Makalah Kelompok 3 Sasti
Makalah Kelompok 3 Sasti
Makalah Kelompok 3 Sasti
Oleh :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kita rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan
penyusunan Makalah.
Penyusun menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat
waktu dan kemampuan yang penyusun miliki. Karena itu kepada para pembaca, penyusun
harapkan kritik dan sarannya demi sempurnanya makalah ini dimasa yang akan datang.
Untuk itu penyusun ucapkan terimakasih.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penyusun, mendapat imbalan dari
Tuhan Yang Maha Esa. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi peyusun
dan umumnya bagi para pembaca. Jika ternyata ada yang benar dalam makalah ini maka itu
semata-mata karuniadari Tuhan, dan jika ada kesalahan maka itu tidak lain dari diri penyusun
sendiri. Penyusun berharap kepada para pembaca agar bersedia memberikan masukan atas
apa yang dibacanya.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
Ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori konsumen mengenai dua macam pendekatan, yaitu pendekatan guna kardinal
atau cardinal utility approach dan pendekatan guna ordinal atau ordinal utility approach.
Pendekatan guna kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan seseorang tidak
hanya dapat diperbandingkan, akan tetapi juga dapat diukur. Oleh karena menurut kenyataan
kepuasan seseorang tidak dapat diukur maka asumsi tersebut dengan sendirinya dapat
dikatakan tidak realistik. Inilah yang biasanya ditonjolkan sebagai kelemahan dari pada teori
konsumen yang menggunakan pendekatan guna kardinal, yang terkenal pula dengan sebutan
teori konsumen dengan pendekatan guna marginal klasik atau classical marginal utility
approach.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang disaat kondisi
yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori
Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang
diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu
sesuai dengan apa yang diharapkannya.
2
C. Guna Batas yang Menurun
Teori perilaku konsumen yang menggunakan konsep guna batas yang biasa juga
disebut kepuasan batas, guna marginal atau kepuasan marginal menggunakan asumsi bahwa
kepuasan seseorang dapat diukur. Dalam literatur sebagai satuan guna atau kepuasan biasa
dipakai satuan ukuran yang biasa disebut util yang kiranya dapat kita terjemahkan dengan
istilah satuan kepuasan, dan kita singkat menjadi sakep (satuan kepuasan). Di samping
diasumsikan dapat diukurnya kepuasan, dapat dikemukakan juga bahwa teori perilaku
konsumen yang menggunakan konsepsi guna batas menggunakan pula asumsi additive.
D. Nilai Guna
Dalam membahas mengenai nilai guna perlu dibedakan di antara dua pengertian: nilai
guna total dan nilai guna marginal. Nilai guna total mengandung arti jumlah seluruh kepuasan
yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna
marginal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dari pertambahan
(atau pengurangan) satu unit barang tertentu. Hipotesa utama dari teori nilai guna, atau lebih
dikenal sebagai hukum nilai guna marginal yang semakin menurun, berbunyi: tambahan nilai
guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan sesuatu barang akan menjadi
semakin sedikit apabila orang tersebut terus-menerus menambah konsumsinya ke atas barang
tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif — yaitu apabila konsumsi
ke atas barang tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi bertambah
sedikit.
Hubungan antara guna marginal yang disebut pula marginal utility, guna total atau
(total utility), dan guna rata-rata (average utility). Adapun hubungan antara ketiga pengertian
guna tersebut hanyalah merupakan hubungan fungsional sehingga apabila salah satu dari
pada ketiga skedul guna tersebut diketahui maka kedua skedul guna lainnya dapat kita
temukan. Adapun caranya ialah dengan menggunakan perumusanperumusan di bawah ini :
Menemukan Guna Total (TU):
Contoh Kalau si konsumen mengkonsumsi 3 piring sehari, maka ini berarti bahwa nilai n
adalah 3. Nilai guna batas, MU dari piring-piring yang dikonsumsi berturut-turut adalah 10, 8
dan 6 sakep. Dengan demikian maka guna total yang diperoleh dengan mengkonsumsi 3
piring nasi, TU3, cara menghitungnya adalah sebagai berikut :
= 10 + 8 + 6 = 24 sakep.
3
b) Dengan diketahuinya guna rata-rata kita dapat menemukan :
TUn = AUn x n
AU = average utility atau kepuasan rata-rata.
Contoh
TU3 = AU3 x 3 = 8 x 3 = 24 sakep.
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga
barang disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku
konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan
bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli
berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan
apa yang diharapkannya.
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan
satuan kepuasan (misalnya:uang).
Teori perilaku konsumen yang menggunakan konsep guna batas yang biasa
juga disebut kepuasan batas, guna marginal atau kepuasan marginal
menggunakan asumsi bahwa kepuasan seseorang dapat diukur. Dalam literatur
sebagai satuan guna atau kepuasan biasa dipakai satuan ukuran yang biasa
disebut util yang kiranya dapat kita terjemahkan dengan istilah satuan
kepuasan, dan kita singkat menjadi sakep (satuan kepuasan).
DAFTAR PUSTAKA
https://yozilatulaini46.wordpress.com/2015/01/07/perilaku-konsumen-dengan-pendekatan-
kardinal/#:~:text=Pendekatan%20konsumen%20Kardinal%20adalah%20daya,seseorang%2C
%20maka%20akan%20
nfo/70131407-Makalah-ekonomi-mikro-teori-prilaku-konsumen-pendekatan-kardinal-dan-
ordinal-disususn-untuk-memenuhi-tugas-kelompok.html
epository.uki.ac.id/1399/