Tugas Manajemen Strategi (Ahmad Akbar Firdaus)
Tugas Manajemen Strategi (Ahmad Akbar Firdaus)
Disusun Oleh :
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2021
Review Jurnal Strategi Pengembangan UKM Digital Dalam Menghadapi Era Pasar Bebas
Judul Jurnal Strategi Pengembangan UKM Digital Dalam Menghadapi Era Pasar
Bebas
Jurnal Manajemen Indonesia
Volume dan Halaman Volume 16 dan Halaman 136 – 147
Tahun 2016
Rachmat Slamet
Bilpen Nainggolan
Roessobiyatno
Heru Ramdani
Agung Hendriyanto
Luk lu’ul Ilma
Reviewer Ahmad Akbar Firdaus (201861201154)
Tanggal 3 Februari 2021
Latar Belakang Dengan diberlakukannya MEA pada tahun 2015, negara
anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi,
dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara.
Bagaimana Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN
berusaha untuk mempersiapkan dan memanfaatkan peluang MEA,
serta harus meningkatkan kapabilitas untuk dapat bersaing dengan
negara anggota ASEAN lainnya. Sejauh ini, langkah-langkah yang
telah dilakukan oleh Indonesia berdasarkan rencana strategis
pemerintah untuk menghadapi MEA/AEC, antara lain Penguatan
Sektor UKM (eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013).
Pemerintah telah berupaya meningkatkan akses dan transfer
teknologi untuk mengembangkan pelaku UKM inovatif yang antara
lain dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
sehingga diharapkan akan mampu bersaing dengan pelaku UKM
asing. Saat ini, pemasaran produk dan pelayanan perusahaan
merupakan proses yang interaktif akibat penggunaan teknologi
informasi. Perusahaan tidak hanya menyediakan katalog produk dan
promosi di situs-nya, namun situs perusahaan sudah digunakan
sebagai sarana untuk berdialog, berdiskusi, dan berkonsultasi dengan
konsumen secara online, menampilkan buletin boards, membuat
kuesioner elektronik, mailing list, dan koordinasi melalui surat
elektronik (Rustono, 2013).
Pelaku bisnis di Indonesia semakin menyadari kekuatan
internet dan perangkat digital dalam peningkatan kinerja usahanya
(Deloitte, 2015). Situs, media sosial, dan aplikasi mobile messaging
merupakan media yang sangat penting bagi pelaku UKM dalam
berinteraksi dengan konsumen (Deloitte, 2015). Sebanyak 38%
pemilik dan manager bisnis menyatakan bahwa situs merupakan hal
yang sangat penting bagi mereka untuk berinteraksi dengan
konsumen, sedangkan 32% dan 23% memilih media sosial dan
aplikasi mobile messaging dalam berinteraksi dengan konsumen.
Lebih lanjut Delloite menyampaikan hasil risetnya terhadap 437
UKM yang tersebar di kota Medan, Jakarta, Bandung, Semarang,
Surabaya dan Makasar yang menunjukan beberapa keuntungan
penggunaan teknologi digital bagi UKM di Indonesia adalah:
kenaikan pendapatan hingga 80%, satu setengah kali lebih mungkin
untuk meningkatkan kesempatan kerja, 17 kali lebih mungkin untuk
menjadi lebih inovatif dan UKM lebih kompetitif secara internasional
(Delloite, 2015).
Demikian pula hasil riset kami di tahun 2016 terhadap 60
UKM yang berlokasi di Sentra Industri SKOCI Bandung dan Batik
Trusmi Cirebon bahwa digitalisasi memberikan pengaruh terhadap
peningkatan kinerja UKM berupa: Akses ke pelanggan baru di Dalam
Negeri 30,67%, Peningkatan penjualan dan pendapatan 26,67%,
Kemudahan transaksi dengan pelanggan dan pemasok 20,33%, Biaya
periklanan yang lebih murah 14,78% dan Akses market baru di Luar
Negeri 7,56%.
Indonesia merupakan negara yang memiliki pelaku industri
UKM paling banyak, hal ini disebabkan oleh tingginya usia produktif
di Indonesia yang tidak berbanding lurus dengan ketersediaan jumlah
lapangan pekerjaan (menurut Ketua Dewan Pertimbangan Kadin
DKI, Dhaniswara K Harjono) (merdeka.com, 2014), mendorong
orang Indonesia berlomba-lomba menciptakan terobosan untuk
meningkatkan daya saing demi memajukan perekonomian masing-
masing. Tidak heran semakin banyak bermunculan pelaku usaha
sektor industri Usaha Kecil Menengah. Pemberdayaan usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) di berbagai daerah akan menjadi solusi
jitu guna mengatasi kelesuan yang sedang melanda kondisi
perekonomian nasional saat ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa
UKM atau UMKM memiliki pengaruh yang besar terhadap
perekonomian Indonesia.
Dalam rancangan kebijakan Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Pemerintah
Indonesia berkomitmen untuk mengubah Indonesia menjadi negara
berpendapatan menengah pada tahun 2025. Untuk mencapai hal
tersebut Indonesia membutuhkan setidaknya pertumbuhan ekonomi 7
% per tahun, 2 % diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi selama ini.
Dapat menjadi pelajaran bagi kita bahwa pada saat krisis
ekonomi melanda di Indonesia tahun 1997 lalu, dimana banyak
perusahaan-perusahaan besar yang mengalami kerugian, kelesuan dan
bahkan berhenti aktifitas usahanya. Namun Usaha Kecil dan
Menengah terbutki lebih tangguh dalam menghadapi krisis ekonomi
tersebut dan mampu menyelamatkan perekonomian Indonesia pada
saat dilanda kiris, sehingga sektor Usaha Kecil dan Menengah sangat
diharapkan untuk mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Menurut data dari Asian Development Bank (ADB) Institute
tahun 2015, Indonesia merupakan negara yang memiliki kontribusi
terbanyak dari SME / UKM terhadap PDB 57,8%, penyerapan tenaga
kerja 97,2 %, serta total ekspor 15,8 %.
Dengan 57 juta lebih UKM yang ada di Indonesia, tentu akan
memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia. Berbagai program telah dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memajukan dan mendorong UKM dan terbukti dari hasil
survey Asean SME Policy Index 2014,(“Asean SME Policy Index,
2014,” 2014) Indonesia memiliki indeks sebesar 4.1. Hal ini
menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia memiliki kinerja cukup
baik dibandingkan dengan negara-negera lain dalam menerapkan
berbagai kebijakan tentang pengembangan UKM.
Sejalan dengan program pemerintah dalam memajukan UKM,
PT. TELKOM kini sedang menggalakan program Pembangunan
Kampung UKM Digital. Yaitu kampung dimana pemanfaatan
teknologi informasi secara komprehensif dan integratif untuk
mendukung proses bisnis yang berjalan di Sentra UKM atau UKM
yang terpusat di suatu lokasi tertentu dalam rangka mewujudkan
jutaan UKM yang maju, mandiri, dan modern.
Inisiasi kampung UKM Digital merupakan wujud bakti
Telkom untuk membantu UKM Indonesia dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, modernisasi dan
peningkatan kompetensi serta daya saing UKM melalui ICT.
Implementasi dari Kampung UKM Digital ini ditandai dengan
beberapa parameter diantaranya:
1. Tersedianya jaringan infrastruktur telekomunikasi baik berupa
jaringan fixed, wirelles maupun satelit yang menjangkau
seluruh wilayah kampung UKM.
2. Adanya wadah komunitas/ Tenaga Wira IT dan sarana
pelatihan berupa Broadband Learning Center.
3. Dilakukan pemanfaatan solusi dan layanan Teknologi
Infomasi di dalam lingkungan Kampung UKM.
Ratusan Kampung UKM Digital dibeberapa kota di Indonesia
telah diresmikan, namun dalam pengelolaannya selama ini masih
dijumpai beberapa kendala sehingga diperlukan strategi untuk
pengembangan Kampung UKM Digital kedepan.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Usaha Kecil dan
Menengah secara digital sebagai strategi dalam menghadapi era Pasar
Bebas.
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Program Kampung UKM Digital yaitu
program pengembangan digitalisasi UKM dengan menyediakan
konektivitas dan konten e- commerce di sentra-sentra UKM.
Subjek Penelitian UKM di beberapa kota yang bergerak dalam bidang: Makanan
Ringan, Tas dan Sulaman, Ikan Hias, Kaos, Batik, Kerajinan dan
Pariwisata pada kota Bandung dan Cirebon dengan jumlah sampel 60
UKM digital dan 10 UKM offline.
Metode Penelitian Penelitian ini memanfaatkan hasil indepth interview terhadap UKM
di beberapa kota, hasil survey pada lokasi 2 kampung UKM digital
yang telah diresmikan oleh PT. Telkom pada pertengahan tahun 2015
dikota di Bandung dan Cirebon dengan jumlah sampel 60 UKM
digital dan 10 UKM offline dalam rangka mengumpulkan informasi
audit lingkungan Internal. Survei dilakukan menggunakan wawancara
terstruktur yang terdiri dari 19 pertanyaan yang mewakili lima
indikator yaitu akses internet, marketing, kinerja, financial, dan
products knowledge & customer needs. Terkait dengan karakteristik
penelitian ekspolatory, peneliti memilih pertanyaan dengan format
open-ended untuk memperoleh wawasan yang mendalam terhadap
permasalahan yang dihadapi UKM pada program Kampung UKM
Digital. Setiap wawancara dilakukan dalam jangka waktu berkisar
45-60 menit. Wawancara dilakukan oleh 3 orang peneliti. Setiap
peneliti membuat catatan wawancara untuk kemudian digabungkan
menjadi satu dokumen untuk dianalisis. Tabel SWOT dibangun
berdasarkan ide-ide utama yang berkaitan dengan akses internet;
pemasaran; kinerja; keuangan; dan product knowldge dan kebutuhan
konsumen.
Hasil dan Pembahasan Hasil indepth interview dengan beberapa UKM, diberbagai jenis
usaha bahwa secara garis besar kesulitan dari para UKM dapat
dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu:
1. UKM mengalami kesulitan mengakses internet karena terbatasnya
ketersediaan infrastruktrur ICT.
2. UKM mengalami kendala dalam proses produksi:
a. Kesulitan mendapatkan bahan baku karena hanya
memiliki daftar supplier yang terbatas.
b. Kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang terampil.
c. Kesulitan melakukan pengelolaan inventory.
3. UKM belum dapat menjangkau pasar yang lebih luas:
a. Promosi masih dilakukan secara offline sehingga
biaya yang dikeluarkan sangat tinggi dan tidak tepat
sasaran.
b. Informasi tentang produk UKM terbatas sehingga
konsumen tidak mengetahui produk yang dijual UKM.
c. Belum memiliki komunitas sehingga sulit untuk
mengembangkan usaha.
Disamping hasil desk research, survey dan wawancara
dilapangan terhadap pelaku usaha (UKM) diperoleh voice of
customer sebagai berikut:
Voice of Customer UKM Digital:
1. UKM memiliki keterbatasan pengetahuan tentang
internet dan pemasaran online.
2. Untuk kelancaran dan pengembangan usahanya, para
UKM meminta diberikan pelatihan dan pendampingan
hingga mereka dapat secara mandiri menggunakan
teknologi ICT, termasuk penyedian sarana dan
prasarana. Hal ini dikarenakan keterbatasan
knowledge dari para UKM.
3. Mayoritas UKM belum mendapatkan dana pinjaman
sehingga harus menggunakan modal sendiri (80%),
sedangkan 20% telah mendapatkan tambahan modal
pinjaman.
4. Awareness UKM terhadap produk e-commerce masih
rendah (31,67%)
Voice of customer UKM Offline:
1. UKM masih menjalankan usahanya secara offline
dengan membuka toko sebagai
2. outlet penjualan dan menggunakan komunikasi
melalui telepon dan SMS.
3. Selama ini menggunakan modal kerja sendiri karena
kesulitan dalam mengajukan pinjaman ke bank yang
mensyaratkan anggunan.
4. Berharap order pesanan dari pelanggan eksisting dan
calon pelanggan lain yg mengetahuinya baik pada saat
datang ke outlet/ toko maupun rekomendasi dari
pelanggan lainnya termasuk juga order dari rekan
sekerja.
5. Para UKM enggan untuk menggunakan media internet
karena keterbatasan pengetahuan dan tidak/ belum
memiliki sarana yang dibutuhkan baik komputer
maupun smartphone.
6. Para UKM merasakan bahwa penjualan/ order pesanan
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan/ musim
seperti Pilkada/ tahun ajaran baru, persaingan dan
maraknya penjualan online sehingga omzet penjualan
mengalami naik turun.
Berdasarkan pemaparan faktor-faktor eksternal dan internal
diatas, maka dapat diidentifikasi opportunities, threats, strengths, dan
weaknesses sebagai berikut:
1. Opportunities:
a. Pertumbuhan pengguna internet, mobile user,
dan pengguna social media, mendorong
pergeseran perilaku belanja konsumen digital
Indonesia menuju online shopping dan
mendorong pertumbuhan e-commerce di
Indonesia.
b. E-commerce, Advertising, dan Financial
Services merupakan tiga pendorong utama
pertumbuhan digital consumer di Indonesia
dengan market size yang terus meningkat.
c. Biaya promosi secara tradisional (offline) lebih
mahal dibandingkan biaya promosi yang harus
dikeluarkan melalui media digital.
d. Pemerintah Indonesia telah memiliki berbagai
kebijakan yang dapat membantu
pengembangan UKM, khususnya dalam
mendorong pertumbuhan Gross Domestic
Poduct (GDP) dan peningkatan Ekspor.
e. Meski belum siap, pasar bebas ASEAN (MEA)
merupakan peluang bagi UKM untuk
memperluas pasar regional.
f. Hasil survei menunjukkan bahwa adopsi
teknologi digital terbukti dapat meningkatkan
kinerja UKM, antara lain pada penigkatan
Akses ke pelanggan baru di Dalam Negeri,
Peningkatan Penjualan dan Akses market baru
di Luar Negeri.
2. Threats:
a. Keamanan bertransaksi merupakan salah satu
hal yang menjadi pertimbangan utama bagi
konsumen digital Indonesia saat melakukan
online shopping.
b. Market e-commerce Indonesia diperebutkan
oleh banyak pemain dan belum ada yang
tampak dominan. Lazada, Tokopedia, dan
Elevenia untuk sementara menguasai market
share e-commerce Indonesia.
c. Terdapat tiga permasalahan utama UKM, yaitu
keterbatasan infrastruktur, banyaknya kendala
dalam proses produksi (kesulitan mendapatkan
bahan baku, mendapatkan tenaga kerja, dan
sistem inventori) dan aksesibilitas pasar yang
masih kecil.
d. Hasil survei di Kampung UKM Digital
menunjukkan bahwa:
e. UKM memiliki keterbatasan pengetahuan
tentang internet dan pemasaran online,
sedangkan tingkat awareness terhadap produk
e-Commerce masih rendah (31,67%).
f. Ketersediaan akses internet masih sangat
terbatas.
g. Mayoritas UKM tidak memperoleh dana
pinjaman sehingga sulit mengembangkan
usahanya karena pemodalan terbatas.
3. Strengths:
a. Program Kampung UKM Digital dapat
mendukung dan mendorong pertumbuhan
adopsi UKM terhadap teknologi digital.
b. Telah banyak layanan e-commerce bagi UKM,
antara lain Lazada.com, Jarvis- Store.com dan
Blanja.com dimana beberapa e-commerce ini
telah dilengkapi dengan layanan payment
solution sehingga memudahkan UKM dalam
melakukan transaksi.
c. Selain layanan e-commerce, ada juga solusi
yang dapat mendukung UKM dalam
mengembangkan bisnisnya. Solusi ini terdiri
dari penyediaan infrastruktur ICT dan
konsultasi bisnis bagi UKM (Starbox,
Smartbisnis, MangoSTAR).
d. Telkom telah memiliki layanan bantuan modal
melalui Smart Funding.
e. Telkom memiliki solusi untuk membantu
proses produksi melalui Aplikasi Supply Chain
Management.
4) Weaknesses:
a. Program Kampung UKM Digital belum
berjalan maksimal sesuai dengan yang telah
direncanakan, baik dalam penyediaan sarana
dan prasarana maupun dalam kerjasama
dengan pihak lain dalam konsep PentaHelix.
b. Program pelatihan dan pendampingan UKM
belum berjalan secara baik meski telah disusun
kurikulum pelatihan bagi UKM.
c. Jumlah Akses Point Wifi.ID, sebagai alternatif
pengganti yang terpasang di Kampung UKM
Digital masih perlu diperbanyak.
Kelebihan Jurnal Kelebihan jurnal ini adalah menggunakan bahasa yang sederhana
sehingga akan mudah untuk dimengerti.
Kekurangan Jurnal Kekurangan jurnal ini adalah pada tingkat kerapian jurnalnya.
Kesimpulan Bahwa adopsi teknologi digital terbukti dapat meningkatkan
kinerja UKM, terutama pada Peningkatan Akses ke pelanggan baru di
Dalam Negeri dan Peningkatan Penjualan.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah secara
digital sebagai strategi dalam menghadapi era Pasar Bebas. Penelitian ini dilakukan
berdasarkan desk research and indepth interview terhadap 70 UKM Kampung UKM
Digital Skoci (Bandung) dan Trusmi (Cirebon). Data yang dikumpulkan dianalisis
menggunakan metode kualitatif dan teknik analisis data SWOT untuk merumuskan
strategi dan program jangka pendek, menengah, dan panjang. Hasil yang diperoleh
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa diperlukannya strategi pengembangan
secara digital terhadap UKM dalam penyediaan infrastruktur ICT, proses produksi,
dan perluasan pasar baik dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang agar para UKM memiliki daya saing dan meningkatkan kinerjanya.
Kata kunci : strategi, UKM, digital, daya saing, kinerja, dan ICT
Abstract
This research aims to digitally develop Small and Medium Business as a strategy to
face the Era of Free Market. This research was conducted by using desk research and
in-depth interviews with 70 SME Kampung SME Digital Skoci (Bandung) and Trusmi
(Cirebon) . The data collected were analyzed by using qualitative methods and SWOT
techniques of data analysis to formulate short-term, medium and long term strategies
and programs. The results obtained in this study shown that the strategy to digitally
develop SMEs is required in the provision of ICT infrastructure, production process,
and market expansion for both short term, medium term and long term for SMEs to
obtain competitiveness and increased performance.
Gambar 1.
SME Share Of
Employment, Export
And Contribution To
GDP)
137
Dengan 57 juta lebih UKM yang ada di Indonesia, tentu akan memberikan dampak
yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Berbagai program telah dilaksanakan oleh Pemerintah untuk memajukan dan
mendorong UKM dan terbukti dari hasil survey Asean SME Policy Index 2014,(“Asean JURN
SME Policy Index, 2014,” 2014) Indonesia memiliki indeks sebesar 4.1. Hal ini
menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia memiliki kinerja cukup baik dibandingkan AL
dengan negara-negera lain dalam menerapkan berbagai kebijakan tentang pengembangan
UKM. seperti terlihat pada Gambar-2 MANAJEME
N
INDONESIA
Vol.16 -
No.2
APRIL
2016
Sejalan dengan program pemerintah dalam memajukan UKM, PT. TELKOM kini Gambar 2.
sedang menggalakan program Pembangunan Kampung UKM Digital. Yaitu kampung ASEAN SME Index
dimana pemanfaatan teknologi informasi secara komprehensif dan integratif untuk Policy 2014
mendukung proses bisnis yang berjalan di Sentra UKM atau UKM yang terpusat di suatu
lokasi tertentu dalam rangka mewujudkan jutaan UKM yang maju, mandiri, dan modern.
Inisiasi kampung UKM Digital merupakan wujud bakti Telkom untuk membantu
UKM Indonesia dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, modernisasi
dan peningkatan kompetensi serta daya saing UKM melalui ICT.
Implementasi dari Kampung UKM Digital ini ditandai dengan beberapa parameter
diantaranya:
1) Tersedianya jaringan infrastruktur telekomunikasi baik berupa jaringan fixed,
wirelles maupun satelit yang menjangkau seluruh wilayah kampung UKM.
2) Adanya wadah komunitas/ Tenaga Wira IT dan sarana pelatihan berupa
Broadband Learning Center.
3) Dilakukan pemanfaatan solusi dan layanan Teknologi Infomasi di dalam
lingkungan Kampung UKM.
Gambar 3.
e-Commerce Market
Development in
Indonesia
Sumber: Spire research
Dengan melihat populasi yang besar 259 juta, merupakan suatu peluang besar bagi UKM
untuk memasarkan produknya, dari 326 juta pengguna mobile phone dan lebih dari 88 juta
JURNAL pengguna internet, serta lebih dari 79 juta pengguna facebook akan semakin membuka
MANAJEM peluang dan memudahkan UKM dalam melakukan promosi dan mengembangkan usaha
melalui media digital (Partner, 2016). Di Indonesia, rata-rata orang menghabiskan waktu
EN untuk menggunakan internet adalah 4,42 jam/ hari (desktop) dan 3,33 jam/hari melalui
mobile phone serta untuk menggunakan social media rata-rata 2,51jam/hari dan menonton
INDONESIA televisi 2,22 jam/hari (We Are Social, 2016), ini menandakan bahwa menggunakan internet
dan social media sudah menjadi behaviour di Indonesia.
Vol.16 - Pertumbuhan pengguna internet, mobile user, dan pengguna social media, mendorong
pergeseran perilaku belanja konsumen digital Indonesia menuju online shopping. Tren
No.2 APRIL penjualan malalui internet semakin naik, dengan demikian tampaknya, perilaku konsumen
Indonesia mulai terbiasa dengan belanja online. Tren belanja online di Indonesia akan
2016 semakin cerah di masa mendatang.E-commerce, Advertising, dan Financial Services
merupakan tiga pendorong utama pertumbuhan digital consumer di Indonesia. Market size
consumer digital Indonesia tahun 2020 diperkirakan mencapai Rp 170 Trilyun. Barang
elektronik termasuk gadget dan fashion merupakan produk online yang paling banyak
dibeli oleh konsumen digital Indonesia, salah satu faktor yang menjadi pertimbangan utama
bagi konsumen digital saat melakukan online shopping adalah faktor keamanan.
Gambar 4.
Indonesia Digital
Consumer Opportunity
(Sumber: Delta Partners,
8 Juni 2016)
2. Landasan Teori
2.1. Penentuan Strategi
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan (Rangkuti, 2004). Strategi adalah
tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan
dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelangan
di masa depan (Hamel dan Prahalad, 1995). Strategi (strategy) secara eksplisit, yaitu
rencana tindakan yang menerangkan tentang alokasi sumber daya serta berbagai
aktivitas untuk menghadapi lingkungan, memperoleh keunggulan bersaing, dan
mencapai tujuan perusahaan (Daft, 2010). Keunggulan bersaing (competitive
advantege) adalah hal yang membedakan suatu perusahaan dari perushaan lain dan
memberi ciri khas bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar konsumen. Inti
perumusan strategi adalah menentukan bagaimana perusahaan kita akan berbeda
dengan perusahaan lain. Strategi tentu saja berubah seiring waktu sesuai dengan
kondisi lingkungan, namun agar tetap kompetitif m strategi perushaan yang berfokus
kepada: Pemanfaatan kompetensi dasar, Mengembangkan sinergi, dan Menciptakan
Nilai Bagi Pelanggan (Daft, 2010).
Gambar 5.
Matriks SWOT
140
2.5. Jenis Strategi Kompetitif
Untuk mengetahui daya saingnya disetiap kekuatan, perusahaan mengunakan
salah satu dari tiga strategi: diferensiasi, kepemimpinan biaya, atau fokus. Karkteristik
JURNAL perusahaan yang bisa dikaitkan dengan setiap strategi (Porter, 1998).
3. Metode Penelitian
Gambar 6.
Research Framework
Objek penelitian ini adalah Program Kampung UKM Digital yaitu program
pengembangan digitalisasi UKM dengan menyediakan konektivitas dan konten e-
commerce di sentra-sentra UKM. Penelitian ini mengacu pada kerangka proses manajemen
strategi hingga pada tahap implementasi yaitu (1) Audit Lingkungan (Eksternal dan
Internal), (2) Formulasi Strategi Pengembangan Kampung UKM Digital dan UKM
personal, dan (3) Implementasi strategi berupa rekomendasi program-program jangka
pendek, menengah, dan panjang (Gambar 6). Audit lingkungan eksternal dilakukan melalui
desk research, sedangkan audit internal dilakukan melalui survei terhadap Kampung UKM
Digital.
Penelitian ini memanfaatkan hasil indepth interview terhadap UKM di beberapa kota
yang bergerak dalam bidang: Makanan Ringan, Tas dan Sulaman, Ikan Hias, Kaos, Batik,
Kerajinan dan Pariwisata serta hasil survey pada lokasi 2 kampung UKM digital yang telah
diresmikan oleh PT. Telkom pada pertengahan tahun 2015 dikota di Bandung dan Cirebon
dengan jumlah sampel 60 UKM digital dan 10 UKM offline dalam rangka mengumpulkan
informasi audit lingkungan Internal. Survei dilakukan menggunakan wawancara terstruktur
yang terdiri dari 19 pertanyaan yang mewakili lima indikator yaitu akses internet,
marketing, kinerja, financial, dan products knowledge & customer needs. Terkait dengan
karakteristik penelitian ekspolatory, peneliti memilih pertanyaan dengan format open-ended
untuk memperoleh wawasan yang mendalam terhadap permasalahan yang dihadapi UKM
pada program Kampung UKM Digital. Jika terdapat hal yang relevan dilakukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengikuti untuk menyelidiki atau menggali informasi-
informasi tambahan.
Setiap wawancara dilakukan dalam jangka waktu berkisar 45-60 menit. Wawancara
dilakukan oleh 3 orang peneliti. Setiap peneliti membuat catatan wawancara untuk
kemudian digabungkan menjadi satu dokumen untuk dianalisis. Tabel SWOT dibangun
berdasarkan ide-ide utama yang berkaitan dengan akses internet; pemasaran; kinerja;
keuangan; dan product knowldge dan kebutuhan konsumen.
Setelah itu, informasi SWOT digunakan untuk merancang rekomendasi strategi jangka
pendek, menengah, dan panjang bagi pengembangan Kampung UKM Digital dan UKM
Personal. Lebih lanjut, pada tahap implementasi strategi, rekomendasi-rekomendasi strategi
tersebut dirinci kedalam program-program jangka pendek, menengah, dan panjang.
141
Para UKM di Indonesia tingkat keterlibatan secara digital dapat dikategorikan/
dikelompokkan kedalam 4 kategori sebagai berikut:
1) Bisnis offline; yaitu bisnis yang tidak memiliki akses terhadap broadband, tidak
memiliki komputer atau smartphone dan tidak memiliki website serta tidak memiliki JURN
kehadiran secara online.
2) Bisnis online dasar; yaitu bisnis yang memiliki akses broadband/ terhubung ke AL
internet secara sederhana dan alat digital seperti komputer dan smartphone. Namun,
bisnis tersebut tidak terlibat dalam media sosial (kecuali email) dan tidak memiliki MANAJEME
kemampuan e-commerce untuk pemesanan atau pembayaran. N
3) Bisnis online menengah; bisnis yang memiliki konektivitas digital dan juga secara
aktif terlibat dalam media sosial atau dengan mengintegrasikan situs mereka dengan INDONESIA
media sosial, live chat atau ulasan konsumen. Bisnis ini belum memiliki kapabilitas e-
commerce sepenuhnya.
4) Bisnis online lanjutan; yaitu bisnis yang memiliki konektivitas, integrasi jejaring
Vol.16 -
sosial dan kapabilitas e-commerce. Secara definitif, semua bisnis online lanjutan telah No.2
memiliki fasilitas pemesanan dan pembayaran secara online.
APRIL
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil indepth interview dengan beberapa UKM, diberbagai jenis usaha bahwa secara
2016
garis besar kesulitan dari para UKM dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu:
1) UKM mengalami kesulitan mengakses internet karena terbatasnya ketersediaan
infrastruktrur ICT.
2) UKM mengalami kendala dalam proses produksi:
a. Kesulitan mendapatkan bahan baku karena hanya memiliki daftar supplier yang
terbatas.
b. Kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang terampil.
c. Kesulitan melakukan pengelolaan inventory.
3) UKM belum dapat menjangkau pasar yang lebih luas:
a. Promosi masih dilakukan secara offline sehingga biaya yang dikeluarkan sangat
tinggi dan tidak tepat sasaran.
b. Informasi tentang produk UKM terbatas sehingga konsumen tidak mengetahui
produk yang dijual UKM.
c. Belum memiliki komunitas sehingga sulit untuk mengembangkan usaha.
Disamping hasil desk research, survey dan wawancara dilapangan terhadap pelaku
usaha (UKM) diperoleh voice of customer sebagai berikut:
2) Threats:
a. Keamanan bertransaksi merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan
utama bagi konsumen digital Indonesia saat melakukan online shopping.
b. Market e-commerce Indonesia diperebutkan oleh banyak pemain dan belum ada
yang tampak dominan. Lazada, Tokopedia, dan Elevenia untuk sementara
menguasai market share e-commerce Indonesia.
c. Terdapat tiga permasalahan utama UKM, yaitu keterbatasan infrastruktur,
banyaknya kendala dalam proses produksi (kesulitan mendapatkan bahan baku,
mendapatkan tenaga kerja, dan sistem inventori) dan aksesibilitas pasar yang
masih kecil.
d. Hasil survei di Kampung UKM Digital menunjukkan bahwa:
e. UKM memiliki keterbatasan pengetahuan tentang internet dan pemasaran online,
sedangkan tingkat awareness terhadap produk e-Commerce masih rendah
(31,67%).
f. Ketersediaan akses internet masih sangat terbatas.
g. Mayoritas UKM tidak memperoleh dana pinjaman sehingga sulit mengembangkan
usahanya karena pemodalan terbatas.
3) Strengths:
a. Program Kampung UKM Digital dapat mendukung dan mendorong pertumbuhan
adopsi UKM terhadap teknologi digital.
b. Telah banyak layanan e-commerce bagi UKM, antara lain Lazada.com, Jarvis-
Store.com dan Blanja.com dimana beberapa e-commerce ini telah dilengkapi
dengan layanan payment solution sehingga memudahkan UKM dalam melakukan
transaksi.
c. Selain layanan e-commerce, ada juga solusi yang dapat mendukung UKM dalam
mengembangkan bisnisnya. Solusi ini terdiri dari penyediaan infrastruktur ICT dan
konsultasi bisnis bagi UKM (Starbox, Smartbisnis, MangoSTAR).
d. Telkom telah memiliki layanan bantuan modal melalui Smart Funding.
e. Telkom memiliki solusi untuk membantu proses produksi melalui Aplikasi Supply
Chain Management.
4) Weaknesses:
a. Program Kampung UKM Digital belum berjalan maksimal sesuai dengan yang
telah direncanakan, baik dalam penyediaan sarana dan prasarana maupun dalam
kerjasama dengan pihak lain dalam konsep PentaHelix.
143 b. Program pelatihan dan pendampingan UKM belum berjalan secara baik meski
telah disusun kurikulum pelatihan bagi UKM.
c. Jumlah Akses Point Wifi.ID, sebagai alternatif pengganti yang terpasang di
Kampung UKM Digital masih perlu diperbanyak.
Sehingga dapat dipetakan strategi dari masing-masing sebagaimana terlihat pada Gambar-7 JURN
AL
MANAJEME
N
INDONESIA
Vol.16 -
No.2
APRIL
2016
Agar strategi yang akan disusun mudah untuk diimplementasikan maka dihubungkan
dengan tingkat kepentingan dan urgentcy nya sebagaimana terlihat pada Gambar 8. Gambar 7
SWOT Strategic Analysis
Gambar 8.
Strategi Pengembangan
Kampung UKM Digital
Sehingga strategi yang dapat disusun dalam pengembangan Kampung UKM Digital
dan UKM Personal adalah sebagai berikut:
1) Jangka Pendek (dalam kurun waktu < 6 bulan)
a. Menyediakan infrastruktur berupa pemasangan/ penambahan Akses Point
Wifi.ID, menyiapkan jaringan 3G/4G dan menyiapkan layanan MangoSTAR
(satelite) sebagai solusi akses internet bagi Kampung UKM yang berada di
wilayah yang belum terjangkau layanan kabel, fiber maupun mobile.
b. Menyelenggarakan Pelatihan selain materi teknis tentang ICT dan Produk
ecommerce juga materi tentang wawasan bisnis untuk menumbuhkan jiwa
enterpreneurship dimana kurikulum disesuaikan dengan tingkat UKM dalam
adopsi ICT
2) Jangka Menengah (6 bulan – 1 tahun)
a. Mendorong penggunaan ecommerce antara lain dengan menyediakan layanan
managed service operational ecommerce bagi UKM yang tidak mampu
mengelola bisnis onlinenya sendiri.
b. Melakukan pendampingan oleh tenaga Wira IT untuk memastikan UKM
dapat mengimplementasikan e-commerce sendiri.
c. Menciptakan kemudahan transaksi bagi pelanggan & pemasok dengan
mempercepat implementasi solusi Supply Chain Management (SCM) yang
dilengkapi dengan solusi pembayaran yang lengkap serta terintegrasi dengan
layanan jasa pengiriman barang offline maupun online.
d. Menyediakan sarana promosi yang lebih murah yang terintegrasi dengan
media sosial.
e. Mendukung kelancaran proses produksi dengan
mengembangkan marketplace pemasok untuk
mempermudah UKM dalam mendapatkan bahan baku,
JURNAL mendorong menggunakan aplikasi online rekrutmen tenaga
kerja dan memanfaatkan layanan inventory management
MANAJEMEN system.
3) Jangka Panjang (di atas 1 tahun)
INDONESIA a. Meningkatkan akses market ke Luar Negeri, bekerjasama dengan pemerintah
dalam menciptakan regulasi yang memudahkan UKM dalam melakukan export
Vol.16 - produknya, memfasilitasi UKM yang memiliki produk berkualitas dan peluang
pasar di luar negeri dalam penyelenggaraan event/ pameran internasional dengan
No.2 APRIL menyediakan boot bagi UKM dan meningkatkan Search Engine
Optimization(SEO) bagi produk-produk di marketplace/ toko online agar selalu
2016 berada di peringkat atas dalam mesin pencari.
b. Menyediakan bantuan modal kerja dengan mempercepat implementasi Smart
Funding dan melakukan pembinaan kepada para UKM.
4) Selain hal diatas diperlukan strategi pengembangan UKM Personal sesuai dengan
tingkat keterlibatan secara digital sbb:
a. Bisnis offline; memberikan edukasi dan menyediakan connectivity.
b. Bisnis online dasar; memberikan edukasi dan pendampingan tentang online
marketing dan e-commerce.
c. Bisnis online menengah; menyediakan broadband access internet dan content
d. Bisnis online lanjutan; menyediakan broadband access internet dengan service
level guarante, content dan data analitik.
Gambar 9.
Review Road Map
Kampung UKM Digital
Gambar 10.
Program Penta Helix
145
3) Dukungan terhadap sarana yang diperlukan untuk kelancaran dalam pelaksanaan
berupa Penyediaan Wifi Corner, Broadband Learning Access, Penyediaan
Layanan ICT, Pelatihan dan pendampingan serta Bantuan Modal Usaha
sebagaimana terlihat pada Gambar-11. JURN
AL
MANAJEME
N
INDONESIA
Vol.16 -
No.2
APRIL
2016
4) Kurikulum pelatihan agar para UKM dapat menjankan usahanya dengan maksimal
dan dapat berjalan dengan lancar maka perlu diberikan pelatihan yang disesuaikan Gambar 11.
Sarana Kampung UKM
dengan tingkatannya terbagi dalam Basic, Intermediate dan Advance
Digital
Gambar 12
Kurikulum
Pelatihan
5) Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
Bahwa adopsi teknologi digital terbukti dapat meningkatkan kinerja UKM, terutama
pada Peningkatan Akses ke pelanggan baru di Dalam Negeri dan Peningkatan Penjualan.
Kesulitan para UKM dalam mengakses internet karena terbatasnya ketersediaan
infrastruktur ICT, dapat disolusikan dengan memperbanyak Akses Point (AP) Wifi.ID di
setiap Kampung UKM Digital, menyiapkan jaringan 3G/4G sebagai alternatif akses
broadband internet bagi UKM yang membutuhkan akses internet cepat, dan menyiapkan
layanan MangoSTAR sebagai solusi akses internet bagi Kampung UKM yang berada di
wilayah yang belum terjangkau layanan kabel, fiber maupun mobile.
Kesulitan para UKM yang berkaitan dengan proses produksi dapat tersolusi dengan
mempercepat implementasi solusi Supply Chain Management (SCM) yang dapat
memberikan kemudahan bagi UKM dalam mendapatkan bahan baku dari pemasok,
mendorong UKM untuk menggunakan aplikasi online rekrutmen tenaga kerja, dan
menyediakan management inventory system untuk mempermudah pengelolaan barang.
Kesulitan UKM dalam memperluas jangkauan pasar dapat tersolusikan dengan
mendorong UKM untuk mengadopsi teknologi digital melalui penyediaan solusi managed
service operational layanan ecommerce dan mempercepat pengembangan advertising agar
UKM memperoleh sarana promosi melalui sosial media marketing yang efektif dan efisien.
5.2. Saran
Agar Program dan Strategi Pengembangan Kampung UKM Digital dapat berjalan
sebagaimana yang diharapkan maka diperlukan kesungguhan dari berbagai pihak baik
dilingkungan internal Telkom sebagai salah satu penyedia jaringan akses internet, content,
Pemerintah sebagai pemangku kebijakan yang antara lain dalam hal perijinan, kemudahan
export produk UKM maupun Akademisi dalam implementasinya.
146
Daftar Pustaka
Asean SME Policy Index. 2014. Asean SME Policy Index [Online]. Tersedia pada :
http://www.eria.org/Key_Report_FY2012_No.8_prologue.pdf [31 Agustus 2016]
JURNAL Delloite. 2015. UKM Pemicu kemajuan Indonesia : Instrumen pertumbuhan bangsa
[Online]. Tersedia pada:
MANAJEM http://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/id/Documents/finance/id-fas-sme-
powering-indonesia-success-report-bahasa-noexp.pdf [31 Agustus 2016]
EN eJournal Ilmu Hubungan Internasional. 2013. Persiapan Indonesia Dalam Menghadapi
INDONESIA MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) [Online]. Tersedia pada : ejournal.hi.fisip-
unmul.ac.id/ [31 Agustus 2016]
Freddy Rangkuti. 2005. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.
Vol.16 - Gramedia Pustaka Utama
No.2 APRIL Hamel, G dan Prahalad, C, K, 1995. Kompetisi Masa Depan. Jakarta : PT.Bina Rupa
Aksara.
2016 Irham Fahmi. 2013. Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Bandung: PT.ALFABET
merdeka.com. 2014. Jumlah UMKM Indonesia 57,9 juta, terbanyak dibanding negara lain
[Online]. Tersedia pada: http://www.merdeka.com/uang/jumlah-umkm-indonesia-579-
juta-terbanyak-dibanding-negara-lain.html [13 September 2016]
Partner, D. 2016. Indonesia Digital Consumer Opportunity [Online]. Tersedia pada :
https://cdn-ds.kilatstorage.com/wp-content/uploads/2016/08/wearesocial-1.png [31
Agustus 2016]
Rustono. 2013. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Usaha Kelompok Bisnis Entrepreneur [Online]. Tersedia pada :
http://admisibisnis.blogspot.com/2013/12/pemanfaatan-teknologi-informasi-dan.html
Richard L Daft. 2010. Era Baru Manajemen. Jakarta: PT.Salemba Empat
Michale E Porter. 1998. Competitive Strategy : Techniques for Analyzing Industries and
Competitors. New York : Free Press
We Are Social. 2016. Penggunaan Internet di indonesia [Online]. Tersedia pada :
http://wearesocial.com/uk/special-reports/digital-in-2016 [31 Agustus 2016]
147