0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
200 tayangan6 halaman

Tugas Wawasan Kebangsaan Fix

Video "Indonesia Adalah Rumahku" menceritakan tentang seorang ibu yang menolak pindah dari desa kelahirannya meski anak-anaknya ingin membawanya ke kota, karena ia merasa desa adalah rumahnya dan tempat dimana ia bisa menikmati kehidupan sehari-hari. Anak-anaknya akhirnya memahami alasan ibu dan belajar untuk menghargai tanah kelahiran serta masyarakat desa.

Diunggah oleh

Aswar Amiruddin
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
200 tayangan6 halaman

Tugas Wawasan Kebangsaan Fix

Video "Indonesia Adalah Rumahku" menceritakan tentang seorang ibu yang menolak pindah dari desa kelahirannya meski anak-anaknya ingin membawanya ke kota, karena ia merasa desa adalah rumahnya dan tempat dimana ia bisa menikmati kehidupan sehari-hari. Anak-anaknya akhirnya memahami alasan ibu dan belajar untuk menghargai tanah kelahiran serta masyarakat desa.

Diunggah oleh

Aswar Amiruddin
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 6

TUGAS WAWASAN KEBANGSAAN

LATSAR CPNS ANGKATAN 26

Disusun oleh :
Kelompok III
A. Ahmad Ridha, S.Psi., M.Psi. 199205072020121014
Rustam .E. Simamora, S.Pd., M.Pd. 198808292020121006
Mardyanto Barumbun, S.Pd., M.Sc. 199403172020121009
Farid Helmi Setyawan, S.Pd., M.Pd. 198605142020121004
Edy Utomo, S.T., M.T. 198809102020121009
Dwi Santoso, S.TP., M.Si 199206112020121005
Dr. Ramli, S.S., M.Pd. 198708262020121005
Djuanda Hatta, S.E., M.Si. 198712302020121006
Bernadeth Simangunsong, S.E., M.Si. 199010272020122009
Aswar Amiruddin, S.T., M.T 198901082020121007

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


2021

Pembelajaran Agenda 1
Hari ke 1 (10 Juni 2021)
Kelompok Peserta : Kelompok III
Coach : Bapak Akhmad Hadi S.Pd M.Pd
1. Ringkasan Isi Video
FILM PENDEK - Indonesia Adalah Rumahku
Produser : Visinema Content dan Yandy Laurens
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=hioEvV1haC0
Waktu Publikasi : 27 November 2016
Durasi : 7:09
Channel youtube : Staterkom
Video “Indonesia adalah Rumahku” menceritakan kisah tentang seorang Ibu yang menetap di
kampung halaman, salah satu desa terpencil di kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia. Si Ibu memiliki
tiga orang anak yang telah menginjak usia dewasa. Ketiga anak tersebut merantau ke kota Makassar dan
menetap karena tuntutan pekerjaan. Dengan melihat kondisi Ibu yang tinggal sendirian di kampung halaman.
Ketiga anak berinisiatif mengajak Ibu untuk tinggal bersama mereka. Si Sulung dan adiknya pulang ke
kampung halaman untuk membujuk Ibu dengan alasan bahwa rumah di desa sudah tidak layak untuk
ditinggali, tidak terdapat aliran listrik, dan termasuk daerah tertinggal. Namun, si Ibu menolak ajakan si
Sulung dan adiknya untuk pindah ke kota Makassar.
Berhubung si Sulung dan adiknya tidak berhasil membujuk Ibunya, akhirnya ia meminta adik
Bungsunya untuk pulang ke kampung halaman agar bersedia membujuk Ibu mereka pindah ke kota Makassar.
Hal ini dilakukan karena si Bungsu merupakan anak kesayangan Ibu. Mereka berharap si Bungsu dapat
membujuk ibunya untuk pindah ke kota Makassar. Setelah tiba di kampung halaman, si Bungsu melihat
situasi dan menunggu waktu yang tepat untuk berbicara kepada ibunya. Si Bungsu lalu mengamati aktivitas
sehari-hari yang dilakukan ibunya karena penasaran dengan si ibu yang menolak pindah dari kampung
halaman. Si Bungsu menemukan bahwa si ibu melakukan banyak aktivitas di desa seperti memberi makan
hewan-hewan peliharaan, mengambil air bersih yang jaraknya jauh dari rumah, mengambil daun pisang, dan
menyaksikan keramahan ibu dalam berinteraksi dengan penduduk setempat, mulai dari anak kecil hingga
orang dewasa seusia ibunya. Sesekali si Bungsu menawarkan bantuan tapi ditolak oleh si ibu. Sementara si
Sulung mendesak si Bungsu untuk membujuk Ibu.
Setelah menyaksikan serangkaian aktivitas si Ibu dan kebahagiaan yang terpancar dari raut wajah ibu.
Ibu menceritakan kembali masa kecil Si Bungsu dan saudaranya. Ibu melihat anak-anaknya semakin kurus
dikarenakan anak rantau tidak bisa mengurus diri. Sesuatu yang mencerahkan Si Bungsu diceritakan kepada
saudaranya. Si Bungsu mengatakan: “Mungkin kita terlalu lama tinggal di kota, kadang kita lupa kalau kita
lahir di sini, besar di sini”. Ketiga anak si Ibu lalu memahami alasan dibalik penolakan ibunya. Mereka
berdamai dengan keadaan, mereka tidak lagi membujuk ibu untuk meninggalkan desa. Mereka mengatasi
kesulitan listrik dan jaringan di desa. Akhirnya mereka menyadari bahwa inilah rumah kita, Indonesia, yang
memiliki segala keindahan untuk dinikmati dan kekurangannya untuk diperbaiki, tempat dimana ia bisa
pulang, tempat dimana ia selalu bisa diterima.

2. Keterkaitan Isi Video dengan Nilai-Nilai Wawasan Kebangsaan


a). Sosok Ibu : Nilai-nilai wawasan kebangsaan juga ditentukan oleh karakter dan
pembinaan keluarga khususnya orang tua. Video ini memperlihatkan seorang Ibu
yang menjaga Integritas-nya untuk bertahan dikampung halaman, menikmati
keseharian dan menghabiskan masa tua di tanah airnya yang juga merupakan
tanah kelahirannya. Ini gambaran ketegasan diri dalam setia dan mencintai
tanah airnya.
Keterbatasan fasilitas yang ada tidak menjadikan sosok ibu mengeluh dan
membenci Pemerintahnya. Ibu rela berkorban untuk bangsa dan negaranya,
dengan membesarkan anak-anaknya dengan baik, menjaga keharmonisan
keluarganya, serta menjaga tanah kelahirannya tetap utuh bukan hanya sebagai
pijakan kakinya, melainkan sampai kedalam hati sanubarinya. Sungguh suatu
kehormatan yang tinggi bagi manusia dapat lahir, hidup dan mati di tanah
kelahirannya, yaitu Tanah air Indonesia.

b). Sosok Anak : Menyuarakan pendapat di video ini menggambarkan sosok masyarakat
Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidupnya yaitu
dengan menjaga adab terhadap orang yang lebih tua, dan menghargai pendapat
orang lain, yang merupakan sebuah warisan budaya yang telah diturunkan dari
nenek moyang kita.
Selain itu, sang anak bungsu dalam video menggambarkan salah satu
indikator pada manusia yang memiliki kemampuan awal bela negara.
Seorang anak yang bekerja di kota, bisa membaca dan menulis, dapat mengenali
harga, bahkan mampu mengenali dan menyesuaikan perkembangan teknologi,
menunjukkan bahwa sang anak termasuk seseorang yang memiliki
kecerdasan emosional dan spiritual serta inteligensi. Meskipun begitu dia tetap
menghargai Ibu dan saudara-saudaranya bahkan sang anak tidak egois
menyatakan keterlambatan pembangunan di desa atau kampung halaman menjadi
sebuah alasan untuk tetap hidup dan menjaga tanah kelahiran dengan mengisi
kemerdekaan melalui hidup yang damai dan tentram, minimal dalam lingkup
keluarga. Ini bentuk kecintaan terhadap tanah air dan generasi yang sadar akan
kontribusinya.

c). Secara umum : Negara ini luas, beragam, dengan masyarakat yang majemuk. Tentu saja hal
yang lumrah ketika pembangunan belum merata. Permasalahan jaringan,
penerangan yang terbatas, dan model transportasi adalah contoh masalah yang
sering kita jumpai. Namun, tetap yakinilah bahwa pembangunan tersebut
akan terus berjalan hingga seluruh wilayah Indonesia akan tersentuh dengan
beragamnya pembangunan, melalui siapapun yang menjalankan
pemerintahan di negara ini dan tentunya peranan kita sebagai warga negara.
Berpendidikan tinggi dan pengalaman hidup di hirup pikuk perkotaan
terkadang menghipnotis masyarakat pedesaan untuk lupa akan pulang, itulah
tanah kelahiran tempat yang penuh dengan kenangan yang indah yang akan
selalu menyambut kita dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Selain
itu, Indonesia membutuhkan masyarakat yang berintegritas sehingga perlu
kesadaran diri untuk berperan serta demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kita juga dituntut terus belajar dan mengasah kemampuan diri untuk membangun
kecerdasaan diri dan generasi bangsa ini.
Indonesia ini, layaknya seperti sosok seorang Ibu yang melahirkan kita,
membesarkan kita, mendidik kita menjadi manusia yang memiliki harkat dan
martabat. Seorang Ibu pasti peka dan memahami apa yang anaknya inginkan dan
apa yang kita kejar. Dan seorang Ibu akan selalu membuka lebar-lebar pelukannya
tanpa kebencian ketika kita ingin pulang.
Itulah mengapa Tanah Air Kita juga sering disebut dengan istilah Ibu Pertiwi,
Tempat kita Pulang, dengan segala keindahaan yang bisa di nikmati dan
kekurangannya untuk bisa kita perbaiki. Seperti itulah RUMAH KITA,
INDONESIA.
3. Hikmah Pembelajaran yang Didapatkan
Dari tayangan video berjudul Indonesia adalah Rumahku, hikmah pembelajaran yang dapat kita ambil
sesuai dengan tema wawasan kebangsaan adalah:
a) Film pendek tersebut menyiratkan makna bahwa rumah adalah tempat dimana kita selalu diterima,
dengan segala keindahannya untuk kita nikmati dan segala kekurangannya untuk kita perbaiki. Rumah
adalah tempat dimana kita dilahirkan dan dibesarkan. Dimanapun kita berada baik itu di desa maupun
di kota, kita mesti menghargai dan menghormati segala bentuk tatanan kehidupan yang berlaku di
lokasi tersebut seiring dengan kemampuan kita untuk beradaptasi dengan karakter masyarakat dan
lingkungan sekitar.
b) Kita tidak boleh memandang suatu daerah lebih baik dari daerah lain karena setiap daerah atau
wilayah memiliki keunikan tersendiri. Hal tersebut sesuai dengan nilai dasar wawasan kebangsaan
yaitu cinta tanah air dan bangsa. Dalam video tersebut, anak-anak dari tokoh ibu memandang bahwa
hidup di kampung halaman dengan segala keterbatasan fasilitas merupakan kehidupan yang kurang
layak. Mereka membandingkan dengan kehidupan kota yang dipenuhi dengan segala fasilitas. Tetapi
pada akhirnya mereka menyadari bahwa dimanapun kita bekerja dan tinggal tetapi pada akhirnya ada
suatu tempat dimana kita bisa pulang dan dimana kita bisa diterima yaitu kampung halaman.
Kekurangan apapun tidak menjadikan suatu alasan untuk meninggalkan suatu tempat, tetapi menjadi
tanggungjawab kita untuk memperbaiki kekurangan tersebut sehingga bisa dikatakan layak.
c) Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat kita tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
untuk selalu setuju dan mengikuti kita. Ini sesuai dengan nilai wawasan kebangsaan yaitu:
penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka, dan besatu; kesetiakawanan
sosial; serta demokrasi atau kedaulatan rakyat. Dalam video tersebut disajikan pada awalnya anak-
anak mencoba membujuk ibunya untuk tinggal di kota dengan segala bentuk fasilitas yang mudah dan
tersedia, tetapi ibu menolak dengan memberikan alasan dan contoh perilaku sosial di lingkungan
masyarakat. Pada akhirnya mereka menyadari bahwa kehidupan sosial bermasyarakat bukan hanya
dilihat dari ketersediaan semua fasilitas tetapi hubungan baik dengan sesama yang mampu
menumbuhkan sikap solidaritas dan persatuan.
d) Disparitas dapat terjadi pada segala aspek kehidupan, baik berupa pembangunan, perhatian
pemerintah, potensi wilayah, pendidikan sampai ekonomi. Yang kemudian menjadi masalah
bagaimana menyikapi disparitas tersebut. Kita yang berada di zona itu selayaknya mensyukuri apa
yang ada di sekitar kita karena di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Dengan cinta tanah air kita
sebagai akademisi dituntut untuk berkontribusi pada kekurangan dan pembangunan sesuai dengan
kapasitas kita.
4. Saran sesuai dengan Video dan Nilai Wawasan Kebangsaan
Dari video tersebut, sebagai penekanan dasar, masyarakat diharapkan dapat membangun rasa cinta
tanah air. Saran yang bisa diajukan dari video ini adalah perbedaan itu indah, sehingga jangan pernah
memperuncing perbedaan menjadi sesuatu yang harus diperdebatkan namun dapat lebih arif dalam menyikapi
perbedaan tersebut dengan membentuk cara pandang, sikap, dan tindakan untuk bergerak bersama menuju
persatuan. Karena Indonesia adalah negara yang penuh keragaman sehingga sesuai dengan semboyan kita
Bhineka Tunggal Ika walaupun berbeda-beda tetap satu jua.
Saran yang bisa dipetik selanjutnya dari video ini berkaitan dengan nilai kebangsaan yakni diharapkan
bagaimana individu dapat menghormati keputusan dari seseorang yang bersifat prinsipil yang mana keputusan
tersebut dipandang tidak merugikan orang lain, tidak bertentangan dengan aturan dan perundang-undangan
sekaligus tidak merupakan keputusan yang syarat dengan konflik kepentingan, dan keputusan yang tidak
melekat unsur-unsur lain di dalamnya. Seperti halnya ibu ini yang memutuskan untuk masa hidupnya
dihabiskan tinggal di daerah pedesaan yang jauh dari akses kota.
Saran selanjutnya, bagaimana kita bisa mempraktikkan dan mewujudnyatakan nilai-nilai kebangsaan
mulai dari diri sendiri terlebih dahulu, dimana kita bisa menjiwai nilai-nilai Pancasila dari perilaku dan sikap
kita, kemudian ke lingkungan kita dengan membangun lingkungan daerah kita, serta memberikan dampak
positif bagi lingkungan kita sudah merupakan contoh nyata. Seperti halnya dalam video tersebut, anak-anak
dari si Ibu kemudian mengambil inisiatif untuk mulai melihat apa yang bisa mereka perbuat di daerah mereka
dengan keterbatasan akses listrik, mereka berupaya memberikan penerangan kecil di rumah Ibu mereka, yang
dapat dikembangkan di lingkungan sekitar mereka.
Saran yang terakhir sebesar apapun kiprah dan karya kita di tempat lain, ingatlah bahwa kita lahir di
Indonesia. Oleh karena itu pergunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya untuk mengharumkan nama
bangsa dan negara, bukan hanya untuk kebesaran nama pribadi saja. Nikmati keindahan Indonesia, benahi
kekurangannya karena nilai-nilai Pancasila digali dari bumi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai