8 Phylum Annelida

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

BAB 8

Phylum Annelida

Sumber : https://images.app.goo.gl/U1z2QriM5aj5PyZ36

A. Pengertian Annelida

Istilah dari kata Annelida ini berasal dari bahasa Yunani yakni annulus yang
memiliki arti cincin serta oidos yang memiliki arti bentuk. Pengertian annelida ialah
suatu filum luas yang terdiri dari cacing bersegmen, itu dengan spesies modern sekitar
15.000, diantaranya adalah cacing tanah, pacet serta lintah. Filum annelida ini sebagian
besar ditemukan pada lingkungan basah, seperti air tawar serta juga di laut. Panjang dari
anggotanya itu mulai dari di bawah 1 mm itu hingga 3 m. Filum tersebut dikelompokkan
menjadi tiga kelas diantaranya kelas Polychaeta, Oligochaeta, serta Hirudinea.

Annelida ini merupakan kelompok hewan yang dengan bentuk tubuh seperti
susunan cincin, gelang-gelang atau juga ruas-ruas. Annelida ini juga merupakan cacing
dengan tubuhnya bersegmen, tripoblastiknya dengan rongga tubuh sejati (hewan
selomata) serta juga bernapas dengan kulit.

B. Fisiologi Annelida

1. Sistem Gerak

Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu : stratum circulare
(lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot sebelah dalam). Jika
musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan menggelombang dari cacing tanah
itu sehingga ia bergerak.
Dinding intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinal. Jika otot ini
berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltic yang dapat mendorong makanan dalam
saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.

Setae digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus protactor, yang mendorong
setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae masuk ke dalam
rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam dari setae. Jadi
cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh.

2. Sistem Pencernaan Makanan

Saluran pencernaan cacing tanah sudah lengkap, terdiri atas mulut, pharynx,
esophagus, proventriculus, ventriculus, intestine dan anus. Makanan cacing tanah terdiri
atas sisa-sisa hewan dan tanaman. Cacing tanah mencari makanannya di luar liang pada
saat malam hari. Makanan diambil melalui mulutnya. Makanan di dalam esophagus
tercampur dengan cairan hasil sekresi kelenjar kapur (calciferous glands) yang terdapat
pada dinding esophagus itu. Dari esophagus, makanan terus masuk ke dalam
proventriculus yang merupakan tempat penyimpan makanan yang bersifat sementara.

Selanjutnya, makanan masuk ke dalam ventriculus. Disini makanan dicerna


menjadi partikel-partikel halus. Dari ventriculus, partikel makanan ini masuk ke dalam
intestin. Di dalam intestine, makanan akan dicerna lebih lanjut sehingga menjadi
substansi-substansi yang lebih kecil, yang dapat diabsorbsi oleh dinding intestine
tersebut. Dinding intestin mengandung kelenjar-kelenjar yang menghasilkan enzim-
enzim. Karena pengaruh enzim-enzim ini, partikel-partikel makanan tadi dicernakan
menjadi monosakarida, asam lemak dan gliserol, dan asam amino yang siap untuk
diabsorbsi. Senyawa-senyawa tersebut diabsorbsi oleh dinding intestin dan selanjutnya
bersama-sama dengan sirkulasi darah diangkut ke seluruh bagian-bagian tubuh.

3. Sistem Sirkulasi

Sistem peredaran darah cacing tanah adalah sistem peredaran darah tertutup.
Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma, dan sel-sel darah atau korpuskula.
Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Eritrosit mengandung hemoglobin yang
mempunyai kemampuan mengikt oksigen. Pembuluh-pembuluh darah terdiri atas aorta
dorsalis, aorta ventralis.

Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dan mudah terlihat
dari luar pada cacing yang hidup sebab kulit tubuh cacing sedikit transparent. Aorta
ventralis terletak di sebelah ventral saluran pencernaan dan di sebelah dorsal truncus
nervosus.
Pada saat darah mengalir menuju ke kulit, hemoglobin mengikat CO2 , CO2
keluar melalui kulit sedangkan O2 dari udara masuk ke dalam tubuh cacing tanah melalui
kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin, membentuk oxyhemoglobin.

4. Sistem Saraf

Sistem saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di dalam segmen
yang ke 3 dan terditi atas :

a. Ganglion cerebrale, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan


comissura, terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3.

b. Berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.

Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat saraf-saraf yang terinnervasi daerah
mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel tersebut dan cabang saraf
yang menuju ke ventral dan melingkari pharynx.

5. Organ Sensoris

Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat sel-sel
saraf tertentu yang peka terhadap sinar.

6. Sistem Ekskresi

Annelida mempunyai organ ekskresi berupa nefridia (organ ekskresi yang


merupakan saluran), nefrostom (corong bersilia dalam tubuh), dan nefrotor (pori tubuh
tempat kotoran keluar). Setiap segmen mempunyai organ ekskresinya masing-masing.

7. Sistem Reproduksi

Annelida mempunyai sebuah sistem perkembangbiakan secara seksual. Satu


Annelida memiliki 2 alat kelamin yaitu jantan dan betina (hermafrodit), tetapi reproduksi
secara aseksual tetap membutuhkan dua individu yang akan mengatur dirinya sedimikian
rupa sehingga dapat menukarkan sperma. Lalu, dari hasil sperma tersebut, akan dilepas
dari kepala cacing, tinggal dan berkembang dalam tanah. Sebagian annelida bereproduksi
secara aseksual dengan fragmentasi diikuti dengan regenerasi.

C. Morfologi Annelida

Annelida memiliki bentuk tubuh simetri bilateral dan seperti cacing dalam morfologi
keseluruhan. Annelida memiliki rancangan tubuh tersegmentasi atau beruas-ruas dimana fitur
morfologi internal dan eksternal yang berulang di setiap segmen tubuh. Metamerism
memungkinkan hewan untuk menjadi lebih besar dengan menambahkan “kompartemen,”
sambil membuat gerakan mereka lebih efisien.
Metamerism ini diduga berasal dari sel teloblast identik dalam tahap embrio, yang
berkembang menjadi struktur mesodermal identik. Tubuh secara keseluruhan dapat dibagi
menjadi kepala, badan, dan pygidium (atau ekor). Clitellum adalah struktur reproduksi yang
menghasilkan lendir yang membantu dalam transfer sperma dan menimbulkan kepompong di
mana pembuahan terjadi, melainkan muncul sebagai band menyatu di sepertiga anterior
hewan.

D. Ciri-ciri

Ciri ciri atau karakteristik dari annelida diantaranya sebagai berikut :

 Tubuhnya itu bersegmen-segmen seperti gelang sehingga disebut juga dengan juga
cacing gelang.

 Mempunyai kelamin ganda atau juga hermafrodit. Walaupun demikian, ia tidak dapat
atau bisa melakukan perkawinan sendiri disebabkan karna waktu pemasakan sel-sel
kelaminnya tersebut berbeda. Perkawinan itu dilakukan dengan cara konjugasi (kawin
silang).

 Mempunyai suatu segmen atau ruas tubuh yang sifatnya itu bersimetri bilateral dan
triploblastik selomata serta metameri (artinya mempunyai bagian tubuh yang sama).

 Bernafas dengan melalui kulit (itu secara difusi).

 Mempunyai sistem saraf tangga tali, pencernaan makanan tersebut sudah sempurna
(terdiri atas mulut, kerongkongan, usus serta anus), peredaran darah tersebut tertutup,
serta hidup di laut, tanah yang lembap, atau juga air tawar.

 Sistem saraf tersebut berupa ganglion otak dan juga tali saraf yang tersusun dari
tangga tali.

 Sistem peredaran darah annelida tersebut memiliki sifat tertutup dengan tersusun atas
pembuluh darah yang mempunyai hemoglobin.

 Sistem ekskresi annelida ini berupa nefridia atau juga nefrostom.

E. Cara Hidup Annelida

Pada dasarnya , annelida hidup ini bebas tapi terdapat juga yang hidup dengan pada
parasi menemel dan juga bergantung pada inangnya. Kebanyakan dari annelida hidup ini
ndiperairan laut serta air tawar dan juga sebagian lagi hidup itu ditanah dengan tempat yang
lembab.

F. Klasifikasi Annelida
Annelida diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.

1. Polychaeta

Polychaeta adalah kata yang berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari
2 kata yaitu Poli yang berarti banyak, dan Chaeta berarti rambut. Sehingga
Polychaeta ialah kelas dengan rambut paling banyak di filum Annelida.
Polychaeta mempunyai bagian tubuh yang terdiri dari kepala, mata, dan sensor
palpus. Sedangkan hidup PolyChaeta hidup di air.

Polychaeta memiliki tubuh bersegmen dengan struktur mirip daging yang


bentuknya mirip dayung, hal ini disebut Parapodia (tunggal =parapodium).
Berfungsi sebagai alat gerak. Sebagian besar dari Polychaeta, memiliki Parapodia
berfungsi sebagai insang karena terdapat pembuluh darah halus. Di setiap
parapodium terdapat rambut halus yang sifatnya kaku yang biasanya disebut seta,
rambut dilapisi kutikula sehingga licin. Umumnya ukuran tubuh Polychaeta
adalah 5-10 cm.

Ciri-Ciri Polychaeta:

 Berambut banyak

 Hidup di laut dan dapat dibedakan antara jantan dan betina

 Mempunya parapodia (alat gerak)

 Memiliki panjang tubuh sekitar 5-10 cm, dengan diameter 2-10 mm.

 Tinggal dalam tabung dan ada juga hidup bebas

 Tubuh dapat dibedakan menjadi prostomium (kepala) dan peristomium


(segmen pertama)

Kelas Polychaeta dibagi menjadi 3 subkelas, yaitu :

1) Subkelas Errantia

Ciri-ciri :

 Hidup berkeliaran bebas

 Memiliki banyak ruas pada tubuh

 Memiliki bentuk yang sama kecuali pada bagian kepala dan anus

 Memiliki parapodia
Subkelas ini dibagi lagi menjadi beberapa ordo :

a) Ordo Phyllodocida

Sumber : en.wikipedia.org

Hidup di laut meskipun beberapa ditemukan di air payau. Sebagian


besar adalah makhluk bentuk aktif , bergerak di atas permukaan,
menggali di sedimen, atau hidup di retakan dan celah di batuan dasar.
Contoh :

Famili: Aphroditidae

Genus: Aphrodita

Spesies : Aphrodita aculeata

Aphrodita aculeata atau tikus laut, adalah cacing polychaete laut yang
ditemukan di Atlantik Utara, Laut Utara, Laut Baltik, dan Mediterania.
Tikus laut biasanya berbaring terkubur di pasir. Telah ditemukan di
kedalaman lebih dari 3.000 meter.

b) Ordo Eunicaida
Identik dengan dua moncong, tiga antena dan kepala berbentuk sekop
serta tidak adanya mulut pengait. Contoh :
Famili: Eunicidae
Genus: Palola
Spesies : Palola viridis

c) Ordo Myzostomida
Sumber : realmonstrosities.com

Memiliki bentuk pipih dan bulat, dengan tepi tipis ditarik keluar
menjadi rambut halus yang menjalar. Permukaan punggung halus,
dengan lima pasang parapodia di bawah. Contoh :

Famili:Myzostomidae

Genus: Myzostoma

Spesies : Myzostoma alatum

2) Subkelas Sedentaria

Ciri-ciri :

 Memiliki prostomonium kecil

 Bagian parapodia mengecil dan tidak memiliki acicula

 Cenderung menetap pada lubang pasir atau merayap pada celah-celah


batu atau karang.

Subkelas ini dibagi menjadi beberapa ordo, di antaranya :

a) Ordo Spionida

Memiliki sepasang tentakel makan fleksibel dengan alur yang muncul


langsung dari prostomium . Mulut tidak memiliki rahang dan faring.
Beberapa spesies memiliki bintik mata kecil dan beberapa lobus
sensorik sentral. Contoh :

Famil : Spionidae

Genus : Marenzelleria

Spesies : Marenzelleria arctia


Sumber : researchgate.net

b) Ordo Terebellida

Biasa disebut sebagai "cacing bulu". Hampir semua anggota


Terebellida adalah organisme laut.Contoh :

Famili:Cirratulidae

Genus : Aphelochaeta

Spesies : A. antelonga

c) Ordo Sabellida

Warnanya bermacam-macam, bahkan menyerupai bulu merak.


Tabungnya tersusun dari butir-butir pasir bercampur lendir atau
membran. Contoh :

Famili: Sabelliridae

Genus : Sabella

Spesies : Sabella spallanzanii

Sumber : en.wikipedia.org
Sabella adalah genus cacing polychaete laut. Anggota genus ini adalah
pengumpan filter dan ada sekitar sembilan puluh spesies. Mereka hidup
dalam tabung yang terbuat dari lumpur yang menonjol dari permukaan pasir.
Mereka memiliki mahkota tentakel berbulu yang menonjol saat hewan
terendam tetapi ditarik kembali saat hewan berada di atas air

d) Ordo Scolecida

Memiliki parapodia dengan rami yang semuanya mirip. Kepala tidak


memiliki pelengkap,biasanya berbentuk kerucut ada satu antena pusat.
Terkadang ada beberapa bintik mata kecil.. Contoh :

Famili Capitellidae

Genus : Capitella

Spesies : Capitella capitata

Sumber : en.wikipedia.org

Capitella capitata adalah cacing polychaete yang tumbuh hingga 10


cm. Seringkali berwarna merah darah. Spesies ini menetap dan rapuh,
dengan tubuh yang fleksibel. Capitella capitata terjadi di pasir
berlumpur, pasir berpasir, pasir halus atau lumpur kaya di pantai
bawah hingga sub-pesisir.

e) Ordo Canalipalpata

Berkaki bulu atau cacing kepala kipas, tidak memiliki gigi atau rahang.
Mereka memiliki Silia yang digunakan untuk mengangkut partikel
makanan ke mulut. Contoh :

Famili : Terrebellidae

Genus : Biremis

Spesies : Biremis blendi


3) Subkelas Archiannelida

Ciri-ciri :

 Memiliki ukuran yang bisa dibilang kecil

 Ruasnya internal

 Memiliki parapodia

 Biasanya tidak memiliki setae

 Memiliki susunan syaraf pada epidermis

Pada kelas ini terdapat ordo Haplodrili

Epidermis bersilia, jumlah segmen bervariasi dari lima ke atas, atau tidak
ada, parapodia tidak ada, sistem saraf terdiri dari otak dan kabel saraf
ventral longitudinal yang terhubung erat dengan epidermis. Contoh :

Famili Dinophilidae

Genus : Dinofilus

Spesies : Dinophilus taeniatus

Sumber : en.wikipedia.org

Dinophilus taeniatus adalah cacing annelid kecil yang hidup di kolam


pasang surut. Panjangnya 1,5 - 2,5 mm dan lebarnya sekitar 150 μm,
berwarna oranye, dengan dua mata berpigmen gelap yang berbeda pada
prostomiumnya. Bagian anterior prostomium memiliki empat bulu besar
dan silia sensorik yang besar dan banyak.

Famili : Nerillidae

Genus : Mesonerilla

Spesies : Mesonerilla prospera


Sumber : flickr.com

Famili Polygordiidae

Genus : Polygordius

Spesies : Polygordius appendiculatus

Sumber : id.wikipedia.org

2. Kelas Oligochaeta

Oligochaeta biasa dikenal dengan Tubifex dan cacing tanah. habitatnya di air tawar,
beberapa di air laut, air payau dan darat. Tubuhnya beruas-ruas, bentuk dan ukurannya sama
kecuali bagian anterior dan posterior. Jumlah ruasnya tidak tetap.

Berdasarkan alat ekskresi, letak gonofor, dan letak spermateka

a. Ordo Plesiopora

Contoh :

Famili : Naididae
Genus : Tubifex

Spesies : Lumbricus tubifex

sumber : en.wikipedia.org

Cacing tubifex bersifat bersifat hermafrodit setiap individu memiliki organ jantan (testis)
dan betina (ovarium) pada hewan yang sama. Organ reproduksi kecil ini menempel pada sisi
ventral dinding tubuh di rongga selomik. Pada spesimen dewasa, alat reproduksi jelas ditemukan
di sisi perut tubuh. Meskipun cacing Tubifex bersifat hermafrodit , organ jantan dan betina
menjadi dewasa pada waktu yang berbeda Dua cacing Tubifex dewasa menjalani persetubuhan
dengan menghubungkan permukaan ventral dan anterior bersama dengan ujung anteriornya
mengarah ke arah yang berlawanan.

b. Ordo Opisthopora

Contoh :

Famili : Megascolecidae

Genus : Megascolides

Spesies : Megascolides australis


sumber : en.wikipedia.org

Cacing tanah raksasa ini memiliki panjang rata-rata 1 meter (3,3 kaki) dan diameter 2
sentimeter (0,79 in) dan dapat mencapai panjang 3 meter (9,8 kaki); Namun, tubuh mereka dapat
mengembang dan berkontraksi sehingga membuatnya tampak jauh lebih besar. Rata-rata
beratnya sekitar 200 gram (0,44 lb). Mereka memiliki kepala ungu tua dan tubuh abu-abu biru,
dan sekitar 300 sampai 400 segmen tubuh. Mereka hidup di lapisan tanah lempung biru, abu-abu
atau merah di sepanjang tepi sungai dan beberapa bukit yang menghadap ke selatan atau barat
dari habitat yang tersisa di Gippsland di Victoria , Australia.

3) Ordo Haplotaxida

Contoh :

Famili: Lumbricidae

Genus: Lumbricus 

Spesies: Lumbricus terrestris.

sumber : alamy.com
cacing tanah mempunyai rambut yang keras serta pendek di tiap segmennya.Rambut
keras serta pendek ini disebut dengan seta.Cacing tanah sering juga disebut sebagai cacing
tersegmentasi karena mempunyai segmen-tasi sejati pada tubuh mereka, Kelas oligochaeta lebih
banyak hidup di darat. Tubuh cacing tanah, terdiri atas segmen-segmen dengan jumlah juga lebar
berbeda bergantung spesies. Cacing tanah mem-liki tubuh yang panjang dan silindris, memipih
secara dorsoventral pada 2/3 bagian posteriornya. Hewan ini memiliki warna merah hingga biru
kehijauan di sisi dorsal. Se-dangkan pada sisi ventral, akan berwarna lebih pucat, biasanya
berwarna merah jam-bu atau putih.Mulut cacing tanah terletak di bagian ujung anterior. Di
segmen 22 sampai 10 segmen menuju posterior terli-hat penebalan kulit yang disebut dengan
Clitelium. Clitellum memiliki fungsi memper-besar lubang tanah serta sangat berkaitan erat
dengan pembentukan telur cacing.Ca-cing tanah dapat mempunyai bentuk jantan ataupun bentuk
betina.Biasanya tergan-tung spesies letak kelamin jantan dan betina pada segmen ke 9 sampai
15.Bisa juga memiliki dua organ reproduksi yang disebut dengan hermaprodit.

3. Kelas Hirudinae

Biasa dikenal dengan nama lintah, hidup di laut, air tawar dan darat. Lintah memiliki ciri
khas yaitu alat penghisap di bagian anterior dan posteriornya. Lintah tidak memiliki parapodia
dan seta, tetapi mempunyai clitellum. Jumlah ruasnya selalu 33 buah.

1) Ordo Acanthobdellida

Seta terdapat pada segmen anterior. Tanpa batil isap anterior. Terdapat septum-septum
segmen. Hewan yang menjadi anggota ordo ini semuanya bersifat ektoparasit pada ikan.

Contoh :

Famili : Acanthobdellidae

Genus : Acanthobdella

Spesies : Acanthobdella peledina


sumber : nurhidayahharuna.blogspot.com

Acanthobdellida adalah ordo dari Annelida yang parasit pada ikan.


Merupakan cacing primitif dan memiliki ciri kombinasi mosaik yaitu:

 Memiliki ciri oligoseta primitif (misalnya kehadiran seta di setiap segmen anteriornya,
sistem saraf lateral, dan rogga selom metamerik di sekitar saluran usus)
 Secara evolusi, dari ciri morfologi dan ekologi terlihat kemajuannya pada kelompok
lintah / hirudinean ( sifat penghisap dan parasit)
  Kedua ciri tersebut membuktikan ordo ini perannya terhubung antara Oligochaeta dan
Euhirudinea ( yaitu lintah dengan seta)

2) Ordo Rhynchobdellida

Terdapat batil isap anterior. Tidak terdapat septum-septum yang bersegmen. Mulut
kecil, berada di tengah batil isap oral. Kelompok glossiphoniid hidup di air tawar sedangkan
kelompok piscicolid hidup ektoparasit pada amfibi dan ikan serta ada juga yang bersifat
pemangsa. Contoh anggota ordo ini adalah

Famili : Piscicolidae

Genus : Pontobdella

Spesies : Pontobdella muricata


sumber : sealifebase.ca

Pontobdella muricata adalah lintah panjang, silindris, agak pipih, menyempit di


kedua ujungnya. Ia memiliki sejumlah annulation, yang tidak sesuai dengan segmentasi
internalnya, dan merupakan salah satu lintah laut terbesar, dengan panjang hingga 10 cm (4 in)
saat diam, dan dua kali lipat panjangnya saat diregangkan. Ujung anterior memiliki pengisap
untuk memberi makan, dan ujung posterior mengandung pengisap lain yang menempel pada
inangnya. Kulitnya kasar dan dipenuhi kutil kecil; warnanya bervariasi, remaja biasanya hitam
atau hijau tua dengan bintik-bintik kecil, sedangkan dewasa berwarna abu-abu pucat, cokelat,
atau hijau zaitun.

3) Ordo Gnarhobdellida

Terdapat satu bati isap anterior. Tidak terdapat probosis. Mulut lebar, Tidak terdapat
septum-septum bersegmen. Biasanya bermata 5 pasang. Ektoparasit sementara pada vertebrata
atau mungkin juga bersifat pemangsa. Anggota ordo ini umum dikenal dengan nama lintah.
Contoh hewan yang masuk ke dalam ordo ini ialah

Famili : Hirudinidae

Genus : Hirudo

Spesies : Hirudo medicinalis


sumber : id.wikipedia.org

Morfologi dari Hirudo medicinalis yaitu pipih, tidak berambut, pada ujung anterior dan
posterior terdapat alat penghisap bagian anterior yang dilengkapi dengan 3 buah rahang .
Masing-masing dari tiga rahang tersebut mempunyai 100 gigi, dengan total 300 gigi. Tubuhnya
bulat dan memanjang, Kepala tidak begitu jelas, mulut di bagian ujung anterior dikelilingi oleh
sucker anterior sementara anus dikelilingi oleh sucker poterior. Prostomium dapat digerakan
keluar masuk bagian mulut. Jumlah ruas dapat mencapai 30 buah atau lebih. Di atas epidermis
ditutupi kutikula. Di bawah epidermis terdapat serabut-serabut otot: circular dan longitudinal
yang tebal. Rongga tubuh di bagian dalam dibatasi oleh peritoneum. Alat pencernaan komplit
terdiri atas mulut, faring, esophagus, crop yang sangat besar, lambung, rectum, dan anus. Alat
ekskresi berupa nephridium Memiliki sistem haemocoelom yang dihubungkan dengan saluran
dorsal, ventral, dan lateral. Merupakan hewan berumah satu, tidak dapat melakukan pembuahan
sendiri.Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus
terletak pada bagian dorsal. Proses pencernaan penghisap anterior, mulut, faring, tembolok, usus,
usus buntu,anus, penghisap, posterior.

4) Ordo Erpodellida

Erpodellida memiliki mata berjumlah 6-8 pasang. Terdapat batil isap anterior. Tidak
terdapat probosis, mulut tanpa rahang. Umumnya bersifat pemangsa yang memakan larva insekta
dan mollusca. Kebanyakan hidup di air tawar. Contoh spesies yang dimasukkan ke dalam ordo
ini ialah Erpobdella.

Famili : Erpobdellidae
Genus : Erpobdella

Spesies : Erpobdella punctate

E. punctata adalah hermafrodit , dan pacaran melibatkan dua individu yang saling
merangsang melalui kontak. Telur biasanya diletakkan pada bulan Mei saat suhu air mulai naik.
Sekitar sepuluh kokon diletakkan oleh setiap individu, setiap kokon berisi sekitar lima butir telur.
Telur menetas dalam tiga atau empat minggu. Banyak dari kepompong menjadi korban siput
predator dan lintah lainnya

G. Peranan Annelida

Peranan menguntungkan :

• Sebagai bahan makanan

• Bahan baku ternak

• Bahan baku obat

• Bahan baku kosmetik

• Sebagai bioindikator pencemaran air

• Lintah bermanfaat untuk membersihkan nanah pada luka

• Hirudin bermanfaat menyimpan darah untuk transfusi darah

Peranan merugikan :
• Menimbulkan penyakit cacing pita, cacing darah, cacing hati, cacing perut, cacing
kremi, cacing tambang, cacing filaria

• Menyebabkan anemia, seperti cacing darah, cacing tambang, pacet, dan lintah

Referensi

Azhari, N., & Nofisulastri, N. (2018). IDENTIFIKASI JENIS ANNELIDA PADA


HABITAT SUNGAI JANGKOK KOTA MATARAM. Bioscientist: Jurnal
Ilmiah Biologi, 6(2), 130-137.

Brotowidjoyo, M.D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Ervin Septiani, Tri Rima Setyawati, A. H. Y. (2013). Kualitas Perairan Sungai Kapuas
Kota Sintang Ditinjau dari Keanekaragaman Makrozoobentos. J. Protobiont, 2(2),

Izzah, N. A., & Roziaty, E. (2016). Keanekaragaman Makrozoobentos Di Pesisir Pantai


Desa Panggung Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Bioeksperimen: Jurnal
Penelitian Biologi, 2(2), 140. https://doi.org/10.23917/bioeksperimen.v2i2.2492

Maya, S dan Nurhidayah. 2020. Zoologi Invertebrata. Bandung : Widia Bhakti Persada.

Nurhadi dan Yanti, F. 2018. Buku ajar taksonomi invertebrata. Yogyakarta: Deepublish.

Pranoto, H. (2017). Studi Kelimpahan dan Keanekaragaman Makrozoobentos di Perairan


Bedagai, Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal
Biosains, 3(3), 125. https://doi.org/10.24114/jbio.v3i3.8107

Rahmadani. (2018). Identifikasi Hewan Invertebrata pada Filum Annelida di Daerah


Penangkaran Buaya Asam Kumbang dan Pantai Putra Deli. Journal Klorofil, 2(2),
1–5.

Wilmoth, J. 1989. Biology of Invertebrata. America: Harpur College State University of


New York.

Anda mungkin juga menyukai