
saat akan melakukan perilaku tersebut di kemudian waktu. Perawat
dapat membantu pasien membentuk suatu riwayat perilaku yang positif
bagi masa depan dengan memfokuskan pada tahap perilaku tersebut.
Membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam melaksanakan
perilaku tersebut dan meningkatkan level/kadar efficacy dan pengaruh
positif melalui pengalaman yang sukses dan feed back yang positif.
2. Hambatan Tindakan yang dirasakan (Perceived Barriers to Actions)
Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam
penelitian empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu
perilaku yang nyata dan perilaku actual yang dilaksanakan. Dalam
hubungannya dengan perilaku promosi kesehatan, Hambatan-hambatan ini
dapat berupa imaginasi maupun nyata. Hambatan ini terdiri atas : persepsi
mengenai ketidaktersediaan, tidak menyenangkan, biaya, kesulitan atau
penggunaan waktu untuk tindakan-tindakan khusus. Hambatan-hambatan
ini sering dilihat sebagai suatu blocks, rintangan dan personal cost dari
perilaku yang diberikan. Hilangnya kepuasan dalam menghindari atau
menghilangkan perilaku-perilaku yang merusak kesehatan seperti merokok
atau makan makanan tinggi lemak untuk mengadopsi perilaku / gaya hidup
yang lebih sehat juga dapat menjadi suatu halangan.
9
Model integratif (Laffrey dan Kulbok, 1999) mencakup dua dimensi utama:
sistem klien dan fokus perawatan. Sistem klien adalah multidimensi dengan
perawat dan perawatan kesehatan menargetkan beberapa tingkat klien. Tingkat
paling sederhana dari sistem klien adalah target yang paling jelas, individu. Ketika
individu adalah klien, lingkungan mencakup keluarga, kelompok masyarakat yang
lebih luas, dan masyarakat di mana individu merupakan bagian darinya. Para
perawat dan penyedia layanan kesehatan prihatin dengan bagaimana lingkungan ini
mempengaruhi individu serta kesehatannya.
Setiap tingkat keberhasilan sistem klien lebih rumit, karena klien juga dapat
menjadi keluarga, suatu kelompok, atau masyarakat. Kelompok unsur kehidupan
dan masyarakat membentuk lingkungan bagi keluarga, dan masyarakat adalah
lingkungan untuk kelompok unsur kehidupan. Contoh dari berbagai jenis penilaian
dan intervensi yang sesuai pada setiap tingkat klien. Adalah penting untuk
mengingat bahwa perawatan yang berorientasi pada masyarakat adalah holistik di
alam dan bahwa masyarakat memusatkan perhatian pada beberapa tingkat klien
dan berbagai tingkat perawatan dalam sistem total. Model integritas promosi
kesehatan masyarakat konsisten dengan pendekatan ekologis yang diuraikan
sebelumnya, yang membahas SDOH melalui jaringan sosial, organisasi, lingkungan,
dan masyarakat (Navarro et al, 2007).
10
klien. fokus perawatan adalah promosi kesehatan, pencegahan penyakit, atau
perawatan penyakit. perawat melibatkan klien dalam setiap langkah proses
mengelola perawatan dari penilaian kebutuhan kesehatan dan sumber daya
mereka untuk melaksanakan dan mengevaluasi hasil.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosih
kesehatan dan melindungi kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat
dengan menggunakan pendekatan ilmu keperawatan,ilmu sosial,dan ilmu
kesehatan masyarakat yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan
penyakit pada yang sehat.Aplikasih dan model dari beberapa para ahli diatas
disimpulkan keperawatan komunitas bertujuan untuk mempertahankan
perilaku adaptif dan merubah perilaku maladaptive pada komunitas.Adapun
upaya peleyanan keperawatan yang dilakukan dalah untuk meningkatkan
kesehatan dan cara mempertahankan perilaku adaptif.
B. Saran
Diharapkan dapat meningkatkan berbagai kemampuan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam hal masalah kesehatan.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/32574389/APLIKASI_HEALTH_PROMOTION_MO
DEL_NOLA_J_PENDER
Andrew, M. & Boyle, J. S. (1995). Transcultural Concepts in Nursing Care. 2nd
Ed.
https://nursekey.com/promoting-healthy-communities-using-multilevel-
participatory-strategies/
https://id.scribd.com/document/249595691/Teori-Keperawatan-Martha-e-Roger
13