Modul Praktikum Biola-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 37

MODUL PRAKTIKUM

BIOLOGI LAUT

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KARTU ABSEN PRAKTIKUM
BIOLOGI LAUT

Nama :Laksamana Fachryzal Arsyei


NIM :08051181924008
Kelas :B

Paraf
No Hari/Tgl Materi Praktikum Keterangan
Asisten
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikum terdiri dari dua bagian yaitu : Praktikum selama 90 menit untuk setiap
modul, dan tes di setiap bagian (pertemuan)

2. Dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan praktikum, peserta


praktikum/praktikan harus menggunakan jas laboratorium, berpakaian rapi dan
sopan (pakaian menggunakan kerah), dan tidak bersandal

3. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum

4. Praktikan wajib membuat mengikuti Tes Akhir Praktikum pada setiap


pertemuan.

5. Praktikan wajib membuat Laporan Akhir yang dikumpulkan dengan toleransi 1


minggu, dan diserahkan kepada assisten praktikum sebelum praktikan memasuki
laboratorium.

6. Toleransi keterlambatan maksimal 10 menit dan lebih dari waktu tersebut,


praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum dan dianggap tidak
hadir. Praktikan yang terlambat kurang dari waktu yang telah ditetapkan dapat
mengikuti praktikum dengan seijin assisten tanpa penambahan waktu.

7. Tidak ada praktikum susulan

8. Bagi praktikan yang tidak membawa modul dan absensi praktikum tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum
KETENTUAN PEMBUATAN LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI LAUT

1. Laporan akhir praktikum wajib dibuat oleh praktikan sebagai syarat utama untuk
mengikuti praktikum selanjutnya

2. Laporan akhir praktikum dibuat di kertas HVS A4 dengan ketentuan :


a. Batas atas kertas 3 cm
b. Batas bawah kertas 3 cm
c. Batas kiri kertas 4 cm
d. Batas kanan kertas 2.5 cm

3. Laporan akhir praktikum harus ditulis tangan

4. Format dasar laporan :


a. Cover
Diketik computer
Format terlampir
b. Bab I. Pendahuluan (minimal 1 lembar)
1.1. Latar belakang
1.2. Tujuan
c. Bab II. Tinjauan Pustaka (minimal 1 lembar)
d. Bab III. Materi dan Metode
e. Bab IV. Hasil
Berupa gambar sampel (Lembar kerja pada bagian belakang
modul)
f. Bab V. Pembahasan (minimal 2 lembar)
g. Bab VI. Kesimpulan
Dalam bentuk per point
h. Daftar Pustaka (minimal 3 referensi)
FORMAT COVER LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI LAUT

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI LAUT

MODUL ……..
………………………..

OLEH :
NAMA
NIM
KELOMPOK + KELAS (ex : VB)

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
200…
TUMBUHAN LAUT
(RUMPUT LAUT, MANGROVE, LAMUN)

PENGAMBILAN SAMPEL
Alat dan Bahan di Lapangan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum dilapangan tersedia pada
Tabel 3 berikut :

No. Alat dan Bahan Fungsi

1 Alkohol 70% (1 ltr) Untuk mengawetkan sample


2 Koran Sebagai Alas dan Pembungkus Sample
3 Sprayer (1) Sebagai Alat menyemprotkan alkohol
4 Spidol (1) Sebagai alat penamaan
5 Gunting (1) Utuk memotong

Alat dan bahan di Laboratorium

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum di laboratorium
tersedia pada Tabel 4 berikut :

No Alat dan Bahan Fungsi


1 Lem / Double tip Sebagai pelekat sample
2 Karton padi / Tripleks Alas untuk meletakan sample
3 Tali Untuk menggantung hasil sample

Deskripsi dan Klasifikasi sample Keterangan pada sample


4

IDENTIFIKASI SAMPEL
Pengambilan Sample Herbarium
Di lapangan

Ambil sample Lamun atau Managrove.

Bersihkan terlebih dahulu, kemudian bungkus menggunakan kertas koran.


Lalu semprotkan alkohol dengan menggunakan sprayer ke seluruh bagian
sample.

Bungkus rapi sample yang akan di keringkan.

Pengeringan dilakukan dengan metode pemipihan (Press) dengan meninmpa


sample dengan benda datar yang berat.

Jika terdapat sample biji – bijian maka simpan dengan cara dibungkus.

Di Laboratorium

Buka sample yang telah dibungkus dan di Press.

Buatlah bingkai sample dengan menggunakan ketras padi atau tripleks.

Beri gantungan pada bingkai dan beri klasifikasi dari sample tersebut.

Herbarium
Sample Herbarium
Metode yang digunaakan adalah metode pengawetan kering kering biasanya
digunakan untuk sampel herbarium atau tumbuhan, guna menghindari serangan jamur dan
serangga.

Prosedur Pengawetan kering


Bersihkan sampel, cek kondisinya, kemudian keringkan. Ada baiknya, sebelum
dikeringkan, rendam sampel dalam 3-5% buffered Formalin seawater selama sekitar sehari
untuk menjaga warna aslinya. Atau dengan menyemprotkan alkohol 70%. Pengeringan dapat
menggunakan metode pemipihan (press) dengan menekan atau menimpa sampel
menggunakan benda berat yang datar. Gunakan alas yang menyerap air seperti kertas atau
koran. Persiapan herbarium sheet. Letakan sampel yang telah pipih pada suatu dasaran (bisa
kertas karton, papan, atau potongan kardus)

Jika sampel terdapat biji - bijian, sampel tersebut disimpan dengan cara dibungkus.

Pelabelan dengan kertas label. Salah satu contoh dari pengawetan kering adalah herbarium.
Pelabelan herbarium terdiri dari : Nama Koleksi / Sample biota, Lokasi, Genus, species,
dilengkapi dengan nama local Vegetasi, Family name, Deskripsi singkat dan Tanggal dikoleksi.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
AVERTEBRATA AIR
PS. ILMU KELAUTAN – FMIPA
UNSRI
NAMA :
NIM :

Klasifikasi :

Filum :
Kelas :
Bangsa :
Suku :
Marga :
Jenis :

Keterangan Gambar :

Tgl :

Tanda tangan/Paraf Assisten


PLANKTON

Pengambilan Sample Plankton


Alat dan Bahan di Lapangan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum dilapangan
tersedia pada Tabel 1 berikut :

No. Alat dan Bahan Fungsi


1 Botol Film (3) Wadah sample plankton

2 Ember (10 liter) Tempat mengambil sample

3 Formalin 40% (1 ltr) Untuk mengawetkan sample plankton


4 Plaktonet Alat untuk menyaring air sample plankton
5 Pipet Tetes (1) Untuk meneteskan formalin ke sampel

Alat dan bahan di Laboratorium


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum di laboratorium
tersedia pada Tabel 2 berikut :

No Alat dan Bahan Fungsi

1 Pipet Tetes Untuk meneteskan sampel ke SRCC

2 Aquades Untuk mengkalibrasi SRCC


SRCC (Sedgwick Rafter Sebagai tempat sampel identifikasi
3
Counting Cell)

4 Tissue Sebagai alat pengering

5 Laptop Sebagai tempat menyimpan data sampel

6 Mikroskop Binokuler Identifikasi plankton

Pengambilan Sample Plankton


 Di lapangan
Sampel plankton diambil pada dua stasiun yang telah ditentukan lokasinya
dengan menggunakan jaring plankton (Plankton net) dengan ukuran mata
jaring 20µm.
Masukan 100 liter air laut ke dalam planktonet menggunakan ember.

Alat yang digunakan untuk menyaring adalah (Plankton net) dengan 3


kali pengulangan.

selanjutnya sampel yang sudah didapatkan ditampung pada tabung pengumpul


plankton ukuran 30 ml lalu diawetkan dengan formalin 40% hingga memiliki
konsentrasi 4%

Lalu sample di simpan di dalam coolbox


 Di Laboratorium
Siapkan Laptop dan Mikroskop untuk mengolah data

Bersihkan SRCC dengan menggunakan aquades, lalu dikeringkan dengan


menggunakan tissue.

Ambil sample plankton menggunakan pipet tetes, kemudian di teteskan di atas


SRCC sebanyak 1 ml (20 tetes).

Letakkan SRCC pada Mikroskop, lalu atur perbesaran pada mikroskop.

Lakukan Pecarian sample planton sebanyak 20 lapang pandang dan kemudian lakukan
identifikasi jenis plankton.
Analisis Data
Kelimpahan Fitoplankton
Kelimpahan jenis fitoplankton dihitung berdasarkan persamaan menurut APHA
(1989),

N = Oi/Op x Vr/Vo x 1/Vs x n/p


dengan :
N = Jumlah individu per liter
Oi = Luas gelas penutup preparat (1000 mm2)
Op = Luas satu lapangan pandang (3,14 mm2)
Vr = Volume air tersaring (30 ml)
Vo = Volume air yang diamati (1 ml)
Vs = Volume air yang disaring (100 L)
n = Jumlah plankton pada seluruh lapangan pandang (ind)
p = Jumlah lapangan pandang yang teramati (20 lapang pandang)

Indeks Keanekaragaman

Indeks Shannon-Wiener digunakan untuk menghitung indeks keanekaragaman


(diversity index) jenis, dengan rumus sebagai berikut :

Indeks dominansi
Indek dominansi digunakan untuk mengetahui jenis fitoplankton yang
mendominasi, untuk menghitungnya digunakan persamaan Odum (1996) sebagai
berikut:
s
C=∑ ¿ ¿
i

Keterangan :
C : Indeks dominansi
ni : Jumlah individu genus ke-i
N : Jumlah total individu
Kriteria indeks dominansi mengacu pada Samsidar et al. (2013) adalah :
0 < C ≤ 0,5 = komunitas kecil
0,5 < C ≤ 0,75 = komunitas sedang
0,75 < C ≤ 1 = komunitas tinggi
Indeks keanekaragaman
Indeks keanekaragaman jenis fitoplankton dapat diketahui dengan dari indeks
keanekaragamannya. Persamaan yang digunakan untuk menentukan indeks
keanekaragaman jenis fitoplankton adalah sebagai berikut (Odum, 1996):
s
H=−∑ ¿ ¿
i

dimana: H’ = indek keanekaragaman Shannon-Winner


pi = proporsi genus ke-i
ln = logaritma natural
pi = ni/N (perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan
keseluruhan jenis)
dengan nilai H’ menurut Samsidar et al. ( 2013) :
H’ < 1 = Keanekaragaman rendah
1 < H’ < 3 = Keanekaragaman sedang
H’ > 3 = keanekaragaman tinggi
Indek keseragaman
Indek keseragaman digunakan untuk meningkatkan kesamaan setiap spesies.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung indeks keseragaman adalah (Odum,
1996):
H'
E=
H ' maks
dimana:E = indeks keseragaman
H’ = indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
H’maks = nilai keanekaragaman maksimum (ln S)
S = jumlah genus pada contoh
Dengan nilai E berkisar antara 0-1 (Sudiana, 2005).
0 < E ≤ 0,5 = keseragaman merata
0,5 < E ≤ 1 = keseragaman tidak merata
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
AVERTEBRATA AIR
PS. ILMU KELAUTAN – FMIPA
UNSRI
NAMA :
NIM :

Klasifikasi :

Filum :
Kelas :
Bangsa :
Suku :
Marga :
Jenis :

Keterangan Gambar :

Tgl :

Tanda tangan/Paraf Assisten


PROTOZOA: DINOFLAGELLATA
A. PENGANTAR
Protozoa adalah hewan bersel tunggal tipe eukaryotik, mempunyai beragam tipe
simetri tubuh, dan kisaran luas dalam hal kerumitan struktur tubuhnya. Hewan ini hidup
di laut, air tawar dan dalam tanah. Umumnya hidup soliter, beberapa berkoloni, ada
yang bergerak bebas, dan ada yang sesil. Klasifikasi protozoa umumnya berdasarkan
organel penggerak, yaitu flagel, cilia dan pseudopodia (Gambar 1.) Reproduksi anggota
filum ini dapat aseksual (pembelahan binari, pembelahan ganda, atau pertunasan) dan
seksual ( singami atau pembentukan spora).

Gambar 1. Protozoa

B. DINOFLAGELLATA

Dinoflagelata dicirikan oleh sepasang flagella yang digunakan untuk bergerak


dalam air. Dinoflagelata tidak memiliki kerangka luar yang terbuat dari silicon, tetapi
sering memiliki suatu “baju zirah” berupa lempeng-lempeng selulosa yaitu suatu
karbohidrat. Pada umumnya dinoflagellata berukuran kecil, hidup tunggal dan jarang
membentuk rantai. Beberapa genera dari dinoflagelata yang sering dijumpai di laut
adalah Noctiluca, Dinophysis, Ceratium, Peridinium, Gonyaulax, Prorocentrum dan
Gymnodinium (Gambar 2.).

Ceratium

Gonyaulax Noctiluca
Gambar 2. Beberapa Jenis Dinoflagellata
Dinoflagellata berkembang biak melalui proses pembelahan (Gambar 3).

Gambar 3. Pembelahan sel dari dinoflagellata; Peridinium conicum (A),


Dinophysis (B), Prorocentrum micans (C,D), Ceratium tripos
(F, G). (Zhong, 1989).

C. MATERI DAN METODA

Alat Dan Bahan :


1. Beberapa sampel Dinoflagellata
2. Mikroskop
3. Obyek glass dan penutupnya
4. Pipet

Cara Kerja : Amati sampel anda. Klasifikasikan sampel tersebut. Pelajari dan gambar
dengan seksama morfologi dan anatomi hewan ini serta kerjakan apa yang diminta
sesuai dengan keterangan berikut :
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
AVERTEBRATA AIR
PS. ILMU KELAUTAN – FMIPA
UNSRI
NAMA :
NIM :

Klasifikasi :

Filum :
Kelas :
Bangsa :
Suku :
Marga :
Jenis :

Keterangan Gambar :

Tgl :

Tanda tangan/Paraf Assisten


MOLLUSCA : CEPHALOPODA
A. PENGANTAR
Anggota kelas Cephalopoda adalah jenis moluska yang memiliki kaki di kepala. Tubuh
tertutup oleh mantel yang tebal. Kepala jelas dapat dibedakan dari bagian tubuh yang lain. Mata
berkembang dengan baik, terutama pada Loligo. Mulut dilengkapi dua buah rahang yang terbuat dari
kitin, berbentuk seperti catut, dan dikelilingi 8-10 lengan atau tentakel. Pada hewan jantan satu atau
beberapa tentakel berubah bentuk menjadi hectocotylus (subkelas Celeoidea) dan spandix (subkelas
Nautiloidea), yang selain berfungsi sebagai alat kopulasi juga berfungsi untuk merangsang hewan
betina. Cangkang umumnya sudah tereduksi, berbentuk pipih, terbuat dari zat kapur atau kitin.
Kebanyakan Cephalopoda memiliki cangkang internal kecuali Nautilus, yang merupakan satu-satunya
Cephalopoda yang masih memiliki cangkang eksternal. Jenis tertentu (misalnya Octopus) malah tidak
memiliki cangkang sama sekali. Pembuahan terjadi secara internal. Pada marga tertentu, hewan akan
mati segera setelah melakukan reproduksi. Cephalopoda adalah hewan akuatik, seluruhnya hidup di
laut. Hewan ini, kecuali Nautilus, akan menyemburkan tinta atau berenang mundur dengan cepat
bilamana merasa terganggu. Pada jenis-jenis yang hidup di laut dalam dapat berpendar
(luminescence).

B. Sepia sp
Cangkang internal terletak di dalam mantel, berwarna putih, berbentuk oval dan tebal, serta
terbuat dari kapur. Tubuh relative pendek menyerupai kantung. Mantel berwarna merah jambu
kehitaman dan diselubungi selaput tipis. Pada kedua sisinya terdapat sirip lateral yang memanjang
dari ujung dorsal sampai ventral. Kepala besar dengan 8 lengan dan 2 tentakel panjang yang dapat
disembunyikan di dalam kantung pada dasar tentakel. Tentakel digunakan untuk menangkap mangsa
yang berupa ikan kecil dan krustasea. Baik lengan maupun tentakel dilengkapi sucker. Sucker pada
tentakel hanya dijumpai pada ujung-ujungnya, sedangkan pada lengan terdapat di sisi sebelah dalam.
Ujung pasangan lengan IV, Sepia jantan berubah menjadi hectocotylus. Hewan ini dapat memijah
beberapa kali selama masa hidupnya. Telur yang keluar dari ovarium diliputi membrane liat
berbentuk kerucut (chorion). Sepia bersifat pasif, hidup di dasar perairan laut tropis, beberapa jenis di
antaranya ada yang hidup di laut dalam. Bila merasa terancam, mereka akan berenang mundur dengan
cepat, dengan cara menyemburkan air dari dalam rongga mantel melalui sifon, atau menyemburkan
tinta yang berwarna hitam kebiruan. Jenis-jenis tertentu bahkan dapat mengubah warna tubuhnya
sesuai dengan warna lingkungannya. Sepia disebut juga sotong.

Metoda

Alat Dan Bahan :


1. Sampel Sepia sp
2. Baki
3. Gunting ujung runcing/cutter tajam

Cara Kerja : Amati sampel anda. Klasifikasikan sampel tersebut. Pelajari dan gambar dengan seksama
morfologi dan anatomi hewan ini serta kerjakan apa yang diminta sesuai dengan keterangan berikut :

Morfologi :
1. Tentukan bagian dorsal, ventral, anterior dan posterior (Gambar 1.1)
2. Gambar dan berikan keterangan selengkap mungkin bagian-bagian tubuh hewan ini.
3. Tentukan jenis kelaminnya dengan melihat pasangan lengan IV nya
Cara menentukan pasangan lengan : penomoran lengan dimulai dari pasangan yang paling
dorsal dari tubuh bagian anterior. Pasangan ini diberi nomor I, kemudian berturut-turut
menuju ventral kea rah kiri dan kanan adalah pasangan II, III dan IV (Gambar 1.1)

Anatomi :
1. Letakkan Sepia pada baki dengan sisi posterior menghadap ke atas.
2. Potong hati-hati dengan gunting berujung runcing/cutter bagian tengah posterior mantel dari
ujung ventral sampai dorsal.
3. Sibakkan kedua sisi mantel hingga terlihat struktur anatominya.
4. Cuci dengan hati-hati untuk menghilangkan tinta dan kotorannya.
5. Letakkan kembali pada baki.
6. Gambar anatominya dan cocokkan dengan Gambar 1.2 dan Gambar 1.3
7. Keluarkan dan gambarlah cangkang dengan cara menyayat mantel bagian anterior.

C. Loligo sp
Cangkang terletak di dalam rongga mantel, berwarna putih transparan, berbentuk pena atau
bulu dan terbuat dari kitin.tubuh relative panjang, langsing dan bagian belakang meruncing
(rhomboidal). Mantel berwarna putih dengan bintik-bintik merah ungu sampai kehitaman dan
diselubungi selaput putih berlendir. Pada kedua sisi bagian dorsal mantel terdapat sirip lateral
berbentuk segi tiga. Kepala besar dengan 8 lengan dan 2 tentakel panjang. Permukaan lengan bagian
dalam dilengkapi sucker, sedangkan pada tentakel, sucker hanya terdapat di bagian ujung-ujungnya.
Ujung pasangan lengan IV pada Loligo jantan berubah menjadi hectocotylus. Hewan ini umumnya
memijah satu kali dan biasnaya mati setelah melakukan reproduksi. Telur yang keluar dari ovarium
diselubungi membrane liat, panjang dan berlubang pada ujungnya (chorion). Loligo bersifat
kosmopolit, hidup berkelompok di perairan bagian atas. Hewan ini aktif berburu mangsa yang berupa
ikan-ikan kecil dan krustasea kecil pada malam hari. Bila merasa terancam, mereka akan bergerak
mundur dengan cepat dan mengeluarkan tinta berwarna hitam kecoklat-coklatan. Loligo dikenal
dengan nama cumi-cumi atau enus.

Metoda:

Alat dan Bahan :


1. Sampel Loligo sp
2. Baki
3. Gunting ujung runcing/cutter tajam
4. Pinset
5. Mikroskop

Cara Kerja : Amati sampel anda. Klasifikasikan sampel tersebut. Pelajari dan gambar dengan seksama
morfologi dan antomi hewan ini serta kerjakan apa yang diminta sesuai dengan keterangan berikut :

Morfologi :
1. Tentukan bagian dorsal, ventral, anterior dan posterior (Gambar 1.1)
2. Gambar dan berikan keterangan selengkap mungkin bagian-bagian tubuh hewan ini.
3. Tentukan jenis kelaminnya dengan melihat pasangan lengan IV nya

Anatomi :
1. Letakkan Loligo pada baki dengan sisi posterior menghadap ke atas.
2. Potong hati-hati dengan gunting berujung runcing/cutter bagian tengah posterior mantel dari
ujung ventral sampai dorsal.
3. Sibakkan kedua sisi mantel hingga terlihat struktur anatominya.
4. Cuci dengan hati-hati untuk menghilangkan tinta dan kotorannya.
5. Letakkan kembali pada baki.
6. Gambar anatominya dan cocokkan dengan Gambar 1.2 dan Gambar 1.3
7. Keluarkan dan gambarlah cangkang dengan cara menarik secara hati-hati ujung cangkangnya
yang berada pada bagian tip of pennya.
8. Ambil satu sucker pada pasangan lengan III dengan pinset, lihat di bawah mikroskop dan
gambar. Cocokkan dengan Gambar 1.4

Gambar 1.1.
Gambar 1.2.
Gambar 1.3.
Gambar 1.4.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
AVERTEBRATA AIR
PS. ILMU KELAUTAN – FMIPA UNSRI
NAMA :
NIM :

Klasifikasi :

Filum :
Kelas :
Bangsa :
Suku :
Marga :
Jenis :

Keterangan Gambar :

Tgl :

Tanda tangan/Paraf Assisten


MOLLUSCA : PELECYPODA
A. PENGANTAR
Hewan anggota kelas ini mempunyai dua buah cangkang yang setangkup (disebut kelas
Bivalvia) dengan variasi pada bentuk dan ukurannya. Hewan ini tidak berkepala dan tidak
bermulut. Kaki berbentuk seperti kapak (Pelecypoda), insang tipis dan berlapis-lapis
(Lamellibranchiata) terletak di antara mantel. Kedua cangkang dapat ditutp-buka dengan cara
mengencangkan dan mengendurkan otot-otot aduktor dan retraktornya. Habitatnya adalah
perairan bahari, payau, danau, sungai, kolam serta rawa. Organ reproduksi berumah dua,
fertilisasi terjadi secara eksternal.

B. METODA
Alat Dan Bahan
1. Beberapa sampel kerang
2. Gunting ujung runcing
3. Baki
4. Jangka sorong

Cara Kerja
1. Amati dan gambar morfologi sampel serta tuliskan klasifikasinya.
2. Amati dan ukur cangkang : panjang cangkang diukur dari sisi dorsal sampai ventral.
Lebar cangkang dari sisi posterior sampai anterior. Tebal cangkang dari sisi terluar
cangkang kiri sampai sisi terluar cangkang kanan (Gambar 3.1)
3. Buka cangkang kerang dengan menggunakan gunting yang berujung runcing.
4. Amati dan gambar bagian-bagian anatomi serta beri keterangan (Gambar 3.2)

Gambar 3.1.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
AVERTEBRATA AIR
PS. ILMU KELAUTAN – FMIPA UNSRI
NAMA :
NIM :

Klasifikasi :

Filum :
Kelas :
Bangsa :
Suku :
Marga :
Jenis :

Keterangan Gambar :

Tgl :

Tanda tangan/Paraf Assisten


CRUSTACEA – 1 : Portunus pelagicus
Scylla serrata

A. PENGANTAR
Portunus pelagicus atau dikenal dengan rajungan merupakan salah satu anggota
krustase yang memiliki karapaks menonjol dibanding abdomennya. Lebar karapaks pada
hewan dewasa dapat mencapai lebih dari 20 cm. Abdomen berbentuk segi tiga (meruncing
pada hewan jantan, melebar pada hewan betina), tereduksi dan melipat ke sisi ventral
karapaks. Pada kedua sisi muka karapaks terdapat 9 buah duri. Duri pertama di anterior
berukuran lebih besar daripada ketujuh buah duri dibelakangnya, sedangkan duri ke-9 yang
terletak di sisi karapaks merupakan duri terbesar. Kaki jalan berjumlah 5 pasang, pasangan
pertama berubah menjadi cheliped (alat penjepit atau pertahanan diri) dan pasangan ke-5
menjadi alat pendayung. Kaki renang tereduksi dan tersembunyi di balik abdomen. Capit
kepiting jantan dewasa lebih panjang daripada capit pada betina dewasa. Hewan jantan
berukuran lebih besar dan berwarna biru dengan bercak putih kotor. Hewan betina berwarna
hijau kecoklatan dengan bercak putih kecoklatan. Hewan ini hidup di daerah pantai pasir
berlumpur dan di perairan depan hutan mangrove.
Scylla serrata sering disebut kepiting. Padahal arti sebenarnya adalah kepiting bakau.
Struktur tubuhnya hampir sama dengan rajungan. Karapaksnya berwarna hijau kotor
berbentuk hampir segi enam dan agak membulat di sisi anterior. Lebar karapaks dapat
mencapai 25 cm dan berukuran lebih besar daripada panjangnya. Permukaan karapaks agak
licin dan agak bergranula (berbutir). Pada sisi muka karapaks terdapat 9 buah duri yang sama
besar.

METODA
Alat Dan Bahan
1. Sampel kepiting dan rajungan
2. Baki
3. Gunting dan cutter

Cara Kerja
1. Amati dan gambar morfologi sampel serta tuliskan klasifikasinya (Gambar 4)
2. Gambarkan juga secara terpisah kaki jalan pertama, kedua dan kelima, serta nyatakan
bagian-bagiannya selengkap mungkin. Tentukan juga jenis kelamin sampel
3. Buka karapaks dan gambar anatominya lengkap dengan keterangan-keterangannya
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
AVERTEBRATA AIR
PS. ILMU KELAUTAN – FMIPA UNSRI
NAMA :
NIM :

Klasifikasi :

Filum :
Kelas :
Bangsa :
Suku :
Marga :
Jenis :

Keterangan Gambar :

Tgl :

Tanda tangan/Paraf Assisten


CRUSTACEA – 2 : Penaeus monodon

A. PENGANTAR
Penaeus monodon memiliki tubuh yang tertutup eksoskelet. Abdomen tertutup 5 buah
pleura yang tersusun tumpang tindih. Lebar karapaks hampir sama dengan lebar abdomen.
Sisi dorsal dan ventral rostrum masing-masing dilengkapi dengan 7 dan 3 buah duri. Kaki
jalan mempunyai bentuk dan ukuran yang hampir sama, kecuali pasangan kaki jalan ke-5
tanpa eksopodit. Alat kelamin pada hewan jantan simetris dan terdapat pada pasangan kaki
renang pertama. Hewan betina mempunyai alat kelamin pada pasangan kaki jalan ke-4 dan
ke-5. Hewan ini umumnya bersifat nocturnal.

B. METODA
Alat Dan Bahan:
1. Sampel udang
2. Baki

Cara Kerja:
1. Amati dan gambar morfologi sampel selengkap-lengkapnya
2. Beri keterangan dan tuliskan klasifikasi sampel
Gambar 4.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
AVERTEBRATA AIR
PS. ILMU KELAUTAN – FMIPA UNSRI
NAMA :
NIM :

Klasifikasi :

Filum :
Kelas :
Bangsa :
Suku :
Marga :
Jenis :

Keterangan Gambar :

Tgl :

Tanda tangan/Paraf Assisten


BIOTA LAUT

Pengambilan Sampel
Alat dan Bahan di Lapangan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum dilapangan adalah sebagai
berikut :

1. Kantong Plastik (1 pak)


2. Sepatu Karet
3. Kertas Label
4. Masker dan snorkel
5. Spidol Permanen (1)
6. Lakban(1)
7. Karet pengikat
8. Gunting (1)
9. Formalin 10% 1 LLtr
10. Alas kaki
11. Alat Tulis dan Tabel Sheet
12. Box Plastik (1)
13. Buku Tulis
14. Kamera

Identifikasi sampel
Pengambilan Sampel Biota Laut (Hidup dan Mati)

Di lapangan
Lakukan Pencarian biota laut yang masih hidup, dan Lakukan Pencarian
minimal 10 jenis biota laut yang sudah mati, masker serta snorkel sebagai
peralatan yang mendukung dalam proses pencarian biota dalam perairan.

Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan toples sebagai wadah biota.


Setelah dilakukan pengumpulan biota, biota yang sudah terkumpul di
dokumentasikan dan dicampurkan dengan formalin 10% sampai biota
terendam seluruhnya.

Kemudian pada setiap sampel diberi kode sesuai dengan tempat atau lokasi stasiun pengambilan biota dan kelo

Lalu sampel/biota yang sudah terkumpul kemudian masukkan kedalam box.

Di Laboratorium
Sample Biota Hidup

Pindahkan hasil sample biota ke dalam Toples Kaca

Lakukan Identifikasi Spesies dan deskripsi biota tersebut.

Beri Keterangan Klasifikasi biota pada sebelah toples kaca

Sample Biota Mati


Susun Biota yang didapat pada satu frame

Lalu berikan keterangan nama dari spesies biota tersebut.


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
AVERTEBRATA AIR
PS. ILMU KELAUTAN – FMIPA UNSRI
NAMA :
NIM :

Klasifikasi :

Filum :
Kelas :
Bangsa :
Suku :
Marga :
Jenis :

Keterangan Gambar :

Tgl :

Tanda tangan/Paraf Assisten


DAFTAR PUSTAKA
Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta

Oemarjati, B.S dan Wisnu W. 1990. Taksonomi Avertebrata : Pengantar Praktikum


Laboratarium. UI-Press. Jakarta

Romimohtarto, K dan Sri J. 2001. Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut.
Djambatan, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai