0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2K tayangan104 halaman

Materi Lakmud 2018 Fix

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 104

MATERI PELATIHAN FORMAL

LATIHAN KADER MUDA

(LAKMUD)

MATERI LAKMUD
Tempat : _______________________
Tanggal : _______________________
Nama : _______________________
Utusan : _______________________

DISUSUN OLEH:
TIM KADERISASI
PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
KECAMATAN NGRONGGOT
MATERI PELATIHAN FORMAL
LATIHAN KADER MUDA (LAKMUD)
PIMPINAN ANAK CABANG
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
KECAMATAN NGRONGGOT

Hasil Rapat Tim Kaderisasi PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot

Penyusun:
Koordinator : Siti Kholimah
Anggota : Badrus Sholih
Binti Hidayati Jazilatur Rohmah
Habiburrohman
Irma Khoirun Nisa
M. Syarifuddin

Editor:
Binti Hidayati Jazilatur Rohmah
M. Syarifuddin

Desain Isi / Cover:


M. Syarifuddin

Diterbitkan Oleh:
Sekretariat Pimpinan Anak Cabang
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama – Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
Kecamatan Ngronggot
2018

Jln. Masjid Al Hasan, Kantor MWC NU Ngronggot Lantai 1


Email: pacngronggot@gmail.com
Instagram : @pacipnuippnu_nggt
Facebook : Pelajar Nahdliyyin Ngronggot
Website: ipnuippnu-ngronggot.blogspot.com
Materi Lakmud
Materi Lakmud

DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................................................ i


Pengantar Tim Penyusun ............................................................................ ii
Sambutan Ketua PAC IPNU-IPPNU Kec. Ngronggot .............................. v
1. Aswaja dan Tradisi Amaliyah NU....................................................... 1
Nahdlatul Ulama dan Khittohnya ........................................................... 1
ASWAJA .................................................................................................. 5
Tradisi Amaliyah NU ............................................................................ 10
2. Ke-IPNU – IPPNU-an ......................................................................... 16
3. Ke-Indonesiaan ................................................................................... 28
4. Manajemen Organisasi....................................................................... 36
5. Leadership .......................................................................................... 43
6. Administrasi IPNU IPPNU ............................................................... 50
7. Teknik Diskusi, Rapat, dan Persidangan ......................................... 59
8. Komunikasi dan Kerjasama .............................................................. 70
Komunikasi ........................................................................................... 70
Kerjasama ............................................................................................. 73
9. Scientific Problem Solving ................................................................. 78
10. Networking dan Lobbying ................................................................. 82
11. Lagu-Lagu IPNU-IPPNU ................................................................... 89
12. Referensi ………………………………………………………………91
13. Susunan Panitia Lakmud..……………………………………………92

i
Materi Lakmud

PENGANTAR
TIM PENYUSUN MATERI LAKMUD
IPNU-IPPNU ANAK CABANG NGRONGGOT

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Bismillahirrohmanirrohim

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama – Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama


(IPNU-IPPNU) adalah organisasi pelajar yang berpusat pada kaderisasi.
Kaderisasi yang berkualitas adalah yang dapat melahirkan kader-kader militan,
loyal, dan bernar-benar ikhlas berproses di IPNU-IPPNU.
Harus diakui bahwa sampai saat ini kaderisasi NU, terutama di level
lokal, masih cukup rapuh. Kerapuhan ini salah satunya tampak dari rendahnya
skill organisasi dan kapasitas intelektual kader NU dalam melaksanakan
program dan tugas kepelajarannya. Persoalan ini berimplikasi serius pada
kurang produktifnya IPNU-IPPNU sebagai organisasi pelajar dalam mengawal
agenda-agenda kepelajaran dan pengelolaan kader bawah. Pembacaan dan
pemetaan masalah kaderisasi merupakan hal yang pelik yang tidak bisa
dipotong hanya dengan ”asumsi – asumsi “ melainkan harus dengan
pembacaan yang jernih terhadap kebutuhan di tingkat basis.
Alam bawah sadar kader IPNU-IPPNU harus segera terdeteksi. Dengan
kata lain, kita harus segera mencari formula dan pintu masuk yang pas untuk
melakukan internalisasi nilai dan doktrinasi terhadap kader kita sendiri.
Memberikan pemahaman atas realitas NU dan bangsa adalah sesuatu yang tidak
mudah dilakukan kalau ternyata apa yang kita lakukan dan kita berikan kepada
mereka justru tidak sambung dengan alam bawah sadar kader. Berulang kali
IPNU-IPPNU melakukan pembacaan atas realitas kader, bahkan kurikulum
kaderisasi juga sudah dibongkar dan diperbaiki. Namun sepertinya belum
mampu menjawab persoalan mendasar di IPNU-IPPNU. Hal ini antara lain
dikarenakan tidak ada segmentasi garapan yang jelas di IPNU-IPPNU. Dapat
kita bayangkan dalam sebuah session kaderisasi tingkat awal (baca Makesta),
disana ada peserta yang baru kelas 1 SLTP dan disebelahnya ada yang sudah

ii
Materi Lakmud

kuliah semester 5. Sungguh sulit menyamakan persepsi mereka. Kelihatannya


hal ini hanya masalah teknis, akan tetapi lebih dari itu sebenarnya harus
dicarikan solusi yang tepat untuk hal ini.
Belum lagi persoalan konstruksi materi kaderisasi yang belum mampu
membuat kader muda NU ini (baca IPNU-IPPNU) berani membusungkan dada
menyandang nama besar IPNU-IPPNU dan merasa memiliki terhadap NU.
Sehingga hampir selalu kader yang mampu membusungkan dada adalah kader
yang pernah atau melakukan dan menimba ilmu lewat kaderisasi (baik formal
atau tidak) pada Organ gerak lain. Oleh karena itu, kader IPNU harus diberi
pemahaman atas sejarah NU dalam konteks Nasional dan global dengan
berpijak pada sejarah yang disusun oleh “Kita”; memberikan pemahaman
terhadap kader IPNU-IPPNU mengenai narasi besar kaderisasi Nahdlatul
Ulama; Melakukan pembacaan atas kaderisasi IPNU-IPPNU di semua
tingkatan.
IPNU-IPPNU harus menjadi rumah bagi setiap kader. Dan hubungan
emosional antar kader harus saling menguatkan layaknya sebuah keluarga
(dalam arti yang luas). Untuk lebih mempertajam dalam mengenal organisasi,
dan memperkuat skill keorganisasian, maka kader harus dilatih dalam sebuah
pelatihan sedemikian rupa.
Latihan Kader Muda (Lakmud) adalah salah satu kunci pengembangan
potensi kader. Dalam berproses di Lakmud selama tiga hari, kader akan
mendapat banyak materi yang kelak akan menjadi bekal mereka dalam
menjalankan roda organisasi. Semakin banyak mereka menyerap isi materi
Lakmud, maka semakin tinggi pula pengetahuan dan skill yang mereka
dapatkan.
Syukur Alhamdulillah, penyusunan Materi Pelatihan Formal Lakmud ini
telah selesai. Materi ini disusun berdasarkan kultur budaya kaderisasi di lingkup
PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot. Ada beberapa penambahan dan
pengurangan dalam isi materi, itu semua dalam rangka menyesuaikan dengan
perkembangan zaman saat ini.
Dalam penyusunan materi Lakmud ini, 85 % mengambil materi-materi
periode sebelumnya. Dan ada 3 materi yang ditambahkan sesuai adanya
perubahan aturan dari Pimpinan Pusat, yaitu materi (1) Ke-Indonesiaan, (2)

iii
Materi Lakmud

Teknik Diskusi, Rapat, dan Persidangan, dan (3) Networking & Lobbying. Tiga
materi tambahan ini menjadi sebuah harapan besar PAC IPNU-IPPNU
Kecamatan Ngronggot agar dapat melahirkan kader sesui dengan yang kita cita-
citakan.
Semoga materi ini dapat membantu peserta Lakmud dalam memahami
materi yang disampaikan oleh narasumber.

Salam Pelajar NU.!


Selamat Belajar, Berjuang, dan Bertaqwa.!

Wallahul Muwafiq Ila Aqwamith Thariq


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ngronggot, 29 Juni 2018

a.n. Tim Penyusun

Ttd

SITI KHOLIMAH

iv
Materi Lakmud

SAMBUTAN KETUA PIMPINAN ANAK CABANG


IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
KECAMATAN NGRONGGOT PERIODE 2016-2018
______________________________________________

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillahirobbil alamin, kita masih diberikan limpahan rahmat
oleh Allah SWT. Sehingga kita dapat menjalankan aktifitas sehari-hari dengan
sangat nyaman dan aman.
IPNU-IPPNU adalah kita semua. IPNU-IPPNU akan hidup jika
kaderisasi tetap berjalan dengan baik. IPNU-IPPNU akan lengkap jika suatu
kepengurusan bisa terus mempersiapkan generasi penerusnya, lebih-lebih
dengan kualitas yang semakin meningkat.
Kaderisasi merupakan salah satu pilar utama dalam IPNU-IPPNU
sebagai salah satu Badan Otonom dari NU. Dari proses kaderisasi yang efektif
inilah akan didapat kader-kader yang memiliki energi, kualitas dan loyalitas
yang tinggi demi pengembangan dan keberlangsungan organisasi. Latihan
Kader Muda (LAKMUD) adalah salah satu alternatif yang dipilih oleh IPNU-
IPPNU, karena Lakmud secara ideal akan berusaha melahirkan watak kader-
kader generasi muda NU untuk selalu komitmen dan punya loyalitas terhadap
organisasi.
Selain itu tidak kalah pentingnya, bahwa sesuai dengan khitohnya
IPNU-IPPNU yaitu kembali kepada kepada pangkuan pertama organisasi
berdiri yakni Pelajar bukan hanya pada visi dan misinya semata. Sehingga
sasaran utama bidang garapnya adalah anak-anak seusia pelajar, santri dan
mahasiswa. Hal ini merupakan wujud kepedulian PAC IPNU-IPPNU
Kecamatan Ngronggot terhadap kelangsungan hidup Jam’iyah NU ke depan,
tanpa ada kepentingan-kepentingan lain yang lebih besar dari apa yang menjadi
tujuan IPNU-IPPNU sendiri, sehingga out put dari Lakmud ini dapat betul-betul
bermanfa’at. Amiin.

v
Materi Lakmud

Akhirnya, selamat Berlatih. Dan kepada segenap Tim Penyusun Materi


Lakmud, kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas telah
selesainya penyusunan Materi Lakmud IPNU-IPPNU ini. Materi ini akan sangat
membantu narasumber dalam menyampikan materinya. Selain itu, Tim
Instruktur juga akan lebih mudan mengarahkan peserta dalam mendalami setiap
materi yang diberikan, dan akhirnya, peserta akan dalat memahami materi
secara maksimal.
Kepada segenap Tim Instruktur kami ucapkan selamat bertugas, dan
terima kasih atas kerjasamanya. Kepada seluruh SC (Steering Committee)
maupun OC (Organizing Committee), kami apresiasi setinggi-tingginya atas
kerjakerasnya dalam rangka menyukseskan kegiatan Lakmud ini.

Selamat belajar, berjuang, dan bertaqwa!

Wallahul Muwafiq Ila Aqwamith Thariq


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ngronggot, 29 Juni 2018

Pimpinan Anak Cabang


Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama – Ikatan Pelajar Putri Nahdlatu Ulama
Kecamatan Ngronggot Masa Khidmat 2016-2018

Ttd Ttd

FIQHY SETIYO BUDI NURRULI FATHUR ROHMAH

vi
Materi Lakmud

MATERI I
ASWAJA DAN TRADISI AMALIYAH NU
(Nahdlatul Ulama Dan Khittohnya, Aswaja, dan Tradisi
Amaliyah NU)

A. NAHDLATUL ULAMA DAN KHITTOHNYA

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Diharapkan audiens mengetahui Khitoh NU 1926 dan faham keagamaan, serta
peran NU pada Masyarakat.

TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Audien mengetahui apa itu pengertian Khitoh Nahdlatul Ulama 1926.
b. Audien dapat memahami tentang Panca Gerakan NU.
c. Audien memahami peran NU dalam masyarakat.

1 MUQODIMAH
Nahdlatul Ulama didirikan atas dasar kesadaran dan keinsyafan bahwa
setiap manusia hanya bisa memenuhi kebutuhannya bila bersedia hidup
bermasyarakat. Dengan bermasyarakat manusia berusaha mewujudkan
kebahagiaan lahir dan batin, saling membantu dan kesetiaan merupakan
prasyarat tumbuhnya persaudaraan (ukhuwah) dan kasih sayang yang
menjadi landasan bagi terciptanya tata kemasyarakatan yang baik dan
harmonis.
Nahdlatul Ulama sebagai Jam’iyah Diniyah adalah wadah dari para
ulama dan pengikutnya yang didirikan pada 16 Rojab 1344 H. atau
bertepatan tanggal 31 Januari 1926 M. tujuannya adalah memelihara,
melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam yang
berhaluan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan menganut salah satu
mahdzab empat yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hambali. Disamping itu
untuk menyatukan langkah para ulama dan umatnya dalam melakukan
kegiatannya yang betujuan menciptakan kemaslahatan umum, kemajuan
bangsa dan ketinggian harkat da martabat manusia.
Nahdllatul Ulama dengan demikian merupakan organisasi kegiatan
keagamaan yang bertujuan untuk ikut membangun dan mengembangkan

1
Materi Lakmud

insan dan masyarakat yang bertaqwa kepada Alloh SWT, cerdas, terampil,
berakhlaq mulia, tentram dan sejahtera.
Nahdlatul Ulama mewujudkan cita-cita dan tujuannya melalui
serangkaian ihtiar yang didasari oleh agama yang membentuk kepribadian
khas NU. Inilah yang disebut KHITTOH NU.

2 PENGERTIAN
Khittoh NU adalah landasan berfikir, bersikap dan bertindak warga
NU yang harus tercermin dalam tingkah laku perseorangan maupun
organisasi serta dalam setiap proses pengambilan keputusan.
Landasan tersebut adalah faham Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
yang diterapkan menurut kondisi kemasyarakatan Indonesia, yang meliputi
dasar amal keagamaan dan kemasyarakatan. Khitoh NU digali dari intisari
perjalanan sejarah hidmadnya dari masa ke masa.

3 DASAR-DASAR FAHAM KEAGAMAAN NU


a. NU mendasarkan keagamaannya kepada sumber ajaran agama Islam
yaitu: Al-Qu’an, Al- Hadist, Ijma’, Qijas.
b. Dalam memahami dan menafsirkan Islam dari sumber-sumbernya
tersebut, NU mengikuti faham Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dimana
menggunakan jalan pendekatan (Mahdzab).
1. Bidang aqidah, NU mengikuti faham ASWAJA yang dipelopori
oleh Imam Abu Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al
Maturidi.
2. Bidang Fiqih, NU mengikuti jalan pendekatan (Mahdzab) yaitu
Hanafi, Maliki, Syafi’I, Hambali.
3. Bidang Tasawuf, NU mengikuti Imam Al Junaidi Al Baghdati dan
Imam Al Ghozali dan Imam-imam lainnya.
c. NU mengikuti pendirian Islam adalah fitri yang bersifat
menyempurnakan segala kebaikan yang sudah dimiliki oleh manusia.
Faham keagamaan yang dianut NU adalah bersifat menyempurnakan
nilai-nilai kebaikan yang sudah ada.

4. SIKAP KEMASYARAKATAN NU
a. SIKAP TAWASUT DAN I’TIDAL
b. Sikap tengah yang berintikan prinsip hidup yang menujunjung tinggi
keharusan berlaku adil dan lurus ditengah-tengah kehidupan bersama.

2
Materi Lakmud

Dengan sikap ini NU selalu menjadi kelompok panutan yang bersikap


dan bertindak lurus dengan selalu membangun dan menghindari segala
bentuk pendekatan yang bersifat Tathorruf/Extrim.

c. SIKAP TASAMUH
Sikap toleran terhadap perbedaan-perbedaan baik masalah keagamaan,
terutama hal-hal yang bersifat furu’iyah atau masalah khilafiyah, serta
dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.

d. AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR


Selalu meiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan yang baik dan
bermanfaat dan menolak setiap hal yang dapat merugikan dalam
kehidupan kini dan esok.

5. PANCA GERAKAN NAHDLATUL ULAMA


Dalam pidatonya Bapak KH Ali Maksum menyampaikan tentang Panca
Gerakan NU yang intinya sebagai berikut :
a. Ats-Tsiqah bi Nahdlatul Ulama artinya setiap warga NU harus
percaya secara penuh terhadap tuntunan-tuntunan yang diajarkan oleh
NU.
b. Al-Ma’rifah wal Istiqan bi Nahdlatul Ulama artinya warga NU
harus benar-benar memberi bobot ilmiah tentang organisasi NU.
c. Al-Amal bi Ta’lim bi Nahdlatul Ulama artinya warga NU harus
mempraktekkan ajaran dan tuntunan yang diberikan oleh organisasi
NU.
d. Al-Jihad fi Sabil Nahdlatul Ulama artinya warga NU harus
memperjuangkan NU agar tetap lestari dan terus berkembang pesat di
masa-masa yang akan datang.
e. Ash-Shabr fi Sabil Nahdlatul Ulama artinya warga NU harus
bersabar dalam menjalankan tugas, dalam menghadapi rintangan,
kegagalan, maupun sabar terhadap rayuan-rayuan atau paksaan-
paksaan untuk meninggalkan NU.

6. KONSEP NU TENTANG MABADI’ KHOIRU UMMAH


Menurut keputusan Munas Alim-Ulama di Lampung pada tahun 1992,
bahwa konsep Mabadi’ Khoiru Ummah sebagai konsep pembinaan umat
pada intinya mencakup hal-hal :

3
Materi Lakmud

a. Ash-Shidiq berarti kejujuran/Kebenaran, Kesungguhan dan


Keterbukaan.
b. Al-Amanah wal Wafa bil Ahdi berarti dapat dipercaya, setia dan tepat
janji.
c. Al-Adalah berarti sikap yang adil.
d. At-Tawazun berarti tolong menolong, setia kawan dan gotong royong.
e. Al-Istiqomah berarti keajegan, kesinambungan dan berkelanjutan

7. IKHTIAR-IKHTIAR NAHDLATUL ULAMA


a. Peningkatan silaturrohim/komunikasi/interelasi antar ulama (dalam
statuten NU 1926 disebutkan: Mengadakan perhubungan diantara
ulama-ulama yang bermahdzab).
b. Peningkatan kegiatan dibidang keillmuan/pengkajian/pendidikan.
Dalam statuten NU 1926 disebutkan: memeriksa kitab-kitab sebelum
dipakai mengajar, agar diketahui apakah kitab-kitab itu karangan ahli
bid’ah, memperbanyak madrasah-madrasah yang berasaskan agama
Islam.
c. Peningkatan kegiatan penyiaran Islam, pembangunan sarana-sarana
ibadah dan pelayanan sosial. Dalam statuten NU 1926 disebutkan:
Menyiarkan agama Islam dengan jalan apa saja asal halal;
memperhatikan segala hal yang berhubungan dengan masjid, surau dan
pondok-pondok pesantren dan juga hal ikhwal anak yatim dan fakir
miskin.
d. Peningkatan taraf dan kualitas hidup masyarakat melalui kegiatan yang
terarah. Dalam statuten NU 1926 disebutkan : Mendirikan badan-badan
untuk memajukan urusan pertanian, perniagaan dan perusahaan yang
tidak dilarang oleh syara’.

8. NAHDLATUL ULAMA DAN KEHIDUPAN BERBANGSA


Sebagai oraganisasi kemasyarakatan yang menjadi bagian tak
terpisahkan dari seluruh bangsa Indonesia, NU senantiasa menyatakan
dari seluruh bangsa Indonesia, NU senantiasa menyatakan diri dengan
perjuangan Nasional bangsa Indonesia. NU secara sadar mengambil
posisi aktif dalam proses perjuangan mencapai dan mempertahankan
kemerdekaan, serta turut aktif dalam menyusun UUD ’45 dan perumusan
Pancasila sebagai dasar negara.

4
Materi Lakmud

Sebagai organisasi keagamaan NU merupakan bagian tak terpisahkan


dari umat Islam Indonesia yang senantiasa berusaha memegang teguh
prinsip persaudaraan (Ukhuwah). Toleransi (At-tasamuh), kebersamaan
dan hidup berdampingan baik bersama umat Islam maupun dengan warga
negara dan warga masyarakat.
Sebagai organisasi yang mempunyai fungsi pendidikan, NU
senantiasa berusaha menciptakan warga negara yang menyadari akan hak
dan kewajibannya sebagai warga negara dan warga masyarakat. NU
sebagai jam’iyah organisatoris, tidak terikat dengan politik dan organisasi
kemasyarakatan manapun. NU merupakan warga yang mempunyai hak
politik yang dilindungi Undang-Undang, dan menggunakan hak politik
dengan penuh tanggungjawab demi tegaknya demokrasi Pancasila.

B. ASWAJA (AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH)

1 Pengertian Ahlussunnah Wal Jama’ah


Perkataan Ahlussunnah wal jama’ah berasl dari bahasa Arab, terdiri
dari kata-kata:
Ahlun artinya Keluarga, Famili
Sunnah artinya Jalan, perilaku kehidupan
Jama’ah artinya Sekumpulan
Sedangkan menurut istilah Ahlussunnah berarti penganut sunnah Nabi
SAW. Dan al jama’ah berarti penganut sehabat-sahabat Nabi.
Sebagaimana dirumuskan oleh Syaikh Abdul Qodir Al Jailani dalam
kitabnya Al Ghun-yah:

‫فعلى ا لمؤمن اتباع ال سنة ؤالجماعةفاال سنة مالسنةر سول هللا ص‬


‫م والجماعة مااتفق فىخالفة االمة اربعة الخلفاء الرشدين المهديين‬
‫ر ضى هللا عنهم وان اليكاثرا هل ال بدع وال يدينهم وال ي سلم ع ليهم‬
-‫(مثل الثرادع عشرين) اذ ان‬

Jadi yang dimaksud dengan kaum Ahlussunnah wal jama’ah ialah kaum
yang menganut I’tiqod dan amliyah Nabi Muhammad SAW. dan sahabat-

5
Materi Lakmud

sahabatnya. I’tiqod dan amaliyah Nabi SAW dan sahabat-sahabatnya telah


termaktub dalam Al Qur’an dan Sunnah Rasul secara terpencar-pencar,
belum tersusun rapi dan teratur. Kemudian dikumpulkan dan dirumuskan
dengan rapi oleh seorang ulama besar “Syaikh Abu Hasan Al Asy’ari”
(Basrah, 260-324 H).
Hasil rumusan beliau itu kemudian terwujud berupa kitab Tauhid, yang
dijadikan pedoman bagi kaum Ahlussunnah wal jama’ah. Karena itu kaum
Ahlussunnah wal jama’ah disebut juga kaum Asy’ariyah.
Imam Al Asy’ari mempunyai seorang murid yang bernama Abu
Mansur Al Maturidi yang kemudian terkenal sebagai ulama dalam bidang
yang sama (Ushuluddin) dan beri’tiqod Ahlussnnah wal jama’ah.
Dalam bidang Furu’iyah (Fiqih) ada empat madzhab yang diakui
ijtihadnya oleh umat Islam seluruh dunia dan hasil ijtihadnya itu diikuti
terus menerus oleh sebagian besar ulama di seluruh dunia.
Empat madzhab dalam bidang fiqih dimaksud adalah madzhab Hanafi,
Maliki, Syafi’i, dan Hambali.
Bertolak dari hal tersebut, maka pengertian Ahlussunnah wal jama’ah
adalah golongan umat Islam yang dalam bidang Tauhid (Ushul) mengikuti
ajaran Imam Al Asy’ari dan Imam Al Maturidi, sedangkan dalam bidang
fiqih (furuq) mengikuti salah satu madzhab yang empat.

2. Mengapa Kaum Muslimin Harus Bermadzhab


Menurut rumusan Syaikh Abdul Qodir Al Jailani diatas mengenai ta’rif
Ahlussunnah wal jama’ah, maka dapat kita fahami, bahwa bagi umat Islam
dewasa ini harus mengikuti para ulama Ahlussunnah wal jama’ah (Ulama
Mujtahidin) yang meneruskan I’tiqod amaliyah Nabi SAW. dan sahabat-
sahabatnya, yang mengambil hukum-hukum dari Al Qur’an, Hadist, Ijma’,
dan Qiyas. Tidak boleh langsung dari Al Qur’an dan Hadist, karena banyak
ayat-ayat Al Qur’an dan hadist yang tampak satu sama lain bertentangan.
Oleh karena itu kita tidak berani menetapkan hukum dengan mengambil
langsung dari Al Qur’an dan Hadist Nabi SAW. Sebab kita tidak boleh
menfsirkan Al Qur’an dengan ra’yu (pendapat sendiri).
Tegasnya, dalam menetapkan hukum kita harus berdasar pada kitab-
kitab para ulama yang bahan-bahannya diambil dari Al Qur’an dan Hadist
Nabi yang telah di racik dan dimasak oleh ulama ahli tafsir.
Sampai di sini dapat kita simpulkan, bahwa kaum muslimin harus
mengikuti (taqlid) pada salah satu dari empat madzhab.

6
Materi Lakmud

3. Siapakah Yang Tergolong Ahlussunnah Wal Jama’ah


Untuk mengetahui siapa yang tergolong Ahlussunnah wal jama’ah, kita
perlu mengingat kembali pengertian Ahlussunnah wal jama’ah, yaitu
mereka yang mengikuti Sunnah Rasul dan I’tiqod para sahabat. Mereka
mengikuti I’tiqod, amal ibadah, serta perjuangannya untuk menjunjung
tinggi agama Islam dan umatnya. Mereka itulah yang akan mendapatkan
keridloan Allah SWT. dan mendapatkan kebahagiaan yang besar di akhirat
kelak.
Mereka yang tegolong dalam dalam Ahlussunah wal jamaah ini dapat di
rinci menjadi beberapa kelompok, sebagaimana keterangan Syaikh Abdul
Qodir Al Baghdadi dalam kitabnya Al Farqu bainal Firoq yang diberi taktiq
oleh Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid, dalam bab Ahlussunah Wal
Jamaah menjelaskan bahwa kelompok-kelompok dalam Ahlussunah wal
jama’ah ada delapan, yang garis besarnya sebagai berikut:
1. Golongan ulama dibidang Tauhid dan Kenabian, hukum-hukum janji
dan ancaman, pahala dan dosa, syarat-syarat ijtihad, imamah dan
za’amah. Juga ulama mutakallimin yang bebas dari segala
penyelewengan hawa nafsu dan kesesatan.
2. Kelompok imam-imam ilmu fiqih, baik kelompok ahli hadist maupun
kelompok ahli ro’yi yang didalam usuluddin memprcayai madzhab-
madzhab sifatiyyah tentang Allah di dalam sifat-Nya yang azali, dan
bebas dari pendirian Qadariyah dan Mu’tazilah.
3. Kelompok yang mengerti tentang khabar-khabar dan sunnah-sunnah
Nabi SAW dan pandai membedakan antara yang shohih dan yang tidak
shohih serta tidak mencampurnya sedikitpun.
4. Kelompok yang ahli dalam bidang adab (Kesusastraan Arab), nahwu,
shorof dan mengikuti jalan-jalan yang ditempuh oleh tokoh-tokoh ahli
bahasa, seperti al Kholil, Abu Amr bin Al A’la, Imam Sibawaih, Al
Farra, Al Akhfashy, Al Asmu’i, Al Mazini, Abu Ubaid dan semua ahli
nahwu baik dari Basrah maupun dari Kufah, yaitu mereka yang tidak
mencampuri faham-faham Ahlussunnah wal jama’ah.
5. Kelompok yang ahli dalam berbagai bacaan Al Qur’an, Tafsir ayat Al
Qur’an serta ta’wil-ta’wilnya, sesuai dengan madzhab Ahlussunnah
wal jama’ah.
6. Kelompok orang-orang zuhud dari kalangan sufi, yaitu mereka yang
telah mendapatkan basirah lalu bersikap sederhana dan berusaha

7
Materi Lakmud

mendapatkan khabar dan berita, tetapi setelah itu mereka melakukan


I’tibar ridlo dengan apa yang ditentukan dan apa yang mudah
diperoleh.
7. Kelompok perjuang-pejuang Islam dalam menghadapi orang-orang
kafir, berjuang melawan musuh-musuh kaum muslimin dan
melindungi benteng-benteng pertahanan kaum muslimin serta
melindungi keluarga besar kaum muslimin ala Ahlussunnah wal
jama’ah.
8. Kelompok rakyat (awam) yang beri’tiqad pada pendirian yang benar
dari ulama Ahlussunnah wal jama’ah di dalam bab-bab keadilan dan
tauhid, janji dan ancaman, dan mereka kembali pada ulama ini dalam
pengajaran agama dan mengikutinya dalam segala macam yang
menyangkut halal haram dan terhindar dari I’tiqad ahli hawa nafsu dan
ahli kesesatan.

Itulah mereka yang tergolong dalam Ahlussunnah wal jama’ah dan


keseluruhannya merupakan pemilik agama yang lurus. Merekalah yang
mendapatkan jaminan untuk masuk surga

4. Timbulnya Golongan Ahlussunnah Wal Jama’ah


Semua agama besar di dunia pernah mengalami nasib yang sama yaitu
umatnya akan terpecah dalam beberapa aliran atau golongan, yang masing-
masing mempunyai kepercayaan yang berlainan. Di dalam hadist
Rosululloh SAW yang diriwayatkan Imam Thobroni Beliau bersabda
bahwa: Kaum Yahudi akan terpecah menjadi 73 firqoh, Kaum Nasrani 72
firqoh, sedangkan umatku akan terpecah menjadi 73 forqoh. Yang selamat
di antara mereka hanya satu, sedangkan yang lainnya akan celaka. Siapakah
yang selamat itu Ya Rosul ? Nabi menjawab: Ahlussunnah wal jama’ah.
Sahabat bertanya lagi: Apakah Ahlussunnah wal jama’ah itu ? Nabi
menjawab: Orang yang mengamalkan apa yang aku perbuat dan para
sahabatku.
Menurut sebagian ulama, firqoh yang sesat dan binasa itu terbagi dalam
7 kelompok:
1. Kaum Syi’ah 22 Aliran
2. Kaum Khowarij 20 Aliran
3. Kaum Mu’tazilah 20 Aliran
4. Kaum Murjiah 5 Aliran

8
Materi Lakmud

5. Kaum Najariyah 3 Aliran


6. Kaum Jabariyah 1 Aliran
7. Kaum Musyabihah 1 Aliran
Jumlah 72 Aliran
Sedangkan sebagian ulama lain, firqoh yang sesat itu terbagi dalam
6 (eman) golongan yang masing-masing terpecah menjadi 12 bagian.
Enam golongan tersebut adalah:

1. Kaum Khowari 4. Kaum Jabariyyah


2. Kaum Rofidloh 5. Kaum Qadariyah
3. Kaum Musyabihah 6. Kaum Mu’attilah

 Golongan Khawarij mempunyai I’tiqad ingkar kepada sabahat Ali


ra. Mereka berani mengkafirkan sahabat Ali dan membunuhnya.
Mereka juga beri’tiqad bahwa orang yang melakukan dosa besar
menjadi kafir.
 Golongan Syiah dalam mahabbah dan menghormati Sahabat Ali ra.
Melampui batas, sehingga beri’tiqad bahwa yang berhak menjadi
khalifah pertama adalah Sahabat Ali.
 Golongan Murjiah beri’tiqad bahwa yang terpenting beriman,
walaupun melakukan dosa besar tidak apa-apa.
 Golongan Jabariyyah beri’tiqad bahwa manusia tidak bisa
berikhtiyar apa-apa, ibadah atau tidak, masuk syurga atau nereka
semua terpaksa. Mereka juga beri’tiqad bahwa ilmu Allah itu hadist.
 Golongan Musyabihah beri’tiqad bahwa Allah berjisim.
 Golongan Mu’tazilah beri’tiqad bahwa Allah tidak menciptakan
amal perbuatan manusia, sebaliknya manusia sendirilah yang
menciptakan amalnya. Bahwa Allah tidak punya sifat jaiz. Juga
beri’tiqad bahwa Al Qur’an itu hadist, bahwa syurga dan neraka
belum terwujud, dan bahwa orang-orang mukmin tidak mungkin
dapat melihat Allah besuk di akhirat.
 Golongan Najriyah beri’tiqad bahwa Allah tidak Qidam, bahwa
Kalamulloh hadist.

Sebagai reaksi dari timbulnya rirqoh-firqoh tersebut, muncullah


golongan Ahlussunnah wal jama’ah pada abad 3 H. dipelopori oleh Syaikh
Abu Hasan Al Asy’ari dan Syaikh Abu Mansur Al Maturidi. Akhirnya

9
Materi Lakmud

Ahlussunnah wal jama’ah disebarkan oleh ulama-ulama lain ke seluruh


penjuru dunia.

C. TRADISI AMALIYAH NU

1. TAHLIL
Definisi : Bacaan
Hukum : Sunnah
Dasarnya :

Sabda Nabi SAW :

“Dzikir yang paling utama adalah laa ilaaha illa alloh” (Al Hadits)

Dari Anas bin Malik Nabi SAW bersabda : “ Tidak suatu kaum yang
berkumpul untuk berdzikir kepada Alloh Azza wajalla dan semata
untuk Alloh melainkan mereka dipanggil oleh penyerta dari langit :
“Bangunlah kamu, kamu mendapat ampunan dari kejahatan –
kejahatanmu diganti dengan kebaikan – kebaikan.” ( HR. Ahmad, Abu
Ya’la, Al Bazzar dan At Thobroni)”
Fadlilah :
Untuk menghormati atau menghargai, serta mendo’akan orang yang
telah meninggal dunia.
Penerapan :
Setelah proses penguburan selesai dilakukan, seluruh keluarga, handai
taulan serta masyarakat sekitar berkumpul membaca secara bersama –
sama di rumah keluarga mayat.

2. QUNUT
Definisi : Do’a yang dibaca setelah I’tidal pada rakaat kedua
sholat shubuh.

10
Materi Lakmud

Hukum : Sunnah Ab’ad jika dilaksanakan mendapat pahala dan jika


lupa qunut ya di sunnahkan sujud sahwi.

Dasarnya :
1. Hadits Anas

“Dari Anas ra. Beliau berkata : Bahwa Nabi Muhammad SAW,


Qunut pada sholat maghrib dan shubuh” (HR. Imam Bukhori)”

2. Hadits Abi Hurairah

“Dari Abi Hurairah ra, Beliau berkata adalah Rosululloh SAW,


apabila mengangkat kepala dari ruku’ dalam sholat shubuh pada
rakaat yang kedua, mengangkat dua tangan dengan
Allohummahdini ila akhirihi” (HR. Imam Hakim)”.

Fadlilah :
- Mendapat barokah dan anugerah dari Alloh SWT.
- Terjaga dari takdir buruk.
Penerapan:
Mengangkat kedua tangan dengan membaca do’a qunut pada rakaat
kedua/akhgir sesudah ruku’.

3. DIBAIYAH
Definisi : Do’a dan Barokah, ibadah.
Hukum : Sunnah
Dasar :
1. Firma Alloh SWT

“Sesungguhnya Alloh dan Malaikat-malaikatnya bersholawat


untuk Nabi, Hai orang-orang yang beriman bersholawat kamu

11
Materi Lakmud

untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” ( Al-


Ahzab : 56)

2. Hadits Rosululloh SAW

“Setiap do’a adalah terhalang, sehingga bersholawat atas Nabi


SAW”. ( HR. Baihaqi dan Ad Dailami)

Fadlilah :
1. Memperoleh rahamat dan kebajikan dari Alloh.
2. Taqarrub kepada Alloh SWT.
3. Mendapatkan pahala yang besar.
4. Dikabulkan do’anya.
5. Menggantikan shodaqoh bagi orang yang tidak/belum mampu
shodaqoh.
6. Peluang untuk bertemu Nabi Muhammad SAW.
7. Menghilangkan kesusahan, kesulitan dan kegundahan.
Penerapan :
Dibaca dengan kesungguhan hati, keikhlasan yang diiringi rasa
penghormatan dari kecintaan pada Rosululloh SAW.

4. ZIARAH QUBUR
Definisi : Berkunjung ke Makam
Hukum : Sunnah
Dasarnya :

Sabda Rosululloh SAW : “Saya pernah melarang kamu berziarah


kubur, maka berziarahlah kamu, sesungguhnya ziarah kubur itu
mengingatkan engkau kepada kematian” (HR. Muslim)
Ibnu Abi Syaibah : Sesungguhnya Rosululloh SAW berziarah kubur
syuhada’ uhud setiap akhir tahun, kemudian beliau bersabda “

12
Materi Lakmud

Keselamatan atas kamu sekalian dengan kesabaranmu dan inilah


sebaik-baik tempat berakhir”.
Fadlilah :
1. Mengingat akan Akhirat
2. Memberi salam untuk ahli kubur.
3. Mendo’akan untuk yang mati.
Penerapan :
Pada saat berziarah berbuatlah kebajikan terhadap yang telah mati,
dengan rasa kasih dan mendo’akan untuknya, agar Alloh
Subhanallohu Wa Ta’alaa mengampuni dosa-dosanya dan
menempatkan disisi-Nya.

5. HAUL
Definisi : Peringatan wafat.
Hukum : Sunnah.
Dasarnya :

“Apabila kamu melalui taman Surga, maka hendaklah kamu makan


dengan sepuas-puasnya, para sahabat bertanya : Apakah taman surga
itu? Sabdanya : Halqah-halqah dzikir (HR. At-Turmudzi)”
“Dari Anas bin Malik Nabi SAW bersabda : Tidak ada suatu kaum
yajng berkumpul untuk berdzikir kepada Alloh dan semata-mata Alloh
melainkan mereka dipanggil oleh penyerta dari langit : Bangunlah
kamu, kamu mendapatkan ampunan dan kejahatan-kejahatanmu
diganti dengan kebaikan-kebaikan”. (HR. Ahmad, Abu Ya’la Al
Bazzar dan At Thabrani)
Fadlilah : Mengenang sejarah orang yang diperingati, untuk dijadikan
suri tauladan.
Penerapan :
- Mengadakan ziarah kubur dan tahlil.
- Menghidangakan makanan dengan niat shodaqoh.
- Mengadakan bacaan Al Qur’an, kalimat Thoyyibah dan nasehat
agama.

13
Materi Lakmud

6. TARAWIH 20 RAKAAT
Definisi : Istilah sholat malam yang dikerjakan pada bulan suci
Romadhon sesudah mengerjakan sholat isya’.
Hukum : Sunnah Muakkad
Dasarnya :

Hadits Nabi SAW, dari Abu Hurairah ra, “Adalah Rosululloh SAW
menganjurkan sholat malam bulan Romadlon, tetapi tidak
mewajibkan, beliau bersabda”

“Barang siapa bangun pada malam bulan Romadhon karena iman dan
mengharapkan keridloan Alloh maka diampunilah dosanya yang lalu”
(HR. Bukhori dan Muslim)
Mengenai bilangan sholat terawih 20 rakaat, konon diceritakan oleh
imam baihaqi dalam kitab Muwaththo’, Imam Malik bahwa Syayidina
Umar Bin Khottob melakuakan sholat terawi 20 rakaat ditambah 3
witir.
Penerapan :
Setiap dua kali dua rakaat salam denagn duduk sebentar untuk
istirahat agar tidak capek.

7. ADZAN DUA DALAM JUM’AT


Definisi : Memanggil/memberitahukan masuknya waktu sholat
dengan lafal-lafal tertentu.
Hukum : Sunnah
Dasarnya :

14
Materi Lakmud

“Saib Ibnu Yazid, beliau berkata : Adalah adzan pada hari Jum’at
mula-mulanya manakala imam telah duduk di atas mimbar, begitu
pada masa Rosululloh SAW, pada masa Syayidina abu Bakar dan
Syayyidina Umar ra, tatkalakala pasa masa Syayyidina Ustman Bin
AFFan ra dan manusia sudah banyak beliau menambah “adzan yang
kedua “di atas Zaura” (HR. Bukhori)”
Penerapan :
Adzan pertama pada saat Khotib naik mimbar dan yang kedua
sebelumya.

8. TALQIN
Definisi : Mengajar dan mengingat kembali.
Hukum : Sunnah
Dasarnya :

Sabda Nabi SAW, Imam Ibnu Hajar Al Haitam berkata, “ Dan sunnah
mentalqinkan mayat yang baligh berasal atau orang gila yang sudah
beribadat sebelum gila, atau orang mati syahid sekalipun, yakni
sebagai yang telah difatwakan oleh beberapaulama’, talqin itu sesudah
dikuburkan”

“Dan sunnat juga mentaqilkan orang dewasa walaupun orang itu mati
syahid, sesudah dikuburan”

Fadlilah :
- Masuksurga bersama-sama orang yang beruntung dan berbahagia.
- Mendapatkan pahala
Penerapan : Ketika di pemakaman, salah seorang berhenti diseteteng
lkepala mayat dan mentalqinkannya

15
Materi Lakmud

MATERI II
KE-IPNU-IPPNU-AN
SEJARAH DAN PERJUANGANNYA

Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Audiens diharapkan mengetahui dan memahami tinjaun sosiologis dan strategis
berdirinya IPNU-IPPNU, historis IPNU-IPPNU, keputusan strategis dari
Kongres ke Kongres dan Citra Diri

Tujuan Pembelajaran :
Setelah menyimak dan memperhatikan materi Ke-IPNU-IPPNU-an ini
diharapkan audiens.
a. Memahami keberadaan IPNU-IPPNU.
b. Menjelaskan berbagai problematika organisasi.
c. Memahami Citra Diri IPNU-IPPNU.

PENDAHULUAAN
IPNU-IPPNU merupakan Organisasi Badan Otonom Nahdlatul Ulama,
dan bagian tak terpisahkan dari Organisasi Kemasyarakatan Pemuda.
Sebagai organisasi Banom, IPNU-IPPNU dituntut senantiasa
mengembangkan dan meningkatkan peran serta fungsinya sebagai
pelaksana kebijakan NU yang berkaitan dengan kelompok masyarakat
pelajar, santri, mahasiswa dan remaja sebagai basis keanggotaannya
setelah adanya perubahan dari Ikatan Pelajar dan Ikatan Pelajar Putri
Nahdaltul Ulama menjadi Ikatan Putra dan Ikatan Putri -Putri Nahdlatul
Ulama. Perubahan ini setelah adanya Kongres di Jombang Jawa Timur.
Ada beberapa aspek yang melatar belakangi berdirinya organisasi
IPNU-IPPNU yaitu :
1. Aspek Ideologis yaitu Indonesia adalah negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam dan berhaluan Ahlus sunnah wal jama’ah
sehingga untuk melestarikannya perlu dipersiapkan kader-kader yang
nantinya sebagai penerus perjuangan NU dalam kehidupan beragama
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

16
Materi Lakmud

2. Aspek Paedagogis yaitu adanya keinginan untuk menjembatani kesenjangan


antara pelajar dan santri serta mahasiswa di pendidikan umum dan
pendidikan pondok pesantren.
3. Aspek Sosiologis yaitu adanya persamaan tujuan, kesadaran dan keikhlasan
akan pentingnya suatu wadah pembinaan bagi generasi penerus para ulama
dan penerus perjuangan bangsa.

Sebagai organisasi Banom dari NU, IPNU-IPPNU selalu meletakkan


posisinya sebagai organisasi kader yang selalu meletakkan nilai-nilai dasar
perjuangan Islam Ahluss sunnah wal Jama’ah dalam setiap gerak langkahnya,
dan secara otonomi memiliki kepentingan dan cita-cita serta peraturan
perundang-undangan sendiri. Sehingga segala bentuk kebijakan dan
pengembangan program IPNU-IPPNU harus selalu mempertimbangkan
kebutuhan sendiri. Disisi lain IPNU-IPPNU sebagai OKP sesuai dengan UU
No. 8/1985 tentang organisasi kemasyarakatan, dituntut untuk mampu
meningkatkan dan mengembangkan segala bentuk kebijaksanaan sebagai alat
mobilisasi pelayanan anggota dan masyarakat. Sementara itu produk Undang-
Undang tersebut pada sisi lain telah mengamputasi pergerakan IPNU-IPPNU di
dunia pendidikan Indonesia, karena pada tingkatan implikasinya selain OSIS
dan Pramuka semua organisasi pelajar dilarang masuk ke dunia pelajar di
sekolah, hal senada sebagai mana dibubarkannya Dema (Dewan Mahasiswa) di
Perguruan Tinggi diganti dengan SMPT (Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi).
Diamputasinya IPNU-IPPNU di dunia pelajar yang kemudian oleh
organisasi disiasati dengan merubah singkatan menjadi Ikatan Putra Nahdlatul
Ulama-Ikatan Putri-Putri Nadlatul Ulama membawa implikasi beberapa hal,
pertama tercerabutnya Pelajar dan santri NU dari kultur sosialnya, yakni NU
dan masuk dalam area massa yang mengambang (floating mass), sehingga
menyebabkan banyak kader muda NU yang lupa dengan jati diri ke-NU-anya,
kedua semakin kaburnya orientasi pengembangan organisasi dari internal
IPNU-IPPNU karena seringkali bertabrakan dengan Ansor atau Fatayat NU
sementara pada dunia pelajar adalah semakin memudar (kalau tidak boleh
dikatakan hilang)nya semangat dan dinamika organisasi pelajar sebagai efek
seragamisasi (uniformity) organisasi sebagai bentuk lain dari penundukan
kekuatan sosial.
Angin reformasi membawa tuntutan perubahan pula yang mendasar
bagi organisasi. Artinya kalau tidak boleh dikatakan sebagai salah satu
pendorong maka paling tidak salah satu berkahnya adalah dibulkanya kran

17
Materi Lakmud

demokrasi yang menjadi awal masuk bagi kemungkinan penentuan orientasi


pengembangan organisasi IPNU-IPPNU. Parahnya dunia pendidikan Indonesia
juga semakin memperlapang jalan untuk itu. Karenanya melalui Kongres IPNU-
IPPNU 2003 di Surabaya, diputuskan IPNU-IPPNU kembali kehabitatnya di
dunia pelajar, santri dan mahasiswa dengan mengembalikan kembali
akronimnya menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama-Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama.

HISTORIS IPNU-IPPNU
A. Periode Perintis
Munculnya organisasi IPNU-IPPNU bermula dari adanya jam’iyah
yang bersifat lokal atau kedaerahan yang berupa kumpulan pelajar, sekolah
dan pesantren, yang semula dikelola oleh para Ulama. Contohnya jam’iyah
Diba’iyah.
Di Surabaya didirikan TSAMROTUL MUSTAFIDIN (1936).
Selanjutnya Persatuan Santri Nahdlatul Ulama atau PERSANU (1939). Di
Malang (1941) lahir PERSATUAN MURID NU. Dan pada saat itu banyak
para pelajar yang ikut pergerakan melawan penjajah. Pada tahun 1945
terbentuk IMNU atau Ikatan Murid Nahdlatul Ulama. Di Madura (1945)
berdiri IJTIMAUTH TOLABIAH dan SYUBBANUL MUSLIM,
kesemuanya itu juga ikut berjuang melawan penjajah dengan gigih. Di
Semarang (1950) berdiri Ikatan Mubaligh Nahdlatul Ulama dengan
anggota yang masih remaja. Sedangkan 1953 di Nganjuk berdiri
(PERPENU) Persatuan Pelajar NU. Pada tahun yang sama di Bangil berdiri
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPENU). Pada tahun 1954 di Medan
berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Dari sekian banyak nama
yang mendekati adalah IPNU yang lahir di Medan pada tahun 1954.

B. Periode Kelahiran
Gagasan untuk menyatukan langkah dan nama perkumpulan diusulkan
dalam Muktamar LP Ma’arif pada 20 Jumadil Tsani 1373 H bertepatan 24
Februari 1954 M di Semarang. Usulan ini dipelopori oleh pelajar
Yogyakarta, Solo dan Semarang yang terdiri Sofyan Cholil, Mustahal,
Abdul Ghoni, Farida Achmad, Maskup dan M. Tolchah Mansyur. Dengan
suara bulat dan mufakat dilahirkanlah organisasi yang bernama Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama ( IPNU ) dengan ketua pertama Rekan M. Tolchah
Mansyur.

18
Materi Lakmud

Pada 29 April – 1 Mei 1954 diadakan pertemuan di Surakarta yang


terkenal dengan pertemuan KOLIDA (Konferensi Lima Daerah) yang
dihadiri Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Jombang dan Nganjuk (
diwakili Bpk. KH Asmuni Iskandar dari Gurah ). Dalam Konferensi ini
ditetapkan PD/PRT dan berusaha untuk mendapatkan legitimasi/pengakuan
secara formal dari NU.
Usaha untuk mencari legitimasi ini diwujudkan dengan mengirimkan
delegasi pada Muktamar NU ke X di Surabaya pada 8-14 September 1954.
Delegasi dipimpin oleh M. TOLCHAH MANSYUR, dengan beranggotakan
5 orang yaitu SOFYAN CHOLIL, M NAJIB ABDUL WAHAB, ABDUL
GHONI dan FARIDA ACHMAD. Dengan perjuangan yang gigih akhirnya
IPNU mendapatkan pengakuan dengan syarat hanya beranggotakan putra
saja.
Pada 24 Februari – 3 Maret 1955 IPNU mengadakan Kongres ke I di
Malang. Bersamaan dengan itu di kota Solo, Remaja-remaja putri sedang
mengadakan musyawarah dan menghasilkan organisasi Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama ( IPPNU ), tepatnya tanggal 8 Rajab 1374 H bertepatan
dengan tanggal 2 Maret 1955 yang juga ditetapkan sebagai hari lahir
IPPNU.
Dari Kongres ke I – VI status IPNU-IPPNU masih menjadi anak asuh LP
Ma’arif. Dan ketika Kongres ke VI di Surabaya pada 20 Agustus 1966,
IPNU-IPPNU meminta hak Otonomi sendiri dengan tujuan agar dapat
mengatur Rumah Tangganya sendiri dan dapat memusatkan organisasi ini
ke Ibu Kota Negara.
Pengakuan otonomi diberikan pada muktamar NU di Bandung tahun
1967, yang dicantumkan dalam AD/ART NU Pasal 10 Ayat 1 dan ayat 9.
Pada Muktamar NU di Semarang tahun 1979 status IPNU-IPPNU terdapat
pada pasal 2 Anggaran Dasar NU.

C. Periode Pertumbuhan dan Perkembangan


Serangkain Kongres IPNU-IPPNU yang pernah diselenggarakan dalam
rangka lebih meningkatkan kualitas organisasi sebagai berikut:

Konggres I IPNU
1. Tanggal 24 Pebruari – 3 Maret 1955 di Malang.
2. Terpilih sebagai ketua: THOLCHAH MANSUR.

19
Materi Lakmud

3. Lahirnya deklarasi berdirinya IPPNU dan terpilih sebagai ketua: UMROH


MAHFUDHOH.
4. Kebijaksanaan:
a. Berpartisipasi aktif dalam penataan generasi muda (pelajar) sesuai
dengan situasi politik negara.
b. Bersama-sama dengan LP Ma’arif bergerak membina sekolah-sekolah.
c. Mempersiapkan pembentukan wilayah-wilayah.

Konggres II IPNU
1. Dilaksanakan pada tanggal 1 – 4 Januari 1957 di Pekalongan.
2. Terpilih sebagai ketua: THOLCHAH MANSUR.

3. Kebijaksanaan:
a. Pembentuka wilayah-wilayah.
b. Mengkaji keterikatan dengan LP Ma’arif.
c. Berpartisipasi dalam pembelaan negara.
d. Mempersiapkan berdirinya departemen kemahasiswaan.

Konggres I IPPNU
1. Dilaksanakan pada tanggal 16-19 Januari 1956 di Solo.
2. Terpilih sebagai ketua: UMROH MAHFUDHOH (Ny. Tolhah Mansyur).
3. Kebijaksanaan:
a. berpartisipasi aktif dalam penataan generasi muda (pelajar) sesuai
dengan situasi politik negara.
b. Bersama-sama dengan LP Ma’arif bergerak membina sekolah-sekolah.
c. Mempersiapkan pembentukan wilayah-wilayah.

Konggres III IPNU – II IPPNU


1. Dilaksanakan pada tanggal 27 – 31 Desember 1958 di Cirebon.
2. Terpilih sebagai ketua IPNU: THOLCHAH MANSUR.
3. Terpilih sebagai ketua IPPNU: UMROH MAHFUDHOH.
4. Mendirikan Departemen Perguruan Tinggi.
5. Kebijaksanaan:
a. Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang.
b. Berpartisipasi dalam pembelaan negara.
c. Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).

20
Materi Lakmud

Konferensi Besar I
1. Dilaksanakan pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya.
2. Lahirnya Deklarasi berdirinya PMII.
3. Beberapa rumusan tentang kondisi negara dan tanggung jawab IPNU-
IPPNU sebagai generasi penerus.

Kongres IV IPNU – III IPPNU


1. Dilaksanakan tanggal 11 – 14 Pebruari 1961 di Yogyakarta (DIY):
2. Terpilih sebagai ketua IPNU: M. Tolkhah Mansyur tetapi mengundurkan
diri dan diganti/terpilih Drs. ISMAIL MAKI.
3. Terpilih sebagai ketua IPPNU: UMROH MAHFUDLOH MANSYUR
4. Kebijaksanaan:
a. Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang.
b. Berpartisipasi dalam pembelaan negara.
c. Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).

Kongres V IPNU – IV IPPNU


1. Dilakanakan tanggal 13 – 17 Juli 1963 di Purwokerto.
2. Terpilih sebagai ketua IPNU: Drs. ISMAIL MAKKY.
3. Terpilih sebagai ketua IPPNU: MAHMUDAH NAHROWI
4. Rekomendasi kepada pemerintah agar KH. Hasyim Asy’ari sebagai
Pahlawan Nasional.

5. Kebijaksanaan:
a. Terbentuknya CBP IPNU - IPPNU.
b. Ikut terjun langsung dalam pembelaan negara.
c. Berkembangnya olah raga dan seni.

Kongres VI IPNU – V IPPNU


1. Dilaksanakan tanggal 20 –24 Agustus 1966 di Surabaya.
2. Bersamaan dengan dilaksanakan Porseni Nasional.
3. Terpilih sebagai ketua IPNU: ASNAWI LATIF, BA.
4. Terpilih sebagai ketua IPPNU: FAARIDAH MAWARDI.
5. Lahirnya Deklarasi IPNU – IPPNU sebagai Badan Otonom NU.
6. Memindahkan sekretariat pusat dari Yogyakarta ke Jakarta.
7. Ikut terjun dalam pembersihan G 30 S/PKI di daerah-daerah.

21
Materi Lakmud

Kongres VII IPNU – VI IPPNU


1. Dilaksanakan tanggal 20 – 26 Agustus 1970 di Semarang.
2. Terpilih sebagai ketua IPNU: ASNAWI LATIEF, BA.
3. Terpilih sebagai ketua IPPNU: MAHSANAH ASNAWI LATIEF.
4. Kebijaksanaan:
a. Perkembangan politik praktis, sebagaimana saat ini Nahdlatul Ulama
(NU) sebagai organisasi politik Praktis dan IPNU-IPPNU sebagai
Badan Otonomnya.
b. Perkembangan pesat ada pada olahraga dan seni.

Kongres VIII IPNU – VII IPPNU


1. Dilaksanakan tanggal 26 – 30 Desember 1976 di Jakarta (DKI Jaya)
2. Terpilih sebagai ketua IPNU: TOSARI WIJAYA
3. Terpilih sebagai ketua IPPNU: IDA MAWADDAH
4. Mengamanatkan pendirian Departemen Kemahasiswaan.
5. Kebijaksanaan: Kiprah IPNU - IPPNU di dunia politik mempunyai dampak
negatif dan menghambat program pembinaan, khususnya di lingkungan
sekolah dan kampus serta masyarakat bawah, meskipun di sisi lain
memperoleh keuntungan.

Kongres IX IPNU – VIII IPPNU


1. Dilaksanakan pada tanggal 20 – 24 Juli 1981 di Cirebon.
2. Terpilih IPNU: AKSIN ZAIDI sebagai ketua dan S. Abdurrahman sebagai
Sekretaris Jendral.
3. Terpilih IPPNU: TITIN ASIYAH TOHIR
4. Perkembangan IPNU-IPPNU mulai tampak menurun, sebagaimana
perkembangan politik negara dan NU sebagai partai politik (PPP) serta
mulai diberlakukannya UU No. 3 Tahun 1985 tentang Undang-Undang
Organisasi Sosial Politik dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1985 tentang
Undang-undang Keormasan.

Kongres X IPNU – IX IPPNU


1. Dilaksanakan tanggal 29 – 30 Januari 1988 di Jombang.
2. Terpilih sebagai ketua IPNU: Drs. ZAINUT TAUHID SA’ADY.
3. Terpilih sebagai ketua IPPNU: ULFAH MASFUFAH.
4. Menerima Pancasila sebagai satu-satunya azas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (azas organisasi).

22
Materi Lakmud

5. Pada Kongres ini nama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama diubah menjadi
Ikatan Putra Nahdlatul Ulama
6. Utusan dari Nganjuk adalah: Idris Mawardi, dan Muhaimin Hadi.
7. Pada Kongres ini nama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama diubah
menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama.
8. Utusan dari Nganjuk adalah: Mudawamah

Kongres XI IPNU – X IPPNU


1. Dilaksanakan tanggal 23 – 27 Desember 1991 di Lasem Rembang:
2. Terpilih sebagai ketua Drs. ZAINUT TAUHID ULFAH MASFUFAH.
3. Terpilih sebagai ketua ULFAH MASFUFAH.
4. Merekomendasikan kepada pemerintah untuk membubarkan SDSB.
5. Kebijaksanaan:
a. Pelaksanaan kegiatan IPNU tanpa keterkaitan dengan IPPNU begitu
juga sebaliknya (dg. IPP)
b. Pelaksanaan kegiatan harus diteruskan pada struktur hingga ke bawah.
6. Utusan dari Kab. Nganjuk IPNU: Khozin SM.
7. Utusan dari Kab. Nganjuk IPPNU: Dewi Isro’iliyah, Dra. Mudawamah.

Kongres XII IPNU - XI IPPNU


1. Dilaksanakan tanggal 9 – 14 Juli 1996 di Garut.
2. Terpilih sebagai ketua IPNU: Drs. HILMI MUHAMADIYAH
3. Terpilih sebagai ketua IPPNU: Dra. SAFIRATUL MAHRUSOH
4. Utusan dari Nganjuk IPNU: Sutrisno, Drs.M.Khudhori.
5. Utusan dari Nganjuk IPPNU: Dra. Mir’atus Sholihah dan Dra.Dewi
Hamidah.

Kongres XIII IPNU – XII IPPNU


1. Dilaksanakan tanggal 23-26 Maret 2000 di Maros, Makassar.
2. Terpilih sebagai ketua Drs. ABDULLAH AZWAR ANAS.
3. Terpilih sebagai ketua RATU DIAN HATIFAH, S.Ag.
4. Kebijaksanaan:
a. IPNU – IPPNU melakukan reorientasi kepada pelajar, santri, pemuda
dan mahasiswa.
b. Penambahan satu point dalam Citra Diri yaitu Wawasan Keterpelajaran.
5. Utusan dari Kab. Nganjuk

23
Materi Lakmud

IPNU : Bahrudin El Hadi, Mahyudin Fathurrozi, S.Ag., dan Anis


Munirudin Rahmat.
IPPNU: Dra. Lilik Nur Maslihah, Imro’atul Jannah, Kholifatur Rosyidah,
S.Ag.
Kongres XIV IPNU – XIII IPPNU
1. Dilaksanakan tanggal 18-22 Juni 2003 di Asrama haji Sukolilo Surabaya,
Jatim.
2. Terpilih sebagai ketua Mujtahidurridho SZ dari Nganjuk.
3. Terpilih sebagai ketua Siti Soraya Devi dari Jawa Barat.
4. Kebijaksanaan:
a. Lebih serius dalam mendampingi basis pelajar, santri dan mahasiswa
dengan mengubah nama menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama-Ikatan
Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
b. Penentuan strategi pengembangan organisasi berdasarkan analisa
SWOT dalam konteks pertarungan global.
c. Pemroklamiran Khittah IPPNU 1955
d. Menuntut dicabutnya UU no 8 1984.
5. Utusan dari Kab. Nganjuk
IPNU : Bahrudin El Hadi, Ahmad Mufid, M. Ma’ruf Basman As dan Anis
Munirudin Rahmat serta Ahmad Munir Khan.
IPPNU: Lilik Nur Maslihah S. Ag, Husnul Khotimah dan Siti Istifadatul U.
CITRA DIRI IPNU-IPPNU
IPNU-IPPNU adalah wadah perjuangan Putra-Putri NU untuk
mensosialisasikan komitmen nilai-nilai kebangsaan, ke Islaman, keilmuan dan
kekaderan dalam upaya penggalian dan pembinaan potensi sumber daya
anggota yang senantiasa mengandalkan kerja nyata demi tegaknya ajaran Islam
Ahlus sunnah wal Jama'ah dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Komitmen
tersebut berorientasi pada :
a. Wawasan Kebangsaan.
Yaitu wawasan yang dijiwai oleh asas kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan, yang mengakui kebhinekaan sosial, budaya dan
peduli terhadap nasib bangsa dan negara berdasarkan prinsip keadilan,
persamaan dan demokrasi.
b. Wawasan Ke-Islaman.
Yaitu wawasan yang menempatkan ajaran Islam sebagai sumber motivasi
dan ispirasi dalam memberikan makna dan arah pembangunan manusia.

24
Materi Lakmud

Oleh karena itu IPNU-IPPNU harus bersikap Tawasuth dan I'tidal, bersikap
membangun dan menghindari sikap ekstrim ( tatharruf ), Tasamuh, toleran
terhadap perbedaan, seimbang dalam menjalin hubungan antara manusia
dan tuhannya serta manusia dengan lingkungannya, amar ma'ruf nahi
munkar, mandiri, bebas, terbuka dan bertanggung jawab dalam berfikir,
bersikap dan bertindak.
c. Wawasan Keilmuan.
Wawasan yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk
mengembangkan kecerdasan anggota dan kader. Sehingga dengan ilmu
pengetahuan anggota bisa mengaktualisasikan dirinya sebagai manusia
seutuhnya dan tidak menjadi beban sosial lingkungannya.
d. Wawasan Kekaderan.
Wawasan yang menempatkan organisasi sebagai wadah untuk membina
anggota menjadi kader-kader yang memiliki komitmen terhadap idiologi,
cita-cita, perjuangan organisasi, bertanggung jawab dalam membentengi
dan mengembangkan organisasi, memiliki wawasan kebangsaan yang utuh,
serta memiliki kemampuan teknis metodologis untuk mengembangkan
organisasi.
e. Wawasan Keterpelajaran
Ialah wawasan yang menempatkan organisasi dan anggota pada
pemantapan diri sebagai center of excellennce pemberdayaan sumber daya
manusia terdidik yang berilmu, berkeahlian dan visioner, yang diikuti
kejelasan misi sucinya, sekaligus strategi dan operasionalisasi yang
berpihak kepada kebenaran, kejujuran, serta amar ma’ruf nahi munkar.
Wawasan ini meniscayakan karakteristik organisasi dan anggotanya untuk
senantiasa memiliki hasrat ingin tahu, belajar terus- menerus dan
menciontai masyarakat belajar, mempertajam daya analisis, daya sintesis
pemikiran agar dapat membaca realitas dan dinamika kehidupan yang
sesungguhnya, terbuka menerima perubahan, pandangan dan cara-cara
baru, pendapat baru serta pendapat yang berbeda, menjunjung tinggi nilai,
norma, kaidah dan tradisi serta sejarah keilmuan dan berorientasi ke masa
depan.

25
Materi Lakmud

TANTANGAN ORGANISASI MASA DEPAN


Sebagai organisasi keagamaan, IPNU-IPPNU menempatkan nilai Islam
Ahluss Sunnah Wal Jama’ah sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam
memberi makna serta arah pembangunan manusia menuju penyempurnaan nilai
kemanusiaannya. Oleh sebab itu dalam bermasyarakat IPNU-IPPNU bersikap
Tawasuth/Adil dan I’tidal/ Kejujuran. Juga bersikap membangun, menghindari
perilaku Tatharruf/Ekstrim, memaksakan kehendak dengan menggunakan
kekuasaan, toleran terhadap perbedaan pendapat, amar ma’ruf nahi munkar,
mandiri, bebas, bertanggung jawab dalam bertindak dan berfikir.
Apa yang akan dilakukan IPNU-IPPNU dalam menghadapi era
Globalisasi di abad 21 ?.. Siapkah IPNU-IPPNU bertarung dalam menghadapi
kondisi dan situasi yang baru di abad 21.
Tantangan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda ( OKP ) dalam era
globalisasi ini cukup berat dan perlu pemikiran dan persiapan yang matang.
Kata kunci dari Globalisasi adalah PERSAINGAN. Mampukah IPNU-IPPNU
bersaing mengandalkan potensi sumber daya yang ada saat ini ?..
Agar mampu bersaing IPNU-IPPNU dituntut mempunyai kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) yang banyak dan berkualitas. Pola kemitraan
barangkali juga bisa dijadikan model pengembangan organisasi, sebab dengan
kemitraan ini antar pihak yang bermitra bisa saling bekerja sama, saling
mengisi, saling menguntungkan dan berbagi resiko.
Menghadapi kondisi yang demikian itu menuntut konsekuensi logis
bahwa SDM dalam hal ini jumlah anggota yang banyak dan berkualitas tidak
bisa ditawar-tawar lagi. Yang perlu kita persiapkan sekarang ini adalah kader-
kader yang berkualitas. Karena jumlah kader/anggota yang banyak belum
menjamin akan kualitas yang optimal. Arah program sudah saatnya dirubah.
Apabila awalnya kita hanya berusaha memperbanyak anggota/kader, maka
sudah saatnya arahnya kita rubah pada program-program yang mengarah pada
peningkatan kualitas organisasi dan kualitas anggota. Dalam berstrategi di abad
21 kegiatan-kegiatan kita sedikit banyak kita arahkan pada hal-hal sebagai
berikut :
a. Membina dan mengembangkan organisasi dan anggota dalam program
kaderisasi.
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap NU dalam
perjuangan berkhidmat pada agama, nusa dan bangsa.
c. Meningkatkan kemampuan untuk memahami ajaran Islam Ala Ahluss
Sunnah wal Jama’ah.

26
Materi Lakmud

d. Meningkatkan pemahaman terhadap ideologi Pancasila baik secara


konseptual maupun operasional.
Sedangkan dari segi pengkaderan, langkah yang bisa kita ambil
diantaranya adalah :
a. Mengembangkan jenis-jenis pelatihan ketrampilan dalam rangka
mengembangkan bakat, minat dari anggota dalam upaya peningkatan
profesionalisme kader.
b. Meningkatkan pelaksanaan pelatihan-pelatihan formal di semua tingkat
kepengurusan.
c. Menumbuhkan pola berfikir kritis dan kreatif.
d. Menyediakan sarana dan fasilitas pembinaan kader melalui forum-forum
kajian keilmuan dan kajian ilmiah.

Demikian sekilas hal yang merupakan tantangan bagi kader organisasi


IPNU-IPPNU dalam menghadapi abad 21 yang akan datang dan beberapa hal
yang perlu kita persiapkan agar IPNU-IPPNU lebih eksis, berwibawa dan
berkualitas disetiap program-program dalam kiprahnya dalam percaturan
dimasyarakat, bangsa, negara serta agama. Semoga menjadikan pemikiran, dan
akhirnya semoga taufiq, hidayah, dan rahmat Allah selalu menyertai organisasi
dan perjuangan kita. Amiin Ya Robbal ‘Alamin. Selamat Belajar, Berjuang
dan Bertaqwa.

27
Materi Lakmud

MATERI III
KE-INDONESIAAN

Pengantar
Sudah 63 tahun berlalu, sejak Soekarno-Hatta dan para founding fathers
memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, pada 17 Agustus 1945.
Sekian lama sesudahnya, terutama saat di bawah pemerintahan Orde Baru, apa
yang kita anggap sebagai identitas “Indonesia” seolah-olah sudah final. Sesuatu
yang sudah selesai. Namun, berbagai perkembangan terakhir, terutama yang
muncul sejak jatuhnya rezim Orde Baru di bawah Soeharto, seolah-olah
menyentakkan kita kembali ke realitas. Yaitu, bahwa apa yang kita sebut
sebagai identitas “Indonesia” dan keindonesiaan ternyata adalah sesuatu yang
masih harus terus kita perjuangkan. Ia adalah sesuatu yang selalu dalam
pembentukan, selalu dalam proses menjadi (becoming). Konflik berdarah
bernuansa agama di Ambon dan Maluku; pembantaian etnis di Kalimantan yang
melibatkan suku Dayak dan Madura; gerakan separatis bersenjata di Papua dan
Aceh; kerusuhan Mei 1998 di Jakarta; dan banyak lagi yang tak bisa disebut
satu-persatu, telah memberi aksentuasi lebih kuat tentang “kerapuhan” atau
perlunya dirumuskan kembali identitas keindonesiaan tersebut. Terakhir, adalah
munculnya tantangan globalisasi, yang terwujud pada semakin tipisnya batas-
batas teritorial antarnegara, serta semakin mudahnya perpindahan uang,
manusia, barang, jasa, ide, dan informasi, melintasi batas-batas
negara.Fenomena kontemporer ini terasa semakin intensif menghadapkan
“kekitaan” dan keindonesiaan, dengan sesuatu yang kita pandang sebagai pihak
luar atau “kelianan” (others).

Maksud dan Tujuan


Teks dalam bahasan di sini dimaknai dalam arti luas, bukan semata-mata
kumpulan kata-kata lisan atau tertulis.Teks adalah bahasa dalam penggunaan
(language in use), dan bahasa itu sendiri adalah salah satu unsur kebudayaan
manusia.Teks berkaitan dengan konteks atau situasi tertentu, baik saat teks itu
diproduksi, maupun saat teks tersebut ditafsirkan.
Dengan membaca dan menganalisis teks, kita dapat melihat bagaimana
suatu realitas dikonstruksi secara sosial.Realitas sosial, dalam hal ini
kebangsaan dan nasionalisme Indonesia, bukanlah sesuatu yang ada begitu

28
Materi Lakmud

saja.Ia diciptakan, dibentuk atau dikonstruksi dalam ruang dan waktu tertentu,
melalui suatu proses historis tertentu yang tidak linier, dan dengan demikian
juga bisa mengalami masa pasang dan masa surut.
Bangsa, Kebangsaan, dan Nasionalisme
Mendiang Presiden Soekarno sering bicara dengan lantang tentang
penjajahan Belanda selama 350 tahun terhadap “Indonesia.” Meski ada suara-
suara kritis, sampai saat ini, dalam materi pelajaran sejarah nasional yang
diajarkan di sekolah-sekolah, kepada para siswa juga masih diajarkan tentang
mitos penjajahan Belanda selama 350 tahun itu. Padahal pada waktu VOC
Belanda bercokol di wilayah yang sekarang bernama Indonesia ini, saat itu
identitas “Indonesia” belum dikenal.Yang ada hanyalah sejumlah kerajaan di
berbagai kepulauan.Seperti dikatakan Anderson, “Indonesia” adalah hasil
ciptaan abad ke-20.Sedangkan, sebagian besar wilayah yang sekarang diakui
sebagai wilayah Indonesia sebenarnya baru dikuasai Belanda antara tahun 1850-
1910. Jika konsep Indonesia saja baru “diciptakan” pada abad ke-20, jadi
siapakah yang dapat disebut bangsa Indonesia tersebut?
Istilah bangsa (nation), kebangsaan (nationality), dan nasionalisme
(nationalism) bukanlah sesuatu yang mudah dirumuskan.Fenomena bangsa dan
nasionalisme ini nyata pengaruhnya dalam sejarah dunia, namun teori-teori
tentangnya justru tidak banyak. Tidak seperti isme-isme lain, nasionalisme tidak
pernah menghasilkan pemikir-pemikir besarnya sendiri.
Anderson, dalam semangat antropologis, mengusulkan definisi bangsa
sebagai komunitas politik terbayangkan (imagined political community).
Komunitas ini dibayangkan secara inheren bersifat terbatas (limited) dan
berdaulat (sovereign). Komunitas ini disebut terbayangkan, karena bahkan
anggota bangsa yang terkecil sekalipun tak akan pernah tahu, bertemu, ataupun
mendengar tentang sebagian besar dari para anggota bangsanya. Meski begitu,
dalam pikiran mereka, hidup suatu gambaran atau citra tentang kesatuan
(communion) mereka. Ernest Gellner mengatakan, “Nasionalisme bukanlah
kebangkitan bangsa-bangsa ke arah kesadaran diri (self-consciousness): ia
menciptakan bangsa-bangsa di mana mereka (awalnya) tidak ada.”
Suatu bangsa dibayangkan bersifat terbatas karena bahkan bangsa yang
terbesar, yang jumlah anggotanya katakanlah melebihi satu milyar orang,
memiliki batas-batas yang tertentu, walaupun batas itu bersifat elastis. Di luar
batas itu, terdapat bangsa-bangsa lain.
29
Materi Lakmud

Suatu bangsa dibayangkan berdaulat karena konsep bangsa ini lahir pada
zaman di mana Pencerahan (Enlightenment) dan Revolusi menghancurkan
legitimasi kekuasaan, yang bersandarkan pada dinasti hirarkial atau perintah-
perintah keilahian.Ukuran dan lambang dari kebebasan ini adalah negara
berdaulat (sovereign state).
Terakhir, bangsa itu dibayangkan sebagai komunitas, karena --meskipun
ada ketidaksetaraan dan eksploitasi yang mungkin terjadi di dalamnya-- bangsa
tersebut selalu dipahami sebagai wujud persahabatan yang horizontal dan
mendalam.Pada akhirnya, rasa persaudaraan dan persahabatan inilah yang
memungkinkan jutaan orang, selama dua abad terakhir, bersedia berjuang atau
mati untuk suatu bayangan terbatas.
Dalam konteks semacam ini, nasionalisme harus dipahami dengan
mengaitkannya, bukan dengan ideologi-ideologi politik yang dianut secara
sadar, melainkan dengan sistem-sistem budaya besar yang mendahului
nasionalisme tersebut. Nasionalisme muncul dari sana, dan juga berhadapan
dengannya.
Dua sistem budaya yang relevan dalam hal ini adalah komunitas religius
dan kerajaan dinastik.Pada masa kejayaannya, kedua sistem budaya ini diterima
begitu saja sebagai kerangka rujukan, seperti juga kebangsaan atau nasionalitas
pada saat ini.Nasionalisme bangkit pada zaman ketika cengkeraman aksiomatik
konsepsi-konsepsi budaya mendasar ini mulai kendur terhadap pikiran umat
manusia.

Mengkonstruksi Identitas Keindonesiaan


Bicara tentang konstruksi identitas keindonesiaan, berarti bicara tentang
sejarah panjang, yang tak mungkin terpapar secara utuh dan memuaskan dalam
makalah yang pendek ini. Maka penulis di sini hanya akan mencuplik beberapa
fragmen sejarah, yang dianggap penting sebagai contoh, dalam proses
mengkonstruksi identitas keindonesiaan dan nasionalisme Indonesia. Dalam
kaitan tersebut, kita tidak bisa melewatkan peristiwa bersejarah pada 28
Oktober 1928, di mana wakil-wakil dari kalangan pemuda dari berbagai etnis
dan daerah, berkumpul dan mendeklarasikan Sumpah Pemuda. Dalam Sumpah
Pemuda itu, secara sadar mereka menyatakan komitmen untuk berbangsa,
bertanah air, dan berbahasa satu: Indonesia.

30
Materi Lakmud

Pada masanya, Sumpah Pemuda 1928 ini patut dianggap suatu tindakan
revolusioner.Karena para pemuda ini secara sadar menciptakan sesuatu yang
sebelumnya tidak ada, yaitu identitas Indonesia. Padahal nama “Indonesia”
sendiri adalah temuan seorang ilmuwan asal Skotlandia, yang kemudian
diadopsi oleh para tokoh pergerakan kebangsaan.
Konstruksi identitas Indonesia yang dibangun tidak dilandaskan pada
agama tertentu ataupun etnis tertentu.Padahal, dari segi jumlah penduduk saat
itu, etnis Jawa adalah yang paling besar jumlahnya.Selain itu, meski belum ada
sensus terinci, agama yang terbanyak dianut saat itu tampaknya adalah Islam.
Tidak dipaksakannya bahasa Jawa sebagai bahasa nasional, adalah langkah
yang sangat progresif.Diadopsinya bahasa Melayu –yang merupakan bahasa
pengantar utama di kepulauan Nusantara saat itu—menjadi bahasa nasional
Indonesia, adalah langkah besar dalam mengkonstruksi identitas
keindonesiaan.Bahasa Indonesia terbukti bertahan dan digunakan secara meluas
sampai saat ini.
Momen historis penting lain dalam konstruksi identitas keindonesiaan
adalah perumusan dasar negara Pancasila, yang tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Dalam perumusan dasar negara ini sempat terjadi
pergulatan wacana atau tarik-menarik, antara kelompok yang memperjuangkan
aspirasi nasionalis sekuler dengan kelompok yang memperjuangkan aspirasi
nasionalis keislaman. Kedua pandangan ini mewarnai Sidang
Pertama Dokuritsu Junbi Cosakai(Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan) yang berlangsung dari 29 Mei sampai 1 Juni 1945.
Terbentuklah Panitia Sembilan untuk menyusun Pembukaan UUD. Dalam
Pembukaan UUD yang mereka susun pada 22 Juni 1945, yang dikenal sebagai
Piagam Jakarta, Pancasila dirumuskan untuk pertama kalinya sebagai berikut:
(1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya; (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab; (3) Persatuan Indonesia;
(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan; dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Dalam prosesnya kemudian, akibat penolakan wakil kelompok non-
Muslim, kalimat “dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi para
pemeluk-pemeluknya” itu dihapus, dan jadilah Pancasila dengan susunan
seperti yang kita kenal sekarang.

31
Materi Lakmud

TRANSFORMASI NU UNTUK INDONESIA


Tanggal 31 Januari 2018 usia Nahdlatul Ulama (NU) menginjak 92 tahun.
Sebuah usia yang tidak lagi muda. Sebagai organisasi yang berdiri hampir satu
abad, kiprah NU dalam mengawal NKRI tentu tak dapat dibantah. Kiprah
tersebut bahkan tertoreh dalam tinta emas, mulai dari perjuangan
prakemerdekaan hingga sekarang. Namun, seiring berjalannya waktu, kiprah
NU tampak mengalami 'penyempitan gerak'. Semangat kebangkitan bangsa
(nahdlatul wathan), kebangkitan ekonomi (nahdlatut tujjar), dan kebangkitan
pemikiran (tashwirul afkar), yang merupakan pilar berdirinya NU, kini mulai
terdengar sayup-sayup.
Secara internal, generasi muda NU bahkan seperti mengalami 'stagnasi
pemikiran'. Pada saat yang sama, kita juga belum menemukan visi besar
generasi muda NU, terkait bagaimana peran dan kontribusi NU terhadap
Indonesia dalam konteks percaturan global. Diskursus inilah yang tampaknya
perlu diangkat sebagai sebuah refleksi dan otokritik peran strategis NU
menjelang satu abad usianya.
Transformasi NU
Tentu kita tidak ingin hanya mengutuk kegelapan tanpa menyalakan lilin.
Sebagai organisasi yang lahir atas semangat cinta Tanah Air (hubbul wathon),
NU perlu segera melakukan apa yang disebut 'transformasi'. Mengutip Piort
Stomka (2007), transformasi berarti mengubah suatu kondisi dan sifat tertentu
menjadi kondisi atau sifat yang lain. Perubahan dalam transformasi dapat terjadi
melalui proses alamiah atau disengaja. Dalam konteks NU, transformasi dapat
diwujudkan dalam dua hal. Pertama, melakukan perubahan paradigma di
kalangan generasi muda NU.
Perubahan paradigma urgen karena dalam dimensi gelombang peradaban
manusia, meminjam istilah futuris Alvin Toffler (1986), kita saat ini berada
pada era informasi, bukan lagi era industri apalagi era bercocok tanam. Artinya,
pertarungan pada abad informasi bukan hanya pertarungan teritori dengan
menggunakan kekuatan fisik, melainkan pertarungan pemikiran melalui
kecerdasan dan penguasaan informasi.
Zaman sudah berubah. Situasi yang berbeda tentu memerlukan pendekatan
berbeda pula. Pada era kemerdekaan, NU punya barisan Hisbullah yang
dipimpin H Zainul Arifin, Sabilillah yang dipimpin KH Masykur, Mujahidin
32
Materi Lakmud

yang dipimpin KH Wahab Hasbullah yang bertugas menghadapi kekuatan


Belanda.
Sekarang NU juga mesti punya 'barisan perang modern' berbaris pada
penguasaan teknologi informasi supercanggih dan kekuatan ekonomi umat yang
kokoh, dalam rangka melakukan adjustment terhadap pertarungan geopolitik
AS ataupun geoekonomi Cina di Asia Pasifik. Tentunya ini ditujukan untuk
mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara yang telah disepakati para kiai
NU sebagai negara bersama. Kedua, mendobrak stagnasi pemikiran di kalangan
generasi muda NU yang terkurung dalam karierisme politik partai. Dalam
konteks ini, saya teringat dengan ramalan Nurcholish Madjid (Cak Nur) bahwa
pada akhir dekade 1990 terjadi 'bom intelektualisme' NU. Ketika itu para
generasi muda NU mengalami 'kegilaan' dalam melahap pemikiran-pemikiran
Barat sehingga menimbulkan satu 'ledakan pemikiran', yang oleh Greg Barton
disebut sebagai neo-modernisme Islam.
Meskipun neo-modernisme ini kemudian mengental menjadi liberalisme
Islam, sebagai sebuah kebangkitan pemikiran, hal itu positif guna mendorong
nalar kritis generasi NU. Tentu dengan prinsip mempertahankan nilai-nilai lama
yang baik dan bersikap terbuka terhadap nilai-nilai baru yang terbukti lebih baik
(al-muhafadhah alal qadim as sholih wal akhdu bil jadidil ashlah). Hal ini
sangat penting karena penumpukan kader-kader terbaik NU di ruang politik
partai menafikan adanya ruang-ruang lain yang tidak kalah pentingnya. Sebagai
kelompok yang terbiasa berpikir besar seperti direpresentasikan figur KH
Abdurrahman Wahid (Gus Dur), hendaknya NU mampu berpikir dan bergerak
dalam kerangka 'Orde Nasional’ sebagai ruang konsensus bersama.
Sudah semestinya dengan kerangka ini, NU mampu melebarkan eksistensi
pengabdiannya di berbagai bidang strategis. Tentunya bukan dalam kerangka
hegemoni atau dominasi, tetapi mengutip kata-kata KH Ma’ruf Amin, rais ‘aam
PBNU, dalam rangka melindungi nilai-nilai agama (himayatud din) dan wadah
bersama yang disepakati, yaitu negara (himayatud daulah).
Kini kita merindukan munculnya kembali 'ledakan pemikiran' di kalangan
generasi muda NU. Jika dulu ledakan pemikiran NU memuat diskursus ihwal
'kebangkitan Islam', dalam konteks hari ini, ledakan pemikiran NU dapat berisi
bahasan penting bertajuk: Indonesia Emas 2045.
Indonesia Emas 2045 adalah sebuah impian besar tentang Indonesia yang
unggul, mampu bersaing dengan negara-negara lain, dan diproyeksikan menjadi
33
Materi Lakmud

salah satu dari tujuh kekuatan ekonomi dunia dengan pendapatan per kapita
47.000 dolar AS. Ini penting karena tahun 2025-2030, Indonesia akan
menghadapi puncak bonus demografi. Sebanyak 70 persen penduduk Indonesia
merupakan usia produktif.
NU sebagai organisasi yang memiliki generasi millennial berlimpah, tentu
memiliki peran sangat strategis dalam upaya mewujudkan Indonesia emas 2045
tersebut. Patut disyukuri, saat ini peluang anak-anak muda NU untuk tumbuh
semakin luas seiring persebaran mereka secara merata di berbagai fakultas
terbaik di negeri ini dan luar negeri. Dilandasi visi keislaman dan kebangsaan
yang kuat, plus background pendidikan tersebut, insya Allah kontribusi anak-
anak muda NU akan semakin diperhitungkan.

Halakah pemikiran dan gerakan


Karena itu, ke depan NU perlu menghelat 'halakah pemikiran dan gerakan'.
Halakah pemikiran dan gerakan adalah suatu forum generasi muda NU yang
terdiri atas kaum intelektual, akademisi, pengusaha, teknokrat, budayawan,
seniman, penulis/jurnalis, kreator, pimpinan organisasi, dan lainnya. Halakah ini
merupakan ruang bersama untuk mulai menata langkah gerak secara utuh dan
saling tersambung. Halakah pemikiran dan gerakan juga merupakan follow
up dari gagasan transformasi NU dengan tiga agenda utama.
Pertama, memformulasikan pemikiran dan visi gerakan menghadapi abad
kedua NU. Ini merupakan bentuk pengejawantahan dari apa yang disebut
kebangkitan pemikiran. Transformasi ini diarahkan untuk mempersiapkan 100
tahun kedua NU, bukan semata-mata menyambut usia 100 tahun. Inilah
sebenarnya yang harus menjadi tongkat estafet keberlanjutan antara generasi
abad pertama dan generasi abad kedua.
Kedua, menyusun visi dan strategi besar NU dalam mendorong
terwujudnya Indonesia Emas 2045. Ini merupakan bentuk transformasi dari
kebangkitan bangsa. Segenap generasi muda NU harus diarahkan kepada
kekaryaan produktif bagi terciptanya Indonesia Emas. Diperlukan
suatu guidance yang terstruktur dan dapat menjadi roadmapgerakan ke arah
tersebut. Karena itu, anak-anak muda NU harus mengintegrasikan diri
sepenuhnya ke dalam sistem nasional sesuai keahlian dan kompetensinya
masing-masing. Secara bertahap dan generatif, kontribusi positif tersebut akan
dapat termanifestasikan sesuai dengan visi Islam rahmatan lil ‘alamin.
34
Materi Lakmud

Ketiga, menyusun gerakan ekonomi umat sebagai bagian dari


pengimplementasian kebangkitan ekonomi. Gerakan ekonomi itu dapat
dilakukan dengan semangat kerja sama dan sinergi dengan komponen-
komponen Orde Nasional yang lain. Pada era yang terbuka ini, soliditas
ekonomi umat dan solidaritas antarkomponen menjadi sama-sama penting.
Kekokohan ekonomi umat yang ditopang oleh kerja sama akan menjadi mantra
baru kebangkitan ekonomi nasional. Arus baru ekonomi nasional yang
dicanangkan oleh Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), yang mengedepankan
pertumbuhan dari bawah melalui kerja sama para pengusaha besar dan
pengusaha kecil, harus disambut baik.
Alih-alih sebagai musuh, pengusaha besar harus didorong sebagai mitra
strategis pengusaha kecil. NU yang memiliki Himpunan Pengusaha Nahdliyin
(HPN) dan Himpunan Pengusaha Santri (HIPSI) harus mempercepat munculnya
para entrepreneur muda sejak dini. Ini dilakukan dengan menumbuhkan praktik
dan pendidikan kewirausahaan dalam kurikulum pesantren dan sekolah-sekolah
yang berafiliasi dengan NU. Kita berharap, generasi muda NU hari ini mampu
menjadi--meminjam istilah Gramsci--intelektual organik. Sebab, dalam upaya
transformasi ataupun perubahan sosial, pelibatan lapisan kelas terdidik yang
solid dan terorganisasi sangat diperlukan. Tentu lompatan terpenting NU adalah
bagaimana pada usianya menjelang satu abad ini mampu melakukan
transformasi.

35
Materi Lakmud

MATERI IV
MANAJEMEN ORGANISASI

Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Diharapkan audiens dapat mengetahui dan mengerti tentang pengertian
Manajemen dan fungsi-fungsinya.

Tujuan Pembelajaran:
1. Diharapkan audiens memahami pengertian Manajemen.
2. Diharapkan audies bisa mengerti fungsi-fungsi manajemen.
3. Diharapkan audies bisa menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam
Organisasi.

9. PENDAHULUAN
Bila dipelajari dari literatur manajemen, maka akan nampak bahwa
istilah manajemen mengandung tiga pengertian, Pertama: Manajemen
sebagi proses. Kedua: Manajemen sebagai kolektifitas orang yang
melakukan manajemen dan Ketiga: Manajemen sebagai suatu seni
(ART) dan sebagai ilmu.
Memperhatikan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya, terutama
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Untuk itu maka seorang manajer/pimpinan dituntut mempunyai
ketrampilan manajerial. Menurut Robert Kozt ada 4 ketrampilan yang
perlu dimiliki oleh pimpinan yaitu :
1. Ketrampilan Konseptual ( Conseptual Skills )
Yaitu kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi.
2. Ketrampilan Kemanusiaan ( Human Skills )
Kemampuan untuk bekerja dengan memahami dan memotivasi
orang lain baik sebagai individu maupun kelompok.
3. Ketrampilan Administratif ( Administratif Skills )
Kemampuan yang berkaitan dengan perencanaan,
pengorganisasian, staffing atau penyusunan personalia organisasi
dan pengawasan.
4. Ketrampilan Teknik ( Technical Skills )

36
Materi Lakmud

Kemampuan untuk menggunakan alat-alat, prosedur-prosedur


atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu misalnya akuntansi,
permesinan, penjualan dll

10. FUNGSI-FUNGSI DASAR MANAJEMEN


1. Planning (Perencanaan).
Adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa
yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.

Tipe-Tipe Planning :
a. Rencana Strategis ( Strategic Planning )
Proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi,
kebijaksanaan dan program-program strategis yang diperlukan
untuk tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan.
b. Rencana Opersional ( Operational Planning )
Adalah penguraiaan lebih terperinci bagaimana rencana strategis
akan dicapai atau dilaksanakan.
1. Rencana Operasional Sekali Pakai ( Single Use Planning )
Rencana untuk mencapai tujuan organisasi tertentu yang tidak
berulang dalam bentuk yang sama di waktu mendatang.
2. Rencana Operasional Tetap ( Stand Planning )
Rencana yang berupa kebijaksanaan, prosedur dan aturan yang
ditetapkan dan akan terus diterapkan sampai perlu diadakan
perubahan ataupun dihapus.

Tahap-tahap Planning :
a Menentukan tujuan atau serangkaiaan tujuan
b Merumuskan keadaan/kondisi saat ini
c Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
d Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan

Syarat-syarat Planning:
a. Tujuan dirumuskan dengan jelas.
b. Sederhana/Simple tetapi tidak remeh, tidak terlalu tinggi tetapi
rasional, mudah dipahami dan dilaksanakan.
c. Sifatnya fleksibel (dapat menyesuaikan Sikon).

37
Materi Lakmud

d. Ada keseimbangan planning ke luar dan ke dalam.


e. Membuat analisa dan pengelompokan kegiatan yang direncanakan.

Manfaat Planning:
a. Tujuan dapat sesuai dan jelas.
b. Merupakan Guide (petunjuk) bagi anggota.
c. Merupakan Control/alat pengendali pelaksanaan kerja organisasi.
d. Menjamin sumber-sumber secara efektif dan efisien.
e. Memudahkan koordinasi

2. Organizing ( Pengorganisasian)
Adalah proses pengelompokan, orang-orang, alat-alat, tugas dan
tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta satu
kesatuan kerja yang utuh dalam rangka pencapaian tujuan.
Proses Organizing :
a. Perumusan tujuan harus jelas dan lengkap, baik bidang, ruang
lingkup, sasaran keahlian, serta peralatan yang diperlukan sehingga
diketahui besar kecilnya organisasi.
b. Penetapan tugas pokok/Job Description, yaitu sasaran yang
dibebankan pada organisasi untuk dicapai. Tugas pokok harus
merupakan bagian dari tujuan dan dalam batas kemampuan untuk
dicapai dalam jangka waktu tertentu.
c. Perincian kegiatan/membuat skala prioritas, mana yang penting
dan mana yang kurang penting.
d. Pengelompokan kegiatan dalam fungsi-fungsi, karena ada kegiatan
yang erat hubungannya dengan kegiatan yang lain, dan ada pula
yang tidak berhubungan. Pengelompokan disini dapat berbentuk
Horisontal maupun vertikal.
e. Departementasi, yaitu proses penobatan fungsi-fungsi menjadi
kesatuan kerja, misal: Biro, Bagian, Direktorat, dll.
f. Penetapan Otoritas/Wewenang/Kekuasaan, yaitu pemberian
wewenang terhadap fungsi-fungsi dengan prinsip bahwa otoritas
harus sebanding dengan tugas dan kewajiban yang harus
dilaksanakan.
g. Staffing/Rekruitmen/Penarikan anggota, dengan berprinsip pada
The Right Man Of the Right Place dan the Right Behind the Gun

38
Materi Lakmud

artinya penempatan orang yang tepat dan penempatan orang yang


tepat untuk jabatan yang tepat.

Struktur Organisasi :
Adalah mekanisme formal organisasi yang dikelola, yang
menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan
antara fungsi-fungsi, bagian-bagian ataupun posisi orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Ada beberapa bentuk struktur organisasi yang kita kenal dan banyak
diterapkan di negara kita yaitu :

1. Struktur Organisasi Garis/Lini ( Line Organization )

KETUA
AAAAA

WK I WK II WK III

Kelebihan kelebihan model ini adalah : Kesatuan komando sangat terjamin


karena pimpinan dalam satu tangan, Garis komando berjalan tegas karena
pimpinan langsung berhubungan dengan anggota, Proses pengambilan
keputusan cepat, Rasa solidaritas para anggota tinggi karena saling
mengenal. Adapaun kelemahannya adalah : Seluruh organisasi terlalu
tegantung pada satu orang saja, Kecenderungan untuk bertindak otoriter
sangat besar, serta kesempatan bagi anggota untuk mengembangkan diri
sangat terbatas.

2. Organisasi Garis dan Staf ( Line and Staf Organization )

KETUA
STAFF

WK I WK II WK III
39
Materi Lakmud

Kelebihan model ini adalah : Dapat diterapkan dalam organisasi besar


ataupun kecil serta dengan tujuan apapun,Terdapat pembagian tugas antara
pimpinan dengan pelaksana karena adanya staf, Bakat yang berbeda-beda
dari anggota dapat dikembangkan, Pengambilan keputusan lebih sehat
karena adanya Staff, Koordinasi lebih baik karena terdapat pembagian
tugas yang jelas. Kelemahannya adalah : Rasa solidaritas antar
anggota/bagian agak berkurang, Perintah menjadi kabur karena adanya
advis/nasehat dari para staff/pembantu, Kesatuan komnado menjadi
berkurang, dll.

3. Organisasi Fungsional ( Functional Organization )

KETUA

WK I WK II WK III

ANGGOTA
Kelebihan model ini adalah : Pembidangan tugas dapat menjadi lebih jelas,
Spesialisasi departemen para anggota lebih efektif, Solidaritas antar
departemen menjadi tinggi, Koordinasi antar anggota dapat berjalan
dengan lancar. Adapun kelemahannya adalah: Anggota terlalu
memperhatikan spesialisasinya sendiri-sendiri, Koordinasi secara
menyeluruh sangat sulit, Banyak terjadi konflik akibat adanya
pembidangan/spesialisasi.

Organisasi Kepanitiaan :
a. Panitia Tetap/Panitia Struktural (Standing Commitees)
Adalah bagian tetap dari struktur organisasi yang dibentuk guna menangani
tugas yang terus menerus ada dalam organisasi.
b. Panitia Ad Hoc (Panitia Tidak Tetap)
Adalah bagian tetap dari struktur organisasi yang dibentuk guna menangani
tugas yang bersifat tidak tetap ada dalam organisasi.

40
Materi Lakmud

Berbagai keuntungan adanya organisasi Kepanitiaan :


- Keputusan yang diambil mempunyai kualitas yang lebih baik
- Memperbaiki dan melatih koordinasi
- Merupakan tempat/wahana untuk pelatihan bagi calon pemimpin
- Penyebaran kekuasaan/Menghindari sikap otoriter

Kerugian Organisasi Kepanitiaan :


- Pemborosan waktu karena pembahasannya berlarut-larut
- Pemborosan biaya
- Dominasi individu lebih besar
- Adanya persetujuan dan kompromi lebih dahulu
- Kurangnya tanggung jawab
3. Actuating (Penggerakan).
Adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota/orang mau
melaksanakan dan berusaha untuk mencapai tujuan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan. Dalam hal ini pimpinan harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
angota baik material maupun spiritual, yang terdiri dari 5 tingkatan yaitu:
a. Kebutuhan Fisik : Sandang, Pangan, Papan.
b. Kebutuhan Keamanan: Baik jiwa dan harta.
c. Kebutuhan Sosial : Dihormati, dihargai, dll.
d. Kebutuhan Prestige: Rasa Gengsi.
e. Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja, misalnya: dengan cara latihan
jabatan, seminar, Konferensi, dll.

4. Controlling (Pengawasan).
Adalah tindakan untuk mengusahakan agar setiap kegiatan yang
dilakukan tidak menyimpang dari rencana yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini
pimpinan harus selalu mengadakan pemeriksaan, pengecekan, pencocokan,
inspeksi, pengendalian dan lainnya, dan jika perlu mengatur dan mencegah
sebelum terjadi penyimpangan.

Teknik Pengawasan:
a. Pengawasan Preventif/Steering Control, yaitu pengawasan yang bersifat
pencegahan dari kemungkinan penyimpangan kegiatan yang dilaksanakan.

41
Materi Lakmud

b. Pengawasan Pantangan/Yes No Control, yaitu pengawasan yang


berusaha mengadakan pedoman-pedoman yang berupa ketentuan tentang
hal yang boleh dilakukan dan hal yang tidak boleh dilakukan.
Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan:
- Pemeriksaan Langsung.
- Laporan di tempat.
c. Pengawasan Remedial/Post Action Control, yaitu pengawasan yang
bersifat pengobatan terhadap terjadinya hal-hal yang menyimpang dari
perencanaan. Pengawasan ini dilakukan secara terus menerus atas hasil dari
kegiatan yang dilakukan dan kemudian mengetahui penyimpangannya dan
akhirnya diambil tindakan penyembuhannya.

Demikian beberapa hal tentang manajement organisasi yang rumit bagi suatu
organisasi bahkan keluarga semoga ini bisa menjadi dasar bagi calon pemimpin
atau manejer yang handal amiin.

42
Materi Lakmud

MATERI V
LEADERSHIP (KEPEMIMPINAN)

TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Mengetahui bentuk-bentuk kepemimpinan dan karekter pemimpin dlam
mengendalikan organisasi serta gaya dari kepemimpinan dalam mengendalikan
organisasi.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Audiens mengetahui tentang kepemimpinan dalam organisasi khususnya
dan secara umum.
2. Audiens bisa mengetrapkan model-model kepemimpinan yang dibutuhkan
dalam organisasi.
3. Audiens diharapkan dapat mengetrapkan sikap-sikap pemimpin yang baik.

PENDAHULUAN
Kepemimpinan merupakan masalah yang sangat penting dalam
manajemen. Bahkan ada yang menilai bahwa kepemimpinan adalah
merupakan jantungnya atau intinya manajemen. Kepemimpinan adalah
kemampuan untuk dapat menggerakkan dan membina orang atau kelompok
orang-orang, sehingga mau berbuat/berkarya secara efektif dan efisien
dalam rangka mencapai tujuan administrasi.
Leadership dan manajemen bisa sama dan bisa berbeda. Dapat
dikatakan bahwa semua leader dalah manajer, tetapi tidak semua manajer
menjadi leader. Manajer biasanya menggunakan kekuasaan yang melekat
pada jabatannya atau organisasinya untuk memimpin orang. Sedangkan
seorang leader biasanya mempengaruhi orang lain dengan gaya dan
keahliannya memimpin tanpa mengendalikan kekuasaan. Adapun konsepsi
mengenai kepemimpinan harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting,
yaitu:
 Kekuasaan
 Kewibawaan
 Kemampuan

43
Materi Lakmud

1. Kekuasaan adalah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan


wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan
bawahan untuk berbuat sesuatu.
2. Kewibawaan adalah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga
orang mampu mengatur orang lain. Sehingga orang tersebut patuh pada
pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.
3. Kemampuan adalah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan
kecakapan ketrampilan tehnis maupun sosial, yang dianggap melebihi
dari kemampuan anggota biasa.

TEORI MUNCULNYA PEMIMPIN


Tiga tioeri kemunculan pemimpin adalah:
 Teori Genetis
 Teori Sosial
 Teori Ekologi
1. Teori Genetis
Teori genetis menyatakan sebagai berikut:
 Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi dilahirkan menjadi
pemimpin karena bakat-bakatnya sejak lair.
 Ditaqdirkan lahir menjadi pemimpin, dalam situasi kondisi yang
bagaimanapun juga.
 Teori ini biasanya dianut dan hidup dikalangan kaum bangsawan.
2. Teori Sosial
Teori Sosial (Lawan dari teori genetis) menyatakan sebagai berikut:
 Pemimpin-pemimpin itu harus disipakan dan di bentuk, tidak
terlahir saja.
 Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan
pendidikan.
3. Teori Ekologi
Teori Ekologi (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut)
menyatakan sebagai berikut:
Seorang akan suskses menjadi pemimpin, bila sejak lahirnya dia telah
memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat
44
Materi Lakmud

dikembangkan melalui mengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai


dengan tuntutan lingkunganya.
FUNGSI PEMIMPIN
Menurut Rustam Effendi (1995 : 245 ) fungsi pemimpin secara umum dapat
meliputi:
 Menuntun
 Membimbing
 Memberi atau membangunkan motivasi-motivasi kerja
 Mengemudikan Organisasi
 Menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik
 Supervisi yang efisien, dan
 Membawa para pengikutnya kepada sasarannya yang dituju dengan
ketentuan waktu dan perencanaan.
Adapun fungsi pokok pemimpin meliputi :
 Fungsi perencanaan
 Fungsi memandang ke depan
 Fungsi pengawasan
 Fungsi mengambil keputusan
 Fungsi memberi hadiah

SYARAT-SYARAT PEMIMPIN
Adapun syarat-syarat pemimipin adalah sebagai berikut :
1. Taqwa 9. Percaya diri
2. Sehat 10. Inovatif dan kreatif
3. Cakap dan cerdik 11. Berwawasan luas kedepan
4. Setia pada tugas 12. Penuh tanggungjawab
5. Disiplin 13. Ucapan sama dengan tindakan
6. Adil dan bijaksana 14.Mengutamakan kepentingan orang lain
7. Berkemauan keras 15. Ambisi dan orientasi pada pencapaian hasil
8. Berani dan tegas mengambil tindakan

45
Materi Lakmud

TUGAS PEMIMPIN
Tugas pemimpin minimal harus :
 Mampu berinisiatif yang berarti berusaha agar selalu mempunyai ide –
ide yang belum ada menjadi ada dan bisa melaksanakannya secara baik.
 Mampu mengambil keputusan. Sebaiknya keputusan tepat. Tepat dalam
arti waktu, materi dengan juga mempertimbangkan unsur-unsur
lingkungan
 Mampu berkomunikasi, dalam arti berkomunikasi secara horisontal
maupun vertikal. Mampu berkomunikasi dengan bawahan maupun
dengan atas secara baik
 Mampu memberi dorongan atau motivasi kepada staf maupun bawahan,
dalam mengemban tugas hingga tujuan dapat tercapai secara maximal
dan efisien.
 Mampu mengembangkan pegawai, yang berarti dapat memberikan jalan
kepada pegawainy dalam mengembangkan karir maupun memberikan
kesempatan-kesempatan yang baik. Sehingga pegawai mampu
melaksanakan tugas-tugasnya dengan prestasi yang baik.

TYPE – TYPE KEPEMIMPINAN


Pemimpin itu mempunyai sifat, temperamen, watak dan kepribadian
sendiri yang unik, khas, sehingga tingkah laku dan gayanya sendiri yang
membedakan dirinya dari orang lain. Gaya dan type hidupnya ini pasti akan
mewarnai perilaku dan type kepemimpinannya. Sehingga muncullah beberapa
type kepemimpinan sebagai berikut :
1. Type Kharismatik
Type pemimpin kharismatik ini memiliki daya tarik dan wibawa yang luar
biasa, sehingga mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Dia
dianggapnya mempunyai kekuatan ghaib yang diperolehnya dari kekuatan
Yang Maha Esa.
2. Type Paternalistis (Type Kepemimpinan Yang Kebapakan)
Dengan sifat-sifatnya antara lain :
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang belum dewasa.
b. Bersikap terlalu melindungi.

46
Materi Lakmud

c. Selalu bersikap mau tahu dan maha benar.


3. Type Militeristis
Type ini mempunyai sifat-sifat antara lain: a. Lebih banyak
menggunakan sistem perintah terhadap bawahannya. B. Menuntut
adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya. c. Tidak menghedaki
saran-saran dan kritik dari bawahannya. d. Komunikasi hanya
berlangsung searah saja.
4. Type Otokratis
Kepemimpinan otokrat mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan
yang selalu harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai
“pemain tunggal”.
5. Type Laisser Faire
Pada type kepemimipinan Laisser faire sang pemimpin praktis tidak
memimpin, sebab dia memberikan kelompoknya berbuat semau sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi dalam kegiatan kelompoknya. Semua
pekerjaan dan tanggungjawab harus dilakukan oleh bawahannya. Dia
merupakan pimpinan simbol, dan biasanya tidak memiliki ketrampilan
teknis. Sebab duduknya sebagai pimpinan biasanya diperolehnya melalui
penyogokan, suapan atau berkat ada sistem nepotisme.
6. Type Demokratis
Kepemimpinan demokratis memberikan bimbingan efisien kepada para
pengikutnya, Terdapat koordinasi pekerjaan dari semua bawahan
dengan penekanan rasa tanggung jawab internal dan bekerja sama yang
baik. Kepemimpinan demokratis menghargai setiap potensi individu,
mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan, bersedia mengakui
keahlihan para spesialis dengan bidangnya masing-masing, dan mampu
memanfa’atkan setiap anggota selektif mungkin pada saat kondisi yang
tepat.

G. SIFAT KETELADANAN KEPEMIMPINAN ROSULULLAH SAW


Dalam kaitan dengan ilmu manajemen Rosululllah Saw dapat dijadikan
sebagai teladan. Michael Hart dalam bukunya 100 tokoh dunia (1994) yang
paling dihormati menempatkan Muhammad SAW. sebagai pemimpin yang
menempatkannya pada urutan pertama. Mengapa ? alasan pokoknya adalah
tidak ada pemimpin sekaliber Muhammad SAW dimana pengikutnya
47
Materi Lakmud

begitu cepat bertambah, dan begitu fanatik terhadapnya kendatipun mereka


tidak pernah menemuinya bahkan semakin lama semakin disanjung-
sanjung ajarannya. Tidak seperti pemimpin lain yang banyak disanjung
hanya pada saat hidup.
Sifat-sifat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW sudah banyak
disanjung bahkan Allah berfirman dalam Al-Qur’an 33 : 21 yang artinya
sebagai berikut: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rosulullah itu suri
teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan
rahmat Allah di hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.
Nabi Muhammad SAW hidup bukan untuk dirinya, beliau berasal dari
keluarga miskin tanpa unsur warisan harta dan kekuasaan, beliau mandiri,
jujur, berani, penyabar, adil mempunyai visi kedepan, berwawasan jangka
panjang, tegas, dipercaya, dan menyayangi bawahannya.
Inilah sifat-sifatnya sebagai pemimpin. Dia tidak gila (harta, tahta, dan
wanita). Coba kita simak salah satu ayat yang menggambarkan kecintaan
Muhammad kepada sahabatnya ( Al-Qur’an 9 : 128) yang artinya:
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rosul dari golonganmu
sendiri, terasa berat olehnya penderitaanmu sangat menginginkan kebaikan
bagi kamu, amat penyantun lagi penyayang terhadap orang mukmin. Dan
dalam ilmu manajemen khususnya dalam ilmu kepemimpinan sifat-sifat
seperti ini telah menjadi petuah para ahli manajemen yaitu memperhatikan
bawahan, mengembangkan bawahan, dan mencintai bawahan.

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KEPEMIMPINAN


Berbicara masalah yang satu ini kita bisa berpedoman pada satu faktor
saja tetapi kita harus melihat dari berbagi segi atau aspek kepemimpinan.
Karena untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses dan berkualitas itu
diperlukan beberapa faktor yang dapat menunjang seseorang dapat memimpin
dengan sukses. Salah satu faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Sehat Jasmanai dan Rohani
Ini merupakan faktor yang sangat penting sekali. Seseorang yang
memiliki jasmani dan rohani yang lemah tentu tidak bisa menjalankan
kepemimpinan dengan baik, naum sebaliknya seseorang yang memiliki jasmani
dan rohani yang sehat dan kuat akan bisa menjalankan kepemimpinannya
dengan baik dan sukses. Mengingat tugas-tugas seorang pemimpin itu berat,
48
Materi Lakmud

maka dari itu harus ditunjang dengan adanya kondisi sehat jasmani dan rohani
supaya bisa menjalankan kepemimpinan dengan sukses.
2. Selalu Berusaha Beramal dan Berakhlaqul Karimah
Faktor ini tidak kalah pentingnya dari faktor yang pertama. Bahwasanya
seorang pemimpin harus memiliki moral dan akhlaq yang baik. Mengingat
seorang pemimpin itu sebagi tauladan daripada anak buahnya.
3. Selalu Berusaha Meningkatkan Pengetahuan Dari Berbagai Bidang
Ilmu
Seorang pemimpin harus berusaha untuk meningkatkan pengetahuannya
dalam rangka untuk meningkatkan kualitas dirinya maupun kulaitas orang yang
dipemimpinnya supaya tidak ketinggalan zaman.
4. Selalu Berusaha Menambah Pengalaman dan Latihan Kepemimpinan
Seorang pemimpin mempunyai ilmu pengetahuan yang luas tanpa
dipraktekkan maka tidak akan bisa berkembang. Maka dari itu latihan dalam
berbagai kegiatan sangat perlu sakali guna meningkatkan kualitas
kepemimpinan.

49
Materi Lakmud

MATERI VI
ADMINISTRASI IPNU-IPPNU

I. DASAR PEMIKIRAN
IPNU-IPPNU dilahirkan dari embrio Nahdlatul Ulama yang
merupakan salah satu OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda).
Menyadari akan rasa memiliki dan tanggung jawab besar terhadap masa
depan bangsa. Anggota IPNU-IPPNU yang tersebar keseluruh pelosok
Nusantara sangat berharap dan bergantung pada laskar-laskar muda NU
untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan masa depan bangsa yang
lebih Antisipatif, Kontruktif dan Progresif menuju ridlo Allah SWT.
Walaupun dalam perjalanan organisasi banyak sekali hambatan dan
rintangan yang harus dihadapi, dengan sifat antisipatif IPNU-IPPNU harus
mampu menginfentarisir permasalahan maupun hambatan-hambatan yang
pernah ada.
Hambatan dan permasalahan itu tidak akan terulang bila pendataan
kelebihan dan kelemahan organisasinya dapat disusun atau dirancang
sebaik-baiknya melalui konstruksi dan peralatan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Agar usaha-usaha diatas dapat berjalan dengan baik, maka kegiatan
atau usaha itu harus ditunjang dengan pelayanan Administrasi yang teratur,
terarah, terencana secara profesional.

II. TUJUAN
Dalam penyelenggaraan administrasi pada organisasi IPNU-IPPNU,
keseluruhan aktivitas teknis dan tata laksana administrasi sebagai kegiatan
pendukung sangat menentukan dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Karena unsur-unsur tersebut saling mendukung.
Pimpinan atau Pengurus IPNU-IPPNU disegala tingkatan
merupakan administrator dilingkungan organisasi yang dibawahinya.
Mereka harus tahu komponen atau unsur administrasi dan sekaligus
bagaimana cara memberikan pelayanan yang baik terhadap komponen
tersebut dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Adapun pelayanan
Administrasi Organisasi IPNU-IPPNU yang baik adalah yang mengikuti
ketentuan atau peraturan organisasi yang berlaku dalam PD. PRT dan
PPOA.

50
Materi Lakmud

III. KETENTUAN ADMINISTRASI IPNU-IPPNU


Di dalam mengelola dan memegang organisasi atau organisasi bisa
akan berjalan secara dinamis dan stabil apabila Ketua dan Sekretaris benar-
benar mampu memahami tentang keadministrasian, dalam hal ini tentang
surat menyurat. Ada beberapa kreteria yang harus dipenuhi untuk menjadi
seorang adnimistrator (dalam hal ini Sekretaris), yaitu:
a. Syarat Psykologis:
 Jujur, disiplin, Kreatif, Rajin, Tanggungjawab.
b. Syarat Teknis:
 Mengenal bentuk-bentuk surat.
 Mengenal dan mengerti cara menggunakan alat kantor.
 Mampu menyusun arsip dengan baik.
Surat dalam Organisasi IPNU-IPPNU dikenal ada 2 kelompok besar
yaitu:
a. Surat Tunggal yaitu surat yang dikeluarkan oleh satu organisasi,
misalnya IPNU saja.
b. Surat Bersama yaitu surat yang dikeluarkan bersama oleh lebih dari
satu unsur organisasi, misalnya IPNU dan IPPNU.
Ketentuan Administrasi IPNU-IPPNU yang kita bahas meliputi hal-
hal dibawah ini:
1. Sifat-sifat surat. 2. Tata aturan dan Jenis-jenis surat. 3. Peralatan
administrasi.
1. SIFAT-SIFAT SURAT
a. Peraturan
1. Peraturan adalah sumber dari segala sumber hukum konstitusi
IPNU-IPPNU secara legal dan baku terhadap keberadaan
organisasi.
2. Merupakan surat yang mempunyai bentuk isi, sifat, dan tujuan
tertentu, serta mengikat sebagai aturan hukum wajib yang
ditaati oleh IPNU-IPPNU.Pembukaan Peraturan Organisasi
IPNU-IPNU, dihasilkan melalui tingkat penetapan sebuah
keputusan sesuai legimitasi sumber hukum konstitusi IPNU-
IPPNU.
b. Keputusan
1. Surat yang mempunyai bentuk, isi, sifat dan tujuan serta
mengikat sebagai aturan hukum pokok bagi IPNU-IPPNU.
Daya ikat hukum keputusan tidak seketat peraturan.

51
Materi Lakmud

2. Surat Keputusan dapat untuk keputusan secara formal terhadap


keberadaan orang/kepengurusan organisasi yang setingkat di
bawahnya.
c. Instruksi
1. Surat perintah untuk menjalankan hasil-hasil keputusan/
rapat/peraturan;
2. Instruksi juga merupakan perintah untuk melaksanakan
kebijaksanaan tertentu dari tingkat kepengurusan IPNU-IPPNU
yang lebih tinggi ke yang lebih rendah.
3. Efisiensi dan efektifitas siaran, hendaknya juga melalui media
cetak atau elektronika.

2. TATA ATURAN DAN JENIS-JENIS SURAT


A. Model Kepala Surat
1. Setiap surat yang dikeluarkan, baik dari PP, PW, PC, PAC, PR
ataupun PK harus menggunakan kepala surat yang dicetak. Jika
belum mampu untuk mencetak, maka Kepala Surat diketik rata
kiri dengan hurup kapital.
2. Kepala Surat memuat:
- Logo IPNU/IPPNU.
- Tingkat kepengurusan (PP, PW, PC dll.)
- Nama Organisasi.
- Nama daerah kerja.
- Alamat sekretariat.
- Garis dobel melintang tebal dan tipis.
3. Kepala Surat dicetak dengan warna dasar putih, hurup warna
hitam sedangkan Logo warna hijau dan kuning tanpa kotak.
4. Tulisan Kepala Surat semua berhuruf kapital, kecuali alamat
sekretariat.
B. Penomoran dan Hal Surat
Dibawah Kepala Surat berurut dicantumkan sbb:
Nomor : ……………………..
Lamp. : ……………………..
Hal : ……………………..
1. Nomor surat terdiri dari 7 kolom baik untuk IPNU maupun
IPPNU dengan dipisahkan oleh garis miring, misal:
A/B/C/D/E/F/G. Dimana keterangannya sebagai berikut:

52
Materi Lakmud

A. Adalah nomor urut surat keluar pada buku agenda..


B. Adalah kode tingkat kepengurusan dengan ketentuan:
 Surat bersifat keputusan memakai kode: KPP, KPW,
KPC, KPAC, KPR, KPK.
 Selain yang bersifat keputusan memakai kode: PP, PW,
PC, PAC, PR, PK.
C. Adalah kode indeks surat, dengan ketentuan:
a. Kode Indeks Umum
A. Untuk administrasi umum.
B. Untuk keuangan/sumbangan.
C. Untuk departemen-departemen.
b. Kode Indeks Keputusan.
SP : Surat Pengesahan.
Sp : Surat pengangkatan/pemberhentian.
SK : Surat Keputusan.
SM : Surat Mandat.
Spt : Surat Pengantar.
SPP : Surat Siaran Pimpinan Pusat.
SPW : Surat Siaran Pimpinan Wilayah.
SPC : Suarat Siaran Pimpinan Cabang.
IPP : Instruksi Pimpinan Pusat.
IPW : Instruksi Pimpinan Wilayah.
IPC : Instrusi Pimpinan Cabang.
PPP : Peraturan Pimpinan Pusat.
PPW : Peraturan Pimpinan Wilayah.
PPC : Peraturan Pimpinan Cabang.
D. Adalah Periodesasi kepengurusan yang sedang berjalan
ditulis dalam angka romawi.
E. Adalah kode dua angka terakhir kelahiran IPNU/IPPNU
contoh IPNU: 7354 dan IPPNU: 7455.
F. Adalah bulan pembuatan surat (dalam angka romawi).
G. Adalah tahun pembuatan surat seperti di bawah ini.
Keputusan:
01/PAC/SM/XXI/7354/VII/2018 (Utk.IPNU)
02/PAC/SK/XXI/7455/VII/2018 (Utk. IPPNU)
Umum :
03/PC/A/XXI/7354/VII2018 (Utk.IPNU )

53
Materi Lakmud

04/PC/B/XXI/7455/VII/2018 (Utk. IPPNU)


05/PC/A/XXI/7354-7455/VII/2018 (Bersama)

2. Lampiran : diisi apabila surat tersebut disertai surat yang lain,


dimana kata-kata Bendel/Lembar ditiadakan.
a. Jumlah lampiran cukup disebut dengan angka.
b. Angka tersebut menunjukkan beberapa macam lampiran
bukan berapa jumlah lembar lahaman.
c. Bila jumlah halaman ingin disebutkan, maka ditambah
angka didalam kurung, misalnya, Lampiran : 2 (6).
3. Hal : diisi dengan inti dari surat tersebut secara singkat, jelas
dan mudah dimengerti dengan ketentuan ditulis hurup kapital
tanpa digaris bawah.
C. Alamat Surat
a. Alamat adalah kepada siapa surat itu ditujukan dan harus ditulis
dengan lengkap dan jelas.
b. Penulisan alamat suarat cukup menggunakan kata yang sopan
yaitu Kepada Yang Terhormat yang diakhiri dengan titik dua.
c. Pengetikan alamat adalah tiga spasi dibawah hal surat.
d. Khusus untuk Surat keputusan, Peraturan, Pengesahan, Mandat,
Pengantar, Rekomendasi, Pengangkatanan/pemberhentian tidak
memakai aturan surat umum.
D. Isi, Pembuka dan Penutup Surat
a. Isi surat merupakan uraian dari pokok hal surat. Gunakan kata-
kata yang sopan, singkat mudah dimengerti dan memakai ejaan
bahasa Indonesia yang benar.
b. Pembuka Surat dengan kalimat: Assalamu’alaikum War. Wab.
Dan dibawahnya kalimat:Bismillaahirrohmaanirrohim, dengan
digaris diantara kedua kalimat tersebut.
c. Kalimat Penutup adalah: Wallohulmuwafiq ila aqwamith thoriq
dan dibawahnya kalimat: Wassalamu’alaikum War. Wab.
Dengan digaris bawah diantara kedua kalimat tersebut.
d. Kalimat Pembuka dan Penutup digunakan setiap surat IPNU
dan IPPNU, kecuali surat-surat yang bersifat keputusan.
E. Tempat dan Tanggal Surat
a. Tempat dan Tanggal Surat ditulis sebelah kanan bawah,
disesuaikan dengan daerah/kedudukan organisasi.

54
Materi Lakmud

b. Tanggal surat memakai tahun Hijriah dan tahun Masehi dengan


ketentuan Hijriah terletak di atas.
F. Pengirim dan Tanda Tangan
a. Setiap surat harus menyebut dengan jelas organisasi yang
mengirim dan penanggung jawabnya.
b. Penyebutan pengirim tidak boleh disingkat, tapai dengan
formasi centering.
c. Penanggung jawab surat adalah ketua dan sekretaris, dimana
penulisan ketua disebelah kiri dan sekretaris disebelah kanan.
Penulisannya dengan menggunakan hurup kapital dan di garis
bawah. Apabila ketua dan sekretaris sudah mempunyai KTA
harus di cantumkan.
d. Stempel dibubuhkan dengan menutup sedikit tanda tangan dan
berada di sebelah kiri tanda tangan jika surat bersama dan
ditengah-tengah antara ketua dan sekretaris bila surat tunggal.
Dengan tinta warna hijau.
Contoh: (Surat tunggal)

15 Syawal 1439 H
Nganjuk, ----------------------------
28 Juni 2018 M

Pimpinan Anak Cabang


Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’
Kecamatan Ngronggot

NURRULI FATUR ROHMAH YURIKA NOVI LIANA


Ketua Sekretaris

G. Tembusan dan Arsip


a. Tembusan diberikan pada badan/organisasi yang dianggap perlu
untuk mengetahui.
b. Urutan tembusan dimulai dari tingkatan yang lebih tinggi dan
ditambah dengan kata Yth.

55
Materi Lakmud

c. Setiap surat harus ada arsipnya, yaitu surat yang diketik


bersama aslinya (dengan karbon), untuk dijadikan
simpanan/arsip. Jika tidak bisa dngan di foto copy.
d. Penulisan kata Arsip/Tertinggal ditiadakan.
H. Jenis-jenis surat
a. Surat Keputusan
Surat yang mempunyai bentuk tertentu dan memuat kepala
surat, konsideran, diktum, pembuka dan penutup serta alamat.
b. Surat Pengangkatan
Surat yang dibuat oleh ketua terpilih secara formal bersama tim
formatur Konferensi periodik/rapat anggota untuk mengengkat
fungsionaris dalam melengkapi kepengurusan.
c. Surat Pemberhentian
Surat Pemberhentian secara formal yang dibuat/ditanda tangani
oleh ketua dan sekretaris setalah mengadakan musyawarah
pengurus harian lengkap untuk memberhentikan personalia
pengurus, karena sebab-sebab tertentu.
d. Surat Permohonan Pengesahan
Surat pengajuan pengesahan kepada yang berwenang, guna
mendapatkan legitimasi kepengurusan.
e. Surat Pengesahan
Surat keputusan yang dipergunakan untuk mengesahkan
berdirinya/reformasi pimpinan.
f. Surat Rekomendasi
Surat Pengesahan sementara secara formal. Untuk rekomendasi
umum diserahkan kebijaksanaan masing-masing tingkat
kepegurusan orgnisasi IPNU-IPPNU.
g. Surat Mandat.
Surat pemberian kuasa organisasi/seseorang kepada
organisasi/oeang lain.
h. Surat Pengantar.
Surat yang digunakan untuk mengantarkan barang atau jenis
surat lain.
i. Surat Salinan.
Surat yang diturun/disalin sama persis dengan aslinya. Surat ini
merupakan surat yang dipergunakan untuk penggandaan yang
jenisnya sebagai surat penting.

56
Materi Lakmud

j. Surat Tindasan.
Surat Tindasan/Tembusan bukan merupakan suarat turunan, jadi
tembusan atau tindasan adalah surat yang diketik bersama-sama
dengan yang aslinya memakai karbon.
k. Kerangka Acuan
Adalah gambaran/kerangka rencana suatu kegiatan, yang
berguna untuk menjelaskan secara global tentang adanya
rencana suatu kegiatan secara sitematis.
l. Laporan
Adalah pemberitahuan resmi organisasi yang bertanggung
jawab kepada yang memiliki wewenang atas pelaksanaan tugas
yang dibebankan kepada pelapor.

a. Laporan Umum
Laporan yang disampaikan oleh ketua dihadapan peserta
Kongres/Konferensi/ Rapat Anggota sebagai laporan
pertanggung jawabanorganisasi secara umum.
b. Laporan Khusus
Laporan yang disampaiakn oleh ketua panitia dan atau
ketua koordinator pelaksanaan kegiatan tertentu/program
khusus kepada organisasi/badan/orang yang memberikan
kepercayaan atau wewenang terhadap operasionalisasi
kegiatan tertentu.
c. Laporan Berkala
Laporan yang disampaikan oleh tingkat kepengurusan di
bawah kepada tingkat yang lebih di atasnya secara berkala
atau bertahap.
d. Laporan Program Kerja
Laporan yang disampaiakan oleh sekretaris, bendahara,
koordinator departemen kepada ketua dan atau wakil ketua
koordianator program, yang selanjutnya dilaporkan pada
rapat pleno.
3. PERALATAN ADMINISTRASI
a. Buku Daftar Infentaris
Adalah buku yang mencfatat barang-barang milik organisasi
secara keseluruhan.

57
Materi Lakmud

b. Buku Notulen
Adalah buku catatan resmi tentang pembicaraan, kesepakatan
atau keputusan yang diambil dalam pertemuan, rapat atau diskusi.
c. Buku Tamu
Adalah buku untuk mengetahui tamu-tamu yang datang dan
mempunyai keperluan dengan pengurus dan atau anggota
organisasi.
d. Buku Daftar Hadir
Adalah buku untuk mencatat kehadiran peserta rapat, diskusi,
lokakarya, pelatihan dan lain-lain, baik bersifat kedalam maupun
keluar.
e. Buku Daftar Anggota
Buku yang memuat mana-mana anggota organisasi sebagai data
autentik jumlah anggota organisasi.
f. Buku Daftar Kegiatan
Buku yang mencatat setiap kegiatan organisasi, baik kedalam
maupun keluar.
g. Buku Ekspedisi
Buku untuk pengiriman menyeluruh barang-barang administrasi
dan perlengkapan organisasi baik melalui kurir ataupun pos.
h. Buku Agenda
Buku pencatatan keluar/masuknya surat untuk mengagendakan
peristiwa atau kejadian pada surat.
i. Arsip/Penyimpanan
Adalah kumpulan surat yang disimpan baik yang terjadi karena
pekerjaan, aksi, transaksi maupun tindak-tanduk organisasi.
j. Cap Agenda
Cap agenda berbentuk empat pesegi panjang dan bertuliskan:
Agenda
k. Berita Acara
Suatu bentuk laporan yang menyatakan secara rinci saat
peristiwa/kejadian yang berlangsung.
l. Stempel
Adalah cap atau simbol organisasi untuk melegitimasi surat-surat
atubarang tertentu, secara resmi dan harus dipakai sebagaimana
mestinya menurut aturan-aturan hukum pemakaian stempel.

58
Materi Lakmud

MATERI VII
TEKNIK DISKUSI, RAPAT, DAN PERSIDANGAN

A. POKOK BAHASAN :
1. Pengertian, tujuan, dan macam-macam diskusi, rapat, dan persidangan
2. Etika diskusi, rapat, dan persidangan
3. Perangkat dan teknik diskusi, rapat, dan persidangan
4. Teknik menciptakan diskusi, rapat, dan persidangan yang produktif

B. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Memahami pengertian, tujuan, macam serta etika diskusi, rapat, dan
persidangan
2. Memahami perangkat dan teknik diskusi, rapat, dan persidangan
3. Memahami bagaimana menciptakan diskusi, rapat, dan persidangan yang
produktif

C. METODE :
1) Brainstroming
2) Diskusi
3) Role Playing
4) Praktek diskusi dan sidang

D. DISKUSI
Pengertian Diskusi
Kata diskusi berasal dari bahasa Yunani yaitu discuss yang berarti : pikiran atau
bertukar fikiran atau membahas masalah dengan argumentasi yang referentatif
atau memecahkan masalah dengan rasio dengan cara mufakat.
Maksud Diskusi
 Untuk mempertemukan fikiran dalam pencapaian pengambilan keputusan
bersama
 Untuk melatih diri dalam praktik demokrasi
 Membentuk karakter peserta, menambah wawasan dan pengetahuan peserta
 Mencapai kata mufakat
 Saling melengkapi, mengkritik demi kemajuan yang diinginkan bukan
bersaingan atau perselisihan

59
Materi Lakmud

Tata cara diskusi :


 Tema/topik harus aktual, menarik, ngetren bagi peserta
 Mempunyai nilai kelayakan untuk dibahas oleh orang banyak
 Waktu harus benar-benar diperhitungkan
 Topik disesuaikan dengan situasi dan kondisi
 Rumusan masalahnya jelas
 Materi diskusi tidak rumit dan bertele-tele
Manfaat Diskusi ;
a. Melatih diri mengambil keputusan denga cepat dalam menganalisa suatu
masalah.
b. Melatih meyakinkan diri, berani menerima kritik dan sanggahan dari orang
lain.
c. Memperluas wawasan dan pengalaman
d. Ukhuwah islamiyah
e. Mengertia karakter dan polah tingkah laku orang lain.
f. Membentuk karakter yang stabil dan tidak mudah terpancing emosi
g. Dapat mengurangi sifat egoisme atau indiviudal.

E. RAPAT
Pengertian Rapat
Rapat merupakan suatu bentuk pertemuan antara para anggota yang ada di
lingkungan organisasi sendiri untuk merundingkan atau menyelesaikan suatu
masalah terkait kepentingan bersama.

Jenis Rapat
Rapat yang dilakukan sebagai bentuk komunikasi kelompok ini dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yakni rapat penjelasan, rapat pemecahan masalah dan rapat
perundingan. Berikut keterangannya :
1. Rapat Penjelasan (teaching conference)
Rapat penjelasan adalah rapat yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan
penjelasan kepada para peserta rapat. Contohnya, menjelaskan kegiatan
launching produk baru perusahaan. Di dalam rapat jenis ini, yang dominan
adalah pimpinan rapat.
2. Rapat Pemecahan Masalah (problem solving conference)
Rapat pemecahan masalah adalah rapat yang dilakukan dengan tujuan untuk
mencari pemecahan suatu masalah atau untuk mencari kebenaran. Di dalam
rapat ini, para peserta rapat diharapkan untuk dapat mengutarakan pendapatnya.

60
Materi Lakmud

3. Rapat Perundingan (negotiation conference)


Rapat perundingan adalah jenis rapat yang diadakan karena terdapat dua atau
lebih orang atau organisasi yang memiliki kepentingan bersama, sehingga
apabila tidak diadakan perundingan dapat menimbulkan perselisihan atau
memang telah terdapat perselisihan sehingga perlu diadakan penyelesaian
secara damai.

Macam-macam Rapat:
Rapat-rapat rutin IPNU-IPPNU terdiri dari:
a. Rapat Harian;
b. Rapat Pleno;
c. Rapat Pleno Paripurna;
d. Rapat Pleno Gabungan;
e. Rapat Koordinasi Bidang;
f. Rapat Panitia.

Rapat Harian
(1) Rapat harian diikutioleh pengurus harian.
(2) Rapat harian sebagaimana ayat (1) membahas:
a. hal-hal yang bersifat rutin;
b. hal-hal yang bersifat pentingdan mendesak;
c. persiapan materi rapat pleno, rapat pleno paripurna, rapat pimpinan atau
rapat pleno gabungan.
(3) Pengurus harian sebagaimana ayat (1) terdiri dari ketua, wakil-wakil ketua,
sekretaris, wakil sekretaris, dan bendahara.
Rapat Pleno
(1) Rapat pleno diikuti oleh semua pengurus harian, departemen, dan lembaga;
(2) Rapat pleno sebagaimana ayat (1) membahas:
a. hal-hal yang bersifat penting dan menyangkut semua unsur organisasi;
b. hal-hal yang bersifat konsultatif dan koordinatif;
c. laporan pelaksanaan program kerja antar-departemen, lembaga dan
badan kepada ketua;
d. evaluasi kepengurusan dan/atau penyelenggaraan organsiasi secara
menyeluruh;
e. laporan keuangan.

61
Materi Lakmud

Rapat Pleno Paripurna


(1) Rapat pleno paripurna dihadiri oleh semua anggota kepengurusan (harian,
departemen, lembaga, timpelaksana (jika ada) dan dewan pembina.
(2) Rapat pleno paripurna sebagaimana ayat (1) membahas:
a. hal-hal yang bersifat penting dan krusial;
b. sumbang saran dan pendapat dari dewan pembina.
Rapat Pleno Gabungan
(1) Rapat pleno gabungan diselenggarakan bersama organ-organ lain di
lingkungan Nahdlatul Ulama yang setingkat.
(2) Rapat gabungan sebagaimana ayat (1) membahas:
a. program/kegiatan yang dilaksanakan bersama;
b. sinergi program kerja;
c. hal-hal krusial yang harus dibahas bersama.
Rapat Koordinasi Bidang
(1) Rapat koordinasi bidang diikuti oleh wakil ketua bidang, koordinator
bidang, dan kepengurusan setingkat dibawah.
(2) Rapat koordinasi bidang sebagaimana ayat (1) membahas:
a. Progres report dan evaluasi pelaksanaan program bidang yang
bersangkutan;
b. rencana pelaksanaan program pada bidang yang bersangkutan;
c. berlakunya aturan baru dalam bidang yang bersangkutan.
Rapat Panitia
(1) Rapat panitia diselenggarakan oleh panitia pelaksana dan/atau panitia
khusus (pansus), sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh pimpinan.
(2) Rapat panitia sebagaimana ayat (1) membahas berbagai hal teknis
penyelenggaraan suatu kegiatan.

F. PERSIDANGAN
IPNU-IPPNU adalah organisasi yang memiliki peraturan perundangan-
undangan yang sangat lengkap. Dan setiap jenjang kepengurusan
pasti memiliki peraturan yang berlaku di lingkup kepengurusan
tersebut dan/atau di kepengurusan bawahnya. Di dalam IPNU-IPPNU
ada istilah Rapat, Konferensi, dan Kongres. Setiap rapat, Konferensi, dan
Kongres terkadang ada beberapa acara yang dilakukan dengan
forum persidangan dalam rangka menetapkan suatu aturan
tertentu dalam tubuh IPNU-IPPNU. Misalnya, Rapat Anggota Ranting:

62
Materi Lakmud

adanya sidang pleno tata tertib, sidang pleno LPJ, sidang pleno
pemilihan ketua, dsb; Rapat Pimpinan: ada sidang komisi, sidang pleno
gabungan komisi, dsb; Konferensi Anak Cabang: ada sidang pleno
tata tertib, sidang pleno komisi, sidang pleno pemilihan ketua, dst.
Dalam setiap persidangan pasti ada aturan dan tata cara melakukan
persidangan yang baik dan benar agar sah untuk menetapkan suatu
peraturan atau suatu keputusan.

TEKNIK PERSIDANGAN
1. Pimpinan Sidang
Pimpinan Sidang terdiri dari :
Ketua Sidang: Mengatur jalannya persidangan.
Sekretaris Sidang: Mencatat semua yang ada dalam persidangan.
Pimpinan sidang memiliki kewajiban dan wewenang :
 Menjaga kelancaran dan ketertiban sidang
 Mengatur alur pembicaraan
 Mendengar, menanggapi dan mejawab pertanyaan dari peserta
sidang
 Menetapkan keputusan dari hasil yang sudah disepakati oleh
peserta
2. Peserta Sidang
Peserta siding terdiri dari: Peserta Penuh Peserta Peninjau
Peserta Penuh berhak mengemukakan
pendapat, dipilih, dan memilih; Peserta
Peninjau berhak mengemukakan
pendapat;
Setiap peserta wajib menjaga ketertiban persidangan
3. Alat Persidangan
∙ Palu Sidang dan Tatakannya
∙ Materi yang disidangkan
∙ Papan Tulis dan alat tulis
4. Ketukan Palu Sidang
Satu Kali Ketukan
Mengesahkan sebuah opsi atau point, mencabut pengesahan sebuah
opsi atau point yang dikarenakan kesalahan teknis yang tidak
disengaja dalam pengambilan pengesahan;

63
Materi Lakmud

Dua Kali Ketukan


Menskorsing jalannya persidangan, pergantian Pimpinan sidang,
mencabut skorsing persidangan;
Tiga Kali Ketukan
Membuka dan menutup persidangan, serta membacakan konsideran;
Ketukan berkali-kali
Menenangkan forum.

ISTILAH-ISTILAH DAN TATA URUT PERSIDANGAN


a. Interupsi, yaitu memotong jalannya persidangan untuk
memberikan informasi, dan/atau opsi;
b. Prefilage, yaitu izin untuk meninggalkan forum sidang.
c. Informasi, yaitu memberikan sebuah informasi tentang
kejadian urgent yang terjadi selama proses persidangan, serta
menginformasikan hal-hal yang urgent dalam pengambilan
keputusan;
d. Order, yaitu permintaan fasilitas terhadap Pimpinan sidang atau
penyelenggara sidang;
e. Question, yaitu pertanyaan tentang hal-hal maupun opsi selama
jalannya persidangan;
f. Feedback, yaitu partanyaan lanjutan dari Question, setelah
Question dijawab orang kedua;
g. Opsi, yaitu usulan yang diajukan oleh peserta sidang;
h. Rasionalisasi, yaitu alasan pengaju opsi;
i. Justifikasi, yaitu penguatan Opsi yang dilakukan oleh selain
pengaju opsi;
j. Afirmasi, yaitu penguatan opsi yang dilakukan oleh pengaju opsi
yang disertai dengan alasan;
k. Lobbying, yaitu proses penyamaan pendapat yang dilakukan
oleh para pembuat opsi yang telah mendapat justifikasi dan telah
melakukan afirmasi;
l. Voting, yaitu pemungutan suara oleh seluruh peserta sidang,
setelah proses lobbying tidak mendapatkan titik temu;
m. Klarifikasi, yaitu menjelaskan kembali maksud dan tujuan sebuah
pertanyaan, agar tidak terjadi kesalah pahaman. Klarifikasi
dapat juga dikeluarkan untuk mencabut sebuah opsi;
n. Peninjauan Kembali, yaitu pembahasan ulang point-point yang

64
Materi Lakmud

telah disahkan sebelum konsideran dibacakan dan atas


persetujuan seluruh peserta forum. Jika ada satu orang saja yang
menolak PK, maka PK tetap tidak sah;

ISTILAH-ISTILAH LAIN
1. Redaksi, yaitu tulisan dalam naskah yang disidangkan;
2. Konsideran, yaitu teks yang digunakan untuk mengesahkan hasil
sidang;
3. Diktum, yaitu teks isi dari pembahasan yang disidangkan.
4. Etiket, yaitu tata cara (adat sopan santun, dan norma) dalam
menjalankan dan berpendapat dalam persidangan.

CONTOH-CONTOH ETIKET PERSIDANGAN


1. Membuka sidang
"Dengan mengucap bismillahirrohmanirrohim, dengan ini sidang
pleno Pembahasan Tata Tertib Konferensi Anak Cabang saya
nyatakan dibuka!" (Ketuk palu: dok.. dok.. dok..)
2. Menskorsing sidang
"Untuk menunggu proses lobying, dengan ini sidang saya
skorsing selama 2x5 menit.!" (ketuk palu: dok.. dok..)
3. Mencabut skorsing sidang
"Karena waktu skorsing telah habis, dengan ini skorsing saya cabut.!
(dok.. dok..)
4. Menutup sidang
"Dengan mengucap alhamdulillahi robbil alamin, dengan ini
sidang pleno Pembahasan Tata Tertib Konferensi Anak Cabang
saya nyatakan ditutup!" (Ketuk palu: dok.. dok.. dok..)
5. Pergantian Pimpinan Sidang
Ketua sidang : "Peserta sidang sekalian, karena saya ingin ke
belakang, dengan ini palu sidang saya berikan kepada sekretaris
sidang!" (dok.. dok..)
6. Pembacaan konsideran
".............. ditetapkan di Ngronggot........ sekretaris sidang: M.
Syarifuddin tertandatangi. (dok.. dok.. dok..).

65
Materi Lakmud

7. Pengesahan Poin
Pin-dang: "b. peserta sidang terdiri dari: peserta penuh dan peserta
peninjau. Apakah dapat disepakati?"
Peserta: "sepakat!" (serentak) Pin-dang: (dok..!)
8. Mencabut pengesahan sebuah poin
Peserta: (angkat tangan) "Informasi, Pimpinan Sidang. Anda tadi
terlalu cepat dalam mengetuk palu, padahal saya ingin mengajukan
opsi.! Jadi, saya order: tolong pengesahan poin b tadi dicabut!"
Pin-dang: "Baiklah, karena telah terjadi kesalahan teknis, dengan ini
pengesahan poin b saya cabut! (dok.!)
9. Menenangkan Forum
.............. (dok. dok. dok. dok. dok. dok..!) "seluruh peserta sidang
harap tenang! Jangan terbawa emosi!"
10. Pengajuan Opsi
Peserta : (angkat tangan) "Saya mengajukan Opsi, Pimpinan Sidang!"
Pin-dang : "Iya, silahkan!"
Pesert a: "Opsi saya, redaksi poin d) ini diganti: Usia setinggi-tingginya
27 tahun."
Pin-dang: "Baik, apakah Opsi dari Rekan yang memakai sarung
hitam sebelah barat itu, yaitu: redaksi poin d ini diganti: Usia setinggi-
tingginya 27 tahun, dapat disepakati?"
Peserta: "sepakat!" (serentak)
Pin-dang: (dok.!)

Macam-Macam Persidangan
Sidang Pleno
 Sidang pleno diikuti oleh semua peserta dan bersifat pengambilan suatu
keputusan atau untuk penyampaian pengarahan.
 Sidang-sidang pleno terdiri dari sidang pleno pembahasan tata tertib,
sidang pleno tentanglaporan pertanggung jawaban pengurus, sidang pleno
tentang pemandangan umum atas LPJ, sidang pleno tentang pembahasan
dan penetapan hasil sidang komisi-komisi, dan sidang pleno pemilihan
ketua ketua dan tim formatur.
Sidang Pleno Gabungan
 Sidang pleno gabungan merupakan sidang gabungan antara peserta IPNU
dengan IPPNU (bila acara dilaksanakan secara bersamaan).
 Sidang pleno gabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bisa

66
Materi Lakmud

dilaksanakan sesuai kebutuhan dan kebijakan bersama.


 Sidang pleno gabungan bisa dilaksanakan dengan agenda pembahasan
program kerja jangka pendek dan jangka menengah atau forum yang
diadakan untuk seminar atau diskusi.
Sidang Komisi
 Sidang komisi diikuti oleh sebagian peserta Rapat Anggota yang
dilaksanakan untuk membahas hal-hal yang bersifat khusus.
 Sidang-sidang komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
sidang komisi program kerja, sidang komisi keorganisasian, dan sidang
komisi rekomendasi.
 Pada Rapat Anggota dapat diadakan sidang-sidang lain sesuai kebutuhan.

G. TIPE PESERTA DISKUSI, RAPAT, DAN PERSIDANGAN


Tipe -tipe peserta diskusi, rapat, dan persidangan sebagai berikut :
a. tipe pemersatu
Ia adalah peserta rapat yang senang mengusahakan pesartuan, ketika terjadi
bentrokan-bentrokan yang mengarah pada perpecahan. Forum akan berlangsung
lebih baik dan beruntung bila di dalamnya terdapat peserta tipe ini. Orang tipe
pemersatu ini biasanya dituakan dan memiliki pengalaman yang baik.
b. tipe perantara
Tipe perantara ini hampir sama dengan tipe pemersatu. Hanya saja, titik berat
kegiatannya adalah pada usaha-usaha untuk memperjelas pendapat -pendapat
peserta lain yang kurang jelas. Tipe ini sangat cakap dalam menangkap arti
yang diuraikan para peserta.
c. tipe pendengar
Tipe peserta ini bisa dikatakan kurang bermanfaat dalam rapat. Sebab, ia tidak
mempunyai sumbangan pikiran dan pendapat. Tipe peserta rapat ini cenderung
kurang aktif. Ia hanya senang menjadi pendengar saja.
d. tipe pemberi semangat
Ketika Forum berjalan sudah sangat lama, namun belum juga ada hasilnya,
maka biasanya ada kecenderungan rapat menjadi menjemukan dan loyo. Dalam
suasana rapat yang seperti ini, maka tipe pemberi semangan akan tampil untuk
memberikan dorongan dalam menyelesaikan tugas yang sedang dibahas.
e. tipe inisiatif
Tipe inisiatif ini akan muncul ketika terjadi rapat macet lantaran arahan yang
kurang dipahami atau masalah yang kurang dimengerti. Dalam hal ini, tipe
inisiatif akan tampil menjadi pemrakarsa di mana pembahasan harus dimulai.

67
Materi Lakmud

f. tipe pemberi informasi


Tipe pemberi informasi ini sering disebut golongan “ensiklopedi” atau “kamus”
karena mereka kaya akan pengetahuan atau informasi-informasi sehingga dapat
menyumbangkan data yang sangat bermanfaat untuk memecahkan persoalan
yang ada dalam rapat.
g. tipe penyerang
Tipe penyerang akan merasa sangat senang ketika harus menyerang atau
mendebat peserta Forum lain, atau bahkan pemimpin Forum. Dalam Forum,
serang menyerang memang diperkenankan. Tapi, hanya bila diperlukan saja dan
juga harus tanpa emosi. Jangan sampai tetap menyerang argumentasi pihak lain,
tanpa memandang apakah uraian yang diberikan betul atau salah.

Tipe -tipe peserta rapat/diskusi/sidang yang ideal dan perlu dikembangkan,


adalah tipe pemersatu, tipe perantara, tipe pemberi semangat, tipe inisiatif dan
tipe pemberi informasi. Sedangkan tipe penyerang dan pendengar sebaiknya
tidak dikembangkan. Yang terpenting, rapat dapat berjalan dengan lancar,
menghasilkan keputusan yang baik, serta para peserta aktif dalam mengikuti
jalannya rapat.

H. SYARAT SYARAT DISKUSI, RAPAT, DAN PERSIDANGAN


Dalam melaksanakan rapat, tentunya acara tersebut diharapkan bisa
berlangsung dengan baik. Agar rapat bisa menghasilkan kesimpulan yang baik,
maka perlu dipahami syarat syarat rapta atau kriteria rapat yang baik dalam
pelaksanaannya. Rapat dapat dikatakan baik, apabila :
 Suasana terbuka. Artinya, setiap peserta rapat siap untuk menerima
informasi dari siapa pun datangnya atau setiap peserta rapat
memperhatikan pembicaraan peserta lainnya.
 Tiap peserta rapat berpartisipasi penuh. Artinya, setiap peserta rapat
dapat aktif terlibat dalam jalannya rapat. Yakni harus menjadi
pendengar yang baik sekaligus pembicara yang baik bila diperlukan.
 Selalu ada bimbingan dan pengawasan. Rapat yang baik harus terarah,
karena bimbingan dan pengawasan dari ketua.
 Perdebatan didasarkan argumentasi kontra argumentasi, bukan emosi
kontra emosi. Di dalam rapat, yang dicari adalah kebenaran, bukan
perselisihan atau saling menjatuhkan antara peserta rapat. Jadi, rapat
yang baik adalah bila mengadu argumentasi, dan bukan emosi.

68
Materi Lakmud

 Pertanyaan -pertanyaan yang singkat dan jelas. Artinya, pertanyaan


yang disampaikan dalam rapat menuju sasaran dan tidak bertele -tele.
 Menghindari adanya klik yang memonopoli. Rapat yang baik adalah
yang demokratis. Artinya, di dalam rapat tidak ada tindas menindas atau
keinginan untuk menguasai sendiri. Setiap peserta rapat mempunyai
hak yang sama, yakni dalam hal berbicara, hak mengambil bagian dan
lainnya.
 Selalu ada kesimpulan. Rapat yang baik harus selesai dengan
menghasilkan kesimpulan atau keputusan bersama. Rapat yang tidak
baik, adalah bila rapat dilakukan dengan bertele -tele dan tanpa ada
keputusan.

69
Materi Lakmud

MATERI VII
KOMUNIKASI DAN KERJASAMA

A. KOMUNIKASI

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Diharapkan audiens mengetahui tentang teori-teori komunikasi

TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Audiens mengetahui pengertian dan unsur-unsur Komunikasi.
b. Audiens dapat memahami tentang aspek yang berpengaruh terhadap
komunikasi.
c. Audiens bisa berkomunikasi dengan baik.

1. PENGERTIAN
Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya
komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif adalah penting bagi para
manajer/pimpinan, paling tidak untuk 2 alasan. Pertama : Komunikasi
adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai. Kedua :
Komunikasi adalah kegiatan untuk mana para manajer/pimpinan
mencurahkan sebagaian besar proporsi waktu mereka.
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam
bentuk ide-ide atau gagasan atau informasi dari seseorang (
Komunikator ) kepada orang lain ( Komunikan ). Perpindahan
pengertian tersebut tidak hanya melibatkan lebih dari sekedar kata-kata
yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik
putus vokal dan sebagainya.

2. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
a. Sumber ( Komunikator )
Dalam organisasi komunikator merupakan pihak yang mempunyai
kebutuhan dan keinginan untuk mengkomunikasikan sesuatau gagasan,
pemikiran, informasi dan sebagainya kepada pihak lain.

70
Materi Lakmud

b. Pengiriman Berita ( Media )


Adalah alat untuk pengiriman ide-ide atau gagasan-gagasan dari
seorang komunikator kepada orang lain ( komunikan ) baik melalui
lisan/percakapan maupun tertulis.
c. Penerima Berita ( Komunikan )
Adalah orang-orang atau pihak yang menerima ide-ide atau gagasan-
gagasan dari komunikator baik dengan penglihatan, pendengaran,
pengecap, perabaan, dan penciuman.
d. Umpan Balik ( Feed back )
Adalah reaksi akibat adanya komunikasi yang diberikan oleh
komunikan kembali kepada komunikator ataupun orang lain.

3. MACAM-MACAM KOMUNIKASI
a. Komunikasi Vertikal
Adalah komunikasi ke atas dan ke bawah ( Upward Comuication-
Downward Comunication) sesuai rantai perintah. Komunikasi ke bawah
adalah untuk memberi pengarahan, informasi, instruksi, nasehat/saran
dan penilaian kepada anggota tentang tujuan dan kebijaksanaan
organisasi, misalnya berupa Memo, Buletin, Pertemuan, percakapan dll.
Sedang komunikasi ke atas bertujuan untuk mensuplai informasi
kepada tingkatan manajemen atas tentang apa yang terjadi pada
tingkatan bawah, misalnya laporan periodik, penjelasan, gagasan,
permintaan pengesahn atau keputusan.
b. Komunikasi Lateral/Horisontal
Adalah komunikasi diantara para anggota dalam kelompok kerja yang
sama atau antar departemen dalam tingkatan organisasi yang sama.
Bentuk komunikasi ini bersifat koordinatif dan merupakan hasil dari
konsep spesialisasi organisasi.
c. Komunikasi Diagonal
Adalah komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai
perintah organisasi sebagai hasil hubungan departemen bentuk lini dan
bentuk staff.

4. HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI
a. Hambatan Organisasional
Hambatan organisasional ini dapat dikelompokkan dalam beberapa hal
yaitu :

71
Materi Lakmud

1. Tingkatan Hirarki : Dengan semakin bertambahnya struktur dari


organisasi, akan semakin banyak menimbulkan hambatan dalam
proses komunikasi. Karena setiap ada berita/informasi harus
melalui jenjang-jenjang tertentu.
2. Wewenang Manajerial : Tanpa wewenang, keputusan dari
pimpinan tidak akan efektif sampai tujuan. Dilain pihak dengan
adanya wewenang tersebut seorang bawahan/anggota akan sedikit
atau bahkan sulit untuk bisa berkomunikasi dengan pimpinan yang
atas. Karena adanya rasa minder, takut atau harus melalui prosedur
yang panjang.
3. Spesialisasi : Dengan spesialisasi cenderung memisahkan orang-
orang meskipun mereka bekerja saling berdekatan. Perbedaan
fungsi, kepentingan dan istilah-istilah pekerjaan dapat membuat
orang merasa hidup di dunia yang berbeda, sehingga komunikasi
antar mereka terhambat atau bahkan tidak perlu.

b. Hambatan Antar Personal/Pribadi


1. Status dan kedudukan Sumber/Komunikator : Dengan status
dan kedudukan yang tinggi orang akan merasa was-was, minder,
ataupun takut
2. Pendengaran lemah akibat dari mendengar hanya permukaannya
saja, mendengarkan yang tidak aktif atau memang secara fisik
pendengarannya lemah.
3. Penggunaan bahasa yang tidak tepat, baik akibat nada suara,
ekspresi wajah, pemotongan kata, dll

c. Hambatan Media/Sarana Komunikasi.


Akibat adanya kerusakan alat komunikasi, maka hasil dari komunikasi
bisa saja kurang tepat, membingungkan atau bahkan membuat marah
orang lain

5. PEDOMAN KOMUNIKASI YANG BAIK


Menurut American Management Associations ( AMA ), bahwa prinsip-
prinsip komunikasi yang baik adalah :
1. Cari kejelasan ide/gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.
2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.

72
Materi Lakmud

3. Pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja


komunikasi akan dilaksanakan.
4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain.
5. Perhatikan tekanan nada/intonasi dan ekspresi wajah.
6. Ambil kesempatan bila ada, untuk mendapatkan umpan balik.
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.
Jadilah pendengar yang baik, karena berkomunikasi tidak hanya untuk
dimengerti, tetapi untuk mengerti.

B. KERJASAMA
Salah satu syarat yang harus ada dalam kegiatan pembangunan system
pendekatan dari bawah adalah adanya kerjasama diantara fihak-fihak yang
terlibat. Tentu saja keterlibatan tersebut sesuai dengan kemampuan serta
tanggung jawabnya masing-masing.
Dasar dari pemikiran di atas adalah suatu keyakinan bahwa setiap orang
atau fihak pasti mempunyai kemampuan tertentu, demikian juga setiap orang
mempunyai kelemahan tertentu. Maka salah satu sikap yang perlu
dikembangkan kecuali kesediaan untuk terlibat, adalah juga kesediaan untuk
memberikan kesempatan kepada fihak lain agar bisa terlibat. Dengan kata lain,
semua fihak harus menyadari kemampuan/kelemahan sendiri dan mengakui
kemampuan/kelemahan fihak lain.

Pengertian Kerjasama
Pengertain kerjasama adalah proses untuk melakukan sesuatu yang
mencakup beberapa hal serta unsur-unsur tertentu anatara lain:
1. Adanya tujuan yang sudah ditetapkan bersama atau tujuan sesuai dengan
peraturan.
2. Adanya pengaturan/pembagian tugas yang jelas.
3. Dalam bekerja saling menolong antara satu fihak dengan fihak yang lain.
4. Dapat saling memasukkan manfaat.
5. Adanya koordinasi yang baik.
Bukan kerjasama tetapi akan disebut “sama-sama kerja”, jika :
1. Masing-masing fihak mempunyai tujuan sendiri-sendiri.
2. Tanpa adanya pengaturan/pembagian tugas.
3. Tidak saling memperhatikan dan menolong fihak lain.
4. Manfa’at tidak dirasakan oleh semua anggota.
73
Materi Lakmud

Meskipun kegiatannya ada dalam satu wadah atau satu tempat dan nampaknya
apa yang dikerjakan menuju satu tujuan, tetapi kalau prosesnya mempunyai
kondisi seperti disebutkan diatas, itu namanya “sama-sama kerja”.
Oleh karena itu, pengertian dan ketrampilan kerjasama perlu dipahami dan
dimiliki oleh semua pihak yang terlibat. Bahkan setiap individu dalam
organisasi/kelompok apapun, perlu secara sadar berupaya mengembangkan
kerjasama yang baik diantara semua pihak yang terlibat dalam program.
Beberapa keuntungan jika suatu program dilaksanakan dengan kerjasama
yang baik :
1. Memperingan tugas yang dipikul oleh masing-masing fihak.
2. Menghemat pikiran, tenaga serta dana (efisiensi).
3. Memantapkan kegiatan, karena menjadi milik bersama.
4. Lebih memberikan kesempatan kepada semua fihak untuk mengembangkan
kemampuannya dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan
dengan sendirinya juga meningkatnya partisipasi dalam pembangunan.

Hal – hal yang mempengaruhi Kerjasama:


1. Yang mendukung kerjasama
 Apabila semua fihak mengerti dan memahami permasalahan serta
tujuannya.
 Adanya koordinator yang mampu menjamin terjadinya koordinasi yang
mantap.
 Adanya komunikasi yang baik diantara semua fihak.
 Adanya keterbukaan, sehingga masing-masing fihak sadar akan
kekuatan/kelemahannya sendiri serta mengakui kekuatan/kelemahan
fihak lain.
 Kepekaan perlu dimiliki oleh semua fihak untuk lebih mendukung
terjadinya kerjasama yang baik.

2. Yang Menghambat Kerjasama


 Apabila ada fihak yang tidak memahami permasalahan dan tujuannya.
 Apabila tidak ada koordinator atau ada koordinator tetapi tidak mampu
melakukan koordinasi dengan baik.
 Apabila terjadi komunikasi yang tidak baik diantara fihak yang terlibat.
 Tidak adanya keterbukaan, sehingga terjadi tindakan-tindakan yang
menghambat kelancaran kerjasama.

74
Materi Lakmud

Tindakan – tindakan tersebut diantaranya:


a. Ada fihak yang bersikap menyerahkan pekerjaan kepada fihak lain
dan tidak bersedia bertanggungjawab terhadap penyelesaiannya.
b. Ada fihak yang jelas cenderung menampung semua pekerjaan,
meskipun sebenarnya jelas tidak mampu mengerjakannya.
c. Ada fihak yang dengan sadar atau tidak sadar (kurang peka) tidak mau
memberikan sebagian kemampuannya untuk membantu fihak lain.
d. Ada fihak lain yang tidak mau memperhatikan fihak lain yang masih
sibuk bekerja, dan merasa puas terhadap hasil pekerjaanya sendiri.
e. Ada fihak yang bersikap menutup diri.

Usaha Memahami Orang Lain


Oleh karena pada hakekatnya kerjasama adalah keterlibatan antara dua
fihak, maka penting sekali agar masing-masing fihak mampu memahami fihak
lain. Kemampuan memahami fihak lain sangat membantu menentukan sikap,
keputusan atau tindakan yang harus dilakukan dalam berhubungan dengan
orang lain.
Untuk memahami orang lain secara individu, perlu diketahui adanya tiga
aspek yang memperngaruhi tingkah laku atau tindakan seseorang, yaitu:
1. Latar belakang sosial budaya menunjukkan sikap yang sterotip (ciri-ciri)
misalnya:
- Apakah orang tersebut berasal dari keluarga nengrat atau keluarga
miskin. Keduanya pasti mempunyai perbedaan sikap pandang yang
tercermin pada tingkah lakunya.
- Apakah orang tersebut berasal dari daerah tertentu yang memiliki sifat-
sifat khusus dan dikenal secara umum, misalnya:
. Orang Solo, dikenal lamban (alon-alon asal kelakon).
. Orang Batak, dikenal bicaranya keras dan cepat.
. Orang Yahudi, dikenal sifatnya kikir.

2. Pola kebutuhan
Pola kebutuhan seseorang akan menentukan tingkah lakunya, termasuk
bagaimana dia menanggapi kejadian disekelilingnya.
Dalam hal ini dikenal ada dua teori:
- Teori Abraham Maslow, membagi kebutuhan menjadi empat hal:
a. Kebutuhan dasar. (makan, pakaian, tempat tinggal).
b. Kubutuhan rasa aman. (pekerjaan, kelanjutan hidup).

75
Materi Lakmud

c. Kebutuhan akan status. (ingin dihargai/dipandang).


d. Kebutuhan akan perwujudan diri. (spritual).
- Teori David Mc Lalland, membagi kebutuhan menjadi tiga hal:
a. Kebutuhan untuk mecapai sesuatu yang lebih baik.
b. Kebutuhan untuk mencapai kekuasaan.
c. Kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain.

Dari kedua teori tersebut, apabila kita tahu pada tahap mana kebutuhan
seseorang, bisa dipakai pertimbangan untuk memahami orang lain. Tindakan
seseorang biasanya dilatar belakangi oleh motivasi untuk mencapai
kebutuhannya.

3. Pola mekanisme bertahan.


Sering ada orang-orang yang terhalang untuk mencapi kebutuhannya.
Orang-orang demikian lalu menjadi apa yang sering disebut frustasi. Lalu
mecari kepuasan lain (pelarian) yang dikenal dengan istilah umum
Kompensasi.

Kerjasama antar kelompok.


Kerjasama bisa antar individu, tetapi juga bisa antar kelompok. Namun
pada hakekatnya kerjasama antar kelompok tidak berbeda jauh dengan
kerjasama antar individu. Sebab sifat dan sikap kelompok akan sangat diwarnai
oleh sifat dan sikap individu-individu yang ada didalamnya.
Oleh karena itu keberhasilan kerjasama antara kelompok juga
memerlukan persyaratan-persyaratan seperti yang dituntut pada kerjasama antar
individu.

Persaingan untuk menang.


Manusia sebagai individu dan sebagai makhluk sosial mempunyai sifat
umum, yaitu ingin dihargai. Penghargaan itu bisa berwujud penghormatan
pujian dan lain sebagainya. Sedang pada kedinasan bisa berwujud golongan
atau pangkat. Dan tidak jarang semua itu mengarah pada materi. Pada
hakekatnya, semua orang tidak akan mengelak dengan adanya keadaan seperti
ini. Namun orang sering lupa diri, upaya untuk meninggikan harga diri ini
dicapai dengan cara sedemikian rupa sehingga langsung atau tidak langsung
merugikan orang lain. Tentu saja karena semua bermaksud sama, tanpa disadari

76
Materi Lakmud

terjadilah persaingan untuk menang. Yang berarti juga persaingan untuk


mengalahkan.
Dalam situasi menang kalah ini, masing-masing fihak saling curiga-
mencurigai. Maksud yang baik dari satu fihak dicari-cari dan disimpulkan
sebagai maksud tidak baik oleh fihak lain. Maka kepekaan, salah satu syarat
yang mendukung terjadinya kerja sama yang baik, menjadi hilang, tidak ada
lagi keterbukaan. Komunikasi tidak akan berjalan baik, karena masing-masing
fihak tidak mau lagi mendengarkan pendapat orang lain, tetapi sudah siap
dengan bantahan atau menolak pendapat yang ada. Koordinasi sulit untuk
terjadi.
Situasi untuk menang inilah yang sebetulnya juga situasi menang-kalah,
yang sangat tidak menguntungkan dalam kerja sama.
Dalam kerja sama, terjadinya situasi menang-kalah berarti :
- Tugas yang dipikul oleh masing-masing fihak bertambah berat.
- Terjadi pemborosan waktu, tenaga dan pikiran.
- Kegiatan terlambat.
- Tidak terbuka kesempatan untuk mengembangkan kemampuan.
- Partisipasi dalam pembangunan terhambat, terhambat pula jalanya program
pembangunan.

Maka situasi menang-kalah yang terjadi dalam kerja sama hasilnya


adalah “kalah-kalah”. Hal ini perlu disadari oleh semua pihak, bahwa situasi
menang-kalah perlu dihindari.

77
Materi Lakmud

MATERI IX
SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING (SPS)

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Diharapkan audiens mengetahui tentang teori-teori Pemecahan Masalah

TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Audiens mengetahui pengertian hal-hal yang menimbulkan Masalah
b. Audiens dapat memahami tentang pengelompokan/klasifikasi masalah.
c. Audiens bisa mengerti bagaimana memecahkan masalah dengan baik.

A. PENGERTIAN
Scientific Problem Solving adalah pengolahan dari masalah-masalah
berdasarkan bahan-bahan yang ada untuk kemudian dipecahkan, diatasi dan
diselesaikan dengan pendekatan ilmiah.

B. PROBLEM / MASALAH
Masalah adalah kenyataan/realitas yang menunjukkan adanya jarak
antara rencana dan pelaksanaan, antara Das Sollen dengan Das Sein ( Apa
yang diharapkan dengan apa yang menjadi kenyataan ).
Jarak antar Das Sein dan Das Sollen biasanya dapat berupa :
Ketimpangan, Kelangkaan, Kekurangan, Staknasi/Berhenti, Ketidak tahuan
dll.
Menurut Drs. Taliziduhu M dalam buku Riset Teori Methodologi
Administrasi, masalah bisa terjadi dalam kondisi sebagai berikut :
1. Dalam keadaan atau kejadian bila dibandingkan apa dan
bagaimana yang timbul atau terjadi ( fakta yang ada ) dengan
target yang telah ditentukan.
2. Di dalam keadaan atau kejadian bila dibandingkan bagimana
dahulu dan sekarang.
3. Di dalam keadaan atau kejadian dimana ketentuan-ketentuan yang
seharusnya dilaksanakan, dibandingkan dengan kenyataan
4. Di dalam keadaan atau kejadian bila rencana dibandingkan
dengan pelaksanaan.
5. Di dalam keadaan atau kejadian bila persediaan (Suplay)
dibandingkan permintaan (Deman).

78
Materi Lakmud

6. Di dalam keadaan atau kejadian, dimana keinginan ( cita-cita )


dibanding dengan pengejawantahan/hasilnya.

C. KLASIFIKASI MASALAH
Menurut Sondang P Siagian, MPA, PhD, masalah dapat
diklasifikasikan dalam dua ( 2 ) kelompok besar yaitu :
1. Masalah Sederhana dengan kriteria sebagai berikut :
- Masalah Kecil
- Berdiri Sendiri
- Tidak berpautan dengan masalah lain
- Mempunyai konsekuensi kecil
- Pemecahannya/Solvingnya tidak membutuhkan pemikiran yang
berat

Pola yang digunakan dalam memecahkan kasus/problema sederhana


pada umumnya berdasarkan: Intuisi/firasat, Pengalaman, kebiasaan,
fakta dan informasi yang sederhana, wewenang yang melekat pada
jabatan.

2. Masalah Rumit dengan kriteria sebagai berikut :


- Masalahnya besar
- Tidak berdiri sendiri
- Berkaitan dengan masalah lain
- Mengandung konsekuensi yang tinggi
- Pemecahannya perlu pemikiran dan berkelompok.
Untuk mencari solusi dari problematika yang tergolong rumit, masalah
dapat dikelompokkan dalam dua ( 2 ) jenis yaitu :
1. Sturctured Problem : adalah masalah yang jalan faktor
penyebabnya bersifat rutin (berulang-ulang). Sehingga
pemecahannya dapat dilakukan dengan proses pengambilan
keputusan yang bersifat kontinyu, dan dibakukan. Misalnya :
kenaikan pangkat, kenaikan gaji, pengangkatan kader fungsional
dll.
2. Unstructured Problem : adalah masalah yang timbul sebagai hal
khusus yang menyimpang dari masalah organisasi secara umum,
tidak rutin, faktor penyebab dan konsekuensinya tidak jelas,

79
Materi Lakmud

timbulnya bersifat insidential. Sehingga penyelesaiannya


memerlukan cara dan teknik khusus.

D. TEORI-TEORI SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING


1. Teori Stuart Chase ( 1956 ) dalam bukunya The Proper Study Of
Makind mengemukakan bahwa untuk masalah-masalah yang rumit,
manusia diharapkan melakukan tindakan dari alternatif-alternatif yang
ada sampai mendapatkan keputusan dengan enam (6) langkah yaitu :
a. Memohon petunjuk Allah SWT
b. Memohon petunjuk/restu orang bijak
c. Mendasarkan diri pada firasat/intuisi
d. Menggunakan akal sehat ( Common Sence )
e. Menggunakan daya pikir yang logis ( Logika )
f. Penyelesaiaan Secara Ilmiah
2. Teori AF. James Stoner ( 1978 ) dalam bukunya Pengembangan Pola
Management menerangkan seperti dalam diagram di bawah ini :

( S-1 ) ( S-2 ) ( S-3 ) ( S-4 )

DIAGNOSA DAN MENGUMPULKAN MENGEMBANGKAN EVALUASI


MENDEFINISIKA DAN MENGANALISA ALTERNATIF SOLVING ALTERNATIF
SOLVING MASALAH
N MASALAH MASALAH MASALAH

( S-5 ) ( S-6 ) ( S-7 )


MEMILIH ALTERNATIF ANALISA KONSEKUENSI MENJATUHKAN
TERBAIK SOLVING YANG MUNGKIN
KEPUTUSAN
MASALAH TERJADI

3. TEORI MANAJEMEN dalam hal Prosedur Pengambilan


Keputusan dapat dikemukakan cara memecahkan masalah sebagai
berikut :
a. Pengalaman dan perumusan masalah yang hendak dipecahkan
b. Pengumpulan data pendahuluan
c. Penetapan kebijaksanaan umum untuk pemecahan
d. Pemikiran serta telaah Staff yang meliputi 5 aspek penting yaitu :
- Pengembangan alternatif

80
Materi Lakmud

- Penilaiaan alternatif
- Pembandingan atas konsekuensi alternatif
- Penilaian alternatif yang nampak baik
- Analisa dan cara bertindak yang berlawanan
e. Pengajuan saran
f. Pertimbangan atas saran
g. Pemilihan alternatif terbaik
h. Implementasi/perwujudan keputusan

Demikian beberapa hal yang bisa digunakan dalam memecahkan suatu


permasalahan yang timbul, baik masalah pribadi maupun masalah
organisasi dengan pendekatan ilmiah/scientific. Semoga bermanfaat buat
kita sekalian.

81
Materi Lakmud

MATERI X
NETWORKING DAN LOBBYING

A. Pengertian Lobbying
Definisi yang lebih luas adalah suatu upaya informasi dan persuasif
yang dilakukan oleha satu pihak (perorangan, kelompok, swasta,
pemerintah) yang memiliki kepentingan tertentu untuk menarik dukungan
dari pihak – pihak yang dianggap memiliki pengaruh atau wewenang,
sehingga terget yang diinginkan tercapai.
Pendekatan secara persuasif menurut pendapat ini lebih dikemukakan
pada pihak pelobi, dengan demikian dibutuhkan keaktifan pelobi untuk
menunjang kegiatan tersebut.
Pola ini lebih menekankan bahwa lobby untuk membangun koalisi
dengan organisasi-organisasi lain dengan berbagai tujuan dan kepentingan
untuk melakukan usaha bersama. Digunakan pula untuk membangun akses
guna mengumpulkan informasi dalam isu-isu penting dan melakukan
kontak dengan individu yang berpengaruh.
Meskipun bentuknya berbeda, pada esensinya lobbying dan negosiasi
mempunyai tujuan yang sama yaitu menggunakan teknik komunikasi untuk
mencapai target tertentu. Dibandingkan dengan negoisasi yang merupakan
suatu proses resmi atau formal, lobbying merupakan pendekatan informal.

B. Karakteristik Lobbying
1. Bersifat tidak resmi/Informal dapat dilakukan diluar forum atau
perundingan yang secara resmi disepakati.
2. Bentuk dapat beragam dapat berupa obrolan yang dimulai dengan tegur
sapa, atau dengan surat.
3. Waktu dan tempat dapat kapan dan dimana saja sebatas dalam kondisi
wajar atau suasana memungkinkan. Waktu yang dipilih atau
dipergunakan dapat mendukung dan menciptakan suasana yang
menyenangkan, sehingga orang dapat bersikap rileks.
4. Pelaku / aktor atau pihak yang melakukan lobbying dapat beragam dan
siapa saja yakni pihak yang berkepentingan dapat berupa pihak
eksekutif atau pemerintahan, pihak legislatif, kalangan bisnis, aktifis
LSM, tokoh masyarakat atau ormas, atau pihak lain yang terkait pada
obyek lobby.
5. Bila dibutuhkan dapat melibatkan pihak ketiga untuk perantara.

82
Materi Lakmud

6. Arah pendekatan dapat bersifat satu arah, pihak yang melobi harus aktif
mendekati pihak yang dilobi. Pelobi diharapkan tidak bersikap pasif
atau menunggu pihak lain sehingga terkesan kurang perhatian.

C. Target Kegiatan Lobi :


- Memengaruhi kebijakan,
- Menarik dukungan,
- Memenangkan persyaratan kontrak/dalam kegiatan/bisnis,
- Memudahkan urusan,
- Memperoleh akses untuk kegiatan berikutnya,
- Menyampaikan informasi untuk memperjelas kegiatan.

D. Strategi Melobby :
Mengingat sifatnya yang informal, tidak ada strategi baku atau
yang sudah terpola dalam kegiatan ini, melainkan sangat beragam dan
tergantung berbagai faktor aktual dan suasana setempat yang
berpengaruh. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lobbying
adalah :
1. Sistem Politik
Kondisi sistem akan berpengaruh pada cara-cara lobi yang
dilakukan. Pada sistem politis yang demokratis dimana pendelegasian
wewenang dan keterbukaan menjadi salah satu cirinya maka lobi mudah
dilakukan karena sasaran lobi lebih jelas, dalam arti pejabat atau
stakeholder sebagai obyek lobi berada pada posisi yang telah diketahui
mempunyai wewenang, aspek-aspek yang perlu diperhitungkan lebih
pasti. Dalam sistem politik yang demokratis selama berada dalam
kerangka aturan main yang telah ditentukan, maka orang tidak perlu
takut mendapatkan resiko politik yang tidak diperhitungkan.
Berbeda dengan sistem politik yang demokratis, dalam sistem
politik yang otoriter melakukan lobbying merupakan hal yang sulit
diperkirakan. Kadang pada moment yang tepat, lobby dapat mudah
dilakukan namun bisa menjadi hal yang sulit. Dapat terjadi lobbying
pada suatu pihak atau seorang tokoh telah dihasilkan dukungan tertentu,
tetapi kemudian hal itu dianulir (dibatalkan atau dimentahkan oleh
pihak lain yang lebih berkuasa tanpa alasan yang jelas) sehingga
lobbying yang dilakukan menjadi sia-sia.

83
Materi Lakmud

Dalam sistem seperti ini maka berbagai peraturan dan perhitungan-


perhitungan rasional menjadi sulit dijadikan pegangan, karena hukum
dan peraturan ditangan pemegang kekuasaan yang bisa berubah setiap
saat sesuai kehendaknya sendiri.
2. Norma dan Etika
Lobbying pada intinya adalah suatu upaya untuk memaksimal-kan
penggunaan tehnik komunikasi untuk mempengaruhi pihak lain yang
semula cenderung menolak, agar menjadi setuju atau untuk mempeoleh
dukungan. Namun tidak berarti harus menghalalkan semua cara, norma
dan etika harus tetap dihormati dan menjadi pegangan, karena apabila
tidak dilakukan lobi akan menjadi arena atau media perantara adanya
korupsi dan kolusi.
Bagi orang yang menjunjung tinggi norma dan etika, lobbying
tidak perlu disertai janji-janji yang seharusnya tidak boleh diberikan
ataupun dengan mendiskreditkan pihak ketiga apalagi fitnah agar
memperoleh simpati dan dukungan dari pihak yang di lobby. Dalam
praktik banyak hal yang bisa terjadi seiring dengan dinamika
masyarakat. Pada lobbying yang melibatkan pihak-pihak yang sama
kurang menghormati etika dan moral maka kesesuaian yang berubah
menjadi (saling) mendukung bisa saja terjadi. Namun hampir bisa
dipastikan bahwa model seperti ini akan merugikan kepentingan
bersama atau kepentingan yang lebih besar norma dan etika selalu
dimaksudkan untuk kebaikan dan kepentingan tidak saja diri pribadi
tetapi juga orang lain dan masyarakat luas.
3. Norma Hukum dan Peraturan
Hukum yang dibuat untuk mengatur masyarakat agar diperoleh
ketertiban dalam kehidupan bersama harus dihormati dan dipatuhi oleh
semua warga negara. Dalam lobbying batas-batas hukum juga harus
tetap dihormati dan ditaati, lobbying tidak boleh dilakukan dengan
mengabaikan batas-batas hukum, misalnya dengan melakukan atau
memanipulasikan data dan informasi sedemikian rupa agar yang dilobi
menjadi percaya dan kemudian mendukungnya dmikian juga cara-cara
lain yang menipu atau menyesatkan pihak yang di lobby sehingga
memperoleh kesan atau kesimpulan yang salah/keliru yang tentunya
dilarang oleh hukum/tidak boleh dilakukan.
Dengan demikian maka kejelasan batas-batas hukum dan juga
tegaknya hukum itu sendiri ikut mempengaruhi praktik lobbying. Sama

84
Materi Lakmud

halnya dengan norma dan etika pelanggaran dan atau penyimpanan


terhadap hukum yang dilakukan dalam lobbying mungkin saja malah
melancarkan pendekatan yang dilakukan namun demikian hampir pasti
hasil yang diperoleh lebih banyak menguntungkan pihak-pihak tertentu
saja ketimbang bagi kebaikan dan manfaat orang banyak.
4. Memperhatikan Adat Istiadat
Adat dan istiadat yang berkembang dalam masyarakat perlu
diperhatikan, lebih-lebih bagi pihak yang melakukan lobbying harus
dijaga agar tidak ada tindakan yang dianggap pertentangan dengan adat
istiadat yang dihormati oleh sasaran lobby karena akan menimbulkan
anti pati atau paling perasaan kurang simpati misalnya lobbying
dilakukan pada orang yang sedang berduka cita atau sedang terkena
musibah.
5. Mengetahui Siapa yang Akan Dilobbying
Keberhasilan lobbying juga dipengaruhi oleh siapa yang akan
dilobby, karena sifat dan perilaku orang bermacam-macam. Ada orang
yang kompromatis ada yang kaku ada yang suka bercanda dan terbuka
sementara juga ada yang mudah tersinggung.
Latar belakang pendidikan sosial dan ekonomi juga beragam
demikian pula pandangan dan visinya terhadap suatu hal sehingga
sikapnya terhadap lobby juga bisa berbeda-beda. Bagi pihak yang
melakukan lobbi adalah sangat penting untuk memahami siapa yang
akan dilobby sehingga bisa mengatur dan merancang teknik komunikasi
yang sebiak-baiknya selalu dengan sifat, pandangan, kegemaran, dan
lainnya dari pihak yang dilobby, sehingga dapat mengundang simpati
dan hubungan yang diharapkan.
6. Siapa yang Melobi
Pelaku lobbi adalah mereka yang berada pada pihak yang paling
memerlukan sehingga harus aktif, melakukan pendekatan tidak sekedar
menunggu. Dengan demikian maka peranan atau pihak yang melobbi
sangat penting.
Sedemikian pentingnya sehingga orang yang melakukan lobbi
haruslah orang yang mempunyai kemampuan tertentu. Kemampuan
tersebut bukan saja bersifat intelegensia berupa kecerdasan, penguasaan
terhadap masalah yang dihadapi, keleluasaan pengetahuan dan
wawasan, mempunyai sikap yang baik dan penampilan yang menarik
dalam arti menyenangkan, serta mempunyai kredibilitas. Orang yang

85
Materi Lakmud

integritasnya diragukn atau kurang dipercaya, akan mengalami


kesulitan apabila melakukan lobbying.
Disamping itu sesuai dengan esensi lobbying itu sendiri maka
pelaku lobbi harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik,
sabar, dan tlaten (tidak mudah tersinggung dan marah)

E. Jenis – Jenis Lobby


Terdapat 4 (empat) macam jenis melobi :
1. Tidak langsung :
 Lobby bisa dilakukan dengan cara tidak langsung hal ini
mengandung pengertian tidak harus satu pihak atau satu orang yang
berkepentingan menghubungi mendekati sendiri pihak lain yang
mau dilobby.
 Pendekatan itu bisa dilakukan dengan perantaraan pihak lain
(terutama yang dianggap punya akses atau mempunyai hubungan
yang dekat dengan pihak yang dilobby).
 Dalam hal seperti ini maka satu hal yang sangat penting dipehatikan
oleh pihak yang melobby adalah kepercayaan atau kredibilitas pihak
ketiga yang dijadikan perantara atau penghubung tersebut.
 Kendala lain jangan sampai gara-gara lobbying yang dilakukan
dengan menggunakan jasa pihak lain (pihak ketiga) justru merusak
hubungan yang sudah ada, karena kesalahan atau ulah pihak ketiga
tersebut.
 Kendala lain dalam menggunakan cara tidak langsung adalah pihak
ketiga atau perantara tersebut tidak selalu menguasai atau mengerti
permasalahan atau obyek yang jadi sasaran. Disamping itu apabila
obyek yang jadi sasaran bersifat rahasia maka akan membuka
kemungkinan bagi keocoran terhadap rahasia tersebut.
2. Langsung
Berbeda dengan cara tidak langsung maka disini pihak yang
berkepentingan (berusaha) harus bisa bertemu atau berkomunikasi secara
langsung dengan pihak yang dilobby dengan kata lain pihak pihak yang
terlibat bertemu atau berkomunikasi secara langsung tidak menggunakan
perantara atau pihak ketiga cara langsung ini jelas lebih baik dari pada
cara tidak langsung tetapi kendalanya adalah bahwa :
a. Pihak pihak yang terlibat tidak selalu saling mengenal.

86
Materi Lakmud

b. Tidak semua orang mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan


baik.
c. Kesan terhadap pribadi tidak selalu sama dengan kesan terhadap
lembaga lain. Jelasnya seseorang mungkin saja kurang suka atau
kurang menghormati orang tertentu tetapi terhadap lembaga yang
dipimpinnya dia tidak ada masalah dalam hal seperti ini tentu akan
lebih baik apabila yang melakukan lobby adalah orang lain atau staf
pada lembaga tersebut.
3. Terbuka
Yang dimaksud dengan cara terbuka adalah lobbying yang
dilakukan tanpa ketakutan untuk diketahui orang lain Lobby yang
dilakukan secara terbuka memang tidak harus berarti dengan sengaja
diekspose atau diberitahukan kepada khalayak, tetapi kalaupun diketahui
masyarakat bukan merupakan masalah.
Lobbying dengan cara terbuka ini biasanya dilakukan oleh dan
diantara kelompok misalnya pendekatan yang dilakukan oleh OPP atau
partai politik tertentu pada salah satu Organisasi Massa atau sebaliknya
dan antara suatu Ormas pada Ormas yang lain
4. Tertutup
Yang dimaksud lobbying dengan cara tertutup adalah apabila
lobbying dilakukan secara diam diam agar tidak diketahui oleh pihak lain
apalagi masyarakat. Lobbying dengan cara ini biasanya bersifat
perorangan yaitu yang dilakukan secara pribadi atau oleh seseorang pada
orang tertentu Lobbying cara ini dilakukan karena apabila sampai
diketahui oleh pihak lain maka bisa berakibat negatif atau merugikan
pihak yang melakukan lobby tersebut maupun pihak yang dilobby.

F. Cara lobbying
Agar lobbying di lakukan berhasil dengan baik atau sekurang kurangnya
tidak menimbulkan penolakan yang mungkin keras atau sikap antipati maka
perlu kiranya di perhatikan beberapa petunjuk teknis sebagai berikut
1. Perlu mengenal atau mengidentifikasi target lobby dengan baik.
Hal ini sangat perlu karena teknik yang kakn di pergunakan tergantumg
dari siapa yang akan di lobby. Untuk mencapai keberhasilan yang optimal,maka
pelobby harus memahami atau mengenal dengan baik sifat,sikap dan pandangan
bahkan mungkin perilaku orang(orang-orang)yang akan di lobby.

87
Materi Lakmud

Pengenalan ini perlu kan agar bisa di tentukan cara pendekatan yang akan
dilakukan,atau pemilihan teknik komunikasi yang akan di pergunakan.
Mendekati orang yang mudah tersinggung dan selalu serius dengan mendekati
orang yang penyabar dan suka bercanda,tentu sangat berbeda. Kekeliruan atas
hal ini akan berakibat fatal.
2. Performance atau penampilan diri yang baik
Seorang pelobby harus mampu menampilkan diri dengan baik,sehingga
menimbulkan kesan yang positif bagi pihak yang di lobby. Penampilan diri ini
tidak berarti semata mata hanya bersifat fisik(lahiriyah) seperti pakaian dan
sebagainy,tetapi juga kepribadian dan intelektualita.
3. Memperhatikan situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi yang ada atau melingkup suasana lobbying harus di
perhatikan oleh pelobby,demikian pula perubahan perubahan yang terjadi. Hal
ini terutama sangat penting dalam penggunaan cara menyampaikan
pesan.Dalam melaukan lobbying seorang pelobby harus bisa menympaikan atau
menyajikan pesan yang di bawanya kepada pihak yang di lobby agar tertarik
dan kemudian memperhatikan,sehingga bisa mengerti dan memahami apa yang
di inginkan dan pada gilirannya dapat menerima dan akhirnya mendukung.
4. Jangan takut gagal
Pepetah mengatakn kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Adalah hal
yang biasa bahwa tidak semua usaha pasti berhasil apalagi dalam waktu cepat
dan singkat,lebih lebih dalam hal lobby. Lobbying di lakukan untuk membuat
atau mengubah pihak atuau orang yang semula tidak suka menjadi suka,yang
semula menolak menjadi menerima dan yang menantang menjadi mendukung.
Oleh karena itu maka dukungan yang diharapkan tidak selalu bisa diperoleh
berulangkali. Dengan demikian maka pelobby tidak boleh takut gagal, dia harus
memiliki optimisme, telaten, sabar, gigih, dan fleksibel.

G. Langkah-Langkah persiapan :
1. Menguasai masalah yang dibicarakan
2. Mulai berbicara bila situsi telah memungkinkan
3. Mengarahkan dengan tepat agar dapat memancing perhatian
4. Cara berbicara harus jelas dan jangan terlalu cepat, mengatur volume suara,
dan mempersiapkan kata-kata dngan baik.
5. Memperhatikan sikap, pandangan mata, gerak gerik yang membantu
6. Sopan, saling menghormati, dan menyiratkan persaudaraan.

88
Materi Lakmud

LAGU-LAGU IPNU-IPPNU

MARS IPPNU
Birama : 3 / 4
MARS IPNU
Birama : 2 / 4

Sirnalah gelap terbitlah terang


Mentari timur sudah bercahya Wahai pelajar Indonesia
Ayunkan langkah pukul genderang Siapkanlah barisanmu
Segala rintangan mundur semua Bertekat bulat bersatu
Di bawah kibaran panji IPNU
Tiada laut sedalam iman Ayo hai pelajar Islam yang
Tiada gunung setinggi cita setia
Sujud kepala kepada Tuhan
Kembangkanlah agamamu
Tegak kepala lawan derita
Dalam negara Indonesia
Di malam yang sepi Tanah air yang kucinta
dipagi yang terang Dengan berpedomana kita
Hatiku teguh bagimu ikatan belajar
Di malam yang hening Berjuang serta bertaqwa
dihati membakar Kita bina watak nusa dan
Hatiku penuh bagimu pertiwi bangsa
Tuk kejayaan masa depan
Mekar seribu bunga di tanam Bersatu wahai pelajar Islam
Mekar cintaku pada ikatan jaya
Ilmu kucari amal kuberi Tunaikanlah kewajiban
Untuk agama bangsa negeri
yang mulia
Ayo maju pantang mundur
Dengan rahmat Tuhan kita
perjuangkan
Ayo maju pantang mundur
Pasti tercapai adil makmur

89
Materi Lakmud

Hymne Pelajar NU

Birama : 2 / 4 Shubbanul Wathan

Bersemilah – Bersemilah
Tunas – Tunas NU
Ya Lal Wathon
Tumbuh subur - Tumbuh subur
Di persada NU Ya Lal Wathon
Masa depan di tanganmu
Untuk meneruskan perjuangan Ya Lal Wathon
Mekar Indah – Mekar Indah
Kau harapan NU Hubbul Wathon minal Iman
Kita bangun – Kita bangun
Jiwa besar NU Wala Takun minal Hirman
Nan bertaqwa nan berjiwa Inhadlu Alal Wathon (2x)
Islam Ahlussunnah waljama’ah
Bersemilah – bersemilah
Tunas – Tunas NU
Tumbuh subur – Tumbuh subur Indonesia Biladi
Di persada NU
Hari depan mengharapkan Anta ‘Unwanul Fakhoma
Darma bakti akan kita abdikan
Bersemilah – Bersemilah
Tunas – Tunas NU Kullu May Ya’tika Yauma

Thomihay Yalqo Himama (2x)

Pusaka Hati Wahai Tanah Airku

Cintaku dalam Imanku

Jangan Halangkan Nasibmu

Bangkitlah Hai Bangsaku (2x)

Indonesia Negriku

Engkau Panji Martabatku 90

Siapa Datang Mengancammu


Materi Lakmud

REFERENSI

Materi Lakmud PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot 2010


Materi Lakmud PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot 2012
Materi Lakmud PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot 2014
Materi Lakmud PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot 2016
Pedoman Kaderisasi IPNU 2014
Pedoman Kaderisasi IPPNU 2012
Hasil Kongres IPNU 2015
Hasil Rakernas IPNU 2016

91
Materi Lakmud

SUSUNAN PANITIA LAKMUD 2018


IPNU-IPPNU ANAK CABANG NGRONGGOT

PELINDUNG : MWC NU KECAMATAN NGRONGGOT


PENANGGUNGJAWAB : Fiqhy Setiyo Budi (Ketua PAC IPNU)
Nurruli Fathur Rohmah (Ketua PAC
IPPNU)
STEERING COMMITTEE :
Ketua : Ahmad Habibur Rohman (Dadapan)
Anggota : 1. Ahmad Syafi’i Sulaiman (Cengkok)
2. Andi Saifullah (Banjarsari)
3. Aulia Tito Khoirul Umamih (Dadapan)
4. Binti Isnaini (Dadapan)
5. Eka Yunar Rahmawati (Ngronggot)
6. Fatimatuz Zahro’ (Cengkok)
7. Iswanto (Dadapan)
8. Khoirur Roziqin (Kelutan)
9. Luluk Maulidah (Dadapan)
10. Mamad (Tanjungkalang)
11. Mu’ashomah (Kelutan)
12. Mudhofar Mahmud (Dadapan)
13. Moh. Ichwan (Klurahan)
14. Moh. Zubaidah (Banjarsari)
15. M. Nuril Huda (Kelutan)
16. M. Saifudin (Klurahan)
17. M. Sya’iruddin (Dadapan)
18. Ratna Indah Sari (Ngronggot)
19. Siti Lailatul Cholidiyah (Banjarsari)
10. Yurika Noviliana (Dadapan)

ORGANIZING COMMITTEE
Ketua : M. Fatkhul Amin (Klurahan)
Sekretaris : Nadya Ainun Nikmah (Ngronggot)
Bendahara : Afika Wardatul Afifah (Kalianyar)

92
Materi Lakmud

Seksi-seksi:
1. Sie Acara
Koordinator: Siti Kholimah (Klurahan)
Anggota : 1. Badrus Sholih (Banjarsari)
2. Binti Hidayati Jazilatur R. (Tanjungkalang)
3. Habiburrohman (Betet)
4. Irma Khoirun Nisa (Dadapan)
5. M. Syarifuddin (Dadapan)
2. Sie Hubungan Masyarakat (Humas)
Koordinator: M. Rizal (Cengkok)
Anggota : 1. Galuh (Kalianyar)
2. Mahmudin (Mojokendil)
3. M. Arif Sofyan (Kelutan)
4. M. Ainul Yaqin (Dadapan)
5. M. Baha’uddin (Kelutan)
6.. M. Rahmad Hidayat (Kelutan)
3. Sie Keamanan
Koordinator: M. Iqbal Zakaria (Banjarsari)
Anggota : 1. Arifatkhur Rozak (Mojokendil)
2. Efendi (Dadapan)
3. Tofik Zulfanur R. (Ngronggot)
4. Seluruh Anggota DKAC CBP-KPP Ngronggot
4. Sie Kesekretariatan
Koordinator: Laela Diaz Shendy (Betet)
Anggota : 1. Hidayatul A’yuni (Kelutan)
2. Maya Naylul Muna (Klurahan)
3. Putri Dewi Zulinda (Ngronggot)
4. Sie Konsumsi
Koordinator: Risnawati (Dadapan)
Anggota : 1. Riska Dwi R. (Ngronggot)
2. Mia Ni’matul Rosidah (Dadapan)
3. Ni’matul Khoiriyah (Klurahan)
4. M. Zainul Musyafa' (Kalianyar)
5. Sulis Isro’ul Jannah (Ngronggot)

93
Materi Lakmud

5. Sie Perlengkapan (Perkap)


Koordinator: Risky Dwi Yulianto (Ngronggot)
Anggota : 1. Ahmad Nurus Shofa (Dadapan)
2. Alfian Bahrul Ulum (Kelutan)
3. M. Imam Syafi’udin (Dadapan)
4. M. Nur Fathoni (Ngronggot)
5. Saguh Nata Saputra (Dadapan)
6. Sie Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi (PDD)
Koordinator: Ahmad Farid Zain (Kaloran)
Anggota : 1. M. Irfan Wahyudi (Klurahan)
2. Muh. Ari Khoirur R. (Mojokendil)
3. Nurul Latifatul Mahbubah (Betet)
4. Yulianto (Kalianyar)

94
Materi Lakmud

95

Anda mungkin juga menyukai