Review Makalah ETIL PARA METOKSI SINAMAT - KELAS 7J Edited
Review Makalah ETIL PARA METOKSI SINAMAT - KELAS 7J Edited
Review Makalah ETIL PARA METOKSI SINAMAT - KELAS 7J Edited
Nama Kelompok :
Kelas : Standarisasi 7 J
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan secara luas merupakan sumber sejumlah obat yang memiliki
aktivitas yang berbeda – beda seperti antispasmodic, anti-kanker, antimikroba, dan
lain sebagainya. Tumbuhan obat merupakan summber obat alam yang paling kaya di
bidang pengobatan tradisional, pengobatan modern, nutraseutikal, suplemen makanan,
dan senyawa penuntun untuk obat – obat sintetik (Tiwari et al.,2011).
Kencur (Kaemferia Galanga, Linn) merupakan tanaman tropis yang banyak
tumbuh di berbagai daerah di Indonesia sebagai tanaman yang dipelihara. Tanaman
ini banyak digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan sebagai bumbu dalam
masakan sehingga para petani banyak yang membudidayakan tanaman kencur sebagai
hasil pertanian yang diperdagangkan dalam jumlah besar. Masyarakat mempercayai
dapat mengobati penyakit tertentu, antara lain dapat menyembuhkan masuk angin,
batuk, dan sakit tenggorokan. Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan herbal
medicinal dari family zingiberaceae yang memiliki bermacam – macam kegunaan
secara farmakologi yaitu sebagai antiinflamasi, analgesic, nematisida, penolak
nyamuk, larvisida, vasorelaksan, sedative, antineoplastic, antimikroba, antioksidan,
antialergi dan penyembuh luka (Umar et al., 2011)
Etil Parametoksisinamat (EPMS) adalah salah satu senyawa hasil isolasi
rimpang kencur (kaempferia galanga L.) yang merupakan bahan dasar senyawa tabir
surya yaitu pelindung kulit dari sengatan sinar matahari. Dalam ekstrak kencur
terdapat senyawa sinamat. Sinamat adalah salah satu senyawa yang berpotensi
sebagai senyawa tabir surya. Oktil sinamat contohnya saat ini cukup popular dalam
industry kosmetika karena memiliki aktivitas perlindungan yang tinggi dan tidak
memiliki efek samping. Senyawa turunan alkil sinamat lain diharapkan juga dapat
menyerupai sifat dari oktil sinamat tersebut (Wahyuningsihdkk, 2002).
EPMS termasuk dalam golongan senyawa ester yang mengandung cincin
benzene dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan juga gugus karbonil yang
mengikat etil yang bersifat sedikit polar sehingga Dalam ekstraksinya dapat
menggunakan pelarut – pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol,
etilasetat, methanol, air, dan heksana. EPMS merupakan komponen utama turunan
dari senyawa sinamat. Kadar EPMS dalam simplisia dapat mencapai 2,5%.
Kandungan etil p-metokksi sinamat pada rimpang kencur sekitar 10,5% yang dapat
diisolasi dengan mudah memakai pelarut petroleum eter dengan metoda perkolasi.
Hasil penelitian yang sudah dilakukan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
proses isolasi Etil parametotoksi sinamat dari rimpang kencur untuk pengembangan
dan penelitian selanjutnya sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik untuk
meningkatkan nilai ekonomis dari tanaman kencur serta dapat membudidayakan
usaha tanaman ini agar menguntungkan petani.
Ekstraksi oleoresin kencur dilakukan sebagai untuk melakukan isolasi
kandungan EPMS. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
eksperimen perlakuan atau penelitian secara langsung pada bahan yang akan diteliti
dengan menganalisa data yang telah didapat. Untuk mendapatkan EPMS dari rimpang
kencur juga dilakukan 3 perlakuan yaitu preparasi, isolasi dan kristalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Tanaman
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Upafamili : Zingiberoideae
Genus : Kaempferia
Spesies : K. galangal
Nama binomial : Kaempferia galangal(Linn.) (Anonim, 2014)
Nama daerah : Kencur (Indonesia dan Jawa); cikur (Sunda); ceuko( Aceh); kencor
(Madura); cekuh (Bali); asauli, sauleh, soul, umpa (Maluku); dan cekir (Sumba)
Rumus molekul : C12H13O3
Berat Molekul : 205 g/mol
EPMS termasuk dalam golongan senyawa ester yang mengandung cincin benzena dan
gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan juga gugus karbonil yang mengikat etil yang
bersifat sedikit polar sehingga dalam ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut
yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etilasetat, metanol, air, dan heksana.
Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi harus mempunyai kepolaran yang berbeda.
Ekstrasi EPMS dari kencur menggunakan suhu yang kurang dari titik lelehnya yaitu 48 –
50C. (Setyawan, 2012). Etil parametoksi sinamat (EPMS) merupakan komponen utama
turunan dari senyawa sinamat. Kadar EPMS dalam simplisia dapat mencapai 2,5%.
(Hudha, 2015).
E. Hasil Penelitian
1. Uji Organoleptik
Hasil uji organoleptik menunjukan bahwa ekstrak yang didapatkan berwarna Putih
bening, berbau khas kencur, memiliki titik leleh 47.5ºC dan berupa padatan kristal.
(Alchaddad, 2015)
2. Kromatografi Lapis Tipis
Hasil analisis KLT dengan fase gerak methanol:aseton (2:1) menunjukkan bahwa
senyawa etil p-metoksi sinamat memiliki nilai Rf 0,68. (Nurmala, 2017)
3. Spektrofotometri UV – VIS
Hasil analisis spektrofotometri senyawa standar etil p metoksi sinamat dalam pelarut
methanol memberikan spectrum dengan serapan maksimum masing-masing pada
307,0 nm dan 226.0 nm. (Nurmala, 2017)
4. Analisa FT – IR
Berdasarkan spectra massa GC-MS dari peak kedua (Line#2) terlihat senyawa
dengan m/z = 206 dimana struktur senyawa tersebut diperkirakan adalah etil p-
metoksisinamat yang telah terdeteksi, spectra massa peak kedua dari etil p-
metoksisinamat ditunjukkan oleh Gambar 4.