Asidi Alkalimetri

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

ASIDI-ALKALIMETRI

A. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar senyawa asam yang

tidak larut dalam air.

B. LANDASAN TEORI

Metode analisis kualitatif dan kuantitatif berbeda terutama dalam axioma dan

ciri-cirinya. Berbagai perbedaan yang ada antara dua metode, terutama dari segi

konsep-konsep dasar serta berbagai aspek dari masing-masing metode, maka

biasnya hanya ada satu metode yang digunakan dalam penelitian ( Musianto,

2002).

Asam adalah zat yang di dalam air menghasilkan ion H+ dan basa adalah zat

yang di dalam air terionisasi menghasilkan ion OH-. Sedangkan menurut Johanes

Bronsted, asam adalah zat yang dapat menerima proton, sedangkan basa adalah

zat yang mampu memberikan proton. Dalam ilmu kimia, istilah asam dan basa

digolongkan dari urutan 1-14, yaitu 1-6 adalah bersifat asam dan 8-14 bersifat

basa. Sedangkan pada nomor ke-1 bersifat netral (tidak asam dan juga tidak basa)

( Purnomo, 2010 ).

Titrasi asam-basa adalah metode penetapan suatu kadar larutan dengan

menggunakan larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Dalam hal ini,

suatu larutan yang konsentrasinya telah diketahui secara pasti (larutan standar),

ditambahkan secara bertahap ke larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui,

sampai reaksi kimia antara kedua larutan tersebut sempurna (Chandra, dkk, 2012).
Asam salisilat memiliki aktivitas keratonik dan antiseptik lemak jika

digunakan secara topikal. Sifatnya yang asam meningkatkan hidrasi endogen,

sehingga keratin terdistribusi di permukaan kulit yang pada gilirannya dapat

meningkatkan kemampuan absorbsi kedalam kulit. Asam slaisilat bersifat hidrofil,

tetapi sukar larut dalam air. Dilain pihak asam salisilat diharapkan terjerat dalam

kompartemen air karena asam salisilat harus dalam keadaan terlarut ( Panjaitan,

2008 ).
C. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

Alat – alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :

 Buret

 Filler

 Erlenmeyer

 Gelas kimia

 Pipet tetes

 Pipet ukur

 Satif dan klem

 Timbangan analitik

2. BAHAN

Bahan – bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :

 Aqua destilata

 Bedak salisilat

 Etanol

 Indikator phenolphtalein

 NaOH 0,1 N
D. PROSEDUR KERJA

Bedak Salisilat

- Ditimbang 0,1 gr
- Dimasukan kedalam erlenmeyer
- Ditambahkan etanol 15 ml
- Ditambahkan 5 ml air
- Ditambahkan 1 pipet indikator PP
- Dititrasi dengan 0,1 N NaOH
Hasil pengamatan
E. HASIL PENGAMATAN

1. TABEL HASIL PENGAMATAN

PERLAKUAN HASIL
0,1 gr bedak salisilat + 15 ml

etanol + 5 ml air + 1 pipet


Bening (tidak terjadi
indikator dititrasi dengan perubahan )

0,1 N NaOH 45 ml

2. PERHITUNGAN

 Konsentrasi asam salisilat berdasarkan pertimbangan

gr v
M= ×
mr 1000

0,1 gr 20 ml
= ×
138 ,12 1000

2
=
138 ,120

= 0,000014 M

 Konsentrasi berdasarkan titrasi

M 1 V 1=¿ M 2 V 2

0,1 × 45 ml=¿ M 2× 20 ml

M 2=¿ 0,225

 Kadar asam salisilat

V × N × BE
Kadar = ×100 %
mg sampel
0,045× 0,1 ×13,812
Kadar = ×100 %
100

0,062
Kadar = ×100 %
100

Kadar = 0,062 %

3. Reaksi

OH OH

+ NaOH + H2O
COOH COONa
F. PEMBAHASAN

Kimia analisis adalah cabang ilmu cabang ilmu kimia yang berfokus pada

analisis material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya.

Ada dua jenis metode yang digunakan dalam analisis yaitu analisis kualitatif dan

analisis kuantitatif. Ananlisis kualitatif adalah analisis yang bertujuan untuk

mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, sedangkan analisis

kuantitatif adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur

atau senyawa dalam suatu sampel.

Analisis yang digunakan pada percobaan ini adalah anilisis kuantitatif,

dimana kita akan menentukan kadar senyawa asam yang tidak larut dalam air.

Dalam hal ini senyawa asam yang akan ditentukan kadarnya adalah asam salisilat.

Asam salisilat memiliki nama resmi acidum salicylicum (C 7H6O3) dengan

berat 138,12. Asam salisilat memiliki pemerian hablur ringan tidak berwarna atau

serbuk berwarna putih, hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam. Asam

salisilat larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%), mudah larut

dalam kloroform. Asam salisilat berkhasiat sebagai keratolitikum dan anti fungi.

Bahan dari asam salisilat yang digunakan pada percobaan ini adalah bedak

salisilat yang biasanya digunakan untuk menghilangkan rasa gatal karena

keringat, psoriasis dan lain-lain infeksi yang disebabkan oleh jamur.

Titrasi asam-basa adalah sering disebut asidialkalimetri. Reaksi dasar dalam

titrasi asam-basa adalah netralisasi atau penetralan yaitu reaksi yang dapat

dinyatakan dalam persamaan reaksi:


H+ + OH- H2O

Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-

senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan larutan asam, sebaliknya

alkalimetri adalah penetapan kadar-kadar senyawa yang bersifat asam dengan

larutan basa.

Penentuan kadar asam salisilat dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

VNaOH × NNaOH × BE
Kadar = ×100 %
mg sampel

Asam salisilat yang merupakan senyawa asam, pada percobaan dititrasi

menggunakan NaOH 0,1 N yang merupakan senyawa basa. Dalam proses titrasi

ini asam salisilat yang akan dititasi ditambahkan air dan etanol. Selain itu dipakai

juga indikator phenolphtalein untuk memudahkan penentuan titik akhir titrasi.

Titik akhir titrasi adalah saat dimana proses titrasi dihentikan.

Indikator phenolphtalein merupakan indikator yang sering digunakan karena

indikator ini mempunyai warna tertentu pada trayek pH atau rentang pH tertentu

yang ditunjukan dengan perbahan warna pada larutan. Biasanya ketika mencapai

titik ekivaken, larutan akan berubah menjadi warna merah muda. Titik ekivaken

terjadi ketika mol asam dan mol baas habis bereaksi. Oleh sebab itulah pada

percobaan ini digunakan indikator PP karena indikator ini pada suasana asam

tidak berwarna dan pada titik ekivalen berubah menjadi merah muda.

Dalam titrasi, bila pereaksi yang digunakan dalam bentuk padat, maka

beratnya harus diketahui dengan tepat. Bila pereaksi yang digunakan dalam

bentuk larutan, maka volume dan konsentarsinya harus diketahui dengan tepat.

Pereaksi yang digunakan pada percobaan ini adalah pereaksi dalam bentuk
larutan. Namun, titrasi yang dilakukan pada percobaan ini tidak berhasil. Hal ini

mungkin disebabkan karena pereaksi yang digunakan sudah tidak baik lagi untuk

digunakan, sehingga saat dilakukan proses titrasi hingga volumenya berkurang 45

ml, tidak terjadi perubahan apapun pada sampel yang akan diamati.

Asidi-alkalimetri dalam dunia farmasi dapat digunakan untuk menentukan

kadar suatu obat dengan teliti karena dengan titrasi ini, penyimpangan titik

ekivalen lebih kecil sehingga lebih mudah untuk mengetahui titik akhir titrasinya

yang ditandai dengan suatu perubahan warna, begitu pula untuk waktu yang

digunakan seefisien mungkin.


G. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah, kadar senyawa

asam yang tidak larut dalam air adalah 0,062%


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, farmakope Indonesia Jilid III, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia

Chandra, A.D., 2012, Rancang Bangun Kontrol pH Berbasis Self Tuning PID
Melalui Metode Adaptive Control, jurnal teknik pomits, vol. 1 no. 1.

Musianto, L.S., 2002, Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan


Kualitatif dalam Metode Penelitian, Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan, Vol. 4, No. 2.

Panjaitan, B., 2008, karakterisasi fisik liposom asam salisilat menggunakan


mikroskop elektron transmisi, Jurnal SainsMateri Indonesia, Vol. 9, No.
3.

Purnomo, H., 2010, Pengaruh keasaman buah jeruk terhadap konduktivitas


listrik, Orbith, VoI.6 No.2.
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I

PERCOBAAN III

ASIDI-ALKALIMETRI

OLEH

NAMA : CICILIA RESA

NIM : F1F2 13 017

KELAS : REGULER SORE

KELOMPOK : 4

ASISTEN : ABDUL KADIR

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014

Anda mungkin juga menyukai