Makalah PESANTREN DAN GLOBALISASI
Makalah PESANTREN DAN GLOBALISASI
Makalah PESANTREN DAN GLOBALISASI
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan…………........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Pengertian Pesantren .................................................................................................3
B. Jenis Jenis Pesantren..................................................................................................4
C. Dinamika Pesantren....................................................................................................5
D. Pengertian Globalisasi................................................................................................6
E. Dampak Globalisasi Pada Pesantren……………………………………………......8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini masalah moral yang terjadi jauh lebih banyak dan lebih kompleks
dibanding dengan masalah-masalah moral yang terjadi pada masa-masa sebelumnya. Masalah
moral yang terjadi di kalangan generasi muda meliputi penggunaan narkotika, miras, pornografi,
penipuan, tawuran dan bentuk aksi kriminal lainnya, sudah menjadi masalah sosial yang sampai
saat ini belum teratasi.
Supaya tidak terjadi fenomena tersebut, perlu adanya pembentukan karakter generasi muda,
karena generasi muda yang demikian dapat menjadikan negara semakin terpuruk, karena
generasi muda adalah subjek utama penggerak suatu bangsa dan sebagai potret bagaimana
peradaban di suatu negara, generasi muda dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman
dengan tidak menyalah gunakannya, memiliki rekonstruksi pemikiran yang ideal, untuk
mewujudkan sebuah bangsa yang terhormat.
Krisis moral pada umumnya terjadi karena salah satu dalam memahami agama dan hilangnya
tokoh panutan, semakin permisif nya para orang tua, bergesernya fungsi lembaga pendidikan
menjadi lembaga bisnis, dan sebagainya.
Terbinanya kepribadian seseorang diharapkan dapat secara bertahap mengatur kehidupannya,
mengatasi persoalan-persoalan guna mencukupi kebutuhannya, dan juga dapat mengarahkan
hidupnya kepada sesuatu yang lebih berguna secara mandiri. Pondok pesantren adalah lembaga
yang merupakan wujud perkembangan sistem pendidikan Islam, di mana Pesantren menjadi
salah satu media utama pengaruh Islam dalam pembinaan moral dan karakter bangsa Indonesia.
Pendidikan pondok pesantren lebih mengedepankan pendidikan agama, karena pendidikan
agama merupakan bagian pendidikan yang sangat penting yang berkaitan dengan aspek aspek
sikap dan nilai. Fungsi Pesantren adalah mencetak ulama dan ahli agama. Kegiatan pembelajaran
yang terjadi Pesantren tidak sekedar memindahkan ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu
tetapi yang terpenting adalah penanaman dan pembentukan nilai-nilai tertentu kepada santri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat pesantren?
2. Apa saja jenis jenis pesantren ?
3. Apa saja menjadi faktor faktor terjadinya dinamika pesantren?
4. Apa yang dimaksud dengan globalisasi?
5. Bagaimana dampak globalisasi pada pesantren?
1
C. Tujuan
Memberi pemahaman kepada mahasiswa mengenai suatu pengaruh globalisasi pada pondok
pesantren , Sehingga kita dapat mengambil dampak positif dari globalisasi dan menjauhi dampak
negatif dari globalisasi itu sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pesantren
3
Menurut Abdul Mujib, pondok pesantren bersumber dari “ kuttab” yang
berasal pada masa Bani Umayyah sebagai tempat belajar ilmu-ilmu keislaman.
Sehingga beliau mendefinisikan pondok pesantren sebagai suatu lembaga
pendidikan Islam yang didalamnya terdapat seorang kyai atau pendidik yang
mengajar dan mendidik para santri dengan sarana masjid yang digunakan untuk
menyelenggarakan pendidikan tersebut serta didukung adanya pembentukan atau
asrama sebagai tempat tinggal para santri1.
Jadi secara umum, Pesantren itu bertujuan untuk membina warga negara
agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran ajaran agama Islam yang
menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupan Nya serta
menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat dan negara.
2. Pesantren modern
Pesantren ini merupakan pengembangan timur Pesantren karena orientasi
belajarnya cenderung mengadopsi seluruh sistem belajar klasikal dan
meninggalkan sistem belajar tradisional. Penerapan sistem belajar modern ini
terutama tampak pada penggunaan kata belajar baik dalam bentuk benda rasa
maupun sekolah. Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum nasional. Kedudukan
1
Abdul Mujib, ilmu pendidikan Islam, (Jakarta: kencana prenada media, 2006), hal 234-235
2
Suismanto, menelusuri jejak pesantren, (Yogyakarta: Alief Press,2004),hal 49
3
Ibid
4
para kyai sebagai koordinator pelaksana proses pembelajaran dan sebagai
pengajar di kelas. Perbedaannya dengan sekolah dan Madrasah terletak pada
posisi pendidikan agama Islam dan bahasa Arab lebih menonjol sebagai
kurikulum lokal.
3. Pesantren Komprehensif
di pesantren ini merupakan sistem pendidikan dan pengajaran gabungan antara
tradisional dan modern. Pendidikan diterapkan dengan pengajaran kitab kuning
dengan metode sorogan, bandongan dan wetonan yang biasanya diajarkan pada
malam hari sesudah salat Maghrib dan sesudah salat subuh. Proses pembelajaran
sistem klasikal dilaksanakan pada pagi sampai siang hari seperti madrasah atau
sekolah pada umumnya.4
C. Dinamika Pesantren
Data sejarah mengenai asal usul berdirinya pesantren sulit ditelusuri dan
tidak bisa didapatkan secara pasti. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Subdit Pesantren Depag RI. Pada tahun 1994/1995 diperoleh keterangan bahwa
pondok pesantren tertua didirikan pada tahun 1062 dengan nama pesantren Jan
Tampes II di Pamekasan, Madura. Namun data ini memunculkan pertanyaan lebih
lanjut: jika ada pesantren dengan nama Jan Tampes II tentu sebelumnya ada
pesantren dengan nama Jan Tampes I, yang tentunya pula lebih tua daripada
4
Ricky Satria Wiranata. 2019. Tantangan, prospek dan peran pesantren dalam pendidikan karakter di era revolusi
industri. Jurnal komunikasi dan pendidikan Islam.Vol 8 No 1.
5
Wahid, Abdurahman.2007. menggerakkan tradisi.Esai esai Pesantren.(Yogyakarta: Lukis Yogyakarta).
6
Choirman,Anis,2010. Dinamika pendidikan pesantren.Salatiga
5
pesantren sesudahnya.7. Namun hal ini belum dapat dibuktikan secara pasti
mengingat data yang mendokumentasikan hal tersebut tidak ditemukan.
D. Pengertian Globalisasi
Secara etimologis globalisasi berasal dari kata globe yang berarti bola dunia,
sedangkan arti sasi mengandung makna sebuah “proses” atau keadaan yang
sedang berjalan atau terjadi saat ini.Jadi secara etimologis, globalisasi
mengandung pengertian sebuah proses mendunia yang tengah terjadi saat ini
menyangkut berbagai bidang dan aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara-negara di dunia. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali
sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana
7
Tim Penulis,2004. Intelektualisme pesantren.Potret Tokoh dan Cakrawala pemikiran daerah pertumbuhan
pesantren. (Jakarta:Diva Pustaka).
6
orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial ataupun
sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara
didunia makin terikat satu sama lain8
1. Selo Soemardjan
2. Ahmad Suparman
3. Thomas L.Frienman
4. Malcom Waters
5. Emanuel Rither
8
Wasisto Raharjo Jati. Pengantar kajian globalisasi; Alisa teori dan dampaknya di dunia ke-3. (Jakarta: PT .Mitra
Wacana Media,2013). Hal 3
7
6. N. Drayef R.F. Al-Rodhan
7. Anthony Giddens
8
Membicarakan globalisasi, ketika kita kaitkan dengan dunia pesantren maka
banyak terjadi kepincangan dalam sistem pesantren. Di tengah pergulatan masyarakat
internasional, pesantren ‘dipaksa’ memasuki ruang kontestasi dengan institusi pendidikan
lainnya, terlebih dengan sangat maraknya pendidikan berlabel luar negeri yang
menambah semakin ketatnya persaingan mutu out-put pendidikan. Kompetisi yang
semakin ketat itu, memposisikan lembaga pesantren untuk senantiasa dapat
mempertaruhkan kualitas out-put pendidikannya agar tetap unggul dan menjadi pilihan
masyarakat, khususnya umat Islam. Ini menunjukkan, bahwa pesantren perlu banyak
melakukan pembenahan internal dan inovasi baru agar tetap mampu meningkatkan mutu
pendidikannya dengan tetap memperhatikan misi awal pesantren itu sendiri. Persoalan ini
tentu saja berkorelasi positif dengan konteks pengajaran di pesantren.
Masyarakat akan semakin tidak tertarik dan lambat laun akan meninggalkan
pendidikan pesantren, kemudian lebih memilih institusi pendidikan yang lebih menjamin
kualitas out-put-nya. Pada taraf ini, pesantren berhadap-hadapan dengan dilema antara
tradisi dan modernitas. Ketika pesantren tidak mau beranjak ke modernitas, dan hanya
berkutat dan mempertahankan otentisitas tradisi pengajarannya yang khas tradisional,
dengan pengajaran yang melulu bermuatan al-Qur’an dan al-Hadis serta kitab-kitab
klasiknya, tanpa adanya pembaharuan metodologis, maka selama itu pula pesantren
harus siap ditinggalkan oleh masyarakat. Pengajaran Islam tradisional dengan muatan-
muatan yang telah disebutkan di muka, tentu saja harus lebih dikembangkan agar
penguasaan materi keagamaan anak didik (baca: santri) dapat lebih maksimal, di samping
juga perlu memasukkan materi-materi pengetahuan non-agama dalam proses pengajaran
di pesantren.
9
ketinggalan zaman, maka selama itu pula pesantren sulit untuk berkompetisi dengan
institusi pendidikan lainnya.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari zaman ke zaman, generasi ke generasi peran pesantren dalam fungsi dan tugas
utama ulama beserta sanksinya adalah memperjuangkan tegaknya nilai-nilai religius serta
berjihad mentransformasikannya ke dalam proses pertumbuhan dan perkembangan masyarakat.
Tujuan yang dimaksud adalah agar kehidupan masyarakat berada dalam kondisi berimbang atau
balance antara aspek dunia dan akhirat.
Berdasarkan yang kita ketahui mengenai tentang tipe-tipe pesantren, yang kita ketahui bahwa
ruang lingkup Pesantren itu sangat luas. Sehingga kita tidak hanya melihat dari segi
kesederhanaannya, namun Pesantren juga memiliki segi modern nya bahkan ada yang mengikuti
globalisasi sekarang ini, namun di era globalisasi ini, banyak sekali budaya budaya asing masuk
ke dalam Indonesia, sehingga tidak jarang kita melihat anak-anak mudah mengikuti tren gaya
barat. Namun dampak globalisasi tidaklah selalu negatif, tentunya kita sebagai pemuda yang
cerdas harus mampu menyaring kultur-kultur budaya globalisasi dengan menampung hal-hal
positif nya saja. Maka oleh itu, pemuda-pemuda haruslah dibekalkan oleh ilmu-ilmu agama, agar
kelak antara kehidupan akhirat dan dunia mereka seimbang. Apakah pendidikan Pesantren
sangatlah penting untuk pemuda pemuda di masa globalisasi saat ini.
B. SARAN
Semoga para audiensi dengan membaca makalah kami, dapat memotivasi diri untuk
lebih berhati-hati pada ada di zaman era globalisasi ini, dan juga semoga makalah kami,
dapat menjadi salah satu indikator ilmu untuk menambahnya wawasan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12