CPMK 13
CPMK 13
CPMK 13
Oleh:
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan
tugas dari mata kuliah Kimia Medisinal I dalam pembuatan makalah dengan judul
“Computer-Aided Drug Design (CADD)”. Kami sampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Singaraja, 2021
Penulis,
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Rancangan Obat Rasional...........................................................................3
2.2 Computer-Aided Drug Design (CADD).....................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia medisinal sudah dipraktekkan sejak beribu tahun yang lalu.
Manusia selalu berusaha mencari pengobatan saat sakit dengan memanfaatkan
berbagai tanaman meliputi herba, buah, akar, kulit. Berbagai catatan menunjukkan
efek terapi berbagai tanaman ditemukan di Cina, India, Amerika Selatan, dan
sekitar Lautan Tengah (Mediterania). Pada periode pra-saintifik, digunakan
produk alam dalam pengobatan tradisional. Hingga saat ini ada beberapa obat
alam yang masih digunakan, baik murni maupun turunannya, seperti opium,
belladonna, kulit kina, ergot, kurare, dan lain-lain.
Rancangan obat ada yang secara tradisional dan modern. Penemuan obat
secara tradisional dengan cara ketidaksengajaan, skrining acak, ekstraksi senyawa
aktif, modifikasi senyawa aktif. Namun metode ini kurang menguntungkan.
Sehingga ditemukan cara rancangan obat secara rasional.
Impian ahli kimia medisinal dan farmakologi adalah dapat membuat obat
yang aktif secara farmakologi dan bekerja sangat selektif melalui rancangan
rasional yang benar. Sampai sekarang penemuan obat baru melalui rancangan
secara rasional relatif masih sedikit tetapi prospek pengembangannya cukup besar.
Rancangan obat adalah suatu seri program yang dilakukan dengan maksud
untuk menemukan senyawa kimia baru yang berguna untuk kesehatan, yaitu
mengobati dan mencegah penyakit tertentu atau untuk memperoleh kembali
kesehatan mental dan fisik.
Rancangan obat rasional adalah suatu rancangan untuk menemukan obat
baru secara logis dan dapat dijabarkan secara teoritis. Pada kenyataannya tidak
mungkin membuat suatu rancangan obat dengan logika dan teoritis murni, karena
banyaknya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas dan keselektifan
obat. Meskipun demikian, hal ini semakin berkembang pada beberapa tahun
terakhir ini dan dengan berkembangnya teknologi komputer, rancangan obat
rasional mempunyai prospek yang cerah dalam pencarian obat baru pada masa
mendatang.
1
2
PEMBAHASAN
Dimulai dari target biologis yang sudah valid, dan berakhir dengan obat
yang secara optimal berinteraksi dengan target dan memicu aktivitas biologis
yang diinginkan. Sebagai contoh masalah: histamin memicu sekresi asam
lambung. Diinginkan suatu antagonis histamin untuk mencegah sekresi asam
lambung.
3
4
Lebih poten dan aktif oral, namun thiourea ditemukan toksik di uji klinik.
Typical Projects
a. Typical projects tidak hanya receptor-based saja atau pharmacophore-
based saja; tapi menggunakan kombinasi informasi dari keduanya,
yang diharapkan sinergis.
b. Baik receptor dan pharmacophore-based approaches dapat dilakukan
secara mandiri.
c. Jika model pengikatan antara ligan dan target diketahui, informasi dari
masing-masing pendekatan dapat saling melengkapi.
7
Berikut ini adalah tahap perancangan obat dengan receptor based drug
design secara spesifik.
Bagan 1
8
Bagan 2
11
mirip dengan aktivitas yang tinggi, tanpa aktivitas, dan dengan aktivitas yang
menengah. Dalam mengenal pemetaan bagian yang aktif dari suatu senyawa (site
mapping), suatu usaha dilakukan untuk mengidentifikasi suatu pharmacophore,
suatu bentuk struktur analog dari senyawa tersebut. Pharmacophore merupakan
suatu perwujudan dari sekumpulan kelompok gugus-gugus fungsi dalam bentuk
tiga dimensi yang mengisi geometri dari site reseptor.
Pendekatan berbasis reseptor pada aplikasi CADD jika suatu model yang
dapat dipercaya dari site receptor tersedia, dalam bentuk difraksi sinar X, NMR,
atau modelling senyawa homolog. Dengan tersedianya site reseptor, masalah pada
desain ligan yang akan berinteraksi dengan baik pada site, yakni masalah
perkaitan (docking)
dengan skor docking yang sama umumnya digunakan untuk penentuan potensi,
yaitu adalah High-Throughput Screening (HTS) (Lihat bagan 1).
Setelah penentuan potensi biologis, beberapa properti seperti hubungan
(QSAR, QSPR, antara potensi dan nilai docking ) termasuk analisis statistik dapat
dilakukan untuk molekul tertentu yang potensial untuk penemuan senyawa/obat
penuntun. Sebelum optimasi, molekul penuntun bisa diperiksa lebih lanjut untuk
mengetahui ADME dan reaktivitas. Investigasi reaktivitas (pemeriksaan
elektrofilik , nukleofilik atau serangan radikal) dan spektrum seperti molekul
besar UV-Visible dapat dilakukan.
Sedangkan virtual screening dari kumpulan molekul-molekul kecil, virtual
screening dari kumpulan target terhadap obat tunggal poten yang targetnya tidak
diketahui dapat dilakukan. Skrining tersebut akan membantu dalam identifikasi
target potensial untuk obat yang poten/kuat. Pada akhirnya target diidentifikasi
dengan teknik docking yang harus diverifikasi secara eksperimental. Untuk
pengetahuan kita, pendekatan identifikasi target ini untuk obat poten yang belum
diterapkan. Pendekatan target identifikasi ini untuk obat poten dengan target yang
tidak diketahui menawarkan kesempatan untuk penemuan senyawa penuntun.
Pemeriksaan reaktivitas akan memungkinkan modifikasi lebih lanjut
(functionalization) dari molekul utama untuk mencegah nasib metabolik yang
tidak diinginkan yang mungkin terjadi. Reaktivitas molekul terutama terdiri dari
tiga jenis, yaitu serangan elektrofil (elektron-lover), nukleofil (inti-lover), atau
radikal (atom, molekul atau ion dengan elektron yang tidak berpasangan).
Selain evaluasi potensi, afinitas ikatan/spesifisitas serta sifat-sifat lainnya
termasuk obat seperti properti (farmakokinetik) seperti log P, refractivity molar,
jumlah donor hidrogen dan akseptor ikatan hidrogen dan berat molekul juga
ditentukan (Lihat bagan 3). Prediksi toksisitas dari obat itu sendiri dan produk
metabolik juga dapat diperiksa awalnya dengan metode komputasi, namun sifat
ini harus diverifikasi oleh metode eksperimental. Sebuah molekul kecil harus
memiliki beberapa sifat menjadi obat seperti molekul untuk mengerahkan efek
farmakologi yang diinginkan dan dengan demikian, rancangan obat rasional harus
fokus dalam evaluasi semua sifat tersebut.
Bagan 3
14
PENUTUP
3.1 Simpulan
Rancangan obat adalah suatu seri program yang dilakukan dengan maksud
untuk menemukan senyawa kimia baru yang berguna untuk kesehatan, yaitu
mengobati dan mencegah penyakit tertentu atau untuk memperoleh kembali
kesehatan mental dan fisik. Sedangkan rancangan obat rasional adalah suatu
rancangan untuk menemukan obat baru secara logis dan dapat dijabarkan secara
teoritis.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh sebab itu, saran serta kritik yang membangun sangat kami hargai demi
kelengkapan makalah ini ke depannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Rancangan Obat Rasional.ppt. Diakses pada tanggal 20 Maret 2014.
Mandal, Soma, Mee’nal Moudgil, dan Sanat K. Mandal.2009. Rational Drug
Design. European Journal of Pharmacology 625 (2009) 90–10.
Nabuurs, Sander B. Virtual Screening and Molecular Docking. Computational
Drug Discovery roup Center for Molecular and Biomolecular Informatics
Radboud University Medical Centre. Fleksy.pdf. diakses pada tanggal 17
Maret 2014.
Siswandono dan Bambang Soekardjo. 2000. Kimia Medisinal. Surabaya:
Airlangga University Press.