LAPORAN 3333-Dikonversi
LAPORAN 3333-Dikonversi
LAPORAN 3333-Dikonversi
JARINGAT PENGANGKUT
Dosen Pengampu:
Asisten Laboratorium:
Alviana Rochmania
Disusun Oleh:
NIM : 19620056
Kelas : Biologi B
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Xylem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks. Xylem terdiri dari
berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya, sel penyusun xylem merupakan sel yang telah
mati dengan sinding sel yang sangat tebal dan tersusun dari zat lignin yang dapat juga berfungsi
sebagai jaringan penguat. Unsur-unsur xylem terdiri dari unsur trakeal, serat xylem dan
parenkim xylem (Nugroho, 2012). Pada tumbuhan primer, xylem merupakan diferensiasi dari
procambium yang terdiri dari sel-sel meristematic, kaya akan sitoplasma dan selnya memanjang
kea rah longitudinal organ. Elemen pertama dari xylem primer adalah protoxylem yang
selanjutnya berkembang menjadi metaxylem (Iserep, 1993).
Allah SWT. berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat 10, yang berbunyi:
Dari ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Allah SWT. menciptakan berbagai
macam tumbuhan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan manusia dan membawa maslahat
di dalamnya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia makhluk paling tinggi kedudukannya di
hadapan Allah sudah sepantasnya mensyukuri akan hal tersebut. Bentuk rasa syukur manusia
terhadap ciptaan-Nya beragam, salah satunya ialah dengan menuntut ilmu. Melalui praktikum
ini, secara tidak langsung juga merupakan bentuk rasa syukur kita atas keberadaan tumbuh-
tumbuhan di sekitar. Dengan kata lain, mempelajari berbagai macam jaringan tumbuhan dan
sel-sel penyusunnya merupakan suatu bentuk tawakal kepada Allah.
Xylem dan floem merupakan bagian tubuh tumbuhan yang berupa organ mikroskopis.
Oleh karena itu, praktikum ini penting dilakukan guna mengetahui letak, bentuk, serta susunan
dari jaringan pembuluh pada tumbuhan.
1.2.Tujuan Praktikum
1. Mengamati komponen-komponen jaringan angkut xilem (unsur-unsur vasal).
2. Mengamati komponen-komponen jaringan angkut floem (unsur-unsur kibral).
3. Mengamati susunan berkas pengangkut dalam organ tumbuhan.
4. Mengamati macam-macam tipe berkas pengangkut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Jaringan Pengangkut
Jaringan angkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xylem dan floem. Xylem
terdiri dari unsur-unsur yang berupa trakeid, trakeida, serabut, serta parenkim. Fungsi utama
xylem ialah untuk mengangkut air dan zat hara dari dalam tanah, sedangkan floem berfungsi
mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan yang membutuhkan
(Nugroho, 2012). Tumbuhan yang mempunyai jaringan pengangkut disebut tumbuhan
vascular, termasuk di dalamnya pteridophyte dan spermatophyte. Dari kedua bagian jaringan
pengangkut ini, xylem memiliki struktur yang lebih tegar sehingga dapat utuh bahkan ketika
tumbuhan tersebut telah berubah menjadi fosil, sehingga dapat dipakai sebagai bahan
identifikasi bagi tumbuhan vascular (Salisbury, 1995).
Baik xylem maupun floem, biasanya membentuk berkas atau untaian dalam tubuh
tumbuhan dan biasanya sejajar dengan sumbu organ yang menjadi tempatnya. Pada batang
berkayu, umumnya bergabung dengan berkas floem dalam suatu ikatan berkas pembuluh yang
berkesinambungan di seluruh tubuh tumbuhan. Baik pada akar, daun, batang hingga cabangnya
yang terkecil (Savitri, 2008).
Xylem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks. Xylem terdiri dari
berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya, sel penyusun xylem merupakan sel yang telah
mati dengan sinding sel yang sangat tebal dan tersusun dari zat lignin yang dapat juga
berfungsi sebagai jaringan penguat. Unsur-unsur xylem terdiri dari unsur trakeal, serat xylem
dan parenkim xylem (Nugroho, 2012). Pada tumbuhan primer, xylem merupakan
diferensiasi dari procambium yang terdiri dari sel-sel meristematic, kaya akan sitoplasma
dan selnya memanjang kea rah longitudinal organ. Elemen pertama dari xylem primer adalah
protoxylem yang selanjutnya berkembang menjadi metaxylem (Iserep, 1993).
Xylem merupakan jaringan kompleks yang tersusun atas dua tipe sel, yaitu trakeid
dan unsur pembuluh. Trakeid dan unsur pembuluh tersusun saling bertumpuk pada ujungnya
membentuk suatu saluran. Saluran tersebut berfungsi mengalirkan air dari akar menuju
batang dan daun untuk proses fotosintesis (Hidayat, 1995). Unsur-unsur pembuluh
umumnya lebih lebar, lebih pendek, berdinding tipis, dan kurang meruncing dibandingkan
trakeid. Unsur-unsur pembuluh tersusun dengan ujung yang saling bersentuhan, membentuk
pipa mikro Panjang yang disebut pembuluh. Dinding ujung dari unsur pembuluh memiliki
lempeng berlubang-lubang yang mengalirkan air secara bebas melalui pembuluh (Neil,
2008).
Susunan xylem merupakan suatu jaringan pengangkut yang serba kompleks, terdiri
dari berbagai bentuk sel. Sel-sel penyusun xylem berupa sel mati, tetapi terdapat beberapa
sel yang ditemukan masih hidup. Pada umumnya, sel-sel penyusun xylem telah mati dengan
sel yang tebal dan mengandung lignin. Sehingga para ahli beranggapan bahwa selain
berfungsi sebagai jaringan pengangkut air dan zat-zat hara, xylem juga berfungsi sebagai
jaringan penguat (Sutrian, 2011).
Menurut Nugroho (2012), unsur-unsur xylem terdiri dari beberapa unsur, diantaranya
ialah sebagai berikut:
1) Unsur Trakeal
Unsur trakeal merupakan unsur yang bertugas dalam pengangkutan air beserta
zat terlarut di dalamnya, dengan sel-sel yang memanjang, tidak mengandung protoplas
(bersifat mati), dinding sel berlignin, dan memiliki macam-macam noktah. Unsur trakeal
terdiri dari dua macam sel, yaitu trakea dan trakeid (Nugroho, 2012). Trakeid adalah sel-
sel yang memanjang dan tipis dengan ujung meruncing. Air bergerak dari sel ke sel
terutama melalui ceruk, sehingga air tidak perlu menyeberangi dinding sekunder yang
tebal. Dinding sekunder trakeid tersusun atas lignin, yang mencegah sel-sel runtuh akibat
tegangan transport air dan juga memberi dukungan (Neil, 2008).
2) Serat Xilem
Serat xylem merupakan sel panjang dengan dinding sekunder yang biasanya
berlignin. Terdapat dua macam serat pada tumbuhan, yakni erat trakeid dan serat
labriform. Serat labriform memiliki ukuran lebih panjang dan dinding selnya lebih tebal
dibandingkan dengan serat trakeid. Terdapat noktoh sederhana pada serat labriform,
sedangkan serat trakeid memiliki noktah terlindung (Nugroho, 2012).
3) Parenkim Xilem
Parenkim xylem umumnya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Parenkim ini
dijumpai pada xylem primer maupun sekunder. Pada xylem sekunder, dijumpai dua
macam parenkim, yaitu parenkim katup dan parenkim jari-jari empulur (Nugroho, 2012).
2.2.2. Floem
Menurut Nugroho (2012), floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang
bersifat hidup dan juga mati. Floem terdiri dari beberapa unsur, diantaranya ialah sebagai
berikut:
1) Unsur-Unsur Tapis
Ciri klas dari unsur tapis adalah adanya daerah tapis di dindingnya dan inti sel
menghilang dari protoplas. Daerah tapis diartikan sebagai daerah noktah yang
termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori. Pori-pori
tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis yang
berdampingan. Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di bidang
tangensial dan membulat di bidang radial. Dinding lateral mengandung daerah tapis yang
berpori. Pada komponen bulu tapis, dinding ujungnya saling berdekatan dengan dinding
ujung sel di bawahnya atau atasnya sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang
yang disebut pembuluh tapis (Nugroho, 2012).
2) Sel Pengiring
Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis. Sel-sel pengiring
biasanya merupakan untaian atau deretan yang menyerupai sel parenkim dengan sel-sel
yang bersifat hidup. Sel pengiring diduga berperan dalam keluar masuknya zat-zat
makanan melalui pembuluh tapis (Nugroho, 2012).
3) Sel Albumin
Sel albumin merupakan sel-sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkim buluh tapis
yang banyak mengandung zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-sel tapis pada
tumbuhan Gymnospermae. Diduga sel-sel albumin memiliki fungsi serupa dengan sel
pengiring (Nugroho, 2012).
4) Serat-serat Floem
Letak serat-serat floem pada berkas floem bervariasi. Pada floem primer, serat
terdapat di bagian jaringan sebelah luar yang awalnya berkelompok membentuk suatu
klaster atau masa yang dalam perkembangannya akan menjadi homogeny, sedangkan
pada floem sekunder letak serat mengikuti berbagai pola. Serat dewasa dapat bersifat
hidup maupun mati. Serat hidup dapat juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan (Nugroho, 2012).
5) Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan jaringan parenkim biasa yang terletak di bagian
buluh tapis. Parenkim ini tersusun atas sel hidup yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan zat-zat tepung, lemak, dan zat-zat organic lainnya (Nugroho, 2012).
2.3.Tipe-Tipe Berkas Pembuluh
METODE PENELITIAN
4.1.Cordyline fruticose
4.1.1. Tabel hasil pengamatan
1
1
4.1.2. Klasifikasi
Menurut Bailey (1942), klasifikasi dari tumbuhan Cordyline fruticosa ialah sebagai
berikut:
Kindom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Order : Liliflorae
Family : Liliaceae
Genus : Cordyline
4.1.3. Pembahasan
4.2.Asplenium nidus
4.2.1. Tabel hasil pengamatan
Kingdom : Plantae
Division : Pteridophyta
Class : Polipodiopsida
Order : Polypodiales
Family : Aspleniaceae
Genus : Asplenium
Species : Asplenium nidus
4.2.3. Pembahasan
4.3.Amaranthus sp.
4.3.1. Tabel hasil pengamatan
Hasil pengamatan berkas pembuluh pada batang Amaranthus sp. dengan perbesaran
400x.
2
2
1
3
4.3.2. Klasifikasi
Menurut Rukmana (1994), klasifikasi dari tanaman Amaranthus sp. ialah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Caryophyllales
Family : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus sp.
4.3.3. Pembahasan
4.4.Hibiscus rosa-sinensis
4.4.1. Tabel hasil pengamatan
Hasil pengamatan berkas pembuluh pada batang Hibiscus rosa-sinensis dengan
perbesaran 100x.
3
3
2
2
1
1
4.4.2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Order : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Species : Hibiscus rosa-sinensis
4.4.3. Pembahasan
4.5.Zea mays
4.5.1. Tabel hasil pengamatan
Hasil pengamatan berkas pembuluh pada batang Zea mays dengan perbesaran 400x.
2 1
4.5.2. Klasifikasi
Menurut Tjitrosoepomo (1983), klasifikasi dari tanaman Zea mays ialah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Order : Graminae
Family : Graminaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.
4.5.3. Pembahasan
4.6.Capsicum frutescens
4.6.1. Tabel hasil pengamatan
3
1
1
2
2 3
(Wahua et al, 2013)
Keterangan:
1. Floem
2. Xylem
3. Floem
4.6.2. Klasifikasi
Menurut Warisno dan Dahana (2010), klasifikasi dari tanaman Capsicum frutescens
ialah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Order : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum frutescens L.
4.6.3. Pembahasan
4.7.Nelumbo lutea
4.7.1. Tabel hasil pengamatan
Hasil pengamatan berkas pembuluh pada akar Nelumbo lutea dengan perbesaran
100x.
Foto Literatur
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Magnoliidae
Order : Nymphaeales
Family : Nelumbonaceae
4.7.3. Pembahasan
Tabel di atas merupakan hasil pengamatan berkas pembuluh pada sayatan
melintang akar Nelumbo lutea, yang diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x.
Berdasarkan hasil pengamatan, sayatan melintang akar Nelumbo lutea memperlihatkan
struktur jaringan pengangkut berupa xylem dan floem, dengan susunan melingkar dan
berseling-seling. Berdasarkan ciri tersebut, dapat disimpulkan bahwa akar Nelumbo lutea
memiliki berkas pembuluh dengan tipe radial poliark ditandai dengan xylem yang
berjumlah banyak. Hal ini sesuai dengan penelitian Seago dan Fernando (2013), yang
mengungkapkan bahwa akar Nelumbo lutea memiliki berkas pembuluh dengan tipe radial
poliark dengan inti yang mengalami sklerifikasi. Hal ini diperkuat oleh Hidayat (1995),
yang menyatakan bahwa berkas pembuluh radial terletak pada akar, dengan susunan letak
berkas xylem bergantian dan berselang-seling dengan berkas floem.
4.8.Anthurium plowmanii
4.8.1. Tabel hasil pengamatan
Foto Literatur
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Order : Arecales
Family : Araceae
Genus : Anthurium
Species : Anthurium plowmanii
4.8.3. Pembahasan
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum dengan judul “Jaringan Pengangkut” ialah sebagai berikut:
1. Xylem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks. Xylem terdiri dari
berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya, sel penyusun xylem merupakan sel yang
telah mati dengan sinding sel yang sangat tebal dan tersusun dari zat lignin yang dapat
juga berfungsi sebagai jaringan penguat. Unsur-unsur xylem terdiri dari unsur trakeal,
serat xylem dan parenkim xylem. Pada tumbuhan primer, xylem merupakan diferensiasi
dari procambium yang terdiri dari sel-sel meristematic, kaya akan sitoplasma dan selnya
memanjang kea rah longitudinal organ. Elemen pertama dari xylem primer adalah
protoxylem yang selanjutnya berkembang menjadi metaxylem.
2. Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut zat-zat makanan
hasil fotosintesis dan mendistribusikannya dari daun ke bagian tanaman yang lain.
Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel, baik sel hidup maupun sel mati. Unsur-
unsur pada floem meliputi unsur tapis sel, pengiring sel, albumin, serat-serat floem dan
parenkim floem. Floem primer, sama halnya dengan xylem primer berasal dari
procambium. Floem primer terdiri dari protofloem dan meta floem. Floem juga dapat
dibedakan menjadi floem primer dan floem sekunder.
3. Baik xylem maupun floem, biasanya membentuk berkas atau untaian dalam tubuh
tumbuhan dan biasanya sejajar dengan sumbu organ yang menjadi tempatnya. Pada
batang berkayu, umumnya bergabung dengan berkas floem dalam suatu ikatan berkas
pembuluh yang berkesinambungan di seluruh tubuh tumbuhan. Baik pada akar, daun,
batang hingga cabangnya yang terkecil.
4. Berkas pengangkut pada tumbuhan dibedakan menjadi beberapa tipe. Tipe pertama
yaitu tipe kolateral, yang masih dibedakan lagi menjadi kolateral terbuka dan kolateral
tertutup. Kolateral terbuka ditandai dengan adanya xylem dan floem yang dihubungkan
oleh cambium di tengahnya, yang umumnya tipe pembuluh ini terdapat pada tumbuhan
dikotil. Kolateral tertutup ditandai dengan adanya xylem dan floem tanpa dibatasi oleh
cambium, yang umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil. Tipe bikolateral, yang
ditandai dengan adanya xylem yang diapit oleh dua floem pada sisi enternal dan
eksternal. Tipe selanjutnya ialah konsentris amphikibral, yang ditandai dengan adanya
floem yang mengelilingi xylem dan umumnya terdapat pada tumbuhan paku. Tipe
konsentris amphivasal, yang ditandai dengan adanya xylem yang mengelilingi floem
dan umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil dan monokotil pada family Liliaceae.
Tipe yang terakhir ialah tipe radial. Berkas pembuluh tipe ini terdapat pada akar baik
dikotil maupun monokotil yang ditandai dengan adanya xylem yang terletak secara
berselang-seling dengan floem dan tersusun secara melingkar.
5.2.Saran
Praktikum dengan judul “Jaringan Pengangkut” telah terlaksana dengan baik dan
teratur. Saran terhadap praktikum selanjutnya ialah agar praktikan tetap focus dan bersungguh-
sungguh dalam menjalankan praktikum, mengingat praktikum kali ini hanya diadakan secara
online dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan praktikum secara
langsung di laboratorium. Dengan pemahaman yang baik meskipun hanya secara online,
diharapkan di waktu yang akan datang para praktikan tetap bisa menjalankan praktikum secara
langsung di laboratorium dengan tanpa kesulitan.
DAFTAR PUSTAKA
Bailey, L. H. 1942. The Standard Cyclopedia of Horticulture (Vol III). New York: The
Macmillan Company.
Hapsari, A. T., Darmanti, S., dan Hastuti, E. D. 2018. Pertumbuhan Batang, Akar dan Daun
Gulma Katumpangan (Pilea microphylla (L.) Liebm.). Bulletin Anatomi dan Fisiologi.
3(1): 79-84.
Lawrence, G. H. M. 1951. Taxonomy of Vascular Plants. New York: The Macmillan Company.
Leroux, O. et al. 2007. Intercellular Pectic Protuberances in Asplenium: New Data on their
Composition and Origin. Oxford Journal: Annals of Botany. 100: 1165-1173.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi tumbuhan. Penerbit Kansius Anggota IKAPI : Yogyakarta.
Nugroho, L. H. et al. 2012. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Nurhayati, Mukarlina, dan Linda, R. 2016. Struktur Anatomi Akar, Batang dan Daun
Anthurium plowmanii Croat., Anthurium hookeri Kunth. dan Anthurium plowmanii x
Anthurium hookeri. Jurnal Protobiont. 5(1): 24-29.
Ozimede, C. O., Obute, G. C., dan Nyananyo, B. L. 2019. Morphological and Anatomical
Diversity Study on three Species of Amaranthus namely; A. hybridus L., A. viridis L. and
A. spinosus L. from Rivers State, Nigeria. Journal Applied Science and Environment
Manage. 23(10): 1875-1880.
Rukmana, R. 1994. Bayam (Bertanam dan Pengolahan Pasca Panen). Yogyakarta: Kanisius.
Sutrian, Y. 2011. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan tentang Sel dan Jaringan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
USDA. 2020. Classification for Kingdom Plantae Down to Species Nelumbo lutea Wild. United
States Department of Agriculture.
https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=provile&symbol=NELU&disp
lay=31. Diakses pada tanggal 18 Maret 2021.
Wahua, C., Okoli, B. E., daqn Sam, S. M. 2013. Comparative Morphological, Anatomical,
Cytological and Phytochemical Studies on Capsicum frutescens Linn, and Capsicum
annuum Linn. (Solanaceae). International Journal of Scientific & Engineering Research.
4(1): 1-21.
Warisno dan Dahana. 2010. Peluang Usaha dan Budidaya Cabai. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Willemse, M. T. M. dan Outer W. D. 1988. Stem Anatomy and Cell Wall Autofluorescens
during Growth of Three Maize (Zea mays L.) Cultivars. Acta Botany Neerl. 37(1): 39-47.
Zinkgraf, M., Gerttula, S. dan Groover, A. 2017. Transcript Pofiling of a Novel Plant Meristem,
the Monocot Cambium. Journal of Integrative Plant Biology. 59(6): 436-449.