13-Reaktor Alir Pipa

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Modul Kinetika dan katalisa-1

PERTEMUAN 13 :
Reaktor Alir Pipa

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Reaktor Alir Pipa
2. Mahasiswa mampu menghitung volume Reaktor Alir Pipa.

B. URAIAN MATERI
Salah satu reaktor yang mekanismenya cukup sederhana dibandingkan
dengan reaktor-reaktor yang digunakan pada industry kimia adalah reaktor
alir pipa. Model reaktor alir pipa (RAP) atau plug flow reaktor (PFR)
merupakan reaktor di mana reaksi kimia berlangsung secara kontinu
sepanjang sistem aliran. Reaktor alir pipa sering juga disebut sebagai reaktor
alir sumbat atau Continuous Tubular Reaktors (CTRs). Reaktor alir pipa ini
digunakan untuk memperkirakan sifat-sifat reaktor kimia sehingga variable
kunci reaktor seperti dimensi reaktor bisa dihitung.
Reaktor ini memiliki karakteristik dalam mekanisme reaksi. Pada umumnya
karakteristik reaktor alir pipa pada kondisi ideal yaitu:
C. Reaktor ini biasanya berupa tube (tabung) yang bereaksi dengan aliran
fluida
A. Diasumsikan tidak terjadi pengadukan (mixing)
B. Aliran plug merupakan jenis aliran yang terjadi pada reaktor ini (reaktor
alir)
C. Sebagian besar mixing dari jenis reaktor ini beroperasi pada level
intermediet
D. Pencampuran sempurna dalam dimensi radial (konsentrasi seragam)
E. Tidak ada pencampuran (mixing) pada aliran aksial atau tidak terjadi
dispersi aksial (aliran terpisah)

S1 Teknik Kimia Universitas Pamulang


1
Modul Kinetika dan katalisa-1

Prinsip Kerja Reaktor Alir Pipa :


Reaktor alir pipa merupakan reaktor di mana cairan bereaksi dan mengalir
dengan cara melewati tube (tabung) dengan kecepatan tinggi, tanpa terjadi
pembentukan arus putar pada aliran cepat. Reaktor alir pipa pada hakekatnya
hampir sama dengan pipa dan relatif cukup mudah dalam perancangannya.
Reaktor ini biasanya dilengkapi dengan selaput membran untuk menambah
yield produk pada reaktor. Produk secara selektif ditarik dari reaktor
sehingga keseimbangan dalam reaktor secara kontinu bergeser membentuk
lebih banyak produk.
Pada umumnya reaktor alir pipa dilengkapi dengan katalisator. Seperti
sebagian besar reaksi pada industry kimia, reaksinya membutuhkan
katalisator secara signifikan pada suhu layak (standar). Dalam RAP, satu atau
lebih reaktan dipompakan ke dalam suatu pipa. Biasanya reaksi yang
digunakan pada reaktor ini adalah reaksi fasa gas. Reaksi kimia berlangsung
sepanjang pipa sehingga semakin panjang pipa maka konversi yield akan
semakin tinggi. Namun tidak mudah untuk menaikkan konversi karena di
dalam RAP konversi terjadi secara gradien. Pada awalnya kecepatan reaksi
berlangsung secara cepat namun setelah panjang pipa tertentu atau pipa
bertambah panjang maka jumlah reaktan akan berkurang dan kecepatan reaksi
berlangsung lebih lambat dan akan semakin lambat seiring panjangnya pipa.
Artinya, untuk mencapai konversi 100% panjang pipa yang dibutuhkan
adalah tak terhingga.
Beberapa hal penting dalam reaktor alir pipa adalah:
1. Perhitungan dalam model RAP mengasumsikan tidak terjadi pencampuran
(mixing) dan reaktan bergerak secara aksial bukan radial.
2. Katalisator dapat dimasukkan melalui titik yang berbeda dari titik masukan
dimana katalisator ini diharapkan dapat mengoptimalkan reaksi dan terjadi
penghematan.
3. Umumnya RAP memiliki konversi yang lebih besar dibandingkan dengan
reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) dalam volume yang sama. Artinya,
dengan waktu tinggal yang sama reaktor alir pipa memberikan hasil yang
lebih besar dibandingkan RATB.

S1 Teknik Kimia Universitas Pamulang


2
Modul Kinetika dan katalisa-1

Di dalam reaktor alir pipa, fluida mengalir dengan perlakuan yang sama
sehingga waktu tinggal (τ) sama untuk semua elemen fluida. Fluida sejenis yang
mengalir melalui reaktor ideal ini disebut dengan plug. Saat plug mengalir
sepanjang reaktor alir pipa, fluida bercampur sempurna dalam arah radial bukan
dalam arah axial (dari arah depan atau belakang). Setiap plug dengan volume
berbeda dinyatakan sebagai kesatuan yang terpisah-pisah (hampir seperti batch
reaktor) dimana plug mengalir turun melalui pipa reaktor ini.
Reaktor alir pipa juga dikenal sebagi reaktor aliran piston atau reaktor
aliran turbular. Reaktor-reaktor tersebut memiliki persamaan diferensial biasa,
dimana pemecahan persamaan tersebut dapat diselesaikan jika boundary condition
diketahui. Model reaktor alir pipa digunakan untuk berbagi jenis fluida, seperti:
cairan, gas, dan slurry. Walaupun aliran turbulen dan difusi aksial menyebabkan
pencampuran arah axial pada berbagai reaktor namun pada reaktor alir pipa
kondisi ini memiliki efek yang kecil dan diabaikan. Pada kasus model reaktor alir
pipa yang paling sederhana, beberapa asumsi pokok harus dibuat untuk
menyederhanakan masalah ini. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua asumsi ini
perlu, namun pemindahan asumsi ini menambah kerumitan masalah.
Model reaktor alir pipa dapat digunakan pada reaksi lipat ganda (multiple
reaction) serta reaksi yang melibatkan perubahan suhu, tekanan dan densitias
fluida. Walaupun kerumitan ini diabaikan, namun selalu relevan dalam proses
industri. Adapun asumsi yang diguanakan pada model reaktor ini sebagai berikut:
1. Aliran plug (plug flow)
2. Keadaan steady state
3. Densitas fluida konstan (untuk cairan dan juga berlaku untuk gas yang tidak
mengalami penurunan tekanan, perubahan mol dan perubahan temperatur).
4. Diameter pipa konstan
5. Reaksi tunggal (single reaction)
6. Zat mengalir di dalam pipa dengan distribusi kecepatan datar
7. Kecepatan pengadukan ke arah radial berlangsung sangat cepat sehingga pada
setiap penampang pipa R, T,P dan komposisi fluida selalu uniform (seragam), dan
perbedaan terjadi di sepanjang pipa R
8. Setiap partikel fluida yg mengalir mempunyai waktu tinggal sama

S1 Teknik Kimia Universitas Pamulang


3
Modul Kinetika dan katalisa-1

9. Fluida dalam fasa gas berlangsung pada tekanan tetap dan fluida dalam fasa cair
berlangsung pada volume dan tekanan tetap
Dalam aplikasinya, reaktor alir pipa digunakan pada reaksi:
a. Reaksi skala besar
b. Reaksi cepat
c. Reaksi homogen atau heterogen
d. Reaksi kontinu
e. Reaksi pada temperatur tinggi
Keuntungan reaktor alir pipa:
1. Lebih mudah untuk dikontrol dibandingkan batch
2. Lebih mudah dalam perawatan
3. Terdapat baffle yang berguna mengurangi vorteks
4. Biaya operasi lebih murah
5. Konversi per volume lebih besar dari reaktor batch
Memberikan volume yang lebih kecil daripada RATB, untuk konversi yang sama
Kerugian reaktor alir pipa:
1. Harga alat dan biaya instalasi tinggi.
2. Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state.
3. Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi “Hot Spot” (bagian yang
suhunya sangat tinggi) pada tempat pemasukan . Dapat menyebabkan
kerusakan pada dinding reaktor.
4. Karena tidak ada pengadukan sukar untuk mengatur suhu.

Contoh Soal :

Suatu reaksi gas orde satu berlangsung di dalam suatu “plug flow reactor”. Bila
Stoichiometri reaksinya dianggap sebagai A → R, maka untuk mencapai konversi
99% dari feed yang mengandung A murni adalah 32 lt. Sebenarnya stoichiometri
reaksinya adalah A → 3R. Berapa sebenarnya volume reaktor yang diperlukan ?

S1 Teknik Kimia Universitas Pamulang


4
Modul Kinetika dan katalisa-1

Penyelesaian:

a. Bila stoichiometrinya A → R

∫ ∫ ∫
( )

( )

( ) ( ) ( )

b. Bila stoichiometrinya A → 3R

∫ ∫
( )

∫ ∫ ( )
( )

( ( )

( ( ) ( )

F. TUGAS

Suatu reaksi gas orde satu berlangsung di dalam suatu “plug flow reactor”.
Bila Stoichiometri reaksinya dianggap sebagai A → R, maka untuk mencapai
konversi 85% dari feed yang mengandung A murni adalah 20 lt. Sebenarnya
stoichiometri reaksinya adalah A → 3R. Berapa sebenarnya volume reaktor
yang diperlukan ?

S1 Teknik Kimia Universitas Pamulang


5
Modul Kinetika dan katalisa-1

G. DAFTAR PUSTAKA

1. Levenspiell, O., 1972, , “Chemical Reaction Engineering , ,second edition,


John Wiley & Sons, New York.
2. Smith, J.M., 1981, “Chemical Engineering Kinetics, third edition,
McGraw -Hill Book Company, Tokyo.
3. Fogler , H.S., 1992, , “Element of Chemical Reacion Engineering ”,
second edition, Prentice ,Hall International, Inc., New Jersey.
4. Hill, C.G., 1977, “An Introduction to Chemical Engineering Kinetics &
Reactor Design , John Wiley Sons, New York.
5. Twigg, M., 1989, , “Catalyst Handbook , second Wolfe Publishing Ltd.
Englan edition,

S1 Teknik Kimia Universitas Pamulang


6

Anda mungkin juga menyukai