Kel.4 Makalah Infeksi Traktus Genetalis
Kel.4 Makalah Infeksi Traktus Genetalis
Kel.4 Makalah Infeksi Traktus Genetalis
KELOMPOK 1
Kelas : E
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua, Sehingga kami bisa menyelesaikan tugas kelompok mata
kuliah Keperawatan Maternitas dengan baik dan tepat waktu.
Terima kasih atas bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah Keperawatan
Maternitas; Shinta Novelia, S.ST., MNS.Tanpa bimbingan beliau kami tidak akan bisa
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk membahas tentang Masalah Kesehatan Infeksi Traktus
Genetalis, makalah ini mungkin kurang sempurna di mata pembaca, saya mengharapkan
masukan yang dapat membangun makalah ini. Terima kasih. Demikian makalah ini dibuat,
kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................ 1
.2 Rumusan Masalah................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA................................................................ 11
1
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi Post partum merupakan morbiditas dan mortalitas bagi ibu pasca bersalin. (Saifuddin,
2006). Infeksi post partum ialah infeksi yang terjadi pada traktus genitalia setelah persalinan
(Rayburn dan Carey, 2001). Secara umum suhu 38 oC atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-
10 post partum dan diukur per-oral sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai morbiditas
puerperalis. Kenaikan suhu tubuh yang terjadi didalam masa post partum, dianggap sebagai
infeksi post partum jika tidak ditemukan sebabsebab ekstragenital. Infeksi post partum dapat
disebabkan oleh beberapa faktor predisposisi seperti hygiene, kelelahan, proses persalinan
bermasalah (partus lama/macet), persalinan traumatik, kurang baiknya proses pencegahan
infeksi, manipulasi yang berlebihan dan dapat berlanjut ke infeksi dalam masa post partum
(Saifuddin dkk., 2002).
Faktor karakteristik Ibu sebagai penyebab kemungkinan terjadinya infeksi post partum
diantaranya adalah kurangnya pengetahuan tentang vulva hygiene dengan benar, faktor
pendidikan ibu post partum, faktor sosial-ekonomi, nilai dan kepercayaan (Saifuddin dkk.,
2002). Menurut WHO (World Health Organization), di seluruh dunia setiap menit seorang
perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilannya, persalinannya,
dan nifas. Dengan kata lain, 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000
perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan, persalinan, dan nifas. Angka Kematian
Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan AKI di
negara ASEAN lainnya. Survey Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2002/2003,
AKI sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, sementara itu di negara tetangga seperti Malaysia
sebesar 36/100.000 kelahiran hidup, di Singapura sebesar 6/100.000 kelahiran hidup, bahkan
di Vietnam 160/100.000 kelahiran hidup (Depkes, 1998).
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Infeksi Nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh kuman yang masuk ke dalam
organ genital pada saat persalinan dan masa nifas.
Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadi setelah melahirkan,
ditandai dengan kenaikan suhu sampai 38 derajat Celsius atau lebih selama 2 hari dalam 10
hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama (Joint Committee
on Maternal Welfare, AS).
2.2 Etiologi
Infeksi nifas dapat disebabkan oleh masuknya kuman ke dalam
organ kandungan maupun kuman dari luar yang sering menyebabkan infeksi. Berdasarkan
masuknya kuman ke dalam organ kandungan terbagi menjadi:
B. Staphylococcus Aerus
C. Escheria Coli
D. Clostridium Welchii
1. Infeksi lokal
Warna kulit berubah, timbul nanah, bengkak pada luka, lokia bercampur nanah, mobilitas
terbatas, suhu badan meningkat.
2. Infeksi umum
Sakit dan lemah, suhu badan meningkat, tekanan darah menurun, nadi meningkat,
pernafasan meningkat dan sesak, kesadaran gelisah sampai menurun bahkan
koma,gangguan involusi uteri, lokia berbau, bernanah dan kotor.
c. Tromboflebitis
Radang pada vena terdiri
dari tromboflebitis pelvis dan tromboflebitis femoralis. Tromboflebitis pelvis yang sering
meradang adalah pada vena ovarika, terjadi karena mengalirkan darah dan luka
bekas plasenta di daerah fundus uteri. Sedangkan tromboflebitis femoralis dapat
menjadi tromboflebitis vena safena magna atau peradangan vena femoralis sendiri,
penjalaran tromboflebitis vena uterin, dan akibat parametritis. Tromboflebitis vena femoralis
disebabkan aliran darah lambat pada lipat paha karena tertekan ligamentum inguinale dan
kadar fibrinogen meningkat pada masa nifas.
3. Infeksi nifas yang penyebaran melalui jalan limfe
Infeksi nifas yang penyebarannya melalui jalan limfe antara lain peritonitis dan
parametritis (Sellulitis Pelvika).
a. Peritonitis
Peritonitis menyerang pada daerah pelvis (pelvio peritonitis). Gejala klinik antara
lain: demam, nyeri perut bawah, keadaan umum baik. Sedangkan peritonitis umum gejalanya:
suhu meningkat, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, terdapat abses pada cavum
douglas, defense musculair, fasies hypocratica. Peritonitis umum dapat
menyebabkan kematian 33% dari seluruh kamatian karena infeksi.
b. Parametritis (sellulitis pelvika)
Gejala klinik parametritis adalah: nyeri saaat dilakukan periksa dalam, demam
tinggi menetap, nadi cepat, perut nyeri, sebelah/kedua belah bagian bawah terjadi
pembentukkan infiltrat yang dapat teraba selama periksa dalam. Infiltrat terkadang
menjadi abses.
4. Infeksi nifas yang penyebaran melalui permukaan endometrium
Infeksi nifas yang penyebaran melalui permukaan endometrium adalah salfingitis dan
ooforitis. Gejala salfingitis dan ooforitis hampir sama dengan pelvio peritonitis.
8
2.7 Pencegahan Infeksi Nifas
Infeksi nifas dapat timbul selama kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga
pencegahannya berbeda.
a. Selama kehamilan
Pencegahan infeksi selama kehamilan, antara lain:
1. Perbaikan gizi.
b. Selama persalinan
Pencegahan infeksi selama persalinan adalah sebagai berikut:
1. Membatasi masuknya kuman-kuman ke dalam jalan lahir.
2. Membatasi perlukaan jalan lahir.
3. Mencegah perdarahan banyak.
4. Menghindari persalinan lama.
5. Menjaga sterilitas ruang bersalin dan alat yang digunakan.
c. Selama nifas
Pencegahan infeksi selama nifas antara lain:
1. Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.
2. Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus suci hama.
3. Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak
bercampur dengan ibu nifas yang sehat.
4. Membatasi tamu yang berkunjung.
5. Mobilisasi dini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Infeksi nifas adalah infeksi jalan lahir post partum biasanya dari endometrium, bekas insersi
plasenta dan juga infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genetalia, terjadi sesudah
melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam
10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Ini disebabkan oleh
kuman aerob juga. Infeksi bisa terjadi melalui tangan penderita, droplet infeksion, infeksi
rumah sakit, dalam rumah sakit dan koitus karena ketuban pecah.
Manifestasi yang muncul bergantung pada tempat-tempat infeksi, ada infeksi yang terbatas
pada perineum, vulva,vagina, serviks dan endometrium kemudian menyebar dari tempat-
tempat tersebut melalui vena-vena, jalan limfe dan pembukaan endometrium
11
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, Hanifa . (2006). “ Ilmu Kebidanan” . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo