Reduksi Sampah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 31

REDUKSI SAMPAH

UU No. 18 tahun 2008

 3R (reduce, reuse dan recycle) merupakan


dasar penanganan sampah.
 Pengelolaan sampah hendaknya bersifat
terpadu sesuai dengan karakteristik sampah
itu sendiri
Konsep Minimasi Limbah/Sampah

 ada 2 (dua) pendekatan yang dapat


dilakukan untuk mengendalikan akibat adanya
sampah, yaitu:
a. Pendekatan proaktif: yaitu upaya agar
dalam proses penggunaan bahan akan
dihasilkan sampah yang seminimal mungkin,
dengan tingkat bahaya yang serendah
mungkin.
b. Pendekatan reaktif: yaitu penanganan
sampah yang dilakukan setelah limbah
tersebut terbentuk
 Pendekatan proakatif merupakan strategi yang
diperkenalkan pada akhir tahun 1970-an
dalam dunia industri, dikenal sebagai proses
bersih atau teknologi bersih yang bersasaran
pada pengendalian atau reduksi terjadinya
limbah melalui penggunaan teknologi yang
lebih bersih dan yang akrab lingkungan.
Konsep ini secara sederhana meliputi:
1. Pengaturan yang lebih baik dalam manajemen penggunaan
bahan dan energi serta limbahnya melalui good house keeping
2. Penghematan bahan baku, fluida dan energi yang digunakan
3. Pemakaian kembali bahan baku tercecer yang masih bisa
dimanfaatkan
4. Penggantian bahan baku, fluida dan energi
5. Pemodivikasian proses bahkan kalau perlu penggantian proses
dan teknologi yang digunakan agar emisi atau limbah yang
dihasilkan seminimal mungkin dan dengan tingkat bahaya yang
serendah mungkin
6. Pemisahan limbah yang terbentuk berdasarkan jenisnya agar
lebih mudah penanganannya
1. SNI 03-3241-1994: Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan
Akhir Sampah
2. SNI 03-3242-1994: Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman
yang telah direvisi menjadi SNI 3242 – 2008: Pengelolaan Sampah di
Permukiman
3. SNI 19-3964-1994: Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan
4. SNI 19-3983-1995: Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan
Sedang di Indonesia
5. SNI 19-6411-2000: Tata cara pemeliharaan pencatatan keselamatan
dan kesehatan kerja pada fasilitas pengolahan sampah
6. SNI 19-2454-2002: Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah
perkotaan
7. SNI 19-7030-2004: Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik
REDUKSI SAMPAH

o Reduksi sampah pemukiman dapat dianalisis


berdasarkan hasil survei terhadap pengelolaan
sampah berbasis masyarakat seperti di
Kecamatan Sukun, Bank Sampah dan sektor
informal (pengepul).
o Reduksi sampah dari Bank Sampah dapat
diketahui dari jumlah dan komposisi sampah
yang masuk dalam jangka waktu tertentu
dalam satuan kg/hari dan dari hasil wawancara
dan mengikuti kegiatan penimbangan yang
dilakukan masyarakat dalam jangka waktu
tertentu. Reduksi sampah dinyatakan dalam
satuan berat (kg/hari).
REDUKSI SAMPAH

1. Reduksi sampah di pemukiman bisa


dilakukan dari sumber sampah, yakni
menghitung hasil pilahan dari tiap
sumber. Pengukuran reduksi sampah
juga dilakukan di TPS.
2. Untuk mengukur timbulan sampah
setelah dilakukan reduksi melalui
berbagai pengelolaan, dilakukan
penimbangan massa sampah yang
dipilah oleh setiap petugas gerobak
(yang melakukan pemilahan) dan hasil
pilahan (pengepul, pemulung) di setiap
TPS selama 2-3 hari kemudian dirata-
rata.
HASIL PENELITIAN
Timbulan dan Reduksi Sampah di Kecamatan Sukun Kota
Malang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), 2337-3520

 Lokasi penelitian yang dipilih yakni timbulan :


1. Dari petugas gerobak yang melewati area terlayani Bank
Sampah
2. Timbulan dari area yang tidak ada Bank Sampah
Pengukuran timbulan sampah di TPS bertujuan untuk
mengetahui timbulan sampah setelah dilakukan reduksi
melalui berbagai pengelolaan sampah yang ada di
Kecamatan.
Reduksi ini berasal dari sumber dengan adanya bank sampah,
reduksi yang dilakukan petugas gerobak yang melakukan
pemilahan dan reduksi dari pemulung yang memilah sampah
di TPS
 Pengukuran timbulan sampah dilakukan selama 8 hari. Sampah
ditimbang dari masing-masing rumah yang dilalui oleh petugas
gerobak.
 Perhitungan timbulan sampah per hari yaitu membagi jumlah
sampah (kg) dengan frekuensi pengambilan sampah dan jumlah
penduduk yang mengumpulkan sampah.
 Berdasarkan hasil pengukuran, timbulan sampah tiap area
berbeda-beda sesuai kapasitasnya
 Contoh perhitungan timbulan sampah yakni :
1. Massa sampah hari ke –1 : 210,45 kg
2. Frekuensi pengambilan : 2 hari sekali
3. Jumlah penduduk (orang): 444 orang-Timbulan sampah

Masa Sampah per Hari 210,45


Frekuensi Pengambilan x Jumlah Penduduk = 2 x 444 = 0,24
kg/orang/hari
 Jumlah timbulan sampah di TPS berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi
oleh area pelayanan, jumlah penduduk dan adanya reduksi.
Area pelayanan yang luas membuat timbulan sampah yang
dihasilkan semakin banyak. Hal ini karena area pelayanan
yang luas memiliki jumlah penduduk yang banyak sehingga
timbulan yang dihasilkan juga semakin banyak.
Timbulan sampah untuk kota sedang berdasarkan SNI sebesar
0,3-0,4 kg/orang/hari.
BESARAN TIMBULAN SAMPAH BERDASARKAN
KLASIFIKASI KOTA
SNI 19-3983-1995

No Klasifikasi Kota Volume Berat


Volume/orang/gari KG/orang/Hari

1 Kota Sedang 2,75 – 3,25 0,70 – 0,80


2 Kota Kecil 2,5 – 2,75 0,625 – 0,70
1. Pengurangan sampah (waste minimization), yang terdiri dari pembatasan
terjadinya sampah R1), guna-ulang (R2) dan daur-ulang (R3)
2. Penanganan sampah (waste handling), yang terdiri dari
▪ Pemilahan : dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah,dan/atau sifat sampah
▪ Pengumpulan : dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah
dari sumber sampah ketempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu
▪ Pengangkutan : dalam bentuk membawa sampah dari sumber
dan/atau dari tempatpenampungan sampah sementara atau dari
tempat pengolahan sampah terpadu menuju ketempat pemrosesan
akhir
▪ Pengolahan : dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisidan
jumlah sampah
PENGURANGAN SAMPAH MELALUI 3R MENURUT
UU-18/2008

a. Pembatasan (reduce): mengupayakan agar limbah yang


dihasilkan sesedikit mungkin
b. Guna-ulang (reuse): bila limbah akhirnya terbentuk, maka
upayakan memanfaatkan limbah tersebut secara langsung
c. Daur-ulang (recycle): residu atau limbah yang tersisa atau tidak
dapat dimanfaatkan secara langsung, kemudian diproses atau
diolah untuk dapat dimanfaatkan, baik sebagai bahan baku
maupun sebagai sumber enersi
KONSEP PEMBATASAN (REDUCE) JUMLAH SAMPAH
YANG AKAN TERBENTUK DAPAT DILAKUKAN MELALUI
a. Efisiensi penggunaan sumber daya alam
b. Rancangan produk yang mengarah pada penggunaan bahan
atau proses yang lebih sedikit menghasilkan sampah, dan
sampahnya mudah untuk diguna-ulang dan didaur-ulnag
c. Menggunakan bahan yang berasal dari hasil daur-ulang limbah
d. Mengurangi penggunaan bahan berbahaya
e. Menggunakan eco-labeling
UPAYA MINIMASI (PEMBATASAN) TIMBULAN
SAMPAH DALAM UU-18/2008

a. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan:


▪ menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka waktu tertentu
▪ memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan
▪ memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan
▪ memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang
▪ memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.
b. Pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan menggunakan bahan produksi yang menimbulkan
sampah sesedikit mungkin, dapat diguna ulang, dapat didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh
proses alam.
c. Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah menggunakan bahan yang dapat
diguna ulang, didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam
d. Pemerintah memberikan:
▪ insentif kepada setiap orang yang melakukan pengurangan sampah
▪ disinsentif kepada setiap orang yang tidak melakukan pengurangan sampah
SEBAGAI PEMBANDING

1. Masyarakat penghasil sampah:


 Memahami dampak akibat sampah yang dihasilkan
 Mempertimbangkan ulang pola hidupnya
 Memilih barang dan pelayanan yang berwawasan lingkungan
 Berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sampah, misalnya
pemilahan sampah
 Berpartsipasi dalam pengembangan pengelolaan sampah
berbasis 3R
2. LSM:
 Mempromosikan kegiatan-kegiatan positif 3R dalam level
masyarakat
 Mempromosikan peningkatan kesadaran
 Menyiapkan-melakukan training dan sosialisasi
 Memantau upaya-upaya yang dilakukan oleh kegiatan bisnis
dan pemerintah
 Memberikan masukan kebijakan yang sesuai
3. Pihak Swasta:
 Menyiapkan barang dan jasa yang berwawasan lingkungan
 Melaksanakan kegiatan ’take-back’, guna-ulang dan daur-
ulang terhadap produk bekas-nya
 Mengelola limbah secara berwawasan lingkungan
 Mengembangkan sistem pengelolaan lingkungan
 Memberi informasi yang jujur kepada konsumen melalui label
dan laporan
4. Pemerintah Daerah :
 Memastikan diterapkannya peraturan dan panduan
 Menyiapkan rencana tindak
 Mendorong ’green purchasing’, dan peningkatan pemahaman
masyarakat
 Menjamin masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan
 Bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan 3R dan fihak bisnis
 Bertindak sebagai koordinator lokal dalam pengembangan
masyarakat berwawasan daur-bahan
 Menyedian ruang dan kesempatan untuk saling bertukar barang-
bekas dan informasi antar stakeholders
 Promosi kerjasama internasional
5. Pemerintah Pusat:
 Mengembangkan sistem, termasuk aspek legal yang dibutuhkan
 Memberikan subsidi dan pengaturan pajak untuk fasilitas,
penelitian dan pengembangan untuk membangun masyarakat
yang berwawasan daur-bahan
 Memberikan dorongan dan infoirmasi bagi warga dan LSM yang
akan melaksanakan kegiatan secara sukarela
 Menyiapakan dasar yang dibutuhkan bagi kegiatan seluruh
stakeholders
 Mempromosikan kerjasama dan dialog internasional terkait
dengan kegiatan 3R
Pembatasan (Reduce) Timbulan Sampah

Produk Pengemas level-


yang 1 (primary
packaging):
tanpa pengemas yang
pengemas kontak langsung
dengan produk
sama sekali

Pengemas level- Pengemas level-


2 (secondary 3 (tertiary
packaging): packaging):
pengemas pengemas yang
suplementar dari dibutuhkan
primary untuk
packaging pengiriman
TINGKAT PENGEMAS YANG DIINGINKAN

Tanpa packaging Minimal packaging Consumable, Recyclable


returnable, reusable packaging
packaging
UPAYA MEREDUKSI SAMPAH SEBETULNYA AKAN
MENIMBULKAN MANFAAT JANGKA PANJANG

Menghemat
pemakaian sumber
daya alam.

Mengurangi Mengurangi
biaya potensi
pengelolaan pencemaran air
dan investasi. dan tanah.

Mengurangi
Memperpanjang kebutuhan
usia TPA. sarana sistem
kebersihan.
KONSEP EXTENDED PRODUCER RESPONSIBILITY
(EPR)

 EPR yang diterapkan di Jepang, melalui beberapa langkah:


Langkah 1: penghematan bahan baku di proses produksi
Langkah 2: memproduksi barang yang berumur panjang, mendorong
reparasi pada barang yang rusak, termasuk servis bergaransi
Langkah 3: menerima pengembalian produk bekas termasuk
pengemas, menggunakan bahan baku atau menghasilkan produk
yang berasal dari hasil daur-ulang serta mengupayakan penggunaan
dan pengembangan teknologi daur-ulang
di Indonesia baru tersedia sebuah UU yang mengatur pengelolaan sampah,
maka di Jepang tersedia paling tidak 9 (sembilan) UU yang terkait dengan
sampah :
1) Masyarakat bebasis daur-bahan (material-cycle society)
2) Pengelolaan limbah dan kebersihan
3) Penggunaan secara efektif sumberdaya
4) Recycling wadah dan pengemas
5) Recycling peralatan rumah tangga
6) Recycling sisa makanan
7) Recycling puing bangunan
8) Recycling end-of-life Kendaraan
9) Promosi produk hijau
60% sampah kota di Jepang merupakan wadah dan pembungkus.
Berdasarkan UU-tentang Recycling Wadah dan Pengemas, maka
yang diatur untuk didaur-ulang adalah:
1. Gelas/botol (tidak berwarna, coklat dan hijau)
2. Botol PET (untuk minuman beralkohol dan non alkohol, serta
botol saus kedele)
3. Wadah dan pembungkus dari kertas
4. Wadah dan pembungkus dari plastik
Mekanisme EPR di Jepang untuk wadah dan pengemas
adalah sebagai berikut [30]:
 Pemerintah kota bertanggung jawab untuk membiaya
pengumpulan, pemilahan dan penyimpanan, sedang
pengusaha bertanggung jawab untuk biaya recycling dan
pemrosesan
 Pengusaha bertanggung jawab terhadap pengemas atau
wadah yang mereka buat atau mereka jual bersama
produknya
 Untuk melaksanakan kewajiban tersebut, Pemerintah
Jepang menugaskan Japan Containers and Packaging
Recycling Association (JCPRA) untuk melaksanakan
eco-labeling
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai