Kak Sid DD Embung P. Kisar
Kak Sid DD Embung P. Kisar
Kak Sid DD Embung P. Kisar
PEKERJAAN:
SID/DD EMBUNG P. KISAR, KAB. MALUKU BARAT
DAYA, PROV. MALUKU
URAIAN PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dengan memanfaatkan kondisi Topografi daerah cekungan pada dataran-dataran berbukit
untuk menampung air saat hujan turun dan memanfaatkan air tersebut saat Kemarau.
Embung (Waduk Kecil) merupakan sala satu Alternatif solusi penyediaan air. Dengan
adanya Embung maka air hujan yang terbuang sertiap tahun dapat di tampung dan di
mamfaatkan untuk bermacam-macam keperluan seperti:
a. Irigasi,
b. Air Minum Manusia,
c. Air Minum Hewan,
d. Kebun,
2
e. Untuk mencegah banjir pada bagian hilir dari lokasi Embung yang merugikan daerah
pemukiman, jalan ataupun lahan lain.
f. Untuk mencegah erosi dan bahan endapan dari bagian hulu rencana embung pada
sekitar aliran sungai.
g. Meninggikan muka air tanah pada daerah sekitar genangan Embung.
Kabupaten Maluku Barat Daya mempunyai potensi lokasi embung, yang dapat
dimanfaatkan secara optimal bagi masyarakat. Balai Wilayah Sungai Maluku dalam
kegiatan perencanaan dan program pada tahun Anggaran 2019 akan melakukan
“SID/DD Embung P. Kisar, Kab. Maluku Barat Daya, Prov. Maluku”
3. SASARAN
Terwujudnya dokumen perencanaan detail embung P. Kisar yang lengkap untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan peningkatan fungsi layanan sarana dan prasarana air
bersih, irigasi ataupun konservasi.
4. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan berada pada Pulau Kisar, Kab. Maluku Barat Daya, Prov. Maluku.
5. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan DIPA APBN Satuan Kerja Balai Wilayah
Sungai Maluku, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2020 dengan dana sebesar Rp. 2.479.113.000,-
3
(Dua Milyar Empat Ratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Seratus Tiga Belas Ribu
Rupiah).
DATA PENUNJANG
7. DATA DASAR
Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara mengukur, mengamati dan
menganalisa parameter hidrologi, geologi dan geodesi dengan mempertimbangkan
kondisi lingkungan dan kegiatan Pembangunan Embung P. Kisar Kab. Maluku Barat
Daya, Prov. Maluku.
Data Sekunder
Data sekunder yang dipergunakan dalam studi ini diperoleh dari hasil penelitian
survey atau kegiatan sejenis pada tingkat pusat dan daerah maupun instansi-instansi
terkait antara lain:
Stasiun meteorology setempat (Badan Meteorologi dan Geofisika)
Direktorat Geologi dan Sumber Daya Mineral Kementerian ESDM
Dinas Kehutanan Prov. Maluku
Balai Wilayah Sungai Maluku
BPKH Wilayah IX Ambon
Badan Pusat Statistik Prov. Maluku
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kab. Maluku Barat Daya
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Maluku Barat Daya
Camat terkait di Kab. Maluku Barat Daya
8. STANDAR TEKNIS
Standar teknis yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan adalah pedoman, kriteria
dan standar yang berlaku di Indonesia pada saat ini. Penerapannya harus di
pertimbangkan untung-rugi, kemudahan sistem operasi dan pemeliharaan, tepat guna dan
biaya kontruksi yang paling menguntungkan dengan mengikuti kriteria dan standar
perencanaan yang diterbitkan Standar Nasional Indonesia (SNI), Standar/Kriteria
Perencanaan (KP) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan
Standar lainnya yang berlaku. Apabila diperlukan perubahan standar teknis diatas, harus
dengan Persetujaun Direksi.
4
9. STUDI – STUDI TERDAHULU
Studi terdahulu adalah SID Pengembangan Waduk Kecil / Embung Serbaguna untuk
Konservasi SDA dan Ketahanan Air, Kab. Maluku Barat Daya, Prov. Maluku TA. 2016.
5
c. Penyediaan Geologi Teknik dan Mekanika tanah di lokasi rencana as Embung,
Areal genangan dan Borrow Area.
d. Survey kondisi sosial ekonomi penduduk (termasuk didalamnya sosial
ekonomi Pertaniannya).
e. Analisa Data Hidrologi, Topografi, Geologi, teknik/mektan, Sosial Ekonomi
Penduduk/Pertanian dan lingkungan di dan sekitar lokasi Embung.
f. Perencanaan rinci, meliputi perencanaan Embung dan Jaringan Distribusinya,
termasuk rencana jalan masuk (bila diperlukan) beserta rencana anggaran
biayanya.
g. Pelaporan.
6
Pengukuran poligon harus diikatkan ke titik
tetap yang telah ada. Dalam hal ini penentuan koordinat titik
awal akan dilakukan dengan peralatan GPS (Global Positioning
System)
Pengukuran sudut poligon akan dilakukan
dengan 2 (dua) seri ketelitian sudut 5” (lima detik).
Kesalahan penutup sudut maksimum 10” N,
Dimana N adalah jumlah titik poligon.
Semua Bench Mark yang dipasang harus
maupun yang telah ada harus dilalui Poligon.
Alat ukur sudut yang harus digunakan adalah
Teodolit T2 Wild atau yang sejenis.
Pengukuran jarak dilakukan dengan Roll
meter.
Sudut Vertikal dibaca dalam satu seri dengan
ketelitian sudut 10”
Ketelitian linier Poligon 1 : 10.000
6) Pengukuran Poligon
Pengukuran mengikuti jalur layout
yang telah ditentukan dengan pemasangan patok setiap 100 m.
Penempatan alat ukur tepet di atas
paku pada patok. Untuk pengambilan jarak sudut, alat ukur di arahkan pada
paku di atas patok. Apabilah paku tidak kelihatan dapat di gunakan unting-
unting.
Pengukuran di lakukan dengan sistem
Poligon yang dimulai dan di akhiri pada BM ysng telah di ketahui koordinat
dan Azimuthnya.
9
Semua Bench Mark baik yang telah
ada maupun yang akan di pasang harus di lalui Poligon, Apabilah terletak
dalam jalur atau dekat dengan jalur Poligon.
Pengukuran sudut Poligon
menggunakan cara dua seri ganda.
Pengukuran jarak antar Patok di
lakukan dengna Pita Ukur Baja, Dilakukan pergi dan pulang.
Toleransi yang diperbolehkan untuk
kesalahan penutup sudut adalah 10n detik, dimana n adalah jumlah titk
sudut.
7) Pengukuran Sifat Datar.
Pengukuran dilakukan
dengan cara Stan ganda dan pulang pergi dan di buat terikat dengan Bench
Mark yang di ketahui Elevasinya.
Semua Titik Poligon
harus di ambil tingginya, Demikian juga perubahan tinggi sepanjang jalur
Trase harus di ambil tingginya.
Alat ukur di dirikan di
tengah-tengah antara dua Rambu yang didirikan di atas paku pada Patok.
Tinggi Patok di atas
tanah harus di ukur untuk mendapatkan Elevasi tanah pada lokasi Patok
tersebut.
Data yang di catat
adalah Pembacaan ketiga Benang Silang, Yakni benang atas, Bawah dan
tengah.
Selisih Stand 1 dan 11
harus lebih kecil atau sama dengan 2 mm dan selisih 2 BT dengan BB harus
lebih kecil atau sama dengan 2 mm.
Toleransi yang di
perbolehkan untuk kesalahan penutup adalah 8D mm, Dimana D adalah
jarak dalam Km.
Pengukura sifat datar
dulakukan setelah Bench Mark terpasang.
10
Untuk Trase yang berbelok dilakukan tiap Interval lebih
kecil dari ketentuan tersebut di atas dengan memperhatikan busur
kelengkungannya, Yaitu kurang dari 50 m.
Bila Trase saluran melintas sungai besar, Lembah besar,
Maka harus di buat Penampang melintang dan memanjang Lembah/Sungai
tersebut dengan ketentuan :
Penampang melintang di buat 200 m ke hulu dan 200 m ke hilir dari
pertemuan tersebut.
Penampang Melintang tiap 50 m untuk bagian yang lurus dan 25 m untuk
bagian yang berbelok-belok dengan lebar 75 m ke kiri dan 75 m ke kanan dari
tepi sungai. Sedangkan bila memotong Sungai/Lembah kecil, Maka harus
dibuat Tampang Melintang 100 m ke Hulu dan 100 m ke Hilir.
Setiap perubahan Elevasi tanah harus di ambil sebagai
titk Detail untuk Penampang Melintang/Memanjang.
Pengukuran Penampang Melintang di ambil secara optis
dengan membaca ketiga benang pada alat ukur,Yaitu benang atas, Benang
tengah dan Bneang Bawah atau dengan Pita Ukur Baja sampai pembacaan
dalam Cm.
Jarak-jarak penampang melintang di ambil secara optis
dengan membaca ketiga benang pada alat ukur, Yaitu benang atas, Benang
Tengah dan Benang Bawah atau dengan Pita Ukur Baja sampai pembacaan
dalam Cm.
Sketsa pengukuran harus di buat rapi dan jelas untuk
memudahkan Penggambaran.
9) Pengukuran Situasi Detail.
Pengukuran Situasi Detail
di lakukan dari Patok Poligon yang sudah di ketahui kedudukan Planimetris
dan Elevasinya dari pengukuran Poligon dan Sifat Datar.
Alat yang di pergunakan
adalah Theodolit TU Wild atau yang sejenis dan setingkat ketelitiannya.
Semua tangkapan yang
ada baik alamiah maupun buatan Manusia di ambil sebagai titik detail antara
titik Poligon Trase.
Sketsa Lokasi Detail harus
di buat dengan rapi dan jelas sehingga memudahkan penggambaran dan
koreksi apabilah terjadi kesalahan dalam pengukuran.
Apabilah Trase melalui
Sungai/Lembah maka harus di adakan pengukuran situasi khusus 200 m dan
200 m ke hilir dengan Skala 1 : 500.
2. Pemasangan Bench Mark
11
a) Bench Mark baru di pasang pada as rencana Embung dan beberapa
tempat yang diperlukan, minimal 4 buah per lokasi.
b) Harus di pasang juga pada titik simpul (loop Intersection Point)
c) Sistem Penamaan Bench Mark harus seragam dengan nomor yang
sudah ada.
d) Setiap Bench Mark lama/baru harus di buat diskripsinya
e) Ukuran, Bentuk dan Type Bench Mark yang di pasang harus
mengikuti Standard Bangunan Pengairan.
3. Penggambaran
a) Penggambaran hasil pengukuran di buat di atas kertas A1 (594 mm
x 841 mm) dengan ketentuan penggambaran sesuai dengan Standard
penggambaran yang diterbitkan Oleh Direktorat Jenderal Pengairan.
b) Gambar di buat dengan skala sebagai berikut :
Peta Situasi Areal Genangan : Skala 1 : 500
Pot memanjang : Skala 1 : 1000 (H)
Skala 1 : 100 (V)
Pot. Melintang :
Skala 1 : 100.
4. Produk Yang harus di serahkan
untuk kegiatan pengukuran Topografi, Adalah :
a) Peta Situasi Areal Genangan
b) Potongan Memanjang as rencana Embung, Jaringan Distribusi
dan jalan masuk.
c) Potongan Melintang as rencana Embung, Jaringan Distribusi
dan jalan masuk.
d) Buku Ukur.
e) Laporan Topografi (termasuk didalamnya Diskripsi Bench
Mark)
12
c) Sumur Uji
d) Uji Laboratorium.
Sesuai dengan Persyaratan Teknis PT-03 yang diterbitkan Oleh Direktorat Jendral
Pengairan, Ada beberapa hal yang harus di perhatikan saat melaksanakan kegiatan
di atas seperti yang di jelaskan di bawah ini.
a) Penyelidikan Lapangan
1) Pengambilan Contoh Tanah
Untuk mengadakan penelitian tanah Laboratorium, Pengambilan contoh tanah
ini sangat penting sekali, Selain Untuk mengetahui sifat dan jenis tanahnya
juga untuk perkiraan dalam Elevasi hasil penelitian tanahnya. Sehingga
pengambilan contoh tanah ini mutlak di lakukan.
14
b) Pengeboran inti sebanyak 3 (tiga) titik bor pada lokasi rencana bangunan dengan
total kedalaman 45 m atau sampai dengan tanah keras.
c) Penyelidikan Laboratorium
Pada contoh-contoh tanah yang di ambil, baik tanah asli maupun contoh tanah
terganggu akan di lakukan beberapa macam percobaan di Laboratorium, Sehingga
data Parameter dan sifat-sifat tanah dapat di ketahui. Jenis dan macam percobaan
untuk tanah yang di lakukan adalah sebagai berikut :
1) Pengujian pondasi :
- Absorption & Specific Gravity
- Natural Density
- Water Content
- Uniaxial Compression Test
- Triaxial Compression/Direct Shear Test
2) Material inti kedap :
- Water Content
- Specific Gravity
- Atterberg Limit
- Shringkade Test
- Grain Size Analysis by Double Hidrometer
- Dispersive by Pinhole
- Crumb Test
- Expantion Index Test
- Swelling Pressure Test
- Compaction Test ( Standart Proctor )
- Triaxial Compression Test CU ( BP )
- Triaxial Compression Test UU
- Permeability Test
- Consolidation Test
15
b) Penampung batuan hasil pemboran
inti pada lokasi rencana Embung.
c) Hasil-jasil pengujian, Pengamatan
dan analisa di lapangan dan laboratorium.
d) Deskripsi mengenai hasil
penyelidikan yang di lakukan oleh Konsultan meliputi Metode yang di laksanakan
untuk pengujian di lapangan dan di Laboratorium, Kuantitas dan kualitas bahan
yang ditemui.
e) Gambaran umum mengenai keadaan
tanah di bawah di daerah bersangkutan, Masalah yang di hadapi selama
penyelidikan berlangsung, Kesimpulan serta Rekomendasi untuk parameter
perencanaan.
c. Penyelidikan Geodesi/GIS
Pekerjaan mengukur tanah dan pemetaan (Survei dan pemetaan) meliputi pengambilan/
pemindahan data-data dari lapangan ke peta atau sebaliknya. Pengukuran yang akan
dipelajari dibagi bagi dalam pengukuran mendatar dari titik titik yang terletak diatas
permukaaan bumi, dan pengukuran tegak guna mendapatkan beda tinggi antara titik titik
yang diukur diatas permukaan bumi yang tidak beraturan, yang pada akhirnya dapat
digambar diatas bidang datar (Peta). Ilmu ukur tanah merupakan ilmu sebagai dasar dalam
melaksanakan pekerjaan survey atau ukur mengukur tanah dalam bidang teknik sipil
16
Pertemuan Konsultasi Masyarakat dilakukan setelah draft desain selesai, diadakan
pertemuan bersama Direksi pekerjaan, Dinas terkait, Tokoh Masyarakat, Pemerintah
Daerah setempat untuk memberikan informasi hasil desain.
g. Analisa Data
1. Analisa Data Hasil Pengukuran Topografi.
Dari gambar dan data hasil pengukuran Topografi dan pemetaan situasi Detail di
lakukan analisa Alternatif lokasi as Embung, Perkiraan volume Tampungan dan Luas
Daerah Genangan, Letak Bangunan Pelimpah, Sistem Pengelak beserta Pengelak
beserta Lay Outnya, Jalur Distribusi dan Lokasi-Lokasi Bak Penampungan serta jalan
masuk.
2. Analisa Data Hidrologi.
Analisa Hidrologi ini meliputi Analisa Evapotranspirasi, Curah hujan rancangan dan
efektif, Debit rancangan dan andalan, Kebutuhan air, Neraca air, Rating Curve,
Penelurusan banjir di Waduk, Sedimentasi Waduk, dsb.
3. Analisa Data Hasil Penyelidikan Geotek dan Mektan
Analisa ini meliputi analisa kondisi Geotek/Mektan (Kondisi kekuatan tebing dan
pondasi di lokasi alternatif rencana as Embung), Letak lokasi Quarry Site dan Borrow
Area beserta Volume Bahan Timbunan.
4. Analisa Kimia dan Biologi Lingkungan.
Survey Kimia dan Biologi Lingkungan perlu dilakukan mengingat bahwa kandungan
air terkait erat dengan pemanfaatan masyarakat ditempat tersebut.
h. Perencanaan Rinci
Dalam melakukan perencanaan rinci, Konsultan harus berpedoman pada standar yang di
berlaku di indonesia. Bila di gunakan Referensi yang lain, Harus dengan persetujuan
Direksi perencanaan rinci ini meliputi :
1. Perencanaan Embung mencakup perencanaan untuk menentukan :
a) Tipe dan Jenis Embung
b) Karakteristik Hidrolis Pelimpah
c) Tanggul Banjir
d) Bangunan Pengambilan
e) Tingkat Kestabilan
f) Pedoman Operasi dan pemeliharaannya
g) Dan sebagainya.
2. Perencanaan Jaringan Distribusi mencakup perencanaan untuk :
a) Pembuatan Lay-Out Jaringan Distribusi
17
b) Rencana Trase
c) Kapasitas Saluran/Pipa
d) Jenis Konstruksi
e) Bangunan pelengkap yang di perlukan.
f) Dan sebagainya.
3. Perencanaan Jaringan Distribusi mencakup perencanaan untuk :
a) Rencana Trase jalan masuk, Termasuk lahan yang harus di
bebaskan untuk jalan masuk.
b) Jenis Kontruksi
c) Bangunan pelengkap yang di perlukan
d) Dan sebagainya.
4. Produk yang harus di serahkan untuk kegiatan ini adalah :
a) Gambar Perencanaan : Embung, Jaringan Distribusi dan
jalan masuk.
b) Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Embung
c) Nota Perencanaan
d) Volume Pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya
e) Spesifikasi Teknik (mencakup antara lain metode
pelaksanaan pekerjaan serta jenis dan jumlah peralatan).
12. KELUARAN
18
Analisa kebutuhan air tampungan di wilayah studi
Kelayakan ekonomis
Desain teknis tampungan dan saluran distribusi embung
19
yang dikeluarkan oleh
Konstruksi
Kemenakertrans/BNSP
Asisten Tenaga Ahli
Ahli Muda, dibuktikan
Ass. Ahli Hidrolika S1 Teknik Sipil 3 Tahun Aktif
dengan SKA
Ahli Muda, dibuktikan
Ass. Geologi Teknik S1 Teknik Sipil 3 Tahun Aktif
dengan SKA
Teknik Sipil, dibuktikan
Cost Estimator S1 Teknik Sipil 3 Tahun Aktif
dengan SKA
Juru Ukur, dibuktikan
Surveyor Pengukuran D-III Teknik Sipil 3 Tahun Aktif
dengan SKA
Juru Gambar D-III Teknik Sipil/Arsitektur - - -
Tenaga Pendukung
Administrasi SMK - - - -
Computer Operator SMA/SMK - - - -
Office Boy SD - - - -
Personil Konsultan yang di tugaskan harus memenuhi persyaratan berikut :
a. Tenaga Ahli
1) Ketua Team / Ahli Hidrolika : 1 (satu) orang
Seorang Ketua Tim, bertindak sebagai ketua tim serta mempunyai motivasi
tinggi, berkemampuan memimpin dan dapat bekerja sama dengan pihak-pihak
lain serta dapat memecahkan segala persoalan yang akan timbul.
Pemimpin tim harus dapat mengkoordinir pekerjaan dan menentukan Standar
yang seragam untuk pekerjaan yang dilakukan oleh anggota Tim.
Mengkoordinasi seluruh aktifitas Tim dalam mengelolah seluruh kegiatan di
lapangan dan kantor.
Memanajerial, mengatur, menentukan rencana-rencana pengembangan sumber
daya air dan mampu memimpin timnya untuk memadukan kerjasama dengan
pihak terkait secara baik.
Mengarahkan seluruh anggota team dalam menyiapkan laporan yang
diperlukan.
Mengumpulkan dan mengkaji serta mengevaluasi data baik data skunder
maupun data primer.
Menyiapkan rencana kerja dan Jadual kegiatan lapangan serta berkoordinasi
dengan Direksi Pekerjaan.
Melaksanakan presentasi dan asistensi dengan direksi pekerjaan yang telah
dilaksanakan
Mengkaji ulang serta pengecekan keseluruhan hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan dan bertanggug jawab terhadap hasil pekerjaan.
Menghitung volume pekerjaan dan mampu membuat rekayasa serta analisa
hidrolika.
20
Mengarahkan tim dalam studi dan detail desain yang dilakukan dalam
pekerjaan ini
Personil yang di usulkan untuk posisi Tenaga Ahli harus mempunyai motivasi
secara penuh, mempunyai kemampuan memimpin dan mampu bekerja sama
dengan disiplin Ilmu lainnya.
Menyusun laporan-laporan secara periodik.
22
Melakukan analisis kualitas kehidupan (sosial, ekonomi, kultur) atas
perkembangan kawasan pusat kota
Menganalisis prospek / kesempatan pengembangan ekonomi kawasan serta
Menyusun program investasi pengembangan ekonomi kawasan ke depan
6) Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Memberikan masukan kepada team leader tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Membuat pedoman identifikasi dan penilaian akan adanya resiko dan bahaya
bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
Menyusun pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para pekerja
di lingkungan kerja.
Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan menganai
kesehatan dan keselamatan kerja.
Menyusun pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode,
prosedur dan program keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Tenaga Teknis
1) Ass. Ahli Hidrolika: 1 (satu) Orang
Membantu Ahli Hidrolika dalam perencanaan, analisa dan rekayasa hidrolika
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
DISKUSI LAPORAN
2. PENDAHULUAN (PRELIMINARY
REPORT)
PEKERJAAN PENGUMPULAN
3.
DATA
DISKUSI LAPORAN
4. PERTENGAHAN
(INTERMEDIATE REPORT)
PEKERJAAN PENGOLAHAN
5.
DATA
DISKUSI LAPORAN AKHIR
6.
(FINAL REPORT)
LAPORAN
24
20. LAPORAN BULANAN
Laporan Bulanan memuat: seluruh aktifitas yang dilakukan oleh konsultan. Laporan ini
bermaterikan keadaan keuangan, penggunaan tenagakerja, permasalahan yang dihadapi
dan langkah-langkah yang diambil.
Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya: Setiap bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 5 (lima) buku laporan.
21. LAPORAN ANTARA
Laporan Antara memuat: hasil semetara pekerjaan SID/DD Embung P. Kisar Kab.
Maluku Barat Daya, Prov. Maluku. Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya
120 (setarus dua puluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku
laporan.
22. LAPORAN AKHIR
Laporan Akhir memuat: Seluruh hasil kegiatan yang telah disetujui oleh peserta diskusi /
pemberi tugas / direksi sesuai dengan kerangka acuan kerja, paling lambat 240 (dua ratus
empat puluh) hari kalender terhitung mulai tanggal ditetapkannya SPMK. Sebanyak 5
(Lima) buku laporan dan media penyimpan data (Harddisk 1 TB)
Laporan Pendukung
a) Rencana Mutu Kontrak
b) Laporan Nota Desain
c) Laporan Survey Topografi
d) Laporan Survey Geoteknik
e) Laporan Survey Hidrologi
f) Laporan Analisa Biaya
g) Laporan Pedoman O & P
h) Laporan PKM
i) Laporan Spesific Teknis
j) Laporan Metode Pelaksanaan
k) Laporan Dokumen Tender
l) Laporan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
m) Peta Kontur Catchment Area (Peta RBI)
n) Gambar, berisi : Gambar Desain A1 dan Gambar Desain A3.
o) Eksternal hardisk kapasitas 1 TB sebanyak 1 buah
26