KAK+Laporan DRK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PEKALONGAN
JL. RAYA PEKALONGAN KECAMATAN PEKALONGAN
Email : puskesmas.pekalongan@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


DISKUSI REFLEKSI KASUS

I. PENDAHULUAN
Diskusi Refleksi Kasus (DRK) merupakan suatu metode pembelajaran dalam merefleksikan
pengalaman tenaga keperawatan dan kebidanan yang aktual dan menarik dalam memberikan
dan mengelola asuhan keperawatan dan kebidanan dilapangan melalui suatu diskusi
kelompok yang mengacu pada pemahaman standar yang ditetapkan. Diskusi yang
berdasarkan kasus mampu untuk meningkatkan kualitas pembelajaraan dan pemberian
umpan balik hasil penelitian ini diperkuat oleh Chris Dawber menunjukan bahwa diskusi
refleksi kasus yang dilakukan secara berkelompok dapat meningkatkan kerjasama tim,
meningkatkan kemampuan berfikir kritis dalam hubungan interpersonal serta mempunyai
dampak positif terhadap perawatan klinis oleh perawat.

II. LATAR BELAKANG


Status gizi kurang merupakan salah satu masalah malnutrisi yang membutuhkan perhatian
khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini karena kondisi kurang gizi dalam jangka
lama dapat mempengaruhi pertumbuhan balita, gangguan sistem imun, dan risiko terkena
penyakit infeksi meningkat serta risiko terjadinya kematian pada balita (Hong dkk., 2006).
Gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia,
masalah yang timbul akibat asupan gizi yang kurang diantaranya Kurang Energi Protein
(KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY),
dan Anemia. Selain masalah gizi kurang, akhirakhir ini ditemukan juga dampak dari
konsumsi berlebih atau gizi lebih, tidak hanya pada orang dewasa tetapi juga pada anak dan
balita. Masalah yang sering muncul adalah obesitas (berat badan berlebih), yang akan diikuti
dengan timbulnya penyakit seperti jantung koroner, diabetes melitus, stroke, dan yang
lainnya. Gizi juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan otak dan perilaku,
kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi
(Sulistyoningsih, 2011).

Pada saat ini kasus Gizi Kurang di masyarakat masih tinggi data tersebut diperoleh dari
laporan masyarakat, kader Posyandu, maupun kasus-kasus yang langsung dibawa ke tempat-
tempat pelayanan kesehatan yang ada, seperti Puskesmas dan rumah sakit. Pada tahun 2016
diperkirakan terdapat anak – anak usia di bawah 5 tahun dengan kasus status gizi
kurangsebanyak52 juta jiwa atau 23% dengan status gizi kurang(WHO, 2016).

Balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita kekurangan gizi dan gizi
buruk (Notoatmodjo, 2010). Kekurangan gizi dapat memberikan konsekuensi buruk, dimana
manifestasi terburuk dapat menyebabkan kematian. Tercatat ratusan juta anak di dunia
menderita kekurangan gizi yang artinya permasalahan ini terjadi dalam populasi dengan
jumlah yang sangat besar (UNICEF, 2013). Tercatat 4,5% dari 22 juta balita atau 900 ribu
balita di Indonesia mengalami gizi kurang atau gizi buruk dan mengakibatkan lebih dari
80% kematian anak.

Prevalensi Gizi Kurang di Indonesia tahun 2018 sebanyak 17,7 %. Perevalensi gizi kurang di
kabupaten/kota pada tahun 2015 umur 0-23 bulan sebanyak 11,9%, umur 24-59 bulan
18,1%, dan umur 0-59 bulan sebanyak 2 14,9%.Prevalensi di lampung pada tahun 2018
sebanyak 15,6% prevalensi gizi kurang di Lampung Timur tahun 2018 sebanyak 9.6% balita
dengan Gizi Kurang (Kemenkes RI,2018).

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Mengembangkan profesionalitas perawat dan bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
b. Salah satu wahana untuk menyelesaikan masalah dengan mengacu pada standar
kebidanan yang telah ditetapkan
c. Menurunkan masalah gizi dan meningkatkan cakupan program gizi demi
mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan aktualisasi bidan dan ahli gizi
b. Membangkitkan motivasi belajar bidan dan ahli gizi
c. Belajar untuk menghargai kerjasama tim
d. Memberikan kesempatan individu untuk mengeluarkan pendapat tanpa merasa
tertekan
e. Memberikan masukan kepada pimpinan untuk :
1) Peningkatan SDM bidan dan ahli gizi (pelatihan, pendidikan berkelanjutan)
2) Penyempurnaan SOP dan SAK
f. Meningkatkan status gizi masyarakat
g. Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk
menanggulangi masalah gizi
h. Terselenggaranya kegiatan penanggulangan masalah gizi secara rutin dan mandiri

IV. KEGIATAN POKOK


Membahas kasus Balita Gizi Kurang yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pekalongan,
tatalaksana tindak lanjut dan solusi dari permasalah yang ada.

V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan pembinaan dilaksanakan dengan cara :

1. Petugas Puskesmas membuat jadwal Diskusi Refleksi Kasus


2. Petugas mempersiapkan materi dan alat bantu sesuai kebutuhan.
3. Melakukan pembukaan acara secara resmi.
4. Petugas menyampaikan materi mengenai kasus dan permasalahan yang ada dengan
bahasa yang jelas dan mudah dimengerti serta mempergunakan alat bantu.
5. Petugas yang hadir melakukan diskusi mengenai kasus untuk mencari solusi dari
permasalahan yang ada
6. Petugas menutup acara dengan memberikan kesimpulan dari solusi permasalahan yang
dibahas.

VI. SASARAN
1. Staf Puskesmas Pekalongan
2. Pasien Balita Gizi Kurang

VII. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN


Balai Desa Pekalongan

VIII. JADWAL PELAKSANAAN


Jadwal yang telah disepakati adalah 30 Desember 2020 pukul 09.00 WIB

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi kegiatan dilakukan oleh petugas, dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
Pekalongan. Evaluasi meliputi terlaksananya kegiatan dan hasil.
Hasil evaluasi disusun dalam bentuk laporan kegiatan oleh petugas. Laporan disusun
menurut sistematika laporan pada umumnya untuk selanjutnya diserahkan kepada Kepala
Puskesmas .
X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Segala bentuk kegiatan ini dicatat atau didokumentasikan secara rapi, sistematis, dan
menurut aturan atau format yang telah dilakukan. Pelaporan dilaksanakan oleh petugas,
ditulis dengan sistematika laporan yang berlaku pada umumnya untuk selanjutnya di
serahkan kepada Kepala Puskesmas. Evalusi kegiatan secara keseluruhan dilakukan oleh
petugas penanggung jawabkepada koordinator UKM melalui laporan yang kemudian di
tindaklanjuti oleh Kepala Puskesmas.

Mengetahui,
Ka. UPTD Puskesmas Pekalongan

Yusi Meilia, S. ST, M. Kes


NIP. 196805031987112001
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PEKALONGAN
JL. RAYA PEKALONGAN KECAMATAN PEKALONGAN
Email : puskesmas.pekalongan@gmail.com

LAPORAN PENYELENGGARAAN PERTEMUAN

1. PENDAHULUAN
Diskusi Refleksi Kasus (DRK) merupakan suatu metode pembelajaran dalam merefleksikan
pengalaman tenaga keperawatan dan kebidanan yang aktual dan menarik dalam memberikan
dan mengelola asuhan keperawatan dan kebidanan dilapangan melalui suatu diskusi
kelompok yang mengacu pada pemahaman standar yang ditetapkan. Diskusi yang
berdasarkan kasus mampu untuk meningkatkan kualitas pembelajaraan dan pemberian
umpan balik hasil penelitian ini diperkuat oleh Chris Dawber menunjukan bahwa diskusi
refleksi kasus yang dilakukan secara berkelompok dapat meningkatkan kerjasama tim,
meningkatkan kemampuan berfikir kritis dalam hubungan interpersonal serta mempunyai
dampak positif terhadap perawatan klinis oleh perawat.

2. PESERTA
Peserta kegiatan Diskusi Refleksi Kasus adalah 20 orang yang terdiri atas staf Puskesmas
Pekalongan.

3. NARSUMBER
Narasumber kegiatan adalah pemegang program PERKESMAS Puskesmas Pekalongan.

4. MATERI
Materi yang diberikan meliputi :
1. Kondisi dan hasil pemeriksaan pasien Balita Gizi Kurang an.Anasya Anisa Nasifa.

5. TEMPAT & WAKTU


Kegiatan Diskusi Refleksi Kasus akan dilaksanakan di Balai Desa Pekalongan pada 30
Desember 2020.
6. KESIMPULAN & SARAN
- Kondisi pasien yang merupakan Balita Gizi Kurang yaitu :
a. Umur : 18 bulan
b. TB/ BB : 76cm/ 7kg
c. Lingkar Kepala : 46cm
- Kondisi lain yang dialami oleh balita tersebut adalah balita tersebut belum bisa berjalan.
Balita tersebut juga kurang memiliki kemauan untuk belajar berjalan.
- Dilakukan pemberian PMT biskuit dari Puskesmas, kemudian penyuluhan kepada orang
tua balita untuk memberikan makanan tinggi kalori, buah dan sayuran.
- Orang tua dianjurkan untuk melakukan rangsangan kepada balita agar mau berjalan.
- Akan dilakukan pemantauan secara berkala kepada pasien
- Saran : para petugas harus saling berkoordinasi dengan baik secara terus-menerus untuk
penanganan masalah.

7. LAMPIRAN
1. Kerangka Acuan
2. Daftar Hadir
3. Laporan Penyelenggaraan Pertemuan

Pekalongan, 30 Desember 2020


Pelaksana

Evi Sutami, Amd. Keb


NIP. 197611272006042016

Anda mungkin juga menyukai