0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
179 tayangan6 halaman

Analisis Jurnal Isu End of Life

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 6

STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN PERAWAT INSTALASI GAWAT

DARURAT (IGD) DALAM MERAWAT PASIEN TERLANTAR PADA FASE


END OF LIFE DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

A. Abstrak
Pasien terlantar dalam keadaan kritis yang memasuki fase End of Life sering
dirawat di IGD. Kondisi tanpa ada keluarga yang mendampingi dan
lingkungan IGD yang sibuk dan bising menjadi hambatan juga tantangan
dalam perawatan End of Life. Perawatan pasien terlantar dalam tahap End of
Life membutuhkan
penanganan yang bertujuan memberikan rasa nyaman, ketenangan, kedekatan
dukungan social. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman
perawat dalam merawat pasien terlantar dalam fase End of Life di ruang IGD
RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Desain penelitian dengan metode kualitatif
dengan pendekatan Fenomenologi interpretif, yang melibatkan 7 perawat IGD.
Data dikumpulkan melalui Indepth interview dan dianalisis dengan
menggunakan analisa tematik Braun & Clark. Hasil penelitian menghasilkan 7
tema yaitu 1. merasakan hati tersentuh pada pasien terlantar menjelang ajal 2.
Tidak membedakan perlakuan pada pasien terlantar dengan pasien lain yang
menjelang ajal 3. Menghargai harkat dan martabat pasien 4. Memilih
perawatan suportif sebagai tindakan terbaik 5. Terpaksa meninggalkan pasien
tanpa pendampingan spritual 6. Mengalami konflik dalam menempatkan
pasien terlantar yang menjelang ajal 7. Mengharapkan situasi lingkungan kerja
yang mendukung. Kesimpulan adalah perawat bersikap profesional,
menghormati harkat dan martabat dalam memberikan perawatan tanpa
membedakan perlakuan dengan pasien lain yang menjelang ajal. Perasaan hati
yang tersentuh muncul saat merawat pasien terlantar yang menjelang ajal
tanpa didampingi keluarga. Perawatan End of Life lebih berfokus pada
perawatan suportif, sedangkan dukungan spiritual tidak dapat diberikan di
IGD karena karakteristik
lingkungan yang sibuk dan lebih memprioritaskan pasien kritis. Hal ini
menimbulkan konflik dan dilema bagi perawat sehingga diperlukan adanya
ruangan khusus dan tim kerohanian untuk menyiapkan kematian yang damai
dan bermartabat.
Kata Kunci: Pasien terlantar, End of Life, Perawatan Gawat Darurat.
B. Analisis PICOT
P : Responden pada penelitian ini sebanyak 7 perawat IGD
I : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi iinterpretif. Partisipan dalam penelitian ini adalah perawat yang
berkerja di ruang IGD RSUD dr. Saiful Anwar.Tahap pemilihan partisipan
dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inkulsi dan memilih
partisipan yang sudah dikenal oleh peneliti, dengan pertimbangan agar dalam
pengambilan data dan Indepth interview partisipan tidak merasa canggung,
dan kaku serta mendapatkan informasi yang lebih mendalam.
C : Tidak ada jurnal pembanding
O : Perawat tetap bersikap profesional menghormati harkat dan martabat
pasien
dalam memberikan perawatan. Konflik batin, emosi, perasaan hati tersentuh
muncul dengan melihat kondisi pasien terlantar menjelang ajal.Dukungan
spiritual tidak dapat diberikannamun perawatan suportif menjadi bagian
perawatan terbaik bagi pasien terlantar yang menjelang ajal. Tantangan dan
hambatan dalam perawatan End of Life yaitu kondisi lingkungan kerja di IGD
tidak adanya team kerohanian dan tidak adanya ruangan khusus untuk pasien
yang End of Life. Selain itu pelayanan IGD yang lebih memprioritaskanpasien
dengan kesempatan hidupnya lebih tinggi.
C. Pembahasan
Perawat memiliki kecenderungan merasa hati tersentuh dan terharu pada
pasien yang dirawat secara langsung. Pasien terlantar yang menjelang ajal
hanya sendiri tanpa ada dukungan dan pendampingan dalam perawatannya.
Hal ini menjadikan kecenderungan munculnya perubahan psikologis timbul
perasaan tersentuh, mengalami suatu perasaan yang berbeda saat merawat
pasien terlantar yang menjelang ajal, menjadi tersentuh, muncul perasaan
kasihan, iba, empati dan rasa penyesalan karena tidak ada keluarga yang
mendampingi dalam tahap akhir dalam kehidupan yang dirasakan oleh
perawat.
Mengatasi perubahan psikologis yaitu dengan mengendalikan perasaan,
dimana
membedakan simpati empati, menyampingkan empati, tidak terpengaruh oleh
perasaan. Pengendalian dan mengatasi perubahan psikologis yang dirasakan
sangat perlu disadari oleh perawat IGD untuk tetap bersikap professional
dalam melakukan perawatan pasien terlantar yang menjelang ajal. Bersikap
professional dengan memberikan perawatan caring secara fisik, secara
emosional dan psikologis.
PENGALAMAN PERAWAT IGD MERAWAT PASIEN
DO NOT RESUSCITATE PADA FASE PERAWATAN
MENJELANG AJAL
D. Abstrak
Do Not Resuscitate (DNR) menjadi keputusan yang tidak mudah diambil oleh
dokter dan membutuhkan pertimbangan dan rekomendasi dari perawat
Keterbatasan pengalaman, pengetahuan dan informasi DNR, kriteria IGD
yang lebih berfokus pada perawatan gawat darurat menyebabkan tidak dapat
maksimalnya peran perawat dalam perawatan menjelang ajal. Tujuan
penelitian ini adalah mengeksplorasi pengalaman perawat di IGD dalam
merawat pasien DNR di ruang IGD. Desain Penelitian dengan metode
Kualitatif pendekatan Fenomenologi interpretif, partisipan empat perawat
IGD. Data dikumpulkan melalui Indepth interview, menggunakan analisis
tematik Braun dan Clark. Hasil Penelitian empat tema yaitu 1. Memahami
kegagalan resusitasi merupakan pasien DNR, 2. Melakukan resusitasi sebagai
Protap Penanganan awal, 3. Berkolaborasi mengambil keputusan DNR, 4.
Menyiapkan kematian pasien dengan baik. Kesimpulannya yaitu pengambilan
keputusan DNR (Do Not Resuscitate) membutuhkan pertimbangan dan
pemahaman pada kriteria DNR, selain itu perawat harus terlibat dalam
kolaborasi dengan tim yang merawat pasien, sehingga keputusan DNR tepat.
Perawatan DNR di IGD memberikan resusitasi sebagai tindakan awal dan
mempersiapkan kematian pasien dengan baik dengan melibatkan keluarga
pasien.
Kata kunci: DNR, perawatan menjelang ajal, perawat IGD

E. Analisis PICO
P : Responden pada penelitian ini sebanyak 4 perawat IGD.
I : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi interpretif. Penelitian ini dilakukan di ruang IGD RSUD dr.
Saiful Anwar. Empat orang partisipan dengan teknik purposive sampling
berdasarkan kriteria inkulsi. Teknik pengumpulan data dengan In-depth
interview. Adapun kriteria partisipan adalah: (1) Perawat yang memiliki
pengalam-an kerja 8±19 tahun di ruang Critical CareIGD RSUD dr. Saiful
Anwar, (2) Perawat yang memiliki pengalaman pengalaman me-rawat pasien
terlantar pada fase Perawatan menjelang ajal (3) Pendidikan partisipan D3
keperawatan±S1 Keperawatan (4) Dalam ke-adaan sehat secara fisik, (5)
Bersedia sebagai partisipan dengan menandatangani surat ke-sediaan menjadi
partisipan.
C : Tidak ada jurnal pembanding
O : Hasil penelitian ini ada 4 (empat) tema yaitu: memahami kegagalan
resusitasi merupakan pasien DNR, melakukan resusitasi sebagai Protap
Penangan awal, berkolaborasi mengam-bil keputusan DNR, dan menyiapkan
kematian pasien dengan baik.

F. Pembahasan
DNR merupakan suatu tindakan spesifik untuk tidak memberikan resusitasi
jantung paru pada pasien, namun tetap melakukan perawatan rutin (Brizzi,
2012). Keputusan DNR diambil ketika tindakan CPR selama 30 menit tidak
menunjukan ada nadi, pernafasan dan respon pasien. Penerapan DNR di IGD
RSUD Saiful Anwar yaitu setelah upaya komprehensif men-cegah nafas dan
henti jantung tidak menun-jukkan adanya perbaikan. Kriteria pasien DNR
menurut Brizzi (2012) yaitu pasien usia 75 tahun dengan penurunan fungsi
organ tubuh, telah mengalami stroke sebelumnya dan perdarahan pada
intraventi-cular dikaitkan dengan ketidakoptimalan hasil
yang dicapai apabila dilakukan CPR.

Anda mungkin juga menyukai