CBR Dasar-Dasar BK
CBR Dasar-Dasar BK
CBR Dasar-Dasar BK
DOSEN PEMBIMBING :
Rina Suryani S.Pd,M.Pd
Disusun Oleh :
Nama : Hasanah Pratiwi
NIM : 1202151003
Kelas : BK Reguler A
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa , karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas kuliah ini yaitu “CRITICAL
BOOK REPORT” dalam mata kuliah Dasar Dasar Bimbingan Konseling.Saya berterima
kasih kepada ibu dosen yang sudah membimbing saya dalam menyelesaikan tugas ini,
kepada semua yang sudah memberikan saran dan kritik, dan semua yang sudah membantu
saya dalam menyelesaikan tugas ini.
Saya mengharapkan agar tugas ini tidak hanya agar terpenuhinya tugas kuliah,tetapi
juga dapat bermanfaat bagi semua pembacanya, dan semoga juga dapat menambah
pengetahuan bagi saya dan pembaca.Saya sadar bahwa saya masih dalam proses belajar, dan
tugas ini pun tidak luput dari kesalahan. Saya mohon maaf jika ada terdapat kesalahan pada
penulisan dan tata bahasa dalam tugas ini, dan saya mohon kritik dan saran yang
membangun untuk tugas yang saya buat ini.
Penyusun
Hasanah Pratiwi
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP..................................................................................................30
A. Kesimpulan....................................................................................................30
B. Saran .............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut pakar bimbingan, bimbingan yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus
menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian
dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai
tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Sedangkan konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun
sebagai teknik. Konseling menurut Rochman Natawidjaja yaitu satu jenis pelayanan yang
merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseli merupakan bagian terpadu dari bimbingan
dua orang individu, dimana konselor berusaha membantu konseling untuk mencapai
pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang
dihadapinya pada waktu yang akan datang.
Dalam perkemabangan utamanya pendidikan, bimbingan konseling merupakan kegiatan
yang penting dalam mewujudkan keberhasilan atau suksesnya seseorang. Pandangan yang
sebelumnya menepatkan bahwa Bimbingan konseling itu sebagai satu-satunya sarana untuk
memberikan sanksi pada seorang pelajar yang bermasalah dalam lingkup sekolah. Karena itu
pada bagian ini untuk membahas pentingnya bimbingan konseling dalam proses
pembelajaran.
Dalam bimbingan konseling ini diharapkan memiliki pemahaman yang baik terhadap
bagian penting dari proses pembelajaran, dan untuk mewujudkan hasil belajar yang
diharapkan. Seperti yang kita pelajari bersama bahwa belajar tidak hanya dipahami melainkan
juga senagai proses transfer pengetahuan. Pembelajaran mendapat perlakuan yang luas, dapat
menjadi wahana wahana untuk menumbuhkan potensi-potensi melalui peran aktif mereka
menuju perubahan yang lebih baik. Dalam hal ini konselor diperlukan untuk mengupayakan
kontruksi dalam mengembangkan dimensi emosional seseorang agar mereka mampu
menghadapi berbagai persoalan, bersemangat , ulet, tekun, bertanggung jawab mampu
menjalin sebuah komunikasi yang baikterhadap lingkungan maupun teman. Semuanya ini
merupakan akar emosi yang menjadikan landasan untuk mencapai sukses yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam critical book review ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana review maupun ringkasan buku tersebut?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan buku tersebut?
BAB II PEMBAHASAN
A. Ringkasan Buku
BAB I Latar Belakang
Pemahaman yang lebih mendalam terhadap kasus dilakukan untuk mengetahui lebih
jauh berbagai seluk-beluk kasus tersebut,tidak hanya sekedar mengerti permasalahannya
atas dasar deskripsi yang tealh dikemukakan pada awal pengenalan kasus semata-mata. Di
depan telah dikemukakan bahwa permasalahan yang terkandung di dalam suatu kasus boleh
jadi seperti gunung es yang terapung dilautan,bagian yang tampak dipermukaan air hanya
sedikit saja,padahal bagian yang berada dibawah permukaan laut besarnya sukar diukur.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seorang atau beberapa orang individu,baik anak-anak,remaja,maupun dewasa agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2. Pengertian Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada invidu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh
klien.
Penggunaan istilah penyuluhan dalam arti “konseling” dan penyuluhan dalam arti
“pembinaan masyarakat” seolah-olah berlomba dan saling mempertahankan keberadaan
masing-masing. Dalam “perlombaan” ini dapat dimengerti bahwa penyuluhan dalam arti
yang kedua lebih memperoleh pasaran, dalam arti konseling makin tertinggal dan
terkungkung dalam lingkungannya sendiri,khususnya lingkungan sekolah. Yang lebih
memprihatinkan lagi ialah penyuluhan dalam arti konseling itu ternyata steril,kurang
mampu memantapkan diri sendiri maupun pelayanannya kepada msyarakat. Dalam keadaan
seperti ini dikhawatirkan pengertian penyuluhan dalam arti konseling makin luntur atau
mungkin tidak dikenal di satu pihak,dan di pihak lain penggunaan penyuluhan dalam arti
yang lainnya makin meluas dan sama sekali tidak dapat dibendung.
Tidak ada gunanya membedakan tugas atau ruang lingkup kerja konseling di satu sisi dan
bimbingan di sisi lain. Keduanya disatukan saja dan digunakan satu istilah,yaitu konseling.
Keseluruhan kerja konselor termasuk segenap pendekatan,teknik,langkah-langkah,peralatan
dan berbagai bahan dan sarana lain yang digunakan untuk membantu klien,adalah pekerjaan
konseling. Dengan digunakannya istilah konseling dengan arti yang lebih luas dan
menyeluruh itu,sekarang pekerjaan konseling mencakup dimensi yang lebih luas dan tugas-
tugas yang lebih kaya. Profesi konseling memiliki tujuan dan arah yang lebih jelas. Lebih
jauh,kegiatan konseling tidak hanya terikat dan terbatas pada lingkungan sekolah
saja,melainkan meluas sampai meliputi pekerjaan dengan sasaran keseluruhan kehidupan
kemanusiaan di masyarakat luas. Dengan demikian,profesi konseling memliki kekuatan
yang lebih besar untuk menghadapi hari esok.
Usaha bimbingan dan konseling tidak akan memberikan buah yang berarti bila klien
tidak melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling. Hasil
usaha bimbingan dan konseling tidak akan tercapai dengan sendirinya,melainkan harus
dengan kerja giat dari klien sendiri.konselor hendaklah membangkitkan semangat klien
sehingga ia mampu dan mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan dalam penyelesaian
masalah yang menjadi pokok pembicaraan dalam konseling.
7. Asas Kedinamisan
9. Asas Kenormatifan
Ditilik dari permasalahan klien,barangkali pada awalnya ada materi bimbingan dan
konseling yang tidak bersesuaian dengan norma (misalnya klien mengalami masalah
melanggar norma-norma tertentu),namun justru dengan pelayanan bimbingan dan
konselinglah tingkah laku yang melanggar norma itu diarahkan kepada yang lebih
bersesuain dengan norma.
Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling,asas alih tangan jika konselor
sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu yang bersangkutan
belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan tersebut maka konselor dapat mengirim
individu tersebut kepada petugas dan badan yang lebih ahli.
Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada
waktu klien mengalami masalah dan menghadap kepada konselor saja,namun di luar
hubungan proses bantuan bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan adanya dan
manfaatnya pelayanan bimbingan dan konseling itu.
A. Landasan Filosofis
Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang
semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan
pemikiran yang filosofis tentang berbagai hal yang bersangkut-paut dalam pelayanan
bimbingan dan konseling. Pemikiran dan pemahaman filosofis menjadi alat yang
bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya,dan bagi konselor
pada khususnya yaitu membantu konselor dalam memahami situasi konseling dan dalam
membuat keputusan yang tepat. Disamping itu pemikiran dan pemahaman filosofis juga
memungkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap,lebih fasilitatif,seta
lebih efektif dalam penerapan upaya pemberian bantuannya (Belkin,1975)
B. Landasan Religius
(a). Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk hidup
(b). Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan ke
arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
(c). Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkan secara optimal
suasan dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta
kemasyarakatan yang sesuai dengan meneguhakan kehidupan beragama untuk
membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu.
1. Manusia sebagai mahkluk Tuhan
2. Sikap keberagaman
3. Peranan agama
C. Landasan Psikologis
Psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam
bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu
yang menjadi sasaran layanan (klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan
bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien yang perlu diubah atau dikembangkan
apabila ia hendak mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya atau ingin mencapai
tujuan-tujuan yang dikehendakinya.
Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang
psikologi perlu dikuasai yaitu tentang :
Motif dan motivasi
Pembawaan daar dan lingkungan
Perkembangan individu
Belajar,balikan dan penguatan
Kepribadian
D. Landasan Sosial Budaya
Sebagai mahkluk sosial,manusia tidak akan pernah dapat hidup sendiri. Dimanapun
dan bilamana pun manusia hidup senantiasa membentuk kelompok hidup terdiri dari
sejumlah anggota guna menjamin baik keselamatan,perkembangan maupun keturunan.
Dalam kehidupan berkelompok itu,manusia harus mengembangkan ketentuan yang
mengatur hak dan kewajiban masing-masing individu sebagai anggota demi ketertiban
pergaulan sosial mereka. Ketentuan-ketentuan itu biasanya berupa perangkat nilai,norma
sosial maupun pandangan hidup yang terpadu dalam sistem budaya yang berfungsi
sebagai rujukan hidup para pendukungnya. Rujukan itu,melebihi proses belajar,diwariskan
kepada generasi penerus yang akan melestarikannya. Karena itu masyarakat dan
kebudayaan itu sesungguhnya merupakan dua sisi dari satu mata uang yang sama (Budhi
Santoso,1992) yaitu sisi generasi tua sebagai pewaris dan sisi generasi muda sebagai
penerus.
Pada bagian ini pendidikan akan ditinjau sebagai landasan bimbingan dan
konseling dari tiga segi yaitu pendidikan sebagai upaya pemgembangan manusia dan
bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan salah satu bentuk kegiatan
pendidikan,pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling dan pendidikan
lebih lanjut sebagai inti tujuan pelayanan bimbingan dan konseling.
Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoretik dan telaah lapangan yang digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang telah dimaksudkan. Dalam pelayanan
bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya bersumber dari kajian
filosofis,hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat
manusia,perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budaya
nya,pengertian,tujuan.fungsi,dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
1. Orientasi perorangan
a. Semua kegiata yang diselenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan
dan konseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan diri sendiri bagi
setiap individu yang menjadi sasaran layanan
b. Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan berkenaan dengan
individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhannya
c. Setiap klien harus diterima sebagai individu dan harus diterima sebagai
individu dan harus ditangani secara individual
2. Orientasi perkembangan
(a). Hambatan egosentrisme,yaitu ketidakmampuan melihat kemampuan lain
diluar apa yang dipahaminya
(b). Hambatan Konsentrasi yaitu ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian
pada lebih dari satu aspek tentang sesuatu hal
(c). Hambatan reversibilitas yaitu ketidakmampuan menelusuri alur yang
terbalik dari alur yang dipahami semula
(d). Hambatan transformasi,ketidakmampuan meletakkan sesuatu pada susunan
urutan yang ditetapkan
3. Orientasi permasalahan
A. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru atau sesorang terhadap lingkungan yang baru
dimasukinya.
1. Layanan Orientasi di Sekolah
a. Sistem penyelengaraan pendidikan pada umunya
b. Kurikulum yang ada
c. Penyelenggaraan pengajaran
d. Kegiatan belajar siswa yang diharapkan
e. Sistem penilaian,ujian,dan kenaikan kelas
Dst
2. Metode Layanan Orientasi Sekolah
a. Kunjungan ke SD pemasok
b. Kunjungan ke SLTP pemesan
c. “Malam” pertemuan dengan orang tua
d. Staf konselor bertemu dengan guru membicarakan siswa-siswa baru
e. Mengunjungi kelas
f. Memanfaatkan siswa-senior
Cara penyajian orientasi di luar sekolah sangat tergantung pada jenis orientasi yang
diperlukan siapa yang memerlukannya. Lembaga-lembaga seperti “Badan Penasihat
Perkawinan”,”Pusat Rehabilitasi Narapidana”,Pusat Orientasi Tenaga Kerja” dan lain-lain
dapat dibentuk dan konselor menjadi tenaga ahli serta penggerak lembaga bantuan khusus
di masyarakat itu.
B. Layanan Informasi
Layanan orientasi dan informasi itu pertama-tama merupakan perwujudan dari fungsi
pemahaman pelayanan bimbingan dan konseling. Lebih jauh layanan orientasi dan
informasi akan dapat menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling
lainnya dalam kaitan antara bahan-bahan orientasi dan informasi itu dengan permasalahan
individu.
Memasuki SLTP
Memasuki SLTA
Tingkat SLTP
Tingkat SLTA
Pasca SLTA
Selepas SLTA para remaja/pemuda pada umunya memasuki dunia kerja atau
melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi
BAB III
A.Kelebihan Buku
Menurut saya kelebihan buku ini adalah buku ini lengkap,penyampaian materinya di
setiap bab ditulis dengan rapi dan sejelas mungkin,serta buku ini juga menjelaskan secara
detail mengenai isi-isi yang terdapat didalamnya yang menyangkut dengan materi utama
yang dibuat penulis. Buku ini juga dilengkapi dengan rangkuman di setiap bab,tugas di
akhir bab dan daftar acuan yang lengkap.
B.Kekurangan Buku
Menurut saya kekurangan buku ini meliputi kata-kata atupun kalimat yang dituliskan
bersifat rancu atau bahkan terlalu baku sehingga ada beberapa yang sulit dipahami. Selain
itu buku ini juga banyak menggunakan kalimat bahasa inggris tanpa disandingkan dengan
arti kalimat ataupun kata tersebut sehingga itu menjadi salah satu faktor yang membuat
saya pribadi kurang memahami kalimat itu sendiri.
BAB IV
A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk mewujudkan
perkembangan manusia secara optimal baik secara kelompok maupun individual,sesuai
dengan hakikat kemanusiaannya dengan berbagai potensi,kelebihan dan
kekurangan,kelemahan,serta permasalahannya.
B.Saran
Sejalan dengan isi diatas dan buku yang dipakai penulis memberi saran bahwa kata-kata
ataupun kalimat yang digunakan maksud atau artinya lebih diperjelas agar pembaca lebih
memahami isi buku tersebut dan bila perlu disertakan dengan gambar agar lebih menarik.
Daftar Pustaka
Prayitno dan Erman Amti. Dasar–Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.2018