Uraian Proses Produksi PIM
Uraian Proses Produksi PIM
Uraian Proses Produksi PIM
PT Pupuk Iskandar Muda yang beroperasi saat ini mempunyai dua pabrik,
masing-masing mempunyai tiga unit, yaitu :
1. Unit Utilitas
2. Unit Ammonia
3. Unit Urea
18
19
Keterkaitan antara unit utilitas dengan unit Ammonia dan Urea ditampilkan pada
Gambar 3.1.
IA & PA
N2
GAS BUMI
UNIT
AMMONIA
LISTRIK
P W & FW
GAS BUMI
UNIT
UTILITY CO2 NH3
AIR BAKU
P W & FW
LISTRIK
IA & PA
UREA ( NH2CONH2 )
Gambar 3.1 Keterkaitan unit utilitas dengan pabrik Ammonia dan Urea
(Risky, 2014)
c. Pompa Intake kapasitas max 1700 ton/jam, head 6-8 meter, 38 A, 3 unit
d. Pompa Transfer kapasitas max 1600 ton/jam , 188 A, 3unit dan operasi 1 unit
e. Fuel oil tank FB-4003=331 m3, FB-4002 AB = 36 m3,FB-412 AD = 2000 liter.
Area Water Intake dilengkapi dengan :
a. Water Intake Channel, merupakan suatu kolam yang disekat sehingga
berbentuk saluran (Channel) serta dilengkapi dengan bar screen yang
berfungsi untuk menyaring benda-benda kasar terapung yang mungkin ada di
tempat penyadapan terutama dibagian bangunan sadap sungai, agar tidak
mengganggu proses pengolahan air berikutnya.
b. Intake Pond, merupakan suatu kolam dengan ukuran 27,9 x 7,6 m 2 yang
berfungsi untuk menampung air yang di sadap dari sumber dan digunakan
sebagai bahan baku. Air dialirkan ke Settling Basin (bak pengendapan) dengan
menggunakan pompa.
c. Settling Basin, berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel kasar cara
gravitasi dan mengatur aliran yang akan ditranmisikan, basin dibagi menjadi
lima saluran dan secara bergantian sebuah saluran dibersihkan dan diambil
lumpurnya.
Air yang berasal dari Unit Water Intake ini kemudian dialirkan ke instalasi
pengolahan air di PT Pupuk Iskandar Muda dengan laju alir 1.250 ton/jam. Blok
diagram pengolahan air pada PT Pupuk Iskandar Muda yaitu :
POTABLE WATER
LOCATED IN
TANK
SUNGAI PEUSANGAN
RECYCLE WATER
TANK
POLISHED
PACKAGE
BOILER WATER
TANK
DEAERATOR
WASTE HEAT
BOILER
c. Klorin (Cl2)
Penambahan klorin untuk mematikan mikroorganisme dalam air, juga
untuk mencegah tumbuhnya lumut pada dinding Clarifier yang mengganggu
proses selanjutnya.
AIR SUNGAI
FILTER WATER
TANK
CHLORINE
ALUM S ULFAT
S AND FILTER
POTABLE WATER
TANK
SLURRYTANK
RES EVOIR TANK
PH 6,5 – 7,0 -
3.1.2.5 Demineralizer
Unit ini berfungsi untuk membebaskan air dari unsur-unsur mineral (silika,
sulfat, Chloride (klorida) dan karbonat) dengan menggunakan resin.
b. Degasifier (53-DA-1002)
Degasifier berfungsi untuk menghilangkan gas CO2 yang terbentuk dari
asam karbonat pada proses sebelumnya, dengan reaksi sebagai berikut :
H2CO3 H2O + CO2
Proses Degasifier ini berlangsung pada tekanan vakum 740 mmHg dengan
menggunakan Steam Ejektor, tangki ini terdapat Nettingring sebagai media untuk
memperluas bidang kontak antara air yang masuk dengan Steam bertekanan
rendah yang diinjeksikan. Sedangkan keluaran Steam Ejektor dikondensasikan
26
dengan injeksi air dari bagian atas dan selanjutnya ditampung dalam seal pot
sebagai umpan Recovery Tank.
Reaksi ini menghasilkan H2O, oleh karena itu air demin selalu bersifat
netral. Air keluar tangki ini memiliki pH = 7,5 – 8,5 konduktifitas kurang dari
3μΩ.
Reaksi Anion :
Na2SiO3 + 2 R = N – OH 2 RSO3Na + H2SiO3
Air yang telah bebas mineral tersebut dimasukkan ke Polish Water Tank
(53-FB-1004) dan digunakan untuk air umpan Boiler. Karakteristik Air demin
yang diharapkan sesuai dengan desain seperti tertera pada Tabel 2.2.
Pembangkit steam pada unit utilitas ini terdiri dari Package Boiler (53-
BF-4001) dengan sumber panas dari pembakaran fuel gas dan Waste Heat Boiler
(WHB) dengan pemanfaatan panas buangan General Main Electric (pembangkit
listrik). Kandungan O2 untuk air umpan boiler dihilangkan di deaerator dengan
menginjeksikan hydrazine (N2H4) untuk mencegah korosi.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
N2H4 + O2 2 H2O + N2
STEAM SH
GAS & STEAM
BOILER
BFW
Flow diagram boiler Water Treatment
STEAM SL diilustrasikan pada Gambar 3.4.
DEAERATOR
O2 & CO2
INHIBITOR &
SCAVANGER
DISPERSANT
28
di unit utility yang digunakan untuk deaerator, Instrument Air Dryer, unit
stripper ammonia dan peralatan lainnya yang memerlukan panas.
Steam jenuh bertekanan rendah, bertekanan 3,2 kg/cm2.G dihasilkan dari
desuperheater yang digunakan untuk ammonia heater dan Water Heater.
3.1.5 Area Udara Instrument dan Udara Pabrik (Air Instrument Plant)
Kompresi udara pada saat start up pabrik dan emergency menggunakan
kompresor (53-GB-5001) sedangkan pada saat beroperasi digunakan kompresor
ammonia (51-101-J) dengan tekanan 35 kg/cm2G. Udara akan melewati dryer
untuk menghilangkan kandungan H2O yaitu dengan menggunakan Silika Alumina
Gel (silica gel).
Fungsi dari udara instrument adalah :
- Menggerakkan Pneumatic Control Valve
- Pembersihan di Boiler
- Pembilasan di Turbin
Karakteristik udara yang diharapkan sesuai dengan desain seperti pada tabel
dibawah ini:
Berfungsi untuk memisahkan fraksi berat (Hidrokarbon berat dan air) dan
fraksi ringan (hidrokarbon ringan) dalam gas alam pada Knock Out Drum. Fraksi
berat tersebut tidak dipergunakan, dibuang melalui ke burning pit kemudian
dibakar. Fraksi ringan digunakan sebagai gas proses di unit ammonia dan sebagai
gas pembakar di pabrik utility dan ammonia.
Indikasi pengukur laju alir gas alam terdapat di lapangan dan diruang
kontrol yang mengukur laju alir, tekanan, suhu, dan densitas. Diagram alir proses
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Koagulasi,
Air menjadi keruh, membentuk pengendapan,
Turbiditas -
deposit pada pipa, alat, ketel. filtrasi,
demineralisasi.
Timbul buih dalam ketel,
Koagulasi, filtrasi,
menghambat proses
klorinasi, adsorpsi
Warna - pengendapan pada penghilangan
dengan karbon
besi dan hot phosphate
aktif.
softening.
Pelunakan,
Ca,Mg, Membentuk kerak pada sistem
distilasi,
Kesadahan sebagai penukar panas, ketel, pipa,
pengolahan
CaCO3 menghambat daya cuci sabun.
internal.
Pelunakan dengan
kapur dan kapur
Timbul buih dan carry over,
soda,
H2CO3 padatan ke dalam uap panas
demineralisasi,
CO3OH mengakibatkan karat,
Alkalinitas penambahan
sebagai bikarbonat dan karbonat
asam, dealkilasi
CaCO3 menghasilkan CO2 dalam uap
dengan penukar
panas (korosif).
ion, distilasi.
bebas CaCO3
Aerasi, deaerasi,
netralisasi dengan
Karbondioksi
CO2 Korosif terhadap perpipaan. alkali, filming,
da
neutralizing
amines.
Perubahan pH dipengaruhi oleh Penambahan asam
Ph [H+]
keasaman atau kebasaan air. atau basa.
Menaikkan kandungan padatan
Demineralisasi,
Sulfat SO42- dalam air, bereaksi dengan Ca
distilasi
membentuk CaSO4
Demineralisasi,
Menaikkan kandungan padatan
Klorida Cl- distilasi
dalam air, bersifat korosif
Aerasi, koagulasi
Fe2+ Membentuk
UDARAdeposit
( O2 pada
; N2 ;pipa
AR ) dan filtrasi,
Besi
Fe3+ dan boiler. pelunakan kapur,
penukar ion.
GAS BUMI
3.1.8.2 ( NGPenampungan
Kolam ) dan Pengendalian Limbah
Alkana, CO2 + Impurities AMMONIA
Kolam penampungan dan PABRIK
pengendalian limbah (KPPL) mempunyai
kapasitas 5.250 m3. Fungsi dari AMMONIA
KPPL adalah untuk mengatur komposisi air
UAP AIR CARBON DIOXIDE
( H2 O )
4
35
2. Tahap Reformasi
Primary Reforming
Secondary Reforming
3.2.1.1 Desulfurizer
Gas alam sebagai bahan baku proses dialirkan ke dalam Desulfurizer (61-
201-DA/DB/DC) yang berisikan Sponge Iron, yang berfungsi menyerap sulfur
yang ada dalam gas alam. Masing-masing Desulfurizer mempunyai volume 68,8
M3. Umur operasinya diperkirakan 90 hari untuk kandungan H2S didalam gas
alam maksimum 80 ppm dan keluar dari Desulfurizer diharapkan kandungan H2S
dalam gas menjadi 5 ppm. Reaksi yang terjadi adalah :
Fe2O3 + 3H2S Fe2S3 + 3H2O
37
sedangkan pelepasan (stripping) bekerja dengan baik pada temperatur tinggi dan
tekanan rendah.
Reaksi yang terjadi adalah :
CO2 + H2O → H2CO3
H2CO3 + aMDEA ↔ (MDEAH) + (HCO3)
bawah. Untuk melindungi katalis nikel dari deposit karbon, diisi dengan potash.
Reaksi yang terjadi di Primary reformer adalah sebagai berikut :
Reaksi pembakaran : CH4 + O2 → CO2 + H2O + Q
Reaksi konversi : HHC + H2O → CH4 + CO2
Reaksi reformasi : CH4 + H2O → CO + 3H2 (endothermic)
CO + 2H2O → CO2 + 2H2 (exothermic)
87,3 I.D
560
854
1194
Pig. Tail
10010
9556
Pada unit ini CO dan CO2 dipisahkan dari gas sintesa, karena CO dan CO2
dapat meracuni katalis ammonia converter (61-105-D). Proses pemurnian gas
sintesa ini terdiri dari dua tahap proses, yaitu:
menjadi 40oC. Fungsi tray di Direct Contact Cooler adalah untuk memperluas
area kontak antara dua fluida sehingga didapatkan hasil yang optimum.
3.2.3.2 Methanator
Fungsi dari Methanator (61-106-D) adalah untuk merubah gas CO dan
CO2 yang masih lolos dari MCR menjadi CH4 yang bersifat Inert (tidak bereaksi).
Methanator merupakan suatu bejana yang diisi dengan katalis nikel terkalsinasi.
Reaksi yang terjadi adalah :
CO + 3H2 CH4 + H2O +Q
CO2 + 4H2 CH4 + 2H2O + Q
Distributor
Mullite Ball
Gas Outlet
dinaikkan dengan Syn Gas Compressor (61-103-J) sampai tekanan 150 kg/cm 2G.
Compressor ini bekerja dengan dua tingkatan kompresi dengan penggerak turbin
uap (Steam Turbine). Tingkatan pertama disebut Low Pressure Case (LPC) dan
tingkatan kedua disebut High Pressure Case (HPC). Gas sintesa masuk ke LPC
dengan temperatur 38oC dan tekanan 24,1 kg/cm2G, kemudian dikompresikan
menjadi 63,4 kg/cm2G dan temperatur 67,4oC. Sedangkan pada bagian HPC, gas
sintesa bercampur dengan gas Recycle dari Ammonia Converter. Gas sintesa
umpan memasuki ammonia converter dengan temperatur 141oC dan tekanan 147
kg/cm2G melalui bagian samping reaktor.
Reaktor ini dibagi menjadi dua bagian berdasarkan fungsinya, yaitu ruang
katalis atau ruang konversi dan ruang penukar panas (heat exchanger). Reaksi
yang terjadi pada ammonia converter adalah sebagai berikut :
N2 + 3H2 2NH3 + Q
Ammonia converter dioperasikan pada suhu 480oC dan tekanan 150 kg/cm2G.
109-F) yang bertemperatur -17 OC. Gas-gas yang keluar dari menara absorber
dikirim ke Primary Reformer sebagai bahan bakar.
Larutan aquas Ammonia dari HP Ammonia Scrubber dan LP Ammonia
Scrubber serta kondensat dari HRU dipanaskan sampai 165 OC di Ammonia
Stripper Feed/Effluent Exchanger (61-141-C) lalu dialirkan ke Ammonia Stripper
(61-105-E). Pada Column ini terjadi pelepasan ammonia dari Aquas Ammonia,
ammonia yang telah dipisahkan dikirim kembali ke Refrigerantsystem. Untuk
menjaga temperatur ammonia keluar dari Top Column dispray Ammonia cair dari
produk panas melalui Inlet Sparger di Top Column. Untuk memberi panas ke
Column digunakan Ammonia Stripper Reboiler (61-140-C) dengan menggunakan
Steam.
47
Gambar 3.13 Diagram Alir DCS Pure Gas dan Condensate Recovery Unit
Dalam operasi gas memasuki Inlet Nozzle dan melewati bagian luar
Hollow Fiber. Hidrogen Permeate melalui membran lebih cepat dari pada gas
lain. Gas yang akan di daur ulang memasuki HP Prism Separator 103-LL1A dan
103-LL1B secara paralel melalui Bottom Nozzle dan didistribusikan ke Bundle
Hollow Fiber di Shell Sidenya. Gas kaya hidrogen Permeate lewat melalui pori
Hollow Fiber, melewati Internal Tube Sheet, dan keluar melalui Nozzle Outlet.
Hidrogen yang keluar dari kedua Prism tersebut merupakan produk High
Pressure Permeate dan dialirkan ke Syn Gas Compressor 1st Stage Cooler (61-
130-C) dengan tekanan 57 kg/cm2g.
Aliran Tail gas yang meninggalkan Shell Side dari HP Prism Separator di
Letdown, kemudian mengalir ke LP Prism Separator (61-103-LL2A, 2B, 2D, 2E,
2F) untuk proses pemisahan selanjutnya. Permeate dari LP Prism Seperator ini
merupakan produk Low Pressure Permeate dan dikirim ke Up Stream
Methanator Efluent Cooler (61-115-C) dengan tekanan 31 kg/cm2g. Tail gas
kemudian meninggalkan Shell Side LP Prism Separator dengan kondisi minimum
hidrogen dan gas non-permeate. Gas non-permeate terdiri dari inert gas methan
dan argon yang di buang dari Ammonia Synthesis Loop, dan digunakan sebagai
bahan bakar di Primary Reformer.
3.3 Urea-1
Unit urea ini akan memproses ammonia dan karbondioksida yang
dihasilkan oleh pabrik ammonia menjadi urea. Pabrik ini didesain untuk
memproduksi 1725 ton/ hari urea. Proses yang dipakai adalah proses Mitsui
Toatsu Total Recycle C Improved. Proses ini dipilih karena mempunyai beberapa
kemudahan dan keuntungan antara lain:
- Murah ongkos pembuatannya
- Mudah untuk mengoperasikannya
- Memberi hasil produk yang tinggi
Garis besar pabrik urea terdiri dari 4 unit yaitu sebagai berikut :
- Unit Sintesa
- Unit Purifikasi
49
- Unit Recovery
- Unit Kristalisasi dan Pembutiran
CO2
SYNTHESIS PURIFICATION CRYSTALLIZATION PRILLING
NH3 SECTION SECTION SECTION SECTION
Mix Gas
Ammonium
Carbamate Mother Liquor BULK
RECOVERY
SECTION STORAGE
BAGGING
MACHINE
Ship loader
temperatur 80oC dengan memakai hot water dan steam condensate sebagai media
pemanas.
Di samping CO2 dan NH3, ke dalam reaktor juga dimasukkan recycle
carbamat dari high pressure absorber (52-DA-401).
Reaksi yang terjadi dalam reaktor adalah:
2NH3 + CO2 NH2COONH4 + Q (1)
NH2 COONH4 NH2CONH2 + H2O - Q (2)
Selama proses sintesa, selain reaksi di atas juga terjadi reaksi samping,
yaitu terbentuknya biuret dari urea.Variabel utama yang mempengaruhi reaksi
adalah temperatur, tekanan, komposisi feed dan waktu reaksi.
Konversi ammonium karbamat menjadi urea berlangsung pada fase cair,
sehingga dibutuhkan temperatur dan tekanan tinggi. Temperatur dan tekanan
tinggi menambah konversi pembentukan urea, kalau temperatur rendah
menyebabkan konversi ammonia karbamat menjadi urea berkurang. Kondisi
reaksi yang optimum pada temperatur 200oC dan tekanan 250 kg/cm2G. Karena
sifat-sifat korosif dari zat-zat pereaksi dan produk di dalam reaktor maka pada
permukaan yang mengalami kontak dengan campuran reaksi. Reaktor dilapisi
dengan titanium, penambahan sedikit oksigen bertujuan untuk melindungi reaktor
sehingga diperoleh daya tahan yang lebih lama. Karena reaksi total pembuatan
urea bersifat eksotermis, maka temperatur reaktor harus dikontrol benar.
Pengontrolan temperatur dapat diatur dengan beberapa cara:
- Mengatur kelebihan ammonia yang akan masuk reaktor.
- Mengatur jumlah larutan recycle yang akan masuk reaktor.
- Memanaskan ammonia yang akan masuk reaktor
.
3.3.2 Unit Purifikasi
Produk dari hasil reaksi sintesa terdiri dari urea, biuret, air,
ammoniakarbamat dan ammoniaberlebih. Proses selanjutnya diperlukan untuk
memisahkan ureadan produk reaksi yang lain. Pemidahan dilakukan dengan
51
Untuk LPD beroperasi dengan tekanan 2,5 kg/cm 2G dan temperatur 235oC,
sedangkan untuk gas separator terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian atas
dioperasikan pada temperatur 107oC, dengan tekanan 0,3 kg/cm2G dan bagian
bawah dioperasikan pada 92oC dan tekanan atmosfir.
gas yang berasal dari low pressure absorber dengan menggunakan cairan dari off
gas absorber.
Cairan ini sebagian di kirim ke Low Pressure Absorber sebagai cairan
induk penyerap gas berturut-turut di dalam Low Pressure Absorber dan High
PressureAbsorber dan menghasilkan larutan karbamat yang dipakai sebagai
recycle solution.