Modul Perangkat Pembelajaran Pai
Modul Perangkat Pembelajaran Pai
Modul Perangkat Pembelajaran Pai
INDIKATOR KOMPETENSI
A. Pemahaman Konsep
1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, sdan keterampilan.
Kriteria ini diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di
satuan pendidikan pada suatu jenjang pendidikan. SKL merupakan acuan utama
dalam pengembangan Kompetensi Inti (KI), selanjutnya KI dijabarkan ke dalam
Kompetensi Dasar (KD).
Rumusan SKL tertuang dalam:
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Permendikbud RI) Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat
kelas. Artinya ia merupakan operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus
dimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi dasar
pengembangan KD. KI mencakup sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan
keterampilan. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang
antara
1
pencapaian hard skills dan soft skills. KI berfungsi sebagai pengintegrasi muatan
pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai SKL sebagai wujud
dari prinsip keterkaitan dan kesinambungan.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan yang harus diperoleh peserta
didik untuk mencapai Kompetensi Inti melalui pembelajaran yang berisi
sejumlah kemampuan yang harus dikuasai baik pada aspek sikap, pengetahuan,
maupun keterampilan dalam mata pelajaran tertentu.. KD menjadi rujukan
penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. KD dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, dan
karakteristik suatu mata pelajaran. Pada rumusan KD, terdapat unsur
kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kata kerja dan materi sebagaimana
rumusan KI dan KD yang tertuang dalam: Permendibud RI Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
4
Gambar: Keterampilan Abstrak dan Kongkrit
(sumber: https://duniapendidikan.putrautama.id/keterampilan-konkret-keterampilan-abstrak/)
Tabel 1
Perkembangan Keterampilan Menurut Simpson dan Dave
NO Tingkat Uraian Tingkatan Uraian Tingkat
Taksonomi Taksonomi Kompetensi
Simpson Dave Minimal/ Kelas
1. Persepsi Menunjukkan Imitasi Meniru kegiatan V/Kelas X
perhatian untuk yang telah
melakukan suatu didemonstra-sikan
gerakan. atau dijelaskan,
Kesiapan Menunjukkan meliputi tahap coba-
kesiapan mental coba hingga
dan fisik untuk mencapai respon
melakukan suatu yang tepat.
gerakan.
5
Meniru Meniru gerakan
secara terbimbing.
2. Membiasakan Melakukan gerakan Manipulasi Melakukan suatu V/Kelas XI
gerakan mekanistik. pekerjaan dengan
(mechanism) sedikit percaya dan
kemampuan melalui
perintah dan
berlatih.
3. Mahir Melakukan gerakan Presisi Melakukan suatu VI/Kelas XII
(complex or kompleks dan tugas atau aktivitas
overt termodifikasi. dengan keahlian dan
response) kualitas yang tinggi
dengan unjuk kerja
yang cepat, halus,
dan akurat serta
efisien tanpa
bantuan atau
instruksi.
4. Menjadi Menjadi gerakan Artikulasi Keterampilan
gerakan alami alami yang berkembang dengan
(adaptation) diciptakan sendiri baik sehingga
atas dasar gerakan seseorang dapat
yang sudah dikuasai mengubah pola
sebelumnya. gerakan sesuai
dengan persyaratan
khusus untuk dapat
digunakan
mengatasi situasi
problem yang tidak
sesuai SOP.
5. Menjadi Menjadi gerakan Naturalisasi Melakukan unjuk
tindakan baru yang orisinal kerja level tinggi
orisinal dan sukar ditiru oleh secara alamiah,
(origination) orang lain dan tanpa perlu berpikir
menjadi ciri khasnya. lama dengan
mengkreasi langkah
kerja baru.
TINGKAT
NO JENJANG PENDIDIKAN
KOMPETENSI
Kompetensi Inti pada ranah sikap (sikap spiritual dan sikap sosial) merupakan
kombinasi reaksi afektif, kognitif, dan konatif (perilaku). Gradasi kompetensi sikap
7
meliputi menerima, merespon/menanggapi, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan. Lebih
v=G3BDeeJtXIU
8
Gambar 2. Gradasi dan Taksonomi Ranah Sikap (Attitude: Krathwohl)
Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua dimensi dengan
batasan-batasan yang telah ditentukan pada setiap tingkatnya.
1. Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitif (cognitive process
dimension) peserta didik, yakni perkembangan kognitif pada tingkat low order
thinking skills (LOTS) dan tingkat high order thinking skills (HOTS). Untuk tingkat
LOTS perkembangan berpikir peserta didik ada pada tahap mengingat (C1),
memahami (C2), dan menerapkan (C3). Sedangkan tingkat HOTS perkembangan
berpikir mereka berada pada tahap menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
mengkreasi (C6).
2. Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge dimension): Dimensi
pengetahuan ini berbicara bentuk dari pengetahuan itu sendiri, yakni meliputi
faktual, konseptual, procedural, dan metakognitif.
Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang
spesifik dan elemen. Contoh fakta bisa berupa kejadian atau peristiwa yang dapat
dilihat, didengar, dibaca, atau diraba. Seperti peristiwa peperangan pada jaman
Nabi Muhammad SAW, bukti-bukti masuknya Islam ke Nusantara, kurban, pisau
yang digunakan untuk berkurban, dan air untuk berwudhu.
Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk
klasifikasi, kategori, prinsip dan generalisasi. Contohnya pengertian ulul albab,
karakteristik atau kriteria ulul albab, prinsip kepemimpinan, teori pendidikan, dan
teori belajar.
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu
termasuk pengetahuan keterampilan, algoritma (urutan langkah-langkah logis pada
penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis), teknik, dan metoda seperti
8
langkah-langkah pelaksanaan wudhu, shalat, dan haji. Tahapan penyelesaian
maalah pembagian waris, tahapan mediasi bagi yang bertingkai, dan tahapan
berpikir ilmiah. Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang kognisi
(mengetahui dan memahami) yang merupakan tindakan atas dasar suatu
pemahaman meliputi kesadaran dan pengendalian berpikir, serta penetapan
keputusan tentang sesuatu. Sebagai contoh memperbaiki hubungan pertemanan
yang rusak, membuat karya tulisan, berpikir mengapa masih banyak orang yang
melakukan dosa, dan lain-lain.
Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-4) mengandung keterampilan abstrak dan
keterampilan kongkret. Keterampilan abstrak lebih bersifat mental skill, yang
cenderung merujuk pada keterampilan menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta
dengan dominan pada kemampuan mental keterampilan berpikir. Sedangkan
keterampilan kongkret lebih bersifat fisik motorik yang cenderung merujuk pada
kemampuan menggunakan alat, dimulai dari persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan
gerakan mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan orisinal. Lebih
jelasnya lihat video berikut
https://www.youtube.com/watch?v=FZOk3xow0Ts
11
KEGIATAN BELAJAR 2:
ANALISIS SKL, KI, DAN KD
INDIKATOR KOMPETENSI
URAIAN MATERI
A. Pemahaman Konsep
Analisis SKL KI KD merupakan titik awal perencanaan pembelajaran. Kerangka
berpikir analisis SKL KI KD perlu dipahami agar pembelajaran yang disajikan berjalan
sesuai skema besar pencapaian SKL kurikulum. Berangkat dari cita-cita dan impian,
penerapan kurikulum nasional diterapkan bukan sekedar update pengetahuan dan
keterampilan saja. Namun untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi
baik sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, maupun keterampilan agar nantinya
unggul dalam persaingan global abad 21 ini. Keunggulan ini ditunjang dengan
pengembangan keterampilan abad 21 seperti critical thinking, creative thinking,
collaborating, dan communicating (4 C). Keunggulan-keunggulan ini sudah
dicanangkan dan dirumuskan dalam SKL.
Pada ranah operasional, pembentukan kompetensi lulusan dilakukan melalui
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di seluruh mata pelajaran. Dalam konteks ini,
materi dan proses pembelajaran menjadi instrumen penting menuju tercapainya SKL
yang dicita-citakan. Materi pembelajaran yang tidak linier dengan SKL akan menjadi
penyebab tidak tercapainya kompetensi yang diinginkan. Demikian juga dengan proses
pembelajaran, terbentuknya kompetensi lulusan pada peserta didik tergantung juga pada
proses pembentukan kompetensi yang dilakukan pada proses pembelajaran. Proses
12
pembelajaran dapat berjalan optimal jika guru memahmi KD, dan menerapkan
kompetensi pedagogiknya agar KD yang dirumuskan dalam kalimat-kalimat dapat
diwujudkan pada diri peserta didik.
Analisis SKL, KI, dan KD inilah wujud langkah guru meluruskan dan melinierkan
perencanaan pembelajaran untuk pencapaian SKL yang diinginkan. Analisis SKL, KI,
dan KD adalah kegiatan menguraikan keterkaitan SKL, KI, dan KD atas berbagai
bagiannya, menelaah bagian itu sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh
berbagai informasi pedagogis yang berguna untuk membuat perencanaan pembelajaran
yang benar.
Analisis SKL, KI, dan KD menjabarkan komponen SKL, KI, dan KD baik KD
Pengetahuan maupun KD Keterampilan. Selain aktivitas menjabarkan menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil, analisis SKL-KI, dan KD menjabarkan hubungan dan
keterkaitan antar-komponen yang dianalisis tersebut.
Jelas kiranya bahwa silabus dan RPP adalah dokumen yang diturunkan dari KI-
KD, dan KI-KD diturunkan dari SKL satuan pendidikan (SD/MI-SMP/MTs-SMA/MA).
agar silabus dan RPP yang dikembangkan benar-benar akurat mengeksekusi keinginan
SKL, maka perlu ada jaminan linieritas KI-KD terhadap SKL-nya. Analisis SKL, KI,
dan KD inilah penjamin linieritas silabus dan RPP terhadap SKL.
Pada tabel 4, kolom 1 dan kolom 2 diisi KI-3 dan KI-4 sesuai dengan Permendikbud
RI nomor 24 tahun 2016. Kemudian kolom ketiga menjelaskan peruntukan KI-3 dan
KI-
4 tersebut dan menjelaskan kesesuaian antara keduanya, bila ada ketidaksesuaian bisa
dibuatkan rekomendasi perubahannya, lihat contoh pada tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5
(CONTOH) Analisis Kesesuaian dan
Rekomendasi KI-Pengetahuan dan KI-Keterampilan
ANALISIS SKL KI KD
KOMPETENSI INTI (KI) 3 KOMPETENSI INTI ANALISIS DAN
(PENGETAHUAN) (4) 4 REKOMENDASI KI
(KETERAMPILAN)
1 2 3
memahami, menerapkan, dan mengolah, menalar, KI-3 pengetahuan dan KI-4
menganalisis pengetahuan faktual, dan menyaji dalam keterampilan adalah untuk
konseptual, prosedural, dan ranah konkret dan program pendidikan 3 tahun.
metakognitif berdasarkan rasa ranah abstrak terkait
ingin tahunya tentang ilmu dengan KI-3 dan KI-4 tersebut sesuai
pengetahuan, teknologi, seni, pengembangan dari menjadi rujukan KD-KD
budaya, dan humaniora dengan yang dipelajarinya di mata pelajaran Pendidikan
wawasan kemanusiaan, sekolah secara Agama Islam pada
kebangsaan, kenegaraan, dan mandiri, dan mampu kompetensi pengetahuan dan
peradaban terkait penyebab menggunakan metoda keterampilan kelas X, XI, dan
fenomena dan kejadian, serta sesuai kaidah XII.
menerapkan pengetahuan keilmuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah
Contoh di atas pada kolom 1 dan kolom 2 diambil dari Permendikbud No. 24 Th 2016 lampiran ke-
40 KI-3 dan KI-4 Kelas X. Sedangkan kolom berikutnya diisi sesuai petunjuk
14
Tabel 6
Format Analisis dan Rekomendasi KD-Pengetahuan dan KD-Keterampilan
ANALISIS SKL KI KD
Kompeten Kompeten Analisi Rekomenda Analisis Rekomenda Rekomendasi
si Dasar si Dasar s KD-3 si KD- KD-4 si KD- KD-KD
pada Mapel
Pengetahu Keterampil 3 4
a n an
KD- KD- Tingkat Kesesuaia Bentuk Kesetaraan Ketercapaian
3 4 Dimens nDimensi Taksono Taksonomi Dimensi Kognitif
iKogniti mi
Kognitif dan KDdari KI-3 dan
Bentuk
f dan dengan Tingkat
Taksono dengan Pengetahuan
semua KD-3
Bentuk Bentuk mi KD
dari KI-4 dalam
Mapel
Dimens Pengetahua Ketercapaian
i
Pengeta n Taksonomi
h uan semuadalam
KD-4
1 2 3 4 5 6 Mapel 7
15
harus mencapai tingkat taksonomi (KKO) tertinggi sesuai KI-4. Kolom 7 ini diisi
setalah semua KD pengetahuan dan semua KD keterampilan untuk suatu mata
pelajaran telah dianalisis dalam kolom 1 sampai dengan 6. Lebih jelasnya dapat
dilihta pada video ini https://www.youtube.com/watch?v=g8DCepnzOJI&t=805s
Untuk memperoleh gambaran tentang langkah-langkah analisis sebagaimana
dijelaskan di atas, bisa dilihat contoh pengisiannya pada tabel 7 berikut:
Tabel 7
(CONTOH) Analisis dan Rekomendasi KD-Pengetahuan dan KD-Keterampilan
Ketercapaian Dimensi
Kognitif dan Bentuk
Pengetahuan semua KD-3
dalam Mapel
Ketercapaian Taksonomi semua KD-
Kompetensi Kompetensi Dasar Analisis KD-3 Rekomendasi Analisis KD-4 Rekomendasi 4 dalam Mapel
Dasar
Pengetahuan Keterampilan KD-3 KD-4 7
KD- KD- Tingkat Kesesuaian Bentuk Kesetaraan KD-3 dari KD-KD
3 4 Dimensidan
Kognitif Dimensi
Kognitif Taksonomi Taksonomi
dan Tingkat KD dari KI-3 pengetahuan mata
Bentuk
Dimensi dengan
Bentuk Taksonomi dengandari
KD pelajaran Pendidikan
Pengetahuan Pengetahuan KI-4
Agama Islam sudah
memenuhi dimensi
1 2 3 4 5 6 kognitif tuntutan KI-3,
3.1 menganalisis 4.1.1 membaca Q.S. al- Tingkat dimensi Dimensi Membaca KD-3.1
QS. al- Hujurat/49: 10 kognitif adalah kognitif (C.4,
sesuai tajwid (C.4)
dengan MEMILIKI yaitu memahami,
‘menganalisis’
Hujurat
[49]: 10-12 dan 12, sesuai “menganalisis” menganalisis)dan
makharijul KESETARAAN menerapkan,
serta Hadits (C.4)pengetahuan dipasangkan
dan huruf bentuk dengan
adalah KD-
4.1.1, KD-4.1.2, menganalisis, dan
dengan kaidah
tentang tentang “QS. al- dengan bentuktaksonomi dan KD-
4.1.3 karena mengevaluasi. Sedangkan
tajwid dan
kontrol
diri makharijul huruf Hujurat [49]: pengetahuan ‘keterampilan ada pada tingkat bentuk pengetahuan juga
ketiganya
(mujahadah
an-nafs), 10-12Hadits
dan metakognitif konkret’ dan ‘presisi/mahir’ sudah terpenuhi yaitu,
4.1.2
prasangka tentang diri...”
kontrol tingkatnya (setingkat K.4), konseptual, prosedural,
mendemonstrasikan (kontrol diri,
baik
(husnuzzan), adalah bentuk adalah (Dave) tidak
‘presisi’ jadi ada dan metakognitif.
hafalan Q.S. al- dst) atau ‘mahir’ perubahan.
rekomendasi
dan pengetahuan tingkat
persaudaraan Hujurat / 49: metakognitif MEMILIKI (Simpson)
(ukhuwah) 10 dan 12 dengan KESESUAIA
fasih dan lancar N, jadi tidak
4.1.3 menyajikan ada
hubungan rekomendasi
antara kualitas perubahan.
keimanan dengan
kontrol diri
(mujahadah an-
17 nafs), prasangka
Contoh di atas pada kolom 1 dan kolom 2 diambil dari Permendikbud No. 24 Th 2016 lampiran ke-40 KI-3 dan KI-4 Kelas X. Sedangkan
kolom berikutnya diisi sesuai petunjuk.
KEGIATAN BELAJAR 3:
MERANCANG PROGRAM TAHUNAN
DAN PROGRAM SEMESTER
INDIKATOR KOMPETENSI
URAIAIN MATERI
A. Pemahaman Konsep
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan.
Program merupakan kata, ekspresi, atau pernyataan yang memuat asas serta usaha yang
dirancang dalam susunan dan rangkaian yang menjadi satu kesatuan prosedur, kumpulan
instruksi tertulis atau suatu bagian yang executable berupa urutan langkah, untuk
menyelesaikan suatu masalah. Dalam arti lain, ia merupakan rancangan mengenai asas
serta usaha dalam suatu bidang yang akan dijalankan secara harmonis dan terpadu
dalam mencapai suatu sasaran. Dengan demikian, suatu program pembelajaran adalah
mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang berada di bawah unit administrasi yang
sama, atau sasaran-sasaran yang saling bergantung dan saling melengkapi, yang
semuanya harus dilaksanakan secara integratif, sistemik, dan sistematis.
Program sering dikaitkan dengan perencanaan, persiapan, dan desain atau
rancangan. Desain dalam perspektif pembelajaran adalah rencana pembelajaran.
Rencana pembelajaran disebut juga dengan program pembelajaran. Untuk mewujudkan
program pembelajaran secara integratif, sistemik, dan sistematis sekolah membuat dua
tahapan, yakni program tahunan (prota) dan program semester (prosem).
Prota (program tahunan) dan promes (program semester) merupakan administrasi
pembelajaran yang menjadi dasar bagi susunan administrasi pembelajaran lainnya.
Prota adalah susunan alokasi waktu pembelajaran selama satu tahun untuk mencapai
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang diharapkan. Alokasi
waktu sangat
18
diperlukan agar seluruh SK dan KD bisa diterapkan dan diterima oleh para peserta
didik. penyusunan prota dilakukan setelah jumlah jam mengajar untuk mapel tertentu
sudah diketahui. Prota biasanya dilakukan di awal tahun ajaran baru. Keberhasilan
merencanakan prota akan berpengaruh pada administrasi pembelajaran yang lain,
misalnya program semester silabus, RPP, dan lainnya. Sedangkan promes merupakan
bentuk penjabaran dari prota yang memuat gambaran pembelajaran dan pencapaian
yang ingin diraih selama satu semester. Dengan adanya promes, akan lebih mudah
dalam menuntaskan mata pelajaran yang diampu.
Kenapa Prota dan Promes harus dibuat? Beberapa fungsi Prota adalah: 1)
Mengorganisir pembelajaran agar bisa berjalan secara optimal; 2) menjadi pedoman
untuk menyusun promes; 3) menjadi pedoman dalam menyususn kalender pendidikan;
4) Digunakan sebagai acuan untuk mengoptimalkan penggunaan waktu efektif
pembelajaran yang tersedia. Sedangkan Fungsi promes adalah: 1) mempermudah tugas
guru saat mengadakan pembelajaran selama satu semester; 2) Mampu mengarahkan
kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah deprogram; 3) Menjadi pola
dasar untuk mengatur tugas dan wewenang setiap pihak yang ikut serta dalam
pembelajaran; 4) Menjadi pedoman guru dan dalam bekerja dan belajar; 5) Menjadi
tolok ukur efektivitas pada proses pembelajaran; 6) Menjadi bahan untuk menyusun
data, sehingga terbentuk keseimbangan kerja; 7) Mampu menghemat waktu, tenaga,
biaya, dan alat penunjang karena pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan
efisien.
Tabel 8
Format Program Tahunan
Satuan Pendidikan : …………………………………
Mata Pelajaran : …………………………………
Jumlah Minggu Efektif : …………………………………
Jumlah Jam / Minggu : …………………………………
Kelas / Semester : …………………………………
Tahun Pelajaran : …………………………………
Kompetensi Inti : …………………………………
Smt No Kompetensi Dasar Alokasi Jumlah
KD Waktu Pertemuan
1 3 4 5 6
Untuk memperoleh gambaran tentang langkah-langkah merancang program
tahunan sebagaimana dijelaskan di atas lihat contoh pengisiannya pada tabel 10.
b. Tingkat kedalaman materi yang dibahas pada kompetensi inti dan kompetensi
dasar yang bersesuaian
c. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk membuat siswa kompeten terhadap
kompetensi dasar yang bersangkutan
3. Guru selanjutnya menentukan alokasi waktu dari setiap KD, yakni:
a. Alokasi waktu dirinci untuk setiap Kompetensi Dasar.
Tabel 9
Format Program Semester
Tahun Pelajaran ............../...............
MATA PELAJARAN :
.......................................................... KELAS / SEMESTER
: .......................................................... KOMPETENSI INTI
: ..........................................................
Kompetensi Indikator Januari Pebruari Maret April Mei
Materi
Dasar Poko 3Juni
4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
k
Tabel 10
(CONTOH) Program Tahunan
Jumlah
Mengetahui ..................................... 2021
Kepala Sekolah .................... Guru Pendidikan Agama Islam
Tabel 11 (CONTOH) Program
Semester Tahun Pelajaran
2020 / 2021
INDIKATOR KOMPETENSI
URAIAN MATERI
A. Pemahaman Konsep
Bagian II ini membahas tentang bahan ajar, bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu
kompetensi yang diperolehnya secara sistematis sehingga secara akumulatif mampu
menguasai ssemua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar merupakan
informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan
impelemantasi pembelajaran. Beberapa hal yang harus dikembangkan dalam bahan ajar
ini adalah komponen materi pembelajaran, model pembelajaran, media pembelajaran,
dan lembar kerja peserta didik. Semuanya akan dibahas dalam kegiatan belajar masing-
masing dalam modul ini.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang
24
sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang
24
harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut
harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh
peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi
yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
tercapainya indikator . Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu
peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu
diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan,
dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut. Agar guru dapat membuat
persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang
berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi,
prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan
tersebut.
C. Jenis-jenis Materi Pembelajaran
Materi pembelajran meiliki bbeberapa jenis, yaitu: 1) Fakta, yaitu semua hal yang
berwujud kenyataan dan kebenaran, yaitu nama-nama objek, peristiwa, lambang, nama
tempat, nama orang dan lain sebagainya; 2) Konsep, yaitu semua yang berwujud
pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, yaitu definisi,
pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi dan sebagainya; 3) Prinsip, yaitu hal-hal pokok
dan mempunyai posisi terpenting yaitu dalil, rumus, paradigm, teori serta hubungan
antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat; 4) Prosedur, yaitu langkah-
langkah sistematis atau berurutan dalam melakukan sebuah aktivitas dan kronologi
suatu sistem. Contoh: langkah-langkah dalam pengurusan jenazah; 5) Nilai, yaitu hasil
belajar aspek
sikap.
Pengembangan materi pembelajaran juga mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
1) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; 2) Tingkat
perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik; 3)
Kebermanfaatan bagi peserta didik; 4) Struktur keilmuan; 5) Berbagai sumber belajar
(referensi yang relevan dan termutakhir); dan 6) Alokasi waktu.
Pengembangan materi pembelajaran dapat berupa content knowledge (isi
pengetahuan) dan paedagogical knowledge (dimensi pengetahuan). Kegiatan
pembelajaran. Ruang lingkup materi pembelajaran disusun dengan tujuan untuk
memberi
pengalaman kongkret dan abstrak kepada peserta didik.
25
pengembangan materi pembelajaran dilakukan untuk menghasilkan ruang lingkup
materi
25
D. Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK
Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Indikator pencapaian kompetensi merupakan rumusan kemampuan yang harus
dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar (KD). Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014, pada ayat (4) huruf b dinyatakan bahwa
indikator pencapaian kompetensi adalah:
1. kemampuan yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan
Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2, dan
2. kemampuan yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk disimpulkan sebagai
pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4.
Dengan demikian indikator pencapaian kompetensi merupakan tolok ukur
ketercapaian suatu KD. Hal ini sesuai dengan maksud bahwa indikator pencapaian
kompetensi menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Setelah membuat IPK dari setiap
KD dilanjutkan dengan menentukan materi pembelajaran.
Untuk merumuskan IPK dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut.
1. Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-3) dan perilaku
keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau diobservasi.
2. Perilaku sikap spiritual dari KI-1 dan sikap sosial dari KI-2 tidak diturunkan ke
dalam KD dan juga tidak memiliki indikator pencapaian kompetensi pada RPP,
tetapi perilaku sikap spiritual dan sikap sosial harus dikaitkan pada perumusan
tujuan pembelajaran.
3. Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) menggunakan dimensi proses
kognitif (dari memahami sampai dengan kreasi jika ketercapaian hasil belajar siswa
di atas rata-rata) dan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif) yang sesuai dengan KD, namun tidak menutup kemungkinan
perumusan indikator dimulai dari serendah-rendahnya C2/Memahami sampai setara
dengan KD hasil analisis dan rekomendasi.
4. IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
26
a. Tentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 berdasarkan gradasinya
dan tuntutan KI;
b. Tentukan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, metakognitif);
c. Tentukan bentuk keterampilan, apakah keterampilan abstrak atau keterampilan
konkret;
d. Untuk keterampilan kongkret bisa menggunakan kata kerja operasional sampai
tingkat membiasakan/manipulasi. Atau minimal sampai pada tingkat
mahir/presisi. Atau hingga alami/artikulasi serta orisinal/ naturalisasi pada
taksonomi psikomotor Simpson atau Dave,
e. rumusan IPK pada setiap KD dari KI-3 dan pada KD dari KI-4 minimal
memiliki
2 (dua) indikator.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah membuat IPK dari setiap KD dilanjutkan dengan membuat rumusan
tujuan pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran merupakan jabaran lebih rinci dari
indikator (IPK). Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dari KI pengetahuan
dan KD dari KI keterampilan dengan mengaitkan dimensi sikap yang akan
dikembangkan. Perumusan tujuan pembelajaran menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dan atau diukur, mencakup ranah sikap, ranah pengetahuan, dan
ranah keterampilan. Perumusan tujuan pembelajaran mengandung komponen Audience,
Behaviour, Condition dan Degree (ABCD), yaitu:
1. Audience adalah peserta didik;
2. Behaviour merupakan perubahan perilaku peserta didik yang diharapkan dicapai
setelah mengikuti pembelajaran;
3. Condition adalah prasyarat dan kondisi yang harus disediakan agar tujuan
pembelajaran tercapai, dan
4. Degree adalah ukuran tingkat atau level kemampuan yang harus dicapai peserta
didik mencakup aspek afektif dan attitude.
27
Berdasarkan penjabaran IPK di atas, rumusan tujuan pembelajarannya PAI dapat
dibuat dengan CABD seperti contoh: “Setelah berdiskusi dan menggali informasi,
peserta didik dapat menjelaskan konsep takwa sesuai dalil naqli dengan penuh percaya
diri.” Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Setelah berdiskusi dan menggali informasi : condition
2. peserta didik : audiens
3. dapat menjelaskan konsep takwa: Behavior
4. sesuai dalil naqli dengan penuh percaya diri: degree.
Bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran? Lebih detailnya dapat diluhat pada
video https://www.youtube.com/watch?v=NxQKRa9xSDA
Tabel 12
Contoh Penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK), Tujuan Pembelajaran dan Materi Pembelajaran
Mata Pelajaran: PAI dan Budi Pekerti
INDIKATOR KOMPETENSI
URAIAN MATERI
A. Pemahaman Konsep
Model pembelajaran adalah suatu pola umum perilaku pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran dapat dijadikan
pola pilihan, artinya para guru boleh memilih pembelajaran yang sesuai dan efisien
untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Singkatnya, model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas.
30
a. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:
1) Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
Model pembelajaran mempunyai teori berpikir yang masuk akal. Maksudnya
para pencipta atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan
teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam
menciptakan dan mengembangankannya.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan
yang jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan
bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu masalah
pembelajaran.
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku
mengajar yang diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar
selama ini dapat berhasil dalam pelaksanaannya.
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif
serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek
penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran.
31
melalui penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning), atau model
pembelajaran
32
berbasis masalah (Problem Based Learning), dan atau model pembelajaran berbasis
projek (Project Based Learning).
Rambu-rambu penentuan model pembelajaran penyingkapan/penemuan
(Discovery/Inquiry Learning):
a. Pernyataan KD di KI-3 dan KD di KI-4 mengarah kepencarian atau penemuan;
b. Pernyataan KD di KI-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif;
c. Pernyataan KD di KI-4 pada taksonomi mengolah dan menalar.
Rambu-rambu model pembelajaran berbasis masalah dan model hasil karya
(problem based learning dan project based learning)
a. Pernyataan KD dari KI-3 dan KD di KI-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa
atau produk;
b. Pernyataan KD di KI-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;
c. Pernyataan KD di KI-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
d. Pernyataan KD di KI-3 dan KD di KI-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan
pengetahuan konseptual dan prosedural.
33
Fase model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie
Kirkley, 2003:3) terdiri atas: Mengidentifikasi masalah; Menetapkan masalah melalui
berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang relevan;
Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran
dan mengecek perbedaan pandang; Melakukan tindakan strategis, dan Melihat ulang
dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan. Sedangkan fase
model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen, 2011:93)
terdiri atas: Merumuskan uraian masalah; Mengembangkan kemungkinan penyebab;
Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan Mengevaluasi.
34
pada proses berpikir ilmiah (saintifik), sebagai berikut.
lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel,
35
melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun
data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga
lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel,
36
grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa
menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara
data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan
dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam
menambah skema kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya.
Contoh
Langkah sinkronisasi proses berpikir ilmiah (saintifik) dengan model
pembelajaran yang dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan matrik perancah
sebagai pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP. Pemaduan atau
pensinkronan antara langkah-langkah proses berpikir ilmiah (saintifik) dan fase
(tahapan/langkah kerja) model pembelajaran dilakukan sebagai berikut.
1. Pilih pasangan KD dari mata pelajaran yang diampu sesuai hasil analisis
keterkaitan KI-KD dengan silabus dan buku teks siswa terkait.
2. Rumuskan IPK dari KD di KI-3 dan KD di KI-4 sesuai dengan dimensi proses
atau level pengetahuan dan dimensi kategori pengetahuan serta keterampilan
yang terkandung di masing-masing KD. Setiap KD minimal memiliki 2 (dua)
indikator.
36
5. Tentukan kegiatan peserta didik dan kegiatan guru sesuai dengan langkah-
langkah (fase) model pembelajaran yang dipilih, kemudian sinkronkan
dengan proses berpikir ilmiah (saintifik) sampai mencapai IPK
37
Tabel 15
Penentuan Model Pembelajaran
Mata Pelajaran: PAI
Kelas: IX
KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
38
KEGIATAN BELAJAR 6:
PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN
INDIKATOR KOMPETENSI
URAIAN MATERI
39
perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali. (Miarso, 2007, hal. 458).
39
Proses pembelajaran hakikatnya adalah proses komunikasi, guru berperan
sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang dikirimkan oleh
guru berupa isi/ajaran yang dituangkan kedalam simbol komunikasi baik verbal (kata-
kata &
tulisan) maupun nonverbal. Proses ini sebagaimana tampak pada gambar berikut:
Message
Sender Encoding Decoding Receiver
Noise
Feedback Response
40
B. Kedudukan dan Fungsi Media Pembelajaran
Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan
metode pembelajaran, karena metode yang digunakan dalam proses pembelajaran
biasanya akan menuntut media apa yang dapat diintegrasikan dan diadaptasikan dengan
kondisi yang dihadapi. Terjadiya pengalaman belajar yang bermakna tidak terlepas dari
peran media terutama dari kedudukan dan fungsinya, antara lain:
1. Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam
kalimat
”sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai,
penghubung dan lain-lain. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar
adalah fungsi utamanya di samping ada fungsi-fungsi lain. Pemahaman tersebut
sejalan dengan pernyataan Edgar Dale bahwa sumber belajar adalah pengalaman-
pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang
mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa
belajar.
2. Fungsi Semantik
Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal)
yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik).
3. Fungsi Manipulatif
Fungsi manipulatif ini didasarkan
pada ciri-ciri (karakteristik) umum
yang dimilikinya sebagaimana
disebut di atas. Berdasarkan
karakteristik umum ini, media
memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan
mengatasi keterbatasan inderawi.
4. Fungsi Psikologis
a. Fungsi Atensi
Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa terhadap
materi ajar.
b. Fungsi Afektif
Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau
penolakan siswa terhadap sesuatu.
c. Fungsi Kognitif
Kemampuan media mengembangkan kemampuan kognitif siswa. Semakin
banyak ia dihadapkan pada objek akan semakin banyak pula pikiran/gagasan
yang dimilikinya, atau semakin kaya dan luas alam pikiran kognitifnya. Perlu
diingat, antara tingkah laku afektif dengan tingkah laku kognitif selalu berjalan
erat. Pemisahan antara keduanya hanyalah perbedaan tekanan.
d. Fungsi Imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa.
Imajinasi (imagination) berdasarkan Kamus Lengkap Psikologi (C.P. Chaplin,
1993:239) adalah proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan
data sensoris. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-objek baru
sebagai rencana bagi masa mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk
fantasi (khayalan) yang didominasi kuat sekali oleh pikiran-pikiran autistik.
e. Fungsi Motivasi
Merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar
sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan demikian, motivasi merupakan
usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong,
mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran.
5. Fungsi Sosio-Kultural
Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural
antarpeserta komunikasi pembelajaran. Media pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa. (Munadi, 2013, hal. 37-48).
42
indera penglihatan. Kedua inderawi ini adakalanya bekerja sendiri-sendiri dan
adakalanya
42
bekerja bersama-sama. Media pembelajaran yang melibatkan indera pendengaran
(telinga) saja kita sebut sebagai media audio; media yang melibatkan indera
penglihatan (mata) saja kita sebut sebagai media visual; dan media yang melibatkan
keduanya dalam satu proses pembelajaran kita sebut sebagai media audio visual.
Kemudian, bila dalam proses pembelajaran tersebut melibatkan banyak indera dalam
arti tidak hanya telinga dan mata saja maka yang demikian itu kita namakan sebagai
multimedia.
Ssebagaimana disebutkan oleh Yudhi Munadi, media dalam proses pembelajaran
dapat dikelompokan menjadi 4 kelompok besar, yakni media audio, media visual, media
audio visual, dan multimedia, sebagaimana terlihat dalam gambar berikut:
Tabel 17
Taksonomi Media Berdasarkan Indera Yang Terlibat
Indera Yg Nama Sifat Pesan Program Penyalur Peralatan
Terlibat Media (Software) (Hardware) Proyeksi
Pendengaran Media Audio Program Radio Radio
Audio verbal dan - Siaran langsung
nonverbal - Siaran tunda
(rekam)
Program Audio Alat-alat Rekam:
Rekam: - Phonograph
- Sajian bahan (Gramaphone)
disuksi - Audio Tape:
- Entertainment * Open reel
(Musik) tapes
- Narasi (reel-to-reel)
- Dongeng * Cassette tapes
- Drama, Poetry - Compact Disc
- Pengemb.
Kosakata
- Belajar konsep
- Model (meniru
suara,
Nada, dll.)
- dan lain-lain
Penglihatan Media Visual- Tulisan Verbal Buku Opaque
Visual verbal Majalah Projector
Sketsa, lukisan, Koran
Visual photo, grafik, Poster
nonverbal- diagram, bagan, peta Modul
grafis Komik
Atlas
Papan Visual
Transparansi OHP
Komputer Digital
Projector
Model Maket (miniatur)
43
Visual Mock Up (alat
nonverbal- tiruan)
Tiga Specimen (barang
Dimensi contoh)
Diorama
Pendengaran Media Verbal dan Program audio Film 8 mm, 16 Film
dan Audio nonverbal, visual: mm, 35 mm Projector
Penglihatan Visual terdengar - Film Dokumenter Video: Digital
dan terlihat - Film - Pita Magnetik Projector
Docudokumenter - Video Disc
- Film Drama - Chip Memory
- dan lain-lain Televisi
Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan
hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yang
diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal audio
yakni bahasa lisan atau kata-kata, dan pesan nonverbal audio adalah seperti bunyi-
bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain.
Jenis-jenis media yang termasuk media ini adalah program radio dan program
media rekam (software), yang disalurkan melalui hardware seperti radio dan alat-alat
perekam seperti phonograph record (disc recording), audio tape (tape recorder) yang
menggunakan pita magnetik (cassette), dan compact disk. Program radio sangat sesuai
untuk sasaran dalam jangkauan yang luas; dan dalam dunia pendidikan ia telah
digunakan untuk Pendidikan Jarak Jauh. Sedangkan program media rekam sangat
mungkin untuk sasaran dalam jangkauan terbatas, seperti dalam proses pembelajaran di
kelas kecil maupun di kelas besar (ruang auditorium).
Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan.
Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan
media visual non-cetak. Pertama, media visual-verbal, adalah media visual yang
memuat pesan-pesan verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media visual-
nonverbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan nonverbal yakni berupa
simbol-simbol visual atau unsur-unsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan
photo), grafik, diagram, bagan,
dan peta. Ketiga, media visual nonverbal-tiga dimensi adalah media visual yang
memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti miniatur, mock up, specimen, dan
diorama.
Jenis media visual yang pertama dan kedua bisa dibuat dalam bentuk media
cetak seperti buku, majalah, koran, modul, komik, poster dan atlas; bisa juga dibuat di
atas papan visual seperti papan tulis dan papan pamer (display board); dan bisa dibuat
dalam bentuk tayangan, yakni melalui projectable aids atau alat-alat yang mampu
memproyeksikan pesan-pesan visual, seperti opaque projector, OHP (overhead
projector), digital projector (biasa disebut sebagai LCD atau Infocus).
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan
penglihatan sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui
media dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media visual
juga pesan verbal dan non verbal yang terdengar laykanya media audio di atas. Pesan
visual yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual
seperti film dokumenter, film docudokumenter, film drama, dan lain-lain. Semua
program tersebut dapat disalurkan melalui peralatan seperti film, video, dan juga televisi
dan dapat disambungkan pada alat proyeksi (projectable aids).
Terakhir, multimedia yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam
sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang
memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet, bisa
juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Termasuk dalam
pengalaman berbuat adalah lingkungan nyata dan karyawisata; sedangkan termasuk
dalam pengalaman terlibat adalah permainan dan simulasi, bermain peran dan forum
teater. (Munadi, 2013, hal. 55-57).
Media pembelajaran online dapat diartikan sebagai media yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna (user), sehingga pengguna (user) dapat
mengendalikan dan mengakses apa yang menjadi kebutuhan pengguna, misalnya mengunduh
ingatan, memberikan lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan animasi
45
sumber-sumber untuk materi PAI. Keuntungan penggunaan media pembelajaran online adalah
pembelajaran bersifat mandiri dan interaktivitas yang tinggi, mampu meningkatkan tingkat
ingatan, memberikan lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan animasi
46
yang semuanya digunakan untuk menyampaikan informasi, dan juga memberikan kemudahan
menyampaikan, meng-update isi, mengunduh, para siswa juga bisa mengirim email kepada
siswa lain, mengirim komentar pada forum diskusi, memakai ruang chat, hingga link video
conference untuk berkomunikasi langsung. Lebih jelasnya lihat Jurnal Teknologi Informasi &
Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488
(file:///C:/Users/DELL/Downloads/3284-6065-2-PB.pdf).
Terdapat beberapa jenis media pembelajaran online sebagai berikut:
a. Web Supported E-Learning, yaitu pembelajaran dilakukan secara tatap
muka dan didukung dengan penggunaan website yang berisi rangkuman,
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, tugas, dan disertai tes singkat
b. Blended Or Mixed Mode E-Learning, yaitu proses pembelajaran
dilaksanakan secara tatap muka dan sebagian lagi dilaksanakan secara
online.
c. Fully Online E-Learning Format, yaitu semua proses pembelajaran
dilakukan secara online termasuk tatap muka antara pendidik dan peserta
didik yang juga dilakukan secara online, teknologi teleconference
biasanya dijadikan pilihan.
Apa saja ciri-ciri media pembelajaran online? Beberapa cirinya di antaranya
adalah: 1) Kecepatan Informasi, di mana peristiwa atau kejadian di lapangan bisa
langsung diupload dalam hitungan detik atau menit tidak seperti media cetak; 2)
Informasi Dapat Di-Update, informasi di media online bisa dilakukan secara
realtime dan terus menerus serta dapat dilakukan pembaruan/ update informasi
jika informasi lama sudah tidak relevan. Proses pembaruan/update ini bisa
dilakukan secara realtime; 3) Dapat Berinteraksi Dengan Audiens (fungsi
interaktif) karena media online mempunyai fitur email, chat, survey, kolom
komentar, dan lain-lain, yang berfungsi sebagai cara berinteraksi dengan
audiens;
4) Personalisasi, di mana pengguna bisa menentukan atau memilih informasi
dibutuhkan; 5) Kapasitas Muatan Bisa Ditambah, setiap media online didukung
oleh media penyimpanan data pada server komputer. Dengan menambah
kapasitas media penyimpanan, maka tidak khawati informasi lama yang pernah
46
dipublish hilang sementara informasi baru tetap bisa dipublish; 6) Terhubung
Dengan Sumber Lain, di mana semua informasi yang disajikan bisa dikaitkan
47
dengan sumber lain yang relevan, baik dari sumber yang sama maupun dari
sumber yang berbeda. Dengan penggunaan Hyperlink maka pengguna bisa
membuka informasi lain dengan satu klik saja.
Bagaimana cara membuat media pembelajran online/daring dapt dilihat
pada video https://www.youtube.com/watch?
v=AY756B0a5Q8
INDIKATOR KOMPETENSI
URAIAN MATERI
D. Komponen LKPD
Komponen yang harus dipersiapkan pendidik dalam membuat LKPD yaitu
berupa: 1) Lembar Kerja (Nama Siswa, Kelas, Tema, Tujuan Pembelajaran dan
Langkah- Langkah Kegiatan); 2) Lembar Jawaban; dan 3) Penilaian. Dari ketiga
komponen diatas, hanya LKPD yang diserahkan pada peserta didik, sementara lembar
jawaban dan penilaian disimpan oleh guru. Lembar jawaban menjadi patokan guru
untuk menilai walaupun dikemudian akan menjadi relative atau berkembang. Sementara
penilaian merupakan lembaran yang diisi guru.
50
4. Penulisan LKPD dengan langkah 1) perumusan KD yang harus dikuasai, 2)
menentukan alat penilaian, 3) penyusunan materi dari berbagai sumber, 4)
memperhatikan struktur LKPD, yang meliputi: (a) judul, (b) petunjuk belajar,
(c) kompetensi yang dicapai, (d) informasi pendukung, (e) tugas dan
langkah- langkah kerja, dan (f) penilaian.
51
c. Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKPD.
Bagaimana cara membuat LKPD menarik dapat dilihat pada video berikut.
INDIKATOR KOMPETENSI
URAIAN MATERI
A. Pemahaman Konsep
Penilaian dalam pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian
autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. (Kunandar, 2013, hal. 35).
53
Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas:
1. penilaian hasil belajar oleh Pendidik;
2. penilaian hasil belajar oleh Satuan Pendidikan; dan
3. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Ketiga penilaian tersebut dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel 18
Penilaian oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah untuk SMA
Komponen Penilaian Oleh:
Pendidik Satuan Pendidikan Pemerintah
Bentuk Penilaian harian 1. Penilaian Akhir Ujian Nasional dan
Penilaian dan dapat juga Semester, bentuk lain yang
penilaian tengah 2. Penilaian Akhir diperlukan
semester Tahun,
3. Ujian Sekolah, dan
4. Ujian Sekolah
Berstandar Nasional
Aspek Yang 1. Sikap 1. Sikap (dilakukan 1. Tidak menilai
Dinilai pada rapat dewan sikap
guru dalam
penentuan kenaikan
2. Pengetahuan kelas dan kelulusan)
termasuk 2. Pengetahuan,
kemampuan 2. Pengetahuan termasuk
berpikir tingkat termasuk kemampuan
tinggi (HOTS) kemampuan berpikir berpikir tingkat
tingkat tinggi tinggi (HOTS)
3. Keterampilan (HOTS)
3. Tidak menilai
keterampilan
3. Keterampilan
Laporan
Penilaian Predikat dan Predikat dan deskripsi Tidak ada laporan
a. Sikap deskripsi (dilakukan pada rapat penilaian sikap
dewan guru dalam
penentuan kenaikan
kelas dan kelulusan) Angka dan kategori
b. Pengetahuan Angka, predikat,
& deskrepsi Angka, predikat, dan Tidak ada laporan
c. Keterampilan deskripsi penilaian
Angka, predikat, keterampilan
& deskripsi Angka, predikat, dan
deskripsi
54
Penilaian oleh Pendidik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses
pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam bentuk
penilaian harian dan dapat juga dilakukan penilaian tengah semester. Penilaian tengah semester
merupakan penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang cakupan materinya terdiri atas
beberapa KD dan pelaksanaannya tidak dikoordinasikan oleh satuan pendidikan. Penilaian
harian dapat berupa ulangan, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan
yang digunakan untuk:
1. Penilaian Acuan Patokan (PAP).kri Artinya semua kompetensi perlu dinilai dengan
menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah
menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
2. Ketuntasan Belajar, ditentukan dengan kriteria minimal ideal sebagai berikut
a. Untuk KD pada KI-III dan KI-IV, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas
belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila
menunjukkan indikator nilai < 75 dari hasil tes formatif; dan dinyatakan sudah
tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila
menunjukkan indikator nilai > 75 dar hasil tes formatif.
b. Untuk KD pada KI-I dan KI-II, seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas
belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila
menunjukkan inidikator nilai > 75 dari hasil tes formatif.
56
c. Untuk KD pada KI-I dan KI-II, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan
dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-I dan KI-II untuk seluruh mata
pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori
baik menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.
a. Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: Jika jumlah peserta didik yang mengikuti
remedial maksimal 20%, maka tindakan yang dilakukan adalah pemberian
bimbingan secara individual, misalnya bimbingan perorangan oleh guru dan
tutor sebaya;
b. Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: Jika jumlah peserta didik yang mengikuti
remedial lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%, maka tindakan yang dilakukan
adalah pemberian tugas terstruktur baik secara kelompok dan tugas mandiri yang
diberikan berbasis pada berbagai kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan
meningkatkan kemampuan peserta didik mencapai kompetensi dasar tertentu;
c. Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: Jika jumlah peserta didik yang mengikuti
remedial lebih dari 50%, maka tindakan yang dilakukan adalah pemberian
pembelajaran ulang secara klasikal dengan model dan strategi pembelajaran
yang lebih inovatif berbasis pada berbagai kesulitan belajar yang dialami peserta
didik yang berdampak pada peningkatan kemampuan untuk mencapai
kompetensi dasar tertentu;
d. Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: Bagi peserta didik yang memperoleh nilai 75
atau lebih dari 75 diberikan materi pengayaan dan kesempatan untuk
melanjutkan pelajarannya ke kompetensi dasar berikutnya; dan
e. Untuk KD pada KI-I dan KI-II, pembinaan terhadap peserta didik yang secara
umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling
tidak oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua). (Kunandar, 2013, hal.
44-45).
Penting untuk dipahami bahwa pencapaian kompetensi peserta didik tidak untuk
dibandingkan dengan kompetensi peserta didik lainnya, tetapi dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan (KKM).
C. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Objektif. Penilaian tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Karena itu perlu
dirumuskan pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan persepsi
penilai dan meminimalisir subjektivitas. Apalagi penilaian kinerja yang memiliki
cakupan, autentisitas, dan kriteria penilaian sangat kompleks. Untuk penilai lebih
dari satu perludilihat reliabilitas atau konsistensi antar penilai (inter-rater
reliability) untuk menjamin objektivitas setiap penilai.
2. Terpadu. Berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3. Ekonomis. Berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
4. Transparan. Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5. Akuntabel. Penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya. Akuntabilitas penilaian dapat dipenuhi bila penilaian
dilakukan secara sahih, objektif, adil, dan terbuka, sebagaimana telah diuraikan di
atas. Perlu dipikirkan juga konsep meaningful assessment. Selain dipertanggung-
jawabkan teknik, prosedur, dan hasilnya, penilaian juga harus dipertanggung-
jawabkan kebermaknaannya bagi peserta didik dan proses belajarnya.
6. Edukatif. Berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Pendekatan
penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan
penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal
(KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh
satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang
akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik. (Kunandar, 2013, hal.
51)
58
D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
59
karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan. KKM dirumuskan
setidaknya dengan memperhatikan 3 (tiga) aspek, yaitu kompleksitas
materi/kompetensi, intake/kualitas peserta didik, serta Pendidik dan daya dukung satuan
pendidikan.
a. Aspek karakteristik materi/kompetensi mengacu pada kompleksitas KD dengan
mencermati kata kerja yang terdapat pada KD tersebut dan berdasarkan data
empiris dari pengalaman guru dalam proses pembelajaran KD tersebut pada
waktu sebelumnya. Seyogyanya, semakin tinggi aspek kompleksitas
materi/kompetensi, semakin menantang guru untuk meningkatkan
kompetensinya.
b. Aspek kualitas peserta didik yang dapat diidentifikasi antara lain berdasarkan
hasil ujian nasional pada jenjang pendidikan sebelumnya, hasil tes awal yang
dilakukan oleh sekolah, atau nilai rapor sebelumnya. Semakin tinggi aspek
kualitas peserta didik, semakin tinggi pula nilai KKMnya.
c. Aspek guru dan daya dukung antara lain yaitu dengan mempertimbangkan
ketersediaan guru, kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata
pelajaran yang diampu, kompetensi guru (misalnya hasil Uji Kompetensi Guru),
rasio jumlah peserta didik dalam satu kelas, sarana prasarana pembelajaran,
dukungan dana, dan kebijakan sekolah. Semakin tinggi aspek guru dan daya
dukung, semakin tinggi pula nilai KKM-nya.
KKM sebaiknya dibuat sama untuk semua mata pelajaran pada semua tingkat
kelas, artinya nilai KKM sama untuk semua mata pelajaran pada suatu sekolah. Nilai
KKM ditulis dalam dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
disosialisasikan kepada semua warga sekolah.
Secara teknis prosedur penentuan KKM mata pelajaran pada Satuan Pendidikan
dapat digambarkan pada alur sebagai berikut:
59
Gambar Alur penentuan KKM
60
1. Menetapkan KKM setiap kompetensi dasar (KD), yang menggunakan kriteria
analisis dengan mempertimbangkan aspek karakteristik peserta didik (intake),
karakteristik mata pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi), serta guru dan
kondisi satuan pendidikan (daya dukung);
2. Menetapkan KKM mata pelajaran yang merupakan rata-rata dari semua KKM
kompetensi dasar yang terdapat dalam satu mata pelajaran;
3. Menetapkan KKM pada tingkatan kelas yang merupakan rata-rata dari semua KKM
mata pelajaran pada setiap tingkatan kelas; dan
4. Menetapkan KKM satuan pendidikan yang merupakan rata-rata dari semua KKM
pada setiap tingkatan kelas dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran.
Untuk memudahkan analisis setiap KD, perlu dibuat skala penilaian yang disepakati
oleh guru mata pelajaran.
Tabel 19
Kriteria dan Skala Penilaian Penetapan KKM
Aspek yang
Kriteria dan Skala Penilaian
dianalisis
Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah
<65 65-79 80-100
Guru dan Daya Tinggi Sedang Rendah
Dukung 80-100 65-79 <65
Intake peserta didik Tinggi Sedang Rendah
80-100 65-79 <65
������ℎ ����
��𝑀 ��� �������
�𝐷 = ������
������
ℎ
������
60
aspek intake mendapat skor 65
Jika bobot setiap aspek sama, nilai KKM untuk KD tersebut
90 + 70 + 65
���� − ��� = 75
3
Jika KD memiliki kriteria kompleksitas tinggi, guru dan daya dukung tinggi,
serta intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah:
1+3+2
��𝑀 − �𝐷 𝑥100 = 66,7
9
=
Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67.
b. Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan rumus:
������ℎ
��𝑀 ����𝑎 ��𝑀 ��� �𝐷
����������
�� = �����
�ℎ �𝐷
61
������ℎ ��𝑀 ���
��𝑀 �������� ���������
����������� ������
=
3
62
E. KKM dan Interval Predikat
Setelah satuan pendidikan menentukan KKM selanjutnya membuat interval
predikat untuk menggambarkan kategori kualitas sekolah. Kategori kualitas sekolah
dalam bentuk predikat D, C, B dan A. Nilai KKM merupakan nilai minimal untuk
predikat C dan secara bertahap satuan pendidikan meningkatkan kategorinya sesuai
dengan peningkatan mutu satuan pendidikan. Predikat untuk pengetahuan dan
keterampilan ditentukan berdasarkan interval angka pada skala 0-100 yang disusun dan
ditetapkan oleh satuan pendidikan. Penetapan tabel interval predikat untuk KKM dibuat
seperti contoh pada tabel berikut. Misalnya KKM satuan pendidikan = N (besar nilai
Nadalah bilangan asli < 100).
Tabel 21
Penetapan Interval Predikat
Predikat
KKM
D C B A
N <N N < .... ..... ..... < 100
Satuan pendidikan menentukan satu KKM untuk semua mata pelajaran baik pada
satu tingkat kelas maupun tingkat sekolah. Setelah KKM setiap mata pelajaran
ditentukan, satuan pendidikan dapat menetapkan satu KKM yang sama dengan
mempertimbangkan nilai terendah, rata-rata, atau modus dari seluruh KKM mata
pelajaran. Misalnya, Sekolah Indonesia Cerdas memiliki KKM mata pelajaran terendah
= 63 dan tertinggi = 65. Jika ditentukan rata-ratanya maka diperoleh 64. Berdasarkan
hasil analisis tersebut maka “Sekolah Indonesia Cerdas” dapat menentukan satu KKM
yang berlaku untuk semua mata pelajaran berdasarkan rata-rata yaitu 64, atau
berdasarkan nilai terendah yaitu 63, atau bisa juga nilai diantara 63 dan 65 sesuai
kesepakatan bersama melalui rapat Dewan Guru.
Model interval nilai dan predikat menggunakan satu ukuran. Pada contoh di atas
“Sekolah Indonesia Cerdas” memiliki satu KKM yaitu 64, maka interval nilai dan
predikat untuk semua mata pelajaran menggunakan tabel yang sama, sebagaimana
ditunjukkan dibawah ini.
62
Tabel 22
Contoh interval predikat untuk Satu KKM= 64
Interval Predikat
88 –100 A
76 – 87 B
64 – 75 C
< 64 D
INDIKATOR KOMPETENSI
URAIAN MATERI
A. Pemahaman Konsep
Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi sikap dari peserta didik yang meliputi aspek menerima atau
memerhatikan (receiving atau attending), merespons atau menanggapi (responding),
menilai atau menghargai (valuing), mengorganisasi atau mengelola (organization), dan
berkarakter (characterization). Dalam kurikulum 2013 sikap dibagi menjadi dua, yakni
sikap spiritual dan sikap sosial. Bahkan kompetensi sikap masuk menjadi kompetensi
inti
1(KI 1) untuk sikap spiritual dan kompetensi inti 2 (KI 2) untuk sikap sosial. (Kunandar,
2013, hal. 100)
Pada kurikulum 2013, mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), KD pada KI-1 dan
KD pada KI-2 disusun secara koheren dan linier dengan KD pada KI-3 dan KD pada
KI-
4. Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti dan PPKn dibelajarkan secara langsung (direct teaching) maupun tidak langsung
(indirect teaching) yang memiliki dampak instruksional (instructional effect) dan
memiliki dampak pengiring (nurturant effect). Sedangkan untuk mata pelajaran lain,
tidak terdapat KD pada KI-1 dan KI-2. Dengan demikian aspek sikap untuk mata
64
pelajaran selain Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn tidak dibelajarkan
secara langsung dan memiliki dampak pengiring dari pembelajaran KD pada KI-3 dan
KD pada KI-4.
64
Meskipun demikian penilaian sikap spiritual dan sikap sosial harus dilakukan
secara berkelanjutan oleh semua guru, termasuk guru Bimbingan Konseling (BK) dan
wali kelas, melalui observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai
sumber. Penilaian sikap merupakan bagian dari pembinaan dan
penanaman/pembentukan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik yang menjadi
tugas dari setiap pendidik. Penanaman sikap diintegrasikan pada setiap pembelajaran
KD dari KI-3 dan KI-4. Selain itu, dapat dilakukan penilaian diri (self assessment) dan
penilaian antar sesama teman (peer assessment) dalam rangka pembinaan dan
pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu
data untuk konfirmasi hasil penilaian sikap oleh pendidik. Hasil penilaian sikap selama
periode satu semester dilaporkan dalam bentuk predikat sangat baik, baik, cukup, atau
kurang serta deskripsi yang menggambarkan perilaku peserta didik.
Gambar 7
Skema Penilaian Sikap
65
1. Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan pedoman atau lembar observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku
atau aspek yang diamati. (Kunandar, 2013, hal. 117). Asumsinya setiap peserta didik
pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang sangat
baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang muncul dari peserta didik. Catatan hal-hal
sangat baik (positif) digunakan untuk menguatkan perilaku positif, sedangkan perilaku
kurang baik (negatif) digunakan untuk pembinaan. Hasil observasi dicatat dalam jurnal
yang dibuat selama satu semester oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas.
Jurnal memuat catatan sikap atau perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang
baik, dilengkapi dengan waktu terjadinya perilaku tersebut, dan butir-butir sikap.
Berdasarkan jurnal semua guru yang dibahas dalam rapat dewan guru, wali kelas
membuat predikat dan deskripsi penilaian sikap peserta didik selama satu semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian sikap dengan
teknik observasi:
a. Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas selama periode
satu semester.
b. Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh peserta didik yang mengikuti
mata pelajarannya. Jurnal oleh guru BK dibuat untuk semua peserta didik yang
menjadi tanggung jawab bimbingannya, dan jurnal oleh wali kelas digunakan untuk
satu kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK dibahas dalam rapat dewan guru
dan selanjutnya wali kelas membuat predikat dan deskripsi sikap setiap peserta
didik di kelasnya.
d. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada
butir-butir sikap (perilaku) yang hendak ditumbuhkan melalui pembelajaran yang
saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi dapat
mencakup butir-butir sikap lainnya yang ditanamkan dalam semester itu, jika butir-
butir sikap tersebut muncul/ditunjukkan oleh peserta didik melalui perilakunya.
66
e. Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester sehingga ada kemungkinan
dalam satu hari perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik muncul lebih
darisatu kali atau tidak muncul sama sekali.
67
f. Perilaku peserta didik selain sangat baik atau kurang baik tidak perlu dicatat dan
dianggap peserta didik tersebut menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan
norma
yang diharapkan.
g.
Tabel 23
Contoh format dan pengisian jurnal guru mata pelajaran
Nama Satuan Pendidikan : .............................................................................
Kelas/Semester : .............................................................................
Tahun pelajaran : .............................................................................
Mata Pelajaran : .............................................................................
Jika seorang peserta didik menunjukkan perilaku yang kurang baik, guru harus
segera menindaklanjuti dengan melakukan pendekatan dan pembinaan, secara bertahap
peserta didik tersebut dapat menyadari dan memperbaiki sendiri perilakunya sehingga
menjadi lebih baik. Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 berturut-turut menyajikan contoh jurnal
penilaian sikap spiritual dan sikap sosial yang dibuat oleh wali kelas dan/atau guru BK.
Satu jurnal digunakan untuk satu kelas jangka waktu satu semester.
Tabel 24
Jurnal Penilaian Sikap Spiritual oleh guru BK atau wali kelas
Nama Satuan Pendidikan : .............................................................................
Kelas/Semester : .............................................................................
Tahun pelajaran : .............................................................................
Tabel 25
Jurnal Penilaian Sikap Sosial oleh guru BK atau wali kelas
68
2. Penilaian Diri
Dalam melakukan penilaian diri terhadap kompetensi sikap, baik sikap spiritual
maupun sikap sosial harus mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang sudah
dibuat oleh guru sesuai dengan kompetensi dasar dari kompetensi inti sikap spiritual dan
sikap sosial. (Kunandar, 2013, hal. 131). Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta
peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
berperilaku. Selain itu penilaian diri juga dapat digunakan untuk membentuk sikap
peserta didik terhadap mata pelajaran. Hasil penilaian diri peserta didik dapat
digunakan sebagai data konfirmasi. Penilaian diri dapat memberi dampak positif
terhadap perkembangan kepribadian peserta didik, antara lain:
a. Dapat menumbuhkan rasa percaya diri, karena diberi kepercayaan untuk menilai diri
sendiri;
b. Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika melakukan
penilaian harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki;
c. Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur,
karena dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian;
d. Membentuk sikap terhadap mata pelajaran/pengetahuan.
Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar penilaian diri yang
dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda, dengan bahasa
lugas yang dapat dipahami peserta didik, dan menggunakan format sederhana yang
mudah diisi peserta didik. Lembar penilaian diri dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata/sebenarnya, bermakna, dan
mengarahkan peserta didik mengidentifikasi kekuatan atau kelemahannya. Hal ini untuk
menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai dirinya secara subjektif. Penilaian
diri oleh peserta didik dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
b. Menentukan indikator yang akan dinilai.
c. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
d. Merumuskan format penilaian, berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian
(rating scale), atau dalam bentuk esai untuk mendorong peserta didik mengenali
diri dan potensinya.
69
Contoh Lembar Penilaian Diri menggunakan daftar cek (checklist) pada waktu kegiatan
kelompok.
Tabel 26
Contoh Penilaian Diri
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang
sesuaidengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.
No Pernyataan Ya Tidak
Selama kegiatan kelompok, saya:
1 Mengusulkan ide kepada kelompok
2 Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri
3 Tidak berani bertanya karena malu (takut ditertawakan)
4 Menertawakan pendapat teman
5 Aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan
6 Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai
dengan pendapat saya
Catatan: Pernyataan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
Penilaian diri tidak hanya digunakan untuk menilai sikap spiritual dan sosial,
tetapi dapat juga digunakan untuk menilai sikap terhadap pengetahuan dan keterampilan
serta kesulitan belajar peserta didik.
70
Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat digunakan sebagai
data konfirmasi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarteman.
Kriteria penyusunan instrumen penilaian antarteman sebagai berikut.
71
a. Sesuai dengan indikator yang akan diukur.
b. Indikator dapat diukur melalui pengamatan peserta didik.
c. Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi
munculnya penafsiran makna ganda/berbeda.
d. Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik.
e. Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik.
f. Indikator menunjukkan sikap/perilaku peserta didik dalam situasi yang nyata
atau sebenarnya dan dapat diukur.
Penilaian antarteman dapat dilakukan pada saat peserta didik melakukan kegiatan
didalam dan/atau di luar kelas. Misalnya pada kegiatan kelompok setiap peserta didik
diminta mengamati/menilai dua orang temannya, dan dia juga dinilai oleh dua orang
teman lainnya dalam kelompoknya, sebagaimana diagram pada gambar berikut.
E B
D C
Peserta didik A mengamati dan menilai B dan E. A juga dinilai oleh B dan E
Peserta didik B mengamati dan menilai A dan C. B juga dinilai oleh A dan C
Peserta didik C mengamati dan menilai B dan D. C juga dinilai oleh B dan D
Peserta didik D mengamati dan menilai C dan E. D juga dinilai oleh C dan E
Peserta didik E mengamati dan menilai D dan A. E juga dinilai oleh D dan A
Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antar-teman (peer assessment)
menggunakan daftar cek (checklist) pada waktu kerja kelompok.
Tabel 27
Contoh Penilaian Antarteman
Petunjuk
1. Amati perilaku 2 orang temanmu selama mengikuti kegiatan kelompok.
2. Isilah kolom yang tersedia dengan tanda cek (√) jika temanmu
menunjukkanperilaku yang sesuai dengan pernyataan untuk indikator yang
kamu amati atautanda strip (-) jika temanmu tidak menunjukkan perilaku
tersebut.
3. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu guru.
Nama Teman : 1. ……………......……… 2. ………...…...…………
Nama Penilai : ………………………………………………
Kelas/Semester : ………………………………………………
NO Pernyataan / Indikator Pengamatan Teman Teman
1 2
1 Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan
2 Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas
dalam kelompok
3 Teman saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan masalah
4 Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulannya
5 Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok (terkesan
memaksa)
6 Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain
7 Teman saya menertawakan pendapat teman yang lain
8 Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun
tidak sesuai dengan pendapatnya
Catatan: Pernyataan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
Pernyataan-pernyataan untuk indikator yang diamati pada format di atas
merupakan contoh. Pernyataan tersebut bersifat positif (nomor 1, 2, 3, 6, 8) dan bersifat
negatif (nomor 4, 5, dan 7). Guru dapat berkreasi membuat sendiri pernyataan atau
pertanyaandengan memperhatikan kriteria instrumen penilaian antarteman. Lembar
penilaian diri dan penilaian antarteman yang telah diisi dikumpulkan kepada guru,
selanjutnya dipilah dan direkapitulasi sebagai bahan tindak lanjut. Guru dapat
menganalisis jurnalatau data/informasi hasil observasi penilaian sikap dengan
data/informasi hasil penilaian diri dan penilaian antarteman sebagai bahan pembinaan.
Hasil analisispenilaian sikap perlu segera ditindak lanjuti. Peserta didik yang
menunjukkan banyak perilaku positif diberi apresiasi/pujian dan disarankan untuk terus
72
melaksanakan/meningkatkan, sedangkan peserta didik yang menunjukkan banyak
perilaku negatifdiberi motivasi/pembinaan dan diingatkan untuk tidak mengulanginya
lagi sehingga peserta didik tersebut dapat membiasakan diri berperilaku baik (positif).
Hal yang sangat penting lagi adalah keteladanan guru, yaitu guru harus memberi contoh
bersikap spiritual dan sosial/berperilaku baik yang dapat diteladani peserta didiknya.
Dan penilaian diri dan penilaian antar-teman dilakukan sekurang-kurangnya satu kali
dalam satu semester.
KEGIATAN BELAJAR 10:
DIMENSI PENILAIAN PENGETAHUAN
INDIKATOR KOMPETENSI
URAIAN
MATERI
A. Pemahaman Konsep
Penilaian pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yang dilakukan guru untuk
mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam aspek pengetahuan
yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis,
evaluasi, dan kreasi. Dalam kurikulum 2013 kompetensi pengetahuan menjadi
kompetensi inti dengan kode kompetensi inti 3 (KI 3). Kompetensi pengetahuan
merefleksikan konsep-konsep keilmuan yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui
proses pembelajaran. (Kunandar, 2013, hal. 159).
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah peserta didik telah
mencapai ketuntasan belajar, juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostic). Oleh
karena itu, pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta didik oleh pendidik
74
merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan
untuk perbaikan mutu pembelajaran.
74
B. Teknik Penilaian Pengetahuan
Teknik guru dalam menilai kompetensi pengetahuan bisa melalui: (1) tes tertulis
dengan menggunakan butir soal, (2) tes lisan dengan bertanya langsung terhadap peserta
didik menggunakan daftar pertanyaan, dan (3) penugasan atau proyek dengan lembar
kerja tertentu yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
(Kunandar, 2013, hal. 167).
1. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada
peserta didik dalam bentuk tulisan. Tes tertulis menuntut respons dari peserta tes yang
dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes
tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut. a. Menetapkan tujuan tes, yaitu untuk seleksi,
penempatan, diagnostik, formatif,
atausumatif.
b. Menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan menulis soal.
Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD
yang akan diukur, materi, indikator soal, level kognitif, bentuk soal, dan nomor
soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah sesuai dengan tujuan tes
dan proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat.
c. Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan butir soal.
d. Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan. Pada
soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci
75
jawaban karena jawaban dapat diskor dengan objektif. Sedangkan untuk
soal uraian
75
disediakan pedoman penskoran yang berisi alternatif jawaban, kata-kata kunci
(keywords), dan rubrik dengan skornya.
e. Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan, yaitu analisis
tentang validitas meliputi substansi (materi), konstruksi, dan bahasa.
Tabel 28
Model Kisi-Kisi Tes Tertulis Bentuk Pilihan Ganda
Nama Satuan pendidikan : ..................................................................
Kelas/Semester : ..................................................................
Tahun pelajaran : ..................................................................
Mata Pelajaran : ..................................................................
76
2) Konstruksi
a) Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
b) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
c) Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
d) Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.
e) Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas dan berfungsi.
f) Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
g) Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua pilihan jawaban
benar” atau “semua pilihan jawaban salah”.
h) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar
kecilnya angka atau kronologis kejadian.
i) Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
3) Bahasa
a) Menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, kecuali untuk
mata pelajaran bahasa Asing dan/atau bahasa daerah.
b) Menggunakan bahasa yang komunikatif.
c) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
d) Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian.
77
b) Tidak bersifat SARA dan PPPK (Suku/Agama/Ras/Antar-golongan/
Pornografi/ Politik/Propaganda/Kekerasan).
c) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai.
d) Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi.
e) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tingkat kelas.
2) Konstruksi
a) Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal.
b) Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau
perintahyang menuntut jawaban terurai.
c) Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas danberfungsi.
d) Ada pedoman penskoran atau rubrik.
3) Bahasa
a) Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif.
b) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku, kecualiuntuk
matapelajaran bahasa asing dan/atau bahasa daerah.
c) Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkanpenafsiran
gandaatau salah pengertian.
d) Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan.
e) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
3. Penugasan
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penilaian ini bertujuan untuk pendalaman terhadap penguasaan kompetensi
pengetahuan yang telah dipelajari atau dikuasai di kelas melalui proses pembelajaran.
Dalam memberikan tugas kepada peserta didik hendaknya ditentukan batas waktu
pekerjaannya. (Kunandar, 2013, hal. 225).
Rambu-rambu penugasan.
a. Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
b. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik, selama proses pembelajaran atau
merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.
c. Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
d. Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
e. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara
kelompok.
f. Pada tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.
g. Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
h. Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
Contoh penugasan
Mata Pelajaran : ....................................................................................
Kelas/Semester : ....................................................................................
Tahun Pelajaran : ....................................................................................
Kompetensi Dasar : ....................................................................................
Indikator : ....................................................................................
Rincian tugas
1. Amatilah/tontonlah ....di lapangan/televisi/internet, atau medialain!
2. Perhatikan ....
3. Buatlah laporan hasil pengamatanmu dengan tampilan yang menarik dan
menggunakan bahasa Indonesia yang benar sehingga mudah dipahami. Laporan
meliputi pendahuluan (tujuan penyusunan laporan, nama tema, tempat,waktu,
dan lain-lain)
4. Laporan diserahkan selambat-lambatnya satu minggu setelah pemberian tugas.
Tabel 31
Contoh Pengolahan Hasil Penugasan
Skor
Tampilan
Pelaksana
Keterbaca
Pendahul
Kesimpul
Jumlah
No Nama Nilai
an Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Fulan 4 2 2 3 3 14 70
dst.
Keterangan:
Skor maksimal = Jumlah skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 5+4+4+4+4 = 21.
Nilai tugas =
14
Pada contoh di atas nilai tugas Adi = 21
x 100 = 66,67. Dibulatkan menjadi 70.
KEGIATAN BELAJAR 11:
DIMENSI PENILAIAN KETERAMPILAN
INDIKATOR KOMPETENSI
URAIAN MATERI
A. Pemahaman Konsep
Penilaian keterampilan (psikomotorik) adalah penilaian yang dilakukan guru
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang
meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi. Kompetensi inti
4 (KI 4), yakni keterampilan tidak dapat dipisahkan dengan kompetensi inti 3 (KI 3),
yakni pengetahuan. Artinya kompetensi pengetahuan itu menunjukkan peserta didik
tahu tentang keilmuan tertentu dan kompetensi keterampilan ini menunjukkan peserta
didik bisa (mampu) tentang keilmuan tertentu tersebut. (Kunandar, 2013, hal. 251).
Penilaian keterampilan menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengetahuan (KD pada
KI-3) yang sudah dikuasai peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (real life). Ketuntasan belajar
untuk keterampilan ditentukan oleh satuan pendidikan, secara bertahap satuan
pendidikan terus meningkatkan kriteria ketuntasan belajar dengan mempertimbangkan
potensi dan karakteristik masing-masing satuan pendidikan sebagai bentuk peningkatan
kualitas hasil belajar.
82
B. Teknik Penilaian Keterampilan
Guru menilai kompetensi keterampilan peserta didik dapat dilakukan dengan
berbagai teknik, antara lain (1) penilaian kinerja yaitu penilaian yang menuntut peserta
didik mendemonstrasikan suatu tertentu menggunakan tes praktik (unjuk kerja) dengan
menggunakan instrumen lembar pengamatan (observasi), (2) proyek dengan
menggunakan instrumen lembar penilaian dokumen laporan proyek, (3) penilaian
portofolio dengan menggunakan instrumen lembar penilaian dokumen kumpulan
portofolio dan penilaian produk. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. (Kunandar, 2013, hal. 257).
83
a. Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk menunjukkan
kinerja dari suatu kompetensi.
b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d. Seyogyanya kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga
dapat diamati.
e. Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan langkah-
langkah pekerjaan yang akan diamati.
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misalnya untuk menilai
kemampuan berbicara yang beragam dilakukan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan
seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan wawancara. Dengan
demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Contoh untuk menilai
unjuk kerja di laboratorium dilakukan pengamatan terhadap penggunaan alat dan bahan
praktikum. Untuk menilai praktik olahraga, seni dan budaya dilakukan pengamatan
gerak dan penggunaan alat olahraga, seni dan budaya.
Dalam pelaksanaan penilaian kinerja perlu disiapkan format observasi dan rubrik
penilaian untuk mengamati perilaku peserta didik dalam melakukan praktik atau produk
yang dihasilkan.
Contoh penilaian kinerja/praktik
Tabel 32
Contoh Rubrik Penilaian Kinerja
23 Simpulan tepat
kurang tepat
1 Simpulan tidak tepat
0 Tidak membuat simpulan
Laporan 3 Sistematika sesuai dengan kaidah penulisan dan isi laporan
(Skor maks = 3) benar
2 Sistematika sesuai dengan kaidah penulisan atau isi laporan
benar
1 Sistematika tidak sesuai dengan kaidah penulisan dan
isi laporan tidak benar
0 Tidak membuat laporan
Tabel 33
Contoh Pengolahan Penilaian Kinerja
No Nama Skor Jumlah Nilai
Persiapan Pelaksanaan Hasil Laporan Skor
(3) (7) (6) (3) (19)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Fulan 3 5 4 2 14 74
dst.
Keterangan:
Tabel 34
Contoh Pengolahan Penilaian Kinerja Menggunakan Bobot
No Nama Skor Jumlah Nilai
Persiapan Pelaksanaan Hasil Laporan Skor
(3) (7) (6) (3) (19)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Fulan 3 5 4 2 14 75
Keterangan:
3
Persiapan = 3 x 20 = 20
9
Pelaksanaan dan hasil = 13 x 50 = 34,6
2
Laporan = 3 x 30 = 20
2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi:
pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data yang harus diselesaikan
peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu atau periode tertentu. Tugas tersebut bisa
berupa investigasi atau penelitian sederhana tentang suatu masalah yang berkaitan dengan
materi KD tertentu mulai dari perencanaan, pengumpulan data atau informasi, pengolahan
data, penyajian data dan menyusun laporan. Penilaian proyek dimaksudkan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan, dan
kemampuan menginformasikan dari peserta didik secara jelas. Adapun aspek yang dinilai
diantaranya meliputi: kemampuan (1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian.
(Kunandar, 2013, hal.
279).
Penilaian proyek dapat dilakukan dalam satu atau lebih KD, satu mata pelajaran,
beberapa mata pelajaran serumpun atau lintas mata pelajaran yang bukan serumpun.
Penilaian proyek umumnya menggunakan metode belajar pemecahan masalah sebagai
langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
86
Dalam penilaian proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
a. Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih
topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan
laporan.
b. Relevansi, yaitu tugas atau proyek yang diberikan pada peserta didik harus
sesuai dengan karakteristik materi, lingkungan sekolah dan karakteristik
peserta didik.
c. Keaslian, yaitu tugas atau proyek yang dikerjakan peserta didik benar-benar
hasil pekerjaan peserta didik dengan bimbingan guru.
Tabel 35
Contoh Rubrik Penilaian Proyek
Mata Pelajaran : ..............................................................
Kelas/Semester : ..............................................................
Tahun pelajaran : ..............................................................
Kompetensi Dasar : ..............................................................
Indikator Soal : ..............................................................
Rumusan tugas proyek:
1. Lakukan penelitian mengenai permasalahan sosial yang berkembang pada
masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalmu, misalnya pengaruh masjid bagi
anak remaja (kamu bisa memilih masalah lain yang sedang berkembang di
lingkunganmu).
2. Tugas dikumpulkan sebulan setelah hari ini. Tuliskan rencana penelitianmu, lakukan,
dan buatlah laporan. Laporan sekurang-kurangnya memuat latar belakang,
perumusan masalah, cara pengumpulan informasi/data, kelengkapan data, penyajian
informasi, pengolahan data, dan simpulan. Dalam membuat laporan perhatikan
sistematika laporan, penggunaan bahasa, dan tampilan laporan.
No Aspek Skor
1 Perencanaan:
Latar Belakang (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)
Rumusan masalah (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)
2 Pelaksanaan
Pengumpulan data/informasi (akurat = 3, kurang akuran = 2, tidak akurat = 1)
Kelengkapan data (lengkap = 3, kurang lengkap =2, tidak lengkap = 1)
Pengolahan dan analisis data (sesuai = 3, kurang sesuai = 2, tidak sesuai = 1)
Simpulan (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)
3 Pelaporan hasil:
Sistematika laporan (baik = 3, kurang baik = 2, tidak baik = 1)
Penggunaan bahasa (sesuai kaidah = 3, kurang sesuai kaidah = 2, tidak sesuai
kaidah = 1)
Tampilan (menarik = 3, kurang menarik = 2, tidak menarik = 1)
Jumlah skor
𝑆 � �� ����� �ℎ𝑎�
Nilai proyek= ����� �𝑎�������
x 100
Tabel 36
Contoh Pengolahan Penilaian Proyek
Skor Jumlah
No Nama Persiapan Pelaksanaan Laporan Skor Nilai
(6) (12) (9) (27)
1 2 3 4 5 6 7
1 Fulan 6 8 9 23 85
dst.
Keterangan:
Pada penilaian proyek dapat juga diberi pembobotan berbeda, misalnya perencanaan
20%, pelaksanaan 40%, dan pelaporan 40%. Sehingga hasil penilaianIntan sebagai berikut.
Tabel 37
Contoh Pengolahan Penilaian Proyek Menggunakan Bobot
No Nama Skor Jumlah Nilai
Persiapan Pelaksanaan Laporan Skor
(6) (12) (9) (27)
1 2 3 4 5 6 7
1 Fulan 6 8 9 23 87
dst.
Keterangan:
6
Persiapan = 6x 20 = 20
8
Pelaksanaan= 12x 40 = 26,7
9
Laporan= 9 x 40 = 40
Jumlah skor = 20 + 26,7 + 40 = 86,7(dibulatkan menjadi 87).
3. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang
dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang
terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. (Kunandar, 2013, hal. 286).
Pada akhir satu periode tertentu, hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh
pendidik bersama peserta didik. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, pendidik dan peserta
didik dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan
perbaikan. Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan
belajar peserta didik melalui karyanya.
Portofolio peserta didik disimpan dalam suatu folder dan diberi tanggal
pembuatannya, sehingga perkembangan kualitasnya dapat dilihat dari waktu ke waktu. Hasil
penilaian portofolio bersama dengan penilaian lainnya dipertimbangkan untuk pengisian
rapor/laporan penilaian kompetensi peserta didik. Portofolio merupakan bagian dari
penilaian autentik, yang secara langsung dapat merepresentasikan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik.
Pendidik dan peserta didik harus mempunyai alasan yang sama mengapa karya-
karya tersebut disimpan di dalam dokumen portofolio. Setiap karya pada dokumen
portofolio harus memiliki makna atau kegunaan bagi peserta didik, pendidik, dan orang tua
peserta didik. Selain itu, diperlukan komentar dan refleksi dari pendidik, dan orang tua
peserta didik. Karya peserta didik yang dapat disimpan sebagai dokumen portofolio antara
lain: karangan, puisi, gambar/lukisan, surat penghargaan/piagam, foto-foto prestasi, dan
sejenisnya. Dokumen portofolio dapat menumbuhkan rasa bangga bagi peserta didik
sehingga dapat mendorong untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Pendidik dapat
memanfaatkan portofolio untuk mendorong peserta didik mencapai sukses dan membangun
kebanggaan diri. Secara tidak langsung hal ini berdampak pada peningkatan upaya peserta
didik untuk mencapai tujuan individualnya. Di samping itu pendidik merasa lebih mantap
dalam mengambil keputusan penilaian karena didukung oleh bukti-bukti autentik yang telah
dicapai dan dikumpulkan peserta didik.
Penilaian portofolio yang dikemas secara baik dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
a. Memberikan bukti yang jelas dan lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil
tes di kelas.
89
b. Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program
pembelajaran yang baik.
c. Portofolio merupakan catatan jangkan panjang tentang kemajuan peserta didik.
d. Portofolio memberikan gambar tentang kemampuan siswa.
e. Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya
dalam mengerjakan soal atau tugas.
f. Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atas bervariasinya
gaya belajar siswa.
g. Portofolio memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan aktif
dalam penilaian hasil belajar.
h. Portofolio membantu guru dalam menilai kemajuan siswa.
i. Portofolio membantu guru dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran
atau perbaikan pembelajaran.
j. Portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang
tua siswa tentang perkembangan siswa yang bersangkutan.
k. Portofolio membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang
bersangkutan.
l. Menumbuhkan motivasi peserta didik untuk belajar, mempunyai kebanggan
(pride), rasa memiliki (ownership), dan menumbuhkan kepercayaan diri (self
confidence).
90
e. Uraian tugas bersifat terbuka, dalam arti mengakomodasi dihasilkannya
portofolio yang beragam isinya.
f. Kalimat yang digunakan dalam uraian tugas menggunakan bahasa yang
komunikatif dan mudah dilaksanakan.
g. Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas portofolio tersedia di
lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh.
INDIKATOR KOMPETENSI
URAIAN MATERI
A. Pemahaman Konsep
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal
10 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan,
membimbing, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku. Selanjutnya, Pasal 11 Ayat (1) juga menyatakanbahwa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layan an dan kemudahan, serta
menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa
diskriminasi. Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah,wewenang Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan pendidikan di
daerah menjadi semakin besar. Lahirnya kedua undang-undang tersebut menandai sistem baru
dalam penyelenggaraan pendidikan dari sistem yang cenderung sentralistik menjadi lebih
desentralistik.
92
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap
jenjang, harus
92
diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan
dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan
santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University
Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan
semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh
kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill) . Bahkan orang-orang tersukses di dunia
bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill . Hal
ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting
untuk ditingkatkan.
Istilah silabus merujuk pada garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-
pokok isi atau materi pelajaran. Ia digunakan untuk menyebut suatu produk
pengembangan kurikulum. Pada tataran praktis di sini, silabus diartikan sebagai
rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
(KD), Materi Pokok/ Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Al okasi Waktu,
93
dalamnya berisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar
(KD), Materi Pokok/ Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Al okasi Waktu,
93
dan Sumber Belajar. Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab permasalahan-
permasalahan sebagai berikut.
1. Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh
Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar).
2. Materi Pokok/Pembelajaran apa saja yang perlu dibahas dandipelajari peserta
didik untuk mencapai Standar Isi.
3. Kegiatan Pembelajaran apa yang seharusnya diskenariokan oleh guru sehingga
peserta didik mampu berinteraksi dengan sumber- sumber belajar.
4. Indikator apa saja yang harus dirumuskan untuk mengetahui ketercapaian KD dan
SK.
5. Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan Indikator
sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.
6. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Isi tertentu.
7. Sumber Belajar apa yang dapat diberdayakan untuk mencapai Standar Isi tertentu.
dasar.
94
6. Aktual dan kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi,
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta
didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat. Sementara itu, materi ajar ditentukan berdasarkan dan atau
memperhatikan kultur daerah masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar kehidupan
peserta didik tidak tercerabut dari lingkungannya.
8. Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).
95
6. Merumuskan indikator
7. Penilaian
8. Menentukan alokasi waktu
9. Menentukan sumber belajar
Contoh format silabus. Dengan memperhatikan komponen dan langkah-langkah
pengembangan silabus di atas, berikut ini adalah contohnya.
SILABUS
Nama Sekolah /Madrasah : ........................................................
Mata Pelajaran : ........................................................
Kelas / semester : ........................................................
1. Kompetensi Inti : ..............
2. Kompetensi Dasar : ..............
3. Materi Pokok/Pembelajaran : ..............
4. Kegiatan Pembelajaran : ..............
5. Indikator : ..............
6. Penilaian : ..............
7. Alokasi Waktu : ..............
8. Sumber Belajar : ..............
KEGIATAN BELAJAR 13: PENGEMBANGAN RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
INDIKATOR KOMPETENSI
URAIAN MATERI
A. Pemahaman Konsep
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih, dikembangkan berdasarkan silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran dan penilaian peserta didik dalam mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Setiap guru di setiap satuan pendidikan wajib menyusun RPP
untuk kelas di mana guru tersebut mengajar. Penyusunan RPP dilakukan sebelum awal
semester atau awal tahun pelajaran dimulai dan perlu diperbarui sesuai perkembangan
dan kebutuhan peserta didik.
Penyusunan RPP harus menerapkan prinsip-prinsip pedagogis secara tertulis
untuk direalisasikan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga peserta didik memperoleh
pengalaman belajar yang efektif dalam mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. RPP disusun
agar proses pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh masing-masing guru atau kelompok
guru mata pelajaran tertentu yang difasilitasi dan disupervisi oleh kepala sekolah atau
guru
98
senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah, atau melalui MGMP antar sekolah atau antar
wilayah yang dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
Dalam mengembangkan RPP, guru harus memperhatikan silabus, buku teks peserta
didik, dan buku guru.
99
dan metode; (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar; (8) langkah-langkah
pembelajaran, dan (9) penilaian pembelajaran.
Komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk format sebagai
berikut.
Tabel 39
Format RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : …...........................................................................
Mata Pelajaran : …...........................................................................
Kelas/Semester : ……........................................................................
Alokasi Waktu : …...........................................................................
A. Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI pengetahuan
2. KD pada KI keterampilan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI pengetahuan
2. Indikator KD pada KI keterampilan
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
(Rincian dari Materi Pokok Pembelajaran)
F. Pendekatan, Model dan Metode
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:*)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (… menit)
b. Kegiatan Inti (... menit)
c. Penutup (… menit)
2. Pertemuan Kedua:*)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (… menit)
b. Kegiatan Inti (... menit)
c. Penutup (… menit),
dan pertemuan seterusnya.
H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan
1. Instrumen dan Teknik Penilaian
2. Analisis Hasil Penilaian
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Mengetahui ,
Kepala …….......................... Guru Mata Pelajaran,
NIP NIP
2. Langkah-langkah Penyusunan RPP
RPP disusun melalui langkah-langkah berikut;
a. Analisis Program Semester
Analisis program semester merupakan langkah awal sebelum menyusun
RPP. Analisis ini dikembamgkan berdasarkan alur pencapaian kompetensi,
dimaksudkan untuk menentukan urutan pembelajaran kompetensi dasar (KD) per
semester yang dikembangkan berdasarkan silabus. Analisis program semester
juga dilakukan untuk menentukan alokasi waktu yang di setiap pasangan
kompetensi dasar (KD). Tabel 1 berikut merupakan contoh analisis program
semester pada mata pelajaran Simulasi Digital.
Tabel 40
Hasil Analisis Program Semester/Pasangan KD
Kompetensi Indikator Materi Pokok Kegiatan Semester/
Dasar Pembelajaran Jam
Pelajaran
KD 3
KD 4
KD 3
KD 4
KD 3
KD 4
Jumlah JP/KD per semester
Tabel 41
Rambu-rambu Pengembangan RPP
c. Kelas/Se
mester
2. Alokasi Diisi jumlah jam pelajaran hasil analisis program semester.
waktu
3. Kompetensi Disalin dari Kompetensi Inti yang tertuang pada Lampiran
Inti Permendikbud Nomor …….
4. Kompetensi a. KD disalin dari Lampiran Permendikbud Nomor......
Dasar b. Rumusan KD dituliskan untuk KD dari pengetahuan dan KD
dari keterampilan.
5. Indikator Dirumuskan sesuai kaidah pengembangan IPK KD
Pencapaian Contoh IPK KD Pengetahuan
Kompetensi 3.2 Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital
melalui pemanfaatan perangkat lunak pengolah informasi
103
1. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik
akan dapat menjelaskan pengertian komunikasi daring online
sesuai dengan buku teks secara santun.
2. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik
akan dapat menjelaskan 4 simbul yang digunakan pada
pengelolaan informasi digital daring online sesuai dengan
buku teks secara santun.
3. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik
akan dapat menjelaskan 2 jenis pengelolaan informasi digital
melalui komunikasi daring online dengan santun.
4. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik
akan dapat menentukan kebutuhan pokok fasilitas yang
diperlukan untuk pengelolaan informasi digital daring
online secara mandiri.
5. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik
akan dapat menjelaskan cara melakukan komunikasi daring
online dengan percaya diri.
6. Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan internet,
peserta didik akan dapat melakukan komunikasi daring
asinkron dan sinkron berdasarkan contoh dengan percaya
diri.
7. Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan internet,
peserta didik akan dapat mendemonstrasikan komunikasi
daring asinkron dan sinkron berdasarkan tugas sesuai
prosedur dengan percaya diri.
7. Materi Materi Pembelajaran dikembangkan sesuai rumusan materi
Pembelajara pembelajaran
n Berdasarkancontoh tujuan pembelajaran diatas maka materi
pembelajarannya adalah:
1. Pengertian komunikasi daring online
2. Simbol pada digital daring online
3. Jenis komunikasi daring online
104
4. Kebutuhan pokok fasilitas komunikasi daring online
5. Cara melakukan komunikasi daring online
Materi yang dikembangkan termasuk materi pengayaan (dapat
dikembangkan berdasarkan buku siswa, referensi lain), materi
yang terintegrasi dengan muatan lokal, dan materi yang
diintegrasikan pada kegiatan ekstrakurikuler.
8. Pendekatan, Diisi dengan model pembelajaran yang sesuai dengan KD dan
Model dan IPK (lihat konsep Pemahaman Proses Pembelajaran: Tabel
Metode Perancah Pemaduan Fase Model Pembelajaran dan Pendekatan
Pembelajara Saintifik).
n
9. Kegiatan a. Diisi mengacu fase model pembelajaran yang ditetapkan.
Pembelajara b. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
n diorganisasikan menjadi kegiatan yang terdiri atas:
1) Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan guru:
Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
Mendiskusikan kompetensi yang telah dipelajari dan
dikembangkan sebelumnya terkait dengan kompetensi
yang akan dipelajari.
Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya bagi kehidupan.
Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan.
Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan
digunakan.
2) Kegiatan Inti
Diisi dengan kegiatan siswa dan guru, dapat mengikuti
urutan fase model belajar yang dipadukan dengan
pendekatan saintifik (hasil analisis pemaduan model
tugas sesi 3).
105
Kegiatan 5M tersebut tidak harus terjadi sekaligus pada
satu kali pertemuan, tetapi disesuaikan dengan
karakteristik materi yang sedang dibahas.
Catatan: fase (langkah-langkah) model pembelajaran
dan langkah pendekatan saintifik (5M) dapat
menggunakan hasil penataan dari format perancah.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup meliputi antara lain:
membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas
kelompok/ perseorangan (jika diperlukan).
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
10. Penilaian a. Diisi dengan hasil analisis teknik dan instrumen penilaian
(hasil pembelajaran sesi 4).
Contoh:
Teknik
KD Instrumen
Penilaian
KD 3.2
menerapkan 1. Tes 1. Soal tes
pengetahuan Tertulis tertulis
pengelolaan 2. Penugas an 2. Lembar
informasi tugas dan
digital Lembar
melalui penilaian
komunikasi tugas
daring 3.
KD 4.2
Menyajikan 1. Tes 1. Lembar
hasil praktik/ soal
pengelolaan unjuk kerja praktik
106
informasi dan
digital Lembar
melalui observasi
komunikasi unjuk
daring kerja
online..
b. Diisi dengan program remedial dan pengayaan.
107
Terkait dengan penyusunan RPP yang sering kali dianggap terlalu banyak
komponennya sehingga memberatkan dan memerlukan waktu banyak pada guru dalam
penyusunannya. Dalam kaitan dengan kebijakan merdeka belajar, RPP yang
sebelumnya sebagaimana di atur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22 Tahun
2016 harus memuat 13 komponen yaitu (1) identitas sekolah, (2) identitas mata
pelajaran atau tema/subtema (3) kelas dan semester (4) materi pokok (5) alokasi
waktu (6) tujuan pembelajaran, (7) Kompetensi dasar (KD) dan indikator pencapaian
kompetensi (8) materi pembelajaran (9) metode pembelajaran (10) media pembelajaran
(11) sumber belajar (12) langkah-langkah pembelajaran (13) penilaian hasil
pembelajaran dilakukan perubahan dengan penyederhanaan komponen yang ada dalam
RPP.
Menurut surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) merupakan salah satu inisiatif Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Nadiem Makarim dalam mengeluarkan kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar”.
Menurut Mendikbud, inisiatif penyederhanaan RPP ini didedikasikan untuk para guru
agar meringankan beban administrasi guru. RPP yang sebelumnya terdiri dari belasan
komponen, kini disederhanakan menjadi tiga komponen inti yang dapat dibuat hanya
dalam satu halaman. “Jadi yang tadinya ada belasan komponen, kita bikin jadi tiga
komponen inti, yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen atau
penilaian pembelajaran,”
Menurut Mendikbud hal yang penting dalam sebuah RPP sebagai kerangka
acuan pembelajaran bukan tentang penulisannya, melainkan tentang adanya proses
refleksi guru terhadap pelaksanaan pembelajaran yang terjadi. Berdasarkan
Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka
untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Dengan
adanya kebijakan baru tentang penyederhanaan RPP ini, guru bebas membuat, memilih,
mengembangkan, dan menggunakan RPP sesuai dengan prinsip efisien, efektif, dan
108
berorientasi pada siswa. Efisien berarti penulisan RPP dilakukan dengan tepat dan tidak
menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Efektif berarti penulisan RPP dilakukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Berorientasi pada siswa berarti penulisan RPP dilakukan
dengan mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar siswa di
kelas. Guru dapat tetap menggunakan format RPP yang telah dibuat sebelumnya, atau
bisa juga memodifikasi format RPP yang sudah dibuat. Selain RPP masih ada perangkat
yang lain harus dipersiapkan oleh guru, hal ini dilakukan untuk memenuhi instrumen
akreditasi sekolah.
Berdasarkan surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 14
Tahun 2019 tentang Penyederhaaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau disingkat
dengan RPP, bahwa komponen RPP yang sebelumnya mendetail setelah keluar surat
edaran tersebut lebih efisien dan efektif dengan tiga komponen inti yaitu tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen. Komponen lainnya sebagaiaman
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22 Tahun 2016 statusnya sebagai
pelengkap dan dapat dipilih secara mandiri. Hal ini bertujuan agar guru memiliki lebih
banyak waktu untuk mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi proses belajar itu
sendiri. Berikut ini salah satu contoh format RPP 1 lembar.
Model Format 1
1. Tujuan Pembelajaran
............................................................................................................................ ..........................
......................................................................................................................................................
..........................................
......................................................................................................................................................
.....................
2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
2.1. Alat dan Bahan
2.1.1. Alat :
............................................................................................................................. .......
....................................................................................................................................
........................................
....................................................................................................................................
....................
2.1.2. Bahan :
....................................................................................................................................
....................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.......................................
2.1.3. Pertanyaan
....................................................................................................................................
....................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
........................................
2.2. Siswa berlatih praktik /mengerjakan tugas halaman buku .....
..............................................................................................................................................
.....................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..........................................
2.3. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok/individu
..............................................................................................................................................
.....................
................................................................................................................................... ...........
..............................................................................................................................................
..........................................
3.. Menyimpulkan dan Penilaian Pembelajaran
3.1. Kesimpulan Pembelajaran
..............................................................................................................................................
....................
............................................................................................................................. .................
..............................................................................................................................................
..........................................
110
2.4.2. Penilaian
..............................................................................................................................................
.....................
............................................................................................................................. .................
..............................................................................................................................................
..........................................
................................ 20....
Mengetahui Guru Mata Pelajaran/Kelas
Kepala Sekolah/Madrasah
..................................... ........................................
. NIP NIP
Model Format 2
A. Tujuan Pembelajaran
....................................................................................................................................................
..
....................................................................................................................................................
..
....................................................................................................................................................
..
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Kegiatan Pendahuluan ...........
111
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................
Kegiatan Inti
.........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
.....................................................................................................
........................................................................................................................................................
............................................................................................................................... ...........
........................................................................................................................................................
...............................................................................................................................
............................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
..................................................................................................................
Kegiatan Penutup
........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................ ...........
........................................................................................................................................................
........................................................................................
C. Penilaian:
.....................................................................................................................................................
.
.....................................................................................................................................................
.
.....................................................................................................................................................
.
.....................................................................................................................................................
.
*Catatan : Komponen lainnya sebagai pelengkap.
Malang,.................2020
Mengetahui
Kepala SD Negeri ........................... Guru Kelas/Mapel
..........................................................
......................................
......
NIP. NIP.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran ini, peserta didik diharapkan Kompetensi Dasar :
dapat
mendefinisikan pengertian Al-Qur’an,dan dapat menjelaskan 3.1. Kedudukan dan fungsi Al-Qur’an
pengertian Hadits serta menyajikan kesimpulan melalui sikap 4.1 Menyajikan kesimpulan tentang
disiplin dan membiasakan berdoa serta membaca Al-Qur’an dengan kedudukan dan fungsi AlQur'an
baik dan benar serta memiliki 4 keterampilan : hadis dalam Islam
kritis,kreatif,kolaboratif dan komunikatif sebagai implementasi
dari pemahaman tentang kedudukan dan fungsi Al-Qur’an.