Jurnal Riset Gizi
Jurnal Riset Gizi
Jurnal Riset Gizi
Submitted : 13 Sept 2020 Revised : 01 Okt 2020 Accepted : 30 Nov 2020 Published : 30 Nov 2020
Hubungan Promosi dan Pelayanan Gofood dengan Perilaku Konsumsi Pangan Obesogenik dan Status
Gizi Remaja
The Relationship between Promotion and Gofood Services with Obesogenic Food Consumption Behavior
and Nutritional Status In Adolescents
ABSTRACT
Background : Adolescence is a period that is easily influenced by external factors and easy to follow the trends
such as online food ordering that is evolve. Adolescent consumption habits are now classified as unhealthy, such
as consuming fast food and sweetened beverages that if consumed continuously, excessively, and without
physical activity can lead to obesity.
Objective: This study aimed to determine the correlation between GoFood promotion, GoFood service, and
obesogenic food consumption behavior with adolescent nutritional status (overweight and obesity).
Method : The study used a cross sectional design with chi-square test method. Assessment of GoFood
promotion and GoFood service using questionnaires, and consumption of obesogenic food using FFQ (Food
Frequency Questionnaire), and anthropometric measurements included weight and height for 64 adolescents.
Result : The analysis showed that GoFood promotion (p=0,880), GoFood service (p=0,149), and consumption
of obesogenic food (p=0,773) have no correlation with overweight and obesity.
Conclusion : There was no correlation between GoFood promotion, GoFood service, and obesogenic food
consumption behavior with adolescent nutritional status (overweight and obesity).
garam. Maka apabila frekuensi konsumsi sering dan UI) prevalensi pengguna GoFood sebesar 35% berada
tidak diimbangi dengan aktivitas fisik akan pada usia 18 hingga 25 tahun sedangkan 25% nya
mengakibatkan status gizi lebih serta berisiko pada usia 26 hingga 35 tahun19. Hasil penelitian di
mengalami penyakit degeneratif8,9. Malang, jika promosi, mitra, dan pelayanan GoFood
Berdasarkan penelitian di Bangladesh pada tahun meningkat sebesar 10% maka tren keputusan
2014, siswa yang mengonsumsi fast food sebanyak ≥2 pembelian produk ayam olahan menggunakan aplikasi
hari per minggu, berisiko 2,2 kali mengalami GoFood akan meningkat sebesar 6,82% (melalui
obesitas10. Menurut Johnson (2010), minuman promosi dan mitra) dan 4,04 % (melalui pelayanan) 20.
berpemanis yang mengandung tinggi gula sederhana Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu
(fruktosa) juga berkontribusi besar terhadap kejadian dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan
obesitas11. Berdasarkan data hasil Riskesdas (2018), promosi dan pelayanan GoFood serta perilaku
penduduk dengan status gizi gemuk nomor dua adalah konsumsi pangan obesogenik dengan status gizi lebih
provinsi DKI Jakarta yaitu sebesar 12,8% dan status remaja.
gizi obesitas DKI Jakarta berada pada urutan pertama
yaitu sebesar 8,3%. Pada penduduk DKI Jakarta usia Methods
>18 tahun berada pada urutan kedua dengan status (Metode Penelitian)
gizi obesitas yaitu sebesar 29,8% setelah provinsi
Sulawesi Utara12. Kemudian, berdasarkan Profil Penelitian ini menggunakan desain cross sectional
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2017, status dengan pendekatan kuantitatif. Populasi target dari
gizi obesitas menurut jenis kelamin, kecamatan, dan penelitian ini adalah remaja di lingkungan RW 02
Puskesmas tertinggi pada Kabupaten/Kota Cilandak Barat Jakarta Selatan. Besar sampel yang
Administrasi Jakarta Selatan yaitu sebanyak 25.515 digunakan sebanyak 64 responden. Pengambilan
(3,86%)13. sampel melalui non probability sampling, yaitu
Pemilihan pangan oleh remaja dipengaruhi oleh dengan insidental teknik sampling. Analisis bivariat
faktor alokasi pengeluaran pangan, pengetahuan gizi, menggunakan uji Chi Square. Instrumen yang
serta alokasi waktu dalam menyiapkan makanan14. digunakan adalah kuesioner, formulir FFQ,
Penyajian makanan cepat saji yang praktis, rasa yang microtoise, dan bathroom scale.
lezat, cocok dengan selera, serta frekuensi
mengonsumsi makanan cepat saji yang sering Results
membuat status sosial remaja menjadi naik serta tidak (Hasil)
tertinggal dalam hal globalitas15. Remaja yang ada
pada kota Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Hasil penelitian (Tabel 1) hampir sepertiga
Surabaya, dan Denpasar sebesar 15% hingga 20% dari (32,8%), frekuensi terbesar berada pada usia 22 tahun
471 remaja di Jakarta mengonsumsi fried chicken dan yaitu sebesar 32,8%. Distribusi data jenis kelamin
burger sebagai makan siang, kemudian sebesar 1% remaja terbagi menjadi 31 jenis kelamin laki-laki
hingga 6% mengonsumsi hotdog, pizza, dan spaghetti (48,4%) dan jenis kelamin perempuan (51,6%).
dan sebanyak 22,6% remaja di Bogor sering Distribusi status gizi lebih yaitu berjumlah (25%) dan
mengonsumsi minuman berpemanis tiap minggunya frekuensi status gizi normal yaitu berjumlah (75%).
(>7 kali/minggu) 16,17. Distribusi data promosi GoFood kategori promosi
Dalam memilih pangan, remaja sering melihat baik sebanyak 23 responden (35,9%) dan kategori
promosi serta potongan harga. Promosi yang promosi kurang baik sebanyak 41 responden (64,1%).
ditawarkan oleh perusahaan salah satunya melalui Distribusi data promosi GoFood kategori promosi
internet. Menurut APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa baik sebanyak (35,9%) dan kategori promosi kurang
Internet Indonesia), tahun 2015 pengguna internet di baik sebanyak (64,1%). Distribusi data pelayanan
Indonesia sebesar lebih dari 100 juta, tahun 2016 GoFood kategori pelayanan baik sebanyak 32
mencapai 132,7 juta, dan pada tahun 2017 mengalami responden (50%) dan kategori pelayanan kurang baik
peningkatan menjadi 143,26 juta jiwa18. Internet dapat sebanyak 32 responden (50%). Distribusi data
dijadikan sebagai peluang usaha, salah satunya oleh perilaku konsumsi pangan obesogenik yang sering
PT. GoJek Indonesia melalui fitur GoFood. mengonsumsi sebanyak 32 (50%) dan yang jarang
Salah satu fitur layanan GoJek untuk melayani mengonsumsi sebanyak 32 (50%).
food delivery service di Indonesia adalah GoFood. Hasil penelitian (Tabel 1) hasil menunjukkan
Menurut data statistik, penyediaan makanan dan promosi GoFood tidak berhubungan terhadap status
minuman tahun 2017 sebesar 83,96 % porsi makanan gizi lebih dengan nilai p-value=0,880 (p>0,05)
dan minuman terjual melalui delivery order dan cenderung menganggap promosi GoFood kurang baik
15,12% melalui ojek online. Di DKI Jakarta, sebesar sebanyak 30 responden (73,2%) memiliki status gizi
27,20% pemesanan makanan dan minuman dari normal, kemudian untuk responden dengan
restoran melalui ojek online dan berada pada provinsi menganggap promosi GoFood baik sebanyak 18
urutan pertama18. responden (78,3%) memiliki status gizi normal. Hasil
Berdasarkan riset Lembaga Demografi Fakultas analisis menunjukkan bahwa pelayanan GoFood tidak
Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB berhubungan terhadap status gizi lebih dengan nilai p-
value=0,149 (p>0,05) cenderung menganggap status gizi lebih dengan nilai p-value=0,773 (p>0,05)
pelayanan GoFood kurang baik sebanyak 27 cenderung sering mengonsumsi pangan obesogenik
responden (84,4%) memiliki status gizi normal, sebanyak 25 responden (78,1%) memiliki status gizi
kemudian untuk responden dengan menganggap normal, kemudian untuk responden yang jarang
pelayanan GoFood baik sebanyak 21 responden mengonsumsi pangan obesogenik sebanyak 23
(65,6%) memiliki status gizi normal. Hasil analisis responden (79,1%) memiliki status gizi normal.
menunjukkan bahwa perilaku konsumsi pangan
obesogenik tidak signifikan berpengaruh terhadap
Hasil penelitian Harahap, Aritonang, dan Zulhaida strategi penghematan dalam masa pandemi seperti
tahun 2020 menjelaskan bahwa sebagian besar jenis sekarang.
makanan yang dipesan adalah makanan cepat saji dan
aktivitas fisik yang kurang seperti tidak perlu usaha Conclusion
untuk membeli makanan keluar rumah, oleh karena (Simpulan)
itu akan terjadi penumpukkan lemak yang dapat
berhubungan dengan obesitas sering5. Berdasarkan penelitian yang telah diakukan, tidak
Pelayanan makanan yang baik juga diukur dari ada hubungan antara promosi GoFood, pelayanan
lengkapnya pilihan jenis makanan yang tersedia GoFood, dan perilaku konsumsi pangan obesogenik
dalam aplikasi. Tidak lengkap atau tidak adanya dengan status gizi lebih remaja.
pilihan jenis makanan yang biasa dikonsumsi dalam
layanan GoFood. Selain itu, responden juga Recommendations
mengukur dari seberapa seringnya suatu restoran (Saran)
dipesan oleh konsumen lain, yang dimana sudah
terpercaya memiliki kualitas pelayanan yang baik. Melakukan penelitian terkait status gizi lebih
Pelayanan juga bukan faktor langsung dari penyebab dengan beberapa variabel pendukung, seperti aktivitas
kejadian gizi lebih. fisik, uang saku, genetik, pengetahuan gizi,
Hubungan antara perilaku konsumsi pangan pendidikan ibu, pengaruh teman sebaya, pola
obesogenik dengan status gizi lebih menunjukkan konsumsi zat gizi, dan sebagainya.
bahwa perilaku konsumsi pangan obesogenik tidak
signifikan berpengaruh terhadap status gizi lebih References
dengan nilai p-value=0,773 (p>0,05). Sejalan dengan (Daftar Pustaka)
penelitian Widyantara, Zuraida, dan Wahyuni pada
tahun 2013, tidak ada hubungan yang bermakna 1. Putra EW, Kumadji S, Yulianto E. Pengaruh
antara kebiasaan makan makanan cepat saji dengan Potongan harga Terhadap Minat Beli Serta
status gizi dengan nilai p-value=0,118 (p>0,05). Dampaknya Pada Keputusan Pembelian (Study
Menurut WHO (2003), yang menyebabkan gizi lebih pada konsumen yang membeli produk potongan
pada konsumsi makanan cepat saji yaitu jumlah serta harga di Matahari Department Store Pasar Besar
ukuran porsi yang dimakan berlebihan29. Malang). J Adm Bisnis. 2016;38(2):184–93.
Sejalan dengan penelitian Ardin, Kartini, dan 2. Widodo T. Respon Konsumen terhadap Produk
Lestari tahun 2018, frekuensi makan yang diteliti Makanan Instan (Studi Kasus di Pasar Raya
selama waktu pengambilan data tidak Kota Salatiga). Among Makarti. 2013;6(12):10–
menggambarkan masalah status gizi secara spesifik. 28.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan, yaitu 3. Sulistyaningrum E, Hadi H, Julia M. Persepsi
nafsu makan, rasa lapar, pantangan, kesukaan, emosi, Ibu Tentang Makanan Obesogenis Sebagai
serta tipe dari kepribadian remaja. Selain itu, menurut Faktor Risiko Obesitas pada Anak Sekolah
Barasi tahun 2007, faktor eksternalnya : budaya, Dasar. J Gizi Klin Indones. 2015;11(4):150.
agama, pengambilan keputusan secara etis, finansial, 4. Septiana P, Nugroho FA, Wilujeng CS.
norma sosial, pendidikan serta informasi yang Konsumsi Junk food dan Serat pada Remaja
didapatkan30. Bisa juga disebabkan karena sedentary Putri Overweight dan Obesitas yang Indekos. J
life style, aktivitas fisik yang kurang, serta Kedokt Brawijaya. 2018;30(1):61.
keturunan31. 5. Hasanah Harahap LA, Aritonang E, Zulhaida
Hasil yang berbeda terdapat pada penelitian Lubis. The Relationship between Type and
Susanti tahun 2016, dengan hasil nilai p-value=0,026 Frequency of Online Food Ordering With
(p<0,05). Responden didominasi oleh usia 15–16 Obesity in Students of Medan Area University.
tahun dengan pendapatan uang saku yang cukup, Britain Int Exact Sci J. 2020;2(1):29–34.
pendapatan keluarga lebih dari UMR, serta ibu yang 6. Agustina L, T. Maas L, Zulfendri Z. Analisis
lebih banyak bekerja daripada yang tidak bekerja. Faktor Perilaku Berisiko terhadap Kejadian
Kemudian, frekuensi remaja yang mengonsumsi Obesitas pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD
makanan cepat saji dalam kategori sering akan Harapan 1 Medan. J Endur. 2019;4(2):371.
meningkatkan timbunan kalori dalam tubuh yang 7. Rahmi H F, Aprianti. Faktor-Faktor yang
dapat mengakibatkan status gizi menjadi lebih31. Mempengaruhi Frekuensi Konsumsi Fast Food
Dalam penelitian ini usia responden lebih pada Anak SMP Negeri 31 Banjarmasin.
didominasi oleh remaja akhir. Oleh karena itu, 2013;56(2):39–43.
responden tidak begitu terpengaruh dengan makanan 8. Syafriani. Hubungan Konsumsi Fast Food dan
cepat saji meskipun memiliki rasa yang lezat. Dalam Aktivitas Fisik dengan Kejadian Overweight
penelitian ini kondisi orang tua juga sedang pada Siswa di SMAN 2 Bangkinang Kota Tahun
melakukan Work From Home yang lebih banyak 2018. J Kesehat Masy. 2018;2(1):9–18.
menghabiskan waktu di rumah. Maka, orang tua akan 9. Widawati. Gambaran Kebiasaan Makan dan
lebih memilih untuk memasak sebagai salah satu Status Gizi Remaja di SMAN 1 Kampar tahun