PETRUS FENDIYANTO, S.PD., M.Si - Kelompok 7
PETRUS FENDIYANTO, S.PD., M.Si - Kelompok 7
PETRUS FENDIYANTO, S.PD., M.Si - Kelompok 7
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Pendidikan Profesi Guru ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Pak Petrus Fendiyanto, S.Pd., M.Si pada mata kuliah pengantar ilmu pendidikan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
pendidikan profesi guru bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
Daftar Isi
iii
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan,
dimana guru akan melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam
pembelajaran di ruang kelas. Melalui proses belajar dan mengajar inilah
berawalnya kualitas pendidikan.Artinya,secara keseluruhan kualitas pendidikan
berawal dari kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di ruang kelas
(Pangestika, 2016: 673). Untuk keberhasilan dalam mengemban peran sebagai
guru, diperlukan adanya standar kompetensi. Berdasarkan UU RI No. 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10, menentukan bahwa macam-macam
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Untuk memiliki keempat
kompetensi tersebut, guru harus menjadi pendidik yang professional.
Jabatan guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru.
Kebutuhan ini meningkat dengan adanya lembaga pendidikan yang
menghasilkan calon guru untuk menghasilkan guru yang profesional. Pada
masa sekarang ini Lembaga Pendidikan Tenaga Kerja (LPTK) menjadi satu-
satunya lembaga yang menghasilkan guru. Walaupun jabatan profesi guru
belum dikatakan penuh, namun kondisi ini semakin membaik dengan
peningkatan penghasilan guru, pengakuan profesi guru, organisasi profesi yang
semakin baik, dan lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga guru,
sehingga ada sertifikasi guru melalui akta Mengajar. Organisasi profesi
berfungsi untuk menyatukan gerak langkah anggota profesi dan untuk
meningkatkan profesionalitas para anggotanya. Setelah Persatuan Guru
Republik Indonesia PGRI yang menjadi satu-satunya organisasi profesi guru di
Indonesia, kemudian berkembang pula organisasi guru sejenis misalnya
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
1
B. Rumusan Masalah
Masalah umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah tentang
pendidikan profesi guru. Agar permasalahan tersebut tidak terlalu luas maka
dibatasi menjadi sub-sub masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian pendidikan profesi guru?
2. Apa tujuan dilaksanakannya pendidikan profesi guru?
3. Apa landasan yang digunakan dalam melaksanakan pendidikan profesi
guru?
4. Apa manfaat dilaksanakannya pendidikan profesi guru?
5. Bagaimana mekanisme pelaksanaan pendidikan profesi guru?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan profesi guru.
2. Untuk mengetahui tujuan dilaksanakannya pendidikan profesi guru.
3. Untuk mengetahui landasan yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan
profesi guru.
4. Untuk mengetahui manfaat pendidikan profesi guru.
5. Untuk mengetahui mekanisme pelaksaan pendidikan profesi guru.
2
Bab II
PEMBAHASAN
3
Sehingga guru akan merasa senang dalam melaksanakan tugas berat dalam
mencerdakan anak didik.
4
C. Landasan Dalam Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru
Dalam pelaksanaan pendidikan profesi guru tentunya memiliki landasan
yang digunakan sebagai acuan yang mengatur keseluruhan bagian program
tersebut. Beberapa landasan tersebut diantaranya adalah:
1. UU Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam undang-undang tersebut terdapat beberapa pasal yang terkait dengan
pelaksanaan pendidikan profesi guru, diantaranya adalah:
a. Pasal 42 Pasal tersebut berbunyi:
(1)Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai
dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkantujuanpendidikannasional.
(2)Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
dihasilkanolehperguruantinggiyangterakreditasi.
(3)Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
b. Pasal 43 ayat 2
Bunyi pasal tersebut adalah “(2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan
oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi.”
c. Pasal 44 Pasal tersebut berbunyi:
(1)Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan
mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.
(2)Penyelengaraan pendidikan oleh masyarakat berkewajiban membina
dan mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan
yang diselenggarakannya.
(3)Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membantu pembinaan dan
pengembangan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan formal
yang diselenggarakan oleh masyarakat.
2. UU Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen
5
Pasal-pasal yang mengatur mengenai pendidikan profesi guru yang terdapat
pada UU No 14 Tahun 2005 adalah:
a. Pasal 8
Bunyi dari pasal tersebut adalah “Guru wajib memiliki kualalifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.”
b. Pasal 11
(1)Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan
kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.
(2)Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi
dan ditetapkan oleh Pemerintah.
(3)Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan, dan
akuntabel.
(4)Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan peraturan
pemerintah.
c. Pasal 13
(1)Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran
untuk peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi
guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
(2)Ketentuan lebih lanjut mengenai anggaran untuk peningkatan
kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.
3. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan pemerintah ini menekankan perlunya masyarakat pendidikan
merujuk pada perangkat standar mutu sebagai acuan formal dan baku dalam
usaha peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu, dalam peraturan
pemerintah juga ditentukan kriteria minimal mengenai sistem pendidikan
6
yang berlaku nasional, karnaitu setiap lembaga pendidikan minimal
mungkin dapat memenuhi seluruh kriteria tersebut agar dapat dikatakan
sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Dalam peraturan ini disebutkan beberapa standar kompetensi yang guru
yang diharapkan dapat terintegrasi dalam kinerja guru. Standar kompetensi
guru terdiri atas empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional.
7
suatu pola dan sistem yang handal. Kehandalan sistem ini ditunjukkan
dengan kemampuan memilih calon-calon yang diprediksi setelah melalui
Program Studi PPG dapat menjadi guru profesional. Hal ini dinyatakan
dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor
55 Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru pasal 5 ayat (1)
Penerimaan mahasiswa baru Program Sarjana Pendidikan dan Program PPG
dilakukan melalui sistem penerimaan mahasiswa baru.
b. Lokakarya
Pelaksanaan proses pembelajaran Program PPG secara garis besar terdiri
atas Lokakarya dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Standar
Pendidikan Guru menyatakan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran
terdiri atas:
1. Pendalaman materi bidang keahlian yang akan diajarkan.
2. Pendalaman materi bidang pedagogik untuk mahasiswa Program PPG
yang berlatar belakang sarjana non pendidikan.
3. Loka karya pengembangan perangkat pembelajaran.
4. Praktik pembelajaran dengan teman sejawat.
5. PPL.
c. Praktik Pengalaman Lapangan(PPL)
PPL mencakup kegiatan praktik pembelajaran dan non-pembelajaran,
praktik Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan praktik industri. Kegiatan
praktik pembelajaran dan nopembelajaran serta praktik PTK dilaksanakan
oleh LPTK, sedangkan kegiatan praktik industri di DU/DI dikoordinasikan
olehPoliteknik.
Tujuan umum kegiatan praktik pembelajaran dan non-pembelajaran di
sekolah adalahagar mahasiswa PPG memiliki pengalaman nyata dan
kontekstual dalam menerapkan seperangkat pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
penguasaan materi bidang studi secara utuh.
d. Kehidupan Bermasyarakat di Asrama/Sarana lain
8
Program Pengembangan Kehidupan Bermasyarakat bertujuan untuk
mengembangkan karakter peserta program PPG yang mencakup aspek
kepribadian dan sosial calon guru yang dapat dilaksanakan baik melalui
pendidikan berasrama maupun pendidikan diluar asrama dengan
memanfaatkan sarana lain yang relevan. Program pendidikan di asrama atau
sarana lain diluar asrama menekankan pada pengembangan soft skills
peserta PPG dalam kehidupan bermasyarakat.
Program pendidikan di asrama atau melalui sarana dan kegiatan lain yang
relevan merupakan program pendidikan yang komprehensif-holistik
mencakup pendidikan keagamaan, pengembangan akademik, life skills (soft
skills dan hard skills), memupuk wawasan kebangsaan, dan membangun
wawasan global, yang digunakan sebagai bagian integral dalam sistem
penyelenggaraan Program PPG untuk menghasilkan calon guru profesional
yang memiliki kompetensi utuh, unggul dan berkarakter.
9
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Profesi Guru merupakan pendidikan tinggi setelah pendidikan
sarjana yang mempersiapkan calon-calon guru berkualitas. Dilaksanakannya
Pendidikan Profesi Guru ini memiliki banyak manfaat baik untuk guru, siswa
juga ikut andil dalam menyukseskan pendidikan nasional. Mekanisme
pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru sampai saat ini juga relevan dan
sistematis sehingga apabila peserta benar-benar mengikuti pendidikan dengan
baik dan diimplementasikan dapat menghasilkan pendidik yang bukan hanya
berkualitas namun juga penggerak pendidikan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan, sekiranya pembaca dapat
mencermati hasil tulisan kami ini juga ditambah dengan referensi lain. Setiap
manusia dapat melakukan kesalahan, mungkin dalam penulisan makalah ini
kami salah dalam menjelaskan. Dengan tambahan referensi lain sekiranya juga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
10
Daftar Pustaka
11