Makalah Pudding Dan Cake Fix
Makalah Pudding Dan Cake Fix
Makalah Pudding Dan Cake Fix
tentang
Dosen Pembimbing :
Ezi Anggraini, M.Pd
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “Pastry”. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pastry di Universitas
Negeri Padang.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Puding ………………………………………………………………….…… 4
1. Pengertian Puding ………………………………………………………. 4
2. Bahan yang akan digunakan pada pudding ………………………….….. 4
3. Peralatan yang akan digunakan pada pudding …………………….……. 5
4. Macam – macam pudding ………………………………………………. 5
5. Tipe – tipe pudding …………………………………………………..…. 7
B. Cake …………………………………………………………………….……
9
1. Pengertian cake …………………………………………………………. 9
2. Bahan yang akan digunakan pada pembuatan cake …………………….. 9
3. Peralatan yang akan digunakan pada pembuatan cake ………………... 13
4. Jenis – jenis cake ………………………………………………………. 14
5. Kesalahan dalam pembuatan cake …………………………………….. 18
6. Metode pencampuran cake ……………………………………………. 19
7. Proses pemasukan adonan kedalam Loyang ……………………...…… 27
8. Penyimpanan produk ………………………………………………….. 27
9. Proses baking ……………………………………………………….…. 28
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….... 34
B. Saran ……………………………………………………………………….. 34
ii
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. PUDING
1. Latar Belakang
Puding pertama yang dibuat oleh koki kuno yang menghasilkan
makanan mirip sosis dengan cita rasa gurih. Puding berasal dari bahasa
Perancis, boudin yang berarti “sosis darah”, Dari bahasa Latin, botellus yang
berarti “sosis kecil”. Istilah puding yang banyak digunakan di benua Eropa.
Pada abad ke-17, puding di Inggris raya terdiri dari dua rasa, yaitu gurih
karena terbuat dari daging dan manis karena terbuat dari tepung, kacang, dan
gula. Kedua puding ini biasanya direbus dalam tas puding khusus. Haggis
adalah salah satu contoh puding gurih karena terbuat dari jantung, hati, dan
paru-paru domba yang dicampur dengan bawang bombay, oatmeal, lemak,
aneka rempah, dan garam. Secara tradisonal, Haggis dibungkus dalam perut
hewan dan kemudian direbus selama tiga jam. Pada sekitar abad ke-18,
puding di Inggris tidak lagi terbuat dari daging. Dan pada abad ke-19 puding
masih dibuat dengan cara direbus, namun hasil akhirnya lebih mirip cake.
Pada saat itu, puding disajikan secara tradisonal pada perayaan Natal. Puding
plum atau Christmas pudding salah satu contohnya.
Puding yang dikenal sekarang sebenarnya lebih mirip custard. Sejarah
custard dengan puding juga hampir sama kunonya. Meskipun dua jenis
hidangan ini berbeda, namun istilah custard dan puding seolah menyatu pada
abad ke-19 di Amerika. Custard sendiri merujuk pada hidangan Romawi
Kuno yang dibuat dengan telur. Bangsa Romawi Kuno memang ahli dalam
menciptakan beberapa hidangan berbasis telur, seperti omelet atau crustades.
Saat ini puding mulai dimodifikasi dengan tambahan bahan isi atau dibentuk
dan dibuat lapisan-lapisan agar lebih menarik pada saat di sajikan.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada pudding :
1. Apa yang dimaksud dengan pudding?
2. Apa bahan yang akan digunakan pada pudding?
3. Apa peralatan yang akan digunakan pada pudding?
4. Sebutkan macam – macam pudding?
5. Sebutkan tipe - tipe pudding?
1
3. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah pada pudding :
1. Mengetahui pengertian pudding.
2. Mengetahui bahan yang akan digunakan pada pudding.
3. Mengetahui peralatan yang akan digunakan pada pudding.
4. Mengetahui macam – macam pudding.
5. Mengetahui tipe – tipe pudding.
B. CAKE
1. Latar Belakang
Cake adalah makanan yang sangat populer saat ini. Rasanya yang
manis dan bentuknya yang beragam menjadikannya semakin digemari oleh
masyarakat. Cake dapat disajikan sebagai dessert dan appetizer. Bahan dasar
pembuatan cake pada umumnya menggunakan tepung terigu.
Tidak hanya cake yang menggunakan tepung terigu sebagai bahan
baku melainkan berbagai produk makanan seperti roti, mie, cake dan biskuit.
Padahal Indonesia bukan negara penghasil terigu. Itu sebabnya Indonesia
terus menerus mengimpor terigu, sehingga jumlah devisa yang dikeluarkan
semakin banyak.
Namun kini, cake dapat divariasi dengan menggunakan bahan baku
beraneka ragam, dengan kata lain, tidak hanya menggunakan tepung terigu
saja untuk membuat cake. Pada perkembangannya, banyak variasi cake yang
menggunakan bahan baku selain tepung terigu. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kecenderungan tepung terigu sebagai bahan pokok dalam pembuatan
cake dapat digantikan dengan penggunaan bahan lain. Kondisi ini dapat
menjadi sarana untuk mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu yang
kita ketahui bahwa tepung terigu berasal dari gandum sedangkan Indonesia
tidak memproduksi gandum sehingga perlu melakukan impor gandum untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Bahan yang dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan tepung
terigu diantaranya adalah tepung jagung. Tepung jagung adalah bentuk hasil
pengolahan bahan dengan cara penggilingan atau penepungan. Tepung jagung
adalah produk setengah jadi dari biji jagung kering pipilan yang dihaluskan
dengan cara penggilingan kemudian diayak. Komponen kimia terbesar dalam
jagung adalah karbohidrat, yaitu sekitar 72% dari berat biji yang sebagian
besar berupa pati, yang secara umum mengandung amilosa 25-30 % dan
amilopektin sekitar 70-75 % (Boyer dan Shannon, 2003).
2
Tepung jagung mengandung gluten kurang dari tepung terigu bahkan
hampir tidak mengandung gluten sehingga umumnya digunakan untuk
membuat roti cepat saji atau roti dengan tekstur seperti kue. Tepung jagung
memiliki fungsi memekatkandan mengentalkan bahan, sehingga biasa dipakai
sebagai pengental pada sup maupun saus, memberi tekstur halus dan lembut
pada sponge cake dan puding, serta memberi efek renyah pada kue kering
(Dubat, 2004). Tepung jagung masih jarang sekali digunakan sebagai bahan
utama pada pembuatan cake dan cookies, tapi selalu menjadi bahan pembantu
untuk mendapatkan tekstur sempurna.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada cake :
1. Apa yang dimaksud dengan cake?
2. Apa bahan yang akan digunakan pada pembuatan cake?
3. Apa alat yang akan digunakan pada pembuatan cake?
4. Apa saja jenis – jenis cake?
5. Bagaimana dengan metode pencampuran cake?
6. Bagaimana proses pemasukan adonan ke dalam loyang?
7. Bagaimana dengan proses baking?
8. Apa saja kesalahan dalam pembuatan cake?
9. Bagaimana dalam penyimpanan produk cake?
3. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah pada cake :
1. Mengetahui pengertian cake.
2. Mengetahui bahan yang akan digunakan pada pembuatan cake.
3. Mengetahui alat yang akan digunakan pada pembuatan cake.
4. Mengetahui apa saja jenis – jenis cake.
5. Mengetahui metode pencampuran cake
6. Mengetahui proses pemasukan adonan ke dalam loyang.
7. Mengetahui proses baking.
8. Mengetahui kesalahan dalam pembuatan cake.
9. Mengetahui penyimpanan produk.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PUDING
a. Pengertian
Puding adalah sejenis makanan terbuat dari pati, yang diolah
dengan cara merebus, kukus, dan membakar (boiled, steamed, and
baked) sehingga menghasilkan gel dengan tekstur yang lembut. Pati
dalam hal ini dapat berupa agar-agar (atau pun bahan dasarnya seperti
gum arab, rumput laut karagenan dan lain-lain), tepung-tepungan atau
hasil olahannya seperti roti, cake dan lain-lain.
Puding biasanya disajikan sebagai makanan pencuci mulut, juga
sebagai makanan sajian utama. Pada zaman dahulu puding dimasak de-
ngan cara merebus campuran bahan-bahan pembuatnya di dalam suatu
tas atau kantong kain. Seiring dengan kemajuan zaman cara pemasak-
annya berkembang lagi, yaitu campuran bahan dikukus di dalam suatu
wadah yang ditutupi kain. Cara pemasakan yang lain adalah dengan
pembakaran.
4
direbus bahan dasarnya lebih sering menggunakan agar-agar, atau
produk dari karagenan, gum, ataupun gelatin.
2) Gula
3) Susu
4) Santan, air
5) Telur
6) Cream
7) Garam
8) Buah-buahan
9) Cokelat
10) Mentega
11) Pewarna makanan
c. Peralatan
1) Waskom
2) Sauteuse pan atau sauce pan
3) Pemanas (kompor atau oven)
4) Pengocok
5) Mixer
6) Spatula
7) Laddle (centong) atau sendok kayu (sesuai kebutuhan)
8) Kukusan (steamer), panci (sesuai kebutuhan)
9) Loyang
d. Macam-macam puding
Puding dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan
berbagai cara. Misalnya puding dapat dibagi berdasarkan cara penya-
jiannya yaitu puding yang disajikan dengan daging seperti Yorkshire yaitu
puding yang dibakar bersama daging dan Sussex yaitu puding yang diisi
dengan daging. Kemudian puding yang disajikan sebagai pencuci mulut
seperti puding jagung, puding tapioca, puding nasi, puding plum, puding
almond, puding susu, puding telur, dan berbagai puding buah lainnya.
Sering juga puding itu dinamakan berdasarkan warna saos yang diper-
gunakan seperti black pudding, chocolate pudding, dan white pudding.
5
Puding dapat disajikan dalam ukuran kecil maupun besar dan dalam
keadaan panas ataupun dingin. Pada umumnya penyajian puding
dilengkapi dengan saus seperti custard sauce, fruits puree, es, syrup dan
vanilla sauce. Secara garis besar puding terbagi dua yaitu puding panas
(baked puding) dan puding dingin (starch-thickened puding).
6
Puding panas hampir selalu "identik" dengan puding panggang.
Pasalnya, puding panas lebih banyak dibuat lewat proses pemanggangan
di dalam oven. Puding panas dapat disajikan dalam keadaan panas mau-
pun dingin, sedangkan puding dingin, selalu disajikan dalam keadaan
dingin. Umumnya pudding panas terdiri dari campuran telur, susu, gula,
aroma, cream, tepung semolina bahkan roti atau beras, dan buah-buahan
yang dikeringkan/manisan buah-buahan. Bahan dasar pudding panas
dapat dibuat dari adonan crepes yang lebih kental.
Membuat puding tidak begitu sulit. Bahan dasarnya adalah tepung
tapioka atau pati termodifikasi, susu, whey powder , gula, karagenan, atau
kadang-kadang juga gelatin. Untuk menghasilkan puding dengan tekstur
yang lembut biasanya dibutuhkan campuran bahan-bahan yang tepat,
kemudian dicampurkan dengan air dan dimasak. Bahan tambahan yang
biasa dipakai adalah bahan perasa dan bahan pewarna. Perasa dan pe-
warna ini disesuaikan, misalnya untuk rasa jeruk digunakan warna ora-
nge, untuk rasa cokelat dengan warna coklat, dan seterusnya.
Meskipun sederhana, dibutuhkan kejelian dan kecermatan dalam
mencampur berbagai bahan tersebut untuk menghasilkan puding dengan
rasa dan tekstur yang sesuai dengan keinginan. Jika kurang pas, maka
akan dihasilkan puding yang terlalu lembek atau terlalu keras. Keduanya
sama -sama tidak dikehendaki. Sebab yang diinginkan adalah puding
yang lembut, halus, tidak ada yang keras, tidak lembek, enak dipandang,
dan enak pula dikunyah
e. Tipe puding
1. Steam pudding
7
Penutup wadah dapat berrupa tutup langsung dari wadah terse-but,
bisa juga menggunakan aluminium foil. Letakkan wadah berisi ado-nan
tadi di dalam sebuah wadah yang lebih besar dan berisi air 2/3 dari sisi
wadah adonan. Kedua wadah tersebut dimasukkan ke dalam steamer
untuk dimasak selama beberapa waktu, hingga adonan padat.
2. Baked puddings
Bentuk lain dari puding adalah baked puding, yaitu puding yang
dipanggang. Puding yang dipanggang memiliki tekstur yang lebih padat
dan menggunakan bahan yang lebih bervariasi. Yang membedakan de-
ngan jenis puding yang lain adalah teknik memasak yang digunakan,
yaitu dengan memanggang puding di dalam sebuah oven. Puding ini ada
yang langsung dipanggang setelah dibuat adonannya, namun ada juga
dengan dua cara yaitu dengan cara mengukus/steam terlebih dahulu,
setelah itu baru dipanggang kembali.
3. Boiled Pudding
8
Pengolahan puding jenis ini adalah dengan merebus semua bahan yang
digunakan, setelah itu baru dicetak. Setelah dicetak puding ini hanya
didinginkan untuk menunggu hingga puding membeku dan padat.
4. Mousse
B. CAKE
a. Pengertian
Cake dalam pengertian umum merupakan adonan panggang de-
ngan bahan dasar tepung terigu, gula, telur dan lemak. Selain itu juga
cake dapat dibuat dengan bahan tambahan yaitu garam, bahan pe-
ngembang, shortening, susu, dan bahan penambah aroma. Bahan – bahan
ini dikombinasikan untuk menghasilkan remah yang halus, tekstur yang
empuk, warna menarik, dan baik aromanya.
9
cake menunjukkan sesuatu yang lebih umum dan jenis gateaux (sponge
cake, iced cake, chocolate cake, Christmas cake) termasuk cake.
b. Bahan
1. Bahan Utama
Tepung terigu
Fungsi tepung terigu dalam pembuatan cake adalah sebagai
pem-bentuk struktur dan pengikat bahan lainnya. Maksud dari
pembentuk struktur yaitu saat terigu dipanaskan dan dengan
cukupnya air maka terigu akan mengalami gelatinisasi. Gelatinisasi
pati dan koagulasi protein akan membentuk: crumb/badan/isi dari
cake.
Gula
Menghaluskan crumb
Memberi rasa manis
Membantu aerasi
Menjaga kelembaban
Memberi warna pada kulit
Melembutkan crumb
Memperpanjang umur simpan
Gula yang sering digunakan pada pembuatan cake adalah:
Gula Kastor, karena mudah/cepat larut dalam adonan.
Gula Sirup (Madu), ini digunakan apabila menginginkan
cake yang lebih berat, tetapi kelembaban dapat
dipertahankan lebih lama.
Gula Palm dan Gula Coklat (Brown Sugar), apabila
mengguna-kan gula ini maka tekstur kue akan berubah
warna menjadi lebih gelap.
Dari ketiga jenis gula ini yang paling baik adalah, gula kastor
karena sisi tajam dari kristal akan membantu penangkapan udara.
Bila mengkremkan gula dan lemak, yang paling baik adalah
dengan menggunakan gula sebanyak dua kali dari lemak. Kelebihan
10
gula dari yang tercantum dalam formula harus dilarutkan dalam
susu atau air. Jumlah gula yang sama dengan jumlah telur hasil
kocokan-nya akan baik sekali. Gula pada cake akan mematangkan
dan mengempukkan susunan sel/struktur cake. Apabila kadar gula
ter-lalu banyak dalam adonan maka cake akan jatuh karena terlalu
empuk/struktur kue tidak kuat dibagian tengahnya.
Telur
Telur merupakan bahan yang mesti ada dalam pembuatan kue
terutama cake. Telur bersama tepung membentuk kerangka atau
struktur (proteinnya) cake, selain itu telur juga menyumbangkan
kelembaban (mengandung 75% air dan 25% solid) sehingga cake
menjadi empuk, aroma, penambah rasa, peningkatan gizi, pengem-
bangan atau peningkatan volume serta mempengaruhi warna dari
cake. Lecitin dalam kuning telur mempunyai daya emulsi sedang-
kan lutein dapat membangkitkan warna pada hasil produk.
Telur yang digunakan adalah telur yang segar (pH 7 – 7,5),
tidak dalam kondisi dingin, tidak rusak/pecah sebelum dipakai.
Sebelum digunakan telur harus dikocok terlebih dahulu.
Lemak
Fungsi lemak dalam cake adalah :
Membantu dalam aerasi
Melembutkan tekstur
Memperbaiki rasa
Memperbaiki kualitas penyimpanan
Membuat tidak kenyal
Memberi warna pada permukaan
Lemak merupakan bahan utama yang memperkaya cake.
Lemak untuk pembuatan cake ini harus mempunyai kemampuan
yang baik dalam pengkreman, rasa dan bau yang netral, memiliki
daya emulsi baik dan warna yang putih, bersifat plastis pada suhu
21oC.
Ada beberapa jenis lemak yang digunakan dalam pembuatan
cake yakni mentega, margarine, shortening, dan vegetable oil yang
khu-sus digunakan untuk shiffon cake. Mentega mempunyai sifat
emulsi water in oil dan terdiri dari lemak susu atau butter fat
bersama dengan gumpalan, gula, susu, garam mineral serta 14% air.
11
Suhu optimum pengerjaan mentega berkisar 18-240C. Aroma yang
harum, daya creaming dan emulsi rendah. Mentega mengandung
80-81% lemak susu, 14% air dengan titik leleh 33-350C.
12
Jenis bahan pengembang:
i. Baking powder
Baking powder merupakan bahan pengembang yang
umum digunakan pada cake. Baking powder berfungsi
sebagai agen aerasi/pengembang, untuk memperbaiki “eating
quality”, mem-perbaiki warna crumb (lebih cerah). Baking
powder biasanya bereaksi pada saat pengocokkan dan akan
bereaksi cepat apabila dipanaskan hingga 40-500C.
Jenis-jenis baking powder:
Fast Acting → Bereaksi saat proses pengocokkan
Slow Acting → Bereaksi saat pemanggangan
Double Acting → Bereaksi saat pengocokkan dan
Pemanggangan
ii. Baking soda
Baking soda bereaksi apabila dipanaskan, atau dicampur
dengan asam (baik dingin atau panas). Komposisi baking soda
adalah terdiri dari sodium bikarbonat (NaHCO3) dan bahan
pengisi (filler)
iii. Amonium karbonat
Biasanya digunakan untuk jenis produk yang tidak
mengandung kelembaban, sehingga sangat baik untuk
pembuatan short crust atau cookies. Jenis pengembang ini
akan menguap apabila dipanaskan, sehingga tidak
meninggalkan sisa padatan.
Baking powder dan baking soda biasanya dipergunakan
untuk mengkompensasi hilangnya sumber aerasi. Contoh:
apabila sebagi-an telur diganti dengan air atau susu cair.
iv. Emulsifier
Dipergunakan sebagai stabilisator adonan dengan
menyatukan cair-an dengan lemak, sehingga dapat membantu
aerasi dan meningkat-kan stabilisator adonan.
Fungsi emulsifier dapat:
Meningkatkan tekstur lebih halus
Meningkatkan keempukkan cake
Memperbaiki/menambah volume
Memperpanjang umur simpan
13
v. Bahan Pengisi
Buah-buahan
Rempah-rempah
c. Peralatan
No Alat yang dipergunakan pada pembuatan cake
1 Mixer/Alat Pengaduk
2 Kocokan
3 Alat Pembagi Adonan (Dough Divider)
4 Timbangan
5 Sendok ukur
6 Rubber Spatulla
7 Oven/Alat Pemanggang
8 Kuas
9 Bowl/Waskom Adonan
10 Ayakan/Strainer
11 Sendok
12 Piping-Bag/Kantong Semprotan dan Spoit/Sempritan
13 Loyang sebagai tempat cake saat dibakar
14 Rak kawat (cooling grid)
d. JENIS-JENIS CAKE.
Pound Cake adalah jenis butter cake tradisional Inggris. Pertama kali
diciptakan seorang ibu dengan perbandingan bahan: 1 pound tepung, 1
14
pound telur, 1 pound mentega, dan 1 pound gula. Meski sudah banyak
dimodifikasi, cirinya tetap yaitu semua bahan beratnya sama.
Tepung terigu
Pembentuk struktur
Putih telur
(pengeras)
Susu bubuk
Gula
Pelembut Lemak
Kuning telur
Baking powder
Pengembang
Telur, lemak, gula
Susu cair
Pelembab
Air
Bahan %
Tepung terigu 100
Gula 50 – 100
Lemak 40 – 100
Telur 40 – 100
Garam 2–3
15
Cairan 0–90
Baking powder 0–2
Flavor 0,5–1
Walaupun dalam Tabel 11.3 tercantum batasan ukuran lemak dengan telur
sama, namun lemak harus lebih banyak dari berat telur dan gula lebih
banyak dari berat tepung serta total cairan (susu cair, telur dan air) lebih
banyak dari berat tepung
Angel food cake di Indonesia lebih populer sebagai cake Putih Te-lur.
Aromanya tawar karena hanya memakai putih telur dan gula yang lebih
banyak. Agar lebih kaya rasa cake bisa diberi frosting seperti selai atau saus
dan buah.
Bahan %
Terigu 100
Gula (1) 80 – 140
Garam 50 – 175
Kuning telur 0 – 20
Lemak cair 0 – 20
16
Baking powder 0–8
Garam 2–3
Emulsifier 0–5
Flavor 0,5–1
Dalam batasan penggunaan bahan pada tipe ini total cairan (telur
dan susu cair) harus lebih berat dibandingkan dengan berat gula.
Tepung terigu lebih sedikit dari berat telur dan berat telur lebih banyak
dari berat tepung (minimum).
Merupakan kombinasi dari butter type cake dengan foam type cake.
Cake yang sangat ringan dan halus teksturnya. Cake ini mengandalkan
putih telur yang dikocok kaku agar adonan mengembang tinggi.
Menteganya pun diganti minyak.
Bahan %
Terigu 100
Gula 50-75
Garam 2-2,5
Kuning telur 30 – 55
Baking powder 3-3,5
Minyak 35 – 55
Air 30 – 70
Flavor 3 –5
Putih telur 100 – 130
Cream of tartar 0,5–2
Gula (2) 50 – 70
17
Pada tipe ini penggunaan gula ada dua (lihat Tabel). Gula = gula
+ gula (2) sama atau lebih dari 100%, gula (1) lebih dari 50% tepung
sedangkan Gula (2) lebih dari 60% putih telur. Apabila putih telur banyak
cream of tartar makin banyak.
Perbedaan ketiga jenis cake tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6.
dibawah ini.
18
Kurangnya pengocokkan menyebabkan kurangnya udara di da-lam
adonan sebagai penunjang volume dan dapat juga disebab-kan oleh
bahan-bahan yang tidak di-pre-condition lebih dahulu.
- Tekstur kasar
5 Terlalu banyak baking powder
6 Tingginya kandungan gula
7 Terlalu banyak lemak
8
- Buah “tenggelam” pada fruit cake
9 Adonan terlalu encer
10 Kesalahan dalam pemakaian tepung
11 Terlalu banyak gula
Terlalu banyak baking powder
19
berdasarkan jenis cakenya. Sebagai contoh, tahapan pembuatan cake
dapat dilihat di bawah ini :
20
sebagian, lalu aduk hati-hati
sampai tercampur rata.
Gambar: Pembuatan Butter cake dengan sugar batter method (metode adonan gula)
2). Gula
3). Telur.
21
Usahakan untuk menggunakan telur yang masih segar, karena
telur yang masih baru mampu mengikat udara lebih banyak. Telur
yang dikocok secara terpisah antara kuning telur dan putih telur.
Putih telur mempunyai kemampuan yang tinggi untuk menahan
udara un-tuk dikocok sementara kuning telur kemampuan menahan
udaranya hampir nihil. Dalam pembuatan butter cake ini ada juga
yang tidak memisahkan kuning telur dengan putihnya. Namun cara
ini mengha-silkan cita rasa cake yang berat. Apabila kuning dengan
putih telur dipisahkan butter cake terasa lebih ringan tidak terlalu
mengenyang-kan (padat).
4. Tepung
Pilih tepung yang bemutu baik, tidak boleh yang sudah ada
kutunya atau yang sudah tidak segar lagi. Jenis tepung yang
digunakan pada cake adalah soft flour. Tepung harus disaring
sedikitnya dua kali, sesudah dicampur dengan baking powder atau
dengan jenis tepung yang lain, cornflour, susu bubuk, dan lain-lain.
22
Penggabungan tepung dengan krim dilakukan dalam tempo
yang sependek – pendeknya dan dengan sedikit pengadukan.
23
dengan baik bila proses pengocokan dilakukan di atas air hangat.
Setelah itu, tuang dalam adonan. Sisa gula sebaiknya dilarutkan de-
ngan cairan (susu atau air), kemudian campur dalam adonan tepung
bersama bahan campuran lainnya seperti bahan pewangi atau ba-han
pewarna. Adonan yang dibuat dengan seksama akan mengha-silkan
suatu kelembutan yang diinginkan untuk memperoleh cake dengan
susunan yang baik. Metode adonan tepung cocok sekali untuk
pembuatan cake yang sederhana saja yang tidak banyak
mengandung lemak dan telur, namun sebagai penguat tambahan
baking powder.
Dalam cara ini lemak yang diemulsikan bersama tepung, baking powder
dan garam di kocok semuanya hingga tercapai suatu kelem-butan yang
ringan dan halus. Lalu masukkan telur, diaduk sampai rata dan lembut.
Bila menggunakan cairan, masukkan paling akhir, dicampur bersama-
sama, lalu dimasukkan pada campuran adonan.
Menurut cara ini semua bahan baku dikocok secara bersama - sama.
Untuk mempercepat hancurnya bahan - bahan baku dan menghasilkan
pengembangan yang sempurna, maka gunakan pengadukan berbentuk
kawat spiral. Pelaksanaan pengadukan dalam mixer adalah sebagai
berikut :
24
Mixing dengan kecepatan lambat dilakukan selama setengah menit dengan
maksud supaya semua bahan baku menjadi basah dan tercampur
merata.
2) Mixing dengan kecepatan tinggi selama dua menit sehingga semua
bahan baku hancur dan mengikat satu dengan lain secara merata.
Campuran ini harus sudah mengandung gas.
Mixing dengan kecepatan sedang selama dua menit agar sel-sel udara yang
besar menjadi luluh dan menjadi sel udara yang lebih kecil dan merata.
Kecepatan diperlambat selama satu menit agar kemungkinan masih adanya
gelembung udara yang berukuran besar menjadi semakin kecil.
Pembuatan cake menurut cara ini memerlukan emulsifier (supaya
lemak dapat tercampur baik dengan cairan) dan tepung khusus untuk cake
yang dibuat dari gandum lunak (soft). Bila adonan sudah tercampur rata,
maka segera masukkan dalam cetak yang telah dioles dengan margarin.
Dari berbagai cara tersebut, metode adonan gula dan metode adonan
tepung yang paling sering digunakan dalam pembuatan bermacam jenis
cake.
25
Pelelehan mentega diatas api hingga
cair kemudian didi-nginkan.
3. Chiffon cake
Prinsip Chiffon cake hanya memisahkan putih telur dan kuning telur
pada proses pengadukkan yaitu dengan mengocok putih telur dan gula pada
26
tempat terpisah hingga mengembang dan kaku. Di tempat lain kuning telur
dan gula juga dikocok hingga gula larut kemudian masukkan terigu, lemak,
dan cairan hingga tercampur rata. Kemudian digabungkan adonan putih
telur dan kuning telur hingga tercampur rata secara perlahan. Lebih
lengkapnya teknik membuat chiffon cake adalah sebagai berikut :
27
botol jika loyang tidak memiliki
kaki)
Produk cake dapat disimpan di dalam lemari es. Namun tentu saja
hanya produk cake yang sudah selesai diolah atau dibakar/ dikukus.
Penyimpanan cake dilakukan dengan membungkus acake menggunakan
bahan yang kedap air, agar tidak terkena rembesan dari pengembunan
yang terjadi selama waktu penyimpanan. Produk cake yang telah
disimpan, dapat digunakan dan disajikan kembali dengan memaskan
cake. Pemanasan dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan proses
pengolahan akhir produk tersebut. Cake yang dioven juga harus
dipanaskan kembali dengan cara dioven, demikian juga dengan cake yang
di kukus dan sebagainya. Dengan kemajuan teknologi saat ini pemanasan
cake dapat dilakukan dengan menggunakan microwave untuk berbagai
proses pematangan cake.
28
Chiffon cake : untuk jenis cake ini loyang sebaiknya jangan dipoles
karena sangat mempengaruhi bentuk.
Untuk jenis loyang tertentu, dapat dipoles dengan lemak dan ditaburi
tepung.
i. PROSES BAKING
29
Proses pembakaran dapat ditentukan berdasarkan jenis dan ukuran
cake seperti tercantum pada Tabel 11.7, sedangkan yang perlu diperha-
tikan saat proses pembakaran adalah :
Semakin besar ukuran cake, semakin lama waktu yang diperlukan agar
cake menjadi matang. Apabila ukuran cake relatif besar ,selain waktu
lebih lama, suhu oven juga harus lebih rendah. Panas oven tidak dapat
lebih cepat merambat ke bagian dalam cake. Apabila suhu oven terlalu
tinggi, kerak akan segera terbentuk sehingga menghambat pe-rambatan
panas ke bagian dalam cake. Akibatnya cake bagian dalam akan sedikit
mentah sementara bagian kulit akan berwarna gelap dan pecah-pecah.
2. Kekentalan Adonan
Untuk adonan cake yang kental, teknik pembakarannya hamper
sama dengan teknik diatas. Suhu tidak boleh terlalu tinggi, dan dengan
waktu yang sedikit lama. Bila cake kurang matang, maka bagian dalam
cake akan berlubang, tepat dibagian bawah puncak cake.
4. Kepadatan Adonan
30
Kepadatan adonan sangat dipengaruhi oleh kadar gula yang ada
dalam adonan. Semakin tinggi presentase gula, adonan akan semakin
kental dan padat. Pembakaran harus dilakukan dengan hati -hati, karena
cake akan mudah terbakar. Oleh karena itu suhu oven tidak boleh terlalu
tinggi.
5. Jumlah Cake
Apabila jumlah cake yang ditaroh dalam oven terlalu banyak, suhu
oven akan cepat menurun pada awal proses pembakaran. Untuk
menghindari turunnya suhu tersebut pembakaranharus diawali dengan suhu
yang tinggi dan untuk seterusnya suhu dapat dipertahankan kebutuhan
normal.
6. Kelembapan.
Kue yang lengkap banyak mengandung lemak dan telur. Gas diper-
oleh selama pengocokan telur sehingga tidak memerlukan tambahan baking
powder. Adonannya berisi sedikit cairan dan lebih tegar. Proses
31
susunan cake. Apabila cake ini dibakar pada suhu rendah, gas yang
dihasilkan sedikit maka tidak akan terbentuk susunan cake yang baik.
Volume cake akan menjadi kecil pula.
32
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Puding adalah sejenis makanan terbuat dari pati, yang diolah
de-ngan cara merebus, kukus, dan membakar ( boiled, steamed, and
baked) sehingga menghasilkan gel dengan tekstur yang lembut.
Puding dapat disajikan dalam berbagai kesempatan dengan berbagai
variasi rasa, ben-tuk dan tekstur. Puding adalah jenis kue yang berasal
dari adonan cair maupun setengah padat, yang dimasak dan kemudian
dibekukan
B. dalam cetakan berbagai ukuran.
33
B. SARAN
Menurut kami dalam pembuatan cake dan pudding seharusnya lebih teliti
dalam pemilihan alat dan bahan dan juga dalam penimbangan bahan karna
dalam penimbangan bahan sangat penting demi hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Faridah, anni. Dkk. 2008. Patiseri jilid 2. Jakarta : dapartemen pendidikan nasional
Faridah, anni. Dkk. 2008. Patiseri jilid 3. Jakarta : dapartemen pendidikan nasional
34