Percobaan 1
Percobaan 1
Percobaan 1
ADSORBSI ISOTERMIS
KELOMPOK : I (SATU)
PRODI SI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyisihkan suatu komponen dari fasa fluida (gas atau cairan). Adsorpsi
dapat juga didefinisikan sebagai akumulasi atau adhesi molekul (fasa gas atau
proses pengayaan spesies kimia dari fase fluida pada permukaan padatan.
tunggal maupun dalam jumlah banyak. Molekul atau ion disisihkan dari
Setianingsih, 2018).
adalah zat yang mengadsorpsi, yaitu fasa padat yang berperan sebagai lokasi
Setianingsih, 2018).
Titrasi adalah suatu cara untuk menentukan konsentrasi asam atau basa
dengan menggunakan larutan standar. Larutan standar dapat berupa asam atau
basa yang telah diketahui konsentrasinya dengan teliti. Larutan standar asam
ekivalen asam sama dengan basa disebut titik ekivalen. pH larutan mengalami
perubahan selama titrasi dan titrasi diakhiri pada saat pH titik ekivalen telah
menetapkan kapan titik kesetaraan itu dicapai. Terdapat banyak asam dan
serap yang baik terhadap anion, kation, dan molekul dalam bentuk senyawa
organik dan anorganik, baik berupa larutan maupun gas. Beberapa bahan
yang mengandung banyak karbon dan terutama yang memiliki pori dapat
melalui proses aktivasi arang dengan cara fisika atau kimia di dalam retort.
Perbedaan bahan baku dan cara aktivasi yang digunakan dapat menyebabkan
sifat dan mutu arang aktif berbeda pula ( Mody Lempang, 2014 ).
B. Tujuan Percobaan
C. Prinsip Percobaan
kemudian ditutup dengan wraping hingga beberapa menit agar larutan tidak
sehingga menghasilkan residu dan filtrat, lalu dititrasi dengan larutan standar
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
1. Adsorpsi
terjadi pada batas permukaan dari dua fasa atau penyerapan suatu zat
pada permukaan zat lain. Keadaan ini melibatkan interaksi fisik, kimia,
adsorben . Proses adsorpsi dapat terjadi karena adanya gaya tarik atom
bersentuhan dengan permukaan padatan, baik fasa gas atau fasa larutan
menjadi lebih besar dari pada dalam fasa gas zat terlarut dalam larutan.
1) Adsorpsi Fisika
Adsorpsi Fisika terjadi karena adanya gaya Van der
2) Adsorpsi Kimia
1) Jenis Adsorbat
2) Suhu
3) Tekanan Adsorbat
adsorbat meningkat.
4) Karakteristik Adsorben
a) Temperatur
b) Kelembapan
seharusnya.
zat ataupun lebih maka zat yang satu akan diserap lebih kuat
2. Adsorpsi Isoterm
LE, 2012).
Keterangan :
k = konstanta Freundlich
n = konstanta lain
Keterangan :
K : konstanta Langmuir
karbon aktif.
cocok lagi pada tekanan yang lebih tinggi, karena lapisan adsorbat yang
terserap tidak lagi berbentuk lapisan tunggal, tetapi menjadi lapisan multi
molekuler.
Untuk kondisi ini, isoterm yang lebih sesuai dipakai adalah isoterm
BET (Brunauer Emmet and Teller). Isoterm ini dibuat atas dasar
anggapan bahwa kekuatan yang ada dipakai untuk kondensasi dan energi
a. Adsorbsi positif
b. Adsorbsi negative
Apabila solvent relatif lebih besar teradsorbsi dari pada solute dalam
Fisika, 2021)
3. Adsorben
permukaan luar dan bisa sampai 2000 m2/gr. Dalam kebanyakan hal
beracun
adsorpsi
4. Karbon Aktif
yang diproduksi dari bahan dasar dengan susunan senyawa anak buah
bahan yang berasal dari cairan jug fasa gas. Daya adsorbsi tergantung
dari pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Saat ini
permukaan arang aktif relatif bebas dari deposit dan permukaannya lebih
1) Dehidrasi
dalam oven.
2) Karbonisasi
asam cuka dan metanol sedang gas kayu terdiri dari CO dan
CO2.
c) Pada suhu 310–5000 C terjadi peruraian lignin, dihasilkan
meningkat.
3) Aktivasi
yaitu :
a) Aktivasi Fisika
berikut ini.
b) Aktivasi kimia
sebagai akibat gas suhu tinggi dan adanya aliran gas inert,
2012)
B. Uraian Bahan
Rumus struktur :
mempunyai rasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 96%
Khasiat : Antidotum
asam tajam
RM : C2OH14O4
RM/BM : NaOH/40,00
METODE KERJA
1. Alat Percobaan
tiga atau kasa, buret, cawan porselin, corong, gelas arloji, kertas saring,
labu erlenmeyer (Iwaki), labu takar atau gelas ukur (Iwaki), dan pipet
volume.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Asam
Asetat (0,15., 0,12., 0,09., 0,06., 0,03., 0,015., 0,03 mol), Carbon Aktif
(7 gram), NaOH 0,1 N (100 ml), dan Indikator (PP) 2-3 tetes.
B. Prosedur Kerja
15 menit dan dikeluarkan. Setelah arang dikeluarkan dari eksikator dan telah
kali.
lalu dihomogenkan selama 30 menit dan didiamkan selama 1 jam pada suhu
dan diambil 25 ml dari hasil saring. Selanjutnya dipipet 2-3 tetes indikator PP
(Fenolftalein) kedalam labu erlenmeyer yang berisi sampel dari hasil saring,
selanjutnya dilakukan titrasi menggunakan natrium hidroksida 0,01 N
BAB IV
A. Hasil Percobaan
B. Pembahasan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
CH3COOH (0,15; 0,12; 0,09; 0,06; 0,03;0,015) yang dicampur dengan karbon
B. Saran
1. Untuk praktikum selanjutnya agar alat-alat yang digunakan saat
keberlangsungan praktikum.
dahulu letak alat-alat yang ada di lab agar praktikan tidak kesulitan
DAFTAR PUSTAKA
Mody Lempang, 2014. Pembuatan Dan Kegunaan Arang Aktif. Balai Penelitian
Kehutanan Makassar. Vol. 11 No. 2 : 65-80
Tuti Setianingsih, 2018. Karakterisasi pori dan luas muka padatan. UB Press
Malang
Yosi Pratama dkk, 2015. Pemanfaatan Ekstrak Daun Jati Sebagai Indikator
Titrasi Asam-Basa. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Ikawati & Melati.2009. Pembuatan Karbon Aktif dari Limbah Kulit Singkong
UKM Tapioka Kabupaten Pati. Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.
Marilyn. LE. 2012. Pengaruh Waktu Aktivasi pada Pembuatan Karbon Aktif dari
Arang Tempurung Kelapa dengan Menggunakan Aktivator H3PO4. Jurusan
Teknik Kimia. Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang
Vitasari, D. Lystanto, P.A. Kusmiyati. dan Fuadi, A.M. 2009. Kinetika dan
Termodinamina Adsorpsi Cu(II) dengan Adsorben Karbon Aktif Arang Batu
Bara. Jurnal Tkimia Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
Ditambahkan asam asetat dengan konsentrasi 0,15; 0,12; 0,09; 0,06; 0,03;
dan 0,015
indicator PP
B. Perhitungan
C. Foto Pengamatan
No NAMA KETERANGAN
.
1 Aninditya Dwi Hadir
Lestari
2 Irsyal Rinaldi
3 Rasmi