DIKLAT
DIKLAT
DIKLAT
Hormat saya
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5607) dan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2019 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan mengamanatkan bahwa setiap tenaga kesehatan
termasuk terapis gigi dan mulut wajib meningkatkan penguasaan pengetahuan, Ilmu
dan teknologi dibidang pelayanan serta keterampilannya guna meningkatkan
profesionalisme dan mutu pelayanan kesehatan.
Permenkes Nomor 20 tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Terapis Gigi dan Mulut dijelaskan bahwa kualifikasi Pendidikan Terapis Gigi dan
Mulut terdiri dari lulusan Diploma III Kesehatan/Keperawatan Gigi dan Diploma IV
Kesehatan/ Keperawatan/ terapi Gigi. Sedangkan kompetensi dan kewenangannya
adalah upaya promotif, preventif serta kuratif terbatas menggunakan pendekatan
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut.
Peraturan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI
no.37 Tahun 2020 Tentang Jabatan Fungsional Terapis Gigi dan Mulut. Dalam
Pengembangan Kompetensi pada Pasal 46 :
1. Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Terapis Gigi dan Mulut
wajib diikutsertakan pelatihan.
2. Pelatihan yang diberikan bagi Terapis Gigi dan Mulut sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan pelatihan dan
penilaian kinerja.
3. Pelatihan yang diberikan kepada Terapis Gigi dan Mulut sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), antara lain dalam bentuk: pelatihan fungsional dan pelatihan
teknis bidang Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut.
4. Selain pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Terapis Gigi dan Mulut
dapat mengembangkan kompetensinya melalui program pengembangan
kompetensi lainnya.
5. Program pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
meliputi:
3
a. Mempertahankan kompetensi dan kinerja sebagai Terapis Gigi dan Mulut
(maintain performance)
b. Seminar
c. Lokakarya (workshop)
d. Konferensi
e. Studi banding
6. Ketentuan mengenai pelatihan dan pengembangan kompetensi serta pedoman
penyusunan analisis kebutuhan pelatihan Terapis Gigi dan Mulut sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh instansi pembina.
Dalam memenuhi amanat peraturan perundangan tersebut, seorang terapis gigi
dan mulut wajib mengikuti program pengembangan keprofesian, Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang selanjutnya disingkat dengan P2KB
merupakan upaya peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui
berbagai jenis kegiatan seperti seminar, workshop, lokakarya, pelatihan dan lain
sebagainya yang harus diikuti oleh terapis gigi dan mulut dalam rangka
meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Terapis Gigi dan Mulut merupakan salah satu tenaga kesehatan yang
mempunyai kemampuan di bidang promotif dan preventif serta mampu
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam mengatasi permasalahan
kesehatan gigi dan mulut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
P2KB-TGM ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kompetensi
profesional setiap terapis gigi dan mulut sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekonologi di bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan
mulut dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat, dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat.
2. Tujuan khusus
Memelihara dan meningkatkan kompetensi terapis gigi dan mulut sesuai dengan
standar kompetensi nasional dan global.
4
C. Sifat Kegiatan Pelatihan TGM
Penyelanggraaan Kegiatan Pelatihan - TGM diarahkan untuk dilaksanakan secara:
1. Terarah
Kegiatan Pelatihan TGM memiliki suatu tujuan yang diarahkan untuk
mempertahankan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi serta kemajuan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
2. Terukur
Setiap kegiatan Pelatihan TGM harus memiliki parameter keberhasilan dalam
aspek penyelenggaraan maupun aspek materi pendidikan yang diukur melalui
Satuan Kredit Profesi (SKP)
3. Terprogram
Kegiatan Pelatihan TGM mempunyai kerangka acuan, waktu, etode dan sasaran
belajar yang jelas.
5
Gigi dan Mulut dapat memberikan pertolongan pertama sesuai dengan
kompetensinya. (2) Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditujukan untuk mengurangi rasa sakit dan menstabilkan kondisi pasien. (3)
2. Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Dasar
3. Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Komplek
4. Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Spesialistik Dasar
5. Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Spesialistik Khusus
6. Penyusunan rencana pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada individu,
kelompok / masyarakat.
7. Pengkajian kesehatan gigi dan mulut di pelayanan tingkat dasar dan rujukan.
8. Komunikasi therapeutik pada intervensi klinis dengan kompleksitas dalam
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
9. Pengelolaan pengendalian mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut
10. Asuhan Kesehatan Gigi dan pada pasien berkebutuhan khusus
11. Masalah/diagnosis asuhan kesehatan gigi dan mulut berdasarkan hasil
pemeriksaan risiko karies
12. Kegiatan komunikasi therapeutik pada intervensi klinis dengan kompleksitas
tingkat ringan
13. Kegiatan komunikasi therapeutik pada intervensi klinis dengan kompleksitas
tingkat berat
14. Pelaksanaan pembersihan karang gigi
15. Penambalan sementara 2 (dua) bidang
16. Pencabutan gigi sulung dengan infiltrasi anastesi
17. Penggunaan Aplikasi Detector caries
18. Konseling tindakan promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut.
19. Oral Hygiene Index (OHIS) dalam rangka mengetahui status kebersihan gigi dan
mulut
20. Perawatan luka non post op rongga mulut
21. Melakukan pemeriksaan Decay Extraction Filling Treatment (DEF – T)
22. Melakukan pemeriksaan Decay Missing FillingTreatment (DMF - T)
23. Melakukan pemeriksaan Community PerodontalIndex for Treatment Needs
(CPITN)
6
24. Melakukan penghitungan Performance Treatment Index (PTI)
25. Melakukan pengelolaan limbah medis dalam rangka pengendalian infeksi pada
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
26. Sterilisasi alat dan bahan dalam rangka pengendalian infeksi pada pelayanan
asuhan kesehatan gigi dan mulut
27. Kasus asuhan kesehatan gigi danmulut dengan menggunakan sistem berbasis
teknologi informasi
28. pengkajian kesehatan gigi dan mulut pada pasien berkebutuhan khusus
29. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah I ( UKGS )
30. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah II ( UKGS II )
31. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa ( UKGMD)
7
dalam bentuk buku/ makalah/ jurnal ilmiah yang diterbitkan dan diedarkan baik
secara nasional maupun nasional baik online/ daring maupun offline/ luring.
5. Pameran/ Expo
Kegiatan penyajian/ promosi/ display alat-alat kesehatan gigi dan mulut atau
segala sesuatu perangkat yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut
termasuk media pembelajaran langsung / luring atau secara virtual / daring.
6. Menjadi Innovator
Penemu teknologi tepat guna di bidang kesehatan gigi dan mulut baik secara
mandiri/ individual maupun dalam kelompok/tim.
7. Pelatihan
Merupakan kegiatan meningkatkan pengetahuan secara teori, kualitas praktek
keterampilan dan kecakapan di bidang terapi gigi dan mulut/ kedokteran gigi
yang sesuai dengan kompetensi terapis gigi baik secara langsung/ luring atau
secara virtual/ daring. Kegiatan ini terdiri dari teori dan praktek dalam kurun
waktu minimal 30 Jam Pelajaran (JP) atau antara 31 JP – 61 jam pelajaran/ ≥ 62
jam pelajaran dan dapat dilakukan melalui modul/ telemedia.
8. Workshop
Merupakan kegiatan dalam mengikuti pertemuan atau persidangan untuk
membahas satu topik terapi gigi atau kedokteran gigi sesuai kompetensi terapis
gigi dan mulut. Kegiatan tersebut harus berlangsung sekurang–kurangnya 6 jam
(1 hari) dan harus mencakup praktik hands–on atau simulasi praktik. Workshop
terbagi dalam 2 kategori yakni:
a. Tanpa praktikum (workshop kering) hanya simulasi praktik dari narasumber,
4-8 jam efektif.
b. Dengan praktikum (workshop basah) dimana peserta mengikuti hands-on
atau simulasi praktik, 6-12 jam efektif.
G. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063)
2. Undang-undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5607).
8
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 83 Tahun 2019 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 20 Tahun 2016 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Terapis Gigi dan Mulut
5. Peraturan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI
no.37 Tahun 2020 Tentang Jabatan Fungsional Terapis Gigi dan Mulut
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/671/2020 Tentang Standar Profesi Terapis Gigi Dan Mulut
AD/ ART Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia Tahun 2017