Novita Adi Tiyana - TREMATODA
Novita Adi Tiyana - TREMATODA
Novita Adi Tiyana - TREMATODA
I. TUJUAN
Untuk dapat mengetahui morfologi dari parasit dengan cara pengamatan
menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa obyektif 10x atau 40 x dan lensa
okuler 5x dan 10x.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat B. Bahan
1. Mikroskop 1. Preparat (sampel)
2. Obyek glass 2. Alkohol mikroskop
3. Deck glass 3. Kapas
1. Operculum
2. Dinding 1 lapis
3. Isi : mirasidium
Tidak berembrio matang
DAFTAR PUSTAKA
Muslim, M. 2009. Parasitologi Untuk Keperawatan Parasitologi Kedokteran. Jakarta : EGC
I. TUJUAN
Untuk dapat mengetahui morfologi dari parasit dengan cara pengamatan
menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa obyektif 10x atau 40 x dan lensa
okuler 5x dan 10x.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat B. Bahan
1. Mikroskop 1. Preparat (sampel)
2. Obyek glass 2. Alkohol mikroskop
3. Deck glass 3. Kapas
1. Operculum jelas
2. Dinding tebal
3. Matang berisi mirasidium
4. Terdapat penebalan pada ujung yang lain
DAFTAR PUSTAKA
Muslim, M. 2009. Parasitologi Untuk Keperawatan Parasitologi Kedokteran. Jakarta : EGC
I. TUJUAN
Untuk dapat mengetahui morfologi dari parasit dengan cara pengamatan
menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa obyektif 10x atau 40 x dan lensa
okuler 5x dan 10x.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat B. Bahan
1. Mikroskop 1. Preparat (sampel)
2. Obyek glass 2. Alkohol mikroskop
3. Deck glass 3. Kapas
1. Oval sucker
2. Ventral sucker
3. Testis pada ♂
Schistosoma japonicum : 6-8
Schistosoma mansonia : 8-9
Schistosoma haematobium : 4-5
4. Canalis gynecophorus
5. Coecum
6. Tonjolan pada kulit (tubercles)
Schistosoma japonicum : halus
Schistosoma mansonia : kasar
Schistosoma haematobium : halus
7. Ovum dalam uterus
8. Ovarium pada ♀
Schistosoma japonicum : ½ bagian tubuh
Schistosoma mansonia : ⅓ bagian tubuh
Schistosoma haematobium : ⅓ bagian tubuh
TOPIK : Cacing Schistosoma sp KETERANGAN
A. Letak pertengahan panjang tubuh
B. ⅓ bagian tubuh : anterior
C. ⅓ bagian tubuh : posterior
V. KESIMPULAN
........................................................................................................................................
...........................
............................................................................................................................. ...........
...........................
............................................................................................................................. ...........
...........................
VI. PEMBAHASAN
Pada manusia ditemukan 3 spesies penting.Schistosoma japonicum, Schistosoma
mansoni dan Schistosoma haematobim.Selain spesies yang ditemukan pada manusia,masih
banyak spesies yang hidup pada binatang dan kadang-kadang dapat menghinggapi manusia.
Tiga spesies schistosoma tersebut berparasit pada orang, dimana ketiganya struktur bentuknya sama,
tetapi beberapa hal seperti morfologinya sedikit berbeda dan juga lokasi berparasitnya pada tubuh
hospes definitif.
Daur hidup Cacing dewasa hidup dalam venula yang mengalir ke organ tertentu dalam perut
hospes definitif (orang), yaitu: S. hematobium, hidup dalam venula yang mengalir ke kantong kencing
(vesica urinaria),S. mansoni, hidup dalam venula porta hepatis yang mengalir ke usus besar (dalam
hati),S. japonicum, hidup dalam venula yang mengalir ke usus halus.Cacing betina menempel pada
bagian gynecophore dari cacing jantan dimana mereka berkopulasi. Cacing betina meninggalkan
tempat tersebut untuk mengeluarkan telur di venula yang lebih kecil.
“PETUNJUK PRAKTIKUM “PARASITOLOGI DASAR” 80
Diagnosis Seperti pada cacing lainnya, diagnosis dilakukan dengan melihat telur cacing dalam
ekskreta. Tetapi jumlah telur yang diproduksi caing betina schistosoma sangat sedikit sekali
dibanding dengan parasit cacing lainnya yang menginfeksi orang. Hanya sekitar 47% pasien dapat
didiagnosis dengan cara smear langsung itupun setelah dilakukan tiga kali smear. Biopsi dapat
dilakukan yaitu dengan biopsi rektal, liver dan katong kencing akan mendapatkan hasil yang baik, tetapi
hal tersebut berlu keahlian khusus bagi yang melakukannya. Penelitian telah dilakukan dengan metoda
imuno-diagnostik, yaitu dengan tes intradermal. Tes intradermal akan terlihat positif setelah 4-8 minggu
setelah infeksi, walaupun pasien mungkin telah sembuh. Hasilnya 97% akuarat dan lebih efisien. Tes
juga dapat dilakukan dengan CFT(Complemen fiksasion tes), tetapi hal ini dapat terjadi kros reaksi
dengan penyakit shyfilis dan Paragonimus sp, tetapi bila tidak hasilnya dapat 100%
DAFTAR PUSTAKA